Keterangan :
VL = Volume langkah, dalam satuan cc
D = Diameter torak, dalam satuan cm.
L = Panjang langkah piston, diukur dan TMA
sampai dengan TMB, dalam satuan cm.
2) Perbandingan Kompresi adalah angka
perbandingan volume saat posisi piston di
titik mati bawah (TMB) dengan volume saat
piston di titik mati atas (TMA)
Kegiatan Belajar 2
Alat Ukur dan Peralatan Otomotif
1. Mistar Geser mistar geser dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman
benda ukur
2. Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung
dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi hingga
mencapai 0,001 mm. Ada 3 macam mikrometer
yaitu: Mikrometer Luar, Mikrometer dalam, dan
Mikrometer Kedalaman
3. Bore Gauge atau Silinder Gauge merupakan alat
ukur yang digunakan untuk mengukur diameter
silinder
4. Caliper Gauge merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur diameter dengan
ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan
katup, diameter dalam rocker arm dan sebagainya.
5. Dial Indikator digunakan untuk mengukur
kebengkokan, run out, kekocakan, end play, back
lash, kerataan, dan sebagainya
6. Telescoping Gauge merupakan alat ukur
pembanding yang biasa digunakan untuk
mengukur diameter dalam komponen yang agak
ke dalam
7. Multimeter r adalah alat ukur yang dipakai untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi)
8. Blocking, Jacking, dan Lifting dilakukan untuk
mempermudah pekerjaan pada kendaraan,
terutama pekerjaan di bawah kendaraan.
Pekerjaan perawatan dan perbaikan kendaraan
sangat membutuhkan jacking blocking, dan lifting
Kegiatan Belajar 3
Dasar Kelistrikan dan Elektronika
1. Sistem Kelistrikan Kendaraan dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu Sistem Kelistrikan Mesin berfungsi
untuk menghidupkan mesin dan mempertahankan
agar mesin tetap hidup dan Sistem Kelistrikan Bodi
berfungsi untuk membatu pengendara untuk
menjalankan kendaraan dengan aman dan nyaman
2. Listrik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar yaitu Listrik statis yang merupakan suatu
keadaan dimana elektron bebas sudah terpisah dari
atomnya masing-masing, tidak bergerak hanya
berkumpul dipermukaan benda tersebut dan Listrik
dinamis merupakan suatu keadaan terjadinya aliran
elektron bebas dimana elektron ini berasal dari dari
elektron yang sudah terpisah dari inti masing-
masing.
3. Hukum Ohm adalah Hukum yang mengatakan
bahwa besar arus mengalir berbanding lurus
dengan besar tegangan dan berbanding terbalik
dengan besar tahanan
4. Kabel Listrik yang digunakan Pada sistem Kelistrikan
dapat dikelompokkan menjadi: Kabel baterai, kabel
general, Kabel Printed circuit, kabel ground, dan
kabel tegangan tinggi
5. Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang
kabel tetapi berbanding terbalik dengan diameter
kabel. Ini berarti semakin panjang kabel listrik,
semakin besar pula tahanannya, tetapi semakin
besar diameter kabel listrik semakin kecil
tahanannya.
6. Tahanan sambungan adalah tahanan yang
diakibatkan oleh sambungan yang kendor
7. Tahanan Isolator yaitu tahanan yang diakibatkan
benda isolator yang menghalangi arus listrik antara
konduktor
8. Terdapat 5 komponen utama dalam rangkaian
kelistrikan otomotif, yaitu: Sumber listrik (power
source), alat pengaman (protection device), beban
(working device), control (control device), massa
(ground path), sedangkan Rangkaian komponen
dalam sistem kelistrikan ada tiga macam yaitu :
Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel dan rangkaian
seri paralel
9. Voltage Drop yaitu Bertambahnya tahanan pada
kontak maupun konektor menyebabkan terjadi
penurunan tegangan pada kaki komponen utama
10. Sumber energi listrik pada kelistrikan otomotif ada
2 yaitu: Baterai dan alternator
11. Terdapat 3 jenis alat pengaman rangkaian
kelistrikan kendaraan yaitu: fuse, fusible links dan
contact breaker
12. Beban Listrik merupakan komponen utama dalam
rangkaian listrik yang ingin difungsikan dengan
merubah energi listrik menjadi enegi yang di
inginkan
13. Kontrol elektronik merupakan suatu rangkaian
yang terdiri dari komponen resistor, kapasitor,
diode, transistor maupun intergated circuit
14. Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai
media mengalirkan listrik, sedangkan Konektor
berfungsi tempat penyambungan kabel pada
sistem kelistrikan
Kegiatan Belajar 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Manajemen Perawatan Kendaraan
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Per.05/MEN/1996 Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif
2. Keselamatan kerja merupakan keadaan terhindar
dari bahaya saat melakukan kerja. Keselamatan
kerja adalah tugas semua orang yang bekerja
3. Sebab terjadinya kecelakaan Kerja antara lain yaitu
dari kesalahan manusia dan Kondisi yang tidak
aman
4. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan
yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya
5. Limbah B3 dapat dikategorikan dalam 2 (dua)
kelompok yaitu yang berdasarkan sumber dan
yang berdasarkan karakteristik. Menurut PP No. 12
Tahun 1995
6. Kebakaran dapat digolongankan menjadi beberapa
kelas, yaitu kelas A, B, C dan D di mana masing-
masing jenis kebakaran tersebut cara untuk
memadamkan apinya pun berbeda-beda
7. Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan adalah
upaya, yang bertujuan untuk mendapatkan
efisiensi kendaraan yang maksimum dengan
kemungkinan rusak yang rendah dan waktu
perbaikan yang singkat.
2 Daftar materi yang sulit 1. Perhitungan Daya Motor
dipahami di modul ini 2. Penggunaan Alat ukur yang paling sesuai dengan
bidang kerja
3. Menghidupkan dan mematikan aliran listrik pada
rangkaian yang memerlukan komponen kontrol
4. mengetahui mekanisme timbulnya api, klasifikasi
kebakaran, serta jenis alat pemadam yang dapat
dipilih untuk memadamkan kebakaran
3 Daftar materi yang sering 1. Menentukan Daya Indikator dan Daya Efektif yang
mengalami miskonsepsi Terjadi Di atas Torak,dan yang Terjadi Di tiap
Silinder
2. Menghitung Daya Indikator
3. Membaca Hasil Pengukuran yang dilakukan dengan
mistar geser maupun mikrometer yang memiliki
perbedaan skala
4. Menentukan sistem rangkaian kelistrikan seri
paralel
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 2)
Kegiatan Belajar 2
Sistem Pelumasan dan Pendingin Motor
Sistem Pelumasan
1. Fungsi Sistem Pelumasan
Tujuan utama pelumasan adalah untuk
menghindari kontak langsung antara dua bagian
yang saling bersingunggan.
2. Jenis-jenis Sistem Pelumasan
Sistem pelumas ada dua yaitu
1) Sistem Pelumasan basah
2) Sistem Pelumasan kering
3. Komponen sistem pelumasan
Komponen utama sistem pelumasan yaitu pompa
oli yang berfungsi untuk menghisap oli dari karter
untuk disirkulasikan ke seluruh komponen mesin
yang membutuhkan pelumasan.
4. Jenis-jenis dan karakteristik minyak pelumas
Terdapat 2 jenis minyak pelumas atau oli yaitu :
1) Oli Mineral
2) Oli Synthetic
Kegiatan Belajar 3
Sistem Bahan Bakar Bensin
Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Konvensional
a. Tangki Bahan Bakar
b. Saluran bahan bakar
c. Saringan bahan bakar
d. Pompa bahan bakar
e. Charcoal Canister
f. Karburator
Berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam
bentuk cair menjadi kabut bahan bakr dan
mengalirkannya ke dalam silinder sesuai
dengan kebutuhan mesin.
a) Dilihat dari tiper venturi, karburator
dapat dibedakan menjadi :
1) Karburator dengan tipe tetap
2) Karburator variable venturi
3) Karburator air valve venturi
b) Dilihat dari arah masuk campuran udara
dan bahan bakar :
1) Karburator air turun
2) Karburator air datar
c) Dilihat dari jumlah barel :
1) Karburator single barel
2) Karburator double barel
Prinsip Kerja karbutor
Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum-
hukum fisika seperti: Qontinuitas dan
Bernauli. Apabila suatu fluida mengalir
melalui suatu tabung, maka banyaknya fluida
atau debit aliran (Q) adalah:
Q = A.V = konstan
Q = debit aliran m3/detik
A = luas penampang tabung (m2)
V = kecepatan aliran (m/detik)
Komponen-komponen karburator :
1) Main jet
2) Slow jet
3) Economizer jet
4) Air bleeder
5) Main nozzle
6) Throttle valve
7) Choke valve
8) Idle mixture adjusting valve
Cara kerja Karburator
Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada
karburator terdapat beberapa sistem yaitu:
1. Sistem pelampung untuk menjaga agar
permukaan bahan bakar pada ruang
pelampung selalu konstan
2. Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat,
untuk pada saat kendaraan diam
3. Sistem Kecepatan Tinggi Primer Pada
saat kecepatan rendah ke menengah
4. Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder untuk
kendaraan pada saat kecepatan
menengah ke tinggi
5. Sistem Tenaga (Power System)
Primary high system mempunyai
perencanaan untuk pemakaian bahan
bakar yang ekonomis.
6. Sistem Percepatan
Untuk sistem bahan bakar Pada saat
pedal gas diinjak secara tiba-tiba
7. Sistem Cuk
Menghidupkan mesin Pada saat mesin
dingin
Sistem Tambahan pada karburator :
1. Mekanisme Idle Cepat
2. Hot Idle Compensator (HIC)
3. Anti Dieseling
4. Choke Opener
5. Chocke Breaker
6. Altitude Compensator
7. Dashpot
8. Deceleration Fuel Cutt Of System
Kegiatan Belajar 4
Proses Pembakaran Pada Motor Diesel
1. Tiga syarat minimal yang harus dipenuhi
terjadinya proses pembakaran pada motor
diesel yaitu adanya bahan bakar, oksigen, dan
panas
2. Bahan bakar untuk motor diesel dapat berupa
solar, bio diesel maupun pertamina dex
3. Oksigen terdapat di dalam udara, sedang panas
berasal dari udara yang dimampatkan
(dikompresikan)
4. Tahapan (sequence) cara kerja motor diesel
adalah :
1) Intake
2) Compression
3) Power
4) Exhaust
5. Proses pembakaran pada motor diesel dibagi
menjadi beberapa periode yaitu :
1) Periode pertama: Periode Waktu
Pembakaran Tertunda
Periode ini merupakan phase persiapan
pembakaran, dimana bahan bakar yang
berbentuk kabut bercampur dengan udara
di dalam silinder agar mudah terbakar.
Penambahan tekanan di dalam silinder
diakibatkan oleh perubahan posisi poros
engkol.
2) Periode kedua: Periode Perambatan Api
Pada periode ini campuran udara dan bahan
bakar akan terbakar dibeberapa tempat di
dalam silinder, sehingga di beberapa tempat
terjadi pembakaran. Nyala api yang terjadi
akan merambat dengan kecepatan tinggi
sehingga seolah-olah campuran udara dan
bahan bakar terbakar sekaligus. Keadaan
tersebut mengakitkan tekanan dalam
silinder naik, sehingga periode ini sering
disebut pembakaran letup
3) Periode ketiga: Periode Pembakaran
Langsung
Akibat nyala api di dalam silinder, maka
campuran udara dan bahan bakar yang
diinjeksikan langsung terbakar sehingga
periode ini disebut pembakaran langsung.
Pada periode ini, pembakaran dapat
dikontrol dari jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan, sehingga periode ini sering
disebut periode pembakaran dikontrol
4) Periode keempat: Periode Pembakaran
Lanjut
Pada periode ini proses pengijeksian
berakhir di titik D, namun bahan bakar
belum terbakar seluruhnya, sehingga
meskipun penyemprotan bahan bakar telah
berakhir, namun proses pembakaran masih
tetap berlangsung. Apabila periode
pembakaran lanjut ini terlalu lama, maka
temperatur gas buang akan tinggi sehingga
mengakibatkan efisiensi panas turun.
6. Pengabut Motor Diesel injektor pada motor
diesel berfungsi untuk merubah bentuk fisik
bahan bakar yang sebelumnya berbentuk cair
menjadi kabut (butiran kecil)
7. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan
Pompa Injeksi In Line
Komponen-komponen sistem bahan bakar
diesel dengan pompa injeksi in line :
1) Elemen pompa injeksi yang terdiri atas :
Plunger dan barrel (cylinder)
2) Governor yang berfungsi untuk mengatur
putaran sesuai beban mesin. Secara rinci
fungsi governor pada motor diesel dapat
diuraikan sebagai berikut: 1) Memudahkan
mesin saat start dengan memperbanyak
suplai bahan bakar. 2) Mencegah overspeed
3) Membatasi putaran mesin saat idle 4)
Membatasi putaran mesin maksimum
3) Automatic Timer berfungsi untuk
memajukan saat injeksi pada putaran tinggi
8. Sistem bahan bakar diesl dengan pompa injeksi
distributor type VE (Verteiler Einspritz)
Komponen-komponennya :
1) Pump Plunger dan kelengkapannya
2) Feed Pump
3) Termination
4) Pressure Equalization (penyamaan tekanan)
5) Fuel Cut Selenoid
6) Pump Plunger dan Spill Ring
7) Mechanical governor
8) Automatic timer
b. Percikan bungah api pada busi harus terjadi pada saat yang tepat
sesuai dengan beban dan putaran mesin.
SISTEM STARTER
3.Armature
4.Sikat
Kegiatan Belajar 3
SISTEM PENGISIAN
AP = CL + PL + 0,1 IL
AP : Alternator Power
CL : Continuous Loads
PL : Prologed Loads
IL : Intermittent Loads
L = Panjang penghantar
Terminal Ciri
Terminal Ciri-ciri
5 Tan 30 Pink
10 Merah 50 Merah
Arus : 30 A lebih
A. Pembongkaran
B. Pemeriksaan komponen alternator
a. Pemeriksaan Rotor
Pemeriksaan bearing alternator
b. Pemeriksaan stator
Pengetesan hubungan kawat lilitan dari kemungkinan putus
atau terbuka dan pemeriksaan kebocoran kawat ke bodi
stator coil
d. Pemeriksaan Diode
e. Merakit alternator
Masukan sikat pada rumahnya, kemudian tahan
menggunakan kawat penahan melalui lubang yang
tersedia. Bila langkah ini tidak dilakukan dapat
menyebabkan sikat maupun rumah sikat pecah akibat sikat
terdorong oleh bearing saat merakit.
Perhatikan ketepatan pemasangan antara rumah depan
dengan rumah belakang.
Perhatikan pemasangan isolator pada terminal B. Bila lupa
terpasang dapat menyebabkan hubung singkat.
KEGIATAN BELAJAR 4
SISTEM AC MOBIL
1) Kompresor
f) Model vane
3) Kondensor
4) Receiver
5) Katup Ekpansi
6) Evaporator
8) Refrigeran
9) Pelumas AC
Fungsi pelumas ini untuk mencegah komponen yang bergesekan
dari keausan. Komponen yang bergesekan yaitu pada kompresor
AC, keausan kompresor dapat menyebabkan kinerja kompresor
turun sehingga kinerja AC juga menurun
3. Pengisian Refrigeran
1. Tes tekanan
a. Sistem AC normal
b. Sistem AC tidak normal
1. Kedua manometer menunjukkan tekanan yang rendah dari
semestinya
2. Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar
3. Manomater tekanan rendah lebih tinggi dan manometer
tekanan tinggi lebih rendah
2. Tes temperatur
a. Mengukur temperatur udara dalam saluran evaporator
b. Mengukur temperatur ruangan AC & kelembaban udara
c. Pemeriksaan Sistem AC dengan Memeriksa Temperatur Selang
1. Kondisi normal
2. Kondisi Receiver Tersumbat
3. Kondisi Selang ke Kondensor Tersumbat
3. Pengetesan kebocoran
4. Memakai busa sabun
5. Ultraviolet fluorescent system
6. Detector kebocoran elektronik
SISTEM KEMUDI
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM REM
SISTEM SUSPENSI
1. Prinsip dan Konstruksi Sistem Suspensi
Kendaraan Sistem suspensi diperlukan untuk
meminimalkan ketidaknyamanan
berkendaran. menjaga kestabilan kendaraan
saat mengalami
kejutan, getaran dan goncangan.
2. Ditinjau dari konstruksi dan konsep
bekerjanya suspensi dibedakan menjadi dua
konstruksi dasar, yaitu : suspensi kaku/ rigid
dan suspensi bebas/ independent.
3. Suspensi rigid atau suspensi kaku atau ada
juga yang menyebut suspensi mati adalah
sistem pemasangan suspensi dimana antara
roda kiri dan kanan dipasang pada satu poros
poros tunggal, sehingga kondisi satu sisi roda
akan mempengaruhi roda pada sisi yang lain.
Komponen-komponen utama sistem
suspensi antara lain adalah :
1).Pegas, berfungsi untuk meredam kejutan-
kejutan dari permukaan jalan pada saat
berkendara.
2).Shock absorber, berfungsi untuk meredam
oskilasi dari pegas sehingga kondisi
memegasnya tidak terlalu lama
3).Stabilizer, berfungsi untuk kendaraan agar
kendaraan tidak bergoyang ke arah samping.
4).Linkage-linkage, berfungsi untuk menahan
komponen-komponen suspensi agar tetap
stabil pada posisinya dan mengontrol
pergerakan roda-roda ke arah samping
maupun depan.
4. Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Kendaraan.
Secara umum, pemeriksaan tersebut antara
lain: memeriksa kekencangan baut–baut
lengan suspensi, memeriksa kekencangan
baut–baut control arm, memeriksa dust cover
dari kerusakan atau sobek dan memeriksa
kerja shock absorber.
5. Sistem Pemindah Tenaga pada Sepeda
Motor
1). Prinsip dan Konstruksi Sistem Kopling
Sepeda Motor
Sistem pemindah tenaga merupakan salah
satu sistem utama pada kendaraan, begitu
juga pada sepeda motor. Sistem pemindah
tenaga berperan untuk mengkonversi putaran
mesin dari poros engkol menjadi gerak putar
roda yang kemudian membuat kendaraan
melaju. Tak hanya perpindahan tenaga,
sistem ini juga berfungsi untuk mengatur
perbandingan antara daya output mesin
dengan kondisi jalan sehingga sepeda motor
dapat dijalankan di berbagai kondisi jalan.
Secara umum, sistem pemindah tenaga
dimulai dari kopling, transmisi, sprocket and
chain dan kemudian tenaga diteruskan ke
roda sepeda motor.
Kopling berfungsi meneruskan dan
memutuskan aliran tenaga dari poros engkol
mesin ke transmisi.
KEGIATAN BELAJAR 4
SISTEM TRANSMISI
KEGIATAN BELAJAR 2
PERSIAPAN PERMUKAAN.
1. Tujuan Persiapan permukaan adalah; melindungi metal
dasar, Memperbaiki daya lekat (adhesi), memulihkan
bentuk dan merapatkan permukaan.
2. Bahan dasar cat terdiri dari pigment dan extender
(filler), resin (binder), solvent, dan additive.
a) Pigment adalah suatu bubuk yang telah digiling
halus yang diperoleh dari batu-batuan mineral
atau buatan (syntetic). Pigment atau zat warna
terbagi menjadi : Pigment warna, Pigment
terang, Pigment extender, Pigment pencegah
karat, Pigment flatting.
b) Resin atau binder merupakan komponen utama
dalam cat yang berbentuk cairan kental dan
transparan yang membentuk film atau lapisan
setelah diaplikasi pada suatu benda dan
mongering membentuk lapisan yang keras.
Kandungan resin mempunyai pengaruh
langsung pada kemampuan cat dalam hal
kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan
cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas
akhir seperti tekstur, kilap (gloss), dan adhesi,
serta memberi kemudahan dalam penggunaan
diantaranya waktu pengeringan.
c) Solvent adalah suatu cairan yang dapat
melarutkan resin dan mempermudah
pencampuran pigment dan resin dalam proses
pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap
apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent
(thinner) ini untuk mengencerkan campuran
pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat)
sehingga menjadi agak encer dan dapat
disemprotkan selama proses pengecatan
d) Additive adalah suatu bahan yang ditambahkan
pada cat dalam jumlah yang kecil untuk
meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan
atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang
ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil
untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai
dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additive
berfungsi untuk: (a) mencegah terjadinya buih
pada saat penyemprotan (anti foaming), (b)
mencegah terjadinya pengendapan cat pada
saat dipergunakan (anti setting), (c) meratakan
permukaan cat sesaat setelah disemprotkan
(flow additive), (d) menambah kelenturan
cat,dll.
3. Bahan–bahan yang digunakan dalam pekerjaan
pengecatan pada kendaraan adalah sebagai berikut;
a) Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan
sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi
untuk memberikan ketahanan terhadap karat,
meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar
(sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya.
b) Dempul / putty adalah lapisan dasar (undercoat)
yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok
dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan
benda kerja.
c) Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang
disemprotkan diatas primer, putty atau lapisan
dasar (undercoat) lainnya. Surfacer mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut (1) mengisi penyok kecil
atau goresan tipis, (2) mencegah penyerapan top
coat, (3) meratakan dan meningkatkan adesi diatas
under coat dan top coat, dan (4) meningkatkan
gloss (daya kilap) lapisan top coat.
d) Cat warna/Top coat, adalah cat akhir yang
memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan
meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan
kualitas tersebut. Cat warna ada dua jenis yaitu cat
metallic dan solid
e) Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau
khas menyengat hidung. Zat cair ini berfungsi untuk
mengencerkan campuran zat pewarna dan zat
perekat hingga menjadi agak encer dan dapat
dikerjakan selama proses pembuatan cat dan untuk
aplikasinya
f) Hardener adalah suatu bahan yang membantu
mengikat molekul di dalam resin sehingga
membentuk lapisan yang kuat dan padat.
g) Clear /gloss digunakan sebagai cat pelapis akhir
pada pengecatan sistem dua lapis, berfungsi untuk
memberikan daya kilap dan daya tahan gores
terhadap cat warna dasar khususnya pada cat jenis
metalik.
4. Peralatan keselamatan kerja bagi pekerja di bengkel
cat agar terhindar dari bahaya; Kacamata (Goggless),
Respirator, Pakaian Kerja bagi Teknisi, Sarung tangan,
Sarung tangan Tahan Pelarut (solvent resistant gloves),
Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti static shoes).
5. Peralatan Pengecatan, diantaranya:
Amplas/sandpaper, Kompressor, Blok Tangan
(Handblock), Sander, Spray gun, Batang Pengaduk
(AgitatingRod). Spatula (Kape), Air Duster Gun,
MixingPlate, MaskingPaper
6. Metode Persiapan Permukaan, diantaranya:
a) Mendeteksi Kerusakan Bodi
b) Menentukan luasan kerusakan, dapat dilakukan
secara visual, sentuhan, menilai dengan
penggaris, Featheredging
c) Menentukan Metode Reparasi atau Perbaikan.
Reparasi Panel dengan Vacuum Cup
Reparasi Panel dengan Alat Hidrolik
Reparasi Panel dengan Palu Dolly
Reparasi Panel dengan washer walder
Reparasi Panel dengan Pengerutan
(Shrikingking)
d) Persiapan untuk Top-Coating
e) Mencampur Warna(colour matching)
f) Masking
KEGIATAN BELAJAR 3
METODE DAN PROSES PENGECATAN.
1. Fungsi pengecatan adalah melindungi permukaan
(logam) dari bahaya karatan dan sebagai dekorasi.
2. Prinsip kerja spray painting(pengecatan semprot)
adalah upaya terjadinya campuran cat dan udara
secara sempurna atau terjadi proses atomisasi.
3. Air spraygun dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: tipe
umpan-berat (gravity-feed), umpan-hisap (suction-
feed), dan tipe tekanan (compression)
4. Konstruksi Air Spraygun diantaranya:
a) Sekrup penyetel fluida (fluid adjustment screw)
b) Sekrup penyetel fan spreader setel bentuk pola
semprotan.
c) Sekrup penyetel udara
d) Fluid Tip
e) Air Cap
f) Trigger
5. Teknik Penggunaan Air Spraygun
a) Cara Memegang Spraygun, Biasanya spraygun
ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking,
sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah
dan jari manis.
b) Menggerakkan Spraygun, Ada empat hal
penting dalam menggerakkan air spraygun,
yaitu:
jarak spraygun (10-20 cm),
sudut spraygun (900),
kecepatan langkah ayun (12 feet/detik),
pola tumpang-tindihnya/overlapping (1/3-
1/2).
c) Teknik Overlapping. Overlapping adalah suatu
teknik pengecatan pada permukaan benda
kerja, sehingga penyemprotan yang pertama
dan berikutnya akan menyambung.
KEGIATAN BELAJAR 4
KELISTRIKAN BODY KENDARAAN.
Pembahasan komponen kelistrikan bodi mencakup
sumber energi, sistem kelistrikan utama (penerangan,
isyarat tanda belok , klakson, meter kombinasi, wiper),
instrumentasi (berbagai indikator) dan sistem kelistrikan
tambahan (power window, central lock, dan power mirror)
yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan saat berkendara.
1. Baterai merupakan salah satu sumber energi listrik
pada kendaraan. Baterai terbagi menjadi 3 Jenis yakni
Baterai Basah (Konvensional), Baterai kering dan
Maintenance Free (MF)
2. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah listrik yang
disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai
sumber listrik. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh
ukuran plat, jumlah plat, jumlah sel dan jumlah
elektrolit baterai. Ketentuan yang menunjukkan
kapasitas baterai, biasanya diukur dari Cranking
Current Ampere (CCA) dan Ampere Hour Capacity
(AH).
3. Terdapat 3 kelompok pemeriksaan dan pengujian
baterai yang sering dilakukan, yaitu pemeriksaan visual,
pemeriksaan elektrolit dan kebocoran serta pengujian
dengan beban.
4. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu:
a) Pengisian Normal Pengisian normal adalah
pengisian dengan besar arus yang normal, besar
arus pengisian normal sebesar 10% dari
kapasitas baterai
b) Pengisian cepat adalah pengisian dengan arus
yang sangat besar. Besar pengisian tidak boleh
melebihi 50% dari kapasitas baterai.
5. Pengaman Rangkaian pada sistem kelistrikkan body
diantaranya adalah;
a) Sekring (fuse)
b) Fusible Link
c) Circuit breaker
d) Switch dan Relay
e) Electrical Wiring Diagram
6. Sistem Kelistrikan Utama pada kendaraan diantaranya;
a) Sistem Penerangan (lampu), diantaranya Lampu
Kepala, Sistem Lampu Senja, Sistem Lampu rem,
Lampu Tanda belok, Lampu Hazard, Lampu
Kabin, Sistem Lampu Mundur
b) Sistem Klakson (Horn)
c) Sistem Wiper
d) Sistem Washer
e) Sistem Instrumentasi diantaranya;
Instrumen Putaran Mesin (Tachometer)
Instrumen Kecepatan Kendaraan
(speedometer)
Instrumen Volume Bahan Bakar
Instrumen Temperatur Mesin
f) Kelistrikan Tambahan, diantaranya
Sistem Power Window
Central Door Lock
Sistem Power Mirror
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM BAHAN BAKAR.
KEGIATAN BELAJAR 3
EMS COMMON RAIL MOTOR DIESEL.
Common rail direct fuel injection adalah varian sistim direct injection yang
modern pada diesel engines. Tekanan injeksi yang dihasilkan mencapai
highpressure (1000+ bar) yang didistribusikan secara individual melalui
solenoid valve, yang dikontrol oleh cams pada camshaft. Generasi ketiga
common rail saat ini menggunakan piezoelectric injectors untuk
meningkatkan akurasi injeksinya, dengan tekanan bahan bakar mencapai 180
MPa/1800 bar, diesel common rail system yang dikembangkan ini telah
mencapai BME Euro 6. Generasi ketiga Common Rail dikembangkan oleh
Bosch yang menghasilkan engine lebih clean, lebih economic, lebih bertenaga
dan lebih lembut. Saat ini common rail system telah menjadi sebuah revolusi
teknologi pada diesel engine technology. Robert Bosch GmbH, Delphi
Automotive Systems, Denso Corporation dan Siemens VDO merupakan
supplier utama untuk modern common rail systems ini beberapa car makers
menyebut common rail engines dengan beberapa nama. Hampir semua
European automakers telah mengaplikasikan common rail diesels ini untuk
produk mereka tidak terkecuali untuk commercial vehicles. Beberapa
Japanese manufacturers, seperti Isuzu, Toyota, Nissan dan kini Honda, telah
pula mengembangkan common rail diesel engines, bahkan Indian companies
pula telah sukses megimplementasikan technology ini
Sistem common rail menggunakan bahan bakar bertekanan tinggi agar bahan
bakar lebih ekonomis dan menyediakan power mesin yang besar, disamping
getaran dan noise mesin yang mengagumkan. Sistem ini menyimpan bahan
bakar, yang telah dimampatkan dan disuplai oleh supply pump, dalam
common rail. Dengan menyimpan bahan bakar pada tekanan tinggi, sistem
common rail dapat menyediakan bahan bakar pada tekanan injeksi yang
stabil, tidak dipengaruhi oleh putaran mesin dan beban mesin. ECM mengatur
fuel injection timing dan volume dengan menggunakan EDU yang
memberikan arus listrik ke solenoid valve dalam injector. ECM juga
memonitor tekanan bahan bakar internal dari common rail menggunakan fuel
pressure sensor. ECM meyebabkan supply pump mensuplai bahan bakar yang
dibutuhkan untuk mendapatkan target tekanan bahan bakar.
b. Common Rail
Common Rail adalah sebuah pipa tekanan tinggi yang menghubungkan
pompa tekanan Tinggi dengan seluruh injektor mesin yang berfungsi untuk
menyimpan bahan bakar tekanan tinggi yang dikirim oleh pompa tekanan
tinggi dengan besaran tekanan tidak lebih dari 160 Mpa. Komponen ini juga
dikenal dengan High pressure Accumulator. Perbedaan yang mencolok pada
model ini adalah tekanan kerja yang sangat tinggi yang diberikan kepada
bahan bakar oleh pompa injeksi dengan perbandingan kira-kira 10 kali lipat
dibandingkan dengan tekanan system bahan bakar Diesel konvensional.
c. Injector
Injektor atau pengabut berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar kedalam
silinder, mengatur jumlah bahan bakar,mengatur timing injeksi dan timing
advance, dan gavernor serta pengaturan firing order. Bahan bakar dari
common rail berhubungan langsung dengan injektor. Bekerjanya injektor
bukan karena tekanan bahan bakar seperti pada system bahan bakar diesel
konvensional, melainkan melalui pembukaan solenoid yang dikontrol oleh
ECU, terutama melalui penguatan modul khusus (Seperyti pada kendaran
Toyota dikenal dengan Electronic Diesel Control / EDU). Saat solenoid dialiri
arus listrik maka akan terjadi medan magnit yang akan menarik injector valve
dan valve piston. Karena tertarik maka ada jarak antara jarum Nozzle dengan
ujung valve piston, sehingga bahan bakar mendorong jarum nozzle membuka
saluran kedalam silinder. Besarnya medan magnit tergantung pada besarnya
arus listrik dan lama waktu pengalirannya. Pengaturan jumlah bahan bakar
dikontrol dari lamanya pemberian listrik ke injector yang ditentukan oleh ECU
setelah menerima data dari sensor-sensor terkait. Sensor TP mengatur arus
memberikan data pada ECU terhadap posisinya, saat handel gas diinjak, maka
ECU akan mempertimbangkan/mengkalkulasi seberapa lama pembukaan
injektor sesuai dengan kebutuhan mesin. Sensor CMP memberikan data saat
injeksi dan urutan saat injeksi, perlu diketahui bahwa putaran cam shaft
hanya sekali dalam sekali siklus dan timing injeksi hanya terjadi sekali dalam
sekali siklus yaitu pada akhir proses/langkah kompresi. Demikian juga untuk
silinder yang lainnya (bila mesin lebih dari satu silinder) maka firing oder atau
urutan penginjeksian dapat dilakukan.
Pada motor diesel, besarnya emisi dalam bentuk opasitas (ketebalan asap)
tergantung pada banyaknya bahan bakar yang disemprotkan (dikabutkan) ke
dalam silinder, karena pada motor diesel yang dikompresikan adalah udara
murni. Dengan kata lain semakin kaya campuran maka semakin besar
konsentrasi Nox, CO dan asap. Sementara itu, semakin kurus campuran
konsentrasi Nox, CO dan asap juga semakin kecil. 100% CO yang ada diudara
adalah hasil pembuangan dari mesin diesel sebesar 11% dan mesin bensin
89% CO adalah Carbon Monoxida; HC (Hydro Carbon); NOx adatah istilah dan
Oxida-Oxida Nitrogen yang digabung dan dibuat satu (NO. N02, N20). Polusi
emisi gas buang dari mesin disel dapat digolongkan berupa Partikulat, Residu
karbon, Pelumas tidak terbakar, Sulfat dan Lain-lain
KEGIATAN BELAJAR 4
KENDARAAN LISTRIK
Ditinjau dari masalah emisi gas buang maka kendaran listrik mempunyi
keunggulan, karena kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi gas buang
( Zero Emission Vehicle/ ZEV)sebab sumber penggerak pada kendaraan listrik
adalah motor listrik, yaitu pesawat yang merubah energy listrik menjadi
energy gerak. Pembakit listrik dapat digunakan dari berbagai sumber dapat
dari energy surya, energy gelombang laut, energy angin, energy air, energy
panas, energy nuklir maupun mesin ICE (mesin diesel), namun lokasi
pembangkit dapat dilokalisir di tempat yang jauh dari penduduk sehingga
dapat lebih dikendalikan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan.
Motor listrik
Komponen utama pada kendaraan listrik adalah motor listrik. Motor listrik
sebagai sumber tenaga penggerak mesin ICE. Terdapat dua tipe motor listrik
yang digunakan pada mobil listrik yaitu motor DC menggunakan sikat
( Brushed DC motor) dan motor DC tanpa sikat (Brushless DC motor/ BLDC)
Motor listrik BLDC bekerja menggunakan konsep magnet dimana bila kutub
berlainan tarik menarik, sedangkan bila kutub senama tolak menolak.
Kontruksi motor BLDC terdiri dari dua komponen utama yaitu magnet
permanen sebagai rotor dan lilitan sebagai stator. Lilitan dirangkai 3 phase,
misalkan lilitan tersebut yaitu lilitan A, lilitan B dan lilitan C.
Baterai
Baterai merupakan komponen utama pada kendaraan listrik. Baterai sebagai
sumber energy untuk kerja motor listrik. Permasalahan baterai menjadi
hambatan utama bagi perkembangan kendaraan listrik. Permasalahan baterai
pada kendaraan listrik diantara waktu pengisian, kapasitas penyimpanan
energy listrik, rasio energy yang mampu disimpan dengan bobot baterai,
ketahanan batarai dan penangan limbah baterai