Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hilda Hazarani

NIM : P05140421013
Kelas : Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang
Mata Kuliah : Fisika Kesehatan dan Biokimia

IMUNOLOGI

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme kekebalan didalam tubuh.
Mekanisme tanggap kebal merupakan suatu fenomena kompleks yang melibatkan banyak
komponen. Respon imunologis dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu respon
imunologis seluler(limfosit yang diaktivasi pada tempat saat antigen spesifik berada dalam
tubuh) dan humoral (pembentukan antibody yang disebarluaskan ke seluruh tubuh melalui cairan
tubuh. Secara umum, mekanisme pertahanan tubuh terdapat 2 macam yaitu kekebalan spesifik
(kekebalan pasif dan aktif) dan tidak spesifik (fagositosa, interferon dan lisosom). Kekebalan
spesifik yang aktif didapatkan ketika seseorang pernah terinfeksi suatu penyakit, ataupun
pemberian vaksinasi. Sedangkan kekebalan pasif dapat diperoleh dari immunoglobulin (Ig) ibu
kepada bayi yang dikandungnya dan pemberian antibody homolog pada manusia.
Sistem imun adalah suatu kelompok sel, protein, jaringan dan juga organ khusus yang
memiliki fungsi dalam melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh. System ini terdiri dari
banyak komponen salah satunya adalah leukosit. Terdapat beberapa jenis leukosit yaitu
makrofag (berperan dalam proses fagositosis), sel NK (natural Killer), neutrophil, basophil,
eosinophil, limfosit T (berperan dalam membunuh pathogen dan sel tubuh yang terinfeksi
pathogen secara spesifik), dan limfosit B (berperan dalam menghasilkan antibody yaitu protein
yang dapat mecegah dan membunuh pathogen secara spesifik (system imun aktif). Beberapa hal
yang mempengaruhi system imun adalah penggunaan obat-obatan oleh seseorang, asupan nutrisi,
usia, stress, kebiasaan yang tidak sehat, serta riwayat vaksinasi seseorang. Gangguan pada
system pertahan tubuh terhadap beberapa hal yaitu alergi, anaphylactic shock, defisiensi imun,
erithroblastosis fetalis, dan autoimun.
Imunoglobulin adalah antibody yang berupa protein dan dibentuk oleh sel limfosit B.
system imunitas manusia diatur oleh kemampuan tubuh dalam hal menghasilkan antibody dalam
melawan antigen. Molekul antibody ini akan beredar pada pembuluh darah dan masuk ke
jaringan tubuh dengan melakukan suatu proses peradangan. Antibody (immunoglobulin (Ig))
terdiri dari 2 rantai besar dan 2 rantai ringan. Ketika zat asing masuk ke tubuh, secara otomatis
monosit akan langsung menyerang zat dengan dibantu oleh neutrophil. Kemudian monosit akan
membunuh zat tersebut dan mengirimkannya ke limfosit B untuk didata dan dibuatkan antibody
untuk jenis zat asing yang telah mati tersebut. Kemudian selanjutnya, antibody yang telah
terbentuk akan dikirim ke limfosit T untuk memastikan antibody tasi sudah ada dipermukaan sel-
sel tubuh. Antibody memerlukan waktu antara 10-14 hari untuk terbentuk secara sempurna.
Immunoglobulin (Ig) memiliki sifat yaitu diproduksi pada Reticularendrothelial system
(RE), tidak tahan pada sinar matahari, dapat direaksikan dengan antigen secara khusus
(diibaratkan seperti kunci dan gembok), dapat larut dalam darah (sel plasma) dan tersusun atas
zat yang menempel pada gammaglobulin. Selain itu Ig juga memiliki sifat presipirin (bekerja
dengan mengendapkan zat-zat asing seperti bakteri, virus, dan lainnya), lisin (bekerja dengan
menghancurkan zat-zat asing yang masuk), opsonin (merangsang serangan leukosif atas antigen
yang masuk), dan agglutinin (bekerja dengan meluruhkan antigen, aglutinogen, serta zat asing
lainnya). Antibodi memiliki struktur dasar yakni molekul protein yang memiliki bentuk seperti
huruf Y. masing-masing rantai antibody akan berfungsi mengikat antigen. Immunoglobulin ini
ditentukan dan ditetapkan oleh beberapa variasi yaitu Isotypes (variasi yang terdapat pada semua
spesies), Allotypes (Terjadi karena perbedaan genetic intraspesies) dan Idiotypes (terjadi karena
heterogenitas structural yang terjadi pada daerah variable (V). Immunoglobulin terbagi menjadi
beberapa macam yaitu Immunoglobulin G (IgG), Immunoglobulin A (IgA), Immunoglobulin M
(IgM), Immunoglobulin E (IgE), dan Immunoglobulin D (IgD).
Antigen adalah zat asing yang menyebabkan system imun menghasilkan antibody yang
spesifik dan mampu berikatan dengan sejumlah kompnen system imun. Antigen merupakan
molekul. Sifat dari antigen berupa kemampuan untuk bereaksi dengan hasil dari antibody yang
telah diproduksi oleh system imun adalah antigenicity. Berdasarkan sumbernya terdapat 3
macam antigen yaitu autologous antigen (Berasal dari individu yang sama dengan yang terkena
antigen), homologus antigen (dari individu lain anmun masih dalam spesies yang sama) dan
heterologous antigen (berasal dari individu yang beda dan spesies yang berbeda pula). Selain itu,
antigen juga bersifat multivalent, artinya adalah bahwa antigen memiliki lebih dari satu antibody
dikarenakan memiliki lebih dari satu macam titik pengenalan. Kemampuan antigen untuk dapat
bereaksi dengan suatu antibody yang dipengaruhi oleh struktur dari antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Factor-faktor yag menentukan struktur antigen adalah urutan asam amino dalam
rantai polipeptida. Antigen terbagi menjadi 2 macam yaitu complete antigen (antigen yang dapat
menginduksi respon imun tubuh sehingga terjadi pembentukan antibody dan juga dapat bereaksi
dengan antibody yang telah dibentuknya) dan incomplete antigen (antigen yang hanya dapat
bereaksi dengan antibody tetapi tidak dapat memicu terjadinya respon imun tubuh berupa
pembentukan antibody.
Sistem imun juga berhubungan dengan beberapa kelainan klinis. Misalnya pada penyakit
Covid-19. System imun sangatlah berperan penting dalam hal perlawanan dan pertahanan tubuh.
Covid-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus. Dimana ketika virus tersebut
menginfeksi seseorang (inang) artinya virus tersebut menyerang sel-sel pada tubuh inang
sehingga virus yersebut dapat bertahan di tubuh inang dan bereplikasi. Dalam proses pertahanan
tubuh, system imun manusia yang terinfeksi akan memberikan respon imun untuk mengeliminasi
infeksi virus tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Melalui antibody
Sebelum masuk ke sel inang, virus akan disingkirkan oleh antibody. Antibody akan
secara spesifik mengenali virus tersebut dan akan berikatan dengannya. Ikatan antibody
tersebut akan membasmi virus dengan cara menetralisir virus sehingga virus tidak bisa
lagi menginfeksi sel inang, dan beberapa antibody akan bekerja sekaligus bersamaan
sehingga partikel virus berlekatan menjadi agregat, kompleks antibodi0antigen kana
berikatan pada reseptor permukaan sel sehingga akan mengaktivasi proses fagositosis dan
selanjutnya akan mengopsonisasi dan memfagositosis virus.
2. Mekanisme Sitotoksik
Ketika antigen telah masuk ke dalam inang, maka sel system imun tidak dapat
mendeteksi leberadaan virus tersebut sehingga tubuh tidak tahu jika inang telah
terinfeksi. Oleh karena itu system imun memiliki suatu metode yang disebut MHC kelas I
yang bertugas mempresentasikan potongan protein virus, dimana sel T sitotoksik lah
yang mampu mengenali MHC pada sel yang telah terinfeksi. Kemudian proses interaksi
antara sel T dan MHC ini akan memicu sel T memproduksi senyawa untuk membunuh
sel yang terinfeksi virus. Namun, virus memiliki kemampuan yang sangat tinggi sehingga
masih dapat lolos dari pendeteksian sel T contohnya dengan menekan MHC. Jika
keadaan ini terjadi maka tubuh akan memerintah sel NK untuk menargetkan sel yang
terinfeksi virus dengan cara yang sama dengan sel T sitotoksik.
3. Melalui Interferon
Sel inang yang terinfeksi virus akan melepaskan protein yang disebut interferon dan
akan menghambat replikasi virus dalam sel inang. Kemudian interferon ini juga nantinya
akan memberikan sinyal pada sel-sel sehat yang berada disekitar sel-sel yang terinfeksi
tersebut akan keberadaan virus. Kemudian sel-sel yang berada disekitar sel-sel yang
terinfeksi tersebut akan bersiaga meningkatkan MHC kelas 1 pada permukaannya
sehingga dapat diidentifikasi oleh sel T yang akan menarget sel tersebut yang terinfeksi
virus dengan cara yang mirip sel T sitotoksik.

Anda mungkin juga menyukai