KASUS I
“TAK SEMUDAH ITU”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
Mifta Nur Dwiyani NIM 25010112120001
Rismawati NIM 25010112120004
Dwi Lestari Tantinis NIM 25010112120005
Dahona Lenthe L NIM 25010112120006
Septi Wulandari NIM 25010112120007
Tessanika Juniar P NIM 25010112120008
Rossyana Fatimah NIM 25010112120009
Diah Ayu Pusparini NIM 25010112120010
Meliana Fatmawati NIM 25010112120011
Savitri Rachmawati NIM 25010112120038
Sarmaulina Sitompul NIM 25010112120040
Bambang Susatyo NIM 25010112140375
D. Analisis Masalah
Pada tahap ini kelompok melakukan brainstorming mengenai
masalah-masalah yang sudah didaftar berdasarkan pengetahuan yang sudah
dimiliki masing-masing (prior knowledge). Masalah-masalah tersebut
kemudian dianalisis dan dihasilkan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara ekonomi rendah dengan perilaku
menyimpang remaja.
2. Ada hubungan antara Wanita Pekerja Seks (WPS) dengan resiko
kanker serviks.
E. Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Reinforcing Factors
Sikap dan perilaku teman
Environment Factors
Keberadaan sarana pelayanan
kesehatan
Sosial ekonomi individu
Enabling Factors
Kemampuan individu untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan Gambar 2. Kerangka konsep
Ketersediaan Sumber Daya
Manusia pelayanan kesehatan
F. Susunan
Kompetensi/pemahaman/tujuan pembelajaran
Berdasarkan diskusi yang dilaksanakan dalam kelompok maka
dirumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman anggota kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Kompetensi
Kompetensi yang diharapkan dapat diperoleh oleh masing-masing
anggota kelompok yaitu sebagai berikut:
a. Mahasiswan dapat menganalisis masalah dengan teknik seven jump
b. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dalam tim
c. Mahasiswa dapat menggeneralisasikan permasalahan yang ada
berdasarkan istilah kasus yang telah ditemukan
d. Mahasiswa dapat menemukan solusi masalah yang tepat
2. Tujuan
Tujuan dari proses diskusi analisis masalah dalam kelompok dengan
menggunakan teknik seven jump yaitu:
a. Tujuan umum
Menganalisis permasalahan dari kasus dan memberikan solusi dari
kasus tersebut.
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui hubungan antara ekonomi rendah dengan
terjadinya perilaku menyimpang pada remaja.
2. Mengetahui hubungan antara wanita pekerja seks dengan
risiko kanker serviks.
3. Menjelaskan faktor- faktor yang terkait dengan ekonomi
rendah dan terjadinya perilaku menyimpang pada remaja
4. Menjelaskan faktor- faktor yang terkait dengan wanita pekerja
seks dengan risiko kanker serviks
G. Tinjauan Pustaka
1. Teori Lawrence Green
Dari masalah kesehatan ini lah yang nantinya akan menentukan kualitas
hidup masyarakat. selain dipengaruhi oleh faktor masalah kesehatan,
kualitas hidup masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor non kesehatan
seperti ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Kualitas hidup masyarakat
ini bisa dilihat dari indicator antara lain terjadinya pelanggaran,
kesejahteraan, diskriminasi dan keterasingan.
2. Ekonomi rendah
Definisi mengenai ekonomi rendah, menengah maupun tinggi
masih dalam perdebatan para ahli. Menurut Dalimunthe (1995),
kehidupan sosial ekonomi adalah suatu kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang menggunakan indikator pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan sebagai tolak ukur.
Sosial ekonomi keluarga adalah keadaan atau kedudukan suatu
kesatuan sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri dan anak yang diatur
secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat yang
menentukan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat.
Kedudukan sosial ekonomi dapat dilihat dari tingkat pendidikan,
pekerjaan dan penghasilan.
3. Hedonisme
Perkembangan globalisasi dan kehidupan modern membuat
remaja terutama mahasiswa banyak terjebak dengan kehidupan
modern. Pergaulan bebas tidak bisa dihindari lagi oleh para mahasiswa
yang jauh dari pantauan orang tua. Dengan perkembangan
matangnya fungsi seksual kadang timbul pula berbagai dorongan dan
keinginan untuk pemuasan seksual. Ketika kontrol orangtua,
masyarakat, dan pembinaan sangat minim, fenomena pergaulan
bebas khususnya yang berkaitan dengan premarital intercourse
(hubungan seks pranikah) semakin meningkat dan hal tersebut
merupakan sesuatu yang lazim dikalangan remaja, termasuk mahasiswa.
Gaya hidup mahasiswa sekarang ini lebih banyak mengarah pada
gaya hidup konsumtif bahkan cenderung hedonis (Irianto, 2006 dalam
Fikriyah 2013).
a. Definisi Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa
orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak
mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang
menyakitkan. ( Franz Magnis-Suseno.1987 ). Hedonisme merupakan
ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan
tujuan hidup dan tindakan manusia. (Lorens Bagus.2000 ). Hedonisme
adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Tujuan paham aliran ini,
untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak
mungkin dalam kehidupan di dunia. Kala itu, hedonisme masih
mempunyai arti positif. Dalam perkembangannya, penganut paham ini
mencari kebahagiaan berefek panjang tanpa disertai penderitaan. Mereka
menjalani berbagai praktik asketis, seperti puasa, hidup miskin, bahkan
menjadi pertapa agar mendapat kebahagiaan sejati.
Adapun hedonisme menurut Burhanuddin (1997:81) adalah
sesuatu itu dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang
didatangkannya. Disini jelas bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan
kesusahan, penderitaan dan tidak menyenangkan, dengan sendirinya
dinilai tidak baik. Orang-orang yang mengatakan ini, dengan sendirinya,
menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai tujuan hidupnya.
b. Karakteristik Hedonisme
Karakteristik hedonisme adalah kebendaan dengan ukuran fisik
harta, atau apa saja yang tampak, yang dapat dinilai dengan uang. Jadi
disini orang yang sudah senang karena harta bendanya yang banyak,
sudah sama artinya dengan orang yang bahagia atau dengan kata lain :
Bahagia = Kesenangan. Disini hedonisme dalam pelaksanaannya
mempunyai karakteristik:
1) Hedonisme Egoistis
Yaitu hedonisme yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan
semaksimal mungkin. Kesenangan yang dimaksud ialah dapat dinikmati
dengan waktu yang lama dan mendalam. Contohnya: makan-makanan
yang enak-enak, jumlah dan jenisnya banyak, disediakan waktu yang
cukup lama untuk menikmati semuanya, seperti pada perjamuan makan
ala Romawi. Bila perut sudah penuh, maka disediakan sebuah alat untuk
menggitit kerongkongan, dengan demikian isi perut dapat dimuntahkan
keluar, kemudian dapat diisi kembali jenis makanan yang lain, sampai
puas.
2) Hedonisme Universal
Yaitu suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme =
kesenangan maksimal bagi semua, bagi banyak orang. Contohnya: bila
berdansa, haruslah berdansa bersama-sama, waktunya semalam suntuk,
tidak boleh ada seorang pun yang absen, ataupun kesenangan-
kesenangan lainnya yang dapat dinikmati bersama oleh semua orang.
7. Kanker serviks
a. Pengertian Karsinoma Leher rahim
Karsinoma adalah tumor yang bersifat ganas yang khusus di
berikan untuk tumor epiteliel dan sebabkan oleh neoplasma. Neoplasma
adalah penyakit pertumbuhan sel yang terjadi karena didalam tubuh
timbul dan terjadi perkembangbiakan sel-sel yang baru, yang bentuk dan
sifat kinetiknya berbeda dari sel-sel normal asalnya sehingga merusak
bentuk atau fungsi organ yang terkena. Neoplasma ini terjadi karena
mutasi atau transformasi sel akibat ada kerusakan gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel (Nada, 2007: 1).
Leher rahim merupakan bagian dari uterus yang menjorok
kedalam vagina yang terdiri dari pars vaginalis atau portio dan pars supra
vaginalis uteri atau bagian kanalis yang berada diatas vagina saluran
yang berada pada leher rahim disebut kanalis servikkalis, panjangnya 2,5
cm yang dilapisi kelenjar-kelenjar bersilia yang berfungsi sebagai
reseptakulum seminis dengan pintu saluran leher rahim sebelah dalam
atau OUI (Ostium Uteri Internum ) dan pintu saluran leher rahim di vagina
atau OUE (Ostium Uteri Eksternum ) (Prawirohardjo, 2001: 9-10).
Karsinoma Leher rahim adalah tumor yang timbul diantara epitel
yang melapisi ektoleher rahim portio dan endoleher rahim kanalis
servikalis yang disebut sebagai scuomosa columner junction (SCJ)
(Nada, 2007: 1).
Dari pengertian Kanker leher rahim diatas, penulis menyimpulkan
bahwa Kanker leher rahim adalah proses keganasan yang terjadi pada
leher rahim dimana pada keadaan ini terdapat kelompok-kelompok sel
abnormal, yang timbul diantara epitel, yang melapisi ektoleher rahim
maupun endoleher rahim kanalis servikalis yang sebagai scuamosa
columner junction atau SCJ yang terbentuk oleh sel-sel jaringan yang
tumbuh terus-menerus tak terbatas.
H. Pembahasan
1. Hubungan ekonomi rendah dengan perilaku menyimpang (Seks Bebas
Gonta Ganti Pasangan)
Alasan utama dari terjunnya seseorang pada praktek
prostitusi adalah masalah ekonomi; karena pendidikan yang terbatas
(kurangnya promosi tentang kesehatan reproduksi) serta moral yang
kurang mereka melihat prostitusi sebagai salah satu perkerjaan yang
dapat dilakukan untuk memperoleh uang. Inilah yang membuat
mereka juga disebut wanita pekerja seks (WPS).
Faktor yang paling menentukan keterlibatan seseorang dalam
praktek prostitusi adalah tekanan ekonomi. Dalam era pembangunan
yang melaju pesat menuju negara industri, persaingan untuk
memperoleh penghidupan yang baik sangat banyak ditentukan oleh
tingkat pendidikan seseorang. Daya saing seseorang dengan
pendidikan tinggi tentunya lebih kuat dari pada mereka yang
berpendidikan rendah, disamping lahan perkerjaan yang semakin
terbatas.
Elisabet (2009) dalam hasil penelitian cross rectional tentang
faktor personal dan sosial yang mempengaruhi sikap remaja terhadap
hubungan seksual menyebutkan sebanyak 52,2 persen responden
berpendapat bahwa teman dekatnya mempunyai sikap seksualitas yang
liberal. Responden juga meyakini bahwa teman dekatnya lebih menerima
hubungan seks di luar nikah yang dilakukan oleh pekerja seks daripada
yang dilakukan oleh pasangan kumpul kebo (56,7 persen dan 28,4
persen).
Hasil studi kasus menyatakan bahwa meskipun responden
mengetahui bahwa profesi pekerja seks tidak halal, namun mereka tidak
memandang rendah para pekerja seks. Terdapat dua alasan yang
mendasari sikap mereka: pertama, karena kehidupan mereka ditopang
dari penghasilan yang diperoleh dari praktik prostitusi sehingga para
pekerja seks berperan besar sebagai alat pencari nafkah. Kedua, bahwa
terdapat banyak alasan mengapa para perempuan mau menjadi pekerja
seks, misalnya ditinggal oleh pasangannya, mendapat kekerasan, korban
trafficking atau trauma masa lalu sebelumnya. Sehingga alasan utama
mereka adalah ekonomi, bukan untuk bersenang-senang semata. Berikut
penututan responden tentang hal tersebut (Elisabet, 2009).
“Aku ndak mandang mereka rendah karena aku makan dari uang
mereka, kok memandang rendah”. (Gadis, perempuan, 17 tahun,
kurang permisif) dikutp dari Elisabet, 2009.
Hasil analisa uji multiple regresi yang dilakukan oleh Evarina dan
Rinawati (2012) dapat diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi yang
berhubungan dengan upaya pencegahan IMS sebesar 67,6 %
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan tuntutan pekerjaannya
sebagai WPS yang lebih mengutamakan keinginan pelanggan dan sikap
pelanggan yang tidak peduli terhadap resiko penularan penyakit Infeksi
Menular Seksual (IMS).
I. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Elisabet Setya Asih Widyastuti. 2009. Personal Dan Sosial Yang Mempengaruhi
Sikap Remaja Terhadap Hubungan Seks Pranikah. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia Vol. 4 / No. 2 / Agustus 2009
Evarina Sembiring, Rinawati Sembiring. 2012. The Influence of Predisposing,
Enabling and Reinforcing Factors Related to Sexually Transmitted
Desease Prevention Efforts In localization Warung Bebek Berdagai
Serdang. Universtas Sari Mutiara Indonesia. sari-
mutiara.ac.id/new/wp.../37-Jurnal-Ims-Pada-Wps-2012.Docx. Diakses pada
1 Oktober 2014.
Loui KS, Arbeit JM, Howley PM. Early age at first sexual intercourse and early
pregnancy are risky factors for cervical in developing countries. I clin pathol
2009; 55:244-265.
Bernadeta Verawati. 2012. Hubungan Usia Kontak Seksual Pertama Dan Lama
Paparan Kontak Seksual Dengan Tes Iv A Positif Di Yogyakarta. e-
journal.respati.ac.id/sites/.../Jurnal%20Bernadeta%20Verawati.docx.
Diakses pada 1 Oktober 2014.
Sri Kustiyati Dan Winarni. 2011. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan
Metode IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta. Gaster, Vol.
8, No. 1 Februari 2011 (681 - 694). Www.Jurnal.Stikes-
Aisyiyah.Ac.Id/Index.Php/Gaster/Article/Download/.../18. Diakses Pada 1
Oktober 2014.