ANALISIS
TUJUAN DAN
PENETAPAN PENETAPAN PENGUKUR
KARAKTERIS
STRATEGI AN HASIL
TIK ISI TUJUAN
PENGORGANISA PEMBELAJ
BELAJAR DAN
ISI SIAN ARAN
PENETAPAN
STRATEGI
ANALISIS PENGELOLAAN
KARAKTERISTI
K SI BELAJAR
PERKEMBANGAN MENUJU
TEORI ELABORASI
Kajian teoritik model Elaborasi berkisar pada 4 bidang masalah,
yang diacukan oleh Reigeluth dan Stein (1983, dalam Degeng,
1988) sebagai 4S, yaitu: selection, sequencing, synthesizing, dan
summarizing isi bidang studi. Selection menaruh perhatian pada
pemilihan isi-isi penting bidang studi yang akan diajarkan.
Gagasan Bruner (1960) mengenal a spiral curriculum juga
menunjang lahirnya teori elaborassi. Dengan konsep kurikulum
spiral, berarti pengurutan isi pembelajaran dimulai dengan
mengajarkan isi yang lebih umum, kemudian secara bertahap
kembali mengajarkan isi yang sama dalam cakupan yang lebih
rinci. Jadi, pendekatan pengurutan umum-ke-rinci juga digunakan
dalam konsepsi kurikulum spiral.
Gagasan Norman (1973) mengenai Webteaching sebagai
prosedur untuk menata urutan isi bidang studi juga mendukung
pengembangan teori elaborasi. Prosedur ini dikembangkan
dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan
yang telah dimiliki oleh siswa dan struktur isi bidang studi yang
akan dipelajari. Supposition-assertion dijadikan sebagai
landasan pengembangan webteaching, di mana pengetahuan
baru, secara bertahap, harus diintegrasikan dengan struktur
pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa (Tillema, 1983).
Teori elaborasi menetapkan cara pengorganisasian isi
pembelajaran dengan mengikuti urutan umum-ke-rinci yang
dimaksudkan untuk membangun struktur kognitif dan secara
kontinyu menunjukkan konteks dari pengetahuan yang sedang
dipelajari. Urutan umum-ke-rinci ini dimulai dengan
menampilkan epitome (kerangka isi penting), kemudian
mengelaborasi isi-isi yang ada dalam epitome secara lebih rinci.
Konteks setiap isi selalu ditunjukkan dengan menampilkan
pensintesis secara bertahap. Demikian pula, rangkuman selalu
disajikan pada setiap tahapan elaborasi. Pengurutan isi seperti ini
dihipotesiskan akan dapat meningkatkan perolehan belajar,
retensi, dan daya tarik pembelajaran.
KOMPONEN STRATEGI TEORI
ELABORASI
Rangkuman:
Komponen strategi yang memuat semua bagian,
isi bidang studi yang penting, biasanya berupa
pengertian-pengertian singkat dari konsep,
prosedur, atau prinsip yang dipelajari
(3) Rangkuman
Tinjauan kembali (review) terhadap apa yang telah dipelajari penting
sekali dilakukan untuk mempertahankan retensi. Sebagai komponen
strategi teori elaborasi, rangkuman berfungsi untuk memberikan
pernyataan singkat mengenai isi bidang studi yang telah dipelajari, dan
contoh-contoh acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep, prosedur,
atau prinsip yang diajarkan.
Ada 2 jenis rangkuman yang diperkenalkan dalam teori elaborasi:
rangkuman internal dan eksternal. Rangkuman internal (internal
summarizer) diberikan. pada setiap akhir suatu pelajaran dan hanya
merangkum isi bidang studi yang baru diajarkan. Rangkuman
eksternal (within-set summarizer) diberikan setelah beberapa kali
pelajaran, yang merangkum semua isi yang telah dipelajari dalam
beberapa kali pelajaran itu.
Rangkuman berfungsi untuk memberikan:
1. Pernyataan singkat mengenai isi bidang studi yang telah dipelajari dan
2. Contoh-contoh acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep,
prosedur,
atau prinsip yang diajarkan
Ada 2 jenis rangkuman: internal dan eksternal
(4) Pensintesis (synthesizer)
Pensintesis adalah komponen strategi teori elaborasi yang
berfungsi untuk menunjukkan kaitan-kaitan di antara konsep-
konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsaip yang diajarkan.
Komponen strategi ini penting sekali karena ia akan memberikan
se jumlah pengetahuan tentang kaitan di antara konsep-konsep,
prosedurprosedur, dan prinsip-prinsip.
Pensintesis berfungsi untuk menunjukkan keterkaitan di antara
konsep, prosedur, atau prinsip.yang diajarkan:
Komponen strategi ini berpeluang untuk:
(1) memudahkan pemahaman,
(2) meningkatkan motivasi,
(3) meningkatkan retensi
(5) Analogi
Analogi merupakan komponen strategi teori elaborasi yang amat
penting karena ia dapat memudahkan pemahaman terhadap
pengetahuan yang baru dengan cara membandingkannya dengan
pengetahuan yang sudah dikenal oleh si-belajar (Dreistadt, 1969;
Reigeluth, 1983b).
Analogi
Analogi berikut ini akan sangat membantu untuk memahami
pembelajaran yang diorganisasi dengan menggunakan model
elaborasi. "Studying a subject matter through the elaboration
model is similar in many respects to studying a picture through a
zoom lens on a movie camera" (Reigeluth dan Stein, 1973).
Seseorang biasanya akan mulai dengan pandangan yang
menyeluruh, yang menunjukkan bagian-bagian utama dari suatu
gambar dan hubungan-hubungan utama di antara bagian-bagian itu
(misalnya, komposisi atau keseimbangan dari gambar itu) tanpa
memberikan perhatian khusus pada hal-hal yang rinci. Setelah
gambaran menyeluruh diperoleh, baru kemudian mengarahkan
perhatian kepada suatu bagian dan terus ke bagian-bagian utama
lainnya. Memberikan perhatian kepada satu bagian akan
memungkinkan seseorang melihat sub bagian utama dari bagian
itu, dan sekaligus hubungan-hubungan yang ada di antara sub-sub
bagian.
Prinsip-prinsip model elaborasi
Prinsip kesatu: Penyajian kerangka isi. Kerangka isi, yang menunjukkan bagian-bagian
utama bidang studi dan hubungan-hubungan utama di antara bagian-bagian itu, hendaknya
disajikan pada fase pertama pembelajaran.
Prinsip kedua: Elaborasi secara bertahap. Bagian-bagian yang tercakup dalam kerangka isi
hendaknya dielaborasi secara bertahap.
Prinsip ketiga: Bagian terpenting disajikan pertama kali. Pada suatu tahap elaborasi, apapun
pertimbangan yang dipakai, bagian yang terpenting hendaknya dielaborasi pertama kali.
Prinsip keempat: Cakupan optimal elaborasi. Kedalaman dan keluasan tiap-tiap elaborasi
hendaknya dilakukan secara optimal.
Prinsip keenam: Penyajian jenis pensintesis. Jenis pensintesis hendaknya disesuaikan dengan
tipe isi bidang studi.
Menyajikan Menyajikan
elaborasi salah rangkuman dan
satu bagian sintesis
dalam epitome Menyajikan
elaborasi dan
yang lain dalam
epitome
Menyajikan Menyajikan
elaborasi bagian rangkuman dan
yang ada dalam sisntesis
elaborasi tahap
pertama
SUMBER PENDUKUNG KESAHIHAN
TEORI ELABORASI
Psikologi Kognitif dan Teori Elaborasi
Psikologi kognitif menjadi pijakan teoretik dari teori elaborasi. Dua bidang
kajian psikologi kognitif yang secara langsung men-dukung kesahihan teori
elaborasi adalah:
(1) Teori tentang struktur representasi kognitif, dan
(2) Proses ingatan (memory): yaitu mekanisme penyandian,
penyimpanan, dan pengungkapan kembali apa yang telah disimpan
dalam ingatan.
Struktur kognitif
Struktur kognitif didefinisikan sebagai struktur organisasional yang ada dalam
ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsure-unsur pengetahuan yang
terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual.
Pengolahan informasi dalam ingatan
Pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses
penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan
informasi (storage), dan akhirnya mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang telah disimpan dal am ingatan
(retrieval).
Meskipun cognitive theorists tampaknya memunculkan
gagasan yang berbeda mengenai struktur kognitif dan proses
ingatan, namun semua gagasan berpijak pada asumsi yang sama.
Asumsi itu adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi
yang terorganisasi dan proses penyelusuran bergerak secara
hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke
informasi yang paling khusus dan rinci, sampai informasi yang
diinginkan diperoleh.
Integrasi Teori Elaborasi dalam
Psikologi Kognitif
Tesis, yang menyatakan bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru dapat
dimudahkan dengan cara mengasimilasikannya ke dalam pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh si-belajar (subsuming cognitive structure), dijadikan pijakan oleh
Ausubel (1968) dalam menciptakan model pembelajarannya. Model pembelajaran
Ausubel mengintegrasikan 3 komponen struktural, yaitu:
(1) advance organizer,
(2) progressive differentiation,
(3) integrative reconciliation.
TEMUAN PENELITIAN
Temuan Penelitian tentang Teori
Elaborasi
Sebagai suatu model yang berusaha mengintegrasikan strategi-
strategi yang telah teruji sahih, seperti telah didiskusikan
sebelumnya, model elaborasi memerlukan bukti empirik untuk
memperkuat landasan teoritiknya. Kajian tentang hal ini diuraikan
pada bagian berikut.
Sampai kini, sudah tersedia sejumlah temuan penelitian
tentang kesahihan teori elaborasi sebagai strategi untuk
mengorganisasi isi pembelajaran. Hanclosky (1986) adalah orang
pertama yang melakukan penelitian mengenai strategi ini dengan
membandingkan sumbangan teori elaborasi, advance organizer,
dan analisis tugas dalam belajar konsep dan prinsip. Salah satu dari
sejumlah hipotesis yang diuji adalah bahwa untuk belajar konsep
dan prinsip teori elaborasi lebih unggul, jika dibandingkan dengan
advance organizer dan analisis tugas. Hasil seperti ini diramalkan
terjadi dalam pasca-tes. Hasil yang serupa juga diramalkan terjadi
dalam tes yang diadakan setelah lima minggu pasca-tes.