Postur Korbrimob Polri
Postur Korbrimob Polri
I. PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
a. Restrukturisasi organisasi Polri sebagai bagian dari program Reformasi Birokrasi Polri merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan, hal itu sejalan dengan Grand
Strategy Polri tahun 2005 – 2025 serta adanya tuntutan dan harapan masyarakat yang terus berkembang. Selain itu, tantangan tugas Polri ke depan diprediksi akan
semakin kompleks dan meningkat sehingga diperlukan langkah-langkah antisipatif agar keberadaan organisasi Polri berikut sumber daya yang mengawakinya senantiasa
dapat mengimbangi setiap perubahan yang terjadi.
b. Keberadaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang merupakan landasan yuridis dan memuat ketentuan - ketentuan
pokok tentang Polri menjadi acuan utama, sehingga kerangka dasar dalam penyusunan restrukturisasi organisasi harus mewadahi jabaran dari Tugas Pokok, Fungsi dan
Peran Polri yang terbagi habis dalam setiap wadah organisasi dari mulai tingkat markas besar sampai dengan satuan wilayah terkecil.
c. Sejalan dengan Restrukturisasi Organisasi Polri, bagian yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu sistem yang terintegrasi (integrated system) yaitu menata
kembali postur kelembagaan Polri yang mencakup tentang Struktur Kemampuan, Struktur kekuatan, Struktur Peralatan dan penggelarannya termasuk kelengkapan materil
atau alat-alat utama kepolisian yang merupakan satu kesatuan antara susunan fungsi , kemampuan / keahlian, personel, perlengkapan dan target pencapaian tujuan
organisasi.
d. Penyusunan Postur Kelembagaan Polri diproyeksikan dengan melandasi pada aspek yuridis, aspek manajerial, dan aspek pendekatan fungsi yang saling mendukung
dikaitkan dengan perkembangan organisasi berikut tantangan tugas yang dihadapi, serta mempertimbangkan pada kenyataan empiris sebagai data awal yang layak untuk
menjadi acuan.
e. Korbrimob Polri yang merupakan bagian integral dari Kepolisian Republik Indonesia sebagai salah satu unsur pelaksana utama pada tingkat Mabes Polri berada dibawah
Kapolri, sedangkan Satbrimob Polda sebagai unsur pelaksana pada tingkat Polda yang berada dibawah Kapolda, bertugas membina kemampuan dan mengerahkan
kekuatan Brimob dalam menanggulangi gangguan Kamtibmas dalam negeri yang berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, Kejahatan Terorganisir senjata Api,
Bom, Bahan Kimia, Biologi dan Radio Aktif guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan tugas – tugas lain yang dibebankan kepadanya.
f. Didalam melaksanakan tugas operasional Korbrimob Polri baik ditingkat Pusat sampai dengan tingkat Daerah disusun dalam Ikatan Kesatuan mulai tingkat Kateam
(Danru), Kanit ( Danton ), Kasubden ( Danki ) dan Kaden sampai dengan tingkat Satuan ( Sat Brimob ).
g. Untuk dapat melaksanakan Tugas pokok , Fungsi dan Peranan Korbrimob Polri beserta jajarannya maka perlu disusun Postur Korbrimob Polri baik Standar Kemampuan,
Strandar Kekuatan dan Standar Peralatan untuk menangulangi gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi
.2. Maksud ..
2
b. Tujuan
Postur Korbrimob Polri ini dibuat sebagai landasan dalam penyusunan Standarisasi Kemampuan, Kekuatan dan Peralatan Korbrimob Polri beserta jajarannya dalam
rangka Penanggulangan Keamanan dalam Negeri berkadar tinggi.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Postur Korbrimob Polri ini meliputi Standar Kemampuan Perorangan, Standar Kemampuan Kesatuan serta Standar Kekuatan dan peralatan Korbrimob Polri
beserta jajaranya dalam rangka menghadapi tugas gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi.
4. Sistematika
a. Pendahuluan
b. Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Korbrimob Polri
c. Standarisasi Kemampuan Perorangan Korbrimob Polri
d. Standarisasi Kemampuan Kesatuan Korbrimob Polri
e. Standarisasi Kekuatan dan Peralatan Satuan Korbrimob Polri
f. Penutup
5. Dasar
a. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Undang – Undang No. 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
c. Undang-undang Republik Indonesia No. 17 / 2007 Tentang Rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
d. Perpres No. 7 / 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.
e. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 360 /VI / 2005 Tanggal 10 Juni 2005 Tentang Grand Strategy Polri Tahun 2005 – 2025.
f. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep / 37 / XII / 2005 Ttg Pokok – pokok penyusunan Buku Pedoman Induk di lingkungan Polri.
g. Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 37 / X / 2008 tanggal 27 Oktober 2008 Tentang Program Akselerasi Transformasi Polri.
h. Peraturan Kapolri No. 3 Tahun 2003 tentang Pedoman Induk Sistem Operasional Kepolisian Indonesia
i. Peraturan Kapolri No. 3 Tahun 2009 tentang Pedoman tindakan bagi anggota Polri dalam penggunaan kekuatan Kepolisian.
j. Peraturan Kapolri No. Pol. : 6 Tahun 2009 tentang Pedoman tindakan bagi anggota Polri dalam penggunaan kekuatan Kepolisian.
k. Hasil Rapim Polri Tanggal 8 – 10 Februari 2010 Tentang Arah Kebijakan Polri Tahun 2010 – 2014.
.l.peraturan ..
3
l. Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2010 tentang tata cara lintas ganti dan cara bertindak dalam penanggulangan Huru-hara
m. Peraturan Kapolri No 11 Tahun 2010 tentang penanganan Penjinakan Bom
6. Tugas Pokok
Melaksanakan dan mengerahkan kekuatan Brimob Polri guna menanggulangi gangguan kamtibmsa berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan berorganisir
bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radiokatif bersama dengan unsur pelaksana operasional kepolisian lainnya guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman
masyarakat diseluruh yuridis NKRI dan tugas tugas lain yang dibebankan padanya.
7. Fungsi
Fungsi Brimob Polri sebagai Satuan pamungkas Polri yang memiliki kemampuan spesifik (Kemampuan dasar Kepolisian, penanggulangan Huru-Hara, Reserse Mobil,
Penyinakan Bom dan Search dan Rescue) Penangulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi dan penyelamatan masyarakat yang didukung personil yang terlatih dan
memiliki kepemimpinan yang solid, peralatan dan perlengkapan dengan teknologi modern.
8. Peranan
Peranan Brimob Polri adalah bersama – sama dengan fungsi Kepolisian lainnya melakukan penindakan terhadap pelaku –
pelaku kejahatan yang berkadar tinggi , utamanya kerusuhan massa, kejahatan yang terorganisir senjata api, bom, Kimia, biologi dan radio aktif guna mewujudkan tertib hukum
serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis NKRI. Peran yang dilaksanakan antara lain :
a. Berperan untuk membantu fungsi kepolisian lainnya.
b. Berperan untuk melengkapi dalam Operasi Kepolisian yang dilaksanakan bersama-sama dengan fungsi Kepolisian lainnya.
c. Berperan untuk Melindungi anggota Kepolisian demikian juga masyarakat yang sedang mendapat ancaman.
d. Berperan untuk Memperkuat fungsi Kepolisian lainnya dalam pelaksanaan tugas Operasi.
e. Berperan untuk Menggantikan tugas Kepolisian pada Satuan Kewilayahan apabila situasi atau sasaran tugas sudah mengarah pada kejahatan yang Berkadar Tinggi.
. sedangkan..
4
Sedangkan untuk kemampuan Pelopor memiliki spesifikasi antara lain : Penanggulangan Huru Hara ( PHH ), Search and Resceu ( SAR ),
Lawan Insurjensi dan Reserse Mobil ( Resmob ).
Dua kemampuan tersebut diatas mengemban tugas-tugas Perpolisian Masyarakat.
Standarisasi Kemampuan Korbrimob Polri beserta jajarannya didesain secara khusus untuk dapat melakukan manuver dengan daya gerak tinggi, cepat, tepat
pada sasaran tugas yang dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menanggulangi ganguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi utamanya kerusuhan massa,
kejahatan terorganisir bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radio aktif guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis
negara kesatuan republik indonesia.
b. Kesamaptaan.
1) Golongan I ( umur 18 – 30 tahun ) Polki / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.809 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 11 Kali ( toleransi 2 tidak sempurna )
c) Push up minimal 42 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 40 kali.
e) Shuttle run 18,00 Detik
f) Renang min 100 meter.
2) Golongan I ( umur 18 – 30 tahun ) Polwan / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.470 meter dalam 12 menit
b) Chinning minimal 60 Kali ( toleransi 12 tidak sempurna )
c) Push up minimal 28 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 40 kali.
e) Shuttle run 20,6 Detik
f) Renang min 100 meter
.3). Golongan …
5
3) Golongan II ( umur 31 – 40 tahun ) Polki / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.597 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 10 Kali ( toleransi 2 tidak sempurna )
c) Push up minimal 25 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 26 kali.
e) Shuttle run 19,3 Detik
f) Renang min 100 meter.
4) Golongan II ( umur 31 – 40 tahun ) Polwan / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.343 meter dalam 12 menit
b) Chinning ( Pull Up ) minimal 58 Kali ( toleransi 10 tidak sempurna )
c) Push up minimal 26 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 37 kali.
e) Shuttle run 21,4 Detik
f) Renang min 100 meter
5) Golongan III ( umur 41 – 50 tahun ) Polki / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.322 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 6 Kali ( toleransi 1 tidak sempurna )
c) Push up minimal 16 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 16 kali.
e) Shuttle run, 21 Detik
f) Renang min 100 meter.
6) Golongan III ( umur 41 – 50 tahun ) Polwan / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.216 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 56 Kali ( toleransi 10 tidak sempurna )
c) Push up minimal 24 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 34 kali.
e) Shuttle run 22,2 Detik
f) Renang min 100 meter
c. Ketrampilan
1) Kemampuan Beladiri minimal Kyu I / sederajat sesuai dengan kecabangan beladiri masing-masing
2) Menembak Klas II baik panjang ( Bahu ) maupun Senjata Pendek ( Genggam )
3) Berenang / Menyelam
4) Terjun Payung (Para Dasar)
1) Moral adalah , Kondis mental seseorang yang mencerminkan dalam penghargaannya terhadap nilai kehidupan yang mengandung makna keterpaduan
pribadi manusia yang didasari oleh kemampuan memilih mana yang benar atau salah. Moral anggota Korbrimob Polri tercermin dari :
a) Malu apabila bertingkah laku Arogan, main pukul dan sombong.
b) Malu apabila tidak tertib dan berperilaku tidak baik di tengah masyarakat.
c) Mewujudkan kehormatan kesatuan dengan perilaku yang open dan korek.
d) Dapat menunjukkan loyalitas keatas , kebawah dan kesamping.
e) Menciptakan situasi aman tertib dan dapat mengayomi masyarakat dlingkungan tempat tinggal.
f) Ramah tamah Kepada masyarakat dan tegas dalam tindakan hukum tanpa membeda – bedakan.
g) Menghindari perbuatan yang dapat menurunkan citra Polri / khususnya Korbrimob Polri.
2) Moril adalah Kondisi mental seseorang yang mengandung semangat untuk menjalankan tugas dan pengorbanan . kejujuran dan kebenaran. Moril anggota
Korbrimob Polri tercermin dari :
a) Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
b) Memiliki Jiwa pengabdian yang tinggi kepada Negara dan memiliki sikap rela berkorban demi Bangsa / Kesatuan dan masyarakat.
c) Pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan dalam melaksnakan tugas.
d) Patriotisme ( Berani, jujur dan loyalitas terhadap kepentingan tugas )
e) Ulet tidak mudah Putus Asa dan tidak mengeluh setiap tugas yang dibebankan padanya.
3) Mental adalah Kondisi jiwa yan g terpantul dalam diri seseorang terhadap situasi yang dihadapi.
Mental anggota Korbrimob Polri tercermin dari :
a) Taqwa , adalah Wujud sikap dan perilaku anggota Brimob Polri yang senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai landasan moral dalam memelihara kerukunan beragama.
b) Sabar , adalah Wujud Sikap dan perilaku anggota Brimob Polri yang senantiasa dilandasi kebesaran hati , tahan Uji dan mampu mengendalikan emosi
dalam mengemban tugasnya dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat .
c) Disiplin , adalah wujud sikap dan perilaku Brimob Polri yang penuh dengan kesadaran untuk selalu patuh serta taat terhadap peraturan , norma dan etika
yang berlaku.
d) Dedikasi , adalah Wujud sikap dan perilaku Brimob Polri yang dilandasi dengan penuh keiklasan dan Kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya
dalam pengabdian kepada kesatuan, masyarakat, bangsa dan negara.
.e) Rajin...
7
b. Kesamaptaan
Untuk mencapai kesamaptaan yang Prima, harus dilakukan latihan secara rutin dan terprogram dengan kegiatan sbb :
1) Pembinaan Fisik
a) Kegiatan Lari
(1) Lari Pagi bersama
(a) Lari pagi bersama dilaksanakan seminggu 2 kali pada hari SELASA dan JUMAT pada Jam 05.30 sampai 07.00. Hari selasa bersenjata
dan hari Jumat tidak bersenjata.
(b) Jarak tempuh minimal 5 Km dan setiap bulan ada peningkatan jarak tempuh.
(c) Danton keatas melakukan pendataan terhadap anggota yang mengikuti lari dan mencatat angggota yang tidak mengikuti lari. Bagi anggota
yang tidak mengikuti lari para Komandan satuan membuat jadwal kegiatan lari susulan.
(d) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan lari menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
(2). Lari …
8
2) Latihan Pull Up
(a) Latihan Pull Up dilakukan secara rutin setelah lari pagi dan lari siang atau selesai Apel Malam ( Bagi pasukan siaga ) sebelum pasukan
dibubarkan.
(b) Latihan Pull Up dilakukan secara rutin pada saat sebelum / sesudah olah raga umum atau pada saat latihan beladiri.
.c. Setiap ..
9
(c) Setiap Pull Up dilakukan 5 sampai dengan 10 kali dan tiap bulan ada peningkatan.
(d) Tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Pull Up yang dilaksanakan.
(e) Hasil kegiatan Pull Up tiap anggota minimal dapat melaksanakan 12 kali ( Standar kesamaptaan B Nilai 70 ) dan dilakukan peningkatan.
(f) Latihan Pull Up dilakukan kesadaran masing – masing anggota dimanapun berada dan bertugas.
(g) Latihan Pull Up dilakukan anggota pada saat melaksanakan BKO Kewilayahan.
.(d). Untuk …
10
(d) Untuk pelaksanaan olahraga sore disesuaikan dengan kelompok jenis kecabangan olah raga masing – masing.
(e) Dukungan ektra fooding untuk kegiatan olah raga umum menggunakan dipa masing-masing kesatuan.
(c)) Sat Brimob yang memiliki 2 Detasemen akan memiliki 2 Team Sepak Bola, 2 Team Bola Volly dan 2 Team Futsal atau
lebih atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap , tenis Meja, Bola Basket dll )
(d)) Setiap Kasat menyusun rencana kegiatan olah raga umum bagi team – team yang telah ditunjuk ( Bola Sepak Bola, Bola
Volley dan Futsal ) atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll )
(e)) Tiap 3 bulan Kasat membuat rencana pertandingan antar Detasemen ( Sepak Bola , Bola Volley maupun Futsal ) atau team
olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll ) yang disusun oleh Kasi Ops dan Kasi Min Sat Brimob ditingkat
Daerah.
(f)) Dari masing – masing anggota Detasemen yang terbaik dibentuk dan disusun team Olah raga Tingkat Sat Brimob (Team
Sepak Bola Den, Team Bola Volley Den, Team Futsa atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll
) Tingkat Detasemen)
(g)) Minimal tiap Sat Brimob memiliki 2 Team atau lebih team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll ) dari
masing masing kecabangan olah raga umum.
(h)) Team Olah raga Sepak Bola, Sepak Volly dan Futsal ditingkat Daerah dapat dijadikan team Inti Polda masing – masing.
4). Route ..
12
4) Route Speedmarch / Hiking/Cross Country tidak mengganggu kepentingan masyarakat umum (arus lalulintas, pusat keramaian) dan tidak
membahayakan keselamatan anggota
5) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan speedmarch / hiking menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
2) Pembinaan Ketrampilan
Salah satu pembinaan Ketrampilan dapat dilakukan dengan membuat Rengiat Pembinaan Ketrampilan antara lain :
a) Latihan Beladiri
(1) Kegiatan Beladiri dilaksanakan setiap minggu 2 kali, pada hari Selasa dan Jumat setelah olah raga pagi dimulai dari Jam 09.00 s / d 11.30
(2) Untuk jenis kecabangan Beladiri sesuai dengan kecabangan Beladiri masing – masing kesatuan yang dilaksanakan oleh Sat – Sat Brimob baik
tingkat pusat maupun daerah
(3) Setiap 3 bulan s / d 6 bulan dilaksanakan ujian kenaikan tingkat , tiap anggota minimal memiliki kemampuan beladiri Q1 ( Sesuai dengan
kecabangan masing –masing / atau sederjat dengan K YU I )
(4) Tiap – tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Beladiri yang dilaksanakan.
(5) Setiap unsur pimpinan membuat rencana latihan beladiri dan melaporkan hasil ujian Bela diri yang telah dilaksanakan kepada Kakorbrimob
sebagai bahan evaluasi.
(6) Komandan Regu sampai Kaden dapat menyusun kegiatan Beladiri pada saat anggota melaksankan BKO ( Apabila tidak ada kegiatan Operasional
) dan setiap anggota secara kesadaran melaksanakan latihan beladiri dimanapun berada dan bertugas
(7) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan Beladiri menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
b) Latihan Renang
(1) Kegiatan Renang dilaksanakan setiap dua minggu sekali , yang direncakan oleh masing – masing Sat Brimob baik tingkat pusat maupun Daerah
dimulai dari Jam 08.00 sampai selesai ( Jadwal Perkompi / Subden agar dilaporkan ke Kakorbrimob )
(2) Tiap anggota minimal dapat berenang 100 Meter dengan gaya Renang masing masing anggota.
(3) Setiap 3 bulan dilaksanakan ujian renang sesuai dengan gaya Renang masing – masing anggota dan dilanjutkan dengan renang pertolongan
perorangan.
(4) Tiap – tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Renang yang dilaksanakan.
(5) Latihan Renang dapat dilakukan pada saat melaksanakan BKO di kewilayahan (apabila tidak ada kegiatan operasional dan dekat dengan Kolam
renang) dan adanya kesadaran masing- masing anggota untuk berenang dimanapun berada dan bertugas.
(6) Komandan Regu sampai Kaden dapat menyusun kegiatan Renang pada saat anggota melaksankan BKO ( Apabila tidak ada kegiatan
Operasional , dan dekat dengan kolam renang )
(7) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan Beladiri menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
(8) Pembentukan Olah raga Renang ditingkat Kompi, Detasemen dan Sat Brimob pada tingkat Pusat dan Daerah sebagai berikut :
(a) Tingkat …
13
c) Latihan ...
14
c) Latihan Selam
(1) Bagi anggota yang telah mahir berenang , para Dan Kie keatas dapat membuat Program latihan peningkatan kemampuan anggota dibidang
selam dan diusahakan memiliki ijasah selam untuk menambah tunjangan kemampuan.
(2) Para Dan Kie keatas menginventarisir anggota yang memiliki kemampuan renang ( yang sudah mahir ) dapat ditingkatkan dan dikembangkan
menjadi kemampuan menyelam dikesatuan masing – masing dengan kerja sama dengan Instansi samping baik TNI AL maupun dengan
perkumpulan selam didaerah masing – masing.
(3) Para Dan Kie keatas dapat membentuk perkumpulan menyelam dikesatuan masing – masing dan mengikut sertakan anggota untuk mengikuti
pertandingan – pertandingan mennyelam baik tingkat Nasional maupun Internasional.
(4) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan menyelam menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
(5) Pembentukan Olah raga menyelam
(a) Tingkat Kompi
(1)) Tiap Kompi mempunyai 1 team menyelam
(2)) Setiap Dan Kie menyusun rencana kegiatan olah raga menyelam
(3)) Tiap bulan Dankie menyarankan ke Kaden untuk lomba menyelam antar Kompi.
(4) Dari masing – masing Anggota Detasemen yang terbaik dibentuk dan disusun team menyelam tingkat Sat Brimob Minimal tiap Sat
memiliki 2 team meyelam
(5) Team menyelam ditingkat Sat Brimob Daerah dapat dijadikan team inti Polda masing – masing.
.(3). Setiap …
18
(3) Setiap Dan Kie keatas agar membuat jadwal kegiatan latihan bongkar dan pasang senjata dan pengenalan jenis – jenis Amunisi.
(4) Dukungan ektra fooding untuk kegiatan bongkar pasang senjata dapat dijadikan satu dengan kegiatan latihan menembak.
.pimpinan ...
19
pimpinannya terhadap organisasinya. Jiwa korsa merupakan kondisi atau jiwa organisasi secara totalitas, mulai dari anggota sampai dengan unsur pimpinan,
sedangkan moral merupakan kondisi atau jiwa perseorangan. Untuk itu antara moral dan jiwa korsa mempunyai hubungan pengaruh yang timbal balik dalam
suatu organisasi yang tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Apabila ada ketidakpuasan pada kesatuan, maka jiwa korsa dapat memadamkan ketidakpuasan
tersebut. Ciri-ciri jiwa korsa yang baik adalah :
a) Selalu menjaga kekompakan dan kesetiakawanan mulai dari bawahan sampai dengan unsur pimpinan.
b) Selalu menjaga nama baik Institusi / Lembaga dari cercaan / hinaan baik dari dalam maupun dari luar.
c) Meningkatkan kerja sama untuk kemajuan institusi / Lembaga
d) Antusiasme dan rasa kebanggaan setiap individu atau kelompok dalam organisasinya.
e) Memiliki Reputasi yang baik terhadap organisasi yang lain.
f) Semangat persaingan secara sehat dan bermutu.
g) Adanya kemauan individu/kelompok untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
h) Semangat dan Kebanggaan terhadap organisasinya dan kesediaan individu/golongan untuk saling bahu-membahu untuk kemajuan organisasinya.
Jiwa korsa dapat ditumbuhkembangkan dan dipelihara melalui pembinaan tradisi kesatuan seperti : pembinaan nilai-nilai kejuangan, pembinaan rohani dan
mental, pembinaan fisik / olah raga bersama, upacara-upacara yang dapat menumbuhkan nilai-nilai kejuangan, menetapkan motto, semboyan atau slogan
kesatuan dan lagu-lagu kejuangan, pemberian reward dan punishment dan lain-lain. Untuk membangun Jiwa Korsa institusi Polri harus tertanam nilai-nilai yang
terkandung didalamnya antara lain :
(c) Tidak melakukan tindakan-tindakan yang bermotif mencari keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung dapat merugikan kepentingan Negara.
(d) Tidak memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kewenangan sebagai aparat
kepolisian.
(e) Tidak menjadi pelindung (backing) perjudian, tempat maksiat, atau tempat-tempat hiburan.
(f) Tidak menjadi penagih piutang (debt collector) atau pelindung orang yang mempunyai utang.
(g) Tidak menjadi perantara / makelar perkara.
(h) Tidak menelantarkan keluarga.
(2) Dalam rangka pelaksanaan tugas sebagai anggota Polri, beberapa masalah disiplin diantaranya :
(a) Tidak membocorkan rahasia operasi kepolisian.
(b) Tidak meninggalkan wilayah tugas atau kesatuan tanpa ijin (mangkir).
(c) Tidak menghindari tanggung jawab kedinasan.
(d) Tidak menyalahgunakan fasilitas kedinasan untuk kepentingan pribadi.
(e) Tidak memihak, mempengaruhi, atau memanipulasi perkara, dan atau membuat opini negatif atas rekan kerja, pimpinan, atau kesatuan.
(f) Tidak melakukan upaya paksa diluar kewenangannya.
(g) Tidak menyalahgunakan wewenang dan atau bertindak sewenang-wenang.
(h) Tidak memasuki tempat-tempat terlarang, kecuali dalam rangka penugasan.
(i) Tidak melakukan pungutan tidak sah untuk kepentingan pribadi
(j) Tidak memakai perhiasan secara berlebihan pada saat berpakaian dinas.
b) Memiliki Loyalitas.
Loyalitas adalah kualitas kesetiaan kepada Negara, bangsa dan tanah air, organisasi, antara atasan dan bawahan maupun dengan sesama. Setiap
tindakan anggota organisasi harus mencerminkan sikap loyalitas terhadap organisasi dan perintah atasan, serta jangan sampai mengkhianati
organisasinya / membicarakan masalah organisasi di luar lingkungan sendiri. Didalam organisasi manapun yang terstruktur dari tingkat atas sampai
dengan tingkat bawah didalamnya ada hirarki berdasarkan struktur jabatan / kepangkatan secara bertingkat / berjenjang. Demikian terhadap organisasi
Korbrimob Polri yang terstruktur dari tingkat pusat sampai dengan daerah yang didalam pelaksanaan tugasnya diatur dengan ketentuan-ketentuan yang
mengikat agar organisasi berjalan dengan solid.
c) Memiliki Integritas.
Integritas adalah kekuatan berpikir dengan keteguhan watak yang sehat dengan kebiasaan yang menghasilkan produktivitas yang dilandasi dengan
kekuatan moral untuk bersikap dan berperilaku yang mampu memberikan keteladanan, suka akan kebenaran, kejujuran, ketulusan hati, dan perasaan
halus untuk mempengaruhi orang lain dalam melakukan perbuatan proses berpikir yang benar. Untuk membangun integritas, dimulai dari diri sendiri
.yang ...
21
yang menunjukkan keteladanan secara konsisten untuk mempengaruhi orang lain / memberikan dorongan motivasi untuk membangun integritas
kelompok / organisasi, dengan kata lain untuk menumbuhkembangkan integrias kelompok / organisasi dengan cara :
(1) Menumbuhkembangkan kepercayaan dan keyakinan dengan merubah kesadaran individu untuk merubah yang lebih baik.
(2) Saling menghormati dan menghargai orang lain.
(3) Memiliki kemampuan dalam kedewasaan rohani, sosial dan intelektual.
Untuk membangun integritas pada organisasi sangat tergantung pada seberapa besar Jiwa Korsa / Esprit de corps / Loyalitas setiap Individu /
Kelompok terhadap semangat dan kebersamaan untuk membangun profesi yang dijalankan secara Profesional. Dalam membangun integritas di
lingkungan Polri baik secara individu maupun organisasi , ada 5 (lima) hal yang penting yang harus diwujudkan pada setiap level tingkatan yaitu :
(a) Integritas moral
(1)) Berlaku jujur dan bertindak benar terhadap diri pribadi pada setiap saat dan dimanapun berada dan bertugas.
(2)) Semua pernyataan hendaknya tepat dan dapat dipercaya, baik resmi maupun tidak resmi.
(3)) Bertahanlah pada suatu pendapat yang diyakini dan benar.
(4)) Dalam setiap masalah, tempatkanlah kejujuran tugas dan prinsip-prinsip moral di atas segalanya.
b. Tingkat Daerah
Untuk ditingkat Daerah ( Sat Brimob Polda ) ada 2 Kesatuan Operasional yaitu Detasemen Gegana dan Detasemen Pelopor, besaran kekuatan Detasemen Pelopor
ditingkat Daerah disesuaikan dengan Struktur Organisasi dari masing – masing Sat Brimob Polda
(e). Resmob …
23
3) Gegana
a) Lingkup kemampuan yang dimiliki :
(1) Kemampuan Dasar
(a) SAR
(b) Resintelmob
(2) Kemampuan Khusus
(a) Jibom
(b) Wanteror
(c) KBR
(d) Anti anarkis
(e) Insurjensi
b) Tanda kualifikasi Brevet Gegana
4) Instruktur
a) Lingkup kemampuan yang dimiliki :
(1) Kemampuan Dasar
(a) Beladiri
(b) Menembak
(c) Membuat skenario latihan
(d) Membuat desain latihan
(e) Menyusun Hanjar dan kurikulum
(f) Membuat laporan bidang pelatihan
(g) Menguasai perkap Brimob
(h) Menguasai Undang – undang yang berkaitan dengan tugas-tugas Korbrimob Polri
(i) Menyusun SOP
(j) Melakukan pengujian dan pengembangan kemampuan, peralatan dan pilun.
(2) Kemampuan Khusus
(a) Kemampuan untuk memberikan pelatihan kemampuan Korbrimob Polri ( PHH, SAR, Jibom, Wanteror,
GAG/Insurjensi, Resmob, KBR dan Anti Anarkis serta KLBM )
(b). Memiliki …
24
(2). SAR …
25
(2) SAR
Pembinaan kemampuan SAR diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan SAR yang meliputi :
(1)) Dasar navigasi (darat, laut)
(2)) Prosedur operasi SAR.
(3)) Pengetahuan penjejakan.
(4)) Pengetahuan menyelam.
(5)) Pertolongan terhadap korban / PPPK.
(6)) Terjun payung Statik dan Freel fall
(b) Memiliki dan meningkatkan Ketrampilan SAR meliputi :
(1)) Lintas medan berat.
(2)) Mountaineering – repelling.
(3)) Berenang, menyelam dan pertolongan di air.
(4)) Tehnik survival dan berbivak.
(5)) Pioner / tali menali.
(6)) Pertolongan pertama bagi korban.
(7)) Ilmu Medan Peta Kompas
(8)) Komunikasi lapangan dengan isyarat ataupun alat komlek.
(9)) Kemampuan membuat Helli Pad.
(c) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan menggunakan peralatan SAR meliputi :
(1)) Peralatan navigasi.
(2)) Peralatan Observasi (teropong).
(3)) Peralatan lintas medan berat, mountaineering, repelling.
(4)) Peralatan selam.
(5)) Peralatan terjun payung.
(6)) Peralatan komunikasi lapangan.
(7)) Peralatan pioner.
(8)) Peralatan pertolongan pertama.
(9)) Peralatan survival perorangan.
(10)) Pesawat ringan dan para motor.
(11)) Ranmor khusus SAR (Rubber Boat, dll)
(12)) Unit Ambulance
.(3) Resmob …
26
(3) Resmob
Pembinaan kemampuan Resmob diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Resmob meliputi :
(1)) Pengetahuan Hukum.
(2)) Dasar-dasar penyelidikan lapangan.
(3)) Prosedur penyidikan terbatas menurut ketentuan hukum yang berlaku.
(4)) Penggunaan berbagai jenis peralatan untuk tugas penyelidikan dan penyidikan.
(5)) Modus operandi kejahatan berkadar tinggi.
(b) Memiliki dan meningkatkan Keterampilan Resmob meliputi :
(1)) Beladiri.
(2)) Tehnik pengolahan TKP.
(3)) Mengemudi.
(4)) Komunikasi eletronika.
(5)) Teknologi informasi.
(6)) Patroli tempur.
(7)) Taktik & tehnik penyerangan.
(8)) Hadang anti hadang.
(9)) Taktik dan tehnik dalam pertahanan/ pengepungan/penyergapan/penggerebekan.
(10)) Taktik & tehnik sweeping.
(11)) Tembak reaksi.
(12)) Pengamanan konvoi.
(13)) Tehnik pemeriksaan tersangka, saksi dan upaya paksa.
(14)) Tehnik wawancara, survilance, under-cover dan observasi.
(c) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan peralatan meliputi :
(1)) Peralatan untuk melaksanakan penyelidikan secara tertutup maupun terbuka.
(2)) Ranmor roda dua atau roda empat.
(3)) Senjata api genggam atau senjata otomatik standar Resmob.
(4)) Peralatan untuk observasi malam hari.
(5)) Peralatan identifikasi dan dokumentasi.
(6)) Rompi anti peluru level IV.
(7)) Helem cevlar anti peluru.
(8)) Borgol, senter.
(9)) Notebook.
(10)) GPS …
27
2) Gegana …
28
3) Gegana
a) Jibom
(1) Pembinaan kemampuan Jibom diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Jibom tentang :
(1)) Kemampuan deteksi dan sterilisasi area.
(2)) Mengidentifikasi handak.
(3)) Menjinakkan bom.
(4)) Mengevakuasi bom.
(5)) Pengolahan TKP
(6)) TPTKP Kasus Bom.
(7)) Ketrampilan memusnahkan (disposal) bom.
(b) Memiliki dan meningkatkan kemampuan penggunaan alut dan alsus Jibom :
(1)) Alsus Deteksi
(2)) Alsus Proteksi
(3)) Alsus Penjinak
(4)) Alsus Pendukung
(c) Memiliki dan meningkatkan keterampilan peralatan Jibom meliputi :
(1)) Peralatan pelindung tubuh, meliputi EOD Seek And Search suit, EOD suit MK II, EOD shield, dan peralatan lain yang sesuai.
(2)) Peralatan pendeteksi bom secara fisik, kimia dan penyinaran X - Ray.
(3)) Peralatan penjinakan bom dengan disrupter atau peralatan lain yg lebih efektif, cepat dan aman.
(4)) Peralatan evakuasi bom, dgn bom trailer dan rantis lapis baja.
(5)) Peralatan penyidik kasus bom.
(6)) Paralatan medis untuk pertolongan pertama.
(7)) Disposal.
(8)) Ground Support Equipment.
(2) Sasaran penugasan Jibom diarahkan untuk :
Ancaman bom serta bahan kimia yang menimbulkan bahaya langsung maupun tidak langsung
(3) Cara bertindak
(a) Prosedur Sterilisasi
(1)) Melakukan persiapan dan pembagian tugas.
(2)) Melakukan pemeriksaan lokasi scr berurutan sesuai rencana.
(3)) Periksa setiap benda di lokasi baik yang mencurigakan, benda berongga dan semua kabel serta tombol elektronik.
(4)) Periksa setiap kendaraan yang digunakan VVIP dgn cermat.
(5)). Lakukan…
29
(4)). Kemampuan …
30
(4)) Kemampuan menggunakan peralatan modern yang ada hubungannya dengan Wanteror : Avioschope, endoscope dan penyadap.
(5)) Kemampuan menggunakan Senjata Utama dan cadangan
(6)) Kemampuan menggunakan peralatan Unit Wanteror
c) Resintelmob
Pembinaan kemampuan Resintelmob diarahkan untuk :
(1) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Resintelmob meliputi :
(a) Pengetahuan Hukum.
(b) Dasar-dasar penyelidikan lapangan.
(c) Prosedur penyidikan terbatas menurut ketentuan hukum yang berlaku.
(d) Penggunaan berbagai jenis peralatan untuk tugas penyelidikan dan penyidikan.
(e) Modus operandi kejahatan berkadar tinggi.
(2) Memiliki dan meningkatkan Keterampilan Resintelmob meliputi :
(a) Beladiri.
(b) Tehnik pengolahan TKP.
(c) Mengemudi.
(d) Komunikasi eletronika.
(e) Teknologi informasi.
(f) Patroli tempur.
(g) GLG ( Gerilya Lawan Gerilya ).
(h) Taktik & tehnik penyerangan.
(i) Hadang anti hadang.
(j) Taktik dan tehnik dalam pertahanan / pengepungan / penyergapan / penggerebekan.
(k) Taktik & tehnik sweeping.
(l) Tembak reaksi.
(m) Pengamanan konvoi.
(n) Tehnik pemeriksaan tersangka, saksi dan upaya paksa.
(o) Tehnik wawancara, survilance, under-cover dan observasi.
(3) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan peralatan meliputi :
(a) Peralatan untuk melaksanakan penyelidikan secara tertutup maupun terbuka.
(b) Kendaraan bermotor roda dua atau roda empat.
(c) Senjata api genggam atau senjata otomatik standar Resintelmob.
(d) Peralatan untuk observasi malam hari.
(e) Peralatan identifikasi dan dokumentasi.
(f). Rompi …
31
(c) Menjinakan …
32
(g) Pengepungan ..
33
f) Insurjensi
Pembinaan kemampuan lawan Insurjensi meliputi:
(1) Dasar penyerangan
(2) Dasar Pertahanan
(3) Hadang Anti Hadang
(4) Gerakan Pendiper
(5) Pengepungan
(6) Penyusuran sungai
(7) Perembesan
(8) Pioner
(9) Taktik satuan kecil
(10) Mencari dan menghilangkan jejak.
(11) Ilmu medan peta kompas / GPS.
(12) Komunikasi eletronika.
(13) Teknologi informasi.
(14) Survival
(15) Refling hell / jump hell dan bomb jump
(16) Mountenering / evakuasi medis
(17) Serangan kilat/RAID di hutan, gunung, desa dan pantai
(18) Morse / sandi
(19) Escape
(20) Penculikan dan pembebasan
(21) Pengintaian.
(22) Patroli …
34
(d) Mobil …
37
b. Search …
38
(2)) Survival …
39
(14))Peralatan …
40
(4)) Senter …
41
(6)) Teropong …
42
(9) Pengetahuan …
43
(19) Tang ..
44
(e) Under …
45
(d) handycam …
46
(3) Kepala …
47
b) Amunisi
(1) Amunisi yang digunakan sesuai dengan standar organik Polri.
(2) Amunisi Senpi Bahu menggunakan tiga magasen dengan rincian sebagai berikut :
(a) Magasen pertama langsung terpasang di senjata berisi 3 butir peluru hampa di bagian atas dan 25 butir peluru karet dibawahnya.
(b) Magasen kedua tersimpan di dalam tas magasen berisi 30 butir peluru tajam.
(c) Magasen ketiga tersimpan di dalam tas magasen berisi 30 butir peluru tajam.
c) Peralatan :
(1) Penyelidikan
(a) Perorangan
(1)) Pakaian Sipil
(2)) Kamera Digital
(3)) Tape Recorder
(4)) Alat Komunikasi
(5)) Kaca-mata hitam
(b) Satuan
(1)) Kendaraan Bermotor
(2)) Komputer
(3)) Kamera Digital
(4)) Tape Recorder dan Alat Penyadap
(2) Penyelidikan …
48
(2) Penyelidikan
a) Perorangan
(1)) Rompi anti peluru / Body vest
(2)) Helm Anti Peluru
(3)) HT/ Fox / Hp
(4)) Borgol
(5)) Sarung tangan
(6)) Kaca-mata hitam
b) Satuan
(1)) Rompi anti peluru / Body vest
(2)) Helm Anti Peluru
(3)) HT/ Fox / Hp
(4)) Borgol
(5)) Sarung tangan
(6)) Kaca-mata hitam
e. Lawan Teror
1) Susunan kekuatan Unit Lawan Teror Brimob Polri
a) Kekuatan 1 (satu) Unit Lawan Teror berjumlah 12 orang terdiri dari :
(1) Ka Unit : 1 orang
(2) Inspektur Unit : 1 orang
(3) Tim Penetrasi : 4 orang
(4) Breacher / Pendobrak : 2 orang
(5) Penembak Tepat / Sharp Shooter : 2 orang
(6) Pembantu Penembak Tepat : 2 orang
b) Tingkat Sub Detasemen dengan kekuatan 38 personel yang terdiri dari :
(1) Kelompok Komando : 2 orang
(a) Ka Subden : 1 orang
(b) Inspektur administrasi : 1 orang
(2) 3 unit Lawan Teror : 36 orang
2) Standarisasi Peralatan
a) Peralatan Perorangan :
(1) Helm kevlar : 1 Perorang
(2) Masker gas : 1 Perorang
(4) Tabungan …
50
(b) Alat …
51
(3) Spesialis …
52
b) 1 Subden KBR terdiri dari 3 unit berjumlah 48 orang dan diorganisasikan dengan sususan sebagai berikut :
(1) Kasubden : 1 orang
(2) Pamin : 1 orang
(3) Bamin : 1 orang
(4) Unit 1 : 15 orang
(5) Unit 2 : 15 orang
(6) Unit 3 : 15 orang
2) Susunan Peralatan
a) Peralatan Perorangan Unit KBR Gegana
Peralatan perorangan ini terdiri dari:
(1) Kotak Alat : 1 Buah
(2) Ikat Pinggang : 1 Buah
(3) Crimper : 1 Buah
(4) Kantong alat : 1 Buah
(5) Lampu senter : 1 Unit
(6) Pahat, Kayu, ¼", ½ “ : 1 Set
(7) Benang Nilon , Gulungan 500' : 1 Rol
(8) Mata Kail, #5/0 : 2 Set
(9) Mata Kail, #10/0 : 2 Set
(10) Pasak, 4 ukuran 1/16, 1/8, 3/32 : 2 Set
(11) Penutup Telinga, dengan kotak : 1 Unit
(12) Kotak pelindung Detonator : 1 Buah
(13) Buku catatan (memo) : 1 Buah
(14) Tali Nilon : 1 Rol
(15) Isolatif plastik hitam : 1 Rol
(16) Isolatif …
53
(f) Sepatu …
54
(g) Kursi …
55
(6) Kelompok …
56
(l) Kelompok …
57
f) Kelompok …
58
VI. PENUTUP
13. Demikian naskah ini dibuat untuk mewujudkan Postur Korps Brimob Polri yang profesional, mahir, bermoral dan mandiri untuk dapat menanggulangi gangguan keamanan
dalam negeri berkadar tinggi. Disamping itu dengan kemampuan yang dimiliki baik perorangan maupun Kesatuan serta penggelaran kekuatan dan peralatan akan
meningkatkan pelayanan prima pada fungsi Brimob kepada masyarakat untuk menangani gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi.