Anda di halaman 1dari 5

MODUL PRAKTIKUM I

PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI


WILAYAH

Bab ini menguraikan teknik analisis umum yang digunakan untuk menggambarkan
perekonomian umum wilayah. Dalam berbagai dokumen perencanaan, khususnya terkait
perencanaan pembangunan ekonomi, khususnya di bagian Gambaran Umum Perekonomian
Wilayah, selalu diuraikan deskripsi indikator pembangunan maupun struktur/komposisi
perekonomia wilayah. Indikator pembangunan ekonomi yang umum digunakan adalah
pertumbuhan ekonomi wilayah. Sementara itu, struktur perekonomia wilayah menggambarkan
kontribusi setiap sektor terhadap perekonomia wilayah secara keseluruhan.
Setelah mempelajari bab ini, setiap pengguna buku ajar diharapkan mampu: (1)
memahami apa pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian wilayah; (2) menghitung
indikator pertumbuhan ekonomi wilayah; (3) menghitung kontribusi tiap sektor ekonomi
terhadap perekonomian wilayah; dan (4) menginterpertasikan dan/atau menyimpulkan kondisi
serta struktur perekonomian wilayah.

1. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pendapatan nasional atau wilayah merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi
wilayah tersebut atau dengan kata lain merupakan salah satu indikator kinerja proses
pembangunan. Pendapatan suatu wilayah umumnya didekati dengan konsep PDRB. Semakin
tinggi PDRB suatu wilayah, semakin tinggi pula hasil/kinerja proses pembangunan di wilayah
tersebut. Besaran perubahan PDRB antar waktu inilah yang disebut dengan pertumbuhan
ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, kinerja pembangunan (ekonomi) wilayah
semakin baik.
Perlu diingat kembali bahwa saat pembelajaran Pengantar Teori Ekonomi Makro,
mahasiswa telah diperkenalkan dengan istilah PDRB atas dasar harga konstan dan PDRB atas
harga berlaku (PDRB ADH konstan dan berlaku). PDRB ADH konstan atau disebut juga PDRB
riil adalah PDRB yang dihitung menggunakan harga-harga di tahun dasar tertentu. PDRB ADH
berlaku adalah PDRB yang dihitung menggunakan harga-harga di tahun yang sedang berjalan
atau yang berlaku saat itu.
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan data PDRB ADH konstan. Hal ini
dikarenakan PDRB ADH konstan atau riil tidak terpengaruh oleh ‘inflasi’. Harga-harga
barang/jasa cenderung naik sepanjang waktu (inflasi). Nilai produksi di suatu tahun secara riil
belum tentu lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, meskipun dari sisi angka, nilai produksi
meningkat karena inflasi. Karenanya, demi ‘keadilan’ dan ‘ketepatan’ dalam membandingkan
dua atau lebih nilai, maka harus dipergunakan nilai yang didasarkan pada acuan yang sama,
seperti harga yang sama di tahun dasar (nilai riil). Pertumbuhan ekonomi umumnya dihitung tiap
tahun, walaupun seringkali ada pertumbuhan ekonomi tri wulanan atau semesteran.
Rumus penghitungan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
Tt = {(PDRBt – PDRBt-1)/ PDRBt-1} x 100%

Tt = tingkat pertumbuhan ekonomi tahun t (misalnya tahun sekarang)

PDRBt = PDRB riil (PDRB ADH Konstan) tahun t

PDRBt-1 = PDRB riil tahun kemarin atau sebelumnya

Meskipun umumnya pertumbuhan ekonmi dihitung per tahun, namun sebagai catatan,
pertumbuhan ekonomi dapat saja dihitung dalam kurun waktu beberapa tahun, misalnya dari
Tahun A (awal) ke Tahun B (akhir), dengan rumus berikut:

TA-B = {(PDRBB – PDRBA)/ PDRBA} x 100%

TA-B = tingkat pertumbuhan ekonomi tahun dari tahun A hingga B

PDRBB = PDRB riil (PDRB ADH Konstan) tahun B

PDRBA = PDRB riil tahun A

Contoh soal :

PDRB ADH konstan suatu wilayah tahun 2019 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDRB pada tahun
2018 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut
di tahun 2019?

jawab :

Pertumbuhan ekonomi = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Jika nilai pertumbuhan ekonomi positif, berarti ada ‘pertumbuhan’ ekonomi, sementara
jika negatif berarti ada ‘perlambatan’ pertumbuhan ekonomi. Arti perlambatan adalah bahwa
PDRB periode tertentu lebih kecil daripada PDRB periode sebelumnya.

Saat melakukan perencanaan pembangunan suatu wilayah, kondisi perekonomian wilayah


menjadi salah satu bagian yang harus dikemukakan dan menjadi pertimbangan dalam
merumuskan ‘kondisi saat ini’, baik yang bersifat positif (kekuatan) maupun negatif
(kelemahan), internal maupun eksternal wilayah. Gambaran kondisi perekonomian yang
dikemukakan umumnya adalah pertumbuhan ekonomi wilayah, baik secara total, sub wilayah,
per sektor atau per sub sektor, sehingga dapat diketahui kinerja pembangunan ekonomi wilayah
secara total, dan sektor serta wilayah mana yang tumbuhnya lebih cepat.
Perlu dicatat bahwa teknik penghitungan pertumbuhan ini juga bisa digunakan untuk menghitung
pertumbuhan variabel apa pun. Misalnya, pertumbuhan produksi, populasi, jumlah kendaraan,
jumlah atau panjang jalan, jumlah murid, sekolah, dan seterusnya.

Bahan diskusi dan pengayaan:


Carilah sebuah dokumen perencanaan pembangunan daerah, misalnya RPJMD atau
RTRW. Bukalah bagian Gambaran Umum Wilayah, khususnya di kondisi
perekonomian wilayah. Apasaja yang dikemukakan di bagian tersebut? Data apa
saja yang diperlukan? Teknik analisis apa saja yang digunakan?

2. Struktur Perekonomian Wilayah

Indikator atau variabel lain yang digunakan saat menggambarkan kondisi perekonomian wilayah
adalah struktur perekonomian wilayah. Struktur perekonomian wilayah adalah komposisi
kontribusi komponen-komponen (umumnya adalah sektor atau sub-sub sektor) PDRB terhadap
ekonomi (PDRB) wilayah secara total. Misalnya, di wilayah dengan kontribusi sektor pertanian
sangat dominan di sebut sebagai wilayah agraris. Saat kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB semakin menurun, sementara kontribusi sektor industri semakin lama semakin tinggi
terhadap PDRB total wilayah, maka dikatakan telah terjadi perubahan struktur perekonomian,
dari struktur ekonomi agraris ke arah industri, dan seterusnya. Dengan demikian, melalui analisis
struktur perekonomian, dapat diketahui pola perekonomian suatu wilayah, termasuk
potensi/sektor yang potensial berdasarkan kontribusinya terhadap perekonomian total wilayah.
Teknik menghitung kontribusi suatu sektor, sub sektor, atau pun sub wilayah terhadap total
sektor atau wilayah adalah sama dengan teknik penghitungan ‘proporsi variabel’ sektor, sub
sektor, atau sub wilayah terhadap totalnya. Nilai proporsi setiap sub sektor, sektor atau sub
wilayah akan berkisar antara nol hingga 1 atau 0 hingga 100%. Selain itu, jumlah proporsi semua
sub sektor, sektor atau sub wilayah akan sama dengan 1 (satu). Rumus penghitungan kontribusi
suatu sektor, sub sektor atau sub wilayah adalah sebagai berikut:

Ps = PDRBs / Total PDRB x 100%


Ps = konstribusi sektor, sub sektor atau sub wilayah ke – s
PDRBs = PDRB sektor, sub sektor atau sub wilayah ke – s
Total PDRB = nilai PDRB seluruh sektor, sub sektor atau sub wilayah (PDRB wilayah)

Hal lain yang menarik dari analisis struktur perekonomoian adalah ‘perkembangan’ struktur
ekonomi dari waktu ke waktu. Bagaimana pun di beberapa literatur Ekonomi Pembangunan
maupun teori pertumbuhan ekonomi (lihat kembali bab tentang teori pertumbuhan ekonomi),
pembangunan seringkali dianggap sebagai proses perubahan struktur perekonomian, misalnya
perubahan dari struktur yang dominan pertanian, kemudian berkembang menjadi struktur yang
dominan industri, perdagangan dan/atau jasa. Karenanya, analisis struktur perekonomian ini
seringkali digunakan untuk melihat apakah ada perubahan ‘tahapan’ pembangungan sesuai yang
disebutkan dalam teori pertumbuhan/pembangunan ekonomi.
Bahan diskusi dan latihan:
Dengan menggunakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang sama
seperti latihan sebelumnya, apakah hasil analisis struktur perekonomian terlihat di Soal
Gambaran Umum Kondisi Perekonomian Wilayah? Jelaskan! Jika tidak ada, carilah
artikel atau dokumen lain yang memperlihatkan hasil analisis struktur perekonomian
wilayah. Jelaskan apa yang dituliskan tentang hasil analisis tersebut!

Latihan:

1. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Pertumbuhan Ekonomi) di


Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep Tahun 2015-2018 terlihat
pada Tabel di bawah ini:

Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan


Sumnenep Tahun 2015-2018
Kabupaten 2015 2016 2017 2018
Bangkalan -2,66 0,66 3,53 4,26
Sampang 2,08 6,17 4,69 4,51
Pamekasan 5,32 5,35 5,04 5,46
Sumenep 1,27 2,58 2,86 3,58

Interpretasikan data tersebut!

a. Apa arti pertumbuhan ekonomi negatif? Apa arti pertumbuhan ekonomi yang
posititif?
b. Kabupaten manakah yang tingkat pertumbuhannya paling tinggi di setiap
tahunnya?
c. Bagaimana kecenderungan pertumbuhan ekonomi setiap kabupaten dari tahun ke
tahun?

2. Terdapat data PDRB atas dasar harga konstan 2010 di Madura per sub sektor dan wilayah
sebagai berikut:

Tabel. PDRB ADH Konstan 2010 Empat Kabupaten di Madura Tahun 2014 dan 2018
Tahun 2014 Tahun 2018
Sekunde
Kabupaten Primer Sekunder Tersier Primer r Tersier
Bangkalan 10315,75 1978,28 5075,19 9362,92 2551,49 6454,47
6366,3719 1407,460
Sampang 4 2 3859,095 6946,34 1812,21 5034,66
Pamekasan 3231,1 1462,9 4152,2 3584,8 1903,7 5385,1
13703,0
Sumenep 13765,01 2282,92 5429,01 5 2898,11 7169,16
Primer : pertanian dan pertambangan
Sekunder : industri, listrik, gas, air, dan konstruksi
Tersier : Lainnya

a. Hitunglah pertumbuhan ekonomi dalam 4 tahun (tahun 2014-2018): (i) setiap


kabupaten; (ii) setiap sektor di masing-masing kabupaten; (iii) Madura; (iv) per
sub sektor di Madura.
b. Lakukan pula penghitungan kontribusi sub sektor perekonomian (i) di Madura;
dan (ii) di tiap kabupaten. Apa kesimpulan struktur perekonomian Madura
maupun setiap wilayah?
c. Interpretasikan hasil hitungan Anda. Apasaja yang bisa Anda simpulkan? Apasaja
kira-kira saran Anda?

3. Carilah data PDRB ADH Konstan sebuah daerah dalam 4 hingga 5 tahun terakhir per
sektor perekonomian
a. Hitung pertumbuhan ekonomi daerah tersebut di setiap tahunnya
b. Hitung pertumbuhan ekonomi daerah tersebut di dari tahun awal hingga tahun
akhir data yang ada.
c. Lakukan hal yang sama untuk setiap sub sektornya
d. Interpertasikan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, baik secara total ataupun
per sektornya
4. Dengan menggunakan data yang sama (lihat di nomor 3), tentukan struktur ekonomi
wilayah tersebut!

Anda mungkin juga menyukai