BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Esa Unggul
2
Universitas Esa Unggul
3
Universitas Esa Unggul
dan tenaga perawat. Menurut Azwar (2010) pemberi pelayanan utama di IGD terdiri
dari dokter ahli, dokter umum, dan perawat yang dibantu oleh tenaga lain dari
perwakilan setiap unit di IGD.
Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan gawat darurat medis, gawat
darurat keperawatan, dan pembedahan darurat, namun tenaga Kesehatan terbanyak di
IGD adalah perawat. Kemudian, Black (2009) menjelaskan bahwa kinerja perawat
memegang peran penting terhadap pelayanan pasien di IGD karena 90,00% pasien
menerima pelayanan dari perawat ketika mereka mendatangi IGD. Mengacu kepada
pedoman pelayanan gawat darurat dalam Kemenkes RI (2012) perawat IGD
mempunyai tanggung jawab dalam lingkup pelayanan kegawatdaruratan melalui
penanganan yang tepat. Lebih lanjut, Kemenkes RI menyatakan bahwa permasalahan
kinerja merupakan permasalahan mendasar yang akan selalu dijumpai dalam
manajemen rumah sakit, maka dari itu manajemen rumah sakit harus mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kinerja perawat tidak dapat maksimal.
Kinerja perawat yang baik memberikan pengaruh bagi keberhasilan IGD sebagai pintu
gerbang RS bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan darurat terhadap masalah
kesehatannya. Agar kebijakan dalam pembinaan sumber daya manusia ditempatkan
sebagai prioritas dapat selaras dengan kebutuhan perawatnya maka organisasi perlu
mengetahui faktor organisasi apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja perawat baik
secara parsial maupun simultan. Faktor organisasi tersebut dikelompokkan dalam
pengelolaan tenaga keperawatan, gaya kepemimpinan transformasional, imbalan,
stuktur organisasi, dan desain pekerjaan.
Dari Uraian tersebut di atas dapat simpulkan bahwa secara umum untuk
mencapai produktivitas dan profitabilitas yang lebih tinggi dibutuhkan kinerja
karyawan yang efektif dan efisien, tidak terkecuali dalam ruang lingkup Kesehatan
khususnya rumah sakit yang dalam hal ini menyediakan pelayanan jasa, dimana
kinerja karyawan sangat mempengaruhi produktivitas dari RS. Salah satu bentuk
pelayanan Rumah sakit adalah pelayan IGD yang bekerja 24 jam penuh selama satu
minggu dan merupakan core bisnis dari bisnis rumah sakit. Tentunya agar core bisnis
ini bisa mendapatkan nilai yang prima di perlukan kinerja dari SDM IGD yang efektif
dan efisien. Namun menurut survei dalam catatan kemenkes terdapat 67,00% pasien
tidak puas terhadap pelayanan kesehatan, sementara hanya 23,00% yang menyatakan
puas. Kemenkes RI menyatakan bahwa permasalahan kinerja merupakan
4
Universitas Esa Unggul
permasalahan mendasar yang akan selalu dijumpai dalam manajemen rumah sakit,
maka dari itu manajemen rumah sakit harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan kinerja perawat tidak dapat maksimal. Karena adanya data tersebut,
perlu di kaji apakah yang membuat kinerja perawat IGD tidak maksimal.
Telah disebutkan di atas juga bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
perawat gaya kepemimpinan tranformasional , pelatihan, budaya kerja dan kepuasan
kerja. Karena itu perlu ada penelitian yang membahas mengenai hal tersebut secara
lebih jelas.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan dan fokus dalam
penulisan ini, maka ada beberapa hal dalam mengidentifikasi masalah, yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum cukup memuaskan
2. Pelayanan kesehatan dirasakan paling rendah kualitasnya menurut
survei tersebut adalah bidan dan tenaga perawat.
3. kinerja perawat yang merupakan peran penting IGD belum maksimal.
4. banyak faktor yang menyebabkan kinerja perawat belum maksimal
5. kurangnya data yang menunjukkan pengaruh gaya kepemimpinan di
ruang lingkup IGD
6. Belum pernah dilakukan analisis faktor gaya kepemimpinan, pelatihan,
kepuasan kerja dan budaya kerja di IGD RS Graha Juanda
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah, maka batasan masalah dari penelitian adalah
sebagai berikut:
5
Universitas Esa Unggul
6
Universitas Esa Unggul