Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hilda Hazarani

NIM : P05140421013
Kelas : Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang
Mata Kuliah : Fisika Kesehatan dan Biokimia

SIKLUS ASAM SITRAT

Siklus asam sitrat ini merupakan sederetan jenjanf reaksi metabolism pernapasan seluler
yang terpacu enzim yang terjadi setelah proses glikolisis (metabolism karbohidrat). Dalam
prosesnya asam sitrat ini terjadi pada mitokondria. Siklus ini merupakan anggota dari
metabolism yang berperan dalam mengkonversi kimiawi terhadap karbohidrat, lemak, dan
protein yang nantinya akan memproduksi energy (ATP).
Metabolisme karbohidrat meliputi anabolisme (biosintesis) dan katabolisme (bioenergy).
Pada manusia metabolism karbohidrat terdiri dari proses glikogenesis, glikolisis, dan
gluconeogenesis. Dimana glikogenesis adalah suatu proses pembentukan glikogen, hal ini terjadi
apabila ada kelebihan glukosa dan terjadilah proses penyimpanan dalam bentuk glikogen,
terjaadi di hati dan otot. Sintesis glikogen ini memerlukan ATP berupa Uridin Tripospat (UTP)
hal ini diawali dengan pembentukan Glukosa 6 Pospat (G6P) kemudian dari glukosa dikatalis
oleh enzim heksokinase yang bersifat irreversible. Selanjutnya gugus P C6 akan dimutasi secara
intramolekul ke C1 dan membentuk Glukosa 1P dengan mengkatalis enzim fosfoglukomutase
(bersifat reversible) dan mengalami isomerasi. UDP-Glukosa akan digabungkan dengan glikogen
induk (minimal 4 unit). Kemudian selanjutnya adalah proses glikolisis dimana proses ini adalah
reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat dan 2 molekul piruvat tanpa menggunakan
O2. Hal ini terjadi karena adanya enzim laktat dehydrogenase yang mengubah menjadi asam
piruvat secara reversible. Perubahan glukosa menjadi asam laktat melalui jalur Embden-
Mayerhof akan bersifat irreversible, hal ini berarti glukosa tidak dapat dibentuk dari laktat
sehingga harus ada cara yang memerlukan energy tinggi lebih banyak (fosfat) untuk membentuk
glukosa dari laktat. Pemecahan glukosa menjadi asam laktat dan H+ digunakan sebagai pengganti
pembakaran sempurna glukosa menjadi CO2 dan H2O. Asam laktat yang terbentuk dari glikolisis
yang terjadi di sitoplasma sel sebagian akan dibawa oleh darah menuju jaringan lain untuk
dioksidasi. Kemudian sebagian besar sisanya akan dioksidasi menjadi gugusan glukosa atau
apabila persediaan glukosa masih cukup maka akan diubah menjadi lemak. Glikolisis merupakan
jalur cepat penghasil energy untuk keperluan kontraksi otot pada keadaan kerja berat.Yang
terakhir adalah Glukoneogenesis yaitu reaksi yang bertanggung jawab mengubah senyawa non
karbohidrat menjadi glukosa/glikogen. Senyawa utamanya adalah asam amino glukogenik,
laktat, gliserol, dan propionate.
Gangguan metabolism karbohiddrat yang paling sering terjadi adalah Diabetes Melitus
(Hyperglikemia) dimana dasar penyakit ini adalah kejadian defisiensi insulin. Penyakit ini
diturunkan secara autosomal resesif dan memiliki gejala klinis berupa hiperglikemia, glikosuria,
diikuti dengan gangguan metabolism protein dan lemak. Penyakit ini memiliki hubungan dengan
kejadian kelainn hormone khususnya insulin. Dimana insulin dibutuhkan untuk mentransfer
glukosa melalui membrane sel otot serat lintang, dan tidak mengganggu perpindahan glukosa
melalui membrane hati. Apabila gangguan metabolism karbohidrat ini terlalu lama maka dapat
menyebabkan difisiensi pada otot, hati dan juga jantung. Selain itu, DM dapat menyebabkan
komplikasi pada mata, pancreas, jantung, ginjal, kulit dan susunan saraf seseorang. Oleh karena
itu apabila penyakit DM ini tidak diobati maka dapat mengakibatkan kematian bagi seseorang.
Selain hiperglikemia, gangguan metabolism karbohidrat juga ada yang disebut hipoglikemia hal
ini biasa ditemukan pada pasien yang mendapatkan pengobatan insulin berlebih, adanya
pembentukan insulin yang berlebih oleh sel beta pancreas dan pada pasien dengan pengobatan
psykosis.
Dalam Metabolisme lipid (lemak) terdapat 3 fase yaitu ꞵ oksidasi, siklus krebss, dan
fosforilasi oksidatif. Metabolisme lemak melalui proses oksidasi asam lemak melalui proses
pembentukan asli Koenzim A. Asam lemak yang biasa dipakai sebagai sumber energy adalah
asam lemak berantai panjang dengan jumlah atom karbon ( C ) sebanyak 16 – 18. Perubahan
asam lemak menjadi asetil KoA dalam sitosol sel hepar karena sel hati memiliki asetil KoA
sintetase dan terjadi pada 3 tempat yaitu membrane peroksisom, RE, dan membrane luar
mitokondria. Namun hati hanya menggunakan sedikit asetil KoA sehingga sisanya akan
berkondensasi membentuk asam asetoasetat. Asam asetoasetat ini merupakan senyawa yang labil
dan mudah dipecah menjadi asam beta hidroksibutirat dan aseton. Ketiga senyawa tersebut
disebut juga dengan badan keton. Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut dengan
ketosis. Ketosis akan terjadi apabila tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan makanannya
dan akan diubah menjadi oksaloasetat. Jika oksaloasetat ini menurun maka akan terjadi
penumpukkan asetil KoA didalam aliran darah sehingga menjadi badan keton. Lemak tubuh ini
akan digunakan apabila manusia menggerakkan badan dengan berat. Gerak badan berat ini akan
menyebabakan adanya pelepasan epineprin dan nor epineprin. Dimana kedua hormone tersebut
akan mengaktifkan lipase trigliserida yang sensitive sehingga akan memecah trigliserida menjadi
asam lemak dan akan digunakan menjadi sumber tenaga (energy). Asam lemak ini akan
mengalami proses beta oksidasi dan akan menghasilkan asam piruvat sedangkan gliserol akan
diubah menjadi gliseraldehid 3 phosphat.
Beberapa gangguan yang terjadi pada metabolism lemak adalah yang paling umum obseitas.
Dimana kasus ini terjadi apabila kalori yang dimakan lebih besar dari pada kalori yang
dimetabolismekan. Biasanya obesitas juga terjadi pada pasien dengan hipopituitarisme dan
hipotiroidisme. Dimana ketika seseorang mengalami kelebihan lemak maka lemak akan
disimpan pada jaringan subkutis, reproperitoneum, peritoneum, omentum, pericardium dan
pancreas. Kejadian obesitas ini dapat memperberat kasus hipertensi, diabetes dan juga penyakit
jantung. Selain itu ada juga penimbunan lemak yang terjadi di dinding pembuluh darah
(arteriosclerosis) dimana penyakitnya disebut dengan hiperlipemia. Sedangkan kejadian
defisiensi lemak biasanya terjadi pada pasien kelaparan, gangguan penyerapan (malabsorption)
dan penyakit whipple.
Dalam metabolism protein terdapat 75 % asam amino digunakan untuk sintesis protein.
Asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degredasi protein di
dalam tubuh. Jalur utama dari metabolism asam amino terdiri atas produksi asam amino dari
pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati, kemudian
pengambilan nitrogen dari asam amino, katabolisme asam amino menjadi energy melalui siklus
asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino dan
yang terakhir adalah sintesis protein asam amino. Asam amino tidak dapat disimpan dalam
tubuh, jika asam amino berlebihan atau kekurangan sumber energy lain maka tubuh akan
menggunakan asam amino sebagai sumber energy. Asam amino ini memerlukan pelepasan
gugus amino. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh. Terdapat 2
tahap pelepasan gugus amin yaitu transminasi (enzim aminotransferase memindahkan amin
kepada α-ketoglutarat dan menghasilkan glutamate atau kepada oksaloasetat dan menghasilkan
aspartate), lalu tahap kedua adalah deaminasi oksidatif (pelepasan amin dari glutamate
menghasilkan ion ammonium. Asam amino mengalami deaminasi melepaskan gugus amino dan
diubah menjadi α-ketoglutarat dan NH3. Dengan proses transaminase alpha keto akan diubah
menjadi asam piruvat. Kemudian akan masuk kedalam jalur glukosa dalam bentuk senyawa
asam piruvat dalam proses respirasi. Asam amino berfungsi menjadi energy dan disimpan dalam
bentuk lemak. Terdapat beberapa produk yang dihasilkan oleh asam amino yaitu heme, purin,
primidin, hormone, neurotransmitter dan peptide yang biologis-aktif. Selain itu banyak protein
yang mengandung asam amino yang sudah dimodifikasi untuk memenuhi fungsi khusus, seperti
pengikatan kalsium, atau senyawa yang bekerja menstabilkan protein, yaitu protein structural,
melalui ikatan silang kovalen berikutnya.
Gangguan metabolism protein yang biasa terjadi pada manusia adalah keadaan defisiensi
protein, akibatnya terjadi gangguan ataupun hambatan dalam proses pertumbuhan tubuh,
pemeliharaan jaringan tubuh dan pembentukan zat anti dan serum protein. Apabila seseorang
mengalami defisiensi protein maka hal itu dapat mengakibatkan seseorang mudah terkena
infeksi. Adapun beberapa macam penyakit defisiensi protein adalah hipoproteinemia,
hipogammaglobulinemia didapat, hipoagammaglobulinemia sementara (hanya ditemukan di bayi
ketika gamma globulin yang didapat dari ibu habis dan harus menghasilkan gamma globulin
sendiri, dan pirai/gout (asam urat).
Haemoglobis terdiri dari heme (porifirin yang mengikat zat besi) dan ferroporfin dan rantai
polipeptida globin (alfa, beta, gamma, dan delta). Haemoglobin ini terdiri dari 4 molekul protein
dan 4 molekul heme (HbA (2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains), HbF (2 alpha
dan 2 gamma), serta HbA2 (2 Alpha dan 2 delta), 141 molekul asam amino pada rantai alfa dan
146 asam amino pada rantai beta, gamma dan delta. Heme disintesis oleh enzim pada
mitokondria dan sel. Dimana langkah awalnya adalah dengan pengubahan succinyl CoA dan
glycine pada sintesis ALA menjadi 5-aminolevulic acid. Selanjutnya sitoplasma akan
menghasilkan coproporphrynogen III yang masuk ke mitokondria dan kemudian enzim yang ada
di mitokondri akan menghasilkan heme. Sedangkan globin, terdiri dari 2 chains globin yang
berbeda dan nantinya akan dikombinasikan membentuk hemoglobin. Dimana ke dua rantai
tersebut salah satunya tersusun dari alpha dan satunya lagi non alpha. Dimana dalam proses
pembentukan hemoglobin, 2 succinyl CoA + 2 Glisin akan membentuk senyawa pirol kemudian
4 pirol akan membentuk senyawa protoporfirin IX dan Protoporfirin IX + FE 2+ akan membentuk
senyawa heme dan 4 heme + polipeptida akanmembentuk rantai haemoglobin (alpha ataupun
beta). Dimana 2 alpha dan 2 beta ini akan membentuk haemoglobin A.
Darah adalah suatu cairan yang diedarkan dan dipompa oleh jantung menuju ke seluruh
tubuh dan selanjutnya akan kembali lagi ke jantung. Darah memiliki fungsi yaitu sebagai alat
transportasi dimana darah mengangkut oksigen dari paru-paru menuju ke seluruh sel dalma
tubuh, mengangkut sari makanan, hormone dan juga sisa metabolism. Darah juga berfungsi
sebagai a;at pertahanan tubuh dari infeksi dan menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan
panas dari alat tubuh ke bagian tubuh yang kurang aktif. Darah memiliki komponen yang terdiri
dari sel darah dan plasma darah. Dimana sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit.
Komponen darah terdiri dari 55% plasma darah, <1% sel darah putig dan 45% sel darah merah.
Plasma darah terdiri dari cairan dan protein darah yaitu albumin, globulin (penyusun antibody),
dan fibrinogen. Cairan darah yang tidak mengandug unsur fibrinogen disebut serum darah.
Jumlah sel darah merah normal pada pria dewasa adalah 5 juta/cc dan pada wanita 4,5 juta/cc. sel
darah merah memiliki usia 120 hari. Penyakit kekurangan eritrosit ini dikenal dengan sebutan
anemia. Jumlah normal sel leukosit adalah ± 7000 sel. Ml darah, leukosit tidak mengandung
haemoglobin sehingga tidak bewarna merah. Leukosit ini bersifat fagosit. Penyakit kekurangan
leukosit adalah leukopenia dan kelebihan leukosit disebut leukemia. Leukosit ini terdiri dari
granulosit dan agranulosit. Selanjutnya adalah trombosit memiliki jumlaj 200.000-400.000
butir/ml dalam darah normalnya, tidak memiliki inti sehingga memiliki usia yang jauh lebih
pendek. Penyakit kekurangan trombosit adalah hemophilia. Protein plasma terdiri dari
fibrinogen, globulin dan albumin (normalnya terdapat 3,4-4,7 g/dl dan membentuk 60% protein
plasma total. Sintesis albumin berkurang pada pasien dengan penyakit hati). Protein plasma
memiliki fungsi dalam proses pmbekuan darah, enzim, hormone, pertahanan tubuh dan sebagai
pengangkut ataupun pengikat.
Protein plasma penting bagi manusia. Oleh karena itu apabila terjadi gangguan atau
mengalami keadaan patologis, hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.
Contohnya: heptaglobin adalah suatu keadaan glikoprotein plasma mengikat Hb dan kadarnya
setiap manusia berbeda-beda dan bermanfaat dalam kepentingan diagnostic. Apabila kadar
heptaglobin ini rendah maka akan terjadi penyakit anemia hemolitik. Kemudain transferrin
dimana protein plasma ini berperan untuk mengangkut zat besi ke seluruh tubuh ke tempat yang
membutuhkan. Selanjutnya ada ferritin yang memiliki peran dalam metabolism besi. Normalnya,
ferritin akan befungsi dalam penyimpanan zat besi dan akan digunakan kembali sesuai
kebutuhan. Seruplasmin adalah suatu globulin yang memiliki warna biru dengan kandungan
tembaga dan mengangkut 90% tembaga dalam plasma. Dan metalotionin adalah protein plasma
yang mengandung sistein dan dapat mengikat tembaga, seng, kadmiun dan air raksa.

Anda mungkin juga menyukai