Disusun Oleh:
21110120130054
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
TAHUN 2020
1
Pendahuluan
Ilmu merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Banyak ayat-
ayat Alquran dan hadits Nabi yang menganjurkan manusia untuk menuntut ilmu.
Dalam QS. Al-Alaq ayat 1 Allah telah berfirman yang artinya: “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”. Ayat tersebut memerintahkan
kepada setiap umat manusia untuk membaca sebagai wahyu pertama yang
diterima oleh Nabi Muhammad saw. Dalam QS. Al-Ghasiyah ayat 17-30 juga
dijelaskan bahwa: “Tidakkah mereka perhatikan bagaimana unta diciptakan,
langit ditinggikan, gunung ditegakkan dan bumi dihamparkan”. Ayat-ayat
tersebut jika diresapi maknanya secara mendalam, sebenarnya juga merupakan
perintah dan anjuran menggali ilmu pengetahuan seluas-luasnya dengan
melakukan riset terhadap alam semesta. Berikut adalah beberapa konsep
matematika dalam Al Qur’an:
Dalam QS. Al-Fajr ayat 2-3 Allah berfirman yang artinya: “Dan malam
yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil.” Malam yang sepuluh itu ialah
malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan dan ada pula yang mengatakan
sepuluh yang pertama dari bulan Muharram, termasuk di dalamnya hari Asyura.
Ada pula yang mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam
pertama bulan Zulhijah. Sepuluh malam terakhir pada ayat di atas menunjukkan
bilangan-bilangan pada matematika khususnya bilangan cacah yaitu bilangan
yang terdiri dari nol dan bilangan asli.
2
Sedangkan untuk bilangan bulat dijelaskan Allah dalam QS. Al-Isra ayat
12. Artinya: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami
hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu
mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-
tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.”
Tanda malam dan tanda siang menunjukkan tanda positif dan tanda negatif pada
garis bilangan. Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri bilangan negatif,
nol, dan positif. Jika ada sebuah bilangan bulat positif 2 diberi tanda negatif, maka
akan menjadi bilangan negatif -2, dan sebaliknya, jika negatif dihilangkan maka
akan kembali menjadi bilangan bulat positif. Begitulah keadaan siang dan malam,
selalu bergantian.
3
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka
para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah
dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutanghutangmu.
Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan
ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki
(seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-
masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-
saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah
menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan
Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.”
Perhatikan firman Allah dalam QS. Al Kahfi ayat 25, yang artinya: “Dan
mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun
(lagi).” dan dalam QS. Al Ankabuut ayat 14, yang artinya: “Dan sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka
seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan
mereka adalah orang-orang yang zalim.” Pada ayat pertama, untuk menyebut
309, Al Qur’an menggunakan 300 + 9 dan pada ayat kedua, untuk menyebut 950,
4
Al Qur’an menggunakan 1000 - 50. Dua ayat 4 tersebut menunjukkan bahwa Al
Qur’an berbicara tentang operasi penjumlahan dan operasi pengurangan.
Diagram Venn yang digambarkan dalam ayat di atas adalah dua himpunan
yang lepas karena tidak memiliki irisan (). Kedua himpunan tersebut masuk
pada hal makhluk yang diciptakan Allah yaitu golongan jin (makhluk gaib) dan
golongan manusia.
5
S = makhluk ciptaan Allah A = golongan jin
B = golongan manusia
U = Manusia
A = Nabi dan umatnya yang beriman
B = Golongan kanan
6
Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang
mengandung kajian logika matematis dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang
lain di luar matematika. Misalkan p dan q adalah pernyataan. Suatu implikasi
(pernyataan bersyarat) adalah suatu pernyataan majemuk dengan bentuk “jika p
maka q”, dilambangkan dengan p --> q. Pernyataan p disebut hipotesis (ada juga
yang menamakan anteseden) dari implikasi. Adapun pernyataan q
disebut konklusi (atau kesimpulan, dan ada juga yang menamakan konsekuen).
Implikasi bernilai salah hanya jika hipotesis p bernilai benar dan konklusi q
bernilai salah; untuk kasus lainnya adalah benar.
Pertama: “Jika berada pada jalan yang lurus maka Allah swt memberi
nikmat”. Pernyataan tersebut bernilai benar (B). Pernyataan ini terjadi dalam
realitas. Selama ini telah mengakui, meyakini, dan merasakan kenikmatan Allah.
Banyak kejadian-kejadian yang telah menunjukkan pernyataan tersebut. Kedua:
“Jika berada pada jalan yang lurus maka Allah swt tidak memberi nikmat”
Pernyataan ini bernilai salah (S), karena Allah selalu memenuhi janji-Nya yaitu
bila kita melaksanakan semua ajaran-Nya maka kita akan mendapat balasan
berupa kenikmatan.
Ketiga: “Jika tidak berada pada jalan yang lurus maka Allah swt memberi
nikmat” Pernyataan ini dapat bernilai benar (B), dan ini terjadi dalam realitas.
Saat ini kita masih dapat melihat dengan nyata bahwa banyak orang-orang non-
muslim yang memiliki segudang kekayaan harta. Mereka masih diberi kenikmatan
duniawi oleh Allah. Keempat: “Jika tidak berada pada jalan yang lurus maka
Allah swt tidak memberi nikmat“ Pernyataan ini bernilai benar (B). Pernyataan ini
merupakan peringataan bagi kita seperti yang ditunjukkan dalam ayat-ayat Al
7
Qur’an yang menerangkan adzab dan siksaan Allah swt terhadap orang-orang
yang tidak bertaqwa kepada-Nya.
Kesimpulan
8
banyak rahasia matematika lainnya yang tidak dapat dijelaskan semua dalam
tulisan ini sehingga penulis hanya mengungkapkan beberapa konsep matematika
dalam Islam yang berkaitan dengan Al Qur’an.
Daftar Pustaka
Abdussakir. (2014). Matematika dalam Al Qur'an. Malang: UIN Maliki Press.
Huda, M. (2017). Mengenal Matematika dalam Perspektif Islam. Jurnal Kajian Keislaman
dan Kemasyarakatan, 183-199.