Anda di halaman 1dari 24

BAB III

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

POMPA HIDROLIK TIPE PISTON (HYDRAULIC PISTON PUMP)

EXCAVATOR TYPE 311B CATERPILAR

A. Troubleshooting Pada Pompa Hidrolik

Secara keseluruhan maka masalah – masalah yang sering ditemui atau

gejala – gejala yang sering ditemui pada pompa hidrolik adalah sebagai

berikut:

1. Pompa berisik (Noisy)

Tabel 1. Troubleshooting pompa yang berisik (noisy)

Penyebab Mengatasi / Memperbaikinya


1. Udara bocor masuk ke dalam  Pastikan bahwa permukaan oli dalam
sistem tangki hidrolik masih pada garis batas
sehingga pipa intake masih dibawah
permukaan oli, jadi tidak menghisap
udara
 Periksa setiap sambungan yang
memungkinkan adanya kebocoran seperti
seal poros pompa, sambungan pipa atau
tubing (konektor)
 Cara menemukan kebocoran ialah dengan
menggunakan oli pada bagian yang
dicurigai bocor, kemudian bila berisiknya
berhenti berarti anda tealah menemukan
keborannya.
2. Timbul gelembung udara dalam  Perbaikilah bagian tersebut dengan
saluran masuk mengeraskan baut konektornya atau
mengganti seal. (ingat mengencangkan
baut hanya secukupnya asal bocor telah
berhenti).
3. Terjadi cavitation (rongga  Permukaan oli turun atau pipa intake
dalam pipa / saluran hidrolik) terpasang pada permukaan oli.
 Tambah oli atau perbaiki pemasangan

29
30

pipa intake.
 Kemungkinan saluran intake tersumbat,
ada bagian yang sobek (berlubang),
saringan tersumbat dan pipanya bocor, oli
terlalu kental atau sebagainya.
 Atasi kemungkinan tersebut dengan
membersihkan bagian yang tersumbat,
mengganti yang sobek, mengganti oli
yang terlalu kental atau sebagainya.
4. Ada bagian yang rusak atau  Periksa manufactures maintenance
hilang intruction.
 Kencangkan semua baut – baut pengikat
dimana terdapat kebocoran.
 Ganti gasket atau packing yang kira – kira
aus.
 Bila kekentalan oli kurang cocok, ganti
saja.
5. Sudu atau kipas dari pompa ada  Bagian dari komponen mungkin tertusuk
yang macet atau pada katup atau (kemasukan) tatal logam atau benda atau
pada piston terlilit majun. Bila demikian bersihkanlah
dan setel kembali.
 Bila karena oli yang digunakan terlalu
pekat atau banyak endapan sehingga
komponen menjadi seret atau susah
bergerak, maka bersihkan dengan larutan
pembersih, keringkan baru pasang
kembali.
 Bila karena korosi dan keadaan tidak
layak untuk dipakai lagi, sebaiknya ganti
dan periksa oli apakah mempunyai daya
tahan terhadap korosi.
6. Filter dan trainer sangat kotor  Bersihkan filter dan strainer dengan
atau terlalu kecil. pembersih yang cocok.
 Ganti filter dan strainer bila terlalu kecil.
 Gunakan oli dengan kualitas baik yang
tidak mudah memberikan endapan.
7. Pompa berputar terlalu cepat  Periksa buku manual untuk mengetahui
berapa putaran maksimum yang
direkomendasikan.
 Periksa motor bergerak, puli, dan ukuran
31

roda, barang kali ada yang mengganti.


Untuk itu sesuaikan sesuai dengan yang
direkomendasikan.
8. Pompa lepas dari motornya  Periksa kelurusan (alignment) dari puli
pompa dan puli motor. Karena belt dapat
lepas disebabkan puli tidak lurus
(missalignment) atau terlalu kendor.
Keadaan ini mungkin disebabkan oleh
overheating.
 Perbaiki alignment dengan menyetel
kembali kelurusan puli – puli tersebut.
 Setel juga jarak antara puli agar belt tidak
terlalu kendor.

2. Pompa tidak bekerja

Tabel 2. Troubleshooting pompa yang tidak bekerja

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya


1. Putaran poros pompa terbalik.  Bila terjadi demikian segeralah matikan
mesin
 Periksalah penginstalan motor, belt, roda
gigi dan sebagainya. Biasanya kesalahan
penginstalasian motor 3 phase serin
membuat motor berputar terbalik
 Perbaiki penginstalasian motor dengan
memindahkan pemasangan kabel
 Bila belt terpasang bersilang juga
mengakibatkan putaran terbalik, maka
luruskan.
2. Saluran hisap tersumbat.  Periksa pipa saluran dari tangki ke pompa
 Bila ada pipa yang tersumbat, bersihkan.
 Bila filter atau strainer tersumbat,,
bersihkan.
3. Permukaan oli turun (terlalu Tambahkan oli sehingga saluran intake
rendah) terendam
4. Udara masuk kedalam saluran  Tuangkan oli pada bagian yang dicurigai
hisap (intake) bocor, bilasuara berisiknya berhenti
berarti bagian itulah yang bocor.
 Kencangkan baut – baut pengikatnya atau
32

perapatnya
5. Putaran poros terlalu rendah.  Putaran pompa hidrolik telah ditentukan
sejak perencanaan. Bila putaran terlalu
rendah kemingkinan pompa tidak
memompa. Untuk itu periksa berapa
putaran pompa yang direkomendasikan.
 Turunnya putaran kemungkinan terjadi
selip pada belt, maka perbaiki
(kencangkan) atau munkin terkena
tetesan oli, bersihkan.
 Kemunkinan salah puli yang dipasang
(terlalu besar) ganti dengan puli yang
sesuai perbandingannya.
6. Oli terlalu kental. Kuras oli yang terlalu kental tadi dan ganti
dengan oli yang baru.
7. Kerusakan mekanik seperti Gantilah bagian yang rusak tersebut namun
kopling yang lepas, poros yang perlu diingat ganti komponen dengan
patah atau sebagainya komponen yang sesuai dengan spesifikasi.

3. Bocor di sekeliling pompa

Tabel 3. Troubleshooting kebocoran pompa

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya


1. Packing aus  Kencangkan penjepitan packing atau bila
tidak menurangi kebocoran maka packing
sudah tidak layak pakai dan perlu diganti
dengan yang baru.
 Bila kebocoran disebabkan pengikisan
oli, maka segera periksa bagian mana
yang mengikis packing dan perbaiki.

4. Overheating

Tabel 4. Troubleshooting ketika overheating

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya


1. Viskositas oli terlalu tinggi  Ganti dengan oli yang kekentalannya
sesuai dengan yang direkomendasikan.
 Bila bekerja pada suhu yang relatif tinggi
33

gunakan oli dengan indeks viskositas


yang tinggi
2. Kebocoran dalam terlalu besar  Periksalah keausan dan kehilangan
perapatan, kemudian perbaiki dan setel
kembali.
 Viskositas oli terlalu kecil (encer),
gantilah denga oli yang sesuai
3. Terlalu sering membuang oli Terlalu banyak oli yang dilepas lewat relief
pada relief valve valve akan menyebabkan panas juga, maka
bila demikian setel kembali (reset) relief
valve.
4. Penyetelan / perakitan bagian  Bagian – bagian mesin yang kendor,
bagian pompa yang tidak tidak sejajar, missalignment,
sempurrna (kurang kencang, menyebabkan gesekan yang besar dan
kurang lurus,kurang sejajar). menimbulkan panas.
 Periksa dan setel kembali hingga
sempurna.
5. Pendingin oli tersumbat. Bersihkan pendingin oli dengan meniup
hingga bersih atau semprotkan bahan pelarut.

5. Pompa bekerja tak teratur (Erratic action)

Tabel 5. Troubleshooting pompa yang bekerja tidak teratur

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya


1. Katup – katup, piston dan  Pertama – tama periksalah bagian yang
sebagainya kemungkinan dicurigai mendapat kelainan mekanik
bengkok atau seret. seperti missalignment pada poros, keausan
pada bearing dan sebagainya.
 Carilah tanda – tanda oli yang kotor, oli
mengandung vernish, endapan dan
sebagainya.
 Untuk bagian yang aus perlu diganti, yang
terlihat bengkok coba diluruskan bila
mungkin.
 Tapi perlu diingat pemakaian oli yang
salah dapa membuat kerusakan mekanik.
2. Mesin sangat lamban pada Ini biasanya disebabkan oleh oli yang terlalu
waktu start pertama. kental, oleh karena itu warming up mesin
beberapa waktu.
34

6. Tekanan dalam sistem rendah

Tabel 6. Troubleshooting ketika tekanan dalam sistem rendah

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya


1. Relief valve distel terlalu  Untuk memeriksa penyetelan relief valve,
rendah bloklah saluran buangnya dan periksalah
tekanan pada saluran dengan presure
gauge.
 Setel relief untuk tekanan yang
dikehendaki.
2. Relief valve terbuka (terganjal)  Bersihkan kotoran atau lumpur (endapan)
yang mengganjal relief valve.
 Katup yang terganjal ini menandakan
bahwa oli yang digunakan kotor, maka
bersihkanlah dengan menyaring lagi oli
tersebut.
3. Kebocoran pada sistem  Periksalah seluruh sistem. Kebocoran
yang besar pada bagian yang terbuka
mudah untuk dideteksi,tetapi kebocoran
juga sering terjadi pada bagian yang
tersembunyi. Untuk mendeteksi
kebocoran tadi caranya, pasang presure
gauge pada saluran, tekan dekat pompa,
kemudian bloklah sirkuit denga cepat.
Bila presure gauge menunjukkan
penurunan tekanan berarti ada kebocoran
diantara titik pengecekan sebelumnya
dengan titik pressure gauge ini.
 Perbaiki kebocoran dengan mengganti
pipa.
4. Rusak, aus atau macet pada  Untuk memeriksanya, pasang presure
komponen pompa gauge dan bloklah sistem pada sebrang
(dekat) relief valve. Bila tekanan tidak
meningkat sedangkan relief valve tidak
ada kerusakan berarti pompa tidak
memompa atau dikatakan ada kelainan
atau kerusakan mekanik pompa.
 Gantilah komponen yang rusak atau aus
35

itu dengan komponen yang sesuai


spesifikasi.
5. Salah penyetelan katup  Kesalahan atau keausan pada katup –
sehingga terjadi hubung singkat katup, piston dan silinder dapat
oli (oil shorted circuited) yang menyebabkan kelainan ini.
langsung kembali ke tangki  Gantilah bagian – bagian yang aus
tersebut dengan komponen yang sesuai
spesifikasi.

B. Masalah Yang Ditemui Dilapangan

Masalah yang penulis temui dilapangan adalah keluhan dari operator

excavator tentang kerja daripada sistem hidrolik yang tidak bertenaga atau

lamban pergerakannya. Namun melalui pengecekan secara visual pada sistem

aliran hidrolik tidak ditemui bahwa ada kebocoran, sehingga mekanik

berasumsi bahwa ada kerusakan yang terjadi pada pompa hidrolik dan

memerlukan perawatan serta perbaikan. Kemungkinan – kemungkinan

kerusakan pada pompa hidrolik antara lain :

1. Barrel dan Plate aus.

2. Piston aus.

3. Piston tidak bekerja dengan baik (macet).

4. Kebocoran pada O-ring.

5. Kualitas oli yang tidak baik, dan sebagainya.

Dari kemungkinan – kemungkinan kerusakan yag telah dijelaskan

diatas maka diputuskan untuk melakukan perawatan dan perbaikan pada

pompa hidrolik.

C. Langkah Perbaikan dan Perawatan Pompa Hidrolik

1. Melepas (Remove) Komponen


36

Beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan kegiatan /

pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Menghilangkan tekanan minyak hidrolik dalam sistem

Kecelakaan bisa terjadi karena minyak hidrolik yang

bertekanan dan panas. Minyak hidrolik yang bertekanan akan selalu

terjadi dalam sistem walaupun sudah jauh setelah mesin dimatikan.

Luka yang cukup parah akan terjadi jika tekanan minyak

hidrolik tidak dikeluarkan terlebih dahulu ketika melepas saluran

hidrolik. Minyak hidroli akan menyembur jika melepas saluran hidrolik

yang masih bertekanan tanpa melakukan pembuangan tekanan dalam

sistem sesuai dengan prosedur.

Gambar 19. Memperbaiki Sistem Hidrolik

Pastikan saat melepas selang hidrolik atau saluran yang

berhubungan dengan tekanan minyak hidrolik sudah tidak bertekanan

dan suhu oli telah dingin. Lepaskan penutup tangki minyak hidrolik

secara perlahan jika mesin telah dimatikan.

Tekanan minyak hidrolik pada sistem bisa saja masih

terdapat dalam mesin yang sudah dimatikan yang disebabkan oleh :


37

1) Akumulator

Akumulator akan memberikan tekanan balik apabila ada

minyak hidrolik yang menekannya. Hal ini biasa terjadi dikarenakan

sudah terjebak didalam saluran katup pengontrol.

Gambar 20. Pompa, Akumulator dan Silinder Hidrolik

2) Beban implement

Implement yang masih tertahan di atas (tidak tersandar

pada tumpuan atau tanah) maka akan terjadi tekanan yang tinggi

akibat penolakan beban yang terjadi pada minyak pelumas di dalam

silinder.

Komponen sistem hidrolik mempunyai potensi saat engine

mati seperti pada akumulator dan silinder hidrolik

Perhatikan prosedur yang diunakan untuk memarkir unit

dengan aman sehingga tidak menimbulkan adanya kecelakaan.

Untuk menghilangkan tekanan sisa bisa dilakukan dengan cara

menurunkan implement hingga ke permukaan tanah dan

menggerakkan level kontrol agar membebaskan tekan minyak


38

hidrolik yang terjebak. Melepas tekanan pada silinder dan saluran

hidrolik dilakukan dengan cara menggerakkan tuas kontrol hidrolik.

b. Membersihkan komponen serta daerah sekitar komponen terpasang

Kebersihan sebagai salah satu langkah kerja dalam menjaga

terjadinya kontaminasi juga menjaga agar proses pekerjaan bisa

dilakukan dengan teliti dan aman. Alat berat yang sudah lama

beroperasi biasanya sudah banyak terdapat ceceran minyak hidrolik dan

pelumas (gemuk) dan debu serta kotoran yang menempel pada area

komponen yang akan dilepas dikarenakan tempat yang sempit dan sulit.

Dengan demikian perlu dilakukan pembersihan pada area komponen

yang akan dilepas untuk menjaga terjadinya kontaminasi pada bagian

tempat dudukan komponen tersebut tidak timbul masalah baru.

Gambar 21. Membersihkan Alat Berat

2. Membongkar Pompa Hidrolik

 Lepaskan pompa / motor dari perlengkapan yang akan diperbaiki.

Patuhi prosedur pembongkaran pompa / motor dari pembuatnya.

Gunakan peralatan yang sesuai dan patuhi prosedur keselamatan kerja

yang telah ditentukan.


39

 Lepaskan bolt (1) dari valve group (2). Lepaskan valve group (2) dari

pompa piston

Gambar 22. Langkah pembongkaran 2

 Lepaskan bolt (27) dan lepaskan cover (28) dari housing (26).

Gambar 23. Langkah pembongkaran 3

 Lepaskan O-ring seal (29) dari housing (26)


40

Gambar 24. Langkah pembongkaran 4

 Lepaskan plug (30) dari head (31). Lepaskan bolt (33) secara perlahan

untuk melepas kekuatan spring pada valve assembly.

 Lepaskan head (31) dari housing (26).

Gambar 25. Langkah pembongkaran 5 dan 6

 Lepaskan piston (35) dan lepaskan spring (36) dari piston rod (34).

 Lepaskan piston (38) dari piston rod (37).


41

Gambar 26. Langkah pembongkaran 7 dan 8

 Lepaskan pin (39) dari head (31).

 Lepaskan piston rod (34) dari head (31) jika perlu dilepas.

 Lepaskan piston rod (37) dari head (31) jika perlu dilepas.

Gambar 27. Langkah pembongkaran 9,10 dan 11

 Gunakan bearing cup puller (A) untuk melepas bearing cup (40) dari

head (31).
42

Gambar 28. Langkah pembongkaran 12

 Lepaskan bearing cone (42). Lepaskan shim (41) yang berada di bawah

bearing. Lepaskan plate (43) dari pump group. Lepaskan pin (Z) dari

housing pompa.

Gambar 29. Langkah pembongkaran 13

 Lepaskan bolt (47). Lepaskan locking plate (46) dan lepaskan spacer

plate (45) dari swashplate (44).

Gambar 30. Langkah pembongkaran 14


43

 Lepaskan plug (48) dari housing (26).

 Lepaskan rotating group (49) dan lepaskan shim kit (50) dari shaft (59).

 Agar mudah dirakit kembali, beri penanda pada piston (51). Posisi

tanda harus berhubungan dengan posisi barrel (52) dan plate (53).

Lepaskan rangkaian piston (51) dan lepaskan plate (53) dari barrel (52).

Gambar 31. Langkah pembongkaran 15,16 dan 17

 Gunakan peralatan (D) dan gunakan tekanan untuk memampatkan

spring (56). Gunakan retaining ring plier (B) untuk melepas sisa ring

(54) dari barrel (52).

 Lepaskan komponen berikut : dari barrel (52), retaining ring (54),

spacer (57), spring (56) dan spacer (55).

Gambar 32. Langkah pembongkaran 18 dan 19

 Agar mudah dirakit kembali, perhatikan arah swashplate (44) ke

housing (26). Lepas swashplate (44). Lepas shaft (59) dan bearing (58)

dari housing (26).


44

 Lepaskan bearing cone (58) dari shaft (59).

Gambar 33. Langkah pembongkaran 20 dan 21

 Lepaskan shield (60) dari housing (26).

 Gunakan retaining ring plier (B) untuk melepaskan retaining ring (61)

dari housing (26). Lepaskan lip seal (62) dari housing (26).

Gambar 34. Langkah pembongkaran 22 dan 23

 Lepaskan bolt (65). Lepaskan bearing (63) dan lepaskan bearing (64)

dari housing (26)

 Gunakan bearing cup puller (C) untuk melepaskan bearing cup (66) dari

housing (26).
45

Gambar 35. Langkah pembongkaran 24 dan 25

3. Pemeriksaan Komponen

 Sebelum suatu komponen diperiksa, cucilah terlebih dahulu dalam

larutan bersih yang terbuat dari bensin. Cuci secara terpisah. Jika

beberapa komponen dicuci bersamaan, ada kemungkinan permukaan

mesin rusak. Gunakan udara bertekanan untuk mengeringkan

komponen. Beri oli hidrolik pada komponen untuk mencegah karat atau

korosi. Tempatkan dalam wadah yang bersih.

 Cek keausan pada spacer (57 dan 55), ring (54), seal serta O-ring (jika

perlu ganti O-ring).

 Cek keausan pada barrel (52), jika terjadi keausan maka lakukanlah

proses menggosok pada permukaan dalam barrel untuk membuat

permukaan yang aus menjadi rata. Pengerjaan penggosokan ini hampir

mirip dengan cara menyekir klep yang bocor yaitu dengan

menggunakan amril sebagai bahan tambahan untuk mengikis

permukaan yang aus.

 Cek kondisi piston,piston yang aus juga merupakan salah satu penyebab

kinerja sistem menjadi tidak optimal. Ini bisa terjadi akibat dari kualitas

oli yang kurang baik.


46

Gambar 36. Langkah pemeriksaan 3

 Jika komponen – komponen yang disebutkan diatas telah diperiksa dan

telah dilakukan perawatan cuci kembali komponen. Gunakan handuk

yang bebas bulu untuk membersihkan komponen sebelum dirakit.

Pastikan untuk memberi oli pada semua bagian komponen sebelum

merakitnya.

4. Merakit Pompa Hidrolik

 Selama perakitan pompa piston, periksa kondisi semua O-ring seal dan

lip seal yang digunakan pompa. Jika ada yang rusak, ganti komponen.

 Turunkan suhu bearing cup (17). Pasang bearing cup (17) pada head

(8). Pasang bearing cup (17) sampai bearing cup kencang.

Gambar 37. Langkah perakitan 2

 Turunkan suhu bearing cup (43). Pasang bearing cup dalam hosuing

(3). Pasang bearing cup (43) sampai kencang pada housing (3).

 Pasang bearing (35) pada housing (3).

 Pasang bearing (40) dan bearing (41) pada housing (3). Pasang set

screw (42)
47

Gambar 38. Langkah perakitan 3,4 dan 5

 Gunakan retaining ring plier (B) untuk memasang lip seal (39) pada

housing (3) sampai lip seal kencang. Sealing lip harus menghadap ke

dalam. Lumasi sealing lip dengan oli hidrolik sebelum dipasang.

Pasang retaining ring (38) pada housing (3).

 Pasang shield (37) pada housing (3).

Gambar 39. Langkah perakitan 6 dan 7

 Lumuri oli hidrolik pada bearing (41) dan bearing (42). Oli hidrolik

akan menahan swashplate (21) pada posisi selama langkah berikut.

Pasang swashplate (21) pada housing (3). Swashplate (21) harus pada

bearing (41) dan bearing (42).


48

Gambar 40. Langkah perakitan 8

 Letakkan housing (3) pada support block untuk memberi ruang pada

saat pemasangan shaft (36). Shaft (36) memanjang sampai ujung

housing (3). Pasang shaft (36) melalui swashplate (21), melalui bearing

(35) dan melalui housing (3).

 Pasang plug (25) pada housing (3). Pasang O-ring seal pada housing

(3). Kencangkan plug (25) dengan torsi sesuai dengan spesifikasi.

Gambar 41. Langkah perakitan 9 dan 10

 Pasang spacer (32), spring (33), dan spacer (34) pada barrel (29).

 Gunakan tekanan yang sesuai untuk memampatkan spring (33).

 Pasang retaining ring (31) pada barrel (29).

Gambar 42. Langkah perakitan 11,12 dan 13


49

 Pasang piston (28) pada lokasi awal dalam spacer (30) dan barrel (29).

Untuk hasil terbaik, tempatkan barrel tegak ke atas. Masukkan piston ke

dalam spacer (30). Angkat piston dengan spacer (30). Masukkan piston

ke dalam barrel (29).

 Tempatkan housing (3) secara horizontal. Pasang rotating group (26)

dan pasang shim kit.

Gambar 43. Langkah perakitan 14 dan 15

 Pasang bearing (19) dan shim (18) pada shaft (36).

 Tempatkan dua spacer (22) dan dua locking plate (23) pada posisi awal

pada swashplate (21).

 Gunakan thread lock compound pada bolt (24). Pasang empat bolt

(24), untuk menahan plate (23) dan spacer (22) pada swashplate (21).

Kencangkan bolt (24) dengan torsi sesuai spesifikasi pabrik.

Gambar 44. Langkah perakitan 16,17 dan 18

 Pasang pin (16) pada head (8)


50

 Gunakan thread lock compound pada piston rod (11) dan piston rod

(14).

 Pasang piston rod (11) dan piston rod (14) pada head (8). Kencangkan

piston rod (11) dan piston rod (14) sesuai torsi spesifikasi pabrik.

Gambar 45. Langkah perakitan 19,20 dan 21

 Pasang spring (13), piston (12), dan piston (15) pada head (8).

 Gunakan lapisan “Silicone lubricant” untuk menahan plate (20) pada

head (8) selama perakitan.

 Tempatkan head (8) dan gasket ke dalam housing (3) dan bearing (19).

Gambar 46. Langkah perakitan 22, 23 dan 24

 Pasang bolt (9) dan bolt (10). Pasang O-ring seal pada head (8).

Kencangkan plug (7) sesuai torsi spesifikasi pabrik.


51

 Pasang plug (7) pada head (8). Pasang O-ring seal pada head (8).

Kencangkan plug (7) sesuai torsi spesifikasi pabrik.

Gambar 47. Langkah perakitan 25 dan 26

 Pasang O-ring seal (6) pada housing (3).

 Pasang cover (5) dan pasang bolt (4) pada housing (3). Kencangkan

bolt (4) sesuai torsi spesifikasi pabrik.

Gambar 48. Langkah perakitan 27 dan 28

 Pasang valve group (2) dan pasang bolt (1) pada pompa.
52

Gambar 49. Langkah perakitan 29

Anda mungkin juga menyukai