Tugas - Umum CT (1nmb G)
Tugas - Umum CT (1nmb G)
Keterangan:
η = Efektivitas cooling tower (%)
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (oC)
Tout = Temperatur air keluar cooling tower (oC)
Twb = Temperatur wet bulb (oC)
Menara pendingin dengan aliran tarik, udara masuk dari sisi menara
melalui bukaan-bukaan yang cukup besar dengan kecepatan rendah dan bergerak
melalui filling material. Kipas dipasang pada bagian puncak menara dan
membuang udara kalor dan lembab ke atmosfer. Aliran udara yang masuk ke
menara pada dasarnya horizontal. Aliran di dalam bahan pengisi ada yang
horizontal seperti yang terdapat pada menara pendingin aliran silang (cross flow)
dan ada pula yang vertikal seperti yang terdapat pada menara pendingin aliran
berlawan arah (counter flow).
Aliran berlawan arah lebih sering dipakai dan dipilih karena memiliki
efisiensi termal yang lebih baik daripada aliran silang. Menara pendingin tipe
aliran melintang (induced draft) adalah menara pendingin dengan kerja air masuk
pada puncak dan melewati bahan pengisi. Udara masuk dari salah satu sisi pada
menara aliran tunggal atau sisi yang berlawanan pada menara aliran ganda, fan
mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran keluar pada puncak
menara.
Keuntungan dari induced draft cooling tower adalah lebih sedikit
resirkulasi dari forced draft cooling tower karena kecepatan keluarnya tiga hingga
empat kali lebih tinggi daripada forced draft. Kerugian dari induced draft adalah
dibutuhkan
fan dan mekanisme penggerak motor yang tahan cuaca terhadap embun dan
korosi karena alat bantu tersebut berada pada jalur udara keluar yang lembab.
Cooling tower merupakan suatu alat penukar kalor dengan sistem terbuka fluida
panas (air) melepaskan panasnya ke fluida dingin (udara) berinteraksi secara
langsung dengan bantuan induce draft fan. Induce draft fan ini berfungsi untuk
mengisap udara dari luar secara paksa agar udara masuk ke dalam menara
pendingin. Selama proses pendinginan pada menara pendingin berlangsung,
sejumlah air akan mengalami penguapan. Hal ini menyebabkan laju massa air
pendingin akan berkurang.
Udara mengalir lewat samping dari aliran air yang jatuh ke bawah. Aliran
air panas masuk secara tegak lurus dengan udara melewati material. Hal ini terjadi
akibat adanya gravitasi, sehingga udara secara terus menerus melewati material
penampung yang akhirnya mendinginkan air di dalamnya dan selanjutnya udara di
buang ke atmosfer oleh fan. Air yang telah mengembun di tampung di dalam
kolam penampungan atau basin yang terletak pada bagian bawah tower.
Keuntungan dari tipe forced draft adalah daya pompa yang digunakan relatif
kecil. Daya pompa yang kecil disebabkan oleh pendistribusian air yang
memanfaatkan gravitasi. Tipe forced draft ini dapat dilakukan pemeliharaan
ketika sistem sedang bekerja.
Proses pendinginan pada sistem cooling tower menyebabkan adanya air
yang hilang akibat penguapan ataupun menjadi impurities. Air yang hilang ini
akan digantikan oleh makeup water. Berdasarkan alirannya, induced draft ooling
tower dibagi menjadi tiga jenis yaitu cross flow, counter flow dan spray filled
tower. Cross flow adalah jenis cooling tower yang mempunyai aliran udara yang
diarahkan tegak lurus dengan aliran air. Aliran udara masuk pada satu atau lebih
permukaan cooling tower untuk mengisi material. Udara bergerak secara
horizontal melalui in-fill.
Counter flow merupakan salah satu jenis aliran pada cooling tower tipe
induced draft. Air didinginkan dalam arah berlawanan dengan arah aliran udara di
dalam cooling tower. Menara pendingin tipe induced draft counter flow
merupakan salah satu jenis dari menara pendingin di mana air panas akan
disemprotkan atau dipancarkan dari bagian atas ke bawah. Udara atmosfer akan
ditarik ke atas oleh fan yang berlawanan dengan jatuhnya air panas tersebut. Luas
permukaan air yang besar dibentuk dengan melewatkan air melalui kisi-kisi atau
filler dan air tersebut akan bersinggungan dengan udara sehingga akan terjadi
perpindahan panas antara air dan udara. Air panas disemprotkan oleh nozel
bertekanan pada cooling tower.
Counter flow cooling tower pada umumnya menggunakan nozel semprot
bertekanan rendah untuk mensirkulasi air panas secara merata di atas permukaan
packing dalam tetesan halus. Bagian eliminator drift di atas distribusi air menolak
semua air dalam bentuk cair dan menyimpannya dalam sistem sirkulasi. Hanya air
yang menguap di udara meninggalkan menara dengan udara jenuh. Distribusi
nozel sensitif terhadap perubahan aliran air sehingga mempengaruhi efisiensinya.
Gerakan udara secara vertikal melalui pengisian aliran balik ke kejatuhan bawah
air. Counter flow cooling tower ini membutuhkan head pompa yang lebih tinggi
daripada cross flow cooling tower karena sistem distribusi yang khas dengan
nozel.
Keuntungan dari tipe ini sendiri adalah air panas didistribusikan dengan
cara disemprot dari nozel, sehingga transfer panas lebih efisien. Tipe cooling
tower ini juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah biaya yang dibutuhkan
lebih mahal baik di awal maupun untuk jangka waktu yang panjang. Cooling
tower tipe ini sulit untuk menggunakan aliran air sebagai fungsi variable. Hal ini
disebabkan oleh karakteristik semprotan yang mungkin akan berpengaruh negatif.
Proses di dalam cooling tower ini menghasilkan suara yang lebih berisik
dikarenakan hasil dari semprotan air yang jatuh dari atas menuju ke kolam
penampungan atau basin. Spray filled cooling tower ini cukup tinggi dan
mempunyai louvers di mana udara yang bergerak melalui cooling tower dalam
arah mendatar saling berpotongan dengan arah aliran air yang disemprotkan ke
bawah. Kipas merupakan bagian terpenting menara pendingin untuk menarik
udara dingin.
Keterangan:
Range CT = Selisih temperatur air masuk dan keluar cooling tower (C).
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C).
Tout = Temperatur air keluar cooling tower (C).
Twb = Temperatur udara wet bulb cooling tower (C).
Pengujian kinerja cooling tower yang sering digunakan adalah approach
yang merupakan selisih antara temperatur air dingin keluar cooling tower dan
temperatur udara wet bulb. Nilai approach semakin rendah maka akan semakin
baik nilai kinerja cooling tower. Nilai range dan approach harus ditentukan,
namun nilai approach merupakan indikator yang baik dalam penentuan kinerja
cooling tower.
Approach CT= Tout - T wb (1.3)
Keterangan:
Approach CT = Selisih temperatur air masuk dan wet bulb cooling tower (C).
Tout = Temperatur air dingin keluar cooling tower (C).
Twb = Temperatur udara wet bulb cooling tower (C).
Pompa adalah salah satu bagian yang terpenting dari cooling tower untuk
mengalirkan air dari dasar cooling tower menuju bagian spray pada puncak
cooling tower. Tipe counter flow dari tower dengan spray nozzles akan memiliki
pumping head sama dengan static lift ditambah nozzles pressure loss. Menara
pendingin tipe aliran berlawanan akan memerlukan daya pompa yang lebih tinggi
karena sistem pendistribusian material yang khas dan menggunakan nozzles dalam
sistem menara pendinginnya. Proses cooling tower counter flow ini, udara
bergerak naik secara vertikal melalui fill, berlawanan arah dengan jatuhnya air.
Beberapa counter flow tower kecil yang secara fisik lebih tinggi memerlukan lebih
banyak pompa, dan menggunakan lebih banyak kipas dibandingkan crossflow.
Hal ini disebabkan oleh keperluan pemasukan yang tinggi dan daya hisap yang
penuh, penggunaan sistem spray bertekanan tinggi, serta tekanan udara yang
hilang lebih besar.
Efisien keseluruhan dari sebuah menara pendingin secara langsung
berhubungan dengan desain distribusi air menara dan permukaan pertukaran
panas. Rancangan sistem distribusi material untuk diproses ini akan
mempengaruhi jenis kepala pompa yang digunakan untuk membawa air panas ke
inlet cooling tower. Tergantung pada jenis sistem distribusi kepala pompa yang di
butuhkan adalah mengangkat statis di tambah tekanan yang di butuhkan di
distributor. Permukaan pertukaran yang luas akan membantu peningkatan kontak
antara udara dengan air.
Efektivitas merupakan rasio antara range dan range ideal dalam
persentase. Efektivitas menara pendingin merupakan selisih antara temperatur air
masuk cooling tower dan temperatur wet bulb ambient. Nilai rasio menentukan
nilai efektivitas, semakin tinggi nilai rasio, maka semakin tinggi juga nilai dari
efektivitas cooling tower tersebut. Rumuskan persamaan efektifitas sebagai
berikut.
T in - Tout
Efektivitas CT= x 100%
T in - T wb
(1.4)
Keterangan:
Efektivitas CT = Rasio antara range dan range ideal (%)
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C)
Tout = Temperatur air dingin keluar cooling tower (C).
Twb = Temperatur udara wet bulb cooling tower (C).
Counter current flow merupakan jenis cooling tower yang apabila kedua
fluida mengalir dengan arah yang saling berlawanan dan akan keluar pada sisi
yang berlawanan. Proses pendinginan di dalam cooling tower ini masih mungkin
terjadi perubahan temperatur. Fluida yang menerima panas (temperatur fluida
dingin) saat keluar penukar kalor yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
temperatur fluida yang memberikan kalor (temperatur fluida panas) saat
meninggalkan penukar kalor. Counter flow pada cooling tower terjadi dengan
udara bergerak secara vertikal berlawanan arah dengan lintasan laju alir air. Aliran
udara luar masuk ke tower melalui sisi louver. Udara kemudian akan bergerak
secara vertikal ke atas dengan arah berlawanan terhadap arah aliran air. Udara
akan terhisap keluar karena putaran dari fan cooling tower. Cooling water return
dari pipa return header mengalir ke pipa-pipa distribusi dan akan di spray melalui
nozzle di bagian atas tower.
Cooling capacity merupakan panas yang dilepaskan sebagai hasil dari
kecepatan aliran massa air yang masuk pada cooling tower, panas spesifik dan
perbedaan suhu. Cooling capacity adalah kemampuan menara pendingin dalam
membuang panas ke lingkungan. Debit air yang masuk merupakan debit air
spesifik. Perbedaan temperatur air masuk dan keluar tower dalam persamaan.
Q=ṁ.Cp.∆T (1.5)
Keterangan:
Q = kapasitas pendinginan (kJ/s).
ṁ = debit air (kg/s).
Cp = kalor jenis air (J/kgC).
T = perbedaan temperatur air masuk dan keluar cooling tower (C)
Keterangan:
Evaporation loss = kehilangan penguapan saat proses pendinginan (m 3/hr)
Circulation rate = laju sirkulasi air di dalam cooling tower (m3/hr)
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C).
Tout = Temperatur air keluar cooling tower (C).
L/G Ratio merupakan perbandingan antara nilai laju alir air dan udara di
dalam cooling tower. Cooling tower tentunya telah dirancang sesuai dengan
aturan yang ada. Variasi dari perubahan laju alir air dan udara sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan efektivitas cooling tower. Panas yang dilepaskan dari aliran
air harus sama dengan panas yang diserap oleh udara ke lingkungan sekitar
berdasarkan dengan hukum termodinamika, sehingga mendapatkan persamaan
sebagai berikut.
L ( T in - Tout ) = G ( h 2 - h1 )
( h2 - h 1 )
L/G= (1.8)
( T in - Tout )
Keterangan:
L = Masa cairn (kg)
G = Masa liquid (kg)
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C)
Tout = Temperatur air keluar cooling tower (C)
h1 = Entalpi campuran air dan udara saat exhaust wet-bulb temperature (kKal/kg)
h2 = Entalpi campuran air dan udara saat masuk wet-bulb temperature (kKal/kg)
Noise merupakan bagian penting dalam cooling tower. Ada dua sumber
kebisingan dalam cooling tower yaitu gerakan udara dan air, kebisingan mekanik
dari gigi, kipas dan motor. Peredam digunakan untuk mengurangi kebising
tersebut, tapi yang lebih penting adalah pemilihan jenis cooling tower yang tepat
dan mekanik cooling tower yang ada di dalamnya, jika kebisingan itu sangat
penting. Kipas dapat menghasilkan suara yang khas pada frekuensi yang rendah.
Kipas akan memberikan performa terbaiknya pada kecepatan frekuensi tertentu,
ketika kipas dekat dengan hambatan akan berpengaruh terhadap kekuatan pisau
kipas.
Cooling tower conter flow secara umum membutuhkan nosel penyemprot
tekanan rendah untuk membagikan air panas sama di atas permukaan filler dalam
tetesan halus. Sebuah drif eliminator bagian atas pendistribusi air menahan semua
air keluar dari menara pendingin dan menjaga air tetap dalam sistem sirkulasi.
Hanya air menguap di udara yang meninggalkan cooling tower dengan udara
jenuh. Distribusi nosel sensitive terhadap perubahan dalam aliran air sehingga
mempengaruhi atas efesiensi semua. Gerakan udara vertikal melalui isian packing
akan membawa udara jenuh dan air tetap jatuh ke bawah menara pendingin yaitu
pada basin. Cooling tower conter flow memerlukan head pompa yang lebih tinggi
karena sistem distribusi yang khas dengan menggunakan nosel dalam proses.
Kinerja menara pendingin juga terkait dengan jumlah udara yang bergerak
melalui menara dan datang ke dalam packing dan kontak dengan air. Proses
cooling tower conter flow udara masuk ke dalam dinding filler bagian bawah. Hal
ini karena konfigurasi kipas di atas menara dan distribusi udara tidak sama dengan
permukaan saluaran udara masuk. Sementara fluida lainnya masuk melalui nosel
yang terletak di atas menara pendingin. Karakteristik sistem cooling tower jenis
counter flow.
1) Air terdingin dating dalam kontak dengan udara kinerja cooling tower
maksimal terkering.
2) Dimensi lebih kecil dibandingkan dengan cooling tower lain.
3) Ketinggian menara lebih kecil karena filler lebih ringkas.
4) Lebih efisien udara / air berhubungan kareana tetesan distribusi.
5) Mengasilkan kebisingan karena penyemprotan dan jatuhnya air.
6) Sinar matahari langsung di basin cooling tower dapat memicu
pertumbuhan alga.
7) Sistem pendistribusian air mungkin tersumbat karena kotoran yang masuk
ke sistem distribusi.
8) Pemeliharaan lebih rumit karena sistem distribusi air.
9) Drift loss (air) yang di sebabkan oleh tetesan sistem distribusi.
10) Pembekuan dari kisi kisi udara yang masuk sulit di kendalikan pada priode
dingin.
Gear box penghasil suara kebisingan yang khas, jika ingin mengganti
dengan v-belt dan dipasang dengan benar akan mengurangi dampak kebisingan
yang lebih rendah. Motor akan memiliki suara yang khas jika beban penuh.
Menara pendingin counter flow menghasilkan suara hujan di wilayah
penyemprotan dan juga ketika air jatuh dari filler ke permukaan air. Sementara di
menara pendingin cross flow suara air hampir tidak ada, oleh karena itu tidak ada
kebisingan.
Menara pendingin membutuhkan pemeliharaan rutin dan inspeksi. Kedua
jenis menara memiliki filler dan sistem penggerak mekanik yang mudah untuk di
akses untuk perawatan. Aliran berlawanan memiliki drif eliminator terpisah yang
dapat menghambat akses ke filler tersebut. Bagian mekanikal penggerak dari
cross flow cooling tower dan counter flow cooling tower sebagian besar mudah di
akses. Kemudahan untuk membersihkan atau menukar filler dalam counter flow
cooling tower bahan filler disatukan atau dilem dalam satu kemasan atau balokan.
Fill adalah bahan pengisi menara pendingin yang berfungsi memecah dan
menghambat air yang jatuh pada menara pendingin, sehingga terjadi perpindahan
panas yang lebih optimal. Ketinggian fill packed menara antara dari 12 ft sampai
40 ft, luasan tanah ekonomis untuk laju aliran massa udara perjam persatuan
luasan penampang menara (Ga) adalah antara 1400-2000 (lb/h ft2) berturut-turut
dianggap sebagai garis lurus. Fill dibagi menjadi tiga yaitu, fill splash, drift
eliminator, dan louver. Drop pressure terjadi akibat beberapa faktor utama
diantaranya media fill splash, drift eliminator, dan louver. Pressure drop mist
eliminator bervariasi antara 0,01 inci H2O pada Ga = 800 lb/(h.ft2) dan 0,07 inci
H2O pada Ga = 2000 lb/(h.ft2). Pressure drop aliran udara yang melewati louver
bervariasi yaitu antara 0,02 inci H2O pada kecepatan 400 ft/min dan 0,32 inci
H2O pada 1600 ft/min.
Resirkulasi adalah tercampurnya udara segar (fresh air) dengan sebagian
udara jenuh (warm moist air) yang keluar dari menara pendingin (Ludwig, 1997).
Udara dibutuhkan untuk mendinginkan air di menara pendingin, dimana pada
pembahasan ini jumlah udara yang dihisap oleh induced draft fan tidak
mengalami perubahan yang berarti (konstan), di karenakan daya yang diberikan
ke fan tetap selama pengambilan data dalam 24 jam. Banyaknya air penambah
yang dibutuhkan untuk menggantikan air yang hilang akibat penguapan
dipengaruhi oleh perubahan temperatur lingkungan dan juga terpengaruh oleh
kelembaban udara.
Fungsi sistem sirkulasi air adalah sebagai pensuplai air pendingin untuk
peralatan yang membutuhkan air pendingin atau menjadi media untuk
pembuangan kalor ke lingkungan. Sistem sirkulasi air yang diperlukan untuk
membuang kalor ke lingkungan harus dilakukan dengan cara effisien, tetapi juga
harus memenuhi peraturan mengenai pembuangan thermal. Fungsi dari sirkulasi
air sangat penting bagi efisiensi sebuah instalasi daya secara keseluruhan, sebagai
contoh kondensor pada sistem instalasi Pembangkit Listrk Tenaga Uap (PLTU)
yang beropersi pada temperatur rendah akan menghasilkan kerja turbin yang
maksimum.
Sirkulasi air diklasifikasikan secara umum menjadi sistem untai terbuka,
sistem untai tertutup dan sistem gabungan. Sistem untai terbuka (open-loop) ini
air diambil dari sumber alam seperti danau, sungai ataupun laut yang dipompakan
melalui kondensor. Air kemudian keluar dari kondensor menjadi panas lalu
dibuang kembali ke sumber alam. Sistem untai terbuka ini merupakan cara yang
paling efisien untuk pembuangan kalor. Hal ini dikarenakan pada sistem ini
menggunakan air pendingin lansung dari lingkungan. Ada peraturan lingkungan
yang membatasi penggunaan air permukaan atau membatasi suhu pemanasan air
lingkungan.
Sistem untai tertutup (closed-loop) ini air diambil dari kondensor dan
dilewatkan melalui peralatan pendinginan. Air kemudian dikembalikan lagi ke
kondensor, kadang-kadang antara alat pendingin dengan kondensor itu ada suatu
reservoir. Biasanya peralatan pendingin yang digunakan dalam sistem ini adalah
menara pendingin. Sistem gabungan adalah sistem untai terbuka yang
digabungkan dengan peralatan menara pendingin untuk mendinginkan air sebelum
dikembalikan ke lingkungan. Pendingin air yang dibuang ke lingkungan sekitar
harus dilakukan karena temperatur air yang keluar dari kondensor masih terlalu
tinggi dan tidak memenuhi peraturan mengenai pembuangan thermal ke
lingkungan. Menara pendingin forced draft dirancang khusus untuk menangani
cairan yang sangat korosif. Cooling tower ini dilengkapi dengan distribusi bahan
yang sangat tahan.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, A.D., dan Rudiyanto, B. 2016. Analisa Performa Menara Pendingin PT.
Geo Dipa Energi Unit Dieng. Jurnal Ilmiah Rotari. Vol. 1(1): 25-26.
Handoyo, Y. 2015. Analisis Performa Cooling Tower LCT 400 pada PT. XYZ
Tambun Bekasi. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 3(1): 38-43.
Ludwig, E. 1997. Applied Process Design for Chemical and Petrochemical.
Houston: Gulf Publishing Company.
Putra, R.S. 2015. Analisa Perhitungan Beban Cooling Tower pada Fluida di
Mesin Injeksi Plastik. Jurnal Teknik Mesin. Vol. 4(2): 56-60.