Ujian Kedkel Lisan
Ujian Kedkel Lisan
PRIORITAS MASALAH
Digunakan teknik skoring dan non-skoring
PENYEBAB MASALAH
Dengan menggunakan diagram tulang ikan atau fishbone
Lalu dibuat dengan melakukan wawancara mendalam pada pemegang program dan memanfaatkan pengetahuan dan data-ata yang telah didapat sehingga dapat disusun berbagai
penyebab masalah secara teoritis. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input merupakan sumber daya atau masukan oleh sesuatu. Sumber daya adalah
a. Man. Jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan dan motivasi kerja
b. Money. Jumlah dana yang tersedia
c. Material. Jumlah peralatan medis dan jenis obat
d. Method. Mekanisme cara yang digunakan
Proses adalah suatu kegiatan yang melalui proses maka suatu input akan diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:
a. Planning: Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk mencapainya
b. Organizing : Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi
c. Actuating :
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu berkerja secara optimal melakukan tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dengan
dukungan sumber daya yang tersedia
d. Controlling : Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan melakukan koreksi apabila didapatkan
adanya penyimpangan
Setelah dilakukan skoring, selanjutnya adalah melakukan penentuan masalah dikalikan dengan bobot
• Expanding scope diberi bobot 1 karena expanding scope menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain.
• Emergency diberi bobot 2 karena menunjukan seberapa fatal masalah sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan.
• Feasibility diberi bobot 3 karena berpengaruh besar terhadap pelaksanaan program KB.
• Policy diberi bobot 4 karena jika publikasi semakin luas maka akan semakin baik.
• Greatest member diberi bobot 5 karena menunjukan seberapa fatal masalah sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan.
Contoh fishbone masing-
masing! Gambarlah fishbone
1 akar masalah saja
Sedangkan PAHO biasanya digunakan pada kasus yang memiliki masalah sedikit karena lebih sederhana dan tidak memiliki bobot. Jika digunakan pada masalah yang banyak
maka akan rancu karena akan banyak yang jumlah nilainya sama
Pada PAHO, semua nilai dikalikan akibatnya skor akhir antar masalah itu besar sedangkan MCUA itu bobot x nilai lalu dijumlahkan
Keuntungan dari PAHO adalah memiliki jarak antar masalah yang besar sehingga tidak menimbulkan kebingungan
Jelaskan BRYANT, MCUA, Berbagai teknik prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara lain:
PAHO! a. Metode Bryant
Pada metode Bryant ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi :
• Prevalence: Besarnya masalah yang dihadapi
• Seriousness: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat (angka keakitan/kematian)
• Manageability: Kemampuan untuk mengelola (ketersediaan sumber daya)
• Community concern: Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut
Parameter diletakkan pada baris sedangkan masalah–masalah yang ingin dicari prioritas permasalahannya diletakkan di dalam kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah 1–5
yang ditulis dari kiri ke kanan sesuai dengan baris tiap–tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah
dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai suatu prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat
dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
DIAGNOSIS HOLISTIK
Jelaskan DH kamu! Apa Diagnosis Holistik saya yaitu berjudul Penatalaksanaan GERD dari Aspek Risiko Internal Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Menteng
rencana kegiatan yang RPS: Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Menteng dengan keluhan nyeri di dada sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan tidak menjalar, muncul saat malam hari namun tidak
dilakukan? setiap malam, tidak diperberat oleh aktifitas dan tidak membaik dengan istirahat. Keluhan disertai dengan perasaan panas di dada. Setiap kali keluhannya muncul, pasien hanya
meminum air putih biasa atau hangat. Pasien memutuskan berobat ke Puskesmas karena keluhan semakin sering muncul sejak 3 hari yang lalu.
Pasien memiliki kebiasaan makan yang teratur namun memiliki kebiasaan minum kopi setiap hari, memakan makanan yang pedas dan terkadang asam. Pasien juga memiliki
kebiasaan merokok.
Jelaskan diagnosis holistik Aspek Personal : (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan, persepsi individu mengenai penyakitnya, aspek religi)
kasus masing-masing (aspek ▪ Alasan datang :
personal – fungsional)! Pasien datang ke poli umum puskesmas Kecamatan Menteng dengan keluhan nyeri dada sejak 1 bulan yang lalu yang disertai dada terasa panas.
• Kekhawatiran :
Pasien khawatir keluhannya ini berhubungan dengan penyakit jantung dan berdampak buruk bagi kehidupannya.
• Harapan
Pasien berharap dengan berobat ke Puskesmas, ia dapat mengetahui penyakitnya dan diberikan obat agar penyakitnya sembuh.
• Persepsi Penyakit :
Pasien beranggapan sakit yang dialaminya dapat membaik dan sembuh dengan mengonsumsi obat-obatan.
• Aspek Religi
Pasien percaya bahwa sakit adalah ujian dari Allah SWT dan dengan adanya sakit ini pasien percaya dosa-dosanya akan dihapuskan. Penyakit datangnya dari Allah SWT dan
Allah SWT juga yang akan memberikan kesembuhan asalkan manusia mau berikhtiar dan bertawakkal, dalam kondisi pasien sekarang adalah dengan berobat ke dokter.
Aspek Klinis : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
• Diagnosis kerja : Gastro-oesophageal reflux disease (GERD), Diagnosis Banding : Angina Pektoris
Aspek Risiko Internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
• Kurangnya kemauan pasien untuk berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan secepatnya saat merasakan sakit
• Obesitas grade 1
• Kebiasan memakan makanan yang bersifat pedas dan asam (santan)
• Kebiasaan merokok
Aspek Risiko Eksternal dan Psikososial Keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Masalah ekonomi pada keluarga Ny. IE setelah suaminya berhenti bekerja sejak 6 bulan yang lalu membuat Ny. IE sering memarahi suaminya ketika tidak memiliki uang dan
membuat Ny. IE lebih banyak merokok dalam seharinya.
Aspek Fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari)
Menurut International Classification Primary Care (ICPC), pasien mempunyai aspek fungsional pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit. Dapat
disimpulkan derajat fungsional pasien menurut ICPC saat ini adalah derajat 1, dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan ataupun aktivitas harian dan pasien masih dapat
melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang lain
Apakah penilaian rumah pada Bermanfaat karena dengan menilai rumah, kita bisa mengetahui apakah rumah pasien tergolong rumah sehat atau tidak. Hal tersebut berkaitan karena rumah yang tidak sehat dapat
DH bermanfaat untuk menimbulkan berbagai macam penyakit. Keadaan rumah pasien juga dapat membantu kita dalam menganalisis berbagai masalah yang mempengaruhi penyakit pasien.
diagnosis penyakit pasien
kalian? Jika iya, apa Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan. Parameter rumah yang dinilai melingkupi 3 kelompok
manfaatnya? komponen penilaian:
1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur
dan pencahayaan (bobot 31)
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah (bobot 25)
3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan
balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya (bobot 44)
Status Gizi? IMT? Indeks Masa Tubuh = BB/TB X TB ( )
= 60 kg x 2,3716
= 25,3 kg/
Berat Badan Ideal = 90% (TB-100) kg
= 90% X (154-100)
= 48,6 kg
Perhitungan Kalori
• Kalori Basal = BB Ideal x kalori perempuan = 48,6 x 25 kkal/kgBB = 1215 kkal/hari
Koreksi:
• Usia 40-59 tahun (-5%) x Kebutuhan Basal
5% x 1215 kkal = -60,75 kkal
• Aktivitas Fisik :
10% x 1215 kkal = 121,5 kkal
• Obesitas (-20%) x Kebutuhan Basal
20% X 1215 kkal = -245 kkal
Perhitungan Kalori
Kebutuhan kalori basal = 1215 kkal/hari
• Koreksi : Usia = -60,75 kkal
• Aktivitas Fisik = 121,5 kkal
• Obesitas = -245 kkal
Total Kebutuhan Kalori = 1030,75 kkal
Kebutuhan zat gizi:
Protein 10% dari total kalori = (10% x 1030,75 kalori) : 4 = 25,77 gram
Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1030,75 kalori) : 9 = 22,9 gram
Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi presentase protein dan lemak = (70% x 1030,75 kalori) : 4 = 180,25 gram
9 prinsip kedokteran keluarga 1. Komprehensif dan holistik
yang dilakukan dikaitkan Komprehensif:
dengan DH kamu! Promotif: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pola gizi seimbang dan rumah sehat
Preventif: Menganjurkan kepada pasien agar menerapkan pola gizi seimbang agar terhindar dari obesitas dan berbagai macam penyakit
Kuratif: memberikan pengobatan dengan pemberian omeprazole
Holistik yaitu secara keseluruhan yaitu dilihat dari :
• Kurangnya kemauan pasien untuk berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan secepatnya saat merasakan sakit
• Obesitas grade 1
• Kebiasan memakan makanan yang bersifat pedas dan asam (santan)
• Kebiasaan merokok
Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, Puskesmas harus menyelenggarakan:
1. Manajemen (sumber daya, operasional, dan mutu);
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
4. Pelayanan laboratorium.
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian SPM kabupaten/kota bidang kesehatan.
Promkes
1. Penyebarluasan informasi kesehatan
Penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga, institusi sarana pendidikan, institusi sarana kesehatan, institusi tempat kerja, TTU,kelompok masyarakat
2. Pembinaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
Posyandu, polindes, poskestren, kelompok TOGA,PPKS, poskesdes ,desa siaga
3. Program penanggulangan NAPZA
Kelompok masyarakat, SD, SMP, SMA
Tenaga : Sarjana Kesehatan Masyarakat
Kesling
1. Penyehatan lingkungan
▪ Pemeriksaan pengolahan dan penyimpanan pestisida, TTU, rumah sehat, sarana air bersih, pemeriksaan sample air minum,jamban, tempat sampah sementara dan
akhir, sarana pembuangan air limbah, pemeriksaan jentik,klinik sanitasi
2. Pengawasan tempat pengolahan makanan
▪ Pengawasan industri rumah tangga, jasa boga, rumah makan/restoran, tempat makanan jajanan, depot air minum
Tenaga : Sanitarian
KIA & KB
1. Kesehatan Ibu
❖ Kunjungan bumil, bumil risiko tinggi, persalinan nakes,IMD, ibu nifas
❖ Jumlah kematian ibu
❖ Kelas bumil
2. Kesehatan Anak
❖ Bayi baru lahir, BBLR, pelayanan neonatus, kunjungan bayi,kunjungan balita, MTBS,DIDTK
❖ Jumlah kematian bayi
3. Keluarga Berencana
❖ Di bawah koordinasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP
❖ Pelayanan KB :
1. Non MKJP : pil,suntik
2. MKJP : IUD, MOP (vasektomi), MOW (tubektomi), Implant
3. Safari KB
Perbaikan Gizi Masyarakat
◼ Gizi bumil
◼ Gizi bufas
◼ Penimbangan balita di posyandu
◼ Balita gizi buruk
◼ Garam beryodium di SD
◼ Klinik gizi : balita gizi buruk, pasien TB,bumil KEK
Pengobatan
◼ Rawat Jalan : Umum dan Gigi
◼ Rawat Inap : setara dengan RS tipe D
◼ PONED : pelayanan obstetri dan neonatus esensial dasar
B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas
Lingkup program Pengendalian Penyakit Menular Langsung berdasarkan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) tahun 2012
adalah sebagai berikut:
1. Tuberkulosis
2. HIV/AIDS dan IIMS
3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
4. Pengendalian Penyakit Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan
5. Pengendalian Penyakit Kusta dan Frambusia
Indikator utama program pengendalian TB secara Nasional ada 2, yaitu: 1. Angka Notifikasi Kasus TB (Case Notification Rate = CNR) dan
2. Angka Keberhasilan Pengobatan TB (Treatment Success Rate = TSR)
a. Indikator Penemuan TB
1. Proporsi pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis diantara
terduga TB, adalah persentase pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang ditemukan diantara seluruh terduga yang diperiksa dahaknya
2. Angka penemuan kasus TB (Case Detection Rate = CDR), adalah persentase jumlah pasien baru TB paru BTA positif yang ditemukan dibanding jumlah pasien baru TB paru
BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.
b. IndikatorPengobatanTB
1. Angka konversi (Conversion Rate), adalah persentase pasien baru TB
paru terkonfirmasi bakteriologis yang mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan tahap awal.
2. Angka kesembuhan (Cure Rate), adalah angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis yang sembuh setelah
selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis yang tercatat.
3. Angka putus berobat, adalah angka pasien putus berobat tidak boleh lebih dari 10%.
Suatu kabupaten/kota dinyatakan sebagai daerah beban rendah kusta apabila memenuhi semua indikator dibawah ini:
Angka penemuan kasus baru ≤ 5 / 100.000 penduduk atau jumlah total penemuan kasus baru < 30 kasus pertahun selama 3 tahun berturut turut. Kumulasi kasus baru dengan cacat
tingkat 2 dalam 5 tahun terakhir sebanyak ≤ 25 kasus.
P2B2 P2B2 (Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang) : malaria, filaria, DBD, rabies
Salah satu bagian dari program P2M adalah penyakit yang penularan nya melalui perantara serangga atau gigitan binatang. Oleh karena itu dibentuk suatu program khusus untuk
masalah tersebut yaitu program pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2) untuk mengurangi insisden penyakit menular yang meliputi demam berdarah dengue (DBD),
filariasis, malaria, leptospirosis, rabies, dan flu burung.
Apa itu program KIA? Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan program yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif meliputi
Indikatornya apa? Apa yang pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita.
dilakukan di KIA? Berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, maka program puskesmas khususnya KIA harus
meliputi sebagai berikut :
A. Pelayanan Antenatal
B. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
C. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan
D. Penanganan Komplikasi kebidanan
E. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
F. Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
G. Pelayanan Kesehatan Bayi
K1-K4 itu apa? Kalo saya Kode K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal
hamil 7 bulan, baru periksa hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
hamil, masuknya K berapa? Tujuan kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester
pertama kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu kali
Meliputi :
1. Identitas/biodata
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat kebidanan
4. Riwayat kesehatan
5. Pemeriksaan kehamilan
6. Pelayanan kesehatan
7. Penyuluhan dan konsultasi
serta mendapatkan pelayanan 7T yaitu :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur Tekanan Darah
3. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Test Laboratorium (rutin dan Khusus)
7. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Atau yang terbaru 10T yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan:
8. Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
9. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
10. Tata laksana kasus.
Cakupan K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
Tujuan k1 :
- Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
- mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan
- Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya.
- mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
- Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu
- Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
- Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu,
persalinan, kelahiran atau puerperium.
K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal
serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).
Tujuan Kunjungan k2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati
K1.
Tujuan k2 :
- Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
- mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan
- Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya
- Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
- Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD (tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.
- Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
- Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan.
- Mengulang perencanaan persalinan.
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan keikut sertaan kelestrarian ber-KB seluruh pelosok sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin meratanya penggarapan
terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan mendukung gerakan KB nasional di daerah, Semakin meratanya
kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB (BKKBN,2014).
Pelayanan KB merupakan salah satu strategi untuk mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu melalui:
1. Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan.
2. Mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang perempuan yang mengalami komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
4. Pelayanan KB sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, unsafe abortion dan komplikasi yang pada akhirnya dapat mencegah kematian ibu.
Selain itu, Keluarga Berencana merupakan hal yang sangat strategis untuk mencegah kehamilan “Empat Terlalu” (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu
banyak).
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya). Termasuk
dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS (BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012). Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi:
1. IUD
2. Pil KB
3. Implant (susuk KB)
4. Suntik
5. Kondom
Kegiatan program KB di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat adalah mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi dan memberikan pelayanan KB pada
usia subur serta mengadakan pelayanan KB keliling.
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu berdomisili di Kelurahan
Cempaka Putih Barat . Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang mengikuti KB terusmenerus yang berdomisili di Kelurahan Cempaka Putih Barat (BKKBN dan Kemenkes R.I.
2012).
Abate digunakan untuk 10 gram serbuk digunakan pada 100 liter air
berapa liter?
Bagaimana pendapat kamu Fogging dengan dosis yang tepat (malathion 5%) sebanyak 10 liter per hektare luas wilayah sasaran dapat membunuh nyamuk Aedes sp secara efektif. Keefektifitas ini juga didukung
sebagai warga? Apa perlu oleh metode pelaksanaannya yang tepat. Kegiatan fogging yang selama ini dilaksanakan adalah fogging masal dan foging fokus.
dilakukan fogging? Apa
syarat fogging? Sebagai Kegiatan fogging biasanya dilakukan secara menyeluruh baik pada daerah endemis maupun daerah potensial disekitarnya. Sedangkan kegiatan fogging fokus hanya dilaksanakan
dinkes apa yang dilakukan? pada area sekitar titik yang terinfeksi DBD, biasanya dilakukan pada radius 100 meter.
Untuk dilaksanakannya fogging harus memenuhi kriteria yaitu antara lain; sebelum dilakukan fogging masyarakat sekitar harus dilakukan penyuluhan dan Penyelidikan Epidemologi
(PE). Penyelidikan epidemilogi adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan
rumah/ bangunan sekitarnya. Termasuk tempat-tempat umum di dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter.
Tindak lanjut hasil PE tersebut bila ditemukan penderita DBD lainya (1 atau lebih) atau ditemukan 3 atau lebih tersangka DBD dan ditemukan jentik (>5%) dari rumah/ bangunan
yang diperiksa, maka dilakukan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD, Larvasidasi, Penyuluhan dan pengasapan (Fogging). Fogging kurang EFEKTIF apabila tidak ditindak
lanjuti dengan gerakan 3 M. Mencegah lebih efektif dari pada mengobati atau memberantas. (Dirangkum dari berbagai sumber) .
Untuk mencegah kenaikan kasus dan jumlah korban DBD yang semakin meningkat, terdapat tips agar upaya fogging menjadi efektif. Agar hasil fogging maksimal, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan :
Minimal beradius 100 meter
Pelaksaan fogging sebaiknya tidak dilakukan per kasus, seperti yang kerap dilakukan saat ini. Fogging juga sebaiknya dilakukan dalam jarak 100 meter di sekeliling tempat tinggal
penderita DBD. Hal ini dikarenakan, 100 meter adalah jarak optimal bagi nyamuk DBD untuk berpindah tempat. Rumah dalam radius 100 meter berpeluang besar terkena virus
DBD. Radius 100 meter adalah ketentuan bila hanya terdapat satu korban. Jika korban lebih dari 3 makan radius bertambah lebih dari 100 meter.
Perhatikan dosis
Penyemprotan harus memperhatikan dosis yang tercatat dalam standar operasional. Bila insektisida terlalu sedikit, maka penyemprotan tidak memberikan hasil maksimal dan hanya
meninggalkan bau minyak tanah yang mengganggu kenyamanan. Dosis yang tepat juga dikhawatirkan membuat nyamuk resisten insektisida.
Awasi arah angin
Angin yang menyebarkan semprotan insktisida ke seluruh wilayah, dalam radius tertentu. Angin juga yang membawa nyamuk terbang berpindah menghindari pestisida. Fogging
menyebabkan droplet insektisida dan mematikan bagi nyamuk dewasa yang kontak langsung. Saat dikeluarkan dari mesin penyemprot, kabut insektisida akan langsung menyebar
sesuai arah angin. Penyemprotan yang melawan arah angin akan mengenai tubuh penyemprot bukan nyamuk yang menjadi sasaran. Akibatnya insektisida akan menjadi toksik bagi
penyemprot.
Apa yang dimaksud dengan Ketuk Pintu, Layani Dengan Hati (KPLDH) merupakan upaya pemerintah dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama di bidang promotif dan preventif.
KPLDH? Sebagai dokter Tujuan: Melayani masyarakat dengan hati hingga tuntas dan mencegah warga yang sakit menjadi miskin.
keluarga, bagaimana Dasar pelayanan program KPLDH melalui dua komponen kesehatan yaitu :
penerapannya? Pendekatan dokter keluarga dan prinsip kedokteran komunitas.
Dalam menjalankan programnya, KPLDH melakukan tujuh kegiatan implementasi yang meliputi :
1. Home visit (mengunjungi keluarga rawan kesehatan, termasuk keluarga pascarawat dari rumah sakit)
2. Home health promotion (memberikan informasi agar keluarga selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat)
3. Home education (memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan pendampingan pada anggota keluarga pasca rawat)
4. Home care (merawat anggota keluarga yang sakit termasuk dengan terapi komplementer/pemanfaatan keanekaragaman hayati, termasuk paliative care)
5. Health environment (menjaga kesehatan lingkungan sekitar)
6. Home surveillance (memantau penyakit menular dan tidak menular pada keluarga dan kelompok khusus di masyarakat)
7. Referral (melakukan rujukan kasus sesuai SOP).
Perbedaan dokter keluarga Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita
dengan dokter umum? sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982).
DOKTER UMUM DOKTER KELUARGA
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih luas
Sifat Pelayanan Sesuai kebutuhan Menyeluruh, paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan namun meliputi
spiritual, lingkungan, fisik, mental dan sosial
Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan pengamatan sesaat Kasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat
Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk penyakit tertentu Lebih ke arah promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif
Peran Keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan
Promotif dan Preventif Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Hubungan dokter-pasien Dokter-Pasien Dokter-pasien-teman sejawat dan konsultan
Awal Pelayanan Secara individual Secara individual sebagai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan
Kasus: Bagi dokter yang menerima rujukan, sesuai dengan etika profesi, wajib menjawab/memberikan advis tindakan akan terapi dan mengembalikannya kepada dokter yang merujuk
Eka dokter PKM A Dalam keadaan tertentu, dokter penerima rujukan dapat melakukan tindakan atau perawatan lanjutan dengan persetuuan dokter yang merujuk dan pasien. Setelah perawatan selesai,
Inong dokter PKM B dokter rujukan mengirim kembali kepada dokter yang merujuk.
Ada pasien DBD (+) berobat
ke PKM B, padahal
sebenernya dia selalu berobat
ke PKM A
Sebagai dokter PKM B apa
yang kamu lakukan?
Apa yang kamu lakukan jika Menerima advis yang diberikan oleh sejawat dan memantau perkembangan pasien tersebut. Lalu menerima pasien kembali jika dokter PKM B merujuk kembali pasien tersebut.
menjadi dokter PKM A?
Jelaskan dgn singkat prinsip FUNGSI DOKTER PERUSAHAAN
dokter perusahaan tujuan dan • Fungsi perlindungan = perlindungan terhadap tenaga kerja, lingkungan kerja yang akan berpengaruh terhadap kesehatan kerja
manfaatnya yang terperinci? mencegah dan mengurangi kecelakaan
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
memberi APD kepada pekerja
• Fungsi pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
pemeriksaan kesehatan sblm kerja, pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan khusus
pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
pembinaan dan pengawasan thd lingkungan kerja
• Fungsi administratif = fungsi pendukung jalannya fungsi perlindungan dan pelayanan kesehatan kerja
pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja/PAK
Apa yang saudara ketahui PAK = Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
tentang PAK dan PAHK ? PAHK = Penyakit yang sudah diderita seseorang yang diperberat oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Berikan contohnya? contoh :
PAK = Asbestosis karena paparan asbes saat bekerja
Asthma = Penderita asma mengalami serangan asma saat bekerja di tempat berdebu
Tugas pokok dan fungsi Fungsi perlindungan: fungsi lingkungan kerja yang berpengaruh dengan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.
dokter hiperkes Contoh: mewujudkan tempat kerja yang memberikan alat pelindung diri kepada pekerja, juga memperhitungkan bahawa yg akan ditangkal dengan alat itu sendri dan paparan kepan
tubuh. Cth lain pemberian earmuff dan earplug.
Fungsi pelayanan kesehatan: kewajiban tenaga kesehatan memeriksakan kesehatan tenaga kerja di UU No 1 thn 1970. Fungsi dr perusahaan adalah bersifat komprehensif, yaitu
prmotif, prventi, kuratif, rehabilitative
Fungsi administrative: fungsi pendukung jalannya fungsi perlindungan dan pelayanan kesehatan. Perlunya administrative spt perencanaan dalam suatu program kesehatan,
pencatatan dan pelaporan.
Jelaskan faktor bahaya Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik
lingkungan kerja berikut serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah merupakan daftar singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas :
pengaruhnya pengaruhnya Ilustrasi
terhadap kesehatan Jamur, Virus, Bakteri, Tanaman, Binatang.
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda
seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari
yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
Organisme viable dan racun biogenic
Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk endotoxins,
aflatoxin dan bakteri. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media
dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge
treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
Faktor Bahaya Biologi Alergi Bionik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein
pada kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan alergen pada industri
berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di
bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan
gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung
bawang dsb.
Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya yaitu pekerja
di rumah sakit, laboratorium, juru masak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis,
anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci.
1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya, Beracun, Reaktif, Radioaktif., Mudah Meledak, Mudah,
Terbakar/Menyala, Iritan, Korosif.
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit (skin absorption), Tertelan (ingestion). Racun
dapat menyebabkan efek yang bersifat akut,kronis atau kedua-duanya.
Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi
Faktor Bahaya Kimia kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam
dan basa , fosfor.\
Iritasi : iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan
reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas,
peradangan dan oedema (bengkak). Contoh : Kulit : asam, basa,pelarut, minyak. Dan pernapasan : aldehydes, alkaline
dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada manusia.
Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker
pada hewan . Contoh:
- Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver angiosarcoma); 2-naphthylamine,
benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma);
- Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride, dichromates, beryllium.
- Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh. Contoh
- Otak : pelarut, lead,mercury, manganese
- Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
- Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
- Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
- Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis).
2
1. Ketinggian, Konstruksi (Infrastruktur), Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruangan Terbatas (Terkurung),
Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi.
Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga
kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas
penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif
terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan
antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan. Kebisingan dapat menghasilkan efek akut
seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.
Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat
sementara maupun kronis. Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh :
Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.
Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan
apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam
memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered tool” berasosiasi dengan gejala
gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ”Raynaud’s phenomenon” atau ”vibration-induced white fingers”
(VWF). Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-
skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang. Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic
tools, chain saws.
Pencahayaan. Tujuan pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan dan
memberi lingkungan kerja yang aman. Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala,
berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan. Keuntungan pencahayaan yang baik :
meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan
lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.
Faktor Bahaya Biomekanik1. Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan Manual, Desain tempat kerja/alat/mesin.
1. Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan, Intimidasi, Emosi Negatif.
Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik
atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang
Faktor Bahaya Sosial-
diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya
Psikologis
tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala
tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress.
Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan
alkohol dan psikotropika.
Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, luka
usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll.
Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara
kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja
ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin
Pembebanan Kerja Fisik
Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi dan derajat kesehatan.
Bahaya Fisiologi
Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam
sehari.
Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg. Bila mengangkat dan
mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan.
2. Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang digunakan adalah
pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja.
PENYAKIT AKIBAT Penyakit allergi/hipersensitif Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis, aspergilosis akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur, dermatitis
KERJA kontak, anafilaksis. Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat merangsang interaksi non spesifik atau spesifik. Dermatitis
KontakAda 2 jenis yaitu iritan dan allergi
Penyakit Paru Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus, fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.Disebabkan oleh bahan kimia, fisis,
microbiologi.
Penyakit Hati dan Gastro-intestinal Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida,
trichloroethylene, kloroform)
Penyakit Saluran Urogenital Dapat berupa : gagal ginjal (logam cadmium & merkuri ,pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet,
manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-naphthylamin).
Penyakit Hematologi Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena)
Penyakit Kardiovaskuler Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene).
Gangguan alat reproduksi Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan
janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik)
CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penyakit musculoskeletal Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung
(pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis).
Gangguan telinga Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)Disebabkan faktor fisik
Gangguan mata Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi
(chlor, formaldehid).
Gangguan susunan saraf Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab.
Kimia, petrolium, oli).
Stress Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan kerja kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak nyaman)
Infeksi Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis (leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella, antrak pada peternak hewan).
Keracunan Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida).
Apa pendapat saudara tentang Kesehatan kerja mengacu kepada komisi gabungan ILO / WHO adalah upaya yang ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental, dan
kesehatan kerja ? Berikan kesejahteraan sosial semua pekerja setinggi-tingginya, mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang
alasannya dan upaya yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya dan kesemuanya itu
dapat dilakukan ! disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya.
Fokus utama upaya kesehatan kerja adalah untuk mencapai tiga tujuan :
1. Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja dan kapasitas kerjanya
2. Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja
3. Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja kearah yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu ( komprehensif ), meliputi upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Melalui upaya kesehatan preventif dan promotif, sebagian besar kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta gangguan kesehatan lainnya seperti kelelahan dan
ketidaknyamanan dapat dicegah. Dengan upaya kuratif dan rehabilitatif, dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan dan penyakit yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin.
Pada akhirnya dengan upaya kesehatan tenaga kerja yang komprehensif akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja dan produktifitas kerjanya.
Sistem manajemen K3/ UU no. 13 tahun 2003 setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 namun kewajiban ditetapkan dalam PP no. 50 berlaku bagi perusahaan:
SMK3 wajib di terapkan di - mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang; atau
perusahaan, jelaskan aturan - mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan kewajibannya
Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada PP ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar internasional
Penerapan SMK3 dilaksanakan meliputi : penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3, peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3
Apa yang saudara ketahui Accident dibedakan dengan ‘incident’. Perbedaan antara keduanya adalah ada atau tidaknya loss (kerugian). Accident selalu disertai dengan timbulnya kerugian, sedangkan incident
tentang incident, accident dan tidak disertai dengan kerugian.
ruang lingkup keselamatan Menurut American Society of Safety Engineers, keselamatan kerja merupakan bidang kegiatan yang bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan dalam suatu lingkungan kerja.
kerja ? Sedangkan secara filosofis, keselamatan kerja merupakan pemikiran dan upaya yang dilakukan untuk menjamin keselamatan tenaga kerja, baik itu secara jasmani ataupun rohani.
Dengan kata lain, keselamatan kerja merupakan upaya yang diterapkan untuk mencegah terjadinya penyakit atau kecelakaan saat bekerja.
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, ruang lingkup keselamatan kerja meliputi segala tempat kerja, baik itu di darat, air, ataupun udara, yang berada dalam wilayah kekuasaan
negara Republikk Indonesia. Ketentuan ruang lingkup tersebut berlaku untuk sejumlah tempat kerja di mana:
1. Menggunakan, membuat atau mencoba mesin, pesawat, perkakas, atau peralatan yang bisa terbakar, meledak, atau mengakibatkan kecelakaan.
2. Menggunakan, membuat, mengolah, menyimpan, atau mengangkut bahan yang mudah terbakar, bisa meledak, bisa menggigit, mengandung racun, dan bisa menimbulkan infeksi.
3. Terdapat proses pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan, atau pembongkaran bangunan, termasuk saluran atau terowongan yang berada di bawah tanah.
4. Terdapat usaha seperti pertanian, perkebunan, pengolahan hasil hutan, peternakan, perikanan, tempat kesehatan, dsb.
5. Terdapat usaha pertambangan atau pengolahan barang tambang, seperti emas, perak, logam, bebatuan, gas, minyak, dll.
6. Terdapat usaha pengangkutan barang, hewan, atau manusia.
7. Terdapat kegiatan bongkar-muat barang.
8. Melakukan pekerjaan di dalam air seperti menyelam, mengambil benda di dalam air, dll.
9. Melakukan pekerjaan yang bisa membahayakan diri sendiri.
10. Melakukan kegiatan pemusnahan sampah atau limbah.
11. Melakukan kegiatan penyiaran, baik itu radio, televisi, dsb.
12. Melakukan penelitian dengan alat teknis.
13. Memutarkan film, pertunjukkan atau sandiwara dengan peralatan yang menggunakan sumber daya listrik.
Program promosi kesehatan - Adalah pemberdayaan, pendidikan masyarakat di lingkungan kerja yaitu tenaga kerja agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya mll rangkaian intervensi dan
kerja kegiatan promkes dengan tujuan merubah pengetahuan sikap perilaku bersama sesuai kondisi dan potensi di tempat kerja.
- Menurut saya ini penting karena mendorong terbentuknya tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat dan dapat berproduktifitas kerja baik, agar tidak ada kecelakaan kerja atau
kehilangan pekerjaan dengan terjadinya PAK dan kecelakaan kerja.
- Dan dapat membentuk suatu tenaga kerja yg peduli terkait bahaya2 yg ada di tempat dan lingkungan kerja dan
Program pengendalian - Sebelum mengendalikan dengan program pengendalian lingkungan kerja yang bising, kita harus mengetahui latar belakang terjadinya bising tersebut. Seperti dasar-dasar hukum
lingkungan kerja bising yg terkait bising, pengertian, karakterisitik bunyi, jenis kebisingan.
terhadap hirariki - Setelah itu kita harus mengevaluasi kebisingin: apakah melebihi NAB atau tidak, mengecek apakah sistem pengendalian trhdp bahaya berfungsi dgn baik, keluhan2 yg didapatkan
pengendalian scr terperinci. - Setelah itu kita lihat standar pemaparan menurut waktu
- Dan mengukur kebisingan
Pengedaliannya menurut hirarki: UNWANTED NOISE (Yang mengnggu, yang merusak, yang menutupi. Berefek fisiologis dan psikologis)
1. ELIMINASI: penghilangkan bising yang ada, apakah dapat dikurangkan atau dihilangkan sama sekali
2. SUBTITUSI: mengganti sumber bising dgn bising yg lbh rendah sesuai dibwh NAD dan menyesuaikan dengan fungsi alat yg ada. Dapat juga dibuat SOP pemakaian untuk
pengendalian bahaya yg ada.
3. REKAYASA ENGINEERING: memberikan peringatan, instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya kebisingan dilokasi tersebut.
4. ADMINISTRASI: pengaturan jam kerja, adanya rolling dan shifting kerja.
5. APD: Pemakaian earmuff atau earplug yg sesuai dgn intensitas bising
10. Jelaskan secara singkat, Menurut PERMENKES NO.56 TAHUN 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan PAK
apakah definisi PAK dan tata PAK = penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja termasukpenyakit terkait kerja
cara pelaporannya sesuai tata cara pelaporan
peraturan yang berlaku
5 stars doctor? 1. Healthcare provider: dokter memberikan pelayanan kesehatan secara holistik yaitu menempatkan pasien sebagai individu merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat dan
dokter akan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, membina hubungan dokter-pasien dengan baik, memberikan pelayanan kesheatan yang berkesinambungan
dan memberikan pelayanan kesehatan, pemantauan kesehatan individu dan kelompok
2. Decision Maker: Dokter menentukan tindakan medis yang sesuai dengan perkembangan kedokteran mutakhir yang tepat dan sesuai dengan keadaan pada pasien sesuai dengan
evidence based medicine
3. Educator: Dokter mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam upaya peningkatan kesheatan, pemantauan keseluruhan individu dan kelompok
4. Community Leader: Dokter mempunyai tanggung jawab khusus terhadap komunitas dengan menerapkan kepemimpinan yang baik dan tepat untuk komunitas yang menjadi
tanggung jawabnya
5. Manager: Dokter harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien, melalui pelayanan yang terkoordinasi dan bekerja sama dengan profesi lain, pada lingkup
operasional strata pertama
Apa 20 kriteria dokter 1. 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
muslim? 2. Memulai sesuatu dgn basmallah dan mengakhirinya dgn hamdallah
3. Menghadirkan seorang perawat atau keluarga pasien jika memeriksa lawan jenis
4. Dokter Muslimah selalu memakai jilbab
5. Menetapi janji kalau berjanji
6. Menegakkan kejujuran
7. Mempertanggungjawabkan tindakan yg dilakukannya
8. Berprinsip : jika pasiennya sembuh bukan dia yang menyembuh-kan tapi Allah swt
9. Selalu minta informed consent
10. Mengikuti perkembangan IPTEK dgn menghadiri pertemuan ilmiah
11. Melaksanakan ibadah mahdhah
12. Mampu menjadi imam shalat, khatib Jumat dan memimpin doa (bagi lulusan laki-laki)
13. Mampu memberi ceramah agama
14. Mengingatkan pasiennya yg Muslim untuk melakukan ibadah mahdhah
15. Mengingatkan pasiennya utk berobat dgn obat halal
16. Mengingatkan pasiennya utk makan/minum yg halal
17. Mampu menjelaskan landasan al Quran dan Hadis yg relevan terhadap isu kedokteran/kesehatan yg telah ada fatwanya
18. Dalam hal tidak tahu fatwa sebuah isu kedokteran/kesehatan dia selalu menghubungi pakar di bidang itu atau browsing internet
19. Mengadakan pengajian keluarga
20. Menjaga kerahasiaan informasi pasiennya
Karakteristik Dokter 1. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.
Keluarga: 2. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan
keluhan yang disampaikan.
3. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati penyakit
sedini mungkin.
4. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
5. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.
Tujuan Pelayanan Dokter 1. Tujuan Umum: Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
Keluarga: 2. Tujuan Khusus:
A) Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
B) Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
Prinsip dokter keluarga? 1. PRINSIP PELAYANAN BERKESINAMBUNGAN
Dokter bertemu pasiennya dalam keadaan sakit maupun keadaan sehat dan mengikuti perjalanan penyakit dari pasiennya hingga ia sembuh.
2. PRINSIP PELAYANAN YANG MENYELURUH
Kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi juga dari sisi sosial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan mental
3. PRINSIP PELAYANAN YANG TERKOORDINASI
Mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg dibutuhkan pasien seperti para dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar praktek dokter keluarga. Dokter
keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi pasiennya.
4. PRINSIP PELAYANAN MASYARAKAT
Pekerjaan, budaya, dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas (masyarakat) yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien.
5. PRINSIP PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, mencegah orang lain tertular, pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan promosi
kesehatan (gaya hidup sehat).
6. PRINSIP PELAYANAN KELUARGA
Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap penyakit.
Prinsip-prinsip kedokteran 1. Komprehensif dan holistik
keluarga dalam pelayanannya Komprehensif : memberikan pelayanan secara paripurna berarti melakukan pemeriksaan secara keseluruhan dengan menimbang rasionalitas dan mafaatnya bagi pasien yang
yaitu: meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Holistik : Meliputi aspek sosial, mental, lingkungan, spiritual dll
2. Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya
mengikuti perjalanan penyakit pasien sampai akhir hayat. Untuk menunjang kesinambungan pelayanan, klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan sarana
komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi sewaktu-waktu diperlukan. Demikian pula, jangan lupa membuat surat rujuk pindah jika ada pasien yang hendak
pindah tempat tinggal misalnya pindah kota atau pindah klinik. Dalam surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data kesehatan yang penting, dengan data tambahan data
yang diperlukan. Boleh dikatakan pemantauan pada setiap pasien dilakukan mulai dari konsepsi sampai mati.
3. Pelayanan promotif dan preventif
Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan setiap pasien yang menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter keluarga harus berupaya menerapkan
seluruh tingkat pencegahan. Dengan demikian ia harus memberikan ceramah kesehatan dan vaksinasi, menyelengarakan KB dan KIA dan bahkan acara senam pagi secara
rutin. Selain itu DK harus cepat dan tepat membuat diagnosis penyakit dan mengobatinya.
4. Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa konsultasi spesialistis atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang bersamaan. Selain itu koordinasi pun
dilakukan dengan keluarga dan lingkungannya guna meningkatkan efisiensi pengobatan.
Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan dan mengefisienkan pelayanan.
Misalnya, bekerjasama dengan labotarotium untuk memantau pasien dengan dugaan DHF tetapi belum perlu dirawat. Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi
medis tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya sehingga sering perlu melibatkan atau kerjasama dengan berbagai pihak.
5. Pelayanan personal.
Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang individu sebagai bagian integral dari keluarganya. Seorang individu, sekalipun menjadi bagian dari sebuah
keluarga, dibenarkan mempunyai DK sendiri yang mungkin dapat berbeda atau sama dengan anggota keluarga yang lain.
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya.
Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien merupakan bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan penyakit sangat dipengaruhi
lingkungannya dan sebaliknya penyakit pasien dapat mempengaruhi lingkungannya juga
7. Sadar etika dan hukum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam menghadapi pasiennya tanda memandang status sosial, jenis kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem
oragn ayng sakit. Demikian pula dengan sadar hukum, yaitu untuk tetap bekerja dalam batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang digariskan oleh hukum
yang berolaku di daerah tempat praktiknya.
8. Sadar biaya
Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga sebenarnya menyangkut perilaku DK dalam pertimbangkan ”cost effectiveness” dari biaya yang dikeluarkan oleh
pasien. Dengan kata lain biaya harus menjadi pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan mutu pelayanan.
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan.
Sebenarnya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan bukan hanya layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit medis masih jauh dari harapan terutamna
di Indonesia. Namun demikian praktik DK harus memulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini merupakan
upaya peningkaan kualitas pelayanan dan sala sekali bukan upaya untuk memata-matai praktik dokter.
6 sasaran keselamatan Sasaran keselamatan pasien sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
pasien? 1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Jelaskan Insiden Keselamatan ❖ Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau adverse event adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
Pasien! Contoh: Salah operasi mata
❖ Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius
Contoh:
❖ Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh :
An. R, perempuan, usia 3 tahun, dengan BB 14 kg datang ke klinik karena menderita dermatitis kontak alergi. Dokter memberikan resep obat racikan: prednisone dan
chlorpheniramine maleat. Pada saat mengambil obat, seorang apoteker salah membaca resep (prednisone dibaca prednox (metilprednisolone)) karena tulisan dokter sulit dibaca.
Saat apoteker lain melihat, dia segera menegur apoteker tersebut dan memberitahukan obat yang benar.
❖ Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Contoh:
Seorang pria, 40 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan sesak. Pada pemeriksaan ditemukan wheezing dan riwayat asma. Dokter kemudian memberikan terapi
nebulisasi dan injeksi iv dexametason 1 ampul. Dokter tidak memberikan instruksi yang jelas sehingga perawat menyuntikkan obat yang lain yaitu metilprednisolon. Pasien
tidak mengalami efek samping dan sesaknya berkurang
❖ Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Contoh:
Di UGD RS X, terdapat obat-obatan emergency yang diletakkan di lemari obat. Di antaranya efedrin injeksi dan epinefrin injeksi. Obat-obatan ini tergolong NORUM (Nama
Obat Rupa Mirip). Dalam penyimpanannya, obat ini diletakkan dalam 1 kotak yang sama sehingga rentan terjadi kesalahan dalam pengambilan obat.
RUMUS
EXTRA
Klasifikasi IMT!
Program pengembangan
PKM?