Anda di halaman 1dari 3

Nia Febriana

NEWS
·
26 Februari 2021 7:35

Bahaya yang Mengancam Pecandu


Narkoba di Era COVID-19
Konten ini diproduksi oleh Nia Febriana

Perbesar

Gambar: pixabay.com
COVID-19 telah mempengaruhi kesehatan individu dari seluruh
lapisan masyarakat. Tak terkecuali juga mengancam para penyalah
guna dan/atau pecandu narkoba.
Penyalah guna dan/ atau pecandu narkoba adalah orang dengan
gangguan penggunaan terhadap narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya. Para penyalah guna dan/atau pecandu narkoba
membutuhkan rehabilitasi, baik medis maupun sosial, untuk dapat
memulihkan kondisi medisnya dan untuk dapat melepaskan diri dari
jeratan narkoba.
Pada orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19),
terdapat gejala umum yang ditunjukkan, yaitu demam yang disertai
gangguan pernapasan.
Pada penderita COVID-19 kriteria sedang dapat disertai dengan gejala
klinis pneumonia ringan, berupa demam, batuk, dyspnea dan napas
cepat.
Pada kriteria berat ditandai dengan pneumonia berat atau Infeksi
Saluran Pernapasan Akut berat, hingga pada sakit kritis dapat terjadi
Acute Respiratory Distress Syndrom bahkan terjadi gagal napas.
Para penyalah guna dan pecandu narkotika akan menghadapi
beberapa tantangan dalam masa pandemi COVID-19 saat ini. Baik
terkait dengan upaya rehabilitasinya dan pemulihannya maupun
ancaman paparan COVID-19 dan upaya perawatannya.
Faktor risiko COVID-19 pada pecandu narkoba
Pada penyalah guna dan/atau pecandu narkoba terdapat beberapa hal
yang dapat menjadi faktor risiko bagi mereka. Faktor risiko tersebut
dapat meningkatkan kerentanan terhadap paparan infeksi COVID-19
dan mempengaruhi tingkat keparahan infeksi COVID-19 serta
prognosis penyakitnya jika mereka terinfeksi.
Pertama, penggunaan zat dapat menyebabkan perubahan fisiologi,
terutama pada pengguna kronis telah terjadi kerusakan pada pada
beberapa organ seperti hati, ginjal, paru-paru dan jantung.
Penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan berbahaya lainnya
secara kronis juga mendorong perkembangan kondisi seperti
hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit paru yang
merupakan komorbid COVID-19.
ADVERTISEMENT
Orang dengan gangguan penggunaan zat jenis opioid juga sering
mengalami penurunan fungsi paru-paru dan berisiko mengalami
depresi pernapasan. Penyalahgunaan metamfetamin juga berpotensi
menyebabkan kerusakan paru, sehingga sangat memungkinkan
penyalahguna narkoba menjadi rentan terhadap COVID-19.
Kedua, kondisi lainnya yang umum pada penyalah guna zat adalah
HIV/AIDS. Pada penderita HIV/AIDS terjadi penurunan terhadap
sistem imunitas.
Oleh karena itu, penyalah guna narkotika dengan HIV/AIDS positif
sangat rentan terhadap pajanan virus COVID-19 dan dapat
memperburuk prognosisnya. Selain itu, adanya penyakit tuberculosis
dan hepatitis juga dapat memperparah infeksi COVID-19 pada
pecandu narkoba.
Ketiga, perilaku yang terkait penggunaan zat secara bersama-sama,
tanpa memperhatikan physical distancing akan meningkatkan risiko
penularan COVID-19.
Keempat, adanya keterbatasan akses terhadap layanan rehabilitasi
dan fasilitas layanan kesehatan lainnya.
ADVERTISEMENT

Diketahui dari studi yang dilakukan bahwa orang yang pernah


menggunakan narkoba dalam hidupnya mempunyai faktor risiko
tertular sebesar 1,5 kali dibandingkan dengan orang tanpa
penyalahgunaan narkoba. Dan penyalah guna yang menggunakan
narkoba dalam satu tahun terakhir, mempunyai faktor risiko 8 kali
tertular COVID-19.
ADVERTISEMENT

Anda mungkin juga menyukai