Anda di halaman 1dari 20

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Dasar Teknologi Otomotif


Judul Kegiatan 1. Mesin Konversi Energi
Belajar (KB) 2. Alat Ukur dan Peralatan Otomotif
3. Dasar Kelistrikan dan Elektronika
4. Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Manajemen
perawatan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta Kegiatan Belajar Mandiri 1
konsep (istilah 1. Mesin Konversi Energi
dan definisi) di 1.1 Definisi energi
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan
modul ini
untuk melakukan usaha, yang merupakan besaran
turunan dengan satuan Newton meter (Nm) atau
Joule.
1.2 Sifat-sifat energi
a. Transformasi energi, artinya energi dapat diubah
menjadi bentuk lain.
b. Transfer energi, yaitu energi panas (heat) dapat
ditransfer dari tempat satu ke tempat lainnya
atau dari material satu ke material lainnya.
c. Energi dapat pindah ke benda lain melalui suatu
gaya yang menyebabkan pergeseran, sering
disebut dengan energi mekanik.
d. Energi adalah kekal, tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan.
1.3 Bentuk-bentuk energi
a. Energi Kinetik: adalah energi suatu benda
karena bergerak dengan kecepatan tertentu.
b. Energi potensial adalah energi yang tersimpan
pada benda karena kedudukannya di atas
permukaan bumi
c. Energi mekanik adalah energi total atau
gabungan antara energi kinetik dengan energi
potesial.
d. Energi Listrik adalah energi yang berkaitan
dengan arus elektron, dinyatakan dalam watt-
jam (Wh) atau kilo watt-jam (kWh).
e. Energi Elektromagnetik merupakan bentuk
energi yang berkaitan dengan radiasi
elektromagnetik. Energi radiasi dinyatakan
dalam satuan energi yang sangat kecil, yakni
elektron volt (eV) atau mega elektron volt (MeV),
yang juga digunakan dalam evaluasi energi
nuklir.
f. Energi Kimia merupakan energi yang keluar
sebagai hasil interaksi elektron dimana dua atau
lebih atom/molekul berkombinasi sehingga
menghasilkan senyawa kimia yang stabil.
g. Energi Nuklir adalah energi dalam bentuk energi
tersimpan yang dapat dilepas akibat interaksi
partikel dengan atau di dalam inti atom.
h. Energi Termal merupakan bentuk energi dasar
di mana dalam kata lain adalah semua energi
yang dapat dikonversikan secara penuh menjadi
energi panas.
i. Energi Angin merupakan energi yang tidak akan
habis, material utama berupa angin dengan
kecepatan tertentu yang mengenai turbin angin
sehingga menjadi gerak mekanik dan listrik.
1.4 Macam-macam mesin konversi energi
a. Motor bakar
Motor bakar, merupakan suatu pesawat kerja
yang mengubah energi kimia dari campuran
bahan bakar dengan udara menjadi energi
mekanik berputarnya poros engkol.
a) Motor pembakaran luar
Pada motor pembakaran luar ini, proses
pembakaran bahan bakar terjadi di luar
mesin itu, sehingga untuk melaksanakan
pembakaran digunakan mesin tersendiri.
b) Motor pembakaran dalam
Pada motor pembakaran dalam, proses
pembakaran bahan bakar dan udara
terjadi di dalam mesin itu sendiri, sehingga
panas dari hasil pembakaran langsung bisa
diubah menjadi tenaga mekanik.
1.5 Motor Bensin
Motor bensin adalah motor pembakaran dalam
yang bahan bakarnya menggunakan bensin. Pada
motor bensin, campuran bensin dengan udara
dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi
ini selanjutnya digunakan untuk melakukan
gerakan mekanik.
1.6 Motor diesel
Motor diesel adalah motor pembakaran dalam yang
menggunakan bahan bakar minyak diesel (solar).
Motor ini sering disebut dengan motor penyalaan
kompresi (compression ignition engine) karena
penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu
kompresi udara dalam ruang bakar yang sangat
tinggi.
1.7 Motor Wankel
Motor Wankel, atau sering dikenal juga dengan
nama mesin rotari (rotary engine), yaitu tipe mesin
pembakaran dalam yang terdiri atas rotor
berbentuk segitiga sama sisi yang berputar dalam
stator.
1.8 Turbin Gas
Turbin Gas adalah suatu alat yang memanfaatkan
gas sebagai fluida untuk memutar turbin dengan
pembakaran internal.
1.9 Motor Listrik
Motor Listrik merupakan sebuah perangkat
elektromagnetik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik.
1.10 Kompresor
Kompresor adalah alat pemampat atau
pengkompresi udara dengan kata lain kompresor
adalah penghasil udara mampat (udara
bertekanan). Karena proses pemampatan, udara
mempunyai tekanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan udara lingkungan.
1.11 Mesin Refrigerasi (PengkondisiI Udara)
Mesin refrigerasi secara umum digunakan untuk
pengkondisian udara suatu ruangan, rumah atau
industri, sehingga setiap orang yang berada pada
ruangan tersebut akan merasa nyaman. Alat ini
biasa disebut dengan Air Conditioning (AC).
1.12 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
Fuel Cell pada dasarnya mirip dengan baterai yaitu
sumber daya yang menggunakan reaksi kimia
untuk menghasilkan arus listrik.
1.13 Solar Cell (Energi Surya)
Solar cell adalah suatu alat yang mampu
mengubah energi panas matahari menjadi energi
listrik. Dalam perkembangan energi listrik mampu
dimanfaatkan menjadi berbagai macam energi
lainnya, salah satu contohnya energi gerak.
1.14 Motor 4 tak dan 2 tak
Motor Empat Tak
Motor empat tak adalah motor yang membutuhkan
empat langkah torak/piston atau dua putaran
engkol untuk dapat menghasilkan satu tenaga
kerja (satu langkah kerja).
a. Cara Kerja Motor 4 Langkah
1) Langkah Pengisian (Isap): dimulai dengan
katup masuk terbuka, piston bergerak dari
titik mati atas (TMA) dan berakhir ketika
piston mencapai titik mati bawah (TMB).
Campuran udara dan bahan bakar terhisap
ke dalam silinder. Langkah ini berakhir
hingga katup masuk menutup.
2) Langkah KompresiL diawali ketika kedua
katup tertutup, piston bergerak dari TMB
menuju TMA dan campuran di dalam
silinder terkompresi. Sesaat sebelum akhir
langkah kompresi, pembakaran dimulai dan
tekanan campuran bahan bakar dan udara
di dalam silinder naik lebih cepat.
3) Langkah Kerja, atau langkah ekspansi:
dimulai dengan adanya percikan api pada
busi saat piston hampir mencapai TMA dan
berakhir sekitar 45o sebelum TMB. Gas
bertekanan tinggi menekan piston turun
dan memaksa engkol berputar. Ketika
piston mencapai TMB, katup buang terbuka
untuk memulai proses pembuangan dan
menurunkan tekanan silinder hingga
mendekati tekanan pembuangan.
4) Langkah Pembuangan: dimulai ketika piston
mencapai TMB. Ketika katup buang
membuka, piston mendorong keluar sisa gas
pembakaran hingga piston mencapai TMA.
Bila piston mencapai TMA, katup masuk
membuka, katup buang tertutup, demikian
seterusnya.
Motor Dua Tak
Motor dua tak adalah motor yang hanya
membutuhkan dua langkah torak/piston atau satu
putaran engkol untuk dapat enghasilkan satu
tenaga kerja (satu langkah kerja).
a. Cara Kerja Motor 2 Langkah
1) Langkah Isap dan Kompresi
Piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA.
Ruang dibawah piston menjadi
vakum/hampa udara, akibatnya udara dan
campuran bahan bakar baru terisap masuk
ke dalam ruang dibawah piston. Sementara
di bagian ruang atas piston terjadi langkah
kompresi, sehingga udara dan campuran
bahan bakar yang sudah berada di ruang
atas piston suhu dan tekanannya menjadi
naik. Pada saat 100 - 50 sebelum TMA, busi
memercikan bunga api, sehingga campuran
udara dan bahan bakar yang telah naik
temperatur dan tekanannya menjadi
terbakar dan meledak.
2) Langkah Usaha dan Buang
Hasil dari pembakaran tadi membuat piston
bergerak ke bawah, dari TMA ke TMB. Pada
saat piston terdorong ke bawah/bergerak ke
bawah, ruang di bawah piston menjadi
dimampatkan/dikompresikan. Sehingga
campuran udara dan bahan bakar yang
berada di ruang bawah piston menjadi
terdesak keluar dan naik ke ruang diatas
piston melalui saluran bilas. Sementara sisa
hasil pembakaran tadi akan terdorong ke
luar dan keluar menuju saluran buang,
kemudian menuju knalpot. Langkah kerja
ini terjadi berulang-ulang selama mesin
hidup.
Keterangan: Pada saat piston bergerak ke
bawah, udara dan campuran bahan bakar
yang berada di ruang bawah piston tidak
dapat keluar menuju saluran masuk,
karena adanya reed valve.
1.15 Perhitungan daya motor
Daya motor merupakan salah satu parameter
dalam menentukan performa motor. Pengertian
dari daya itu adalah besarnya kerja motor selama
selang waktu tertentu. Sebagai satuan daya dipilih
watt. Suatu motor penggerak biasanya mempunyai
spesifikasi yang dapat dijadikan ukuran dari suatu
motor. Spesifikasi tersebut diantaranya :
a. Volume Langkah
b. Perbandingan Kompresi
c. Daya Indikator dan Daya Efektif
d. Daya Untuk Tiap Silinder
e. Daya Indikator
f. Daya efektif

Kegiatan Belajar Mandiri 2


Alat Ukur dan Peralatan Otomotif
a. Alat ukur mekanik
a. Mistar geser (Jangka sorong)
Alat ukur ini sering disebut dengan jangka
sorong, mistar ingsut, sketmat, atau vernier
caliper.
b. Mikrometer
Mikrometer merupakan alat ukur linier
langsung dengan tingkat ketelitian yang lebih
tinggi hingga mencapai 0,001 mm. Ada 3
macam mikrometer yaitu :
1) Mikrometer luar (Outside Micrometer)
Menggunakan outside micrometer untuk
mengukur diameter luar.
2) Mikrometer dalam (inside micrometer)
Menggunakan inside micrometer untuk
mengukur diameter dalam/ lubang.
3) Mikrometer kedalaman (depth micrometer)
Depth micrometer adalah micrometer
khusus yang digunakan untuk
mengukur:
a) Kedalaman lubang.
b) Kedalaman groove dan lekuk (recess)
c) Tinggi bahu atau proyeksi
Range pengukuran depth micrometer
dapat dinaikkan dengan menggunakan
extension rod yang dapat diganti-ganti.
c. Bore gauge atau cylinder gauge
Bore gauge adalah merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur diameter silinder.
d. Caliper gauge
Caliper gauge adalah merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur diameter
dengan ukuran kecil, misalnya diameter
lubang laluan katup, diameter dalam rocker
arm dan sebagainya
e. Dial indikator
Dial indikator atau dial gauge digunakan
untuk mengukur kebengkokan, run out,
kekocakan, end play, back lash, kerataan, dan
sebagainya.
f. Telescoping gauge
Telescoping gauge merupakan alat ukur
pembanding yang biasa digunakan untuk
mengukur diameter dalam komponen yang
agak ke dalam. Hal tersebut dimungkinkan
karena alat ukur ini mempunyai batang ukur
yang cukup panjang. Poros ukur atau
sensornya dapat bergerak memanjang sendiri
karena adanya pegas didalamnya. Pada batang
pengukur dilengkapi dengan pengunci yang
dihubungkan dengan poros ukur sehingga
dengan pengunci tersebut, poros ukur dapat
dimatikan gerakannya.
b. Alat ukur elektrik
a. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai
untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,
dan tahanan (resistansi).
b. Engine scanner
Untuk mengakomodir seluruh data pada
teknologi mesin modern (misalnya EFI), maka
sekarang ini telah tersedia engine scanner.
Dengan alat ini kecepatan dan akurasi hasil
diagnosa bisa lebih optimal.
Alat ini dipergunakan untuk menentukan
sumber gangguan atau diagnosa mesin EFI.
c. Blocking, Jacking, dan Lifting pada bidang Otomotif
a. Definisi Blocking
Blocking merupakan suatu proses
menghambat atau mencegah pergerakan
kendaraan dan atau obyek kerja lainnya
dengan melakukan pengganjalan atau blocking
pada roda kendaraan agar kendaraan tidak
tergelincir atau menggelinding. Blocking
dilakukan dengan menggunakan blok karet,
balok kayu atau penahan lainnya.
b. Definisi Jacking
Jacking merupakan suatu proses
pengangkatan sebagian dari suatu kendaraan.
Alat yang digunakan untuk jacking biasa
disebut dongkrak.
Untuk keperluan jacking yang lama, sistem
dongkrak hidrolik tidak direkomendasikan.
Untuk keperluan menyangga hasil jacking,
sering digunakan jack stand atau safety jack.
c. Definisi Lifting
Lifting merupakan proses mengangkat
kendaraan secara keseluruhan agar pekerjaan
dapat dilakukan secara leluasa untuk proses
perbaikan dibawah kendaraan.
Lifting dilakukan dengan menggunakan car lift.
Jika ditinjau berdasar media yang digunakan
pembangkitan gaya angkat, car lift dapat
dibedakan menjadi mekanis, hidrolis,
pneumatic dan elektrik. Sedangkan dari
bentuk atau konstruksinya car lift dapat
dibedakan menjadi single post, two post/
double post, four post dan scissor.
Hal yang harus diperhatikan saat
pengaplikasian jacking dan lifting adalah
meletakkan tumpuan pengangkatan. Bagian
kendaraan yang ditumpukan pada alat angkat
harus tepat sehingga aman dari kerusakan
dan dari posisi yang membahayakan. Untuk
aplikasi lifting, setelah proses pengangkatan,
harus diposisikan terkunci secara mekanis
dengan “lock”.

Kegiatan Belajar Mandiri 3


Kelistrikan dan elektronika Otomotif
1. Sistem kelistrikan mesin
Sistem kelistrikan mesin berfungsi untuk
menghidupkan mesin dan mempertahankan agar
mesin tetap hidup. Sistem kelistrikan mesin terdiri
dari:
a. Sistem starter berfungsi untuk merubah energi
listrik menjadi energi gerak putar untuk memutar
poros engkol agar mesin dapat hidup.
b. Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan
api pada busi untuk membakar campuran bahan
bakar di dalam silinder.
c. Sistem pengisian berfungsi untuk merubah energi
gerak menjadi energi listrik yang digunakan untuk
mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan listrik
saat kendaraan beroperasi.
2. Sistem kelistrikan bodi
Sistem kelistrikan bodi berfungsi untuk membatu
pengendara untuk menjalankan kendaraan dengan
aman dan nyaman pada segala medan. Sistem ini
terdiri dari:
a. Sistem penerangan berfungsi memberi penerangan
jalan yang akan dilalui pengendara saat
menjalankan kendaraan pada malam hari atau
cuaca yang gelap.
b. Sistem tanda belok berfungsi memberi isyarat pada
pengendara lain bahwa kendaraan akan berbelok.
c. Sistem wiper dan washer berfungsi untuk
membersihkan kaca dari debu, kotoran atau air
hujan saat kendaraan melaju agar tidak
mengganggu pandangan pengemudi.
d. Sistem meter kombinasi berfungsi memberikan
informasi pada pengemudi tentang kondisi
kendaraan seperti temperatur mesin, jumlah bahan
bakar, kecepatan kendaraan, pelumasan, pengisian,
rem dan sebagainya.
e. Sistem audio sebagai sarana hiburan bagi
pengemudi maupun penumpang selama perjalanan.
f. Sistem Air Conditioning (AC) berfungsi mengatur
kondisi udara di dalam ruangan yang paling
nyaman.
g. Central door locks berfungsi untuk mengontrol
penguncian pintu secara terpusat di pengemudi
guna menghindari lupa mengunci pintu saat
meninggalkan kendaraan maupun saat melaju
sehingga kendaraan lebih aman dan tidak
membahayakan penumpang akibat pintu tidak
terkunci saat kendaraan melaju.
h. Power window berfungsi membuka dan menutup
kaca pintu secara elektrik agar lebih ringan dan
mencegah penumpang terutama anak-anak
membuka kaca pintu saat kendaraan melaju karena
berbahaya bagi penumpang
i. Sistem kelistrikan tambahan lainnya
3. Definisi Atom
Atom terdiri dari inti (nucleus) yang dikelilingi oleh
elektron yang berputar mengelilingi inti pada orbitnya
masing-masing seperti susunan tata surya.
4. Elektron bebas
Elektron-elektron yang orbitnya paling jauh dari inti,
memiliki daya tarik menarik yang lemah terhadap inti.
Elektron-elektron ini bila terkena gaya dari luar,
misalnya panas, gesekan atau reaksi kimia akan
cenderung lepas dari ikatannya dan pindah ke atom
lain. Elektron-elektron yang mudah berpindah ini
disebut elektron bebas (free electron),
5. Teori Dasar Listrik
Listrik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar yaitu:
a. Listrik Statis
Listrik statis merupakan suatu keadaan dimana
elektron bebas sudah terpisah dari atomnya
masing-masing, tidak bergerak hanya berkumpul
dipermukaan benda tersebut.
b. Listrik Dinamis
Listrik dinamis merupakan suatu keadaan
terjadinya aliran elektron bebas dimana elektron
ini berasal dari dari elektron yang sudah terpisah
dari inti masing-masing. Listrik dinamis
dikelompokkan menjadi dua yaitu listrik arus
searah (Direct Current) dan arus bolak-balik
(Alternating Current).
Terdapat dua teori yang menjelaskan bagaimana listrik
mengalir:
a. Teori electron (Electron theory)
Teori ini menyatakan listrik mengalir dari negatip
baterai ke positip baterai. Aliran listrik merupakan
perpindahan elektron bebas dari atom satu ke
atom yang lain.
b. Teori konvensional (Conventional theory)
Teori ini menyatakan listrik mengalir dari positip
baterai ke negatip baterai.
6. Hukum Ohm
Hukum Ohm menjelaskan bagaimana hubungan
antara besar tegangan listrik, besar tahanan dan besar
arus yang mengalir. Hukum mengatakan bahwa besar
arus mengalir berbanding lurus dengan besar
tegangan dan berbanding terbalik dengan besar
tahanan.
7. Arus Listrik (I)
Besar arus listrik yang mengalir melalui suatu
konduktor adalah sama dengan jumlah muatan
(elektron bebas) yang mengalir melalui suatu titik
penampang konduktor dalam waktu satu detik.
8. Tegangan Listrik
Apabila kutub listrik A yang mempunyai muatan
positip dihubungkan dengan kutub B yang bermuatan
negatif oleh kabel C, maka arus listrik akan mengalir
dari kutub A ke kutub B melalui kabel C. Hal ini
terjadi karena adanya kelebihan muatan positip pada
kutub A dan kelebihan muatan negatif pada B yang
menyebabkan terjadinya beda potensial (tegangan
listrik). Perbedaan ini menyebabkan tekanan tegangan
menyebabkan arus listrik mengalir. Beda tegangan ini
biasa disebut Voltage ( juga biasa disebut dengan
electromotive force / AMF).
9. Tahanan / Resistansi Listrik
Satuan tahanan listrik dinyatakan dengan huruf R
(Resistor) dan diukur dengan satuan OHM ( ). Satu
ohm adalah tahanan listrik yang mampu menahan
arus listrik yang mengalir sebesar satu amper dengan
tegangan 1 V.
10.Kabel Listrik yang Digunakan Pada Sistem Kelistrikan
Otomotif
Kabel yang digunakan pada kelistrikan otomotif dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Kabel baterai, yaitu kabel yang menghubungkan
baterai dengan motor starter dan baterai dengan
massa. Diameter kabel 10 mm atau lebih dengan
panjang 1-2 meter.
b. Kabel general, kabel yang digunakan untuk sistem
kelistrikan utama, diameter kabel sesuai dengan
beban listrik, semakin besar arus yang mengalir
semakin besar diameter kabel. Kabel sistem
pengisian, lampu kepala mempunyai diameter 4-6
mm, sedangkan beban yang lain diameter 3-4 mm.
c. Kabel printed circuit, yaitu kabel yang langsung
dicetak menjadi satu rangkaian, kabel jenis ini
digunakan pada penghubung meter kombinasi dan
rangkian elektronik.
d. Kabel ground, yaitu kabel yang digunakan untuk
memperkuat ground dari mesin ke bodi kendaraan
atau sambungan lain. Kabel ground tidak diisolasi.
e. Kabel tegangan tinggi, yaitu kabel yang diogunakan
untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari koil ke
busi. Kabel jenis ini biasanya dibuat dari serat
karbon, dengan isolator yang sangat tebal.
11. Hubungan Antara Diameter dan Panjang Kabel
dengan Tahanan Listrik
Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang
kabel tetapi berbanding terbalik dengan diameter
kabel. Ini berarti semakin panjang kabel listrik,
semakin besar pula tahanannya, tetapi semakin besar
diameter kabel listrik semakin kecil tahanannya.
12.Tahanan Sambungan
Tahanan sambungan adalah tahanan yang
diakibatkan oleh sambungan yang kendor. Bila arus
listrik melewati sambungan yang kendor akan
menyebabkan sambungan menjadi panas. Panas ini
akan memperbesar tahanan dan mempercepat
timbulnya korosi. Tahanan sambungan dapat
diperkecil dengan membersihkan sambungan dan
mengeraskan sambungan.
13.Tahanan Isolator
Seperti telah dijelaskan bahwa karet, vynil, plastik dan
porselin dapat digunakan untuk menghalangi arus
listrik antara konduktor. Sifat dari bahan-bahan ini
disebut kemampuan tahanan isolator dan dinyatakan
dengan nilai tahanan. Dalam kondisi tertentu isolator
dapat berubah menjadi penghantar listrik/ konduktor,
misalnya karena retak, bocoran arus listrik yang akan
menimbulkan percikan bunga api dan menimbulkan
kotoran, menempelnya air atau kotoran lain pada
isolator.
14.Rangkaian Sistem Kelistrikan
Terdapat 5 komponen utama dalam rangkaian
kelistrikan otomotif, yaitu: Sumber listrik (power
source), alat pengaman (protection device), beban
(working device), control (control device), massa
(ground path).
Rangkaian komponen dalam sistem kelistrikan ada
tiga macam yaitu:
a. Rangkaian Seri
b. Rangkaian Paralel
c. Rangkaian Seri Paralel
15.Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian seri
paralel yang sering digunakan. Penerapaan rangkaian
ini antara lain pada termometer, intensitas pengukur
cahaya, air flow meter dan sebagainya.
16.Voltage Drop
Dalam suatu rangkaian kelistrikan diperlukan sekring,
kontak/ saklar maupun kabel, semua komponen
tersebut dirangkai seri dengan komponen utama, pada
suatu saat permukaan kontak dapat terbakar,
konektor pada ujung kabel kotor atau hubungan
kurang kuat yang menyebabkan bagian tersebut
tahanannya bertambah. Bertambahnya tahanan pada
kontak maupun konektor menyebabkan terjadi
penurunan tegangan pada kaki komponen utama,
penurunan tegangan tersebut disebut Voltage Drop.
Akibat voltage drop menyebabkan besar arus yang
mengalir pada komponen utama menjadi berkurang
dan daya menurun.
17.Rangkaian Putus atau Terbuka
Listrik dapat mengalir pada suatu rangkaian bila
rangkaian bila sistem tersebut mempunyai rangkaian
tertutup. Mencari dimana letak komponen yang
menyebabkan rangkaian terbuka dapat dilakukan
menggunakan volt meter menggunakan konsep
rangkaian seri. Dalam rangkaian seri bila komponen
yang rangkai tahanan sangat jauh beda maka tahanan
yang kecil diabaikan.
18.Sumber Energi Listrik
Sumber energi listrik pada kelistrikan otomotif ada 2
yaitu: Baterai dan alternator.
a. Baterai
Baterai merupakan sumber energi listrik yang
digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan
yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering
dan baterai basah.
b. Konstruksi Baterai
Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain :
Kotak baterai (case), terminal baterai (terminal
posts), elektrolit baterai (electrolyte), lubang elektrolit
baterai, tutup baterai (vent caps) , sel baterai (cells)
dan tutup baterai (cover)
c. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air
suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi
campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4.
Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai
dengan berat jenis 1,270.
d. Reaksi Kimia Pada Baterai
Saat baterai dihubungkan dengan sumber
listrik arus searah maka terjadi proses pengisian
(charge). Proses tersebut secara kimia dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Saat sistem starter berfungsi maka energi listrik


yang tersimpan di baterai akan mengalir ke beban,
proses ini sering disebut proses pengosongan
(discharge). Proses pengosongan secara kimia dapat
dirumuskan sebagai berikut :
e. Rating Kapasitas Baterai
Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan
kapasitas baterai, yaitu:
1. Cranking Current Ampere (CCA)
Nilai CCA dari suatu baterai adalah arus (dalam
amper) dari baterai yang diisi penuh sehingga
dapat memberikan arus untuk 30 detik pada 18
derajat celsius selama itu tetap menjaga
tegangan setiap sel 1.2 volt atau lebih.
2. Reserve Capacity
Reserve Capacity atau kapasitas layanan adalah
banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang
diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25
ampere pada 27 derajat celsius setelah sistim
pengisian dilepas
3. Ampere Hour Capacity (AH)
Ampere Hour Capacity adalah banyaknya arus
pada baterai yang diisi penuh dapat
menyediakan arus selama 20 jam pada 27
derajat Celsius, tanpa penurunan tegangan tiap
sel dibawah 1.75 volt.
Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
AH = A (amper) x H (Jam)
f. Perawatan Baterai
Kegiatan yang dilakukan dalam perawatan baterai
meliputi:
1. Membersihkan terminal baterai dari karat atau
kotoran yang lain
2. Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit
3. Melakukan pengisian
19.Pengaman Rangkaian
Terdapat 3 jenis alat pengaman rangkaian kelistrikan
kendaraan yaitu: fuse, fusible links dan contact
breaker.
a. Fuse (Sekering)
Sekering merupakan komponen pengaman yang
paling banyak digunakan untuk melindungi
rangkaian dari kelebihan beban maupun hubungan
singkat
b. Fusible link
Fungsi sebagai alat pengaman sekelompok rangkai
dari beban berlebihan atau hubung singkat. Fungsi
Fusible link sama dengan fuse tetapi ukuran lebih
dari 30A.
c. Circuit Breaker (CB)
Circuit breaker berfungsi untuk memutus arus
listrik bila arus yang melewati berlebihan sehingga
rangkaian aman
20.Beban Listrik
Jenis beban pada rangkaian listrik antara lain:
a. Motor listrik
b. Selenoid
c. Lampu
d. pemanas kaca (defogger) dan pematik rokok (
lighter).
21.Kontrol Rangkaian
Menghidupkan dan mematikan aliran listrik pada
rangkaian perlu komponen kontrol. Saklar, tombol,
relay, solenoid merupakan komponen yang banyak
digunakan sebagai kontrol aliran listrik, sedangkan
kontrol elektronik merupakan suatu rangkaian yang
terdiri dari komponen resistor, kapasitor, diode,
transistor maupun intergated circuit (IC).
22.Saklar
Saklar dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a. Saklar Single Pole Single Throw (SPST)
b. Saklar Single Pole Double Throw (SPDT)
c. Saklar Multi Pole Multi Throw (MPMT)
23.Relay
Relay merupakan saklar yang dioperasikan secara
elektrik. Secara umum relay dapat dikelompokan
menjadi 3, yaitu:
a. Relay Normaly Close (NC)
b. Relay Normaly Open (NO)
c. Relay Kombinasi
24.Tombol
Tombol merupakan saklar yang cara mengoperasikan
dengan metode operator menekan terus-menerus, dan
bila tekanan dilepas maka saklar tidak berfungsi.
Tombol dikelompokkan menjadi 2 yaitu: tombol
normal terbuka dan tombol normal tertutup.
25.Thermo Switch
Thermo switch yaitu saklar otomatis yang akan “ON”
maupun OFF” berdasarkan perubahan temperatur.
Saat dingin saklar “ON”, saat panas saklar “OFF”.
Contoh pada kendaraan yaitu saklar motor kipas
radiator.
26.Time Delay Switch
Time delay switch merupakan saklar yang bekerja
“ON” dan “OFF” terus menerus pada selang waktu
tertentu. Aplikasi time delay switch dapat dijumpai
pada flasher lampu tanda belok.
27.Pressure Switch
Pressure switch yaitu saklar otomatis yang akan “ON”
atau “OFF” berdasarkan perubahan tekanan.
28.Kabel dan Konektor
a. Kabel
Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai
media
mengalirkan listrik. Secara umum terdapat dua
jenis kabel yaitu kabel pejal (solid wire) dan kabel
serabut (stranded wires). Dari kedua jenis tersebut
kabel jenis serabut yang paling banyak digunakan
untuk kabel kendaraan. Pada kendaraan juga
terdapat kabel khusus yang digunakan,
yaitu: kabel baterai dan kabel busi.
Kabel baterai ada 2, yaitu kabel positip merupakan
kabel yang digunakan untuk menghubungkan
positip baterai dengan unit motor starter dan kabel
negatip menghubungkan negatip baterai dengan
body mesin
Kabel busi merupakan kabel yang digunakan untuk
mengalirkan listrik tegangan tinggi dari induksi koil
pengapian ke busi..
b. Konektor
Konektor berfungsi tempat penyambungan kabel
pada sistem kelistrikan, melindungi sambungan dari
karat dan kotoran, dan memungkinkan sambungan
dipisah lagi dengan mudah
29.Instrumen
a. Putaran Mesin
Putaran mesin merupakan informasi yang penting
diketahui pengemudi.
b. Instrumen Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan diukur menggunakan
speedometer.
c. Instrumen Volume Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar di tangki bahan bakar perlu
dipantau, untuk menghidari bahan bakar pada
tempat yang sulit/ tidak ada stasiun penjual bahan
bakar.
d. Instrumen Temperatur Mesin
Pada semua kendaraan dilengkapi instrumen
pengukur temperatur mesin, sebagai informasi
kepada pengemudi tentang kondisi temperatur kerja
mesin.
Kegiatan Belajar Mandiri 4
Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Manajemen
Perawatan
1. Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah
untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja dengan melibatkan unsure
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan
kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
a. Pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pentingnya Sistem Manajemen K3 diterapkan dalam
suatu perusahaan/laboratorium. Alasan tersebut
dapat dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, UU
dan Peraturan, serta nama baik (Adrian, dkk, 2009)
b. Teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen K3 mempunyai pola
Pengendalian Kerugian secara Terintegrasi (Total
Loss Control) yaitu sebuah kebijakan untuk
mengindarkan kerugian bagi perusahaan, property,
personel di perusahaan dan lingkungan melalui
penerapan Sistem Manajemen K3 yang
mengintegrasikan sumber daya manusia, material,
peralatan, proses, bahan, fasilitas dan lingkungan
dengan pola penerapan prinsip manajemen yaitu
perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan
(check), peningkatan (action)
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium
d. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan
dan proses pengolahannya, tempat kerja dan
lingkungannya serta caracara melakukan
pekerjaan.
e. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang
penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup
tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit akibat kerja yang diwujudkan
melalui pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan
asupan makanan yang bergizi. Program kesehatan
di bidang otomotif bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan yang aman, nyaman dan sehat
bagi seluruh pekerjai, dan pengunjung, di dalam
dan di lingkungan
f. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Menjamin keselamatan operator dan orang lain
- Menjamin penggunaan peralatan aman
dioperasikan
- Menjamin proses produksi aman dan lancar
g. Sebab-Sebab Terjadinya Kecelakaan dalam Bekerja
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
2. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan
yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
Jenis Alat Pelindung Diri
1) Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
2) Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
3) Safety Helme
4) Tali Keselamatan (safety belt)
5) Sepatu Karet (sepatu boot)
6) Sepatu pelindung (safety shoes)
7) Sarung Tangan.
8) Tali Pengaman (Safety Harness)
9) Masker (Respirator).
10) Pelindung wajah (Face Shield)
11) Jas Hujan (Rain Coat).
a. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri
Tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
adalah untuk melindungi tubuh dari bahaya
pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit
atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat
pelindung diri memegang peranan penting.
Manfaat APD bagi tenaga kerja/praktikan:
(1) Tenaga kerja/ praktikan dapat bekerja dengan
perasaan lebih aman untuk terhindar dari bahaya-
bahaya kerja.
(2) Dapat mencegah kecelakan akibat kerja.
(3) Tenaga kerja/ praktikan dapat memperoleh
derajat kesehatan yang sesuai hak dan
martabatnya sehingga tenaga kerja/ praktikan
akan mampu bekerja secara aktif dan produktif.
(4) Tenaga kerja/ praktikan bekerja dengan
produktif sehingga meningkatkan hasil
produksi/prakteknya. Khusus bagi tenaga kerja,
hal ini akan menambah keuntungan bagi tenaga
kerja yaitu berupa kenaikan gaji atau jaminan
sosial sehingga kesejahteraan akan terjamin.
Manfaat APD bagi perusahaan:
(1) Meningkatkan produksi perusahaan dan
efisiensi optimal.
(2) Menghindari hilangnya jam kerja akibat absensi
tenaga kerja.
(3) Penghematan biaya terhadap pengeluaran
ongkos pengobatan serta pemeliharaan kesehatan
tenaga kerja.
b. Penatalaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Terdapat beberapa langkah yang dapat ditempuh
bagi perusahaan/laboratorium yang hendak
menerapkan penggunaan APD. Langkah-langkah
tersebut antara lain:
a) Menyusun kebijaksanaan penggunaan dan
pemakaian APD secara tertulis, serta
mengkomunikasikannya kepada semua tenaga
kerja/praktikan dan tamu yang mengunjungi
perusahaan/ laboratorium tersebut.
b) Memilih dan menempatkan jenis APD yang
sesuai dengan potensi bahaya yang terdapat di
tempat kerja/ laboratorium.
c) Melaksanakan program pelatihan penggunaan
APD untuk meyakinkan tenaga kerja/
laboratorium agar mereka mengerti dan tahu cara
menggunakannya. Untuk kegiatan praktikum di
laboratorium dapat berupa penjelasan pentingnya
dan cara penggunaan APD.
d) Menerapkan penggunaan dan pemakaian APD
serta pemeliharaannya secara berkala.
c. Dasar Hukum Penggunaan Alat Pelindung Diri
Induk dari peraturan perundang-undangan K3
adalah Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja atau bisa disebut dengan UU
K3. Karena APD merupakan salah satu
perwujudan dari K3 maka dasar hukum APD
adalah UU K3 yang memang telah mengatur
tentang APD. UU K3 menetapkan syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan
dengan alat pelindung diri kepada pekerja. Pasal 9
Ayat (1) UU K3 mewajibkan manajemem
perusahaan untuk menunjukkan dan
menjelaskan:
a) Kondisi-kondisi dan bahaya serta yang dapat
timbul dalam tempat kerjanya.
b) Semua pengaman dan alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat kerja
c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja
yang bersangkutan.
d) Cara-cara dan sikap kerja yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya.

3. Bahan Berbahaya Dan Beracun


Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha
dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup
dan atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk
hidup lain.
a. Sumber, Jenis, dan Kategorisasi Bahan Beracun
dan Berbahaya
Merujuk pada Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun
1995, sumber penghasil limbah B3 didefinisikan
sebagai setiap orang atau badan usaha yang
menghasilkan limbah B3 dan menyimpannya untuk
sementara waktu di dalam lokasi atau area kegiatan
sebelum limbah B3 tersebutdiserahkan kepada
pihak yang bertanggungjawab untuk dikumpulkan
dan diolah.

b. Strategi Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan


Berbahaya
Identifikasi karakteristik limbah B3 merupakan
langkah awal yang paling mendasar dalam upaya
pengelolaan limbah B3. Dengan diketahuinya
karakteristik limbah B3 maka suatu upaya
pengelolaan terpadu dapat dilaksanakan.
Pengelolaan terpadu ini dapat terdiri atas
pengendalian (controlling), pengurangan
(reduction/minimizing), pengumpulan (collecting),
penyimpanan (storage), pengangkutan
(transportation), pengolahan (treatment), dan
pembuangan akhir (final disposal).
c. Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya
Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus
mendapatkan perizinan dari Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas
tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke
KLH secara berkala setiap 3 bulan sekali. Untuk
aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas
kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga
ditembuskan ke Bapedalda setempat. Dasar hukum
pengolahan limbah B3 adalah Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal)
Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5
September 1995 tentang Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(www.menlh.go.id/i/art/pdf_1054679307.pdf).

4. Pemadaman Kebakaran
Kebakaran dapat digolongankan menjadi beberapa
kelas, yaitu kelas A, B, C dan D dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Kelas A (Solid Fire)
b. Kelas B (Liquid Fire)
c. Kelas C (Gas and Stim Fire)
d. Kelas D (Metal Fire)
Jenis-jenis Alat Pemadam Kebakaran
a) Alat pemadam kebakaran jenis air
b) Alat pemadam kebakaran jenis debu kering
c) Alat pemadam kebakaran jenis gas (CO2 dan BCF)
d) Alat pemadam kebakaran jenis buih/ busa (foam)
a. Alat Pendeteksi Kebakaran
1) Alat pendeteksi kebakaran berbasis kerja asap
(smoke)
2) Alat pendeteksi kebakaran berbasis kerja
panas (heat detector)

5. Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan


Perkataan pemeliharaan yang dalam bahasa Inggris
disebut “maintenance" berasal dari bahasa latin
disebut "manutentione" yang berarti “merawat dengan
tangan". Defenisi lain dari kamus yang sama adalah :
1) Perbuatan atau hasil dari penjagaan.
2) Tolak ukur yang dibutuhkan untuk penjagaan atau
membuat tetap suatu masalah atau situasi.
3) Perawatan teknik pada bagian yang penting agar
pengoperasian motor/mesin dapat teratur dan tetap.
Oleh karena itu, dalam pengertian umum
pemeliharaan adalah merawat , menjamin agar
berfungsi, dan lain-lain.
a. Perawatan Kendaraan
1) Siklus Pemakaian - Inspeksi -
(Perbaikan/Perawatan)
Suatu kendaraan dapat dipakai secara
berulang-ulang, sampai suatu saat, kendaraan
tersebut tidak sanggup lagi untuk memberikan
hasil sesuai dengan yang dibutuhkan. Bila
suatu kendaraan tidak bisa digunakan lagi,
berarti batas umur kendaraan tersebut sudah
tercapai.
2) Manajemen Perawatan
3) Derajad atau Level Pemeliharaan
Tujuan utama dari pembagian atas tingkat
pemeliharaan adalah untuk membuat
pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan lebih
rasional sehingga dapat lebih ekonomis dengan
biaya yang lebih rendah. Pada umumnya
pemeliharaan dibagi atas :
a) Pemeliharaan Dasar
b) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive
maintenance)
c) Pemeliharaan Perbaikan (Correktive
maintenance)
d) Pemeliharaan Keseluruhan
4) Kriteria Program Pemeliharaan
a) Pemeliharaan berdasarkan jarak tempuh
b) Pemeliharaan berdasarkan jam operasi atau
konsumsi bahan bakar
5) Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan
Untuk memutuskan bagaimana, kapan dan
dimana pelaksananan pemeliharaan tersebut
dilakukan, maka faktor-faktor berikut harus
dipertimbangkan:
a) Ukuran armada
b) Standard armada (merek dan model)
c) Daerah operasi
d) Desentralisasi.
e) Jarak bengkel luar
f) Kecepatan pelaksanaan
6) Faktor Pemilihan "Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeliharaan" berdasarkan pertimbangan
"Tingkat Pemeliharaan".
7) Perencanaan Pemeliharaan Preventif
Berdasarkan kondisi operasi, maka
pemeliharaan preventif dapat diklasifikasikan
dalam tiga kategori, yaitu:
a) Kategori I Kondisi kerja pada medan berat;
b) Kategori II Kondisi campuran (kadang medan
berat, kadang normal);
c) Kategori III Kondisi kerja pada medan normal.

2 Daftar materi 1. Solar Cell (Energi Surya)


yang sulit 2. Telescoping gauge
dipahami di 3. Motor winkel
modul ini
3 Daftar materi 1. Langkah kerja motor winkel atau rotari
yang sering 2. Langkah kerja pada motor 2 tak
mengalami 3. Prinsip kerja dari external combusion engine
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai