Anda di halaman 1dari 162

Chapter #1

LANDASAN DAN PARADIGMA BARU


BELAJAR-PEMBELAJARAN
Paradigma Pelatihan
Behavioristik vs. Konstruktivistik

Drs. H. Moch. Amir Sutedjo, SH., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (PIPS)

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG


Manusia Indonesia terjangkit
virus keseragaman

Pola Pikir sentralisti, monolitik, dan uniformistik


mewarnai pengemasan dunia belajar, pembelajaran,
pelatihan

Penghambat sistemik pemberdayaan peserta pelatihan


8 Kunci Keunggulan
Di Era Kesemrawutan Global

Kejujuran
Kegagalan awal kesuksesan
Bicara dengan niat baik
Pola Pikir Kekinian
Komitmen
Tanggung jawab
Sikap luwes
Hidup seimbang
ANALISIS KOMPERATIF
Behavioristik Konstruktivistik

Dua pilihan di persimpangan


Pandangan Tentang
Pengetahuan, Belajar dan Pembelajaran

Behavioristik Konstruktivistis
Pengetahuan: objektif, Pasti, Pengetahuan non objektif,
Tetap temporere, selalu berubah
Belajar: Perolehan Belajar: Pemaknaan
Pengetahuan pengetahuan
Mengajar: Memindahkan Mengajar: Menggali makna
pengetahuan ke orang yang
belajar
Lanjutan:

Behavioristik Konstruktivistis
Diharapkan memiliki Bisa memiliki pemahaman
pemahaman yang sama yang berbeda terhadap
dengan instruktur terhadap pengetahuan yang
pengetahuan yang dipelajari dipelajari
Mind berfungsi sebagai alat Mind berfungsi sebagai alat
penjiplak struktur menginterpretasi sehingga
pengetahuan muncul makna yang unik
Behavioristik

Segala sesuatu yang ada


di alam telah terstruktur,
teratur rapi
Pengetahuan juga sudah
terstruktur rapi
Konstruktivistik

Segala sesuatu bersifat


temporer, berubah, dan
tidak menentu
Kitalah yang memberi
makna terhadap realitas
MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN

BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

keteraturan ketidakteraturan
Masalah belajar dan
pembelajaran

Behavioristik Konstruktivistik

Diharapkan pada aturan-aturan Peserta dihadapkan kepada


yang jelas yang ditetapkan lebih
dulu secara ketat lingkungan belajar yang bebas

Pembiasaan (disiplin) sangat Kebebasan merupakan unsur


esensial yang sangat esensial
MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN

Behavioristik

Kegagalan atau ketidak


mampuan dalam menambah
pengatahuan dikategorikan
sebagai KESALAHAN HARUS
DIHUKUM
MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN

BEHAVIORISTIK

Keberhasilan atau kemampuan


dikategorikan sebagai bentuk
perilaku yang pantas dipuji
atau diberi hadiah
MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISTIK

Kegagalan atau keberhasilan,


kemampuan atau ketidak
mampuan dilihat sebagai
interprestasi yang berbeda
yang dihargai
MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN

Behavioristik Konstruktivistik

Ketaatan kepada aturan Kebebasan dipandang sebagai


dipandang sebagai penentu
keberhasilan penentu keberhasilan

Kontrol belajar dipegang oleh Kontrol belajar dipegang oleh


sistem di luar diri peserta peserta
MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN

Behavioristik Konstruktivistik

Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran


menekankan pada menekankan pada penciptaan
penambahan pengetahuan
pemahaman, yang menuntut
aktivitas kreatif produktif dalam
Peserta dikatakan telah belajar konteks nyata
apabila mampu
mengungkapkan kembali apa
yang telah dipelajari
Masalah Belajar dan Pembelajaran: Strategi
Pembelajaran

Behavioristik Konstruktivistik

Keterampilan terisolasi
Penggunaan pengetahuan
secara bermakna
Mengikuti urutan kurikulum
ketat
Mengikuti pandangan peserta
Aktivitas belajar mengikuti buku
teks Aktivitas belajar dalam konteks
nyata
Menekankan pada hasil
Menekankan pada proses
Masalah Belajar dan Pembelajaran: Evaluasi

Behavioristik Konstruktivistik

Respon Positif Penyusunan makna secara aktif

Menuntut satu jawaban benar Menuntut pemecahan ganda

Evaluasi merupakan bagian


Evaluasi merupakan bagian
terpisah dari belajar
utuh dari belajar
Pemecahan Masalah
Implikasi teori konstruktivistik

Proposisi:

Belajar adalah proses pemaknaan


informasi baru
Implikasi terhadap pembelajaran
dan Evaluasi
Dorong munculnya diskusi pengetahuan yang dipelajari
Dorong munculnya berpikir divergent, bukan hanya satu
jawaban benar
Dorong munculnya berbagai jenis luapan pikiran/aktivitas
Tekankan pada keterampilan berpikir kritis
Gunakan Informasi pada situasi baru
Pemecahan Masalah:
Implikasi teori konstruktivistik

Proposisi:

Keberhasilan merupakan unsur esensia


dalam lingkungan belajar
Implikasi terhadap pembelajaran
dan evaluasi

Sediakan pilihan tugas


Sediakan pilihan cara memperlihatkan keberhasilan
Sediakan waktu yang cukup memikirkan dan
mengerjakan tugas
Jangan terlalu banyak menggunakan tes yang telah
ditetapkan waktunya
Sediakan kesempatan: berpikir ulang
Libatkan pengelaman konkrit
Pemecahan Masalah:
Implikasi teori konstruktivistik

Proposisi:

Motivasi dan usaha mempengaruhi


belajar dan unjuk kerja
Pemecahan Masalah:
Implikasi teori konstruktivistik

Motivasilah dengan tugas-tugas riil dan kaitkan tugas


dengan pengalaman pribadi

Dorong untuk memahami kaitan antara usaha dan hasil


Pemecahan Masalah:
Implikasi teori konstruktivistik

Proposisi:

Belajar pada hakekatnya memiliki aspek


sosial.
Kerja Kelompok sangat berharga.
Implikasi terhadap pembelajaran
dan evaluasi

Beri kesempatan untuk melakukan kerja kelompok

Dorong untuk memainkan peran yang bervariasi

Perhitungan proses dan hasil kerja kelompok


CHAPTER #2
ORKESTRA BELAJAR-PEMBELAJARAN
SIAPA MANUSIA ITU?
Makhluk yang bebas
Makhluk yang bermartabat
Makhluk yang mampu mengendalikan diri
Makhluk yang bertumbuh sesuai dengan
kekhasannya
ORKESTRA PELATIHAN
Bebas
Aman
Nyaman
Penuh Ketakjuban
Menyenangkan
menggairahkan
ASAS UTAMA ORKESTRA PELATIHAN Q

Masukilah dunia peserta pelatihan Anda!

“bawalah dunia peserta ke dunia kita dan


antarkan dunia kita ke dunia mereka”

“Semakin jauh anda memasuki dunia


peserta, semakin jauh pengaruh pelatihan
yang dapat Anda berikan kepada mereka”
Prinsip utama Orkestra Pelatihan Q

Segalanya bicara
Segalanya bertujuan
Berangkat dari Pengalaman
Akui setiap usaha
Rayakan setiap keberhasilan
Model 2 Dimensi
Pemberdayaan Staff

Konteks: Isi:
Suasana yang menggairahkan Interaksi peserta Instruktur

Landasan yang kokoh


Interaksi peserta Kurikulum
Lingkungan yang menyenangkan
Belajar Keterampilan Belajar
Gubahan pemberdayaan yang
dinamis
Belajar Keterampilan Hidup
KONTEKS
(Menggubah suasana yang menggairahkan)
Membangun motivasi
Menjalin rasa simpati dan saling
pengertian
Membangun keriangan dan ketakjuban
Mendorong pengambilan resiko
Membangun rasa saling memiliki
Menampilkan keteladanan
KONTEKS
(Menggubah Landasan yang Kokoh)

Penetapan tujuan bersama


Membangun prinsip dan nilai bersama
Membangun keyakinan akan kemampuan diri (Peserta
dan instruktur)
Membangun kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan
aturan bersama
Membangun kemitraan dalam menumbuhkan
keberdayaan
Konteks
(Menggubah lingkungan yang menyenangkan)

Lingkungan sekitar

Media pemberdayaan

Penataan Fasilitas

Penataan musik
KONTEKS
(Menggubah upaya pemberdayaan yang dinamis)

Dari dunia peserta ke dunia kita

Sesuaikan dengan karakteristik peserta pelatihan

Padukan kesuksesan, kegagalan dan resiko

Gunakan tahapan TANDUR

Gunakan Metapora, analogi, atau sugesti


GUBAHAN TANDUR
Tumbuhkan
Alami
Namai
Demonstrasikan
Ulangi
Rayakan
Menggubah Presentasi
(Interaksi Instruktur dengan peserta)

Jadilah Instruktur yang berdaya


Sesuaikan dengan gaya interaksi peserta
pelatihan
Selaraskan bahasa tubuh dengan
ungkapan verbal
INSTRUKTUR YANG BERDAYA

Kepribadian berdimensi ganda


Kemampuan menampilkan banyak peran
Kemampuan berinteraksi dengan beragam
karakteristik peserta pelatihan
Luwes
Berkeinginan berbuat lebih untuk peserta
Berkeinginan berkolaborasi dengan
peserta
Menggubah pola interaksi peserta
dengan kurikulum

Gunakan KEG
Pastikan kesuksesan yang dapat dicapai
Kondisi belajar optimal
Menggubah Penumbuhan
Keterampilan Belajar

Menggubah kondisi terbaik untuk


pemberdayaan (belajar)
Menggubah penataan dan pemetaan
informasi
Menggubah kondisi terbaik
untuk belajar

Penyelarasan pikiran, perasaan dan tubuh


Gunakan SLANT
Gunakan Kondisi Alfa
SLANT

SIT UP (duduk tegak)


Lean Forward (condong ke depan)
Ask questions (bertanya)
Nod your head (anggukan kepala)
Talk to your Fasilitator (bicara dengan
Fasilitator)
4 kondisi kegiatan gelombang otak

Beta (sadar dan aktif)


Alfa (sadar dan santai)
Teta (hampir tidur atau bermimpi)
Delta (tidur nyenyak tanpa mimpi)
Kondisi Alfa
Duduk tegak
Pejamkan mata
Tarik nafas dalam
Layangkan pikiran ke tempat damai
Putar bola mata
Buka mata
(Menggubah penumbuhan
keterampilan Hidup)

Keterampilan untuk membina dan


memelihara hubungan dengan
orang lain
Keterampilan Hidup

Hidup di atas garis tanggung jawab

Komunikasi yang jernih dengan


menggunakan OTFD dan AAMR
Hidup di atas garis tanggung jawab

Bertanggung jawab
Pilihan
Kebebasan
Kemauan
Solusi
Hidup di bawah garis tanggung jawab

Menyalahkan
Membenarkan
Mengingkari
Menyerah
Berdalih
OTFD = Open the Front Door

O open = Observasi
T the = Thought
F front = Feeling
D Door = Desire
AAMR = All About My Relationships

A = Acknowledge

A = Apologize

M = Make it Right

R = Recommit
Chapter #3

KARAKTERISTIK BELAJAR
MAHASISWA

BAGAIMANA MENJADI
PENGAJAR QUANTUM
Karakteristik Peserta
Gaya kognitif
Motivasi berprestasi
Gaya belajar
Locus of control
Kecerdasan ganda
Kecerdasan emosional
Karakteristik Gaya Kognitif

Cara yang cenderung dipakai oleh peserta untuk


mengolah informasi yang dipelajari

Field Dependence Vs. Field Independence


F dependence F independence

Menerima informasi Melakukan analisis


apa adanya, tanpa lebih dulu sebelum
analisis lebih dulu diterima

Konteks menentukan Interpretasi menentukan


makna informasi
makna informasi

Lebih tertarik belajar


Lebih tertarik belajar ilmu eksakta
ilmu sosial, humaniora
Karakteristik Motivasi
Berprestasi

Kecenderungan peserta untuk


menyelesaikan tugas-tugas dengan hasil
setinggi mungkin

MB Tinggi Vs. MB Rendah


Motivasi Berprestasi
MB Tinggi
Menyukai tugas yang dipilih
sendiri
Tugas sesedikit mungkin
Usaha kerja setinggi
mungkin
Tekun bekerja dan tak
peduli dengan orang lain
Realistis
MB Rendah
Menyukai tugas yang
ditetapkan oleh orang lain
Tugas banyak tak masalah
Usaha tergantung jumlah
tugas
Peduli terhadap manusia
lain
Idealis
Motivasi berprestasi
MB Tinggi MB Rendah

Suka persaingan Menghindari persaingan

Suka dievaluasi
Menghindari evaluasi
Keberhasilan untuk
kehormatan
Keberhasilan untuk
kepuasan diri
Menghindari resiko

Keberdayaan mencoba dan Hasil dikaitkan dengan nasib,


mengambil resiko kemampuan diri, dan tingkat
kesulitan tugas

Hasil dikatikan dengan


usaha
Gaya Belajar

Visual

Auditorial

Kinestik
Karakteristik Gaya Belajar
Cara siswa menerima ransangan (Informasi)
dari luar

Visual, Auditorial, Kinestik


Gaya Belajar Visual
Rapi dan teratur
Berbicara dengan cepat
Perancang jangka panjang yang cermat
Teliti terhadap detail
Mengutamakan tampilan (pakaian, presentasi)
Mengingat apa yang dilihat dp yang didengar
(asosiasi visual)
Gaya belajar visual
(lanjutan)
Tidak terganggu oleh keributan

Sulit mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis,


dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulangi

Pembaca cepat dan tekun

Lebih suka membaca daripada dibacakan

Membutuhkan tinjauan menyeluruh sebelum


mengambil keputusan

Membuat coretan tanpa arti selama bicara di telepon


dan dalam rapat
Gaya Belajar Visual
Lupa menampaikan pesan verbal pada
orang lain
Sering menjawab pertanyaan dengan
jawaban singkat ya atau tidak
Lebih suka melakukan demonstrasi
daripada pidato
Lebih suka seni daripada musik
Gaya belajar Auditorial
Berbicara pada diri sendiri ketika bekerja
Mudah terganggu oleh keributan
Menggerakkan bibir dan mengucapkan ketika membaca
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
Mampu mengulangi kembali dan menirukan nada,
birama, dan warna suara
Merasa sulit menulis, tapi hebat dalam bercerita
Berbicara dalam irama yang terpola
Gaya Belajar Auditorial
Pembicara yang fasih
Lebih suka musik daripada seni
Mengingat apa yang didengar daripada yang dilihat
Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu
dengan panjang lebar
Mengalami kesulitan dengan pekerjaan yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga
sesuai satu sama lain
Lebih pandai mengeja daripada menulis
Lebih suka humor daripada membaca komik
Gaya belajar kinestik
Berbicara dengan perlahan
Menaruh perhatian pada hal-hal fisikal dan banyak
bergerak
Menyentuh orang untuk mendapat perhatian
Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain
Mempunyai tampilan otot yang kekar
Belajar dengan manipulasi dan praktik
Menghapal dengan berjalan dan melihat
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
Gaya Belajar Kinestik
Banyak menggunakan isyarat tubuh
Tidak mampu duduk diam dalam waktu lama
Sulit mengingat geografi, kecuali pernah berada di
tempat itu
Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Menyukai buku yang berorientasi plot
Biasanya tulisannya jelek
Suka melakukan banyak hal dan menyukai permainan
yang menyibukkan
IMPLIKASI: Visual
Gunakan kertas dengan tulisan berwarna daripada
papan tulis. Gantungkan grafik berisi informasi penting di
sekelilik ruangan penyajian dan saat tertentu rujuklah

Dorong peserta untuk menggambarkan informasi


dengan peta, diagram, struktur berwarna. Sediakan
cukup waktu untuk mengerjakannya.

Berdiri tenang saat menyajikan informasi dan


perpindahan dari satu tempat ke tempat lain lakukan
saat jeda.
IMPLIKASI: Visual
Bagikan copy catatan kunci dan sisakan
halaman kosong untuk membuat catatan
tambahan
Beri kode warna untuk bahan ajar dan
kelengkapannya, dorong peserta menyusun
berbagai informasi yang dipelajari dengan aneka
warna
Gunakan simbul-simbul visual dalam prestasi,
terutama untuk konsep-konsep kunci.
IMPLIKASI: Auditorial
Gunakan variasi vokal (nada, kecepatan, dan volume)
dalam presentasi
Tatalah informasi sesuai dengan urutan saat anda
melakukan evaluasi
Gunakan pengulangan dengan meminta peserta
mengungkapkan kembali konsep-konsep kunci
Setelah setiap penyajian informasi, minta peserta
mengungkapkan kembali pada peserta lain konsep kunci
yang ia pelajari
IMPLIKASI: Auditorial
Nyanyikan konsep kunci atau minta
peserta mengarang lagu mengenai
konsep kunci tersebut
Dorong peserta mengembangkan
jembatan keledai untuk menghapal
konsep kunci
Gunakan musik sebagai panduan kegiatan
belajar
Klasifikasi variabel
pelatihan
TUJUAN DAN Kendala (Keterbatasan
KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK Sumber-sumber
PESERTA
ISI PELATIHAN Belajar

Strategi Strategi
Strategi Penyampaian
Pengorganisasian Pengelolaan
Isi pelatihan
Pelatihan Pelatihan

KEEFEKTIFAN, EFISIENSI, DAYA TARIK PELATIHAN


LANGKAH PROSEDURAL DESAIN PELATIHAN

Analisis Sumber Penetapan


Belajar Strategi
Penyampaian

Penetapan dan Penetapan Penetapan Pengukuran


analisis tujuan khusus Strategi hasil pelatihan
tujuan umum Pengorganisasian

Analisis Penetapan
Karakteristik Strategi
Peserta Pengeolalaan
Chapter #4

RANCANGAN
PEMBELAJARAN

BAGAIMANA MENJADI
PENGAJAR QUANTUM
3 KOMPONEN STRATEGI
PENYAMPAIAN ISI

MEDIA BELAJAR

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

STRUKTUR ORGANISASI
9 LANGKAH PENYAMPAIAN
ISI
Menarik perhatian
Memberitahukan tujuan pelatihan
Merangsang ingatan terhadap prasyarat belajar
Menyajikan bahan
Memberi bimbingan belajar
Mendorong unjuk kerja
Memberikan balikan informatif
Menilai unjuk kerja
Meningkatkan retensi dan alih belajar
4 KOMPONEN STRATEGI

Pemilihan isi

Pengurutan isi

Pembuatan pensintensis

Pembuatan rangkuman
PRINSIP UTAMA
Penyajian kerangka isi
Elaborasi secara bertahap
Bagian terpenting disajikan pertama kali
Cakupan optimal elaborasi
Penyajian pensintesis
Penyajian jenis pensintesis
Tahapan pemberian rangkuman
Prinsip 1: Penyajian kerangka
isi

Kerangka isi yang menunjukkan bagian-


bagian utama isi sajian dan keterkaitannya
hendaknya disajikan pada fase pertama
pembelajaran
Prinsip 2: Elaborasi secara
bertahap
Bagian-bagian yang tercakup dalam kerangka isi
hendaknya dielaborasi secara bertahap (urutan
umum ke rinci)

Elaborasi tahap pertama mengelaborasi bagian-


bagian yang tercakup dalam kerangka isi

Elaborasi tahap kedua mengelaborasi bagian-bagian


yang tercakup dalam elaborasi tahap pertama, dan
begitu seterunya
Prinsip 3:
Bagian terpenting disajikan pertama
kali

Pada suatu tahap elaborasi, apapun


pertimbangannya, bagian terpenting
hendaknya dielaborasi pertama kali.
Prinsip 4:
Cakupan optimal elaborasi
Kedalaman dan keluasan tiap-tiap
elaborasi hendaknya dilakukan secara
optimal.
Setiap elaborasi hendaknya dilakukan
cukup singkat agar mudah diterima oleh
peserta, tetapi juga hendaknya cukup
panjang agar kedalaman dan keluasan
elaborasi memadai
Prinsip 5:
Penyajian pensintesis

Sajikan pensintesis secara bertahap.


Penyajian pensintesis hendaknya setelah
setiap kali melakukan elaborasi
Prinsip 6:
Penyajian jenis pensintesis

Jenis pensintesis hendaknya disesuaikan


dengan tipe isi sajian

Tipe isi: konsep, prosedur, prinsip

Jenis pensintesis: konseptual, prosedural,


teoretik
Prinsip 7:
Tahap pemberian rangkuman

Rangkuman hendaknya disajikan sebelum


setiap kali menyajikan pensintesis
7 Langkah prosedural
pembelajaran
1. Penyajian kerangka isi
2. Elaborasi tahap pertama
3. Pemberian rangkuman dan pensintesis
4. Elaborasi tahap kedua
5. Pemberian rangkuman dan pensistesis
6. Elaborasi tahap ketiga, dst.
7. Penyajian ulang kerangka isi
6 Langkah Prosedural Penataan isi
1. Menetapkan tipe struktur orientasi
2. Memilih dan menata isi ke dalam strukturnya
3. Menetapkan isi penting yang akan dimasukkan
dalam kerangka isi
4. Mengidentifikasi dan menetapkan struktur
pendukung
5. Menata urutan elaborasi
6. Merancang kerangka isi, tahap elaborasi, dan
pensintesis
Chapter #5

TUJUAN PEMBELAJARAN

Bagiamana menjadi pengajar


QUANTUM
Rancangan Pembelajaran
Tujuan

Asumsi

Langkah prosedural
Tujuan

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas


pembelajaran/pelatihan
Prinsip: Metode Optimal 1

Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul


untuk semua tujuan dalam semua kondisi

Prinsip: Metode Optimal 2

Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh


yang berbeda dan konsisten pada hasil belajar

Prinsip: Metode Optimal 3

Kondisi Pembelajaran yang berbeda bisa memiliki


pengaruh yang konsisten pada hasil pembelajaran
Langkah prosedural merancang
pembelajaran
Analisis Tujuan dan Karakteristik Materi
Pelatihan
Analisis Sumber Belajar
Analisis Karakteristik peserta
Menetapkan Tujuan Belajar (TIK)
Menetapkan Strategi pengorganisasian isi
Menetapkan Strategi Penyampaian isi
Menetapkan Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Mengembangkan Prosedur Pengukuran Hasil
Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Klasifikasi
Perumusan
Klasifikasi Tujuan Pembelajaran
Kognitif
Sikap
Psikomotorik
Kognitif
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Psikomotorik
Persepsi
Kesiapan
Respon terbimbing
Mekanistik
Respon terpola
Penyesuaian dan keaslian
Sikap
Menerima
Merespon
Menghargai
Mengorganisasi
Bertindak Konsisten
RANAH AFEKTIF:

Untuk digunakan dalam rumusan tujuan


khusus pembelajaran
Receiving
Mengidentifikasi Menggunakan
Menyebutkan Membedakan
Memilih Mendengarkan
Menanyakan
Menjawab
Mendeskripsi
Menyeleksi
Mengikuti
Responding
Menjawab Menggunakan
Melakukan Melaporkan
Menulis
Membuat
Menceritakan
Membantu
Mendiskusikan
Melaksanakan
Valuing
Menerangkan Memilih
Mengusulkan Mendukung
Membedakan Berprastisipasi
Mengikuti
Membantu
Menggambarkan
Mengundang
Memprotes
Menggabungkan Mendebat
Mempelajari Mengungkapkan
argumen
Organization
Mengorganisasi Mempertahankan
Menyiapkan Menjelaskan
Mengatur Mensintesis
Mengubah Menggeneralisasi
Membandingkan Mendefinisikan
Mengintegrasikan Merumuskan
Menghubungkan
Menyusun
Value in action
Menggunakan Menyuruh
Mempengaruhi Membenarkan
Menghindari
Mengubah
Mengelola
Mengusulkan
Menerapkan
Memecahkan
Memperbaiki
Bertindak
PERUMUSAN TUJUAN KHUSUS
PEMBELAJARAN

YANG LENGKAP DAN CERMAT


Format ABCD
Audience

Behavior

Condition

Degree
KONDISI
Apa itu kondisi?

Kapan kondisi diperlukan?

Kapan kondisi tidak diperlukan?


Apa Kondisi Itu?
Sesuatu yang secara khusus diberikan atau tidak
diberikan ketika peserta menampilkan perilaku
yang ditetapkan dalam tujuan

Kondisi bisa berupa:


Bahan dan alat
Informasi
Lingkungan
Kapan Kondisi Diperlukan?
Adanya atau tidak adanya kondisi
memberikan pengaruh yang berarti pada
kemampuan peserta dalam menampilkan
perilaku seperti yang ditetapkan dalam
tujuan
Peserta tidak punya cara lain untuk
mengetahui apa yang menjadi kondisi
dalam rumusan tujuan
Kapan Kondisi tidak diperlukan
Kondisi tidak memberi pengaruh pada
tampilan peserta

Kondisi terlalu nyata dan berlebihan


Standar
Kuantitas
Kualitas
Kecepatan
Kesesuaian dengan prosedur
Retensi
Transfer
Chapter #6

STRATEGI PEMBELAJARAN: Penataan


Isi
Penyampaian Isi

Bagaimana menjadi
pengajar quantum
IMPLIKASI: KINESTETIK
Gunakan media manipulatif saat menyajikan
informasi
Ciptakan kondisi aktual dan riil mengenai
konsep yang disajikan
Bila berinteraksi secara individual, berdiri atau
duduk disamping peserta, bukan di depan atau
di belakangnya
Usahakan berbicara dengan setiap peserta
secara pribadi meskipun hanya sekedar dalam
ketika peserta masuk
IMPLIKASI: KINESTETIK
Peragakan konsep sambil memberi
kesempatan peserta mencoba langkah
demi langkah
Ceritakan pengalaman belajar Anda dan
dorong peserta melakukan hal yang sama
Ijinkan peserta berjalan-jalan di kelas
Chapter #7

STRATEGI PEMBELAJARAN:
PENGELOLAAN KELAS

Bagaimana menjadi
pengajar
Quantum
Pengelolaan Pembelajaran

Penjadwalan

Catatan kemajuan belajar

Pengelolaan motivasional

Kontrol belajar
Kontrol Belajar

Mengacu kepada kebebasan peserta dalam


melakukan pilihan

TINDAKAN BELAJAR
Pengelolaan Kelas
Peserta terlambat
Peserta mengantuk
Peserta acuh tak acuh
Peserta bermasalah (sedih, marah,
menangis)
Peserta sakit
Peserta membolos
Lainnya?
Pengelolaan kelas:
Peserta Terlambat
Peserta Mengantuk
Peserta Acuh tak acuh
Peserta Bermasalah
Peserta Sakit
Peserta memBolos
Peserta Masuk kelas (Ketuk Pintu)?
Peserta keluar kelas (Ijin Instruktur)?
Chapter #8

MEDIA PEMBELAJARAN

BAGAIMANA MENJADI
PENGAJAR QUANTUM
MEDIA PEMBELAJARAN

PENGERTIAN

FUNGSI

LANDASAN
Pengertian:

Semua sumber yang diperlukan untuk


melakukan komunikasi dengan peserta
pelatihan
KEISTIMEWAAN MEDIA

Kemampuan fiksatif

Kemampuan manipulatif

Kemampuan distributif
PEMILIHAN MEDIA
Faktor yang perlu dipertimbangkan:
Tujuan pembelajaran
Keefektifan
Karakteristik peserta
Ketersediaan
Biaya
Kualitas Teknis
PRINSIP PENGGUNAAN
Tidak ada satu media yang paling unggul
untuk semua tujuan

Suatu media hanya cocok untuk tujuan


pembelajaran tertenu, tetapi mungkin tidak
cocok untuk yang lain.
PRINSIP PENGGUNAAN
Media adalah bagian integral dari proses
belajar mengajar

Media bukan sekedar alat bantu mengajar


Tanpa media pembelajaran tidak akan
pernah terjadi
PRINSIP PENGGUNAAN

Media apapun yang digunakan, sasaran


akhirnya adalah untuk memudahkan
belajar

“Bukan Kemudahan mengajar”


PRINSIP PENGGUNAAN
Penggunaan berbagai media dalam
pembelajaran:
bukan sekedar selingan;
bukan pengisian waktu;
bukan hiburan;
Melainkan menyatu dengan pembelajaran
yang sedang berlangsung
PRINSIP PENGGUNAAN

Pemilihan suatu media hendaknya


objektif, bukan didasarkan oleh
kesenangan pribadi
PRINSIP PENGGUNAAN
Penggunaan beberapa media sekaligus
dapat membingungkan peserta

Bagaimana dengan penggunaan multi-


media?
PRINSIP PENGGUNAAN
Kebaikan dan keburukan media tidak
tergantung pada kekonkritan dan
keabstrakannya.

Media yang konkrit ujudnya, mungkin sukar


dipahami karena rumitnya, tetapi media
yang abstrak dapat memberi pengertian
yang tepat
LANDASAN PENGGUNAAN

Landasan Psikologis

Landasan Teknologis

Landasan Empirik
Chapter #9

EVALUASI PEMBELAJARAN

BAGAIMANA MENJADI
PENGAJAR QUANTUM
KOMPETENSI DUNIA KERJA
MASA KINI
Berpikir kreatif,
Pengambilan keputusan
Pemecahan masalah
Belajar bagaimana belajar
Kolaborasi
Pengelolaan diri
Strategi Pembelajaran/Pelatihan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menampilkan, menciptakan, menghasilkan, atau
melakukan sesuatu.
Mendorong tingkat berpikir yang lebih tinggi dan
keterampilan pemecahan masalah.
Memberikan tugas-tugas yang menuntut
aktivitas belajar yang bermakna.
Menerapkan apa yang dipelajari dengan konteks
nyata.
ARAH BARU DALAM
MELAKUKAN EVALUASI
PEMBELAJARAN

Dari Behavioristik ke
Kognitif/Konstruktivistik
Dari paper-pencil ke performance
Dari sesaat ke terus-menerus (Portofolio)
Dari aspek tunggal ke multidimensional
Dari individual ke kelompok
Perubahan dari teori
behavioristik ke kognitif
Perubahan tekanan dari hasil belajar ke proses belajar,
Perubahan dari respon pasif ke penyusunan makna
secara aktif,
Perubahan dari evaluasi keterampilan secara terpicah ke
keterampilan terintegrasi,
Perhatian ke metakognisi (keterampilan pengelolaan diri
dan belajar) dan keterampilan konatif (motivasi dan
bidang-bidang lain yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar),
Perubahan makna tentang “orang yang tahu” dan
“terampil” dari akumulasi fakta dan keterampilan yang
terisolasi ke penggunaan pengetahuan dalam konteks
nyata.
Dari evaluasi kertas dan pensil ke
evaluasi autentik atau performance

Evaluasi yang relevan dan bermakna bagi


peserta,
Evaluasi yang menggunakan masalah dengan
konteks yang jelas
Evaluasi yang menekankan pada keterampilan
yang kompleks
Evaluasi yang tidak menuntut satu jawaban benar
Evaluasi yang berdasarkan pada standar yang
telah ditetapkan lebih dulu
Evaluasi yang mempertimbangkan kecepatan dan
pertumbuhan peserta secara individual
Portofolio: dari evaluasi sesaat
ke evaluasi terus menerus

Sebagai dasar evaluasi oleh instruktur


Sebagai dasar evaluasi diri oleh peserta
Sebagai dasar evaluasi oleh evaluator
lain (manager)
Perubahan dari evaluasi aspek
tunggal ke evaluasi multi-
dimensional
Pengakuan bahwa peserta memiliki
berbagai kemampuan dan bakat,
Pengakuan bahwa kemampuan peserta
dapat dikembangkan,
Kesempatan bagi peserta untuk
mengembangkan dan menunjukkan
kemampuannya yang beranekaragam.
Perubahan penekanan dari
evaluasi individual ke evaluasi
kelompok
Keterampilan proses dalam kelompok,
Hasil dari kerja sama (kolaboratif).
Buku pegangan pembelajaran

Bagaimana menjadi
pengajar quantum

Chapter #10
Modul Pembelajaran

Mengejar melalui tulisan

Penulisannya menggunakan
strategi seperti tatap muka

Bahasa dialogis
Komponen Bahan Ajar Modul

Bagian Pendahuluan

Bagian isi

Bagian Akhir
Modul: Bagian Pendahuluan

Rumusan Tujuan
Kerangka Isi
Prasyarat belajar
Deskripsi singkat isi, cara waktu belajar
Keterkaitan dan relevansi dengan modul
lain
Modul: Bagian isi

Judul

Uraian

Ringkasan

Tugas, latihan
Modul: Bagian Akhir

Ringkasan

Tugas, Tes, Latihan


Penulisan bagian pendahuluan

Keseluruhan butir Bagian pendahuluan


ditulis secara berkesinambungan tanpa
penjudulan
Bagian isi
Judul
Uraian
Ringkasan
Tugas, Latihan

Uraikan setiap butir perlu diberi sub judul


ETIKA PEMBELAJARAN:
Bahasa Cinta

Bagaimana menjadi pengajar


quantum
Cinta sejati
Cinta sejati adalah seperti sekuntum bunga
yang mudah layu. Harus dirawat dan
dijaga untuk mempertahankannya. Cinta
dapat sirna jika tidak ada waktu bagi
kemesraan. Ketika dosen dan mahasiswa
lupa cara berbicara dengan bahasa cinta
satu sama lain
Cinta adalah cinta

“Pelajaran Cinta tidak pernah berjalan


mulus”
(Shakspeare)

“Orang yang mengajarkan cinta akan mati


muda”
Evasus 4:29
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang
baik untuk membangun, dimana perlu,
supaya mereka yang mendengarnya,
beroleh kasih karunia”
Roma 12:2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna”
BAHASA CINTA
6 Kata Terpenting:
Saya mengakui telah melakukan kesalahan besar

5 Kata Terpenting:
Anda melakukan pekerjaan dengan baik

4 Kata Terpenting
Bagaimana menurut pendapat Anda?

3 Kata Terpenting:
Jika Anda berkenan
BAHASA CINTA

2 Kata Terpenting: Terima kasih

1 Kata Terpenting: Kita

1 Kata paling tidak penting: Saya


BAHASA CINTA

1 Kata terburuk: Jangan ! , Dilarang !,


Harus !, Awas !.

1 Kata terindah: Silahkan!


Hubungan antarmanusia
Hukum+Peraturan-Hubungan=Kebencian+Pemberontakan

Hukum yang sempurna adalah hukum yang


memerdekakan orang
(Yakobus 1:25)
Landasan Hubungan antar
manusia
Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya
orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga
demikian kepada mereka
Cinta Dosen
Kita tidak pernah mengetahui seberapa
besar cinta dosen kepada kita sampai kita
sendiri menjadi dosen
Cinta Mahasiswa
Jika Anda belum pernah dimusuhi oleh
mahasiswa Anda, berarti Anda belum
pernah menjadi dosen yang
sesungguhnya
Jangan pernah mencoba menjadikan
mahasiswa Anda menjadi seperti Anda.
Anda cukup satu saja

Anda mungkin juga menyukai