DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS TADULAKO
LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJAMINAN MUTU
(LP3M) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
masyarakat, bangsa dan negara (UU nomor 20 tahun 2003). Peningkatan kualitas
tentang materi yang diajarkan. Namun sekarang ini masihbanyak peserta didik yang
masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan belum
maksimalnya prestasi belajar kimia pada peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 9
Purworejo dalam penilaian tengah semester I tahun pelajaran 2020/2021 yang masih
dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditentukan sekolah untuk
mata pelajaran kimia adalah 65, sedangkan nilai rerata peserta didik kelas XI MIPA 1
hanya 57,40. Rendahnya prestasi belajar kimia pada peserta didik kelas XI MIPA 1
SMAN 9 Purworejo dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik misalnya lingkungan, guru,
sarana prasarana dan model pembelajaran, sedangkan faktor internal yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri peserta didik misalnya kecerdasan, bakat dan keaktifan belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dituntut aktif yaitu peserta didik
terlibat dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Untuk
menumbuhkan keaktifan belajar guru harus memilih model pembelajaran yang tepat.
peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dengan model ceramah peserta
didik akan cepat merasa bosan, tidak nyaman dan menyimpulkan bahwa kimia adalah
yang tepat. Suatu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga akan terjadi interaksi antar guru dengan peserta
didik maupun peserta didik dengan peserta didik. Pembelajaran kurikulum 2013
pendidikan berkarakter, peserta didik dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Salahsatu
model pembelajaran yang tepat adalah Problem Based Learning adalah suatu model
pembelajaran yang dianggap mampu menumbuhkan keaktifan dan rasa percaya diri
merupakan faktor yang juga mempengaruhi perbuatan belajar peserta didik. Jika
berlangsung dengan baik dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Rencana
model pembelajaran tersebut harus disusun sebaik mungkin agar peserta didik terlibat
aktif dan merasa nyaman dalam proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan
untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010). Pembelajaran
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah yang
2. Masih terdapatnya target nilai KKM yang belum tercapai oleh peserta didik.
1. Model yangdigunakan dalam penelitian ini adalah model Problem Based Learning
2. Media Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa power point yang
disertai laboratoryvirtual.
3. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 9 Purworejo.
Keaktifan dan Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 9
Pendekatan STEAM”.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada peningkatan keaktifan belajar kimia pada peserta didik kelas XI MIPA
2. Apakah ada peningkatan prestasi belajar kimia pada peserta didik kelas XI MIPA 1
E. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar kimia pada peserta didik kelas XI
F. Manfaat Penelitian
didik,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Keaktifan Belajar
Menurut Tauhid (2013: 3) “keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja
yang dilakukan dengan giat dalam belajar”. Dengan membuat peserta didik aktif
bersifat fisik atau mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suaturangkaian yang
tidak dapat dipisahkan”. Aktivitas fisik adalah peserta didik aktif dengan anggota
badan, membuat sesuatu atau bekerja, sedangkan aktivitas mental berupa penggunaan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah segala
kegiatan fisik atau mental dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri peserta didik, maka
d. memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal- hal yang
kurang jelas, serta
e. mengadakan tanya jawab dan diskusi (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 63).
Sudjana (2010: 21) indikator keaktifan belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
d. kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan guru atau
phak lainnya.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
hasil dari suatu kegiatan yang dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun
kelompok”.
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik. Menurut Slameto dalam Fathurrohman dan Sulistyorini (2012: 120) faktor-
“belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat”. Belajar dapat
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
demikian belajar dikatakan berhasil apabila telah terjadi perubahan dalam individu.
3. Model Pembelajaran
Menurut Joice dan Weill dalam Huda (2013: 73) “mendeskripsikan model
pengajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
didik telibat aktif dalam pembelajaran, sehingga akan menciptakan suasana belajar
keaktifan belajar peserta didik adalah Problem Based Learning dengan pendekatan
STEAM.
dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata
berikut:
1).Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran Berbasis Masalah
a). Fase 1, Orientasi peserta didik kepada masalah
Pendidik menjelaskan apa tujuan pembelajaran, bagaimana proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan memotivasi peserta didik terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah yang dapat dipilih.
Dalam satu model pembelajaran seharusnya mampu menjawab semua
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Oleh karena itu, model Problem Based
Learning dapat dilaksanakan lebih dari satu kali pertemuan. Pertemuan
pembelajaran disesuaikan dengan banyaknya kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
Pada konteks pembelajaran dengan pendekatan STEAM, tujuan
pembelajaran yang dijelaskan kepada peserta didik harus mengacu pada literasi
STEAM dan mendukung kemampuan abad 21. Misalnya pada tujuan
pembelajaran STEAM yang dilaksanakan secara tematik terintegrasi
(integrated) dipendidikan anak usia dini. Pada level anak usia dini, literasi
STEAM disesuaikan dengan perkembangan anak usia dini, dimana lebih
menekankan pada melatih kemampuan motorik kasar, motorik halus, maupun
karakter seorang anak yang baik seperti mematuhi orang tua, menghargai
teman, menyayangi tumbuhan danhewan.
Para peserta didik anak usia dini dapat diberikan orientasi masalah
dengan menyajikan suatu masalah yang perlu mereka selesaikan dengan baik.
Misal masalah dalam tema menyayangi dapat disisipkan tujuan pembelajaran
bermuatan literasi STEAM. Peserta didik dapat diarahkan untuk memecahkan
masalah bagaimana merawat kucing dengan perspektif STEAM. Dengan
perlengkapan yang mudah didapatkan, peserta didik secara berkelompok dapat
diminta menentukan dan membuat desain kandang kucing terbaik agar kucing
tinggal dengan nyaman. Peran pendidik mengarahkan kelebihan dan
kelemahan saat pesertadidik mendesain kandang kucing. Ketika peserta didik
melaksanakan kegiatan merancang tempat tinggal kucing, terdapat literasi
STEAM yang berupa literasi sains, dimana peserta didik belajar prinsip- prinsip
membangun bangunan. Terdapat juga literasi teknologi, dimana pendidik
menemani peserta didik mengakses video tentang kebiasaan- kebiasaan kucing
ketika tinggal di kandangnya. Terdapat pula literasi rekayasa dan seni, dimana
peserta didik dengan kreativitasnya bisa membuat desain rumah kucing yang
memiliki kesamaan prinsip dengan rumah kucing pada umumnya meskipun
dengan teknik pembuatan yang berbeda. Walaupun anak
usia dini belum mengenal rumus-rumus matematika, anak usia dini dapat
dikenalkan prinsip-prinsip matematika berupa bangunan yang kokoh yang
berarti memiliki kerangka bangunan yang memadai.
Tugas pendidik menyambungkan konsep STEAM yang abstrak
menjadi lebih konkret kepada peserta didik anak usia dini melalui komunikasi
yang interaktif. Orientasi masalah kepada peserta didik di jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, tentu tidak jauh berbeda caranya dengan PAUD. Pendidik di
jenjang pendidikan apapun semestinya selalu menanyakan tujuan
pembelajaran apa saja yang perlu dicapai oleh peserta didik. Tujuan
pembelajaran tersebut tentulah bermuatan literasi STEAM yang disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta
didik. Output yang diinginkan dapat dicapai peserta didik sekolah menengah
seharusnya bisa lebih kompleks daripada output sekolah dasar (Agusta, Nila,
Mahmudah:2015). Semakin tinggi jenjang pendidikan tujuan pembelajaran
(output) akansemakin kompleks. Contoh orientasi masalah pada peserta didik
di jenjang sekolah menengah atas dapat Saudara pelajari berikut. Jika
pendekatan STEAM yang Saudara terapkan adalah secara tertanam (embeded)
maka Saudara dapat memilih satu disiplin ilmu/mata pelajaran sebagai induk
dari beberapa mata pelajaran (mengacu literasi STEAM) sebagai anak yang
tertanam dalam induk.
Sederhananya, label mata pelajarannya ada satu tetapi sekaligus
meliputi dua atau lebih mata pelajaran yang tertanamdi dalamnya. Contohnya,
pelajaran Biologi sub topik “sistem pencernaan” tetapi di dalam Biologi
tertanam pelajaran TIK (literasi teknologi), matematika (literasi matematika),
pelajaran seni budaya (literasi seni). Pada sub topik “sistem pencernaan”,
literasi sains-nya dapat bermuatan tentang bagaimana upaya mencegah
gangguan sistem pencernaan; literasi teknologi-nya dapat berupa praktik
teknologi pengolahan pangan dengan menggunakan mikroorganisma dan
fermentor ataupun memungkinkan untuk diskusi secara virtual dengan
profesor di perguruan tinggi; literasi rekayasa/teknik-nya dapat berupa
kegiatan merancang fermentor/ inkubator untuk optimalisasi perkembangan
ragi; literasi seni nya dapat disesuaikan dengan potensi lokal tanaman herbal
yang ada di sekitar tempat tinggal; dan literasi matematika-nya dapat berupa
menghitung kecepatan proses fermentasi terhadap suhu fermentor.
Pendidik dapat menyampaikan orientasi masalah dengan cara
memotivasi peserta didik untuk antusias dan siap belajar. Misalnya dengan
meminta peserta didik menebak-nebak kemungkinan yang akan terjadi atas
masalah yang diberikan pendidik. Pendidik juga dapat menghubungkan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dengan tujuan pembelajaran yang lalu. Cara
ini membuat orientasi peserta didik pada masalah menjadi lebih penting dan
menantang untuk diselesaikan.
b).Fase 2, Mengorganisasikan peserta didik
Pendidik membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik dan tugas). Pendefinisian masalah harus memenuhi kriteria
autentik, jelas, mudah dipahami, luas sesuai tujuan pembelajaran, dan
bermanfaat. Misalnya pada jenjang sekolah menengah atas, peserta didik
dikelompokkan secara heterogen, masing-masing kelompok mendiskusikan
zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh dan bagaimana cara menguji zat
makanan dalam bahan makanan. Peserta didik diminta untuk menentukan
peran-peran tiap peserta didik. Ada yang mencari bahan-bahan, ada yang tekun
mengamati percobaan, ada yang menghubungkan dengan teknologi sebagai
media informasi, dan ada yang mengingatkan untuk melaksanakan setiap
kegiatan pemecahan masalah.
c). Fase 3, Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Pendidik membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. Pendidik
berperan sebagai fasilitator yang mendorong tiap peserta didik menemukan
solusi dari cara-cara yang teknologis, berpikir kritis, dan mendayagunakan
kreativitas. Pendidik juga berperan untuk menyemangati peserta didik secara
edukatif jika terdapat indikasi kejenuhan dan putus asa dalam proses
pemecahan masalah.
d).Fase 4, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan serta
menyiapkan karya yang sesuai seperti, laporan dan demonstrasi. Misalnya
pada tema “sistem pencernaan”, kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa
peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menyimpulkan kandungan zat
makanan yang ditemukan pada hasil praktikum.
Hasil praktikum tersebut dapat dipresentasikan ke dalam bentuk pster ataupun
video yang dapat dilihat oleh setiap peserta didik yang ada.
e). Fase 5, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses- proses yang digunakan.
Idealnya, model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan
untuk mencapai semua kompetensi dasar yang ingin dicapai, dari segi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tentu kompetensi dasar yang dicapai
tidak hanya satu sehingga penerapan Problem Based Learning memungkinkan
terjadi lebih dari satu pertemuan. Misalnya, fase 1 dan fase2 dapat diterapkan
pada pertemuan ke-1, fase 3 dan fase 4 bisa jadi membutuhkan dua kali
pertemuan selanjutnya, dan fase 5 dapat diterapkan di pertemuan ke-5. Tujuan
akhir dari menerapakan model pembelajaran Problem Based Learning adalah
tercapainya kompetensi dasar, dalam hal ini kompetensi yang berkaitan dengan
bidang STEAM. Agar pembelajaran STEAM dapat berjalan dengan lancar
melalui penerapan Problem Based Learning, pendidik perlu membuat RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan benar.
2). SistemSosial
Sistem sosial berarti suasana dan norma yang berlaku dalam
pembelajaran. Sistem sosial dari Problem Based Learning bersifat kooperatif.
Artinya peserta didik bekerja sama dengan teman dalam sebuah tim atau
kelompok untuk mendiskusikan masalah yangdiberikan pada saat pembelajaran.
Nilai Ea berbanding lurus dengan suhu reaksi, dimana reaksi kimia yang
berlangsung pada suhu yang rendah berarti memiliki nilai energi aktivasi yang
rendah, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan suhu reaksi
menggambarkan jumlah energi yang diperlukan.
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai laju reaksi. Hal
tersebut di antaranya adalah:
1. Konsentrasi pereaksi/reaktan
Hal yang mendasari laju reaksi adalah tumbukan antar partikel. Reaktan
dengan konsentrasi yang lebih tinggi, jumlah partikelnya akan lebih banyak
dan menyebabkan tumbukan antar partikel yang lebih banyak pula. Hal ini
disebabkan karena jarak antar partikel di dalam reaktan tersebut akan
menjadi lebih dekat.
2. Suhu
Pada suhu yang lebih tinggi, nilai laju reaksi akan menjadi lebih tinggi dan
begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena ada pengaruh suhu
terhadap energi kinetik partikel. Suhu yang lebih tinggi, pergerakan molekul
akan menjadi lebih cepat sehingga tumbukan antar molekul akan lebih
banyak karena energi kinetik molekul yang bertambah. Pergerakan molekul
yang lebih cepat menyebabkan laju reaksi yang lebih tinggi karena molekul
tersebut memiliki energi yang lebih untuk dapat melakukan reaksi.
3. Luas permukaan kontak
Jika suatu zat dengan fase padat bereaksi, hanya partikel atau molekul yang
ada di permukaan zat tersebut yang bereaksi, sedangkan partikel yang berada
di bagian dalam dan tertutup oleh partikel permukaan tidak bisa melakukan
reaksi.
Hal ini dikarenakan jika luas permukaan kontak semakin besar maka peluang
partikel milik zat padat tersebut untuk dapat “bertemu” dan melakukan reaksi
karena jumlah tumbukan juga akan meningkat. Maka, laju reaksi serbuk zat
akan lebih cepat dibandingkan laju reaksi bongkahannya
4. Katalis
Katalis merupakan suatu zat yang dapat membantu suatu reaksi berlangsung
menjadi lebih cepat dengan menurunkan energi aktivasi reaksi dengan
mencari jalan lain reaktan bereaksi. Seperti yang sudah sebelumnya kita
bahas, energi aktivasi merupakan energi penghalang terjadinya suatu reaksi.
Laju atau kecepatan terjadinya sebuah reaksi ini dapat dinyatakan dengan
menggunakan hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan, dimana
persamaannya adalah:
v = k [A]x [B]y
untuk reaksi
aA + bB → cC + dD
dimana nilai x (orde reaksi A), y (orde reaksi B) dan konstanta laju reaksi (k)
didapatkan dari percobaan dan bukan merupakan nilai koefisien pada reaksi yang
stoikiometris.
Rumus atau persamaan yang digunakan pada laju reaksi merupakan Persamaan
Arrhenius yang ditemukan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1889 yang
menyatakan hubungan antara konstanta laju reaksi, suhu, energi aktivasi dan
faktor tumbukan molekul dalam senyawa tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 1 SMA
NEGERI 9 Purworejo.
1. Tempat penelitian
Tengah.
2. Waktu penelitian
c. Tahap analisis data dan penulisan laporan. Kegiatan ini dilaksanakan pada
C. Desain Penelitian
ini, model PTK yangdigunakan adalah model yang dikemukaan oleh Arikunto
(Suyadi, 2013: 49) terdapat empat langkah dalam PTK, yaitu perencanaan,
ulang yang dilaksanakan dalam siklus yang berbeda. Secara ringkas dapat
1. Perencanaan
3. Refleksi
1. Lembar Observasi
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku
peserta didik pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar,
kegiatan diskusi peserta didik dan partisipasi peserta didik dalam simulasi.
observasi guru dan lembar observasi peserta didik. Lembar observasi guru
pada siklus I dan II, sedangkan lembar observasi peserta didik digunakan
oleh guru.
a. Lembar Observasi
Pada instrumen lembar observasi, observasi yang digunakan adalah
observasi tertutup. Observasi dilakukan oleh observer selama proses
pembelajaran. Lembar observasi terbagi menjadi dua macam, yaitu lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa.
Kriteria persentase keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
menggunakan rumus:
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 1 kali pertemuan yang
berdurasikan 2 x 45 menit, materi yang di ajarkan pada siklus I ini adalah
pengaruh faktor konsentrasi dan luas permukaan terhadap laju reaksi. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap siklus ini adalah peneliti membuat RPP (Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran). Dengan pokok bahasan faktor konsentrasi dan luas
permukaan. Untuk menunjang proses pembelajaran peneliti menyiapkan media
pembelajaran berupa power point. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar
observasi untuk setiap pertemuan.
b. Tahap Pelaksanaan
c. Observasi
1) Obesrvasi Guru
Observasi dilakukan oleh observer, tujuannya untuk mengetahui
aktivitas guru selama proses kegiatan pembelajaran melalui model
Problem Based Learning. Berdasarkan data yang dihasilkan terkait
kegiatan guru, guru melakukan setiap langkah dalam RPP. Sesuai dengan
data yang di peroleh pada pertemuan pertama, guru kurang memberi
motivasi kepada peserta didik, kurangnya interaksi antara peserta didik
dengan guru, dan guru masih kurang baik dalam membimbing peserta
didik berdiskusi. Selain itu, dimana guru sebagai fasilitator sudah cukup
menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya, mengajak peserta didik
berdiskusi serta menyimpulkan materi dengan cukup baik, guru juga sudah
baik dalam menjelaskan dan menguasai materi pembelajaran. Dari data
dapat disimpulkan bahwa pada siklus I guru mencapai kategori baik.
2) Observasi Peserta Didik
Observasi dilakukan oleh observer, tujuannya untuk mengetahui
aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran melalui model
Problem Based Learning. Untuk hasil observasi terhadap siswa pada siklus
I pertemuan pertama dideskripsikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil
observasi pada siklus I dapat dideskripsikan bahwa siswa belum terbiasa
belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning, terlihat dari
beberapa siswa yang belum terbiasa dalam belajar berkelompok dan
memecahkan masalah bersama kelompoknya. Sesuai dengan data yang di
peroleh pada pertemuan pertama, siswa masih kurang dalam menghargai
pendapat orang lain dan juga interaksi antara guru dengan siswa terlihat
kurang, sehingga setiap kelompok juga belum terlihat kompak dalam
berdiskusi memecahkan masalah. Selain itu, siswa cukup antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran, menemukan masalah dengan cukup baik,
berpendapat dan menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas belajar siswa belum sempurna, sehingga aktivitas
pembelajaran pada siklus I sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
Problem Based Learning dan mencapai kategori cukupbaik.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer secara
keseluruhan peneliti sudah menerapkan langkah-langkah pembelajaran
menggunakan model PBL. Sedangkan Keaktifan belajar siswa belum
sesuai yang diharapkan peneliti. Siswa tergolong aktif dan sangat aktif
masih 25%.
Tabel Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
Skor Observasi Predikat Frekuensi
(siswa)
85 < NP ≤100 Sangat Aktif -
70< NP ≤85 Aktif 4
55 < NP ≤70 Cukup Aktif 8
40 < NP ≤55 Kurang Aktif 4
NP ≤40 Tidak aktif -
Jumlah 16
Persentase siswa sangat aktif dan aktif 25 %
d. Refleksi
siklus I, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk rencana tindakan pada
berikut:
1) Siswa belum berani bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
diketahui. Hal ini ditunjukkan hanya 31,25% siswa yang berani bertanya
4) Hanya beberapa siswa yang tergolong sangat aktif dan aktif yaitu 25%
5) Siswa yang memperoleh nilai KKM atau ≥ 65 pada siklus I sebanyak 8 siswa
dari 16 peserta didik, persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I
50%
yang diperoleh belum sesuai harapan. Maka tindakan perubahan untuk siklus
selanjutnya adalah:
2. Peneliti menjelaskan sedikit tentang materi yang akan yang akan diajarkan
didiskusikan.
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan yang
berdurasikan 2 x 45 menit, materi yang di ajarkan pada siklus I ini adalah
pengaruh faktor suhu dan katalis terhadap laju reaksi. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap siklus ini adalah peneliti membuat RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran). Dengan pokok bahasan faktor konsentrasi dan luas permukaan.
Untuk menunjang proses pembelajaran peneliti menyiapkan media
pembelajaran berupa power point. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar
observasi untuk setiap pertemuan dan penilaian keaktifan peserta didik.
b. Tahap Pelaksanaan
dan prestasi belajar pada siklus II nilai rerata meningkat menjadi 96,25 dan
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus III terdiri dari 1 kali pertemuan yang
berdurasikan 2 x 45 menit, materi yang di ajarkan pada siklus III ini adalah
menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap siklus ini adalah peneliti membuat RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran). Dengan pokok bahasan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.
Untuk menunjang proses pembelajaran peneliti menyiapkan media
pembelajaran berupa power point. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar
observasi untuk setiap pertemuan dan penilaian keaktifan peserta didik.
b. Tahap Pelaksanaan
c. Observasi
a. Observasi Guru
Observasi dilakukan oleh observer, tujuannya untuk mengetahui
aktivitas guru selama proses kegiatan pembelajaran melalui model
Problem Based Learning. Berdasarkan data yang dihasilkan terkait
kegiatan guru, guru melakukan setiap langkah dalam RPP. Sesuai dengan
data yang di peroleh pada pertemuan pertama, guru sudah memberi
motivasi kepada peserta didik, interaksi antara peserta didik dengan guru
sudah lebih meningkat, dan guru dalam membimbing peserta didik
berdiskusi lebih baik. Selain itu, dimana guru sebagai fasilitator sudah
dapat menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya, mengajak peserta
didik berdiskusi serta menyimpulkan materi dengan baik, guru juga sudah
baik dalam menjelaskan dan menguasai materi pembelajaran. Dari data
dapat disimpulkan bahwa pada siklus III guru mencapai kategori sangat
baik.
d. Refleksi
86,75% dan prestasi belajar pada siklus III nilai rerata meningkat menjadi
98,25 dan siswa yang tuntas belajar hampir mencapai 100% karena masih
Tahap paparan data dimulai dari membaca keseluruhan data yang di dapat
peneliti dari 3 siklus. Diantaranya sebagai berikut :
1. Lembar observasi guru
Hasil dari observasi guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Hasil Analisis observasi kegiatan guru pada siklus I, II, dan III
No Aspek Yang Diamati Skor
Berdasarkan skor hasil observasi kegiatan guru dapat dianalisis bahwa pada
siklus 3 ada beberapa aktivitas guru yang mengalami peningkatan diantaranya kegiatan
membimbing siswa untuk berpendapat baik di dalam diskusi maupun pada saat
kelompok juga mengalami peningkatan, hal ini tampak pada interaksi antar siswa dan
Hasil analisis data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa secara umum untuk
hasil observasi aktivitas guru mengalami peningkatan tiap siklusnya walaupun tidak
secara optimal. Keberhasilan tindakan aktivitas guru berada pada kategori baik.
Hasil dari observasi siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari hasil analisis data pada tabel diatas diketahui bahwa secara umum kegiatan
belajar siswa sudah baik. Sebagian besar indikator pengamatan muncul dalam aktifitas kerja
siswa, namun perlu ditingkatkan terutama dalam hal interaksi siswa dengan guru. Mungkin
karena siswa belum terbiasa dengan model yang diterapkan guru tetapi siswa beberapa
sudah berani dalam mengungkapkan pendapatnya. Jika dilihat dari skor yang diperoleh
sudah ada peningkatan tiap siklusnya. Untuk aktivitas siswa berada pada kategori baik.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dapat di analisis bahwa untuk hasil belajar
28
No Aspek Yang Diamati Pertemuan ke
Siklus I Siklus II Siklus III
PENDAHULUAN
1. Peserta didik menjawab salam yang diberikan 5 5 5
oleh Guru
2. Peserta didik melakukan presensi di link yang 4 5 5
telah disediakan
3. Peserta didik berdoa sebelum pembelajaran 5 5 5
dimulai
4. Peserta didik menyimak apersepsi yang diberikan 3 5 5
oleh guru
pe
5. Peserta didik melakukan tanya jawab 2 4 5
6. Peserta didik menyimak penjelasan tujuan dan 3 4 5
manfaat pembelajaran
I Fase 1 (Orientasi peserta didik pada masalah)
7. Peserta didik menyimak tayangan PPT yang 4 4 5
diberikan oleh guru
II Fase 2 (Mengorganisasikan peserta didik)
8. Peserta didik dengan panduan guru membentuk 4 4 5
menjadi beberapa kelompok
9. Peserta didik mendownload LKPD 4 5 5
10. Peserta didik menyimak penjelasan guru 3 4 4
tentang pengerjaan LKPD
11. Peserta didik memperhatikan penjelasan yang 3 5 5
disampaikan oleh guru
III Fase 3 (Membimbing penyelidikan individu dan kelompok)
12. Peserta didik mengoptimalkan interaksi antara 2 5 5
peserta didik dan guru dengan kerja kelompok
13. Peserta didik bekerja sama dalam memecahkan 2 4 4
permasalahannya dengan cepat dan tepat
IV Fase 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
14. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi 4 5 5
kelompok
15. Peserta didik menanggapi presentasi kelompok 2 4 4
lain
V Fase 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
16. Peserta didik bersama guru membahas materi 2 4 4
yang telah dipelajari melalui LKPD
17. Peserta didik melakukan tanya jawab 2 4 4
18. Peserta didik mengupload LKPD 4 5 5
PENUTUP
19. Peserta didik melaksanakan evaluasi melalui 5 5 5
aplikasi google form
20. Peserta didik menjawab salam yang diberikan 5 5 5
oleh guru
JUMLAH 68 91 95
siswa pada siklus 1 ketuntasan klasikalnya sebesar 50% dengan nilai rata-rata 67,50 dan hal
ini belum bisa dikatakan bahwa kelas tersebut tuntas secara klasikal. Terjadi peningkatan
dari siklus 1 ke siklus 2 dan 3, hal ini dikarenakan nilai peserta didik pada siklus 2 dan 3
29
ketuntasan klasikalnya mencapai 100 %.
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XI SMA Negeri 9 Purworejo dalam pembelajaran kimia melalui penerapan model
learning ini dalam pembelajaran kimia, siswa dituntut tidak hanya mendengarkan ceramah
atau perintah dari guru namun mereka harus berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
memungkinkan meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa
seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari
orang lain, berkerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu siklus I yang dilaksanakan pada
tanggal 22 Oktober 2020, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 November 2020
pembelajaran yang aktif. Peserta didik lebih banyak belajar melalui proses pembentukan
dan penciptaan kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab
individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran ini sangat
30
Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem based learning ini
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia. Hal ini terbukti
mangobservasi aktifitas guru dan siswa pada setiap tindakan. Prosentase aktifitas guru dan
aktifitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus yang diberikan. Untuk aktifitas
guru mencapai kriteria baik dan aktifitas siswa mencapai kriteria baik.
problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada materi laju
31
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
STEAM dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik kelas XI
MIPA 1 SMA Negeri 9 Purworejo tahun pelajaran 2020/2021. Hal tersebut dapat
peningkatan. Pada tahap awal banyak peserta didik yang tidak aktif. Pada siklus I
peserta didik yang sangat aktif dan aktif mencapai 25% dan mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 68,75%. Sedangkan pada siklus III mengalami
2. Prestasi belajar siswa menggunakan PBL dengan pendekatan STEAM pada peserta
siklus I dengan nilai rerata 67,50 dan siswa yang tuntas belajar 50%. Pada siklus
II nilai rerata meningkat menjadi 96,25 dan siswa yang tuntas belajar mencapai
100%.
B. SARAN
sebagai berikut.
materi lain dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
peserta didik.
32
DAFTAR PUSTAKA
Iriani, Isti Dwi. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran snowball Drilling Untuk
Meningkatkan keaktifan Belajar IPS Peserta didik Kelas VII A SMP N
1 Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Diunduh dari
http://eprints.uny.ac.id/8613/ pada tanggal 8 Oktober 2020.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Peserta didik Aktif. Bandung: Sinar Baru
Tauhid, Jauhar. 2013. Meningkatakan Keaktifan Belajar Peserta didik Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Ujumbou Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD. Diunduh dari
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/index/search/results pada
kamis 8 oktober 2020
33
Wasisto, Agus. 2017. Cara Mudah Melakukan PENELITIAN TINDAKAN KELAS
dan Cara Menghitung Nilai Angka Kreditnya. Yogyakarta : Graha
Cendekia.
34
LAMPIRAN
35
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
36
SIKLUS 1
37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulandunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
38
C. TUJUANPEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan :
3.6.3.1 Melalui penayangan video pembelajaran dan kegiatan diskusi, Peserta didik dapat menganalisis
faktor pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi berdasarkan data eksperimen dengan benar.
3.6.4.1 Melalui penayangan video pembelajaran dan kegiatan diskusi, Peserta didik dapat menganalisis
faktor pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi berdasarkan data eksperimendenganbenar.
3.6.5.1 Melalui penayangan video pembelajaran dan kegiatan diskusi, Peserta didik dapat
menyimpulkan pengaruh konsentrasi dan luas permukaan terhadap laju reaksi dengan tepat.
4.6.2.1 Peserta didik dapat menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan
penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali melalui
pembuatan artikel dengan baik.
D. MATERIPEMBELAJARAN
Faktual : a Kayu yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar akan dipotong kecil terlebih
dahulu sebelum digunakan akan lebih mudah terbakar (faktor luas
permukaan mempengaruhi laju reaksi)
: b. Pada proses pelarutan gula akan lebih cepat ketika menggunakan air
panas dibandingkan air dingin (faktor suhu mempengaruhi laju reaksi)
c. Pada proses pembuatan roti, adonan akan ditambahkan ragi agar lebih cepat
kalis (faktor katalis mempengaruhi laju reaksi)
Konseptual : a. Teori tumbukan menyatakan bahwa partikel-partikel reaktan harus saling
bertumbukan untuk bereaksi
: b. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan untuk
bertumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea).
: c. Laju reaksi bergantung orientasi (arah) tumbukan, frekuensi dan energi
partikel
: d. Konsentrasi, luas permukaan, suhu, katalis mempengaruhi laju reaksi
Prosedural : Peserta didik menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
melalui percobaan sederhana dari tayangan youtube
Metakognisi : Hubungan teori tumbukan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
Pengayaan : Peserta didik mampu memprediksi tumbukan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
Remidial : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Analisis STEAM :
Sains Teknologi
Faktual: Menggunakan stopwatch untuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi mengetahui kecepatan laju reaksi pada
Konseptual: tayangan video
Teori Tumbukan, pengertian laju reaksi
Prosedural:
Percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi
39
Engineering Matematika
- Memprediksi faktor-faktor
mempengaruhi laju reaksi .
Art
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
pada LKPD
G. SUMBER BELAJAR
1. Buku paket
Sandri Justiana dan Muchtaridi. 2015. Kimia 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Sudarmo, Unggul. 2014. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Umiyati, Nurhalimah. 2016. Buku Siswa KIMIA XI. Surakarta: Mediatama
2. Handout Materi Laju Reaksi
3. Internet
4. Sumber referensi lain yang relevan
40
H. LANGKAH –LANGKAH PEMBELAJARAN
Apersepsi
6. Peserta didik menyimak apersepsi dari guru tentangmateriyang
akan dipelajari dan mengaitkan dengan pengalamannya sebagai
bekal dalam mempelajari materi pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu ditayangkan melalui media power point
(Communication-4C)
7. Peserta didik bertanya jawab dengan gurutentangtayangan TPACK
gambar dalam media powerpoint
(Collaboration (4C); Saintifik (Menanya)).
8. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dan manfaat yang diperoleh
setelah mempelajari materi pembelajaran ini (Communication-
4C)
41
Kegiatan Inti Fase 1: Orientasi peserta didik kepada masalah 70 menit
9. Peserta didik mengamati media pembelajaran dalam PPTtentang:
a. Faktor Konsentrasi mempengaruhi Laju Reaksi
b. Faktor Luas Permukaan TPACK
42
25. Peserta didik diberikan penguatan dengan memberikan
jawaban yang seharusnya.
26. Peserta didik diberi kesempatan bertanya yang masih
merasa bingung dan kurang mengerti terkait materiyang
dipelajari. (Collaboration and communication-4C)
27. Peserta didik diberikan penghargaan padahasilkarya
setiap kelompok. TPACK
I. EVALUASI PENILAIAN
Prosedur Penilaian
a. Pengetahuan/Kognitif
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Penilaian Pertanyaan berbentuk Terlampir Setelah pembelajaran
Harian pilihan ganda usai
b. Ketrampilan/Psikomororik
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Buti Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Observasi Lembar Observasi Diskusi Terlampir Saat diskusi pembela
jaran berlangsung
Penilaian Lembar Penilaian Penulisan Terlampir Saat pembelajaran
guru artikel usai
c. Sikap
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
43
Observasi Lembar Observasi Saat pembelajaran
Keaktifan Peserta Terlampir berlangsung
Didik
44
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau
tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
1. Si wa yan g mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum)ddeinbgearnikan materi masih dalam cakupan KD
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
2. Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum)sdeibbaegriakian materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman
pengetahuan tambahan.
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri9 Purworejo Guru Kimia
45
SIKLUS 2
46
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
47
C. TUJUANPEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan :
3.6.6.1 Melalui penayangan video dan diskusi, Peserta didik dapat menganalisis pengaruh suhu terhadap
laju reaksi berdasarkan data eksperimen dengan benar.
3.6.7.1 Melalui penayangan video dan diskusi, Peserta didik dapat menganalisis pengaruh katalis
terhadap laju reaksi berdasarkan data eksperimen dengan benar.
3.6.8.1 Melalui penayangan video dan diskusi, Peserta didik dapat menyimpulkan factor pengaruh suhu dan
katalis terhadap laju reaksi dengan tepat.
4.6.3.1 Peserta didik dapat mengintegrasikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan
penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik.
D. MATERIPEMBELAJARAN
Faktual : a. Reaksi korosi besi di udara, laju reaksi korosi besi lebih tinggi pada udara
yang kelembabannya lebih tinggi (konsentrasi reaktan H2O tinggi) (faktor
konsentrasi mempengaruhi laju reaksi)
: b. Kayu yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar akan dipotong kecil terlebih
dahulu sebelum digunakan akan lebih mudah terbakar (faktor luas
permukaan mempengaruhi laju reaksi)
: c. Pada proses pelarutan gula akan lebih cepat ketika menggunakan air
panas dibandingkan air dingin (faktor suhu mempengaruhi laju reaksi)
d. Pada proses pembuatan roti, adonan akan ditambahkan ragi agar lebih cepat
kalis (faktor katalis mempengaruhi laju reaksi)
Konseptual : a. Teori tumbukan menyatakan bahwa partikel-partikel reaktan harus saling
bertumbukan untuk bereaksi
: b. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan untuk
bertumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea).
: c. Laju reaksi bergantung orientasi (arah) tumbukan, frekuensi dan energi
partikel
: d. Konsentrasi, luas permukaan, suhu, katalis mempengaruhi laju reaksi
Prosedural : Peserta didik menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
melalui percobaan sederhana dari tayangan youtube
Metakognisi : Hubungan teori tumbukan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
Pengayaan : Peserta didik mampu memprediksi tumbukan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
Remidial : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
48
Analisis STEAM :
Sains Teknologi
Faktual: Menggunakan stopwatch untuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi mengetahui kecepatan laju reaksi.
Konseptual:
Teori Tumbukan, pengertian laju reaksi
Prosedural:
Percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi
Engineering Matematika
- Memprediksi faktor-faktor
mempengaruhi laju reaksi .
Art
Mempresentasikanhasildiskusifaktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
G. SUMBER BELAJAR
1. Buku paket
Sandri Justiana dan Muchtaridi. 2015. Kimia 2 SMA Kelas XI. Jakarta:Yudhistira.
Sudarmo, Unggul. 2014. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Umiyati, Nurhalimah. 2016. Buku Siswa KIMIA XI. Surakarta: Mediatama
2. Internet
3. Sumber referensi lain yang relevan
49
H. LANGKAH –LANGKAH PEMBELAJARAN
Apersepsi
6. Peserta didik menyimak apersepsi dari guru tentangmateriyang
akan dipelajari dan mengaitkan dengan pengalamannya sebagai
bekal dalam mempelajari materi pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu
“Pada pertemuan yang kemarin kalian telah mengetahui bahwa
laju reaksi dapat dipengaruhi oleh konsentrasi dan luas
permukaan, dapatkah kalian menguraiakan faktor-faktor
tersebut? (Communication-4C)
7. Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentangfaktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi HOTS
50
Kegiatan Inti Fase 1: Orientasi peserta didik kepada masalah 70 menit
10. Peserta didik mengamati media pembelajarandalambentukPPT
tentang:
a. Faktor suhu mempengaruhi TPACK
b. Faktor katalis
51
25. Peserta didik diberikan penguatan dengan memberikan jawaban
yangseharusnya.
26. Peserta didik diberi kesempatan bertanya yang masihmerasa
bingung dan kurang mengerti terkait materi yang dipelajari.
(Collaboration and communication-4C)
27. Peserta didik diberikan penilaian pada hasil karyasetiap
kelompok. TPACK
I. EVALUASI PENILAIAN
Prosedur Penilaian
a. Pengetahuan/Kognitif
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Penilaian Pertanyaan berbentuk Terlampir Setelah pembelajaran
Harian pilihan ganda usai
b. Ketrampilan/Psikomororik
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Observasi Lembar Observasi Diskusi Terlampir Saat diskusi pembela
jaran berlangsung
52
c. Sikap
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Observasi Lembar Observasi Terlampir Saat pembelajaran
berlangsung
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri9 Purworejo Guru Kimia
53
SIKLUS 3
1
54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.7 Merancang, melakukan, dan 4.7.1 Membuat grafik hubungan antara laju reaksi
2
55
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan :
3.7.1.1.Melalui kegiatan pengamatan data percobaan laju reaksi dan diskusi, siswa dapat
mengkorelasikan hubungan data hasil percobaan dan orde reaksi dengan tepat.
3.7.2.1 Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan
dengan tepat.
3.7.2.2 Melalui kegiatan penugasan mandiri, siswa dapat menghitung laju reaksi berdasarkandata
percobaan dengan tepat.
4.7.1.1 Melalui kegiatan pengamatan data percobaan laju reaksi dan diskusi, siswa dapat membuat grafik
hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan untuk menentukan orde reaksi dengan tepat
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Faktual
Laju reaksi dipengaruhi oleh 4 faktor : konsentrasi, luas bidang sentuh, suhu dan katalis
2. Konseptual
a) persamaan laju reaksi adalah
b) Orde reaksi adalah pangkat konsentrasi yang menunjukkan tingkat reaksi suatu zat
3. Prosedural
Membuat grafik hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan untuk menentukan orde reaksi.
4. Metakognisi
Penggunaan rumus orde reaksi untuk menghitung orde reaksi.
Analisis STEAM
Aspek Sains Aspek Technologi Aspek Enginering Aspek Matematic Aspek Art
Faktual : Menggunakan Membuat grafik Menghitung orde Menggambarkan
Laju reaksi dipenga komputer/HP hubungan antara reaksi dan grafik hubungan
Ruhi oleh 4 faktor: dalam mencari laju reaksi dan persamaan laju antara laju reaksi
konsentrasi, luas infor konsentrasi reaktan reaksi dari data dan konsentrasi
bidang sentuh, suhu Masi dari youtube untuk menentukan percobaan reaktan untuk
dan katalis dan sumber terkait orde reaksi menentukan orde
di internet reaksi
3
56
G. SUMBER BELAJAR
1. Buku paket
Sandri Justiana dan Muchtaridi. 2015. Kimia 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Sudarmo, Unggul. 2014. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Umiyati, Nurhalimah. 2016. Buku Siswa KIMIA XI. Surakarta: Mediatama
2. Handout Materi Laju Reaksi
3. Internet
4. Sumber referensi lain yang relevan
12. Peserta didik mengamati data hasil percobaan yang disajikan TPACK
dalam PPT tentang reaksi antara asam lambung dengan obat maag
Pertanyaan : Apakah perubahan konsentrasi pereaksi akan
mempengaruhi besarnya laju reaksi ? (Communication-
4C)(Science)
TPACK
59
27. Peserta didik mengupload LKPD yang telah diisi di kolom tugas
yang sudah ditentukan oleh guru di google classroom TPACK
I. EVALUASI PENILAIAN
Prosedur Penilaian
a. Pengetahuan/Kognitif
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Tes Pertanyaan berbentuk pilihan Terlampir Setelah pembelajaran
Formatif ganda usai
b. Ketrampilan/Psikomororik
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Observasi Lembar Observasi Terlampir Saat diskusi pembela
jaran berlangsung
c. Sikap
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Pelaksanaan
Instrumen
Observasi Lembar Observasi Saat pembelajaran
Terlampir berlangsung
Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketun5tasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai
60
berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum) dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan diberikan materi masih dalam cakupan KD
- Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
6
61
LEMBAR OBSERVASI
7
62
LEMBAR OBSERVASI
Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran
Kelas/ Semester : XI/ I Mata Pelajaran : Kimia
Pertemuan/ Siklus : Hari/ Tanggal :
Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda check list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap
keterlaksanaan model Problem Based Learning yang dilaksanakan oleh guru dan
peserta didik.
1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat
baik
1 2 3 4 5
PENDAHULUAN
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik
2. Guru memberikan motivasi semangat kepada peserta didik
3. Guru mengingatkan absensi kepada peserta didik
4. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
5. Guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik
6. Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
I Fase 1 (Orientasi peserta didik pada masalah)
8. Guru menayangkan video melalui PPT
II Fase 2 (Mengorganisasikan peserta didik)
9. Guru memandu peserta didik membentuk beberapa kelompok
10. Guru membimbing peserta didik untuk mendownload LKPD
dalam Google Classroom
11. Guru memberikan penjelasan tentang pengerjaan LKPD
12. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya yang belum mereka pahami
III Fase 3 (Membimbing penyelidikan individu dan kelompok)
13. Guru membimbing peserta didik untuk pengerjaan LKPD
14. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan diskusi
IV Fase 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
15. Guru membimbing peserta didik untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
V Fase 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
16. Guru bersama peserta didik membahas materi yang
telah dipelajari melalui LKPD
8
63
17. Guru memberikan penguatan materi kepada peserta didik
PENUTUP
18. Guru memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik
19. Guru memberikan tugas kepada peserta didik
20. Guru memberikan salam kepada peserta didik
JUMLAH
Purworejo, 2020
Observer
..............................................
9
64
LEMBAR OBSERVASI
Aktivitas Peserta didik Selama Proses Pembelajaran
65
17. Peserta didik melakukan tanya jawab
18. Peserta didik mengupload LKPD
PENUTUP
19. Peserta didik melaksanakan evaluasi melalui
aplikasi google form
20. Peserta didik menjawab salam yang diberikan
oleh guru
JUMLAH
..............................................
1
66
DATA HASIL
PENELITIAN
SIKLUS I DAN II
1
67
1
68
1
69
1
70
1
71
1
72
1
73
1
74
2
75
2
76
2
77
2
78
2
79
80
81
82
83
84
85
86
87