Anda di halaman 1dari 64

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 1)

Judul Modul Dasar Teknologi Otomotif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Mesin Konversi Energi
2. Alat Ukur dan Peralatan Otomotif
3. Dasar Kelistrikan dan Elektronika
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan Manajemen Perawatan Kendaraan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari Mesin Konversi Energi

1. Pengertian Energi : Energi dapat didefinisikan


sebagai kemampuan untuk melakukan usaha, yang
merupakan besaran turunan dengan satuan
Newton meter (Nm) atau Joule.
2. Sifat Energi: Transformasi Energi, Transfer Energi,
Energi dapat pindah ke benda lain, energi adalah
kekal
3. Bentuk Energi : Energi Kinetik, Energi Potensial,
Energi Mekanik, Energi Listrik, Energi
Elektromagnetik, Energi Kimia, Energi nuklir, Energi
Termal, Energi Angin
4. Definisi dan Macam-macam Mesin Konversi
Energi:
a) Motor Bakar merupakan suatu pesawat
kerja yang mengubah energi kimia dari
campuran bahan bakar dengan udara
menjadi energi mekanik berputarnya poros
engkol. Motor bakar dapat di bagi menjadi
`2 golongan yaitu: Motor Pembakaran Luar
di mana proses pembakaran bahan bakar
terjadi di luar mesin itu dan Motor
Pembakaran dalam proses pembakaran
bahan bakar dan udara terjadi di dalam
mesin itu sendiri.
b) Berdasarkan Prinsip Kerjanya motor bakar
dibagi atas 3 macam yaitu:
1) Motor Bensin adalah motor
pembakaran dalam yang bahan
bakarnya menggunakan bensin. Pada
motor bensin, campuran bensin
dengan udara dibakar untuk
memperoleh energi termal. Energi ini
selanjutnya digunakan untuk
melakukan gerakan mekanik.
2) Motor Diesel adalah motor
pembakaran dalam yang menggunakan
bahan bakar minyak diesel (solar).
3) Motor Wankel, atau sering dikenal juga
dengan nama mesin rotari (rotary
engine), yaitu tipe mesin pembakaran
dalam yang terdiri atas rotor berbentuk
segitiga sama sisi yang berputar dalam
stator
4) Turbin Gas adalah suatu alat yang
memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan pembakaran
internal
5. Motor Bensin adalah salah satu jenis motor
pembakaran dalam dikembangkan oleh Nikolaus
Otto Sistem siklus kerja motor bensin dibedakan
atas motor bensin empat langkah (empat tak), dan
motor bensin dua langkah (dua tak).
6. Perhitungan Daya Motor :
1) Volume Langkah

Keterangan :
VL = Volume langkah, dalam satuan cc
D = Diameter torak, dalam satuan cm.
L = Panjang langkah piston, diukur dan TMA
sampai dengan TMB, dalam satuan cm.
2) Perbandingan Kompresi adalah angka
perbandingan volume saat posisi piston di
titik mati bawah (TMB) dengan volume saat
piston di titik mati atas (TMA)

Kegiatan Belajar 2
Alat Ukur dan Peralatan Otomotif
1. Mistar Geser mistar geser dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman
benda ukur
2. Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung
dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi hingga
mencapai 0,001 mm. Ada 3 macam mikrometer
yaitu: Mikrometer Luar, Mikrometer dalam, dan
Mikrometer Kedalaman
3. Bore Gauge atau Silinder Gauge merupakan alat
ukur yang digunakan untuk mengukur diameter
silinder
4. Caliper Gauge merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur diameter dengan
ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan
katup, diameter dalam rocker arm dan sebagainya.
5. Dial Indikator digunakan untuk mengukur
kebengkokan, run out, kekocakan, end play, back
lash, kerataan, dan sebagainya
6. Telescoping Gauge merupakan alat ukur
pembanding yang biasa digunakan untuk
mengukur diameter dalam komponen yang agak
ke dalam
7. Multimeter r adalah alat ukur yang dipakai untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi)
8. Blocking, Jacking, dan Lifting dilakukan untuk
mempermudah pekerjaan pada kendaraan,
terutama pekerjaan di bawah kendaraan.
Pekerjaan perawatan dan perbaikan kendaraan
sangat membutuhkan jacking blocking, dan lifting

Kegiatan Belajar 3
Dasar Kelistrikan dan Elektronika
1. Sistem Kelistrikan Kendaraan dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu Sistem Kelistrikan Mesin berfungsi
untuk menghidupkan mesin dan mempertahankan
agar mesin tetap hidup dan Sistem Kelistrikan Bodi
berfungsi untuk membatu pengendara untuk
menjalankan kendaraan dengan aman dan nyaman
2. Listrik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar yaitu Listrik statis yang merupakan suatu
keadaan dimana elektron bebas sudah terpisah dari
atomnya masing-masing, tidak bergerak hanya
berkumpul dipermukaan benda tersebut dan Listrik
dinamis merupakan suatu keadaan terjadinya aliran
elektron bebas dimana elektron ini berasal dari dari
elektron yang sudah terpisah dari inti masing-
masing.
3. Hukum Ohm adalah Hukum yang mengatakan
bahwa besar arus mengalir berbanding lurus
dengan besar tegangan dan berbanding terbalik
dengan besar tahanan
4. Kabel Listrik yang digunakan Pada sistem Kelistrikan
dapat dikelompokkan menjadi: Kabel baterai, kabel
general, Kabel Printed circuit, kabel ground, dan
kabel tegangan tinggi
5. Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang
kabel tetapi berbanding terbalik dengan diameter
kabel. Ini berarti semakin panjang kabel listrik,
semakin besar pula tahanannya, tetapi semakin
besar diameter kabel listrik semakin kecil
tahanannya.
6. Tahanan sambungan adalah tahanan yang
diakibatkan oleh sambungan yang kendor
7. Tahanan Isolator yaitu tahanan yang diakibatkan
benda isolator yang menghalangi arus listrik antara
konduktor
8. Terdapat 5 komponen utama dalam rangkaian
kelistrikan otomotif, yaitu: Sumber listrik (power
source), alat pengaman (protection device), beban
(working device), control (control device), massa
(ground path), sedangkan Rangkaian komponen
dalam sistem kelistrikan ada tiga macam yaitu :
Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel dan rangkaian
seri paralel
9. Voltage Drop yaitu Bertambahnya tahanan pada
kontak maupun konektor menyebabkan terjadi
penurunan tegangan pada kaki komponen utama
10. Sumber energi listrik pada kelistrikan otomotif ada
2 yaitu: Baterai dan alternator
11. Terdapat 3 jenis alat pengaman rangkaian
kelistrikan kendaraan yaitu: fuse, fusible links dan
contact breaker
12. Beban Listrik merupakan komponen utama dalam
rangkaian listrik yang ingin difungsikan dengan
merubah energi listrik menjadi enegi yang di
inginkan
13. Kontrol elektronik merupakan suatu rangkaian
yang terdiri dari komponen resistor, kapasitor,
diode, transistor maupun intergated circuit
14. Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai
media mengalirkan listrik, sedangkan Konektor
berfungsi tempat penyambungan kabel pada
sistem kelistrikan

Kegiatan Belajar 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Manajemen Perawatan Kendaraan
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Per.05/MEN/1996 Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif
2. Keselamatan kerja merupakan keadaan terhindar
dari bahaya saat melakukan kerja. Keselamatan
kerja adalah tugas semua orang yang bekerja
3. Sebab terjadinya kecelakaan Kerja antara lain yaitu
dari kesalahan manusia dan Kondisi yang tidak
aman
4. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan
yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya
5. Limbah B3 dapat dikategorikan dalam 2 (dua)
kelompok yaitu yang berdasarkan sumber dan
yang berdasarkan karakteristik. Menurut PP No. 12
Tahun 1995
6. Kebakaran dapat digolongankan menjadi beberapa
kelas, yaitu kelas A, B, C dan D di mana masing-
masing jenis kebakaran tersebut cara untuk
memadamkan apinya pun berbeda-beda
7. Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan adalah
upaya, yang bertujuan untuk mendapatkan
efisiensi kendaraan yang maksimum dengan
kemungkinan rusak yang rendah dan waktu
perbaikan yang singkat.
2 Daftar materi yang sulit 1. Perhitungan Daya Motor
dipahami di modul ini 2. Penggunaan Alat ukur yang paling sesuai dengan
bidang kerja
3. Menghidupkan dan mematikan aliran listrik pada
rangkaian yang memerlukan komponen kontrol
4. mengetahui mekanisme timbulnya api, klasifikasi
kebakaran, serta jenis alat pemadam yang dapat
dipilih untuk memadamkan kebakaran
3 Daftar materi yang sering 1. Menentukan Daya Indikator dan Daya Efektif yang
mengalami miskonsepsi Terjadi Di atas Torak,dan yang Terjadi Di tiap
Silinder
2. Menghitung Daya Indikator
3. Membaca Hasil Pengukuran yang dilakukan dengan
mistar geser maupun mikrometer yang memiliki
perbedaan skala
4. Menentukan sistem rangkaian kelistrikan seri
paralel
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 2)

Judul Modul MOTOR OTOMOTIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Komponen Utama Motor dan
Mekanisme Katup
2. Sistem Pelumas dan Sistem
Pendingin Motor
3. Sistem Bahan Bakar Motor Bensin
(Konvensional)
4. Proses Pembakaran pada motor
diesel
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari Kegiatan Belajar 1
Komponen Utama Motor dan Mekanismes Katup
1. Komponen Utama Motor
1) Blok Silinder
2) Kepala Silinder
3) Torak dan Pena Torak
4) Ring Torak
5) Batang torak
6) Poros engkol
7) Bantalan
8) Roda gila
2. Mekanismes Katup
a. Macam-macam mekanis katup
1) Mekanisme katup jenis “SV”
2) Mekanisme katup jenis “OHV”
3) Mekanisme katup jenis “OHC”
b. Macam-macam mekanik penggerak poros
Nok
1) Model timing gear
2) Model timin chain
3) Model timing belt
c. Komponen Mekanisme Katup
1) Katup berfungsi untuk membuka dan
menutup saluran masuk dan saluran
buang
2) Pegas katup berfungsi untuk
mengembalikan katup agar tetap dalam
keadaan rapat pada kedudukannya
3) Dudukan katup berfungsi sebagai tempat
duduk kepala katup pada saat katup
menutup
4) Lubang laluan katup berfungsi untuk
menempatkan batang katup sehingga
katup-katup dan bergerak naik turun di
dalam penghantar katup
5) Poros nok, katup-katup dapat membuka
dan menutup karena adanya poros nok
6) Pengangkat katup berfungi untuk
membuka katup dengan cara
memindahkan gerakan dari nok
d. Saat kerja katup adalah saat katup-katup
membuka dan menutup
e. Celah katup adalah celah antara ujung
batang katup dengan pelatuk pada saat
katup menutup
3. Pemeriksaan Komponen Utama Motor dan
Mekanisme Katup meliputi pemeriksaan secara
visual dan pengukuran dimensi komponen.

Kegiatan Belajar 2
Sistem Pelumasan dan Pendingin Motor
Sistem Pelumasan
1. Fungsi Sistem Pelumasan
Tujuan utama pelumasan adalah untuk
menghindari kontak langsung antara dua bagian
yang saling bersingunggan.
2. Jenis-jenis Sistem Pelumasan
Sistem pelumas ada dua yaitu
1) Sistem Pelumasan basah
2) Sistem Pelumasan kering
3. Komponen sistem pelumasan
Komponen utama sistem pelumasan yaitu pompa
oli yang berfungsi untuk menghisap oli dari karter
untuk disirkulasikan ke seluruh komponen mesin
yang membutuhkan pelumasan.
4. Jenis-jenis dan karakteristik minyak pelumas
Terdapat 2 jenis minyak pelumas atau oli yaitu :
1) Oli Mineral
2) Oli Synthetic

5. Ventilasi Ruang Engkol berfungsi untuk


mencegah terbentuknya lumpur dan asam
Sistem Pendingin
1. Fungsi
1) Untuk mengurangi panas motor
2) Untuk mempertahankan agar temperatur
motor selalu pada temperatur kerja
3) Untuk mempercepat motor mencapai
temperatur kerjanya
4) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang
penumpang, khususnya di negara-negara
yang mengalami musim dingin.
2. Macam-macam Sistem Pendingin
1) Sistem Pendingin Udara
2) Sistem Pendingin Air
3. Komponen Sistem Pendingin
1) Radiator berfungsi untuk mendinginkan
cairan pendingin yang telah panas setelah
melalui saluran water jacket
2) Pompa Air berfungsi memompa air
pendingin dari water jacket ke radiator yaitu
dengan cara menekan cairan pendingin
3) Thermostat berfungsi sebagai katup yang
tugasnya membuka dan menutup saluran
yang menghubungkan antara water jacket
dan radiator
4) Kipas Pendingin digunakan untuk membantu
proses pendinginan yang sudah dilakukan
radiator
4. Pemeriksaan dan Perawatan Komponen
Pendingin
1) Pemeriksaan kapasitas media pendingin,
kapasitas air pendingin dapat dilihat pada
tangki cadangan
2) Pemeriksaan dan penggantian kualitas media
pendingin, Endapan karat atau kotoran di
sekitar tutup radiator atau lubang pengisi
radiator harus sedikit. Apabila media
pendingin terlalu kotor atau banyak
mengandung karat (berwarna kuning) harus
dilakukan penggantian
3) Pemeriksaan pompa air, Pompa air perlu
diperiksa apabila air dalam sistem pendingin
tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air
adalah untuk menekan air pendingin
sehingga dapat bersirkulasi di dalam sistem
4) Pemeriksaan Thermostat
5) Pemeriksaan dan pengujian sistem
pendingin, Pemeriksaan dan pengujian
dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan
kebocoran pada sistem pendingin. Untuk
memeriksa kebocoran sistem pendingin
diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap
Tester

Kegiatan Belajar 3
Sistem Bahan Bakar Bensin
Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Konvensional
a. Tangki Bahan Bakar
b. Saluran bahan bakar
c. Saringan bahan bakar
d. Pompa bahan bakar
e. Charcoal Canister
f. Karburator
Berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam
bentuk cair menjadi kabut bahan bakr dan
mengalirkannya ke dalam silinder sesuai
dengan kebutuhan mesin.
a) Dilihat dari tiper venturi, karburator
dapat dibedakan menjadi :
1) Karburator dengan tipe tetap
2) Karburator variable venturi
3) Karburator air valve venturi
b) Dilihat dari arah masuk campuran udara
dan bahan bakar :
1) Karburator air turun
2) Karburator air datar
c) Dilihat dari jumlah barel :
1) Karburator single barel
2) Karburator double barel
Prinsip Kerja karbutor
Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum-
hukum fisika seperti: Qontinuitas dan
Bernauli. Apabila suatu fluida mengalir
melalui suatu tabung, maka banyaknya fluida
atau debit aliran (Q) adalah:
Q = A.V = konstan
Q = debit aliran m3/detik
A = luas penampang tabung (m2)
V = kecepatan aliran (m/detik)
Komponen-komponen karburator :
1) Main jet
2) Slow jet
3) Economizer jet
4) Air bleeder
5) Main nozzle
6) Throttle valve
7) Choke valve
8) Idle mixture adjusting valve
Cara kerja Karburator
Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada
karburator terdapat beberapa sistem yaitu:
1. Sistem pelampung untuk menjaga agar
permukaan bahan bakar pada ruang
pelampung selalu konstan
2. Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat,
untuk pada saat kendaraan diam
3. Sistem Kecepatan Tinggi Primer Pada
saat kecepatan rendah ke menengah
4. Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder untuk
kendaraan pada saat kecepatan
menengah ke tinggi
5. Sistem Tenaga (Power System)
Primary high system mempunyai
perencanaan untuk pemakaian bahan
bakar yang ekonomis.
6. Sistem Percepatan
Untuk sistem bahan bakar Pada saat
pedal gas diinjak secara tiba-tiba
7. Sistem Cuk
Menghidupkan mesin Pada saat mesin
dingin
Sistem Tambahan pada karburator :
1. Mekanisme Idle Cepat
2. Hot Idle Compensator (HIC)
3. Anti Dieseling
4. Choke Opener
5. Chocke Breaker
6. Altitude Compensator
7. Dashpot
8. Deceleration Fuel Cutt Of System

Kegiatan Belajar 4
Proses Pembakaran Pada Motor Diesel
1. Tiga syarat minimal yang harus dipenuhi
terjadinya proses pembakaran pada motor
diesel yaitu adanya bahan bakar, oksigen, dan
panas
2. Bahan bakar untuk motor diesel dapat berupa
solar, bio diesel maupun pertamina dex
3. Oksigen terdapat di dalam udara, sedang panas
berasal dari udara yang dimampatkan
(dikompresikan)
4. Tahapan (sequence) cara kerja motor diesel
adalah :
1) Intake
2) Compression
3) Power
4) Exhaust
5. Proses pembakaran pada motor diesel dibagi
menjadi beberapa periode yaitu :
1) Periode pertama: Periode Waktu
Pembakaran Tertunda
Periode ini merupakan phase persiapan
pembakaran, dimana bahan bakar yang
berbentuk kabut bercampur dengan udara
di dalam silinder agar mudah terbakar.
Penambahan tekanan di dalam silinder
diakibatkan oleh perubahan posisi poros
engkol.
2) Periode kedua: Periode Perambatan Api
Pada periode ini campuran udara dan bahan
bakar akan terbakar dibeberapa tempat di
dalam silinder, sehingga di beberapa tempat
terjadi pembakaran. Nyala api yang terjadi
akan merambat dengan kecepatan tinggi
sehingga seolah-olah campuran udara dan
bahan bakar terbakar sekaligus. Keadaan
tersebut mengakitkan tekanan dalam
silinder naik, sehingga periode ini sering
disebut pembakaran letup
3) Periode ketiga: Periode Pembakaran
Langsung
Akibat nyala api di dalam silinder, maka
campuran udara dan bahan bakar yang
diinjeksikan langsung terbakar sehingga
periode ini disebut pembakaran langsung.
Pada periode ini, pembakaran dapat
dikontrol dari jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan, sehingga periode ini sering
disebut periode pembakaran dikontrol
4) Periode keempat: Periode Pembakaran
Lanjut
Pada periode ini proses pengijeksian
berakhir di titik D, namun bahan bakar
belum terbakar seluruhnya, sehingga
meskipun penyemprotan bahan bakar telah
berakhir, namun proses pembakaran masih
tetap berlangsung. Apabila periode
pembakaran lanjut ini terlalu lama, maka
temperatur gas buang akan tinggi sehingga
mengakibatkan efisiensi panas turun.
6. Pengabut Motor Diesel injektor pada motor
diesel berfungsi untuk merubah bentuk fisik
bahan bakar yang sebelumnya berbentuk cair
menjadi kabut (butiran kecil)
7. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan
Pompa Injeksi In Line
Komponen-komponen sistem bahan bakar
diesel dengan pompa injeksi in line :
1) Elemen pompa injeksi yang terdiri atas :
Plunger dan barrel (cylinder)
2) Governor yang berfungsi untuk mengatur
putaran sesuai beban mesin. Secara rinci
fungsi governor pada motor diesel dapat
diuraikan sebagai berikut: 1) Memudahkan
mesin saat start dengan memperbanyak
suplai bahan bakar. 2) Mencegah overspeed
3) Membatasi putaran mesin saat idle 4)
Membatasi putaran mesin maksimum
3) Automatic Timer berfungsi untuk
memajukan saat injeksi pada putaran tinggi
8. Sistem bahan bakar diesl dengan pompa injeksi
distributor type VE (Verteiler Einspritz)
Komponen-komponennya :
1) Pump Plunger dan kelengkapannya
2) Feed Pump
3) Termination
4) Pressure Equalization (penyamaan tekanan)
5) Fuel Cut Selenoid
6) Pump Plunger dan Spill Ring
7) Mechanical governor
8) Automatic timer

2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Mekanisme katup


di modul ini 2. Sistem pendingin
3. Sistem bahan bakar diesel
4. Sistem tambahan pada karburator

3 Daftar materi yang sering 1. Cara kerja katup


mengalami miskonsepsi 2. Cara kerja thermostat dan tutup radiator
3. Cara melihat kerataan kepala silinder
4. Pemeriksaan dengan Dial Bore Gauge
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 3)
Judul Modul SISTEM KELISTRIKAN

Judul Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian


(KB) 2. Fungsi Sistem Stater dan Dasar-Dasar Motor Stater
3. Fungsi dan Kebutuhan Kapasitas Sistem Pengisian
4. Dasar-dasar Sistem AC (Air Conditioner)
N Butir Refleksi Respon/Jawaban
o

1 Garis besar materi KEGIATAN BELAJAR 1


yang dipelajari
SISTEM PENGAPIAN

1. Motor bensin memerlukan sistem pengapian untuk memulai


proses pembakaran campuran bahan bakar saat akhir kompresi.
Pada motor diesel pembakaran terjadi karena bahan bakar
diinjeksikan pada saat akhir kompresi, dimana
pada saat itu temperature kompresi tinggi mampu memulai proses
pembakaran.
2. Saat pengapian merupakan waktu terjadinya percikan api pada
busi. Saat pengapian yang tepat (Za) akan menghasilkan tekanan
hasil pembakaran yang optimal.
3. sistem pengapian pada motor bensin berfungsi:
a. Menghasilkan percikan bunga api pada busi yang kuat untuk
memulai proses pembakaran campuran bahan bakar 

b. Percikan bungah api pada busi harus terjadi pada saat yang tepat 
sesuai dengan beban dan putaran mesin. 

c. c) Digunakan sebagai kontrol untuk mesin hidup atau mesin mati.


Saat mesin hidup maka sistem pengapian difungsikan/ON, saat
mematikan mesin maka sistem pengapian dimatikan/Off. 

a. Sistem Pengapian Konvensional 

1. Sistem pengapian konvensional merupakan sistem pengapian


yang metode pembangkitan pulsa sebagai pemicu secara
mekanis menggunakan platina (contact breaker)
Komponen rangkaian tegangan rendah (primer), yaitu
komponen yang dialiri arus terdiri tegangan rendah, komponen
ini terdiri dari: 

a. Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik 


b. Kunci kontak untuk memutus dan menghubungkan listrik pada
rangkaian atau menghidupkan dan mematikan sistem 
c. Primer koil untuk menghasilkan kemagnetan pada inti koil, 
d. Platina (contact point) berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik pada primer koil, saat berhubungan
inti koil menjadi magnet, saat putus terjadi tegangan induksi 
e. Kondensor berfungsi untuk menyerap tegangan induksi primer
koil, sehingga percikan pada kontak platina kecil, platina lebih
awet, induksi tegangan tinggi kuat. 
f. Kabel berfungsi sebagai penghantar aliran listrik pada
komponen sistem pengapian 

Komponen rangkaian tegangan tinggi (skunder), yaitu komponen


yang dialiri arus tegangan tinggi, komponen ini terdiri dari : 

a. Sekunder koil berfungsi untuk menghasilkan tegangan induksi


yang sangat tinggi ( 15.000 – 30.000 Volt) saat platina mulai
membuka 
b. Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi dari koil pengapian menuju distributor atau busi 
c. Distributor berfungsi untuk mendistribusikan arus listrik tegangan
tinggi dari koil pengapian menuju busi sesuai derangan urutan
pengapiannya (Firing Order / FO) 
d. Busi berfungsi untuk menghasilkan percikan api untuk memulai
proses pembakaran campuran bahan bakar dengan udara di
ruang bakar, pada saat dialiri arus listrik tegangan tinggi. 

2. prinsip kerja sistem pengapian konvenvensional

a). Kunci Kontak ON, Platina Menutup

b). Platina mulai membuka

3. Centrifugal advancer merupakan mekanisme yang berfungsi


mengajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin.
4. Fungsi vacuum advancer yaitu mengajukan saat pengapian
sebanding dengan beban kendaraan

b. Sistem Pengapian Elektronik 


Terdapat 4 tipe sistem pengapian elektronik berdasar sistem
pemicunya, yaitu: 

a. Sistem pengapian transistor dengan pemicu platina (Transistor


Ignition – Contact (TRI-C)
b. Sistem pengapian transistor dengan pemicu induktif (Transistor
Ignition – Inductive (TRI-I)
c. Sistem pengapian transistor dengan pemicu Hall (Transistor
Ignition – Hall (TRI-H)
d. Sistem pengapian transistor dengan pemicu Optik (Transistor
Ignition – Optic (TRI-O)

c. Sistem Pengapian Programmed

Sistem pengapian programmed merupakan sistem pengapian yang


saat pengapian dan sudut dweel telah terprogram, sehingga
diperoleh kinerja sistem pengapian yang paling optimal. Sistem
pengapian tipe ini juga sering disebut sistem
pengapian control computer.

d. Sistem Pengapian Tanpa Distributor (Distributorless Ignition/DLI)


Terdapat 2 model sistem pengapian tanpa distributor(DLI) , yaitu:
DLI satu coil untuk 2 busi dan
DLI satu coil tiap busi

e. Sistem Pengapian CDI (Capasitive Discarge Ignition

Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian yang


memanfaatkan konsep pembuangan muatan listrik yang tersimpan
pada capasitor ke primer coil pengapian untuk meng hasilkan listrik
induksi tegangan tinggi sekunder coil. Berdasarkan sumber listriknya
dibedakan menjadi dua (2) yaitu Sistem pengapian CDI – AC dan CDI
– DC.

f. Perawatan dan Diagnosa Sistem Pengapian

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap


kesempurnaan proses pembakaran didalam silinder, dengan sistem
pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan
pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar
kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini
perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan
cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau
sistem.
KEGIATAN BELAJAR 2

SISTEM STARTER

1. Sistem   starter   merupakan   sistem   yang   berfungsi


menghasilkan  tenaga  gerak  untuk  memutar  poros  engkol agar
mesin dapat hidup.
2. Sistem Starter Konvensional
a. Komponen yang merubah energi listrik menjadi gerak putar.
Komponen ini antara lain: 
1. Baterai berfungsi sebagi sumber energi listrik 
2. Kunci kontak berfungsi untuk mengaktifkan selenoid starter
shingga sistem starter dapat bekerja. 
3. Selenoid starter berfungsi untuk merubah energi listrik
menjadi gaya magnet yang digunakan menghubungkan
terminal yang berhubungan dengan baterai dan terminal yang
berhubungan dengan motor starter. Jadi selenoid berfungsi
sebagai saklar elektrik. 
4. Motor starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi
gerak putar 

b. Komponen yang digunakan untuk memindahkan energi gerak


yang dihasilkan ke poros engkol. Komponen ini antara lain: 
1) Baterai
2) Selenoid berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi gaya
magnet yang digunakan untuk menarik tuas pengungkit 
3) Tuas pengungkit berfungsi untuk mengungkit pinion gear agar
bergerak berhubungan dengan flywheel. 
4) Kopling starter (over running clutch) berfungsi untuk
menghubungkan putaran motor starter ke flywheel dan
mencegah flywheel memutar motor starter 
5) Pinion gear merupakan gigi yang menghubungkan motor ke
flywheel. 
3. Konstruksi unit motor starter terdiri dari 2 kelompok komponen
utama yaitu: 
a. Komponen penghasil putaran yaitu komponen yang merubah
energi listrik menjadi energi putar.
1. Selenoid starter
Selenoid     starter     merupakan     electrical switch     yang
menghubungkan arus dari baterai ke motor starter, selenoid
starter dioperasikan oleh kunci kontak. Selenoid terdiri dari
hold-in coil, pull-in coil, plunger , plat kontak yang akan
menghubungkan terminal 30 dengan terminal C
2. yoke, Pole core dan Field coil 

Yoke berbentuk tabung berfungsi sebagai merupakan rumah


armature dan tempat mengikat pole core. Pole core sebagai
penopang field coil dan sebagai inti yang memperkuat
medan magnet yang dihasilikan oleh fiel coil. Field coil
berfungsi untuk menghasilkan medan magnet

3.Armature 

4.Sikat

4. Sistem untuk mengerem armature adalah Armature brake.


5. Mekanisme    pemindah    tenaga    putar    berfungsi    untuk
memindahkan  tenaga  putar  yang  dihasilkan  oleh  motor starter ke
ring gear dan mencegah ring gear memutar motor starter
6. Selenoid starter dan Tuas pengungkit (Drive lever)
Selenoid starter mempunyai dua fungsi yaitu sebagai saklar elektrik
yang menghubungkan terminal 30 dengan terminal C dan menarik
tuas pengungkit

7. Over   running   clutch   berfungsi   untuk   menghubungkan momen


putar yang dihasilkan motor sterter ke flywheel melalui pinion gear
dan mencegah flywheel memutar motor starter saat mesin telah
hidup agar motor starter tidak cepat terbakar akibat motor starter
menjadi generator.

8. Prinsip Kerja Sistem Starter Konvensional


a). Kunci kontak diputar sampai starter ON

b). Saat pinion gear berhubungan penuh.


c). Saat starter OFF

9. Sistem   starter   reduksi   merupakan   sistem   starter   yang


menggunakan  motor  starter  reduksi  untuk  meningkatkan torsi 
yang  dihasilkan.  Motor  starter  reduksi  merupakan motor   
starter    yang     putaran    armature    lebih    cepat dibandingkan
gigi pinion.
10. Sistem    starter    mekanik    dan    system    starter    elektrik.
Menghidupkan    mesin    dengan    sistem    starter    mekanik
memerlukan  tenaga  manusia  dengan  menggunakan  kaki (kick
starter).  Sistem  starter mekanik memerlukan tenaga besar  dan 
tidak  praktis,  sehingga  sistem  starter  mekanik sudah  jarang 
digunakan  dan  difungsikan  sebagai  starter cadangan.
11. Pengendali  motor  starter  adalah  relay  starter,  sedangkan
pengendali relay starter adalah kunci kontak dan tombolstarter.
Metode ini digunakan karena kebutuhan arus listrik untuk motor
starter sangat besar dan memungkinkan membuat kontruksi kunci
kontak dan saklar starter lebih kecil.
12. Continously  Variable  Transmission  merupakan  salah  satu sistem    
pemindah     tenaga     otomatis.     Teknologi     CVT memberikan  
perubahan   otomatis   secara   mekanis   dari perbandingan   
penggerak    sewaktu    diameter    dari    puli penggerak (drive
pulley) dan puli yang digerakkan (driven pulley).
13. Baterai merupakan energi listrik secara kimia, listrik dibangkitkan
akibat reaksi kimia antara plat positif, elektrolit baterai dan plat
negatip. Saat baterai dihubungkan dengan sumber listrik arus searah
maka terjadi proses pengisian ( charge )
14. Relay  motor  stater   merupakan  sebuah  komponen  yang
berfungsi sebagai saklar elektromagnetik yang dikendalikan
berdasarkan switch stater.

Kegiatan Belajar 3

SISTEM PENGISIAN

1. Sistem pengisian berfungsi untuk merubah energi gerak menjadi


energi listrik
2. Menentukan kebutuhan daya alternator dapat dihitung sebagai
berikut:

AP = CL + PL + 0,1 IL

AP : Alternator Power

CL : Continuous Loads

PL : Prologed Loads

IL : Intermittent Loads

3. Sistem pengisian yang baik yaitu:


a. Mampu mensuplay semua kebutuhan beban kelistrikan
b. Mampu mengisi baterai sesuai kebutukan
c. Dapat bekerja saat mesin idle
d. Tegangan tetap stabil pada semua kondisi kerja kendaraan
e. Mempunyai efisiensi rasio antara daya yang dihasilkan dengan
berat yang baik
f. Rendah dalam perawatan
g. Memberi indikasi kalau terjadi gangguan

4. Pada sistem pengisian alternator terdapat dua model regulator


yaitu regulator mekanik dan regulator Elektronik ( IC Regulator).
5. Sistem pengisian generator DC sudah jarang dijumpai karena
memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
a. Ukuran generator lebih besar dibandingkan altenator untuk
daya yang sama
b. Diperlukan pemutus arus ke baterai saat generator belum
bekerja (cut out), pada altenator menggunkan diode.
c. Usia sikat lebih pendek sebab sikat berhubungan dengan
komutator yang kontruksinya bergaris-garis, sedangkan pada
altenator menggunakan slip ring.
d. Besarnya induksi elektromagnetik dapat dirumuskan sebagai
berikut:
E= B.L.V.

E = Besar induksi elektromagnetik

B = Kuat medan magnet

L = Panjang penghantar

      V = Kecepatan memotong medan magnet 

6. Beberapa kelebihan generator AC dibandingkan generator DC


antara lain:
a. Pada daya yang sama, maka ukuran generator AC lebih kecil
dibandingkan generator DC
b. Tidak memerlukan cutout relay untuk mencegah arus dari
baterai mengalir ke generator, tetapi digunakan diode.
c. Usia sikat lebih lama sebab sikat berhubungan dengan slip ring
dimana konstruksi slip ring adalah rata, sedangkan pada
generator DC sikat berhubungan dengan komutator yang
kontruksinya bergaris-garis
7. Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi
listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC),
untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode yang
dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
8. Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang
dihasilkan alternator dengan cara mengatur kemagnetan pada rotor
alternator. Regulator juga berfungsi untuk mengatur hidup dan
matinya lampu indikator pengisian.
9. Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus
berlebihan akibat hubungan singkat.
10. Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu
indicator dank e regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke
alternator berfungsi untuk menghasilkan magnet pada alternator.
11. Baterai menyimpan arus listrik dan stabilizer tegangan yang
dihasilkan sistem pengisian.
12. Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh
stator coil menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk
menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator coil. Sifat
diode adalah meneruskan arus listrik satu arah
13. Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor
coil. Pada alternator terdapat dua sikat, yaitu :
a. Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
b. Sikat negatip berhubungan dengan bodi alternator dan terminal
E.
14. Pully berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin ke
alternator
15. Kipas pendingin berfungsi untuk mendinginkan komponen
alternator, yaitu diode dan kumparan pada alternator
16. Regulator berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang
dihasilkan oleh alternator.
17. Cara menentukan terminal regulator mekanik 6 terminal adalah:
1. Tentukan bagian mana voltage regulator, dan bagian mana yang
voltage relay. Voltage regulator mudah dikenali karena
mempunyai ciri khusu yaitu mempunyai resistor.
2. Identifikasi terminal   pada   voltage   regulator,   dimana  
voltage   regulator mempunyai 3 terminal yaitu IG, F dan 

Terminal Ciri

IG Berhubungan dengan resistor, dapat platina tepi yang


saat normal/ belum bekerja posisi menempel dengan
platina tengah

F Berhubungan dengan resistor, dapat platina tengah

E Berhubungan dengan massa/ bodi regulator,


berhubungan

dengan ujung kabel lilitan voltage regulator maupun


voltage relay

18. Identifikasi terminal pada voltage relay, dimana voltage relay


mempunyai 3 terminal yaitu B, L dan N

Terminal Ciri-ciri

B Berhubungan platina tepi yang saat normal/ belum


bekerja posisi tidak menempel dengan platina tengah

L Berhubungan dengan platina tengah

N Berhubungan dengan kabel lilitan voltage relay


19. Keunggulan sistem pengisian regulator IC
a. Penggantian regulator mekanik dengan Intergrate
Circuit (IC) regulator mempunyai beberapa keuntungan:
b. Stabilitas pengaturan tegangan dan arus yang dihasilkan
lebih tinggi
c. Ukuran regulator lebih kecil sehingga memungkin
dijadikan satu kesatuan dengan unit alternator
d. Rangkaian sistem pengisian lebih sederhana
e. Tidak memerlukan penyetelan
f. Dapat dirancang alternator yang mampu bekerja pada
putaran tinggi, sehingga ukuran alternator lebih kecil
untuk daya sama.
g. Diameter rotor lebih kecil guna meningkatkan putaran
alternator.
h. Menggunakan V ribbed belt untuk memperluas kontak
belt dengan pully sehingga tidak terjadi  slip.
i. Lubang radiasi lebih banyak dan kipas pendingin ada di
dalam alternator sebagai upanya meningkatkan proses
pendinginan

20.  Type alternator IC regulator


a. Alternator tipe A,
1) Alternator mempunyai 3 terminal keluar yaitu terminal B, IG
dan L.
2) Pemasangan lampu indicator memerlukan relay.
3) Terminal yang berhubungan IC dengan alternator adalah
terminal F,E,S dan L.
4) IC Regulator menempel diluar
5) IC regulator menggunakan 2 buah transitor Sudah jarang
digunakan
b. Alternator tipe B
1) Alternator mempunyai 4 terminal keluar yaitu terminal B, IG ,
L dan S
2) Pemasangan lampu indicator memerlukan relay.
3) Terminal yang berhubungan IC dengan alternator adalah
terminal F,E,S dan L.
4) IC Regulator berada di dalam frame
c. Alternator tipe M
1) Alternator mempunyai 4 terminal keluar yaitu terminal B, IG ,
L dan S
2) Pemasangan lampu indicator tidak lagi memerlukan relay.
3) Terminal yang berhubungan IC dengan alternator adalah
terminal F,E,P dan B.
4) IC Regulator berada di dalam frame
5) IC regulator merupakan Monolitic Intergrated Circuit (MIC),
6) Konstruksi lebih kompak, penggantian sikat lebih mudah
21. Merawat system pengisian merupakan upaya untuk memastikan
kondisi system pengisian kondisi baik. Perawatan dilakukan dengan
cara memeriksa komponen system pengisian yaitu baterei, fuse,
fusebelink, indicator pengisian, belt, arus dan tegangan pengisisan
a. Pemeriksaan Baterai
1) Pemeriksaan Visual
 Kotak baterai retak/ elektrolit bocor
 Terminal baterai korosi, kendor atu tutup pelindung
hilang.
 Kabel baterai korosi, isolator retak atau keras
 Jumlah elektrolit baterai kurang atau berlebihan
Klem baterai kendor atau karat

2) Pemeriksaan elektrolit baterai
 Lepas terminal baterai negatif

 Lepas sumbat baterai dan tempatkan dalam wadah agar


tidak tercecer
 Masukkan thermometer pada lubang baterai
 Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
 Pompa hydrometer sampai elektrolit masuk ke
dalam hydrometer dan pemberat  terangkat
 Tanpa mengangkat hydrometer baca berat jenis
elektrolit baterai dan baca temperature elektrolit
baterai
HASIL PENGUKURAN TINDAKAN

1.280 Atau lebih 3) Tambahkan air suling agar


berat jenis berkurang
1.220 – 1.270 Tidak Perlu Tindakan

1.210 atau kurang Lakukan pengisian penuh, ukur berat


jenis. Bila

masih dibawah 1.210 ganti baterai.

Perbedaan antar sel kurang Tidak perlu tindakan


dari 0.040

Perbedaan berat jenis Lakukan pengisian penuh, ukur berat


antar sel 0.040 atau lebih jenis. Bila

berat jenis antar sel melebihi 0.030,


setel berat jenis. Bila tidak bisa
dilakukan, ganti baterai

c. Pemerksaan fuse dan fuseblelink


Sekering Fuseblelink

Am        Warn Am        Warn


p Reting p Reting
a a

5 Tan 30 Pink

7,5 Coklat 40 Hijau

10 Merah 50 Merah

4) Pemeriksaan lampu pengisian


5) Pemeriksaan belt
 Periksa kondisi V belt, dan pasang V belt alternator,
pemeriksa tegangan dengan cara menekan V belt dengan
kekuatan 10 Kg maka difleksi belt lama sebesar 7 – 10 mm
dan belt baru 5-7 mm
 Bila tegangan tidak tepat, stel tegangan V belt dengan
cara mengatur mur penyetel, bila tegangan sudah tepat
kencangkan mur kontra (mur pengunci) pada penyetel
tegangan V belt.
6) Memeriksa Arus dan Tegangan Pengisian
7) Pemeriksaan Arus dan tegangan Pengisian Tanpa beban
• Pasang Volt meter yaitu menghubungkan klem positip pada
terminal positip baterai dan klem negatip dengan negatip
baterai

• Pasang Amper meter dengan memasang klem induksi pada


kabel positip baterai

• Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle


sampai putaran 2000 rpm.
• Periksa penunjukan pada Volt -Amper meter. Arus :
maks 10 A

Tegangan : 13,8-14,8 Volt

b. Pemeriksaan Arus dan tegangan Pengisian dengan beban


• Hidupkan beban kelistrikan yaitu lampu dan peralatan yang
lain. Baca penunjukan alat ukur

Arus : 30 A lebih 

Tegangan : 13,8-14,8 Volt

 Bila arus dan tegangan saat pemeriksaan kurang dari


spesifikasi maka lakukan langkah pemeriksaan
 Periksa tegangan antara positip baterai dengan terminal
B alternator, tegangan harus NOL Volt, bila terdapat
tegangan berarti ada sambungan yang kurang kuat atau
putus.
 Periksa tegangan antara bodi alternator dengan terminal
negatip baterai , tegangan harus NOL Volt, bila ada
tegangan maka pemasangan alternator kurang baik, atau
terminal kotor, kabel massa kendor/ karat.

22. Overhaul alternator

A. Pembongkaran
B. Pemeriksaan komponen alternator
a. Pemeriksaan Rotor
 Pemeriksaan bearing alternator

 Pemeriksaan kondisi slip ring


 Pemeriksaan rotor coil dengan Ohm meter.
 Tahanan regulator mekanik : 3,9-4,2Ω, dengan IC: 2,8 –
3,0 Ω
 Periksa hubungan rotor coil dengan bodi, tidak boleh
ada hubungan

b. Pemeriksaan stator
Pengetesan hubungan kawat lilitan dari kemungkinan putus
atau terbuka dan pemeriksaan kebocoran kawat ke bodi
stator coil

c. Pemeriksaan panjang sikat


Ukur panjang sikat, panjang sikat yang menonjol minimal 5,5
mm

d. Pemeriksaan Diode

e. Merakit alternator
 Masukan sikat pada rumahnya, kemudian tahan
menggunakan kawat penahan melalui lubang yang
tersedia. Bila langkah ini tidak dilakukan dapat
menyebabkan sikat maupun rumah sikat pecah akibat sikat
terdorong oleh bearing saat merakit.
 Perhatikan ketepatan pemasangan antara rumah depan
dengan rumah belakang.
 Perhatikan pemasangan isolator pada terminal B. Bila lupa
terpasang dapat menyebabkan hubung singkat.

KEGIATAN BELAJAR 4

SISTEM AC MOBIL

1. Dasar-Dasar Sistem AC (Air Conditioning)


1. Fungsi Sistem AC 
a. Mengatur temperatur udara di dalam kendaraan pada
temperatur yang nyaman 

b. Mensirkulasikan udara di dalam kendaraan 


c. Menjaga kelembaban udara di dalam kendaraan 
d. Membersihkan udara Pengaturan temperatur udara di dalam
kabin kendaraan dilakukan dengan dua cara yaitu, 
e. Mendinginkan udara, dilakukan dengan cara mengambil
panas udara dalam kendaraan dengan mengalirkan udara
tersebut melalui evaporator. 
f. Menghangatkan udara, dilakukan dengan cara mensuplai
udara hangat ke dalam kabin dengan mengambil panas dari
air pendingin mesin. 

2. Beban panas pada kendaraan 


Beban pendinginan AC kendaraan tergantung dari panas yang
dihasilkan oleh beberapa sumber. Sumber panas yang dapat
meningkatkan suhu dari ruang kabin kendaraan diantaranya: 

a) Panas dari matahari 

b) Panas dari mesin maupun saluran knalpot 


c) Panas dari penumpang 

3. Komponen Utama Sistem AC 


a) Komponen tekanan tinggi 

1) Kompresor berfungsi menghisap refrigeran dari bagian


tekanan rendah dan mendorong /menekanan ke bagian
tekanan tinggi, atau dapat dikatakan sebagai pompa
karena memiliki fungsi untuk mensirkulasi refrigeran dan
menciptakan perbedaan tekanan referigerant pada sisi
rendah dan tinggi. 
2) Kondensor berfungsi melakukan proses kondensasi yaitu
merubah refrigeran dari wujud uap menjadi wujud cair,
melalui proses pendinginan atau pelepasan panas. 
3) Receiver memiliki beberapa fungsi diantaranya, berfungsi
sebagai filter yang menyaring kotoran pada refrigeran
hasil kondensasi, memisahkan refrigeran yang berbentuk
uap dan cair, dan menyerap uap air yang terkandung pada
refigeran (fungsi dryer) karena pada receiver terdapat
zeolite yang dapat menyerap uap air. 
4) Saluran tekanan tinggi untuk mengalirkan refrigeran pada
tekanan tinggi yaitu 15 kg/cm2 
5) Katup ekpansi merupakan katup pembatas tekanan tinggi
dengan tekanan rendah. Pada katup ekspansi, refrigeran
dalam bentuk cair mengembang dengan cepat melalui
lubang kecil pada katup ekspansi menjadi bentuk uap. 
b) Komponen tekanan rendah 

(1) Evaporator merupakan komponen tempat terjadinya


penyerapan panas udara yang disirkulasikan ke dalam kabin.
Di evaporator ini refrigeran berubah wujud dari cair menjadi
uap. 

(2) Saluran tekanan rendah berfungsi untuk mengalirkan


refrigeran pada tekanan rendah yaitu 2,1 kg/cm2. 

4. Prinsip Kerja Sistem AC 


C dan refrigeran berubah wujud dari bentuk uap menjadi cair.C
menjadi 60Saat sistem AC di-On-kan, maka tenaga putar poros
engkol diteruskan untuk memutar poros kompresor AC.
Refrigeran di dalam kompresor dalam bentuk uap ditekan oleh
kompresor sehingga tekanan naik sampai 15 kg/cm2,
selanjutnya refrigeran mengalir ke kondensor. Di kondensor
refrigeran didinginkan sehingga temperatur turun dari 70 

Refrigeran mengalir ke receiver, di receiver kotoran cairan


refrigeran hasil kondensasi disaring, zeolite pada receiver
menyerap uap air yang terkandung pada refigeran, dan
refrigeran bentuk uap dan cair dipisahkan sehingga diharapkan
refrigeran yang keluar dari receiver berbentuk cair. 

C. Refrigeran bentuk uap selanjutnya dihisap oleh kompresor,


untuk disirkulasikan dalam sistem AC.C, setelah melewati
evaporator turun menjadi 5C. Refrigeran dalam bentuk kabut
(butiran-butiran kecil) mengalir ke evaporator, proses
penguapan refrigeran membutuhkan panas yang diperoleh
dengan menyerap panas pada udara yang melewati evaporator.
Proses pengaliran udara melalui evaporator dilakukan oleh
blower motor. Udara masuk pada blower dengan temperatur
30C menjadi kurang dari 0Refrigeran mengalir ke katup
ekspansi, di katup ekspansi refrigeran dalam bentuk cair
mengembang dengan cepat melalui lubang kecil pada katup
ekspansi menjadi bentuk uap. Tekanan turun dari 15 kg/cm2
menjadi 2,1 kg/cm2, akibatnya temperatur refrigeran turun dari
60

2. Komponen Sistem Refrigerasi pada AC Mobil

1) Kompresor 

a) Model double piston 

Kompresor model ini memiliki dua buah piston yang


dihubungkan ke poros engkol menggunakan batang piston.

b) Model woble plate 

Kompresor model woble plate memiliki 5 piston, yang


dihubungkan dengan cam rotor melalui connecting rod.

c) Model Variable Stroke - Harrison V5 

Kompresor ini merupakan variable displacement kompresor


yaitu kompresor yang dapat memvariasikan langkah untuk
mengontrol kapasitas refrigeran yang disirkulasikan untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan pada semua kondisi
pengoperasian.

d) Model swash plate 

Kompresor model swash plate menggunakan piston yang


bekerja pada kedua sisinya, jadi kompresor 5 piston sama
dengan memiliki 10 piston, kompresor 6 piston sama dengan
memiliki 12 piston.
e) Model scroll 

Kompresor model scroll memiliki komponen utama scrol yang


diletakkan pada silinder, pada dinding silinder terdapat saluran
masuk, disisi tutup silinder terdapat saluran keluar.

f) Model vane 

Kompresor model vane termsuk kompresor gerak putar


(rotary). Komponen utama kompresor adalah sebuah rotor
yang dipasang 3 vane.

2) Pemindah Tenaga Putar 

Tenaga putar kompresor diperoleh dari putaran poros engkol


mesin, dengan cara mentrasmisikan tenaga mesin melalui puli
mesin menggunakan belt ke puli kompresor. Antara puli
kompresor dengan poros kompresor dipasang kopling magnet.

3) Kondensor 

kondensor dibagi menjadi dua :

serpentine, Pada jenis serpentine refrigeran mengalir melewati


kondensor melalui satu pipa yang dibuat berkelok-kelok, 

paralel, pada jenis paralel pada bagian masuk dan keluar


berbentuk pipa yang dihubungkan oleh banyak saluran kecil
diantara keduanya.

4) Receiver 

5) Katup Ekpansi 

a) Katup ekspasi model orifice tube 

Model katup ekspansi ini merupakan yang paling sederhana,


dimana sebuah pipa kecil di pasang di saluran.

b) Katup ekspansi model bentuk siku 

Pada model ini terdapat mekanisme yang mengatur besar


lubang katup ekspansi. Pengaturan besar lubang dalam rangka
mengatur debit refrigerant yang melewati katup atau yang
mengalir.

c) Katup ekspansi bentuk blok (dengan kontrol temperatur dan


tekanan) 

Pada katup ekspansi model blok bagian di atas membran


adalah cairan yang mengontrol dengan temperatur pipa keluar
evaporator, sedangkan bagian bawah membran pengontrolan
dengan tekanan refrigeran pada pipa keluar evaporator.

6) Evaporator 

7) Hose / Selang AC 

Hose/ selang AC berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan


refrigeran pada system AC.

8) Refrigeran 

Refrigeran merupakan bahan pendingin pada AC. Bahan


pendingin/refrigerant yang mengandung H (Hidro), C (Chloro), F
(Fluoro) dan C (Carbon) atau lebih dikenal dengan HCFC dan CFC
dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Refrigeran (R-12,
R22, R134a).

Karakteristik dari kedua jenis refrigeran ini secara lebih rinci


dapat dilihat pada tabel berikut:

9) Pelumas AC 
Fungsi pelumas ini untuk mencegah komponen yang bergesekan
dari keausan. Komponen yang bergesekan yaitu pada kompresor
AC, keausan kompresor dapat menyebabkan kinerja kompresor
turun sehingga kinerja AC juga menurun

3. Pengisian Refrigeran

Pengisian refrigeran dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan


mengisi pada saluran tekanan tinggi atau pada tekanan rendah.

untuk mengetahui penuh atau tidaknya sistem waktu diisi dapat


dilakukan dengan 3 cara yaitu,

1. Melihat kaca kontrol/sight glass pada receiver


a. Sight glass jernih
b. Sight glass berbusa/banyak gelembung
c. Sight glass bergaris-garis
d. Sight glass keruh
e. Melihat tekanan
f. Mengisi sesuai berat refrigeran yang masuk
4. Pemeriksaaan dan Pengujian Sistem AC

1. Tes tekanan
a. Sistem AC normal
b. Sistem AC tidak normal
1. Kedua manometer menunjukkan tekanan yang rendah dari
semestinya
2. Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar
3. Manomater tekanan rendah lebih tinggi dan manometer
tekanan tinggi lebih rendah
2. Tes temperatur
a. Mengukur temperatur udara dalam saluran evaporator
b. Mengukur temperatur ruangan AC & kelembaban udara
c. Pemeriksaan Sistem AC dengan Memeriksa Temperatur Selang
1. Kondisi normal
2. Kondisi Receiver Tersumbat
3. Kondisi Selang ke Kondensor Tersumbat
3. Pengetesan kebocoran
4. Memakai busa sabun
5. Ultraviolet fluorescent system
6. Detector kebocoran elektronik

5. Sistem Kelistrikan pada AC Mobil

1. Sistem Kelistrikan AC Mobil dengan Pengontrolan Manual


2. Sistem Kelistrikan AC Mobil dengan Pengontrolan Otomatis
(Auto Climate Control)
Pada sistem ini, suhu dipertahankan dengan melakukan
beberapa pengaturan secara otomatis diantaranya yaitu: 

a) Mengatur kecepatan blower 


b) Air mode position 
c) Mengaktifkan air conditioner 
d) Mengaktifkan heater 
e) Merubah posisi air mix door 
f) Merubah posisi flesh/recirc door 

sensor dan aktuator pada sistem AC mobil dengan auto


climate control sebagai berikut:

a. In car temperature sensor (sensor suhu dalam kabin)


b. Ambient temperature sensor (sensor suhu luar)
c. Air quality system sensor (sensor kualitas udara luar)
d. Sunload sensor (sensor sinar matahari)
e. Evaporator temperature sensor
f. Water temperatur sensor
g. Pengatur kecepatan blower (Blower speed control)
h. Air mix door
i. Heater Control
j. Aktuator Mode
k. Komponen Pengaman
1. Dioda pada kopling magnet
2. Thermal protection switch
3. Refrigerant Pressure Switches
4. Pressure Transducer
5. Condensor fan control
6. PCM/ECM/BCM

6. Mendiagnosis Kerusakan Sistem AC

1. Mendiagnosis kerusakan berdasarkan data hasil pembacaan


pressure gauge
2. Sistem AC berisik
3. Terdapat bau di dalam kabin yang bersumber dari sistem AC
2 Daftar materi 1. sistem pengapian elektronik berdasar sistem pemicunya, yaitu: 
yang sulit a. Sistem pengapian transistor dengan pemicu platina (Transistor
dipahami di Ignition – Contact (TRI-C)) 
modul ini b. Sistem pengapian transistor dengan pemicu induktif (Transistor
Ignition – Inductive (TRI-I)) 
c. Sistem pengapian transistor dengan pemicu Hall (Transistor
Ignition – Hall (TRI-H)) 
d. Sistem pengapian transistor dengan pemicu Optik (Transistor
Ignition – Optic (TRI-O)) 
2. Sistem Pengapian Programmed

3. sistem pengapian CDI

4. sistem kelistrikan ac mobil

3 Daftar materi 8. Memeriksa/ Menguji Centrifugal Advancer


yang sering 9. Pemasangan selang vacuum salah
mengalami 10. Memeriksa kondisi busi
miskonsepsi

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 4)

Judul Modul SISTEM SASIS DAN PEMINDAH TENAGA


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Sistem Kemudi
2. Sistem Rem
3. Sistem Suspensi
4. Sistem Pemindah Tenaga (Automatic
Transmition)
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari KEGIATAN BELAJAR 1

SISTEM KEMUDI

1. Sistem kemudi merupakan suatu mekanisme


pada kendaraan yang berfungsi untuk
mengatur arah kelajuan kendaraan.
2. Sistem kemudi terdiri dari 3 (tiga) bagian
utama, yaitu steering column, steering gear
dan steering linkage.
3. Power steering adalah sebuah sistem hidrolik
(servo hidrolik) yang berfungsi untuk
memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk
memutarkan kemudi terutama pada
kecepatan rendah dan menyesuaikannya
pada kecepatan menengah serta tinggi.
4. Power steering ada dua tipe, yaitu tipe
integral dan tipe rack and pinion.
5. Komponen-komponen power steering
hidrolik secara garis besar terdiri dari 3
komponen utama, yaitu: pompa, control valve
dan power cylinder.
6. EPS adalah power steering yang tidak lagi
menggunakan hidrolik, namun dengan
menggunakan motor listrik yang bekerjanya
dikendalikan oleh suatu unit kontrol
elektronik/ komputer yang biasanya disebut
electronic control unit (ECU).
7. Electric power steering adalah sistem
bantuan kemudi yang memanfaatkan tenaga
motor listrik.
8. Berdasarkan Kontruksinya, Electric Power
Steering dibagi menjadi dua, yaitu:
1). Semi Electronic Power Steering (SEPS)
disebut juga Motor Drive Power Steering
(MDPS) atau disebut juga Electronic Hidraulic
Power Steering (EHPS).
2). Fully Electric
Secara langsung gerakan kemudi dibantu oleh
motor elektrik, yang letaknya tidak menempel
pada mesin melainkan pada steering column
sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS
(Throttle Position Sensor).
9. Berdasarkan Letak Motor Elektriknya,
Electric Power Steering dibagi
Menjadi Tiga, yaitu:
1). C-EPS: Column assist type Electrical Power
Steering
2) P-EPS: Pinion assist type Electrical Power
Steering
3). R-EPS: Rack assist type Electrical Power
Steering
10. Sistem EPS tidak memerlukan perawatan
spesifik. Perawatan yang diperlukan pada
sistem EPS antara lain adalah:
1).Melumasi gigi-gigi reduksi pada unit motor
dengan grease yang berkualitas, untuk
mengurangi getaran dan noise saat motor EPS
bekerja.
2).Hindari melintas genangan air tinggi. Pada
beberapa jenis EPS posisi motornya diletakkan
di luar kabin atau di bawah rack kemudi.
Peletakan di posisi tersebut membuatnya
rentan terkena air, yang dapat menyebabkan
kerusakan pada sistem EPS.
3).Memeriksa wiring dan soket-soket kabel
EPS. Soket EPS yang sudah getas dan pecah
sebaiknya diganti. Jika tidak, hal ini akan
mempengaruhi aliran listrik ke seluruh sistem
kerja pada EPS di mobil.
4).Kekuatan bantuan EPS dapat diatur.
Beberapa jenis kendaraan seperti BMW atau
Mercedes di beberapa tipe yang diproduksi,
sistem electric power steering dapat distel
berat ringannya dari tombol pada roda
kemudi atau dapat dilakukan dari alat scanner
untuk disesuaikan dengan gaya menyetir.
Pilihan dari penyetelan tersebut umumnya
adalah tipe sport, tipe comfort, dan tipe sport.
Bagi yang berkendara cepat umumnya lebih
menggunakan tipe sport, karena putaran
kemudinya lebih berat, membuat kestabilan
kendaraan yang dikendarai lebih baik.
Pemilihan mode yang sesuai akan sangat
membantu pengemudi menyesuaikan dengan
karakteristiknya dalam berkendara.
11. Wheel Alignment adalah Sudut-sudut
pemasangan roda sesuai dengan persyaratan
tertentu untuk menjaga agar pengemudian
ringan, nyaman dan stabil serta keausan ban
normal.
12. Yang termasuk dalam fakor-faktor wheel
aligment ada 5 (lima) yaitu: camber, caster,
king-pin inclination/ steering axis inclination,
toe angle dan turninng radius/ turning angle.
1).Camber adalah kemiringan roda terhadap
garis vertikal jika dilihat dari depan atau
belakang kendaraan.
2). Caster adalah kemiringan steering axis
inklination/ king pin jika dilihat dari arah
samping.
3). Steering axis inklination/ king pin adalah
kemiringan steering axis inklination/ king pin
jika dilihat dari arah depan/ belakang.
4). Toe angle adalah perbedaan jarak antara
roda depan bagian depan dengan roda depan
bagian belakang. Jika roda depan bagian
depan lebih pendek dibanding roda depan
bagian belakang maka dinamakan toe-in,
namun jika roda depan bagian depan lebih
panjang dibanding roda depan bagian
belakang maka dinamakan toe-out.
5). Sudut belok (turning angle) adalah sudut
masing-masing roda saat kemudi diputar
maksimum.
13. Wheel Balance
Balance adalah kondisi yang seimbang dari
sebuah obyek yang berputar. Balan dibagi
menjadi dua jenis yaitu static balance dan
dynamic balance. Static balance adalah
keseimbangan bobot dalam arah radial pada
kondisi statis, sedangkan dynamic balance
adalah keseimbangan bobot dalam arah aksial
pada kondisi berputar.
14. Perawatan dan Perbaikan Sistem Kemudi
Kendaraan
Permasalahan yang timbul biasanya adalah
kemudi/ steer terasa berat sehingga ada
indikasi bahwa power steering menjadi salah
satu kemungkinan penyebabnya.

KEGIATAN BELAJAR 2

SISTEM REM

1. Prinsip dan Konstruksi Sistem Rem


Sistem rem kendaraan adalah suatu
mekanisme yang secara mendasar berfungsi
untuk mengurangi dan atau menghentikan
laju kendaraan. Selain itu sistem rem juga
berfungsi untuk menahan posisi diam
kendaraan, dan pada perkembangannya
sistem rem juga dipergunakan untuk
mengendalikan kecepatan putar roda.
2. Berdasar tinjauan bidang geseknya dibedakan
menjadi dua, yaitu rem tromol dan cakram.
3. Berdasar jenis mekanisme pengoperasiannya
rem dikelompokkan menjadi mekanik,
hidrolik, pneumatik, hidro-pneumatik dan
elektronik.
4. Komponen sistem mekanisme rem hidrolik
pada aplikasinya meliputi : pedal, booster,
master cylinder, brake lines & brake fluid,
proportioning valve, wheel cylinder/ caliper.
5. Antilock Brake System (ABS)
Prinsip ABS mampu menjaga agar tidak
terjadi penguncian roda-roda kendaraan saat
terjadi pengereman yang berlebihan pada
kecepatan tertentu.
KEGIATAN BELAJAR 3

SISTEM SUSPENSI
1. Prinsip dan Konstruksi Sistem Suspensi
Kendaraan Sistem suspensi diperlukan untuk
meminimalkan ketidaknyamanan
berkendaran. menjaga kestabilan kendaraan
saat mengalami
kejutan, getaran dan goncangan.
2. Ditinjau dari konstruksi dan konsep
bekerjanya suspensi dibedakan menjadi dua
konstruksi dasar, yaitu : suspensi kaku/ rigid
dan suspensi bebas/ independent.
3. Suspensi rigid atau suspensi kaku atau ada
juga yang menyebut suspensi mati adalah
sistem pemasangan suspensi dimana antara
roda kiri dan kanan dipasang pada satu poros
poros tunggal, sehingga kondisi satu sisi roda
akan mempengaruhi roda pada sisi yang lain.
Komponen-komponen utama sistem
suspensi antara lain adalah :
1).Pegas, berfungsi untuk meredam kejutan-
kejutan dari permukaan jalan pada saat
berkendara.
2).Shock absorber, berfungsi untuk meredam
oskilasi dari pegas sehingga kondisi
memegasnya tidak terlalu lama
3).Stabilizer, berfungsi untuk kendaraan agar
kendaraan tidak bergoyang ke arah samping.
4).Linkage-linkage, berfungsi untuk menahan
komponen-komponen suspensi agar tetap
stabil pada posisinya dan mengontrol
pergerakan roda-roda ke arah samping
maupun depan.
4. Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Kendaraan.
Secara umum, pemeriksaan tersebut antara
lain: memeriksa kekencangan baut–baut
lengan suspensi, memeriksa kekencangan
baut–baut control arm, memeriksa dust cover
dari kerusakan atau sobek dan memeriksa
kerja shock absorber.
5. Sistem Pemindah Tenaga pada Sepeda
Motor
1). Prinsip dan Konstruksi Sistem Kopling
Sepeda Motor
Sistem pemindah tenaga merupakan salah
satu sistem utama pada kendaraan, begitu
juga pada sepeda motor. Sistem pemindah
tenaga berperan untuk mengkonversi putaran
mesin dari poros engkol menjadi gerak putar
roda yang kemudian membuat kendaraan
melaju. Tak hanya perpindahan tenaga,
sistem ini juga berfungsi untuk mengatur
perbandingan antara daya output mesin
dengan kondisi jalan sehingga sepeda motor
dapat dijalankan di berbagai kondisi jalan.
Secara umum, sistem pemindah tenaga
dimulai dari kopling, transmisi, sprocket and
chain dan kemudian tenaga diteruskan ke
roda sepeda motor.
Kopling berfungsi meneruskan dan
memutuskan aliran tenaga dari poros engkol
mesin ke transmisi.

KEGIATAN BELAJAR 4

SISTEM TRANSMISI

2).Prinsip dan Konstruksi Sistem Transmisi


Mobil
Mekanisme utama yang digunakan untuk
perpindahan untuk mendapatkan berbagai
variasi torsi/ momen yang dilakukan oleh
pengemudi itulah yang disebut transmisi
manual.
Transmisi otomatis adalah transmisi yang
pemindahan gigi dan operasional koplingnya
dilakukan secara otomatis. Perpindahan
tingkat momen dan kecepatannya terjadi
secara otomatis oleh mekanisme mekanis,
hidrolis, elektronis dan atau kombinasi
ketiganya.
Perawatan yang dilakukan pada transmisi
adalah menjaga supaya kerja transmisi tetap
optimal.
Memastikan kecukupan dan kualitas
pelumasan merupakan perawatan yang rutin
dilakukan. Pelumas transmisi pada umumnya
menggunakan pelumas dengan SAE 90.
Pemeriksaan terhadap kebocoran pelumas
dan bunyi-bunyi tidak normal pada unit
transmisi
3).Prinsip dan Konstruksi Sistem Final Drive
Propeller Shaft
Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena
ada sistem yang memindahkan tenaga/
momen/ putaran dari mesin ke roda-roda.
Differential merupakan bagian dari sistem
pemindah tenaga yang secara umum
berfungsi untuk membedakan putaran roda
kiri dan kanan pada saat belok, mengubah
arah putaran, dan meningkatkan momen.
Drive shaft atau axle shaft adalah merupakan
poros pemutar/ penggerak roda-roda
penggerak kendaraan. Axle shaft pada
kendaraan ada dua yakni front axle shaft dan
rear axle shaft.
6. Perawatan dan Perbaikan Sistem Final Drive
1).Perawatan serta perbaikan propeller shaft
2) Perawatan serta perbaikan differential
3) Perawatan serta perbaikan axle shaft
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Wheel alignment
di modul ini 2. Transmisi otomatis
3. EPS
4. Penyebab Macam-macam getaran atau
goyangan dan oskilasi yang terjadi pada
bagian kendaraan

3 Daftar materi yang sering 1. Caster / camber


mengalami miskonsepsi 2. Transmisi cvt

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 5)

Judul Modul MOTOR OTOMOTIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Teknologi Body Kendaraan
2. Persiapan Permukaan
3. Metode dan Proses Pengecatan
4. Kelistrikkan Body Kendaraan

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Garis besar KEGIATAN BELAJAR 1


materi yang TEKNOLOGI BODY KENDARAAN.
dipelajari
1. Dalam dunia otomotif, bodi kendaraan dikelompokkan
ke dalam rangka dan bodi (atau chassis dan body).
Chassis adalah bagian dari kendaraan yang berfungsi
untuk menopang bodi kendaraan, mesin, pemindah
tenaga, roda-roda, sistem kemudi, sistem suspensi,
sistem rem dan kelengkapan lainnya. Sedangkan bodi
adalah bagian dari kendaraan yang berfungsi sebagai
tempat penumpang ataupun barang, yang dibentuk
sedemikian rupa memadukan berbagai unsur dari jenis
kendaraan, kapasitas kendaraan, aerodinamis, seni,
estetika dll.
2. Hubungan rangka dan bodi apabila dilihat dari cara
menempelnya, maka bodi kendaraan bisa tersusun
secara compositebody atau terpisah, dan dapat
tersusun secara integral atau dikenal dengan istilah
menyatu atau monocouqe.
3. Peralatan Perbaikan Bodi Kendaraan
a) Peralatan Tangan, adalah alat bantu yang
digunakan oleh mekanik dalam melaksanakan
pekerjaan perbaikan bodi, mulai dari
membongkar komponen, melakukan perbaikan,
merakit, maupun menyetel berbagai komponen
kendaraan. Peralatan tangan pada perbaikan
bodi kendaraan yang utama adalah palu, dolly,
body spoon, kunci-kunci, gergaji, kikir pahat,
penitik, penggores, jangka, skrap, sikat logam,
tap dan snei, dan lainnya.
b) Peralatan Listrik, Peralatan perbaikan bodi
dengan menggunakan sumber daya listrik
diantaranya: gerinda, washer welder.
c) Peralatan hidrolik, contohnya Portable Crane,
Hydraulic Power Jack, Peralatan Tambahan
(attachment).
4. Metode dan Prosedur Pengelasan.
Penyambungan antar bodi kendaraan dapat
dilakukan dengan mekanis maupun metalurgis. Secara
mekanis dapat dilakukan dengan menggunakan baut
dan mur, keling, maupun dengan pengeleman.
Sedangkan cara penyambungan logam yang banyak
digunakan adalah dengan pengelasan.
5. Teknik pengelasan yang umum digunakan dalam teknik
bodi otomotif saat ini, yaitu: las oxy-acetylene dan las
busur nyala listrik.
a) Las oxy-acetylene adalah proses pengelasan
yang menggunakan campuran oksigen dan
bahan bakar gas acetylene untuk membuat api
sebagai sumber panas untuk mencairkan benda
kerja.
b) Las busur nyala listrik (Shielded Metal Arc
Welding/SMAW) berasal dari arus listrik yang
mengalir diantara dua logam. Energi panas
disalurkan pada ujung-ujung bagian logam yang
akan disambung hingga bagian tersebut
meleleh.
c) Gas Metal Arch Welding/GMAW.
Las GMAW merupakan proses pengelasan
atau penyambungan bahan logam yang
menggunakan sumber panas dari energi listrik
yang dirubah atau dikonversi menjadi energi
panas, menggunakan kawat las yang digulung
dalam suatu rol. Parameter pengelasan GMAW
yang dapat mempengaruhi hasil lasan adalah
Voltase, Ampere, Kecepatan Las dan Jenis Gas
Pelindung.
Jenis Gas Pelindung yang digunakan pada
pengelasan GMAW adalah;
 GMAW MAG (Metal Active Gas) : Proses Las
MAG adalah jenis pengelasan GMAW yang
menggunakan gas pelindung CO2 saat proses
pengelasan berlangsung.
 GMAW MIG (Metal Inert Gas) : Proses Las
MIG adalah jenis pengelasan GMAW yang
menggunakan gas pelindung Argon dan
Helium
d) Tungsten Inert Gas Welding (TIG Welding), Las
TIG (Tungsten Inert Gas Welding) adalah proses
pengelasan yang terjadi menggunakan tungsten
elektroda (tidak terumpan). Gas Argon atau
Helium biasanya digunakan untuk melindungi
proses pengelasan. TIG biasanya digunakan
pada logam ringan seperti magnesium,
aluminum, dan lain-lain serta stainless steel.
6. Teknik perbaikan bodi kendaraan disesuaikan dengan
alat yang digunakan: seperti
a) Teknik Vacuum Cup,
b) Pull bar dengan sliding hammer,
c) alat hidrolik,
d) Teknik Batang Pengungkit (pry bar),
e) Teknik On-dolly hammering,
f) Teknik off-dolly hammering,
g) Teknik Pengikiran
h) Teknik hot-shrinking
i) Pembuatan dan Perbaikan Bodi Fiberglass
7. Perbaikan dan Perawatan Kaca Kendaraan. Pada
dasarnya ada dua tipe atau jenis kaca pada kendaraan,
yaitu:
a) Laminated glass yaitu kaca yang digunakan
pada kaca depan (windshield) kendaraan.
b) Tempered glass, yaitu kaca yang digunakan
pada seluruh kaca samping dan kaca belakang
dari kendaraan

KEGIATAN BELAJAR 2
PERSIAPAN PERMUKAAN.
1. Tujuan Persiapan permukaan adalah; melindungi metal
dasar, Memperbaiki daya lekat (adhesi), memulihkan
bentuk dan merapatkan permukaan.
2. Bahan dasar cat terdiri dari pigment dan extender
(filler), resin (binder), solvent, dan additive.
a) Pigment adalah suatu bubuk yang telah digiling
halus yang diperoleh dari batu-batuan mineral
atau buatan (syntetic). Pigment atau zat warna
terbagi menjadi : Pigment warna, Pigment
terang, Pigment extender, Pigment pencegah
karat, Pigment flatting.
b) Resin atau binder merupakan komponen utama
dalam cat yang berbentuk cairan kental dan
transparan yang membentuk film atau lapisan
setelah diaplikasi pada suatu benda dan
mongering membentuk lapisan yang keras.
Kandungan resin mempunyai pengaruh
langsung pada kemampuan cat dalam hal
kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan
cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas
akhir seperti tekstur, kilap (gloss), dan adhesi,
serta memberi kemudahan dalam penggunaan
diantaranya waktu pengeringan.
c) Solvent adalah suatu cairan yang dapat
melarutkan resin dan mempermudah
pencampuran pigment dan resin dalam proses
pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap
apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent
(thinner) ini untuk mengencerkan campuran
pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat)
sehingga menjadi agak encer dan dapat
disemprotkan selama proses pengecatan
d) Additive adalah suatu bahan yang ditambahkan
pada cat dalam jumlah yang kecil untuk
meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan
atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang
ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil
untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai
dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additive
berfungsi untuk: (a) mencegah terjadinya buih
pada saat penyemprotan (anti foaming), (b)
mencegah terjadinya pengendapan cat pada
saat dipergunakan (anti setting), (c) meratakan
permukaan cat sesaat setelah disemprotkan
(flow additive), (d) menambah kelenturan
cat,dll.
3. Bahan–bahan yang digunakan dalam pekerjaan
pengecatan pada kendaraan adalah sebagai berikut;
a) Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan
sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi
untuk memberikan ketahanan terhadap karat,
meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar
(sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya.
b) Dempul / putty adalah lapisan dasar (undercoat)
yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok
dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan
benda kerja.
c) Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang
disemprotkan diatas primer, putty atau lapisan
dasar (undercoat) lainnya. Surfacer mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut (1) mengisi penyok kecil
atau goresan tipis, (2) mencegah penyerapan top
coat, (3) meratakan dan meningkatkan adesi diatas
under coat dan top coat, dan (4) meningkatkan
gloss (daya kilap) lapisan top coat.
d) Cat warna/Top coat, adalah cat akhir yang
memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan
meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan
kualitas tersebut. Cat warna ada dua jenis yaitu cat
metallic dan solid
e) Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau
khas menyengat hidung. Zat cair ini berfungsi untuk
mengencerkan campuran zat pewarna dan zat
perekat hingga menjadi agak encer dan dapat
dikerjakan selama proses pembuatan cat dan untuk
aplikasinya
f) Hardener adalah suatu bahan yang membantu
mengikat molekul di dalam resin sehingga
membentuk lapisan yang kuat dan padat.
g) Clear /gloss digunakan sebagai cat pelapis akhir
pada pengecatan sistem dua lapis, berfungsi untuk
memberikan daya kilap dan daya tahan gores
terhadap cat warna dasar khususnya pada cat jenis
metalik.
4. Peralatan keselamatan kerja bagi pekerja di bengkel
cat agar terhindar dari bahaya; Kacamata (Goggless),
Respirator, Pakaian Kerja bagi Teknisi, Sarung tangan,
Sarung tangan Tahan Pelarut (solvent resistant gloves),
Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti static shoes).
5. Peralatan Pengecatan, diantaranya:
Amplas/sandpaper, Kompressor, Blok Tangan
(Handblock), Sander, Spray gun, Batang Pengaduk
(AgitatingRod). Spatula (Kape), Air Duster Gun,
MixingPlate, MaskingPaper
6. Metode Persiapan Permukaan, diantaranya:
a) Mendeteksi Kerusakan Bodi
b) Menentukan luasan kerusakan, dapat dilakukan
secara visual, sentuhan, menilai dengan
penggaris, Featheredging
c) Menentukan Metode Reparasi atau Perbaikan.
 Reparasi Panel dengan Vacuum Cup
 Reparasi Panel dengan Alat Hidrolik
 Reparasi Panel dengan Palu Dolly
 Reparasi Panel dengan washer walder
 Reparasi Panel dengan Pengerutan
(Shrikingking)
d) Persiapan untuk Top-Coating
e) Mencampur Warna(colour matching)
f) Masking

KEGIATAN BELAJAR 3
METODE DAN PROSES PENGECATAN.
1. Fungsi pengecatan adalah melindungi permukaan
(logam) dari bahaya karatan dan sebagai dekorasi.
2. Prinsip kerja spray painting(pengecatan semprot)
adalah upaya terjadinya campuran cat dan udara
secara sempurna atau terjadi proses atomisasi.
3. Air spraygun dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: tipe
umpan-berat (gravity-feed), umpan-hisap (suction-
feed), dan tipe tekanan (compression)
4. Konstruksi Air Spraygun diantaranya:
a) Sekrup penyetel fluida (fluid adjustment screw)
b) Sekrup penyetel fan spreader setel bentuk pola
semprotan.
c) Sekrup penyetel udara
d) Fluid Tip
e) Air Cap
f) Trigger
5. Teknik Penggunaan Air Spraygun
a) Cara Memegang Spraygun, Biasanya spraygun
ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking,
sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah
dan jari manis.
b) Menggerakkan Spraygun, Ada empat hal
penting dalam menggerakkan air spraygun,
yaitu:
 jarak spraygun (10-20 cm),
 sudut spraygun (900),
 kecepatan langkah ayun (12 feet/detik),
 pola tumpang-tindihnya/overlapping (1/3-
1/2).
c) Teknik Overlapping. Overlapping adalah suatu
teknik pengecatan pada permukaan benda
kerja, sehingga penyemprotan yang pertama
dan berikutnya akan menyambung.

6. Langkah-langkah penyemprotan adalah sbb.


a) Pengaturan alat semprot. ekanan kerja
angin/udara untuk pengecatan kurang lebih
50-60 psi atau 4-4,5 kg/cm2.
b) Gerakan alat semprot. Gerakan alat semprot
(spraygun) harus tegak lurus dan sejajar
dengan permukaan yang akan disemprot, bila
tidak akan mengakibatkan ketidakrataan
ketebalan cat yang dihasilkan. Untuk mencapai
ketebalan cat yang sama dapat dilakukan
overlapping sebesar 50 %.
c) Kecepatan gerak alat semprot (spraygun).
Kecepatan gerak spraygun harus konstan, yang
dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.
d) Jarak penyemprotan, Jarak spraygun secara
umum sebesar 15-20 cm, untuk jenis acrylic
lacquer : 10-20 cm dan enamel : 15 – 25 cm.
7. Tahap-Tahap Proses Pengecatan.
a) Persiapan Permukaan, Secara rinci dapat
dilakukan pembersihan sebagai berikut:
 Membersihkan permukaan metal yang
akan diperbaiki dengan multithiner dan
dikeringkan.
 Amplas permukaan metal dengan
amplas kering no. 80.
 Bersihkan permukaan dari debu amplas
dengan multithiner dan dikeringkan.
b) Aplikasi Cat Dasar (Primer). Prosedur
penggunaan cat dasar sebagai berikut:
 Pada permukaan yang akan diperbaiki /
dicat ulang semprotkan 1 – 2 lapis
primer yang telah dicampur hardener
dengan selang waktu antara lapisan 5-
10 menit sebagai cat dasar anti karat.
Biarkan kering selama kurang lebih 6
jam.
 Amplas permukaan primer dengan
amplas kering no. 320 atau amplas
basah no. 600.
c) Aplikasi Dempul (Putty). Dempul digunakan
untuk mengisi bagian yang tidak rata atau
penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan
membuat permukaan halus. Terdapat
beberapa tipe dempul, tergantung kedalaman
penyok yang harus diisi dan material yang akan
digunakan. Dempul terdapat tiga jenis yaitu;
 Polyester putty (dempul plastik), pada
umumnya mengandung extender
pigment dan dapat membentuk lapisan
(coat) yang tebal dan mudah
mengamplasnya, tetapi menghasilkan
tekstur kasar,
 Epoxy putty, digunakan untuk
memperbaiki resin part, tetapi dalam
hal kemampuan pengeringan,
pembentukan, pengamplasan lebih
buruk dari polyster,
 Lacquer putty digunakan untuk mengisi
goresan, lubang kecil (paint hole) atau
penyok kecil setelah surfacer.
d) Aplikasi Surfacer. Surfacer adalah lapisan cat
(coat) kedua yang disemprotkan diatas primer,
dempul (putty) atau lapisan dasar (under coat)
lainnya. Surfacer memiliki sifat-sifat dapat
mengisi penyok kecil atau goresan, mencegah
penyerapan top coat, meratakan adhesi antara
under coat dna top coat. Jenis surfacer terdiri
dari
 lacquer surfacer, digunakan secara luas
karena mudah digunakan yaitu sifat
cepat kering, tetap memiliki rate lebih
rendah dari surfacer yang lain,
 urethene surfacer, memberikan
pelapisan sangat baik tetapi
pengeringannya lambat,
 thermosetting amino alkyd surfacer,
digunakan sebelum pengecatan bake
finish, memerlukan pemanasan 90-
1200 C, tetapi memberikan
kemampuan pelapisan yang baik.
e) Aplikasi Cat Akhir, Cat akhir merupakan cat
yang memberikan perlindungan permukaan
sekaligus untuk menciptakan keindahan dalam
penampilan corak/performance kendaraan.
Prosedur pembersihan dapat dilakukan dengan
cara:
 Bersihkan permukaan dari debu dengan
multithiner dan di keringkan
 Bersihkan permukaan dengan kain lap rekat
penarik debu (Tackrag).
f) Metode Poleshing (pengkilapan dan
pemolesan).
 Adalah proses menghaluskan permukaan ,
dan pengkilatan cat setelah dilakukan
pengecatan
 Hasil pengecatan masih banyak bintik-bintik
debu dan kemungkinan ketebalan cat tidak
rata
 Proses polishing (melakukan pemolesan)
dilakukan dengan bantuan amplas halus (jika
permukaan agak kasar), atau langsung
menggunakan compound (jika permukaan
sudah halus.

8. Faktor-Faktor yang Menentukan Kualitas Hasil


Pengecatan.
a) Kerataan Lapisan Cat / Top Coat
Kerataan lapisan cat meliputi : ketebalan
lapisan cat, kehaluasan permukaan cat, dan
tidak timbul cacat pengecatan.
b) Daya Kilap Cat
Daya kilap cat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: kualitas bahan yang
digunakan yaitu thinner, top coat, clear, dan
proses pengeringan serta teknik pengecatan.
c) Daya Tahan Cat
Lapisan cat / top coat harus memiliki sifat
daya tahan terhadap zat cair antara lain
minyak solar, bensin, oli mesin dan lain-lain.
Disamping itu cat harus tahan terhadap segala
cuaca terutama panas sinar matahari dalam
jangka waktu lama.
d) Tekstur Cat
Meliputi kerataan, kehalusan perkumaan
cat, dan daya kilap cat.

KEGIATAN BELAJAR 4
KELISTRIKAN BODY KENDARAAN.
Pembahasan komponen kelistrikan bodi mencakup
sumber energi, sistem kelistrikan utama (penerangan,
isyarat tanda belok , klakson, meter kombinasi, wiper),
instrumentasi (berbagai indikator) dan sistem kelistrikan
tambahan (power window, central lock, dan power mirror)
yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan saat berkendara.
1. Baterai merupakan salah satu sumber energi listrik
pada kendaraan. Baterai terbagi menjadi 3 Jenis yakni
Baterai Basah (Konvensional), Baterai kering dan
Maintenance Free (MF)
2. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah listrik yang
disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai
sumber listrik. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh
ukuran plat, jumlah plat, jumlah sel dan jumlah
elektrolit baterai. Ketentuan yang menunjukkan
kapasitas baterai, biasanya diukur dari Cranking
Current Ampere (CCA) dan Ampere Hour Capacity
(AH).
3. Terdapat 3 kelompok pemeriksaan dan pengujian
baterai yang sering dilakukan, yaitu pemeriksaan visual,
pemeriksaan elektrolit dan kebocoran serta pengujian
dengan beban.
4. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu:
a) Pengisian Normal Pengisian normal adalah
pengisian dengan besar arus yang normal, besar
arus pengisian normal sebesar 10% dari
kapasitas baterai
b) Pengisian cepat adalah pengisian dengan arus
yang sangat besar. Besar pengisian tidak boleh
melebihi 50% dari kapasitas baterai.
5. Pengaman Rangkaian pada sistem kelistrikkan body
diantaranya adalah;
a) Sekring (fuse)
b) Fusible Link
c) Circuit breaker
d) Switch dan Relay
e) Electrical Wiring Diagram
6. Sistem Kelistrikan Utama pada kendaraan diantaranya;
a) Sistem Penerangan (lampu), diantaranya Lampu
Kepala, Sistem Lampu Senja, Sistem Lampu rem,
Lampu Tanda belok, Lampu Hazard, Lampu
Kabin, Sistem Lampu Mundur
b) Sistem Klakson (Horn)
c) Sistem Wiper
d) Sistem Washer
e) Sistem Instrumentasi diantaranya;
 Instrumen Putaran Mesin (Tachometer)
 Instrumen Kecepatan Kendaraan
(speedometer)
 Instrumen Volume Bahan Bakar
 Instrumen Temperatur Mesin
f) Kelistrikan Tambahan, diantaranya
 Sistem Power Window
 Central Door Lock
 Sistem Power Mirror

2 Daftar materi 1. Teknik penggunaan LAS MAG dan MIG


yang sulit 2. Teknik pembuatan fiberglass
dipahami di 3. Perbaikkan bodi fiberglass
4. Prosedur Mencampur warna (colour matching) pada
modul ini
proses pengecatan.
5. thermosetting amino alkyd surfacer
6. Reaksi kimia pada baterai.
7. Memahami rangkaian sistem kelistrikkan Sistem Power
Window, Central Door Lock, Sistem Power Mirror.
3 Daftar materi 1. Perbedaan dan Teknik LAS MIG, MAG dan TIG
yang sering 2. Menentukan luasan kerusakan berdasarkan
mengalami Featheredging.
3. Pengukuran colour matching.
miskonsepsi
4. Jenis surfacer
5. Discharge baterai kering dan baterai MF
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 6)

Judul Modul Sistem Kontrol elektronik


Judul Kegiatan 1. Engine Manajemen System
Belajar (KB) 2. Sistem Bahan Bakar (Fuel System)
3. EMS Common Rail Motor Diesel
4. Kendaraan Listrik
N Butir Respon/Jawaban
o Refleksi
1 Garis besar KEGIATAN BELAJAR 1.
materi yang ENGINE MANAJEMEN SISTEM
dipelajari 1. Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk
menyajikan dan memberikan daya mesin yang optimal melalui sistem
kerja yang akurat yang disesuaikan agar diperoleh emisi gas buang yang
seminimal mungkin, penggunaan bahan bakar yang efisien, menghasilkan
pengendaraan yang optimal untuk semua kondisi kerja mesin,
meminimalkan penguapan bahan bakar serta menyediakan sistem
diagnosis untuk mengevaluasi sistem kerja dan kondisi perangkat
perangkat pendukungnya bila terjadi permasalahan-permasalahan yang
tidak dikehendaki pada sistem ini
2. Prinsip dan Tujuan Sistem Kontrol elektronik Pengontrolan Mesin yang
dilakukan secara elektronik terdiri atas peralatan- peralatan sensor yang
secara terus menerus memantau kondisi kerja mesin. Unit pengontrol
elektronik yang dikenal dengan ECU bekerja menerima, mengolah, dan
mengevaluasi data-data masukan dari berbagai sensor yang terpasang
pada engine maupun di tempat lain sesuai kebutuhan. Dengan
membandingkan data pada memorinya dan melakukan perhitungan yang
akurat, ECU mengaktifkan perangkat-perangkat penggerak/actuator untuk
menghasilkan sistem kerja mesin
yang baik.
Proses pembakaran pada motor bensin memerlukan takaran campuran
udara dan bahan bakar yang tepat agar menghasilkan pembakaran yang
optimal. Perbandingan antara udara dan bahan bakar adalah sebagai
bentuk kebutuhan udara yang dikenal sebagai faktor lambda ( λ ).
Pada taraf perbandingan ideal/stoichiometric, nilai lambda adalah satu (λ
= 1), Apabila campuran kaya/gemuk maka nilai lambda adalah kurang dari
satu (λ < 1). Hal ini bermakna paparan udara didalam campuran lebih
sedikit dari perbandingan ideal. Sebaliknya apabila paparan udara lebih
banyak maka disebut campuran kurus/miskin dengan nilai lambda lebih
dari satu satu ( λ > 1)
Dampak perbandingan campuran udara dan bahan bakar yang tidak ideal
a. Emisi gas CO
b. Emisi HC
c. Emisi NOx
Closed Loop Systems adalah model sistem yang dapat mengontrol output
yang menjadi umpan balik bagi bekerjanya sistem (sistem kontrol)
Open Loop Systems atau sistem loop terbuka, output sistem tidak
dimonitor dan sistem tidak melakukan perubahan atau penyetelan
berdasarkan output tersebut
3. Engine Control Unit atau Elektronik Control Modul (ECM) berfungsi
menghitung dan mengevaluasi data-data masukan dari sensor selama
mesin bekerja dan diaplikasikan untuk mengontrol bekerjanya engine
dengan pengaturan perangkat actuator atau penggerak seperti injector,
ignition coil, Idle air control valve dan lain sebagainya
4. Control Unit terdiri dari atas bagian-bagian yaitu :
a. Pembentuk sinyal
b. Konverter/Perubah sinyal analog ke digital
c. Mikro computer
d. Amplifikasi sinyal output/Output Stage
e. Unit Input-output
5. Sensor pada Mesin Kendaraan
Sensor pada mesin merupakan piranti yang bertugas untuk membaca atau
menangkap kondisi-kondisi disekitar dan atau didalam mesin yang berupa
besaranbesaran fisis yang selanjutnya diterjemahkan oleh control unit
agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kapasitas
pengontrolan
Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan pada mesin kendaraan:
a. Sensor Elektromagnetik (Electromagnetic Sensor)
b. Sensor Optik (Optical sensors)
c. Sensor Knock
d. Sensor jenis variable Resistan (Variable resistance type sensors)
e. Sensor Tekanan (Pressure Sensor)
f. Pengukur aliran udara (Air Flow Measurement)
g. Sensor Oksigen (Exhaust gas Oxygent Sensor)
6. Aktuator.merupakan komponen penggerak atau pelaksana instruksi yang
diberikan oleh ECU pada kendaraan.
a. Pompa Bahan Bakar
b. Injektor.
c. Ignition Coil
d. Idle Speed Control

KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM BAHAN BAKAR.

1. Aliran Bahan Bakar


Sistem bahan bakar berfungsi untuk mensuplay bahan bakar tekanan
tinggi pada pipa akumulator pada tekanan konstan sehingga siap
diinjeksikan. Komponen sistem bahan bakar antara lain: Tangki bahan
bakar (fuel tank), pompa bahan bakar (fuel pump), pipa bahan bakar fuel
pipe), saringan bahan bakar (fuel filter), damper pulsa (pulsation damper),
pipa deliveri (delivery pipa), regulator tekanan (pressure regulator), pipa
pengembali (return pipe).
2. Sirkuit Sistem Bahan Bakar
3. Pemeliharaan Sistem Bahan Bakar.Pemeliharaan sistem bahan bakar
terdiri atas perawatan dan pemeriksaan komponen mekanis dan
komponen elektrik.
Pemeriksaan elektrik terdiri atas:
a. Pemerksaan tegangan sumber / batteray
b. Pemeriksaan Fungsi Relay
c. Pemeriksaan komponen pengaman atau Fuse/sekering
d. Pemeriksaaan tegangan pada konektor atau sambungan
e. Pemeriksaan rangkaian.
Pemeriksaan komponen mekanis terdiri dari pemeriksaan :
a. Pemeriksaan filter
b. Pemerksaan Pompa bahan bakar
c. Pemeriksaan Injektor
d. Pemeriksaan Pipa Saluran bahan bakar
e. Pemeriksaan Crankshaft Sensor

Sistem kontrol udara


Sistem kontrol udara atau system induksi udara bertugas untuk mengatur
suplay udara ke dalam silinder melalui intake manifold. Menurut kontrol
udara masuk, terdapat dua jenis system control yaitu model L-Jetronik dan D-
Jetronik. Model Jetronik ditandai dengan penggunaan pengukur massa udara,
yaitu Mass Air Flow Sensor (MAF) pada jalur induksi udaranya, sedangkan
jenis D-Jetronik menggunakan sensor vakum (Manifold Absolute Pressure
/MAP) yaitu sensor pengukur tekanan absolut pada intake manifold
1. Aliran Udara Masuk
2. Untuk mengontrol putaran idle, ECU menggunakan input dari water
temperature sensor, throtle position sensor, air conditioner /AC,
transmisi otomatis, power steering, sistem pengisian (charging system),
putaran mesin dan kecepatan mesin. Adapun aktuator utama yang
digunakan terutama terkait dengan control putaran idle adalah dikenal
dengan Idle Speed Control valve, Idle Air Control Valve (IAC Valve) Air
Regulator valve maupun Fast Idle Device (FICD)
3. Sensor-sensor masukan bagi ECU terkait dengan control ISC adalah:
a. Crankshaft Position (CKP) Sensor sebagai input sinyal putaran mesin
b. Throttle Position Sensor (TPS); informasi beban mesin atau throttle
menutup
c. Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor atau Mass Air Flow (MAF)
Sensor; informasi udara masuk di intake manifold.
d. Water Temperature Sensor (WTS); informasi tentang temperature
keja engine
e. Switch posisi netral; untuk informasi posisi transmisi pada transmisi
otomatis
f. Air Conditioner Switch; informasi beban tambahan AC
g. Battery: informasi tegangan baterai.
4. Pemeriksaan komponen Pemerisaan komponen sensor ataupun actuator
pada engine management system dapat dilakukan secara langsung melalui
pengukuran. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur multi tester
(AVO meter), osiloskop ataupun menggunakan scanner.

Sistem Kontrol Pengapian


Sistem pengapian merupakan bagian utama yang juga menjadi ciri pada
motor bensin. Fungsi utama system pengapian adalah menyediakan sumber
pemicu pembakaran didalam ruang baker motor bensin dengan tegangan
yang cukup serta waktu yang sesuai agar dapat menghasilkan proses
pembakaran yang optimal sehingga dihasilkan tenaga mesin dalam kapasitas
maksimum.
Secara umum, terdapat dua persyaratan utama dalam pengapian yaitu
kualitas api pada busi dan waktu pengapian (timing ignition). Dari kualitas,
tegangan pada busi harus tinggi untuk dapat meloncatkan listrik pada
elektrodenya sehingga menimbulkan bunga api. Besarnya tegangan pada busi
adalah berkisar pada 10.000 – 30.000 volt

1. Rangkaian Sistem Pengapian Untuk memaksimalkan pengapian pada


engine, perkembangan system pengapian untuk engine multi silinder
sampai pada model Pengapian Distributorless (DLI) hingga model Direct
Ignition (DI). Pada model DLI, penggunaan distributor sudah ditinggalkan
dan digantikan dengan pemasangan satu buah ignition coil untuk dua buah
silinder. Pada model DI, system pengapian langsung dimana setiap silinder
memiliki ignition coil secara individu. Dengan model ini, output pengapian
yang dihasilkan menjadi labih baik sehingga memberi sumbangan bagi
efektifitas pembakaran didalam silinder.
2. Pemeriksaan Sistem Pengapian meliputi beberapa komponen utama
yaitu Ignition Coil, Busi dan Rangkaian pengapian.
langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah:
a. Memasang busi pada ignition coil
b. Melepas konektor di seluruh injektor
c. Meng-groround-kan busi dengan baik
d. Memeriksa adanya percikan bunga api selama mesin sedang
e. Diputar
Langkah berikutnya adalah pemeriksaan pada rangkaian tegangan rendah.
Seperti pada gambar 3.25, selama kunci kontak ON, harus terdapat listrik
bertegangan sama dengan bateray (11 – 14 volt) pada pin terminal 1 dan 4
di konektor ignition coil.
Pemeriksaan selanjutnya adalah pengecekan busi yang meliputi
pemeriksaan warna busi hasil pembakaran dan gap busi. Besarnya gap busi
diukur menggunakan feeler gauge dengan gap/jarak yang diizinkan adalah
0,8 - 0,9 mm, maksimum 1,1 mm

KEGIATAN BELAJAR 3
EMS COMMON RAIL MOTOR DIESEL.

Common rail direct fuel injection adalah varian sistim direct injection yang
modern pada diesel engines. Tekanan injeksi yang dihasilkan mencapai
highpressure (1000+ bar) yang didistribusikan secara individual melalui
solenoid valve, yang dikontrol oleh cams pada camshaft. Generasi ketiga
common rail saat ini menggunakan piezoelectric injectors untuk
meningkatkan akurasi injeksinya, dengan tekanan bahan bakar mencapai 180
MPa/1800 bar, diesel common rail system yang dikembangkan ini telah
mencapai BME Euro 6. Generasi ketiga Common Rail dikembangkan oleh
Bosch yang menghasilkan engine lebih clean, lebih economic, lebih bertenaga
dan lebih lembut. Saat ini common rail system telah menjadi sebuah revolusi
teknologi pada diesel engine technology. Robert Bosch GmbH, Delphi
Automotive Systems, Denso Corporation dan Siemens VDO merupakan
supplier utama untuk modern common rail systems ini beberapa car makers
menyebut common rail engines dengan beberapa nama. Hampir semua
European automakers telah mengaplikasikan common rail diesels ini untuk
produk mereka tidak terkecuali untuk commercial vehicles. Beberapa
Japanese manufacturers, seperti Isuzu, Toyota, Nissan dan kini Honda, telah
pula mengembangkan common rail diesel engines, bahkan Indian companies
pula telah sukses megimplementasikan technology ini

Sistem common rail menggunakan bahan bakar bertekanan tinggi agar bahan
bakar lebih ekonomis dan menyediakan power mesin yang besar, disamping
getaran dan noise mesin yang mengagumkan. Sistem ini menyimpan bahan
bakar, yang telah dimampatkan dan disuplai oleh supply pump, dalam
common rail. Dengan menyimpan bahan bakar pada tekanan tinggi, sistem
common rail dapat menyediakan bahan bakar pada tekanan injeksi yang
stabil, tidak dipengaruhi oleh putaran mesin dan beban mesin. ECM mengatur
fuel injection timing dan volume dengan menggunakan EDU yang
memberikan arus listrik ke solenoid valve dalam injector. ECM juga
memonitor tekanan bahan bakar internal dari common rail menggunakan fuel
pressure sensor. ECM meyebabkan supply pump mensuplai bahan bakar yang
dibutuhkan untuk mendapatkan target tekanan bahan bakar.

Komponen Sistem Injeksi Common Rail


a. High Pressure Pump
Pompa tekanan tinggi adalah pompa bahan bakar yang menyediakan bahan
bakar bertekanan tinggi yang akan diinjesikan kedalam silinder pompa bahan
bakar ini tidak mengatur tekanan injeksi, namun menyediakan tekanan yang
lebih tinggi dari tekanan injeksi.

b. Common Rail
Common Rail adalah sebuah pipa tekanan tinggi yang menghubungkan
pompa tekanan Tinggi dengan seluruh injektor mesin yang berfungsi untuk
menyimpan bahan bakar tekanan tinggi yang dikirim oleh pompa tekanan
tinggi dengan besaran tekanan tidak lebih dari 160 Mpa. Komponen ini juga
dikenal dengan High pressure Accumulator. Perbedaan yang mencolok pada
model ini adalah tekanan kerja yang sangat tinggi yang diberikan kepada
bahan bakar oleh pompa injeksi dengan perbandingan kira-kira 10 kali lipat
dibandingkan dengan tekanan system bahan bakar Diesel konvensional.

c. Injector
Injektor atau pengabut berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar kedalam
silinder, mengatur jumlah bahan bakar,mengatur timing injeksi dan timing
advance, dan gavernor serta pengaturan firing order. Bahan bakar dari
common rail berhubungan langsung dengan injektor. Bekerjanya injektor
bukan karena tekanan bahan bakar seperti pada system bahan bakar diesel
konvensional, melainkan melalui pembukaan solenoid yang dikontrol oleh
ECU, terutama melalui penguatan modul khusus (Seperyti pada kendaran
Toyota dikenal dengan Electronic Diesel Control / EDU). Saat solenoid dialiri
arus listrik maka akan terjadi medan magnit yang akan menarik injector valve
dan valve piston. Karena tertarik maka ada jarak antara jarum Nozzle dengan
ujung valve piston, sehingga bahan bakar mendorong jarum nozzle membuka
saluran kedalam silinder. Besarnya medan magnit tergantung pada besarnya
arus listrik dan lama waktu pengalirannya. Pengaturan jumlah bahan bakar
dikontrol dari lamanya pemberian listrik ke injector yang ditentukan oleh ECU
setelah menerima data dari sensor-sensor terkait. Sensor TP mengatur arus
memberikan data pada ECU terhadap posisinya, saat handel gas diinjak, maka
ECU akan mempertimbangkan/mengkalkulasi seberapa lama pembukaan
injektor sesuai dengan kebutuhan mesin. Sensor CMP memberikan data saat
injeksi dan urutan saat injeksi, perlu diketahui bahwa putaran cam shaft
hanya sekali dalam sekali siklus dan timing injeksi hanya terjadi sekali dalam
sekali siklus yaitu pada akhir proses/langkah kompresi. Demikian juga untuk
silinder yang lainnya (bila mesin lebih dari satu silinder) maka firing oder atau
urutan penginjeksian dapat dilakukan.

d. Filter bahan bakar


Filter bahan bakar pada sistem injeksi common rail ini dilengkapi dengan dua
macam filter keduanya fungsinya samaya yaitu mencegah masuknya kotoran
kedalam sistem bahan bakar.

e. Komponen pada sistem Injeksi Common rail

1). Electonic Control Unit (ECU)


ECU (Electronic Control Unit), berfungsi untuk memperhitungkan agar
pembakaran menjadi optimal dengan mengatur tekanan, jumlah dan waktu
injeksi. ECU juga menjaga agar tekanan bahan bakar tetap tinggi bahkan di
saat rpm mesin dalam keadaan rendah sehingga membuat konsumsi bahan
bakar menjadi efisien dan rendah emisi. Dengan kata lain, ECU menerima
input data dari sensor untuk mengatur bekerja-nya injektor.

2). Pressure Limiter Valve (Suction Control Valve/SCV)


Pressure limiter, berfungsi untuk melepas tekanan atau mengurangi suply
bahan bakar ke rail jika terjadi kondisi dimana tekanan yang timbul dalam rail
menjadi tinggi sekali (abnormal). Katupnya baru akan kembali tertutup
setelah tekanan dalam rail turun ke level tekanan injeksi yang sesuai
spesifikasi. Bahan bakar yang dilepaskan oleh pressure limiter akan kembali
ke tangki bahan bakar. Dengan demikian katup ini untuk menjaga agar
tekanan bahan bakar tetap stabil pada tekanan injeksi spesifikasinya.

3). Crankshaft position sensor (CKP)


Posisi piston di dalam ruang bakar sebagai penentuan awal injeksi. Semua
piston dihubungkan ke crankshaft oleh connecting rods. Sensor crankshaft
(CKP) memantau putaran mesin. Variabel input yang sangat penting ini
dihitung di dalam ECU menggunakan sinyal induktif dari crankshaft speed
sensor. Data putaran mesin yang ditangkap oleh sensor CKP dipergunakan
untuk fungsi timing advance dan gavernor.

4). Air temperature sensor


Agar gas buang yang dikeluarkan sesuai dengan batas yang diperbolehkan,
maka pengaturan rasio bahan bakar dan udara dikontrol secara ketat oleh
sistem. Untuk melakukan hal tersebut, di dalamnya terdapat satu sensor yang
memonitor aliran udara yang masuk ke dalam mesin. Sensor ini sinyalnya
berdiri sendiri lepas dari pengaruh lain seperti, reverse flow, EGR, variable
camshaft control dan perubahan air temperature control. Untuk daerah yang
temperatur udaranya sangat dingin sensor ini sangat diperlukan, karena akan
menentukan temperatur akhir langkah kompresi. Temperatur udara pada
akhir proses kompresi pada motor diesel diperlu-kan untuk proses penguapan
bahan bakar dan penyalaan bahan bahar. Bila temperatur akhir kompresi
tidak mencapai titik uap bahan bakar, maka masin tidak akan bisa hidup. Oleh
karena itu informasi dari AIT ini diterima ECU dan memerintah-kan
menyalakan pemanas bahan bakar yang ada disalah satu filter bahan bakar
(gambar 8, filter with heater).

5). Camshaft position sensor (CMP).


Camshaft memonitor putaran cam shaft sehingga pergerakan katub hisap dan
buang dapat diketahui oleh ECU. Pada saat piston begerak ke arah TDC, posisi
camshaft menentukan apakah dia ada dalam fase kompresi dengan
pengijeksian secara berurutan, atau dalam fase langkah buang. Selama fase
starting, informasi ini tidak bisa dihasilkan dari posisi crankshaft. Sehingga
CMP mengotrol timing injeksi dan firing order mesin diesel.

6). Coolant-temperature sensor


Temperature sensors dipasang dengan titik penempatan yang berbeda: di
dalam coolant circuit, untuk mengetahui temperatur mesin melalui coolant
temperature, di dalam intake manifold untuk mengukur temperatur intake
air, di dalam oli mesin untuk mengetahui temperatur oli, dan di dalam fuel-
return line untuk mengukur temperatur bahan bakar. Gambar 14.
Pemeriksaan coolant temperature sensor

7). Accelerator pedal sensor, Brake switch, Clutch pedal switch


Sirkuit redundant brake diaktifkan pada saat Accelerator ditekan dan brake
pedal juga sedang tertekan. ECU akan memberikan fail-safe mode yang
membatasi sinyal dari accelerator dan mengatur kerja injector (fast idle
mode) sehingga putaran mesin bisa mencapai 1200 RPM hanya ketika pedal
rem dilepas, sinyal APS dikembalikan dan kerja injector dijalankan kembali.
Proses ini berjalan dengan lancar tanpa terjadi adanya sentakan.

8). MAF & IAT.


Sensor ini terletak pada area filter udara. Fungsinya untuk mendeteksi suhu
dan massa udara intake. MAF atau Mass Air Flow sensor pada mesin dengan
common rail juga dikenal dengan Boost Pressure Sensor.

9). Rail pressure sensor


Pressure-control valve berfungsi menjaga tekanan di dalam rail agar tetap
konstan. Level ini adalah merupakan status kerja mesin. Jika tekanannya
terlalu besar, maka valve membuka kemudian bahan bakar mengalir kembali
ke tangki melalui return line. Jika tekanan kurang atau tidak mencukupi, maka
valve akan menutup dan high-pressure pump bekerja untuk menaikkan
tekanan di dalam rail.

10). Fuel temperature sensor


Fuel temperature sensor ditempatkan di selang fuel feed. Ketika
temperaturnya meningkat, ECU akan menyesuaikan besar injeksinya, pada
saat yang sama parameters kerja rail pressure control valve juga disesuaikan.

11). Knock Sensor.


Berfungsi untuk mendeteksi engine knocking pada mesin. Sistem bahan bakar
mempunyai fungsi mulai dari mengatur jumlah bahan bakar sesuai dengan
kebutuhan, mengatur kestabilan putaran mesin, mengatur timing dan
pengajuan saat injeksi, mematikan mesin, mengatur firing order, dan
seterusnya. EMS adalah adalah peralatan untuk mengatur kerja mesin agar
diperoleh kinerja yang optimal. Proses pengaturan dimulai dari sensor-sensor
mengirim data ke ECU dan data diolah kemudian memerintah actuator untuk
bekerja. Sistem EMS injeksi common rail mengontrol posisi throotle (TP), data
posisi throotle dikirim ke ECU dan memerintahkan ke Injektor untuk
membuka sesuai dengan posisi TP tersebut, Posisi throotle terhubung
langsung dengan handel gas diruang kemudi. Pada TP ini juga dihubungkan
dengan handel rem dan handel kopling. Bila kedua handel ini dioperasikan
meskipun TP terbuka putaran mesin akan turun sampai putaran Idle. Data
operasi handel rem dan kopling akan dikirim ke ECU dan memerintahkan
injektor untuk mengurangi jumlah bakan bakar yang diijeksikan. Dengan
demikian tidak akan terjadi putaran tinggi mesin saat pengereman dan
pemindahan gigi transmisi. EMS sistem injeksi common rail juga
menempatkan sensor pada crankshaft (CKP), gunanya untuk memantau
kecepatan putar crankshaft. Melalui sensor CKP ini motor Diesel common rail
ini dapat mengoperasikan fungsi gavernor untuk menstabilkan putaran mesin.
Pada saat TP pada posisi tetap kendaraan bertambah beban mungkin karena
hambatan jalan, mungkin hambatan angin dan sebaginya maka akan memicu
putaran mesin akan turun perubahan ini ditangkap oleh sensor CKP dan
dikirim ke ECU kemudian ECU memerintahkan ke Injektor untuk menambah
jumlah bahan bakar. Sehingga putaran mesin akan kembali keputaran semula.
Sebaliknya saat beban berkurang, maka putaran mesin akan naik, kondisi ini
ditangkap oleh CRK dan datanya dikirim ke ECU, kemudian ECU
memerintahkan injektor untuk mengurangi jumlah bahan bakar sampai
putaran mesin kembali pada putaran semula. Dengan demikian EMS sistem
injeksi common rail sekaligus berfungsi sebagai gavernor (gavernor
elektronik)

c. Analisis Gas Buang EMS Common Rail Motor Diesel


Berbicara tentang polusi, maka bayangan kita segera akan tertuju pada
banyak macam dan jenis penyebab polusi tersebut. Seperti diketahui bahwa
polusi atau pencemaran dapat berupa polusi udara, tanah, dan air. Sebagai
penyebabnya dapat terjadi secara alami atau dari akibat kegiatan manusia.
Namun dengan berkembangnya teknologi, saat ini polusi lebih banyak
disebabkan oleh kegiatan manusia. Beberapa produk teknologi justru telah
membuat pengaruh yang uruk terhadap alam dan lingkungan serta kehidupan
manusi pemakai teknologi itu sendiri.

Pada motor diesel, besarnya emisi dalam bentuk opasitas (ketebalan asap)
tergantung pada banyaknya bahan bakar yang disemprotkan (dikabutkan) ke
dalam silinder, karena pada motor diesel yang dikompresikan adalah udara
murni. Dengan kata lain semakin kaya campuran maka semakin besar
konsentrasi Nox, CO dan asap. Sementara itu, semakin kurus campuran
konsentrasi Nox, CO dan asap juga semakin kecil. 100% CO yang ada diudara
adalah hasil pembuangan dari mesin diesel sebesar 11% dan mesin bensin
89% CO adalah Carbon Monoxida; HC (Hydro Carbon); NOx adatah istilah dan
Oxida-Oxida Nitrogen yang digabung dan dibuat satu (NO. N02, N20). Polusi
emisi gas buang dari mesin disel dapat digolongkan berupa Partikulat, Residu
karbon, Pelumas tidak terbakar, Sulfat dan Lain-lain
KEGIATAN BELAJAR 4
KENDARAAN LISTRIK

a. Keunggulan dan kelemahan kendaraan listrik dibanding


kendaraan Internal Combustion Engine (ICE)

Ditinjau dari masalah emisi gas buang maka kendaran listrik mempunyi
keunggulan, karena kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi gas buang
( Zero Emission Vehicle/ ZEV)sebab sumber penggerak pada kendaraan listrik
adalah motor listrik, yaitu pesawat yang merubah energy listrik menjadi
energy gerak. Pembakit listrik dapat digunakan dari berbagai sumber dapat
dari energy surya, energy gelombang laut, energy angin, energy air, energy
panas, energy nuklir maupun mesin ICE (mesin diesel), namun lokasi
pembangkit dapat dilokalisir di tempat yang jauh dari penduduk sehingga
dapat lebih dikendalikan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan.

Kendaraan listrik menggunakan motor listrik menjadi energy mekanik. Motor


listrik yang digunakan ada 2 model yaitu motor DC dengan sikat dan motor
listrik DC tanpa sikat. Komponen motor listrik cukup simple karena hanya
membutuhkan magnet permanen dan lilitan. Pada motor listrik DC dengan
sikat, komponen magnet pada bagian statis, sedangkan lilitan pada bagian
dinamis, sedangkan motor DC tanpa sikat maka komponen magnet pada
bagian berputar sedangkan lilitan pada bagian diam. pengendalian daya
motor ke roda dengan cara mengatur besar arus listrik ke motor listrik
menggunakan inverter. Dengan demikian dilihat dari mekanisme penghasil
energy maka kendaran listrik memiliki keunggulan dibandingkan kendaraan
ICE dari jumlah komponen maupun rasio daya dengan berat.

Kendaraan dengan penggerak ICE menyimpan energy bahan bakar dalam


tangki bahan bakar. Kandungan energy yang besar tersimpan volume sangat
kecil dengan berat yang ringan. Infrasturtur stasiun pengisiaan bahan bakar
cukup banyak dengan kecepatan pengisian yang singkat.Sementara pada
kendaraan listrik sumber energy tersimpan di baterai.Kapasitas energy yang
tersimpan di baterai lebih rendah dibandingkan energy bahan bakar motor
bensin, hal ini membuat kendaraan listrik menjadi berat.Selain itu infrastuktur
stasiun pengisiaan bahan bakar masih terbatas serta waktu pengisian yang
masih lama.Dilihat dari factor ini kendaraan ICE lebih baik dibandingkan
kendaraan listrik

c. Sejarah kendaraan listrik


Kendaraan listrik merupakan kendaraan dengan sumber tenaga penggerak
berupa motor motor listrik.kendaraan listrik sangat populer pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian popularitasnya meredup karena
teknologi teknologi mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine/ICE) yang semakin maju dan harga kendaraan berbahan bakar bensin
dan diesel yang semakin murah.
Permasalahan krisis energi tahun 1970-an dan 1980-an dan isu permasalahan
lingkungan dan pemanasan global yang bersumber dari emisi dari kendaraan
dengan penggerak ICE memicu kembali berkembang kembali kendaraan
listrik. Tercatat beberapa perusahaan otomotif menghasilkan kendaraan
listrik.Nissan LEAF merupakan produk mobil listrik dari Nissan yang sudah
mendapat tempat di pasar global. Sejak diluncurkan tahun 2010, mobil ini
sudah terjual 400 ribu unit di 51 negara. Nissan LEAF sendiri dijadwalkan akan
masuk ke Indonesia pada tahun 2020. (Tempo.co 09/09/2019). Nisssan leaf
2018 mampu menempuh jarak mencapai 150 mile atau sekitar 241 km. power
yang dihasilkan juga cukup besar mencapai 147 horse power.

d. Komponen dan prinsip kerja kendaraan listrik

Kendaraan listrik merupakan kendaraan dengan motor listrik sebagai tenaga


penggeraknya. Motor listrik merupakan pesawat yang merubah energi listrik
menjadi energi gerak. Sumber energi listrik disimpan di baterai, sedangkan
untuk mengatur tenaga dan kecepatan motor listrik dibutuhkan. Dengan
demikian terdapat 3 komponen utama pada kendaraan listrik yaitu: 1). Motor
listrik 2). Inverter 3). Baterai

Motor listrik

Komponen utama pada kendaraan listrik adalah motor listrik. Motor listrik
sebagai sumber tenaga penggerak mesin ICE. Terdapat dua tipe motor listrik
yang digunakan pada mobil listrik yaitu motor DC menggunakan sikat
( Brushed DC motor) dan motor DC tanpa sikat (Brushless DC motor/ BLDC)

Kendaraan listrik saat ini kebanyakan menggunakan motor BLDC karena


memiliki keunggulan frekuensi perawatan lebih lama dan efisiensi lebih tinggi
> 90%. Komponen utama BLDC adalah magnet permanen dan lilitan. Lilitan
sebagai stator sedangkan magnet permanen sebagai rotor. Terdapat dua
model motor DC tanpa sikat yaitu model internal rotor dan external rotor.
Model external rotor yaitu motor BLDC dimana bagian luar motor yang
berputar, model external rotor biasa digunakan pada kendaraan listrik model
on wheel motor atau hub motor dimana motor listrik dipasang langsung pada
roda. Kendaraan listrik yang menggunakan hub motor minimal memerlukan 2
motor BLDC sebagai penggerak kendaraan..

Motor listrik BLDC bekerja menggunakan konsep magnet dimana bila kutub
berlainan tarik menarik, sedangkan bila kutub senama tolak menolak.
Kontruksi motor BLDC terdiri dari dua komponen utama yaitu magnet
permanen sebagai rotor dan lilitan sebagai stator. Lilitan dirangkai 3 phase,
misalkan lilitan tersebut yaitu lilitan A, lilitan B dan lilitan C.
Baterai
Baterai merupakan komponen utama pada kendaraan listrik. Baterai sebagai
sumber energy untuk kerja motor listrik. Permasalahan baterai menjadi
hambatan utama bagi perkembangan kendaraan listrik. Permasalahan baterai
pada kendaraan listrik diantara waktu pengisian, kapasitas penyimpanan
energy listrik, rasio energy yang mampu disimpan dengan bobot baterai,
ketahanan batarai dan penangan limbah baterai

Baterai lilitum merupakan jenis baterai yang paling banyak dihunakan di


kendaraan listrik karena memiliki karakterisik kepadatan energy sangat tinggi
(kecil, ringan dngan daya besar), mampu dilakukan pengisian ulang, usia
baterai yang lebih lama, namun harga lebih mahal. Penggunaan baterai litium
sangat popular pada peralatan elektronik yang butuh daya besar namun
ringan seperti pada laptop maupun hand phone.

Terdapat beberapa jenis baterai litium tergantung bahan penyusunnya. Jenis


baterai litium tersebuat diantaranya: LiMnO2 (Lithium Manganese Dioksida),
LiCoO2 (Lithium Cobalt dioksida), Li-NiMnCo-O2 (Lithium Nikel Manganese
Cobalt Dioksida) LiFePO4 (Lithium Ferro Phosphate), dan Li4Ti5O12
(Tetralitihium Pentatitanate Oksida). LiMnO2 Lifepo4 LiCoO2 Gambar 24.

Baterai litium Pemasangan baterai pada kendaraan listrik dilakukan di lantai


yang disusun secara seri parallel untuk mencapai tegangan dan kapasitas yang
diinginkan. Pemasangan baterai dilantai memberikan keuntungan
memperkuat struktur lantai kendaraan sehingga kendaraan lebih kokoh, titik
berat kendaraan menjadi lebih rendah sehingga kendaraan lebih stabil dan
ruang di kendaraan lebih lega.
2 Daftar 1. Rangkaian Sistem Pengapian
materi yang 2. ECU
sulit 3. Sistem elektronik common rail
dipahami di 4. Penggerak hybrid
modul ini
3 Daftar 1. Sistem kontrol udara masuk dan buang
materi yang 2. Pemeriksaan Sistem Pengapian
sering 3. Manfaat mobil listrik
mengalami
miskonseps
i

Anda mungkin juga menyukai