Anda di halaman 1dari 58

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


KORPS BRIMOB

POSTUR KORBRIMOB POLRI

I. PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

a. Restrukturisasi organisasi Polri sebagai bagian dari program Reformasi Birokrasi Polri merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan, hal itu sejalan dengan Grand
Strategy Polri tahun 2005 – 2025 serta adanya tuntutan dan harapan masyarakat yang terus berkembang. Selain itu, tantangan tugas Polri ke depan diprediksi akan
semakin kompleks dan meningkat sehingga diperlukan langkah-langkah antisipatif agar keberadaan organisasi Polri berikut sumber daya yang mengawakinya senantiasa
dapat mengimbangi setiap perubahan yang terjadi.
b. Keberadaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang merupakan landasan yuridis dan memuat ketentuan - ketentuan
pokok tentang Polri menjadi acuan utama, sehingga kerangka dasar dalam penyusunan restrukturisasi organisasi harus mewadahi jabaran dari Tugas Pokok, Fungsi dan
Peran Polri yang terbagi habis dalam setiap wadah organisasi dari mulai tingkat markas besar sampai dengan satuan wilayah terkecil.
c. Sejalan dengan Restrukturisasi Organisasi Polri, bagian yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu sistem yang terintegrasi (integrated system) yaitu menata
kembali postur kelembagaan Polri yang mencakup tentang Struktur Kemampuan, Struktur kekuatan, Struktur Peralatan dan penggelarannya termasuk kelengkapan materil
atau alat-alat utama kepolisian yang merupakan satu kesatuan antara susunan fungsi , kemampuan / keahlian, personel, perlengkapan dan target pencapaian tujuan
organisasi.
d. Penyusunan Postur Kelembagaan Polri diproyeksikan dengan melandasi pada aspek yuridis, aspek manajerial, dan aspek pendekatan fungsi yang saling mendukung
dikaitkan dengan perkembangan organisasi berikut tantangan tugas yang dihadapi, serta mempertimbangkan pada kenyataan empiris sebagai data awal yang layak untuk
menjadi acuan.
e. Korbrimob Polri yang merupakan bagian integral dari Kepolisian Republik Indonesia sebagai salah satu unsur pelaksana utama pada tingkat Mabes Polri berada dibawah
Kapolri, sedangkan Satbrimob Polda sebagai unsur pelaksana pada tingkat Polda yang berada dibawah Kapolda, bertugas membina kemampuan dan mengerahkan
kekuatan Brimob dalam menanggulangi gangguan Kamtibmas dalam negeri yang berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, Kejahatan Terorganisir senjata Api,
Bom, Bahan Kimia, Biologi dan Radio Aktif guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan tugas – tugas lain yang dibebankan kepadanya.
f. Didalam melaksanakan tugas operasional Korbrimob Polri baik ditingkat Pusat sampai dengan tingkat Daerah disusun dalam Ikatan Kesatuan mulai tingkat Kateam
(Danru), Kanit ( Danton ), Kasubden ( Danki ) dan Kaden sampai dengan tingkat Satuan ( Sat Brimob ).
g. Untuk dapat melaksanakan Tugas pokok , Fungsi dan Peranan Korbrimob Polri beserta jajarannya maka perlu disusun Postur Korbrimob Polri baik Standar Kemampuan,
Strandar Kekuatan dan Standar Peralatan untuk menangulangi gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi

.2. Maksud ..
2

2. Maksud dan tujuan


a. Maksud
Postur Korbrimob Polri ini dibuat untuk menyamakan persepsi dan pola pembinaan dan penggunaan kekuatan Korbrimob Polri baik ditingkat Pusat dan Daerah dalam
rangka menanggulangi Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi.

b. Tujuan
Postur Korbrimob Polri ini dibuat sebagai landasan dalam penyusunan Standarisasi Kemampuan, Kekuatan dan Peralatan Korbrimob Polri beserta jajarannya dalam
rangka Penanggulangan Keamanan dalam Negeri berkadar tinggi.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Postur Korbrimob Polri ini meliputi Standar Kemampuan Perorangan, Standar Kemampuan Kesatuan serta Standar Kekuatan dan peralatan Korbrimob Polri
beserta jajaranya dalam rangka menghadapi tugas gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi.

4. Sistematika
a. Pendahuluan
b. Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Korbrimob Polri
c. Standarisasi Kemampuan Perorangan Korbrimob Polri
d. Standarisasi Kemampuan Kesatuan Korbrimob Polri
e. Standarisasi Kekuatan dan Peralatan Satuan Korbrimob Polri
f. Penutup

5. Dasar
a. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Undang – Undang No. 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
c. Undang-undang Republik Indonesia No. 17 / 2007 Tentang Rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
d. Perpres No. 7 / 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.
e. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 360 /VI / 2005 Tanggal 10 Juni 2005 Tentang Grand Strategy Polri Tahun 2005 – 2025.
f. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep / 37 / XII / 2005 Ttg Pokok – pokok penyusunan Buku Pedoman Induk di lingkungan Polri.
g. Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 37 / X / 2008 tanggal 27 Oktober 2008 Tentang Program Akselerasi Transformasi Polri.
h. Peraturan Kapolri No. 3 Tahun 2003 tentang Pedoman Induk Sistem Operasional Kepolisian Indonesia
i. Peraturan Kapolri No. 3 Tahun 2009 tentang Pedoman tindakan bagi anggota Polri dalam penggunaan kekuatan Kepolisian.
j. Peraturan Kapolri No. Pol. : 6 Tahun 2009 tentang Pedoman tindakan bagi anggota Polri dalam penggunaan kekuatan Kepolisian.
k. Hasil Rapim Polri Tanggal 8 – 10 Februari 2010 Tentang Arah Kebijakan Polri Tahun 2010 – 2014.

.l.peraturan ..
3

l. Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2010 tentang tata cara lintas ganti dan cara bertindak dalam penanggulangan Huru-hara
m. Peraturan Kapolri No 11 Tahun 2010 tentang penanganan Penjinakan Bom

II. TUGAS POKOK , FUNGSI DAN PERANAN KORBRIMOB POLRI

6. Tugas Pokok
Melaksanakan dan mengerahkan kekuatan Brimob Polri guna menanggulangi gangguan kamtibmsa berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan berorganisir
bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radiokatif bersama dengan unsur pelaksana operasional kepolisian lainnya guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman
masyarakat diseluruh yuridis NKRI dan tugas tugas lain yang dibebankan padanya.

7. Fungsi
Fungsi Brimob Polri sebagai Satuan pamungkas Polri yang memiliki kemampuan spesifik (Kemampuan dasar Kepolisian, penanggulangan Huru-Hara, Reserse Mobil,
Penyinakan Bom dan Search dan Rescue) Penangulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi dan penyelamatan masyarakat yang didukung personil yang terlatih dan
memiliki kepemimpinan yang solid, peralatan dan perlengkapan dengan teknologi modern.

8. Peranan
Peranan Brimob Polri adalah bersama – sama dengan fungsi Kepolisian lainnya melakukan penindakan terhadap pelaku –
pelaku kejahatan yang berkadar tinggi , utamanya kerusuhan massa, kejahatan yang terorganisir senjata api, bom, Kimia, biologi dan radio aktif guna mewujudkan tertib hukum
serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis NKRI. Peran yang dilaksanakan antara lain :
a. Berperan untuk membantu fungsi kepolisian lainnya.
b. Berperan untuk melengkapi dalam Operasi Kepolisian yang dilaksanakan bersama-sama dengan fungsi Kepolisian lainnya.
c. Berperan untuk Melindungi anggota Kepolisian demikian juga masyarakat yang sedang mendapat ancaman.
d. Berperan untuk Memperkuat fungsi Kepolisian lainnya dalam pelaksanaan tugas Operasi.
e. Berperan untuk Menggantikan tugas Kepolisian pada Satuan Kewilayahan apabila situasi atau sasaran tugas sudah mengarah pada kejahatan yang Berkadar Tinggi.

III. STANDARISASI KEMAMPUAN PERORANGAN KORBRIMOB POLRI


Berdasarkan Struktur Organisasi Korbrimob Polri baik tingkat Pusat sampai dengan tingkat Daerah pada tataran Operasional memiliki 2 Kemampuan dan Kesatuan yaitu :
Kemampuan Gegana dan Kemampuan Pelopor yang masing-masing kemampuan tersebut, memiliki spesifikasi yang berbeda sesuai dengan ancaman tugas yang dihadapi.
Untuk kemampuan Gegana memiliki spesifikasi antara lain : Penjinakan bom ( Jibom ), Perlawanan Teror ( Wanteror ), Reserse Intelejen
Mobil ( Resintelmob ), Search and Resceu ( SAR ), Penanganan bahaya Kimia Biologi Radioaktif ( KBR ), penanggulangan pelaku
anarkis dan Lawan Insurjensi.

. sedangkan..
4

Sedangkan untuk kemampuan Pelopor memiliki spesifikasi antara lain : Penanggulangan Huru Hara ( PHH ), Search and Resceu ( SAR ),
Lawan Insurjensi dan Reserse Mobil ( Resmob ).
Dua kemampuan tersebut diatas mengemban tugas-tugas Perpolisian Masyarakat.
Standarisasi Kemampuan Korbrimob Polri beserta jajarannya didesain secara khusus untuk dapat melakukan manuver dengan daya gerak tinggi, cepat, tepat
pada sasaran tugas yang dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menanggulangi ganguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi utamanya kerusuhan massa,
kejahatan terorganisir bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radio aktif guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis
negara kesatuan republik indonesia.

9. Standarisasi Kemampuan Perorangan


a. Kesehatan.
1) Nilai Standar kesehatan anggota pada Stakes I atau II setiap pemeriksaan kesehatan secara intensif yang disesuaikan dengan golongan umur.
2) Mempunyai daya tahan diatas rata - rata.
3) Kesamaptaan Jasmani dengan nilai standar 70.
4) Lulus test kejiwaan.
5) Lulus Psikotes Standar
6) Bebas dari narkoba

b. Kesamaptaan.
1) Golongan I ( umur 18 – 30 tahun ) Polki / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.809 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 11 Kali ( toleransi 2 tidak sempurna )
c) Push up minimal 42 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 40 kali.
e) Shuttle run 18,00 Detik
f) Renang min 100 meter.

2) Golongan I ( umur 18 – 30 tahun ) Polwan / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.470 meter dalam 12 menit
b) Chinning minimal 60 Kali ( toleransi 12 tidak sempurna )
c) Push up minimal 28 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 40 kali.
e) Shuttle run 20,6 Detik
f) Renang min 100 meter

.3). Golongan …
5

3) Golongan II ( umur 31 – 40 tahun ) Polki / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.597 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 10 Kali ( toleransi 2 tidak sempurna )
c) Push up minimal 25 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 26 kali.
e) Shuttle run 19,3 Detik
f) Renang min 100 meter.

4) Golongan II ( umur 31 – 40 tahun ) Polwan / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.343 meter dalam 12 menit
b) Chinning ( Pull Up ) minimal 58 Kali ( toleransi 10 tidak sempurna )
c) Push up minimal 26 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 37 kali.
e) Shuttle run 21,4 Detik
f) Renang min 100 meter
5) Golongan III ( umur 41 – 50 tahun ) Polki / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.322 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 6 Kali ( toleransi 1 tidak sempurna )
c) Push up minimal 16 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 16 kali.
e) Shuttle run, 21 Detik
f) Renang min 100 meter.
6) Golongan III ( umur 41 – 50 tahun ) Polwan / PNS dengan nilai minimal 70, dengan standar kesamaptaan A, B dan C sebagai berikut :
a) Lari 2.216 meter dalam 12 menit
b) Pull Up minimal 56 Kali ( toleransi 10 tidak sempurna )
c) Push up minimal 24 kali.
d) Shit up 45º sebanyak 34 kali.
e) Shuttle run 22,2 Detik
f) Renang min 100 meter

c. Ketrampilan
1) Kemampuan Beladiri minimal Kyu I / sederajat sesuai dengan kecabangan beladiri masing-masing
2) Menembak Klas II baik panjang ( Bahu ) maupun Senjata Pendek ( Genggam )

.3). Berenang ...


6

3) Berenang / Menyelam
4) Terjun Payung (Para Dasar)

d. Moral , Moril dan Mental

1) Moral adalah , Kondis mental seseorang yang mencerminkan dalam penghargaannya terhadap nilai kehidupan yang mengandung makna keterpaduan
pribadi manusia yang didasari oleh kemampuan memilih mana yang benar atau salah. Moral anggota Korbrimob Polri tercermin dari :
a) Malu apabila bertingkah laku Arogan, main pukul dan sombong.
b) Malu apabila tidak tertib dan berperilaku tidak baik di tengah masyarakat.
c) Mewujudkan kehormatan kesatuan dengan perilaku yang open dan korek.
d) Dapat menunjukkan loyalitas keatas , kebawah dan kesamping.
e) Menciptakan situasi aman tertib dan dapat mengayomi masyarakat dlingkungan tempat tinggal.
f) Ramah tamah Kepada masyarakat dan tegas dalam tindakan hukum tanpa membeda – bedakan.
g) Menghindari perbuatan yang dapat menurunkan citra Polri / khususnya Korbrimob Polri.

2) Moril adalah Kondisi mental seseorang yang mengandung semangat untuk menjalankan tugas dan pengorbanan . kejujuran dan kebenaran. Moril anggota
Korbrimob Polri tercermin dari :
a) Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
b) Memiliki Jiwa pengabdian yang tinggi kepada Negara dan memiliki sikap rela berkorban demi Bangsa / Kesatuan dan masyarakat.
c) Pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan dalam melaksnakan tugas.
d) Patriotisme ( Berani, jujur dan loyalitas terhadap kepentingan tugas )
e) Ulet tidak mudah Putus Asa dan tidak mengeluh setiap tugas yang dibebankan padanya.

3) Mental adalah Kondisi jiwa yan g terpantul dalam diri seseorang terhadap situasi yang dihadapi.
Mental anggota Korbrimob Polri tercermin dari :
a) Taqwa , adalah Wujud sikap dan perilaku anggota Brimob Polri yang senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai landasan moral dalam memelihara kerukunan beragama.
b) Sabar , adalah Wujud Sikap dan perilaku anggota Brimob Polri yang senantiasa dilandasi kebesaran hati , tahan Uji dan mampu mengendalikan emosi
dalam mengemban tugasnya dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat .
c) Disiplin , adalah wujud sikap dan perilaku Brimob Polri yang penuh dengan kesadaran untuk selalu patuh serta taat terhadap peraturan , norma dan etika
yang berlaku.
d) Dedikasi , adalah Wujud sikap dan perilaku Brimob Polri yang dilandasi dengan penuh keiklasan dan Kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya
dalam pengabdian kepada kesatuan, masyarakat, bangsa dan negara.

.e) Rajin...
7

e) Rajin, tekun, ulet dan tabah.


f) Cermat dan teliti dalam menilai situasi dan keadaaan.
g) Bersikap penuh percaya diri dan tidak mudah menyerah.
h) Inisiatif dan pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi situasi dan kondisi.
10. Standarisasi Pembinaan Kemampuan Perorangan
Untuk dapat terwujudnya Standarisasi Pembinaan Kemampuan Perorangan anggota Korbrimob Polri harus dilakukan secara rutin dan terprogram. Setiap kegiatan harus
dicatat dan dievaluasi oleh para Komandan Regu / Unit keatas baik ditingkat Pusat sampai dengan tingkat Daerah. Adapun Standarisasi Pembinaan Kemampuan Perorangan
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan Anggota Korbrimob Polri dilaksanakan sebagai berikut :
1) Setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Team Kesehatan ( Kasi Kesjas / Pasi Kesjas ) baik ditingkat Pusat maupun Daerah.
2) Kasi Kesjas maupun Pasi Kesjas membuat daftar status kesehatan ( stakes ) personel dan dilakukan evaluasi untuk membuat program pembinaan kesehatan
bagi anggota yang tidak atau belum memiliki standar stakes yang ditentukan ( stakes I, II dan III sesuai dengan golongan umur ).
3) Setiap melaksanakan latihan /tugas Operasional khususnya pada daerah yang situasi dan Kondisinya memerlukan kesehatan yang prima , setiap anggota yang
akan latihan /berangkat tugas harus dilakukan pemeriksaan kesehatan.
4) Selesai melaksanakan kegiatan operasional pada daerah – daerah tertentu, Kasi Kesjas / Pasi Kesjas melakukan pemeriksaan kesehatan anggota yang baru
pulang dari daerah Operasi ( untuk mencegah penularan penyakit ), apabila ada anggota yang mengidap penyakit tertentu atau terkena penyakit tertentu, perlu
dilakukan Karantina / Sterilisasi / injection pada angggota tersebut.
5) Setiap 6 bulan sekali dilakukan Tes Kesamaptaan Jasmani A, B dan C serta hasilnya dievaluasi, apabila dibawah standar perlu dilakukan pembinaan tersendiri.
6) Setiap anggota harus dilakukan pemeriksaan Kejiwaan, Psikotes dan bebas Narkoba oleh Kasi Kesjas / Pasi Kesjas untuk mengetahui perkembangan anggota di
tingkat pusat maupun daerah.

b. Kesamaptaan
Untuk mencapai kesamaptaan yang Prima, harus dilakukan latihan secara rutin dan terprogram dengan kegiatan sbb :
1) Pembinaan Fisik
a) Kegiatan Lari
(1) Lari Pagi bersama
(a) Lari pagi bersama dilaksanakan seminggu 2 kali pada hari SELASA dan JUMAT pada Jam 05.30 sampai 07.00. Hari selasa bersenjata
dan hari Jumat tidak bersenjata.
(b) Jarak tempuh minimal 5 Km dan setiap bulan ada peningkatan jarak tempuh.
(c) Danton keatas melakukan pendataan terhadap anggota yang mengikuti lari dan mencatat angggota yang tidak mengikuti lari. Bagi anggota
yang tidak mengikuti lari para Komandan satuan membuat jadwal kegiatan lari susulan.
(d) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan lari menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.

(2). Lari …
8

(2) Lari Siang bersama tanpa senjata


(a) Lari Siang bersama tanpa senjata dilaksanakan pada minggu I dan III pada hari RABU pada Jam 14.00 sampai 15.00.
(b) Jarak tempuh minimal 5 Km dan setiap bulan ada peningkatan jarak tempuh.
(c) Danton keatas melakukan pendataan terhadap anggota yang mengikuti lari bersama tanpa senjata dan mencatat angggota yang tidak
mengikuti lari bersama tanpa senjata, bagi anggota yang tidak mengikuti lari bersama tanpa senjata para komandan satuan membuat
jadwal kegiatan lari bersama tanpa senjata susulan.
(d) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan lari menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.

(3) Lari Siang bersama dengan senjata


(a) Lari Siang bersama dengan senjata dilaksanakan pada minggu II dan IV pada hari RABU pada Jam 14.00 sampai 15.00.
(b) Jarak tempuh minimal 5 Km dan setiap bulan ada peningkatan jarak tempuh.
(c) Danton keatas melakukan pendataan terhadap anggota yang mengikuti lari bersama dengan senjata dan mencatat angggota yang tidak
mengikuti lari bersama dengan senjata, bagi anggota yang tidak mengikuti lari bersama dengan senjata para komandan satuan membuat
jadwal kegiatan lari bersama dengan senjata susulan.
(d) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan lari menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.

b) Latihan Push Up , Pull Up , Shit Up , Shuttle Run


1) Latihan Push UP
(a) Latihan Push Up dilakukan secara rutin setiap hari selesai melaksanakan Apel pagi , Apel Siang, Apel Malam ( Bagi pasukan siaga )
sebelum pasukan dibubarkan.
(b) Latihan Push Up dilakukan secara rutin setelah lari pagi maupun lari siang.
(c) Latihan Push Up dilakukan secara rutin pada saat olah raga umum atau pada saat latihan beladiri
(d) Setiap Push Up dilakukan 20 sampai 25 kali dan tiap bulan ada peningkatan.
(e) Tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Push Up yang dilaksanakan.
(f) Hasil kegiatan Push Up tiap anggota minimal dapat melaksanakan sebanyak 35 kali ( Standar kesamaptaan B Nilai 70 ) dan lebih dari 35
kali akan lebih baik.
(g) Latihan Push Up dilakukan kesadaran masing – masing anggota dimanapun berada dan bertugas.
(h) Latihan Push Up dilakukan anggota pada saat melaksanakan BKO Kewilayahan.

2) Latihan Pull Up
(a) Latihan Pull Up dilakukan secara rutin setelah lari pagi dan lari siang atau selesai Apel Malam ( Bagi pasukan siaga ) sebelum pasukan
dibubarkan.
(b) Latihan Pull Up dilakukan secara rutin pada saat sebelum / sesudah olah raga umum atau pada saat latihan beladiri.

.c. Setiap ..
9

(c) Setiap Pull Up dilakukan 5 sampai dengan 10 kali dan tiap bulan ada peningkatan.
(d) Tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Pull Up yang dilaksanakan.
(e) Hasil kegiatan Pull Up tiap anggota minimal dapat melaksanakan 12 kali ( Standar kesamaptaan B Nilai 70 ) dan dilakukan peningkatan.
(f) Latihan Pull Up dilakukan kesadaran masing – masing anggota dimanapun berada dan bertugas.
(g) Latihan Pull Up dilakukan anggota pada saat melaksanakan BKO Kewilayahan.

3) Latihan Shit Up 45º


(a) Latihan Shit Up dilakukan secara rutin setelah lari pagi dan lari siang.
(b) Latihan Shit Up dilakukan secara rutin pada saat sebelum / sesudah olah raga umum ( sepak bola, bola volley atau pada saat latihan
beladiri )
(c) Setiap Shit Up dilakukan 20 sampai dengan 30 kali dan tiap bulan ada peningkatan.
(d) Tiap – tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Shit Up yang dilaksanakan.
(e) Hasil kegiatan Shit Up tiap anggota minimal melaksanakan 30 kali ( Standar kesamaptaan B Nilai 70 ) dan dilakukan peningkatan.
(f) Latihan Shit Up dilakukan kesadaran masing – masing anggota dimanapun berada dan bertugas.
(g) Latihan Shit Up dilakukan anggota pada saat melaksanakan BKO Kewilayahan.

4) Latihan Shuttle Run


(a) Latihan Shuttle Run dilakukan secara rutin setelah lari pagi dan lari siang.
(b) Latihan Shuttle Run dilakukan secara rutin pada saat sebelum / sesudah olah raga oraum ( sepak bola / bola volley/futsal/tenis atau pada
saat latihan beladiri )
(c) Latihan Shuttle Run dilakukan dengan cara latihan lari Sprint 100 meter dan tiap bulan ada peningkatan.
(d) Tiap – tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Latihan Shuttle Run / lari sprint 100 meter yang dilaksanakan.
(e) Hasil kegiatan latihan lari sprint 100 meter / Shuttle Run tiap anggota minimal dapat 18 sampai dengan 19 detik ( Standart kesamaptaan B
Nilai 70 ) dan 13 detik untuk lari Sprint 100 meter.
(f) Latihan Shuttle Run / latihan lari sprint 100 meter dilakukan kesadaran masing - masing anggota dimanapun berada dan bertugas.

c) Olah Raga Umum


(1) Salah satu pembinaan fisik dilakukan dengan membuat rencana kegiatan olah raga umum antara lain :
(a) Olah raga umum ( sesuai dengan olah raga yang dimiliki ) dilaksanakan setiap hari Senin , Selasa dan Kamis sore pukul 16.00 s/d
17.30.
(b) Sebelum melaksanakan olah raga umum dilaksanakan apel olahraga sore yang diambil apel oleh pawas kesatuan masing-masing.
(c) Setiap unsur pimpinan secara berjenjang di kesatuannya melakukan pendataan terhadap anggota yang tidak mengikuti olahraga sore,
bagi anggota yang tidak mengikuti olahraga sore para komandan satuan membuat jadwal olahraga sore susulan.

.(d). Untuk …
10

(d) Untuk pelaksanaan olahraga sore disesuaikan dengan kelompok jenis kecabangan olah raga masing – masing.
(e) Dukungan ektra fooding untuk kegiatan olah raga umum menggunakan dipa masing-masing kesatuan.

(f) Pembentukan Olah raga Umum


(1) Tingkat Kompi
(a)) Tiap Kompi mempunyai 1 Team sepak bola, 1 Team Bola Volly dan 1 Team Futsal atau 1 team olah raga yang lain ( Tenis
Lap , tenis Meja , Bola Basket dll )
(b)) Setiap Dan Kie menyusun rencana kegiatan olah raga umum ( Sepak Bola , Bola Volley dan Futsal ) atau team olah raga
yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja , Bola Basket dll )
(c)) Tiap bulan Kaden menyelenggarakan pertandingan olah raga umum antar Kompi ( sesuai dengan bidang olah raga umum ).

(2) Tingkat Detasemen


(a)) Dengan dibentuknya Tiap Kompi mempunyai 1 Team sepak bola, 1 Team Bola Volly dan 1 Team Futsal atau team olah raga
yang lain ( Tenis Lap , Tenis Meja , Bola Basket dll ) maka tiap Detasemen akan memiliki 4 team atau lebih Olah raga Umum
( sepak Bola, Bola Volley , team Futsal atau team olah raga lain.
(b)) Setiap Kaden menyusun rencana kegiatan olah raga umum bagi team – team yang telah ditunjuk (Bola Sepak Bola, Bola
Volley dan Futsal ) atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap , tenis Meja , Bola Basket dll )
(c)) Tiap bulan Kaden membuat rencana pertandingan antar Kompi ( sepak Bola, Bola Volley maupun Futsal ) atau team olah
raga yang lain ( Tenis Lap , tenis Meja , Bola Basket dll ) yang disusun oleh Pasi Ops dan Pasi Min Detasemen.
(d)) Dari masing – masing Anggota Kompi yang terbaik dibentuk dan sisusun team Olah raga Detasemen ( 1 Team Sepak Bola
Detasemen, 1 Team Bola Volley Detasemmen dan 1 Team Futsal Detasemen) atau 1 team olah raga yang lain ( Tenis Lap ,
tenis Meja , Bola Basket dll )
(e)) Kasat menyelenggarakan pertandingan olah raga umum antar Detasemen.

(3) Tingkat Sat Brimob Daerah


Dengan dibentuknya Tiap Detasemen mempunyai 1 team sepak bola, 1 team bola volly dan 1 team futsal atau 1 team olah raga
yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll ) , maka tiap Satbrimob akan memiliki :
/. (a)) Sat....
(a)) Sat Brimob yang memiliki 4 Detasemen akan memiliki 4 Team Sepak Bola , 4 Team Bola Volly dan 4 Team Futsal. atau 1
team olah raga yang lain ( Tenis Lap , tenis Meja , Bola Basket dll )
(b)) Sat Brimob yang memiliki 3 Detasemen akan memiliki 3 Team Sepak Bola, 3 Team Bola Volly dan 3 Team Futsal atau lebih
atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap , tenis Meja , Bola Basket dll )

(c)). Sat ...


11

(c)) Sat Brimob yang memiliki 2 Detasemen akan memiliki 2 Team Sepak Bola, 2 Team Bola Volly dan 2 Team Futsal atau
lebih atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap , tenis Meja, Bola Basket dll )
(d)) Setiap Kasat menyusun rencana kegiatan olah raga umum bagi team – team yang telah ditunjuk ( Bola Sepak Bola, Bola
Volley dan Futsal ) atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll )
(e)) Tiap 3 bulan Kasat membuat rencana pertandingan antar Detasemen ( Sepak Bola , Bola Volley maupun Futsal ) atau team
olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll ) yang disusun oleh Kasi Ops dan Kasi Min Sat Brimob ditingkat
Daerah.
(f)) Dari masing – masing anggota Detasemen yang terbaik dibentuk dan disusun team Olah raga Tingkat Sat Brimob (Team
Sepak Bola Den, Team Bola Volley Den, Team Futsa atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll
) Tingkat Detasemen)
(g)) Minimal tiap Sat Brimob memiliki 2 Team atau lebih team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll ) dari
masing masing kecabangan olah raga umum.
(h)) Team Olah raga Sepak Bola, Sepak Volly dan Futsal ditingkat Daerah dapat dijadikan team Inti Polda masing – masing.

(4) Tingkat Mako Korbrimob


(a)) Dari masing – masing Anggota Sat Brimob ( Sat I, Sat II maupun Sat III yang terbaik dibentuk dan disusun team Olah Raga
Tingkat Mako Korbrimob ( Team Sepak Bola Mako Kobrimob, Team Bola Volley Mako Korbrimob, Team Futsal Mako
Korbrimob atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll )
(b)) Minimal Mako Korbrimob memiliki 2 Team atau lebih dari masing masing kecabangan olah raga umum ( Sepak Bola, Sepak
Volly dan Futsal ) atau lebih atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap, tenis Meja, Bola Basket dll )
(c)) Team Olah raga Sepak Bola, Sepak Volly dan Futsal atau team olah raga yang lain ( Tenis Lap , tenis Meja , Bola Basket dll )
(d)) Ditingkat Pusat ( Korbrimob Polri ) dapat dijadikan team Inti dari Mabes Polri.
(e)) Team yang telah dibentuk dapat merencanakan pertandingan antar instansi samping baik dengan TNI, Polri maupun dengan
masyarakat.

d) Latihan Speedmarch / Hiking / Cross Country


1) Kegiatan Speedmarch / Hiking/Cross Country dilaksanakan setiap sebulan sekali pada akhir bulan, untuk jadwal kegiatan disusun oleh para Kasat
Brimob masing-masing
2) Pelaksanaan Speedmarch / Hiking/Cross Country dapat dilaksanakan dalam ikatan Regu , Peleton maupun Kompi dan dapat diaplikasikan
dengan latihan Manover / Jalajah medan.
3) Setiap unsur pimpinan dari tingkat Kompi sampai Sat Brimob membuat rencana route yang akan dilaksanakan oleh kesatuan masing-masing. Dan
setiap pelaksanaan agar didampingi dengan team Kesehatan dan Provos.

4). Route ..
12

4) Route Speedmarch / Hiking/Cross Country tidak mengganggu kepentingan masyarakat umum (arus lalulintas, pusat keramaian) dan tidak
membahayakan keselamatan anggota
5) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan speedmarch / hiking menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.

2) Pembinaan Ketrampilan
Salah satu pembinaan Ketrampilan dapat dilakukan dengan membuat Rengiat Pembinaan Ketrampilan antara lain :
a) Latihan Beladiri
(1) Kegiatan Beladiri dilaksanakan setiap minggu 2 kali, pada hari Selasa dan Jumat setelah olah raga pagi dimulai dari Jam 09.00 s / d 11.30
(2) Untuk jenis kecabangan Beladiri sesuai dengan kecabangan Beladiri masing – masing kesatuan yang dilaksanakan oleh Sat – Sat Brimob baik
tingkat pusat maupun daerah
(3) Setiap 3 bulan s / d 6 bulan dilaksanakan ujian kenaikan tingkat , tiap anggota minimal memiliki kemampuan beladiri Q1 ( Sesuai dengan
kecabangan masing –masing / atau sederjat dengan K YU I )
(4) Tiap – tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Beladiri yang dilaksanakan.
(5) Setiap unsur pimpinan membuat rencana latihan beladiri dan melaporkan hasil ujian Bela diri yang telah dilaksanakan kepada Kakorbrimob
sebagai bahan evaluasi.
(6) Komandan Regu sampai Kaden dapat menyusun kegiatan Beladiri pada saat anggota melaksankan BKO ( Apabila tidak ada kegiatan Operasional
) dan setiap anggota secara kesadaran melaksanakan latihan beladiri dimanapun berada dan bertugas
(7) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan Beladiri menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.

b) Latihan Renang
(1) Kegiatan Renang dilaksanakan setiap dua minggu sekali , yang direncakan oleh masing – masing Sat Brimob baik tingkat pusat maupun Daerah
dimulai dari Jam 08.00 sampai selesai ( Jadwal Perkompi / Subden agar dilaporkan ke Kakorbrimob )
(2) Tiap anggota minimal dapat berenang 100 Meter dengan gaya Renang masing masing anggota.
(3) Setiap 3 bulan dilaksanakan ujian renang sesuai dengan gaya Renang masing – masing anggota dan dilanjutkan dengan renang pertolongan
perorangan.
(4) Tiap – tiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan Renang yang dilaksanakan.
(5) Latihan Renang dapat dilakukan pada saat melaksanakan BKO di kewilayahan (apabila tidak ada kegiatan operasional dan dekat dengan Kolam
renang) dan adanya kesadaran masing- masing anggota untuk berenang dimanapun berada dan bertugas.
(6) Komandan Regu sampai Kaden dapat menyusun kegiatan Renang pada saat anggota melaksankan BKO ( Apabila tidak ada kegiatan
Operasional , dan dekat dengan kolam renang )
(7) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan Beladiri menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
(8) Pembentukan Olah raga Renang ditingkat Kompi, Detasemen dan Sat Brimob pada tingkat Pusat dan Daerah sebagai berikut :

(a) Tingkat …
13

(a) Tingkat Kompi


(1)) Tiap Kompi mempunyai 1 Team Renang.
(2)) Setiap Dan Kie menyusun rencana kegiatan olah raga renang.
(3)) Tiap bulan Dankie menyarankan kepada Kaden untuk dilakukan pertandingan renang antar Kompi.

(b) Tingkat Detasemen


(1)) Dengan dibentuknya tiap Kompi mempunyai 1 team Renang maka tiap Detasemen akan memiliki 4 team renang ( Apabila 1
Detasemen ada 4 Kompi )
(2)) Setiap Kaden menyusun rencana kegiatan olah raga renang bagi team – team yang telah ditunjuk sebagai team renang.
(3)) Tiap bulan Kaden membuat rencana pertandingan renang antar Kompi yang disusun oleh Pasi Ops dan Pasi Min Detasemen.
(4)) Dari masing – masing Anggota Kompi yang terbaik dibentuk dan disusun team renang tingkat Detasemen.
(5)) Kaden menyarankan kepada Kasat untuk dilakukan pertandingan renang antar Detasemen.

(c) Tingkat Sat Brimob Daerah


(1)) Dengan dibentuknya Tiap Detasemen 1 Team renang maka tiap Sat Brimob akan mempunyai team renang sebagai berikut :
(a)) Sat Brimob yang memiliki 4 Detasemen akan memiliki 4 Team renang
(b)) Sat Brimob yang memiliki 3 Detasemen akan memiliki 3 Team renang
(c)) Sat Brimob yang memiliki 2 Detasemen akan memiliki 2 Team renang
(2)) Setiap Kasat menyusun rencana kegiatan olah raga renang bagi team – team yang telah ditunjuk
(3)) Tiap 3 bulan Kasat membuat rencana pertandingan renang antar Detasemen yang disusun oleh Kasi Ops dan Kasi Min Sat Brimob
baik ditingkat Pusat maupun Daerah.
(4)) Dari masing – masing Anggota Detasemen yang terbaik dibentuk dan disusun team renang tingkat Sat Brimob Minimal tiap Sat
memiliki 2 Team renang
(5)) Team Renang ditingkat Satbrimobda dapat dijadikan team inti Polda masing – masing.

(d) Tingkat Mako Korbrimob Polri


(1)) Dari masing – masing Anggota Sat I, II maupun Sat III yang terbaik dibentuk dan disusun team Renang Tingkat Mako Korbrimob
minimal Mako Korbrimob Polri memiliki 2 Team Renang.
(2)) Team renang tingkat Mako Kobrimob Polri dapat dijadikan team Inti dari Mabes Polri dan ditingkat Daerah dapat dijadikan Team inti
Polda masing – masing.

c) Latihan ...
14

c) Latihan Selam
(1) Bagi anggota yang telah mahir berenang , para Dan Kie keatas dapat membuat Program latihan peningkatan kemampuan anggota dibidang
selam dan diusahakan memiliki ijasah selam untuk menambah tunjangan kemampuan.
(2) Para Dan Kie keatas menginventarisir anggota yang memiliki kemampuan renang ( yang sudah mahir ) dapat ditingkatkan dan dikembangkan
menjadi kemampuan menyelam dikesatuan masing – masing dengan kerja sama dengan Instansi samping baik TNI AL maupun dengan
perkumpulan selam didaerah masing – masing.
(3) Para Dan Kie keatas dapat membentuk perkumpulan menyelam dikesatuan masing – masing dan mengikut sertakan anggota untuk mengikuti
pertandingan – pertandingan mennyelam baik tingkat Nasional maupun Internasional.
(4) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan menyelam menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
(5) Pembentukan Olah raga menyelam
(a) Tingkat Kompi
(1)) Tiap Kompi mempunyai 1 team menyelam
(2)) Setiap Dan Kie menyusun rencana kegiatan olah raga menyelam
(3)) Tiap bulan Dankie menyarankan ke Kaden untuk lomba menyelam antar Kompi.

(b) Tingkat Detasemen


(1)) Dengan dibentuknya tiap Kompi mempunyai 1 team penyelam maka tiap Detasemen akan memiliki 4 team menyelam ( Apabila 1
Detasemen memiliki 4 Kompi )
(2)) Setiap Kaden menyusun rencana kegiatan olah raga mennyelam, bagi team – team yang telah ditunjuk sebagai team menyelam
untuk melaksanakan latihan menyelam.
(3)) Tiap bulan Kaden membuat rencana pertandingan menyelam antar Kompi yang disusun oleh Pasi Ops dan Pasi Min Detasemen.
(4)) Dari masing – masing Anggota Kompi yang terbaik dibentuk dan disusun team menyelam tingkat Detasemen.
(5)) Kaden menyarankan kepada Kasat untuk dilakukan pertandingan menyelam antar Detasemen.

(c) Tingkat Sat Brimob Daerah


(1) Dengan dibentuknya tiap Detasemen 1 team menyelam maka tiap Sat Brimob akan mempunyai memiliki team menyelam sbb :
(a)) Sat Brimob yang memiliki 4 Detasemen akan memiliki 4 Team menyelam.
(b)) SatBrimob yang memiliki 3 Detasemen akan memiliki 3 Team menyelam.
(c)) Sat Brimob yang memiliki 2 Detasemen akan memiliki 2 Team menyelam.
(2) Setiap Kasat menyusun rencana kegiatan olah raga menyelam bagi team - team yang telah ditunjuk.
(3) Tiap 3 bulan Kasat membuat rencana pertandingan menyelam antar Detasemen yang disusun oleh Kasi Ops dan Kasi Min Sat
Brimob Daerah.

(4) . Dari ...


15

(4) Dari masing – masing Anggota Detasemen yang terbaik dibentuk dan disusun team menyelam tingkat Sat Brimob Minimal tiap Sat
memiliki 2 team meyelam
(5) Team menyelam ditingkat Sat Brimob Daerah dapat dijadikan team inti Polda masing – masing.

(d) Tingkat Mako Korbrimob Polri


(1)) Dari masing – masing Anggota Sat I , Sat II maupun Sat III yang terbaik dibentuk dan disusun team menyelam Tingkat Mako
Korbrimob Minimal Mako Korbrimob Polri memiliki 2 Team selam Unggulan.
(2)) Team selam tingkat Mako Kobrimob Polri dapat dijadikan team Inti dari Mabes Polri dan ditingkat Daerah dapat dijadikan Team inti
Polda masing – masing.
d) Latihan Menembak
1) Kegiatan menembak dilaksanakan setiap bulan 2 kali, pada hari SABTU dimulai dari Jam 08.00 selesai. atau jadwal kegiatan disusun oleh para
Kasat Brimob baik tingkat Pusat maupun Daerah.
2) Tiap anggota minimal dapat memiliki kemampuan menembak Klas II baik senjata Genggam maupun senjata Bahu.
3) Setiap anggota mencatat secara kesadaran diri dan jujur setiap kegiatan menembak / Score / Nilai menembak.
4) Komandan Regu sampai Kaden menyusun Klasifikasi menembak dari masing – masing anggota dan apabila belum mencapai kelas menembak
agar dilakukan latihan secara rutin sampai mencapai klas II ( menembak standar )
5) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan menembak menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
6) Pembentukan Team menembak sebagai berikut :

(a) Tingkat Kompi


(1)) Tiap Kompi mempunyai 1 team menembak
(2)) Setiap Dan Kie menyusun rencana kegiatan menembak
(3)) Tiap bulan Dankie menyarankan kpd Kaden utk dilakukan pertandingan menembak antar Kompi.

(b) Tingkat Detasemen


(1)) Dengan dibentuknya tiap Kompi mempunyai 1 team menembak maka tiap Detasemen akan memiliki 4 team menembak ( Apabila
tiap Detasemen mempunyai 4 Kompi )
(2)) Setiap Kaden menyusun rencana kegiatan latihan menembak, bagi team – team yang telah ditunjuk sebagai team menembak.
(3)) Tiap bulan Kaden membuat rencana pertandingan menembak antar Kompi yang disusun oleh Pasi Ops dan Pasi Min Detasemen.
(4)) Dari masing – masing Anggota Kompi yang terbaik dibentuk dan disusun team menembak Detasemen.
(5)) Kaden menyarankan kepada Kasat untuk dilakukan pertandingan menembak antar Detasemen.

(c). Tingkat ...


16

(c) Tingkat Sat Brimob Daerah


(1)) Dengan dibentuknya Tiap Detasemen 1 Team menembak maka tiap Sat Brimob daerah akan mempunyai memiliki team menembak
sebagai berikut :
(a)) Sat Brimob yang memiliki 4 Detasemen akan memiliki 4 Team menembak
(b)) Sat Brimob yang memiliki 3 Detasemen akan memiliki 3 Team menembak
(c)) Sat Brimob yang memiliki 2 Detasemen akan memiliki 2 Team menembak
(2)) Setiap Kasat menyusun rencana kegiatan olah raga menembak bagi team - team yang telah ditunjuk
(3)) Tiap 3 bulan Kasat membuat rencana pertandingan menembak antar Detasemen yang disusun oleh Kasi Ops dan Kasi Min Sat
Brimob ditingkat Daerah.
(4)) Dari masing – masing Anggota Detasemen yang terbaik dibentuk dan disusun team menembak tingkat Sat Brimob Minimal tiap Sat
memiliki 2 Team menembak
(5)) Team menembak ditingkat Sat Brimob Daerah dapat dijadikan team inti Polda masing – masing .

(d) Tingkat Mako Korbrimob Polri


(1)) Dari masing – masing Anggota Sat I , Sat II maupun Sat III yang terbaik dibentuk dan disusun team menembak Tingkat Mako
Korbrimob, Minimal Mako Korbrimob Polri memiliki 2 Team menembak Unggulan
(2)) Team menembak tingkat Mako Kobrimob Polri dapat dijadikan team Inti dari Mabes Polri.

e) Latihan Menembak Reaksi


(1) Bagi anggota yang telah mahir dalam menembak, para Dakie keatas dapat membuat Program latihan peningkatan kemampuan anggota
menembak reaksi dan diusahakan memiliki ijasah menembak reaksi.
(2) Para Danki keatas menginventarisir anggota yang memiliki kemampuan menembak ( yang sudah mahir ) dapat ditingkatkan tembak reaksi dan
dikembangkan menjadi kemampuan dikesatuan masing – masing dengan kerja sama dengan perbakin maupun dengan perkumpulan menembak
didaerah masing – masing.
(3) Para Danki keatas dapat membentuk perkumpulan menembak reaksi dikesatuan masing – masing dan mengikut sertakan anggota untuk
mengikuti pertandingan – pertandingan menembak baik tingkat Nasional maupun Internasional.
(4) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan menembak reaksi menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.
(5) Pembentukan team menembak reaks sebagai berikut :
(a) Tingkat Kompi
(1)) Kompi memiliki 1 team menembak reaksi.
(2)) Setiap Danki menyusun rencana kegiatan nembak reaksi.
(3)) Tiap bulan Danki menyarankan kepada Kaden untuk dilakukan lomba menembak reaksi antar Kompi

(b) Tingkat ...


17

(b) Tingkat Detasemen


(1)) Dengan dibentuknya tiap Kompi mempunyai 1 team menembak reaksi maka tiap Detasemen akan memiliki 4 team menembak reaksi (
Apabila tiap Detasemen ada 4 Kompi )
(2)) Setiap Kaden menyusun rencana kegiatan menembak reaksi, bagi team – team yang telah ditunjuk sebagai team menembak reaksi
untuk melaksanakan latihan menembak reaksi.
(3)) Tiap bulan Kaden membuat rencana pertandingan menembak reaksi antar Kompi yang disusun oleh Pasi Ops dan Pasi Min
Detasemen.
(4)) Dari masing – masing anggota Kompi yang terbaik dibentuk dan disusun team menembak reaksi tingkat Detasemen.
(5)) Kaden menyarankan kepada Kasat untuk dilakukan pertandingan menembak reaksi antar Detasemen.

(c) Tingkat Sat Brimob Daerah


(1)) Dengan dibentuknya Tiap Detasemen 1 Team menembak reaksi maka tiap Sat Brimob akan mempunyai memiliki team menembak
reaksi sebagai berikut :
(a)) Sat yang memiliki 4 Detasemen akan memiliki 4 Team menembak reaksi.
(b)) Sat yang memiliki 3 Detasemen akan memiliki 3 Team menembak reaksi
(c)) Sat yang memiliki 2 Detasemen akan memiliki 2 Team menembak reaksi
(1)) Setiap Kasat menyusun rencana kegiatan olah raga menembak reaksi bagi team - team yang telah ditunjuk
(2)) Tiap 3 bulan Kasat Brimob membuat rencana pertandingan menembak reaksi antar Deta semen yang disusun oleh
Kasi Ops dan Kasi Min Sat Brimob Daerah.
(3)) Dari masing – masing Anggota Detasemen yang terbaik dibentuk dan disusun team menembak tingkat Sat Brimob
Minimal tiap Sat memiliki 2 Team meyelam
(4)) Team menembak ditingkat Sat Brimob Daerah dapat dijadikan team inti Polda masing – masing.

(d) Tingkat Mako Korbrimob Polri


(1)) Personel dari Sat I, Sat II maupun Sat III yang terbaik menembak reaksi , dibentuk dan disusun team menembak reaksi Tingkat Mako
Korbrimob dan minimal memiliki 2 team unggulan
(2)) Team menembak reaksi tingkat Mako Kobrimob Polri dapat dijadikan team Inti dari Mabes Polri.

f) Bongkar Pasang senjata dan Pengenalan jenis – jenis Amunisi


(1) Setiap anggota harus mampu menguasai bongkar pasang senjata organik masing – masing untuk mendukung kegiatan menembak dan dapat
mengatasi kesulitan didaerah penugasan disamping itu tiap anggota mengenal jenis – jenis dan caliber dari berbagai amunisi.
(2) Kegiatan bongkar pasang senjata dan pengenalan jenis – jenis amunisi dilaksanakan setiap sebelum atau selesai melaksanakan latihan
menembak.

.(3). Setiap …
18

(3) Setiap Dan Kie keatas agar membuat jadwal kegiatan latihan bongkar dan pasang senjata dan pengenalan jenis – jenis Amunisi.
(4) Dukungan ektra fooding untuk kegiatan bongkar pasang senjata dapat dijadikan satu dengan kegiatan latihan menembak.

g) Latihan Tali – Temali


(1) Setiap anggota harus mampu menguasai tali – temali untuk mendukung kegiatan mountenering dan repling serta dapat mengatasi kesulitan di
daerah penugasan disamping itu setiap anggota harus mengenal jenis – jenis ikatan tali- temali.
(2) Kegiatan tali – temali dilaksanakan setiap ada latihan Mountenering dan Repling
(3) Para Dan Kie keatas agar membuat jadwal kegiatan Mountenering dan Repling dan mencari daerah latihan baik di gedung atau di pegunungan /
Daerah latihan.
(4) Dukungan ektra fooding untuk kegiatan Kegiatan tali menali dapat dijadikan satu dengan kegiatan mountenering atau repling.

h) Latihan Mountenering / Repling / Panjat tebing.


(1) Setiap anggota harus mampu menguasai tali temali perorangan untuk mendukung kegiatan mountenering / Repling dan panjat tebing.
(2) Para Kasat Brimob agar membuat jadwal kegiatan latihan Mountenering / Repling dan panjat tebing untuk mencari daerah latihan baik di gedung
atau di pegunungan dan apabila ada Helikopter Mabes Polri / Polda
dapat dikoordinasikan Polda Udara / Dir Samapta Polda.
(3) Setiap anggota harus mempunyai kemampuan dasar mountenering. Repling dan panjat tebing untuk mendukung pelaksanaan tugas dilapangan.
(4) Setiap 3 bulan diaplikasikan dalam latihan SAR / Wanteror dan Resmob atau GAG
(5) Dukungan Ektra Fooding untuk kegiatan panjat tebing / mountenering menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.

i) Latihan Kesehatan lapangan / P3 K


(1) Setiap anggota harus menguasai tindakan pertama untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan baik di darat maupun di air. ( tenggelam,
patah tulang dll )
(2) Latihan kesehatan lapangan / P3K dilaksanakan setiap 2 bulan sekali sesuai dengan materi yang disampaikan oleh Kasi Kesjas baik ditingkat
Pusat maupun Daerah (Kerja sama dengan Kesehatan Polda)
(3) Para Dankie Keatas agar membuat jadwal kegiatan latihan kesehatan lapangan / P3K.
(4) Setiap 3 bulan diaplikasikan dalam latihan SAR / Wanteror / Resmob / PHH / GAG / Resmob / Jibom / KBR.
(5) Dukungan Ektra Fooding utk latihan Keslap / P3K menggunakan Dipa masing-masing kesatuan.

c. Moral, Moril dan Mental,


Untuk mencapai moral, moril dan mental anggota Korbrimob Polri harus dilakukan pembinaan mral, moril dan mental secara rutin dan terprogram dengan kegiatan sbb :
1) Memiliki Jiwa Korsa / Esprit de corps
Jiwa korsa adalah semangat atau jiwa suatu institusi / kesatuan dalam organisasi, semangat dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk

.pimpinan ...
19

pimpinannya terhadap organisasinya. Jiwa korsa merupakan kondisi atau jiwa organisasi secara totalitas, mulai dari anggota sampai dengan unsur pimpinan,
sedangkan moral merupakan kondisi atau jiwa perseorangan. Untuk itu antara moral dan jiwa korsa mempunyai hubungan pengaruh yang timbal balik dalam
suatu organisasi yang tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Apabila ada ketidakpuasan pada kesatuan, maka jiwa korsa dapat memadamkan ketidakpuasan
tersebut. Ciri-ciri jiwa korsa yang baik adalah :
a) Selalu menjaga kekompakan dan kesetiakawanan mulai dari bawahan sampai dengan unsur pimpinan.
b) Selalu menjaga nama baik Institusi / Lembaga dari cercaan / hinaan baik dari dalam maupun dari luar.
c) Meningkatkan kerja sama untuk kemajuan institusi / Lembaga
d) Antusiasme dan rasa kebanggaan setiap individu atau kelompok dalam organisasinya.
e) Memiliki Reputasi yang baik terhadap organisasi yang lain.
f) Semangat persaingan secara sehat dan bermutu.
g) Adanya kemauan individu/kelompok untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
h) Semangat dan Kebanggaan terhadap organisasinya dan kesediaan individu/golongan untuk saling bahu-membahu untuk kemajuan organisasinya.
Jiwa korsa dapat ditumbuhkembangkan dan dipelihara melalui pembinaan tradisi kesatuan seperti : pembinaan nilai-nilai kejuangan, pembinaan rohani dan
mental, pembinaan fisik / olah raga bersama, upacara-upacara yang dapat menumbuhkan nilai-nilai kejuangan, menetapkan motto, semboyan atau slogan
kesatuan dan lagu-lagu kejuangan, pemberian reward dan punishment dan lain-lain. Untuk membangun Jiwa Korsa institusi Polri harus tertanam nilai-nilai yang
terkandung didalamnya antara lain :

a) Memiliki disiplin yang tinggi.


Disiplin merupakan syarat mutlak bagi setiap anggota Korbrimob Polri guna meraih kepercayaan masyarakat (public trust) menuju
profesionalisme sesuai tugas pokok, fungsi, dan peranannya. Tanpa disiplin anggota, kepercayaan masyarakat mustahil dapat diraih, padahal
kepercayaan merupakan prasyarat tercapainya profesionalisme suatu profesi.
Disiplin anggota Korbrimob Polri pada hakekatnya mencakup dua hal, yaitu keharusan untuk mentaati kewajiban dan larangan dalam rangka
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, serta dalam rangka pelaksanaan tugas sebagai anggota Korbrimob Polri.
Disiplin merupakan perwujudan sikap mental dan perilaku seseorang ditinjau dari aspek ketaatan dan kepatuhan terhadap suatu peraturan
maupun berbagai hukum yang berlaku di kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial. Sebagai contoh, disiplin dikemas dalam kehidupan di
pendidikan/sekolah, kemiliteran, instansi pemerintah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, bagaimana indikator disiplin dapat dicapai dalam
lingkungan kepolisian, khususnya bagi anggota Polri, sebagaimana diatur dalam PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri maupun
peraturan perundang-undangan lain yang terkait, beberapa indikator keberhasilan Polri dalam menjaga kedisiplinan meliputi :
(1) Dalam rangka kehidupan bermasyarakat dan bernegara
(a) Tidak melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat negara, pemerintah, atau kelembagaan Polri.
(b) Tidak melakukan kegiatan politik praktis. Tidak mengikuti aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa.

(c). Tingkat ...


20

(c) Tidak melakukan tindakan-tindakan yang bermotif mencari keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung dapat merugikan kepentingan Negara.
(d) Tidak memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kewenangan sebagai aparat
kepolisian.
(e) Tidak menjadi pelindung (backing) perjudian, tempat maksiat, atau tempat-tempat hiburan.
(f) Tidak menjadi penagih piutang (debt collector) atau pelindung orang yang mempunyai utang.
(g) Tidak menjadi perantara / makelar perkara.
(h) Tidak menelantarkan keluarga.

(2) Dalam rangka pelaksanaan tugas sebagai anggota Polri, beberapa masalah disiplin diantaranya :
(a) Tidak membocorkan rahasia operasi kepolisian.
(b) Tidak meninggalkan wilayah tugas atau kesatuan tanpa ijin (mangkir).
(c) Tidak menghindari tanggung jawab kedinasan.
(d) Tidak menyalahgunakan fasilitas kedinasan untuk kepentingan pribadi.
(e) Tidak memihak, mempengaruhi, atau memanipulasi perkara, dan atau membuat opini negatif atas rekan kerja, pimpinan, atau kesatuan.
(f) Tidak melakukan upaya paksa diluar kewenangannya.
(g) Tidak menyalahgunakan wewenang dan atau bertindak sewenang-wenang.
(h) Tidak memasuki tempat-tempat terlarang, kecuali dalam rangka penugasan.
(i) Tidak melakukan pungutan tidak sah untuk kepentingan pribadi
(j) Tidak memakai perhiasan secara berlebihan pada saat berpakaian dinas.

b) Memiliki Loyalitas.
Loyalitas adalah kualitas kesetiaan kepada Negara, bangsa dan tanah air, organisasi, antara atasan dan bawahan maupun dengan sesama. Setiap
tindakan anggota organisasi harus mencerminkan sikap loyalitas terhadap organisasi dan perintah atasan, serta jangan sampai mengkhianati
organisasinya / membicarakan masalah organisasi di luar lingkungan sendiri. Didalam organisasi manapun yang terstruktur dari tingkat atas sampai
dengan tingkat bawah didalamnya ada hirarki berdasarkan struktur jabatan / kepangkatan secara bertingkat / berjenjang. Demikian terhadap organisasi
Korbrimob Polri yang terstruktur dari tingkat pusat sampai dengan daerah yang didalam pelaksanaan tugasnya diatur dengan ketentuan-ketentuan yang
mengikat agar organisasi berjalan dengan solid.

c) Memiliki Integritas.
Integritas adalah kekuatan berpikir dengan keteguhan watak yang sehat dengan kebiasaan yang menghasilkan produktivitas yang dilandasi dengan
kekuatan moral untuk bersikap dan berperilaku yang mampu memberikan keteladanan, suka akan kebenaran, kejujuran, ketulusan hati, dan perasaan
halus untuk mempengaruhi orang lain dalam melakukan perbuatan proses berpikir yang benar. Untuk membangun integritas, dimulai dari diri sendiri

.yang ...
21

yang menunjukkan keteladanan secara konsisten untuk mempengaruhi orang lain / memberikan dorongan motivasi untuk membangun integritas
kelompok / organisasi, dengan kata lain untuk menumbuhkembangkan integrias kelompok / organisasi dengan cara :
(1) Menumbuhkembangkan kepercayaan dan keyakinan dengan merubah kesadaran individu untuk merubah yang lebih baik.
(2) Saling menghormati dan menghargai orang lain.
(3) Memiliki kemampuan dalam kedewasaan rohani, sosial dan intelektual.
Untuk membangun integritas pada organisasi sangat tergantung pada seberapa besar Jiwa Korsa / Esprit de corps / Loyalitas setiap Individu /
Kelompok terhadap semangat dan kebersamaan untuk membangun profesi yang dijalankan secara Profesional. Dalam membangun integritas di
lingkungan Polri baik secara individu maupun organisasi , ada 5 (lima) hal yang penting yang harus diwujudkan pada setiap level tingkatan yaitu :
(a) Integritas moral
(1)) Berlaku jujur dan bertindak benar terhadap diri pribadi pada setiap saat dan dimanapun berada dan bertugas.
(2)) Semua pernyataan hendaknya tepat dan dapat dipercaya, baik resmi maupun tidak resmi.
(3)) Bertahanlah pada suatu pendapat yang diyakini dan benar.
(4)) Dalam setiap masalah, tempatkanlah kejujuran tugas dan prinsip-prinsip moral di atas segalanya.

(b) Integritas terhadap organisasi Polri khususnya Korbrimob Polri


Integritas tinggi yaitu perilaku anggota Korbrimob Polri yang dalam bekerja senantiasa menjaga sikap profesional dan menjunjung tinggi
nilai-nilai moralitas ( kejujuran, kesetiaan, komitmen dan Konsisten ) serta menjaga keutuhan organisasi dan menyadari bahwa kita dididik,
dibesarkan oleh organisasi Polri untuk itu setiap tindakan dan perilaku berdasarkan nilai-nilai etika yang ada dalam organisasi Polri (
dimana bumi dipijak disitu langit dijujung ) artinya dimana kita bertugas harus menjunjung nilai – nilai dari organisasi dimanapun kita
bertugas.

(c) Integritas terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia


Bahwa dalam pelaksanaan tugas diorientasikan kepada kepentingan bangsa dan negara untuk terwujudnya Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Semua tugas yang diberikan oleh bangsa dan negara merupakan kehormatan dan kepercayaan negara kepada kita
sebagai anggota Korbrimob Polri dan setiap tugas yang dilaksanakan sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat bangsa dan
Negara.

(d) Integritas memberikan pelayanan yang humanis tapi tegas


(1)) Dalam melaksanakan tugas dituntut keseriusan dan ketegasan bertindak dari setiap anggota Korbrimob Polri secara individu maupun
kelompok dan bersikap serta berperilaku sebagai
pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang santun dan simpatik.
(2)) Menampilkan sikap simpatik, perilaku terpuji, keteladanan serta tidak arogan / tidak merasa sok kuasa dalam tindakan.
(3)) Bicara dengan intonasi yang tidak menunjukkan sikap emosional dan gerak-gerik yang menunjukkan sikap bersahabat dan tidak
diskriminatif.
.(e). Integritas ...
22

(e) Integritas ketauladanan ditengah masyarakat


(1)) Mejunjung tinggi nilai etika dan norma sosial yang berlaku serta budaya setempat.
(2)) Berikan nilai tambah pada lingkungannya, dengan membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
(3)) Tulus ikhlas dan bersungguh-sungguh serta penuh simpati dalam membantu korban bencana / musibah sehingga dapat mengurangi
penderitaan yang dialami.
2) Pembinaan Moral, moril dan mental dilaksanakan satu minggu sekali setiap hari rabu, para Danru keatas mencatat kegiatan pemibinaan moral, moril dan mental,
dan anggota yang tidak mengikuti agar dibuat jadwal tersendiri.

IV. STANDARISASI KEMAMPUAN KESATUAN KORBRIMOB POLRI


11. Standarisasi Kemampuan Kesatuan Korbrimob Polri baik ditingkat Pusat dan Daerah ada 2 kesatuan operasional yaitu Satuan Gegana dan Pelopor
a. Tingkat Pusat
Untuk ditingkat Pusat ( Korbrimob Polri ) ada 3 Kesatuan Operasional dan 1 Pusat Latihan yaitu :
1) Sat I Gegana
2) Sat II Pelopor
3) Sat III Pelopor
4) Pusat Latihan ( Instruktur )

b. Tingkat Daerah
Untuk ditingkat Daerah ( Sat Brimob Polda ) ada 2 Kesatuan Operasional yaitu Detasemen Gegana dan Detasemen Pelopor, besaran kekuatan Detasemen Pelopor
ditingkat Daerah disesuaikan dengan Struktur Organisasi dari masing – masing Sat Brimob Polda

c. Strata kemampuan di Brimob Polri meliputi :


1) Brimob Dasar
a) Kemampuan dasar Kepolisian.
b) Lingkup kemampuan yang dimiliki adalah lima kemampuan Brimob Polri tingkat dasar antara lain : PHH, Resmob, Jibom, Wanteror, SAR.
c) Rancangan penugasan melaksanakan tugas pokok Brimob Polri secara umum.
d) Tanda kualifikasi Roda kompas bersegi delapan
2) Pelopor
a) Lingkup kemampuan yang dimiliki :
(1) Kemampuan Dasar
(a) PHH
(b) SAR
(c) Resmob

(e). Resmob …
23

(2) Kemampuan Khusus


Kesatuan kecil Taktis Pelopor dengan kemampuan Gerilya Anti Gerilya (GAG) /Insurjensi
b) Tanda kualifikasi Brevet Pelopor

3) Gegana
a) Lingkup kemampuan yang dimiliki :
(1) Kemampuan Dasar
(a) SAR
(b) Resintelmob
(2) Kemampuan Khusus
(a) Jibom
(b) Wanteror
(c) KBR
(d) Anti anarkis
(e) Insurjensi
b) Tanda kualifikasi Brevet Gegana

4) Instruktur
a) Lingkup kemampuan yang dimiliki :
(1) Kemampuan Dasar
(a) Beladiri
(b) Menembak
(c) Membuat skenario latihan
(d) Membuat desain latihan
(e) Menyusun Hanjar dan kurikulum
(f) Membuat laporan bidang pelatihan
(g) Menguasai perkap Brimob
(h) Menguasai Undang – undang yang berkaitan dengan tugas-tugas Korbrimob Polri
(i) Menyusun SOP
(j) Melakukan pengujian dan pengembangan kemampuan, peralatan dan pilun.
(2) Kemampuan Khusus
(a) Kemampuan untuk memberikan pelatihan kemampuan Korbrimob Polri ( PHH, SAR, Jibom, Wanteror,
GAG/Insurjensi, Resmob, KBR dan Anti Anarkis serta KLBM )

(b). Memiliki …
24

(b) Memiliki sertifikasi kemampuan mengajar Akta IV.


b) Tanda kualifikasi brevet Widyasista
d. Standarisasi Kemampuan
1) Pelopor
a) Standarisasi Kemampuan Dasar Pelopor
(1) Penanggulangan Huru Hara ( PHH )
Pembinaan kemampuan PHH diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan PHH yang meliputi :
(1)) Ketentuan hukum/perundang - undangan.
(2)) Karakteristik Massa.
(3)) Pengetahuan dasar psikologi massa.
(4)) Hak asasi manusia.
(5)) Komunikasi massa .
(6)) Negosiasi.
(7)) Ketentuan teknis, taktis dan prosedur ops PHH Brimob Polri.
(8)) Jenis dan kegunaan berbagai peralatan PHH Brimob Polri.
(b) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan PHH meliputi :
(1)) Keterampilan menggunakan peralatan PHH Brimob Polri.
(2)) Keterampilan menggelar formasi PHH Brimob Polri.
(3)) Keterampilan melakukan komunikasi massa dan negosiasi.
(4)) Keterampilan melaksanakan prosedur ops PHH Brimob Polri.
(c) Memiliki dan meningkatkan keterampilan menggunakan peralatan PHH, meliputi :
(1)) Peralatan perlindungan tubuh meliputi : Helm, rompi, tameng, Kedok Gas ( Gas Masker ).
(2)) Tameng sekat dan Fiberglass hitam.
(3)) Peralatan penindakan terdiri dari : Tongkat panjang hitam, Tongkat lecut hitam, Laras licin, Alat Penyemprot massa, penyemprot gas
air mata, pelontar granat gas air mata, borgol.
(4)) Peralatan public address meliputi : Megaphone dan pengeras suara mobil.
(5)) Peralatan komunikasi elektronik meliputi : Radio tangan, radio mobil /repiter lapangan.
(6)) Peralatan identifikasi dan komunikasi meliputi : Kamera foto dan video digital baik perorangan maupun unit mobil.
(7)) Peralatan unit perkuatan yang meliputi : Bantuan taktis yaitu kendaraan taktis
dengan berbagai jenis khususnya ; Rantis Pengurai massa, Kawat penghalang massa, Rantis Penyelamat, Mobil tahanan,
Ambulance, Mobil penerangan PHH, Mobil buldozer, Gergaji mesin, Bus AC, Truk box, Mobil penarik kawat penghalang massa.

(2). SAR …
25

(2) SAR
Pembinaan kemampuan SAR diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan SAR yang meliputi :
(1)) Dasar navigasi (darat, laut)
(2)) Prosedur operasi SAR.
(3)) Pengetahuan penjejakan.
(4)) Pengetahuan menyelam.
(5)) Pertolongan terhadap korban / PPPK.
(6)) Terjun payung Statik dan Freel fall
(b) Memiliki dan meningkatkan Ketrampilan SAR meliputi :
(1)) Lintas medan berat.
(2)) Mountaineering – repelling.
(3)) Berenang, menyelam dan pertolongan di air.
(4)) Tehnik survival dan berbivak.
(5)) Pioner / tali menali.
(6)) Pertolongan pertama bagi korban.
(7)) Ilmu Medan Peta Kompas
(8)) Komunikasi lapangan dengan isyarat ataupun alat komlek.
(9)) Kemampuan membuat Helli Pad.
(c) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan menggunakan peralatan SAR meliputi :
(1)) Peralatan navigasi.
(2)) Peralatan Observasi (teropong).
(3)) Peralatan lintas medan berat, mountaineering, repelling.
(4)) Peralatan selam.
(5)) Peralatan terjun payung.
(6)) Peralatan komunikasi lapangan.
(7)) Peralatan pioner.
(8)) Peralatan pertolongan pertama.
(9)) Peralatan survival perorangan.
(10)) Pesawat ringan dan para motor.
(11)) Ranmor khusus SAR (Rubber Boat, dll)
(12)) Unit Ambulance

.(3) Resmob …
26

(3) Resmob
Pembinaan kemampuan Resmob diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Resmob meliputi :
(1)) Pengetahuan Hukum.
(2)) Dasar-dasar penyelidikan lapangan.
(3)) Prosedur penyidikan terbatas menurut ketentuan hukum yang berlaku.
(4)) Penggunaan berbagai jenis peralatan untuk tugas penyelidikan dan penyidikan.
(5)) Modus operandi kejahatan berkadar tinggi.
(b) Memiliki dan meningkatkan Keterampilan Resmob meliputi :
(1)) Beladiri.
(2)) Tehnik pengolahan TKP.
(3)) Mengemudi.
(4)) Komunikasi eletronika.
(5)) Teknologi informasi.
(6)) Patroli tempur.
(7)) Taktik & tehnik penyerangan.
(8)) Hadang anti hadang.
(9)) Taktik dan tehnik dalam pertahanan/ pengepungan/penyergapan/penggerebekan.
(10)) Taktik & tehnik sweeping.
(11)) Tembak reaksi.
(12)) Pengamanan konvoi.
(13)) Tehnik pemeriksaan tersangka, saksi dan upaya paksa.
(14)) Tehnik wawancara, survilance, under-cover dan observasi.
(c) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan peralatan meliputi :
(1)) Peralatan untuk melaksanakan penyelidikan secara tertutup maupun terbuka.
(2)) Ranmor roda dua atau roda empat.
(3)) Senjata api genggam atau senjata otomatik standar Resmob.
(4)) Peralatan untuk observasi malam hari.
(5)) Peralatan identifikasi dan dokumentasi.
(6)) Rompi anti peluru level IV.
(7)) Helem cevlar anti peluru.
(8)) Borgol, senter.
(9)) Notebook.

(10)) GPS …
27

(10)) GPS dan Peta Digital.


(11)) Handy Talky dan Radio Manpack.
(12)) Handphone Satelit.

b) Standarisasi Kemampuan khusus Pelopor


Kesatuan kecil Taktis Pelopor dengan kemampuan Gerilya Anti Gerilya / Insurjensi
Pembinaan Kesatuan kecil taktis Pelopor meliputi:
(1) Dasar penyerangan
(2) Dasar Pertahanan
(3) Hadang Anti Hadang
(4) Gerakan Pendiper
(5) Pengepungan
(6) Penyusuran sungai
(7) Perembesan
(8) Pioner
(9) Taktik satuan kecil
(10) Mencari dan menghilangkan jejak.
(11) Ilmu medan peta kompas / GPS.
(12) Komunikasi eletronika.
(13) Teknologi informasi.
(14) Survival
(15) Refling hell / jump hell dan bomb jump
(16) Mountenering / evakuasi medis
(17) Serangan kilat/RAID di hutan, gunung, desa dan pantai
(18) Morse / sandi
(19) Escape
(20) Penculikan dan pembebasan
(21) Pengintaian
(22) Patroli tempur
(23) Pengenalan dan penguasan jenis senpi dan amunisi
(24) Lempar pisau
(25) Menembak malam dan menembak reaksi
(26) Taktik & tehnik sweeping.

2) Gegana …
28

3) Gegana
a) Jibom
(1) Pembinaan kemampuan Jibom diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Jibom tentang :
(1)) Kemampuan deteksi dan sterilisasi area.
(2)) Mengidentifikasi handak.
(3)) Menjinakkan bom.
(4)) Mengevakuasi bom.
(5)) Pengolahan TKP
(6)) TPTKP Kasus Bom.
(7)) Ketrampilan memusnahkan (disposal) bom.
(b) Memiliki dan meningkatkan kemampuan penggunaan alut dan alsus Jibom :
(1)) Alsus Deteksi
(2)) Alsus Proteksi
(3)) Alsus Penjinak
(4)) Alsus Pendukung
(c) Memiliki dan meningkatkan keterampilan peralatan Jibom meliputi :
(1)) Peralatan pelindung tubuh, meliputi EOD Seek And Search suit, EOD suit MK II, EOD shield, dan peralatan lain yang sesuai.
(2)) Peralatan pendeteksi bom secara fisik, kimia dan penyinaran X - Ray.
(3)) Peralatan penjinakan bom dengan disrupter atau peralatan lain yg lebih efektif, cepat dan aman.
(4)) Peralatan evakuasi bom, dgn bom trailer dan rantis lapis baja.
(5)) Peralatan penyidik kasus bom.
(6)) Paralatan medis untuk pertolongan pertama.
(7)) Disposal.
(8)) Ground Support Equipment.
(2) Sasaran penugasan Jibom diarahkan untuk :
Ancaman bom serta bahan kimia yang menimbulkan bahaya langsung maupun tidak langsung
(3) Cara bertindak
(a) Prosedur Sterilisasi
(1)) Melakukan persiapan dan pembagian tugas.
(2)) Melakukan pemeriksaan lokasi scr berurutan sesuai rencana.
(3)) Periksa setiap benda di lokasi baik yang mencurigakan, benda berongga dan semua kabel serta tombol elektronik.
(4)) Periksa setiap kendaraan yang digunakan VVIP dgn cermat.

(5)). Lakukan…
29

(5)) Lakukan pemeriksaan berulang oleh pasangan yang berbeda.


(6)) Melaksanakan serah terima lokasi kepada Danplek atau yang berwenang.
(b) Prosedur penjinakan Bom dan bahan kimia
(1)) Melakukan persiapan route, kedudukan pos kotis, CB dan peralatan yang dibawa.
(2)) Mencari informasi lengkap tentang situasi yang dihadapi (bentuk barang, posisi barang, kapan barang ditemukan, siapa yang
menemukan dan apa yang telah dilakukan).
(3)) Mencari keterangan saksi tentang bentuk ancaman.
(4)) Pilih cara bertindak yg tepat, paling efektif, aman dan cepat.
(5)) Lakukan pencerai-beraian untuk mematikan mekanisme penyalaannya.
(6)) Patuhi semua konsinyes penjinakan.
b) Wanteror
(1) Pembinaan kemampuan Wanteror diarahkan untuk :
(a) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Wanteror meliputi :
(1)) Pengetahuan dasar tentang karakteristik dan modus operandi kelompok-kelompok teroris internasional maupun nasional.
(2)) Pengetahuan tentang timbulnya terorisme.
(3)) Pengetahuan dasar negosiasi dengan teroris.
(4)) Pengetahuan tentang jenis dan penggunaan berbagai peralatan satuan lawan teror.
(5)) Studi kasus penanganan terorisme di dalam dan luar negeri.
(6)) Pemahaman bahasa asing.
(7)) Pengetahuan ADO.
(b) Memiliki dan meningkatkan keterampilan Wanteror meliputi :
(1)) Mahir menembak / Sniper.
(2)) Kemampuan bergerak di lap (lari, halang rintang dan renang).
(3)) Kemampuan menembak cepat/reaksi.
(4)) Kemampuan Mobilisasi Udara (Stappling dan East Roping).
(5)) Kemampuan Beladiri
(6)) Kemampuan mengemudi
(7)) Kemampuan pertempuran jarak dekat.
(8)) Kemampuan melakukan pendobrakan Mekanis dan Handak.
(c) Memiliki dan meningkatkan keterampilan peralatan Wanteror meliputi :
(1)) Kemampuan menggunakan peralatan dan jaringan komuniasi.
(2)) Peralatan Tim Sniper
(3)) Peralatan Komunikasi

(4)). Kemampuan …
30

(4)) Kemampuan menggunakan peralatan modern yang ada hubungannya dengan Wanteror : Avioschope, endoscope dan penyadap.
(5)) Kemampuan menggunakan Senjata Utama dan cadangan
(6)) Kemampuan menggunakan peralatan Unit Wanteror
c) Resintelmob
Pembinaan kemampuan Resintelmob diarahkan untuk :
(1) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Resintelmob meliputi :
(a) Pengetahuan Hukum.
(b) Dasar-dasar penyelidikan lapangan.
(c) Prosedur penyidikan terbatas menurut ketentuan hukum yang berlaku.
(d) Penggunaan berbagai jenis peralatan untuk tugas penyelidikan dan penyidikan.
(e) Modus operandi kejahatan berkadar tinggi.
(2) Memiliki dan meningkatkan Keterampilan Resintelmob meliputi :
(a) Beladiri.
(b) Tehnik pengolahan TKP.
(c) Mengemudi.
(d) Komunikasi eletronika.
(e) Teknologi informasi.
(f) Patroli tempur.
(g) GLG ( Gerilya Lawan Gerilya ).
(h) Taktik & tehnik penyerangan.
(i) Hadang anti hadang.
(j) Taktik dan tehnik dalam pertahanan / pengepungan / penyergapan / penggerebekan.
(k) Taktik & tehnik sweeping.
(l) Tembak reaksi.
(m) Pengamanan konvoi.
(n) Tehnik pemeriksaan tersangka, saksi dan upaya paksa.
(o) Tehnik wawancara, survilance, under-cover dan observasi.
(3) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan peralatan meliputi :
(a) Peralatan untuk melaksanakan penyelidikan secara tertutup maupun terbuka.
(b) Kendaraan bermotor roda dua atau roda empat.
(c) Senjata api genggam atau senjata otomatik standar Resintelmob.
(d) Peralatan untuk observasi malam hari.
(e) Peralatan identifikasi dan dokumentasi.

(f). Rompi …
31

(f) Rompi anti peluru level IV.


(g) Helm cevlar anti peluru.
(h) Borgol, senter.
(i) Notebook.
(j) GPS.
(k) Handy Talky dan Radio Manpack
(l) Handphone Satelit.
(m) Peta Digital.
d) Penanganan Kimia Biologi dan Radioaktif (KBR)
Pembinaan kemampuan KBR diarahkan untuk :
(1) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan KBR yang meliputi :
(a) Pengetahuan bahan peledak;
(b) Pengetahuan tentang bom;
(c) Pengetahuan switching;
(d) Pengetahuan teknik dan taktik penjinakan bom;
(e) Pengetahuan prosedur penjinakan bom;
(f) Pengetahuan TPTKP teror bom;
(g) Pengetahuan tentang bahan KBR;
(h) Pengetahuan prosedur penjinakan bom KBR;
(i) Pengetahuan peralatan khusus KBR;
(j) Pengetahuan teknik dan taktik dasar sterilisasi;
(k) Pengetahuan teknik dan taktik penjinakan bom/rangkaian KBR;
(l) Pengetahuan teknik dan taktik dekontaminasi
(m) Pengetahuan teknik dan taktik penanganan kasus bom/rangkaian KBR;
(n) Pengetahuan harwat alsus KBR;
(o) Pengtahuan dasar medis dan kesehatan lapangan.
(p) Pengembangan dan penelitian tentang KBR;
(q) pengembangan dan penelitian teknik dan taktik penjinakan bom/rangkaian KBR;
(r) Pengembangan dan penelitian teknik dan taktik pemusnahan bahan KBR.
(s) Penelitian dan pengembangan peralatan khusus KBR.
(2) Memiliki dan meningkatkan keterampilan KBR yang meliputi :
(a) Kemampuan deteksi dan sterilisasi area.
(b) Mengidentifikasi handak.

(c) Menjinakan …
32

(d) Menjinakkan KBR.


(e) Mengevakuasi KBR.
(f) Pengolahan TKP.
(g) TPTKP Kasus KBR.
(h) Ketrampilan memusnahkan (disposal) bom.
(3) Memiliki dan meningkatkan keterampilan peralatan KBR meliputi :
(a) Mampu menggunakan Peralatan perorangan KBR
(b) Mampu mengunakan Peralatan KBR antara lain :
(1)) Peralatan deteksi
(2)) Peralatan proteksi
(3)) Perlatan dekontaminasi
(4)) Peralatan penjinakan
(5)) Peralatan pendukung
(6)) Peralatan KBR untuk tingkatan Detasemen terdiri dari:
(a)) Laboratorium mikro biologi (Mikroskop elektron)
(b)) Traktor dekon pengupas tanah
(c)) Peralatan dekontaminasi massal
e) Anti anarkis
Pembinaan kemampuan penindakan Anti Anarkis diarahkan untuk :
(1) Memiliki dan meningkatkan pengetahuan Anti Anarkis yang meliputi :
(a) Ketentuan hukum/perundang - undangan.
(b) Karakteristik Massa.
(c) Pengetahuan dasar psikologi massa.
(d) Kemampuan negosiasi
(e) Hak asasi manusia.
(f) Ketentuan teknis, taktis dan prosedur ops Penindakan Tegas Brimob Polri.
(2) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan Anti Anarkis yang meliputi :
(a) Keterampilan menggunakan senjata.
(b) Keterampilan beladiri.
(c) Sniper dan menembak reaksi
(d) Evakuasi Korban
(e) Ketrampilan Kesehatan Lapangan
(f) Keterampilan melakukan manover menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan taktis.

(g) Pengepungan ..
33

(h) Pengepungan gedung


(i) Escape
(j) TPTKP kasus bom
(k) Anti Sabotase
(3) Memiliki dan meningkatkan ketrampilan menggunakan peralatan Anti Anarkis yang meliputi :
(a) Peralatan pelindung tubuh
(b) Mampu menggunakan teropong malam ( goggle ) dan siang
(c) Mampu membaca GPS
(d) Mampu menggunakan kamera dan handycamp.

f) Insurjensi
Pembinaan kemampuan lawan Insurjensi meliputi:
(1) Dasar penyerangan
(2) Dasar Pertahanan
(3) Hadang Anti Hadang
(4) Gerakan Pendiper
(5) Pengepungan
(6) Penyusuran sungai
(7) Perembesan
(8) Pioner
(9) Taktik satuan kecil
(10) Mencari dan menghilangkan jejak.
(11) Ilmu medan peta kompas / GPS.
(12) Komunikasi eletronika.
(13) Teknologi informasi.
(14) Survival
(15) Refling hell / jump hell dan bomb jump
(16) Mountenering / evakuasi medis
(17) Serangan kilat/RAID di hutan, gunung, desa dan pantai
(18) Morse / sandi
(19) Escape
(20) Penculikan dan pembebasan
(21) Pengintaian.

(22) Patroli …
34

(23) Patroli tempur


(24) Pengenalan dan penguasan jenis senpi dan amunisi
(25) Lempar pisau
(26) Menembak malam dan menembak reaksi
(27) Taktik & tehnik sweeping.
V. STANDARISASI KEKUATAN DAN PERALATAN KEMAMPUAN SATUAN KORBRIMOB POLRI
12. Standarisasi peralatan dan kekuatan kemampuan Satuan pada Korbrimob Polri baik ditingkat Pusat dan Daerah adalah sebagai berikut :
a. Penanggulangan Huru – Hara Brimob Polri
1) Susunan kekuatan Satuan PHH Brimob Polri
a) Tingkat Kompi 165 orang terdiri dari :
(1) Kelompok Komando kompi 11 orang terdiri dari:
(a) Komandan Kompi : 1 orang
(b) Caraka/radioman : 1 orang
(c) Pengemudi : 1 orang
(d) Juru kamera : 2 orang
(e) Pelindung juru kamera : 2 orang
(f) Provos : 4 orang
(2) Satu Kompi PHH terdiri dari 4 Peleton
(a) Tiga Peleton pendesak berjumlah 96 orang , Satu Peleton terdiri dari 32 orang.
(1)) Satu Peleton Tameng Sekat
(a)) Komandan Peleton : 1 orang
(b)) Caraka : 1 orang
(c)) Komandan Regu : 3 orang
(d)) Tiga Regu : 27 orang
(2)) Satu Peleton Tongkat Panjang Hitam
(a)) Komandan Peleton : 1 orang
(b)) Caraka : 1 orang
(c)) Komandan Regu : 3 orang
(d)) Tiga Regu : 27 orang
(3)) Satu Peleton Tameng Fiberglass Hitam
(a)) Komandan Peleton : 1 orang
(b)) Caraka : 1 orang
(c)) Komandan Regu : 3 orang
(d)) Tiga Regu : 27 orang
(b) Satu …
35

(b) Satu Peleton tindak berjumlah 30 orang terdiri :


(1)) Komandan Peleton : 1 orang
(2)) Caraka : 1 orang
(3)) Pelempar / penembak gas air mata : 6 orang
(4)) Unit penangkap : 8 orang
(5)) Pemadam api : 4 orang
(6)) Pembawa ifex : 4 orang
(7)) Kesehatan lapangan : 6 orang

(c) Unsur bantuan berjumlah 28 orang terdiri dari :


(1)) 1 unit Pengurai massa : 4 orang
(2)) 1 unit Kawat phalang massa : 10 orang
(3)) 1 unit Mobil penyelamat : 2 orang
(4)) 1 unit Mobil tahanan : 2 orang
(5)) 1 unit Ambulance : 2 orang
(6)) 5 unit Bus AC ukuran sedang : 5 orang
(7)) 2 unit Truk box sedang : 2 orang
(8)) 1 unit Mobil penarik barrier : 1 orang

b) Tingkat Detasemen berjumlah 521 orang terdiri dari :


(1) Kelompok Komando Detasemen berjumlah 9 orang terdiri dari :
(a) Kepala Detasemen : 1 orang
(b) Caraka : 1 orang
(c) Pengemudi : 1 orang
(d) Provos : 6 orang
(2) Satuan PHH tingkat Detasemen terdiri dari:
(a) Tiga Kompi Satuan PHH pendesak dan Kelompok Kompi berjumlah 321 orang.
(b) Tiga Ton Penindak, tiap Peleton melekat pada masing – masing Kompi (1 Ton = 30 orang) berjumlah 90 orang terdiri dari:
(1)) Komandan Peleton Penindak : 3 orang
(2)) Caraka : 3 orang
(3)) Pelempar/penembak gas air mata : 18 orang
(4)) Penangkap : 24 orang
(5)) Pembawa ifex (9 unit ifex) : 12 orang
36

(6)) Pemadam api : 12 orang


(7)) Kesehatan lapangan : 18 orang
(c) Personel unsur bantuan berjumlah 101 orang terdiri dari:
(1)) 3 unit Rantis Pengurai massa : 12 orang
(2)) 3 unit Kawat Phalang massa : 30 orang
(3)) 3 unit Rantis Penyelamat : 6 orang
(4)) 3 unit Mobil tahanan : 6 orang
(5)) 3 unit Ambulance : 6 orang
(6)) 1 unit Mobil public address : 2 orang
(7)) 2 Unit Mobil buldozer : 2 orang
(8)) 3 unit Pembawa Gergaji mesin : 6 orang
(9)) 20 unit Bus AC ukuran sedang : 20 orang
(10)) 8 unit Truk box sedang : 8 orang
(11)) 3 unit Mobil penarik kawat Penghalang massa : 3 orang
2) Susunan Peralatan dan Perlengkapan Satuan PHH Brimob Polri
a) Tingkat Kompi
1) Peralatan PHH
(a) Tameng sekat : 30 buah
(b) Tameng Fiberglass hitam : 30 buah
(c) Helm/pelindung kepala warna hitam : 151 buah
(d) Kedok gas (Gas Masker) : 151 buah
(e) Satu set pelindung tubuh : 151 buah
(f) Tongkat panjang hitam : 30 buah
(g) Tongkat lecut hitam : 30 buah
(h) Laras licin : 6 pucuk
(i) Kamera video digital : 2 unit
(j) Tabung pemadam api isi 3 kilogram : 6 unit
(k) Borgol : 8 buah
(l) Alat komunikasi Handy Talky : 13 unit
2) Peralatan Unsur bantuan terdiri dari :
(a) Rantis Pengurai massa : 1 unit
(b) Kawat penghalang massa : 1 unit
(c) Rantis Penyelamat : 1 unit

(d) Mobil …
37

(d) Mobil tahanan : 1 unit


(e) Ambulance : 1 unit
(f) Bus AC ukuran sedang : 5 unit
(g) Truk box sedang : 2 unit
(h) Mobil penarik kawat phalang massa : 1 unit
(i) Bus AC ukuran sedang : 5 unit
b) Tingkat Detasemen
1) Peralatan PHH
(a) Tameng Sekat : 90 buah
(b) Tameng Fiberglass Hitam : 90 buah
(c) Helm/pelindung kepala warna hitam : 455 buah
(d) Kedok Gas (Gas masker) : 455 buah
(e) Pelindung tubuh : 455 set
(f) Tongkat Panjang Hitam : 90 buah
(g) Tongkat lecut hitam : 90 buah
(h) Laras licin : 18 pucuk
(i) Kamera video digital : 6 unit
(j) Tabung pemadam api : 12 unit
(k) Borgol : 24 buah
(l) Alat Komunikasi Handy Talky : 52 unit
2) Alat bantuan terdiri dari:
(a) Rantis Pengurai massa : 3 unit
(b) Kawat penghalang massa : 3 unit
(c) Rantis Penyelamat : 3 unit
(d) Mobil tahanan : 3 unit
(e) Ambulance : 3 unit
(f) Mobil penerangan PHH : 1 unit
(g) Mobil buldozer : 2 unit
(h) Gergaji mesin : 3 buah
(i) Bus AC ukuran sedang : 20 unit
(j) Truk box sedang : 8 unit
(k) Mobil penarik kawat phalang massa : 3 unit
(l) Mobil Komandan Kompi : 3 unit

b. Search …
38

b. Search And Rescue Brimob Polri


1) Susunan Peralatan dan Perlengkapan Search And Rescue
a) Personel unit SAR
(1) Unit SAR tediri dari
(a) Unit SAR darat berjumlah 10 personel terdiri dari :
(1)) Kepala Unit : 1 orang
(2)) Penebas 1 : 1 orang
(3)) Penebas 2 : 1 orang
(4)) Pembidik Kompas 1 : 1 orang
(5)) Pembidik Kompas 2 : 1 orang
(6)) Keslap : 1 orang
(7)) Logistik 1 : 1 orang
(8)) Logistik 2 : 1 orang
(9)) Komunikasi elektronika : 1 orang
(10)) Waka Unit : 1 orang
(b) Unit SAR Air darat berjumlah 10 personel terdiri :
(1)) Kepala Unit : 1 orang
(2)) Juru mudi Perahu Karet : 1 orang
(3)) Penyelam 1 : 1 orang
(4)) Penyelam 2 : 1 orang
(5)) Penyelam 3 : 1 orang
(6)) Penyelam 4 : 1 orang
(7)) Pendayung / Keslap : 1 orang
(8)) Pendayung / Keslap : 1 orang
(9)) Pendayung / Keslap : 1 orang
(10)) Pendayung / Keslap : 1 orang

(c) Unit SAR Udara


Jumlah personel Unit SAR Udara menyesuaikan dengan kapasitas angkut pesawat atau hellycopter yang digunakan.
b) Standarisasi Peralatan dan Perlengkapan
(1) SAR Darat
(a) Peralatan dan Perlengkapan Perorangan :
(1)) PDL SAR : 1 stel

(2)) Survival …
39

(2)) Survival Kit : 1 set


(3)) Karabiner : 4 buah
(4)) Tali Prusik 3 meter : 2 buah
(5)) Figur 8 : 1 buah
(6)) Senter : 1 buah
(7)) Harnest : 1 set
(8)) Alat Komunikasi / HT : 1 buah
(9)) Helm pengaman : 1 buah
(10)) Ponco / Jas hujan : 1 stel
(11)) Sarung tangan kulit : 1 pasang
(12)) Sarung tangan karet : 1 pasang
(13)) Sleeping Bed : 1 buah
(14)) Jam tangan SAR : 1 buah
(15)) Masker : 1 buah
(16)) Ransel : 1 buah
(17)) Tablet penjernih air : 1 kotak
(18)) Obat anti nyamuk : 1 botol
(19)) Sebo : 1 buah

(b) Peralatan dan perlengkapan Unit :


(1)) Tali kern mantel 50 – 100 m : 2 rol
(2)) GPS : 2 Unit
(3)) Kompas : 2 Unit
(4)) Pisau Penebas : 2 Buah
(5)) Peta Digital & Laptop : 1 Unit
(6)) Solar Cell : 1 Unit
(7)) Handycam : 1 Unit
(8)) Holmatro : 1 Unit
(9)) Chain saw : 1 Unit
(10)) Peta : 3 lembar
(11)) Ascender set : 2 set
(12)) Descender set : 2 set
(13)) Tandu Lipat / Stretcher : 1 set

(14))Peralatan …
40

(14)) Peralatan P3K : 1 set


(15)) Kendaraan APC 4x4 winch : 1 Unit
(16)) Teropong range vander 3 Unit
(17)) Teropong malam : 3 Unit
(18)) Hand phone satelit : 2 Unit
(19)) Alat penjernih air : 1 Unit
(20)) Tenda Komando : 2 Unit
(21)) Kantong mayat : 5 Unit
(22)) Breathing Apparatus : 3 Unit
(23)) Pistol Isyarat / Flare : 2 pucuk
(24)) Generator portable : 1 set
(25)) Granat asap : 3 buah
(26)) RANSAR : 1 Unit
(27)) Camera digital : 2 buah
(28)) Police line : 1 buah
(2) SAR AIR
(a) Peralatan dan perlengkapan perorangan :
(1)) Wet Suit :1 set
(2)) Goggle & Snorkel :1 pasang
(3)) Webbing Set :1 set
(4)) Fins :1 pasang
(5)) Peralatan scuba :1 set
(6)) Life vest (jaket pelampung) :1 buah
(7)) Sepatu menembak :1 buah
(8)) Pisau menembak :1 buah
(9)) Jam tangan menembak :1 buah
(10)) Tablet penjernih air :1 kotak
(11)) Obat anti nyamuk :1 botol
(12)) Sebo :1 buah
(b) Peralatan dan perlengkapan Unit :
(1)) Perahu Karet : 1 buah
(2)) Dayung : 6 buah
(3)) Ring Buoy / Pelampung : 2 buah

(4)) Senter …
41

(4)) Senter menembak : 2 buah


(5)) Motor Tempel : 1 set
(6)) Kompresor Menembak : 1 buah
(7)) Tali Lempar : 4 buah
(8)) Motor Menembak : 2 unit
(9)) GPS Marine : 2 unit
(10)) Pistol isyarat / Flare : 2 pucuk
(11)) Kamera kedap air : 2 buah
(12)) Jangkar : 4 buah
(13)) kantong mayat : 5 buah
(3) SAR Udara
(a) Peralatan dan perlengkapan perorangan
(1)) PDL SAR : 1 stel
(2)) Survival Kit : 1 set
(3)) Karabiner : 4 buah
(4)) Figur 8 : 1 buah
(5)) Senter : 1 buah
(6)) Harnest : 1 set
(7)) Alat Komunikasi / HT : 1 buah
(8)) Parasut : 1 buah
(9)) Sarung tangan kulit : 1 pasang
(10)) Jam tangan SAR : 1 buah
(11)) Masker dan Sebo : 1 buah
(12)) Ransel : 1 buah
(13)) Smoke signal (isyarat asap) : 1 buah
(14)) Tablet penjernih air : 1 kotak
(15)) Obat anti nyamuk : 1 botol
(b) Peralatan dan perlengkapan unit
(1)) Kain Helly pad : 2 set
(2)) Wind shock : 1 buah
(3)) Pistol isyarat : 1 buah
(4)) Bendera semapur : 1 set
(5)) Teropong siang : 2 buah

(6)) Teropong …
42

(6)) Teropong malam : 2 buah


(7)) Handycam : 1 buah
(8)) Camera digital : 2 buah
(9)) Megaphone : 2 buah
(10)) Leg bag : 2 buah
(11)) Kantong mayat : 5 buah
c. Penjinakan Bom
1) Susunan kekuatan Unit Jibom Brimob Polri
a) Kekuatan personil Unit Gegana Penjinak Bom (Jibom)
(1) 1 Unit Gegana Penjinak Bom berjumlah 10 orang dengan susunan sebagai berikut :
(a) Ka Unit : 1 orang
(b) Pa Unit : 1 orang
(c) Operator 1 ( No. 1 ) : 1 orang
(d) Operator 2 ( No. 2 ) : 1 orang
(e) Pembantu operator 1 ( No. 3 ) : 1 orang
(f) Pembantu operator 2 ( No. 4 ) : 1 orang
(g) Juru kamera/ Fotographer : 1 orang
(h) Pam Area : 3 orang
(2) Tingkat Sub Detasemen dengan kekuatan 33 orang yang terdiri dari:
(a) Kelompok Komando 3 orang terdiri dari :
(1)) Kepala Sub Detasemen : 1 orang
(2)) Caraka : 1 orang
(3)) Pengemudi : 1 orang
(b) 3 Unit Gegana Penjinak Bom berjumlah 30 orang
b) Kemampuan personil Unit Gegana Penjinak Bom meliputi :
(1) Pengetahuan bahan peledak
(2) Pengetahuan tentang bom
(3) Pengetahuan Switching
(4) Pengetahuan Protap Penjinakan Bom
(5) Pengetahuan peralatan khusus Jibom
(6) Pengetahuan TPTKP Teror Bom
(7) Pengetahuan teknik dan taktik dasar sterilisasi Bahan peledak/bom
(8) Pengetahuan elektronika.

(9) Pengetahuan …
43

(9) Pengetahuan tentang senjata pemusnah massal


(10) Pengetahuan teknik dan taktik penjinakan bom
(11) Pengetahuan taktik dan teknik pemusnahan Bahan peledak/bom (disposal)
(12) Pengetahuan taktik / teknik penanganan kasus Bom.
(13) Pengetahuan Harwat alsus Jibom
(14) Pengembangan dan penelitian Bahan Peledak.
(15) Pengembangan dan penelitian Bom
(16) Pengembangan dan penelitian Switching /Aktivasi Bom
(17) Pengembangan dn penelitian teknik /taktik Jibom.
(18) Pengembangan dan penelitian Taktik dan teknik pemusnahan Bahan peledak/bom (disposal).
(19) Penelitian dan Pengembangan alsus Jibom
2) Peralatan
a) Peralatan Perorangan Unit Gegana penjinak bom
Peralatan perorangan adalah peralatan yang digunakan oleh seorang operator penjinak bom dalam melaksanakan tugas khusus penjinakkan bom
dengan menggunakan sistem manual ( hand-entry ) yang terdiri dari :
(1) Kotak Alat : 1 Buah
(2) Ikat Pinggang : 1 Buah
(3) Crimper : 1 Buah
(4) Kantong alat : 1 Buah
(5) Lampu senter : 1 Unit
(6) Pahat, Kayu, ¼", ½ “ : 1 Set
(7) Benang Nilon , Gulungan 500' : 1 Rol
(8) Mata Kail, #5/0 : 2 Set
(9) Mata Kail, #10/0 : 2 Set
(10) Pasak, 4 ukuran 1/16, 1/8, 3/32 : 2 Set
(11) Penutup Telinga, dengan kotak : 1 Unit
(12) Kotak pelindung Detonator : 1 Buah
(13) Buku catatan (memo) : 1 Buah
(14) Tali Nilon : 1 Rol
(15) Isolatif plastik hitam : 1 Rol
(16) Isolatif nilon : 1 Rol
(17) Tang diagonal 4”, 6 ” : 1 Unit
(18) Tang buaya : 1 Buah

(19) Tang ..
44

(19) Tang potong : 1 Buah


(20) Pinset lurus dan lengkung : 1 Unit
(21) Penusuk kayu : 1 Bks
(22) Tusuk gigi kayu : 1 Kotak
(23) Penjepit 5” : 1 Set
(24) Gunting besar : 1 Buah
(25) Medical mirror : 1 Buah
(26) Sendok kayu es krim : 1 Bks
(27) Pisau lipat : 1 Buah
(28) Tang serba guna : 1 Buah
(29) Sangkur khusus : 1 Buah
(30) Cutter khusus : 1 Set
(31) Safety glasses : 1 Buah
(32) Alat tulis (pena dan pensil) : 1 Set
(33) Pembuka surat non logam : 1 Buah
(34) Sumpit makan : 1 Bks
(35) Pengupas kabel : 1 Buah
(36) Kalkulator konversi metric : 1 Buah
(37) Meteran : 1 Buah
(38) Tang khusus : 1 Buah
(39) Palu serba guna : 1 Buah
(40) Kunci inggris : 1 Buah
(41) Tongkat magnetik : 1 Buah
(42) Penggaris plastik : 1 Buah
(43) Katrol : 1 Buah
(44) Stethoskop : 1 Unit
(45) Multi pocket Vest : 1 Buah
b) Peralatan Unit Gegana penjinak bom
(1) Alsus Deteksi
(a) Hand Held Metal Detector : 4 Unit
(b) Mine Detector : 1 Set
(c) Walk Trough Metal Detector : 1 Set
(d) Hand Held Mirror Inspection : 4 Unit

(e) Under …
45

(e) Under Vehicle Mirror Inspection : 2 Unit


(f) Explosive Vapor Detector : 2 Set
(g) X-Ray Portable Computer + Processor : 1 Set
(h) Fibrescope : 1 Set
(i) Pocket Dosimeter : 2 Unit
(j) Mail Inspector : 1 Unit
(k) Non Magnetic Main Proder : 1 Unit
(l) Electronic Stethoscope : 1 Unit
(m) Film X-Ray 803 : 25 Box
(2) Alsus Proteksi
(a) Body Armour : 1 Set
(b) Body Vest + Ballistic Helmet : 10 set
(c) Seek and search suit : 2 Set
(d) Bom Blanket + Ring Circle : 1 Set
(e) Letter Bom Blanket : 1 Unit
(f) EOD Shield (Tameng pelindung bom) : 1 Unit
(g) Safety Shoes : 10 Unit
(h) Safety Gloves : 10 Unit
(i) Safety Glasses : 10 Unit
(j) Bom Bin/Basket bom (w/No. Trailler) : 1 Unit
(3) Alsus Penjinak
(a) Robot Penjinak : 1 Set
(b) Disrupter Pigstik : 2 Set
(c) Recoilless Disrupter : 1 Set
(d) Kabel Demolition : 2 Roll
(e) Blasting machine : 2 Set
(f) Rocket Wrench : 1 Set
(g) Escokit : 1 Set
(h) Catridges Disrupter : 10 Box
(4) Alsus Pendukung
(a) Hook and Line : 1 Set
(b) Tool Kit : 1 Set
(c) Camera Digital : 1 Unit

(d) handycam …
46

(d) Handycam : 1 Set


(e) Survailance Camera + Recorder : 1 Set
(f) Notebook/Laptop : 1 Unit
(g) Night Vision 3G : 1 Unit
(h) Dragon Light : 2 Set
(i) Handy Talky : 10 Unit
(j) Radio Rig : 1 Set
(k) Telescope : 1 Unit
(l) Tripod : 3 Buah
(m) Flood Light : 1 Set
(n) Megaphone : 1 Unit
(o) Stick Manipulator : 1 Set
(p) Sellular Jammer : 1 Unit
(q) Radio jammer : 1 Unit
(r) Ziploc Plastic : 1 Box
(s) Police line : 2 Roll
(t) Trafic cone : 4 Unit
(u) Red Sign Flag with stand : 10 Unit
(v) Trolley : 1 Unit
(w) Lakban/isolatif : 10 Unit
(x) Seach Tools Kit : 1 Unit
(y) Ground Support Vehicle : 1 Unit
(z) Anjing pelacak handak : 2 Ekor

d. Reserse Mobil (Resmob)


1) Susunan kekuatan Unit Resmob Brimob Polri
a) Korbrimob Polri
Satuan Resmob ada pada Satuan Korbrimob Polri dengan kekuatan 1 (satu) Detasemen.
b) Satbrimob Polda
Unit Resmob tingkat Polda minimal 1 (satu) unit yang berjumlah 10 (sepuluh) Personil dan dipimpin oleh Ka Unit.
c) Unit Resmob terdiri dari 10 (Sepuluh) personil yang disusun sebagai berikut :
(1) Kepala Unit
(2) Wakil Kepala Unit

(3) Kepala …
47

(3) Kepala Kelompok Penyelidik


(4) Anggota
(5) Anggota
(6) Anggota
(7) Kepala Kelompok Penindak
(8) 3 (tiga) Anggota

2) Standarisasi Peralatan dan Perlengkapan


a) Persenjataan :
Seluruh anggota Unit menggunakan Senpi Genggam / pistol dan Senpi Bahu organik. Persenjataan yang digunakan dapat digunakan melebihi dari
spesifikasi standar senpi organik dengan melihat ancaman dilapangan yang berpedoman kepada 3 azas penegakan hukum ( Keabsyahan, Keperluan,
Keseimbangan ).

b) Amunisi
(1) Amunisi yang digunakan sesuai dengan standar organik Polri.
(2) Amunisi Senpi Bahu menggunakan tiga magasen dengan rincian sebagai berikut :
(a) Magasen pertama langsung terpasang di senjata berisi 3 butir peluru hampa di bagian atas dan 25 butir peluru karet dibawahnya.
(b) Magasen kedua tersimpan di dalam tas magasen berisi 30 butir peluru tajam.
(c) Magasen ketiga tersimpan di dalam tas magasen berisi 30 butir peluru tajam.

c) Peralatan :
(1) Penyelidikan
(a) Perorangan
(1)) Pakaian Sipil
(2)) Kamera Digital
(3)) Tape Recorder
(4)) Alat Komunikasi
(5)) Kaca-mata hitam
(b) Satuan
(1)) Kendaraan Bermotor
(2)) Komputer
(3)) Kamera Digital
(4)) Tape Recorder dan Alat Penyadap

(2) Penyelidikan …
48

(2) Penyelidikan
a) Perorangan
(1)) Rompi anti peluru / Body vest
(2)) Helm Anti Peluru
(3)) HT/ Fox / Hp
(4)) Borgol
(5)) Sarung tangan
(6)) Kaca-mata hitam
b) Satuan
(1)) Rompi anti peluru / Body vest
(2)) Helm Anti Peluru
(3)) HT/ Fox / Hp
(4)) Borgol
(5)) Sarung tangan
(6)) Kaca-mata hitam
e. Lawan Teror
1) Susunan kekuatan Unit Lawan Teror Brimob Polri
a) Kekuatan 1 (satu) Unit Lawan Teror berjumlah 12 orang terdiri dari :
(1) Ka Unit : 1 orang
(2) Inspektur Unit : 1 orang
(3) Tim Penetrasi : 4 orang
(4) Breacher / Pendobrak : 2 orang
(5) Penembak Tepat / Sharp Shooter : 2 orang
(6) Pembantu Penembak Tepat : 2 orang
b) Tingkat Sub Detasemen dengan kekuatan 38 personel yang terdiri dari :
(1) Kelompok Komando : 2 orang
(a) Ka Subden : 1 orang
(b) Inspektur administrasi : 1 orang
(2) 3 unit Lawan Teror : 36 orang
2) Standarisasi Peralatan
a) Peralatan Perorangan :
(1) Helm kevlar : 1 Perorang
(2) Masker gas : 1 Perorang

(3) Goggle ...


49

(3) Goggle CQB : 1 Perorang


(4) Kaca mata menembak : 1 Perorang
(5) Sarung tangan CQB : 1 Perorang
(6) Sebo Nomex : 1 Perorang
(7) Ponco : 1 Perorang
(8) Cleaning kit senjata : 1 Perorang
(9) Body vest level 4 : 1 Perorang
(10) Tactica holster senpi pendek : 1 Perorang
(11) Seragam Wearpack : 1 Perorang
(12) Sepatu laras karet : 1 Perorang
(13) Kopel : 1 Perorang
(14) Sarung magazine : 1 Perorang
(15) Kotak obat : 1 Perorang
(16) Borgol : 1 Perorang
(17) Borgol plastik : 3 Perorang
(18) Sangkur multi guna : 1 Perorang
(19) Tool Kit/Gerber : 1 Perorang
(20) Granat asap : 1 Perorang
(21) Night Vision Goggle : 1 Perorang
(22) Senjata laras panjang/Steyr : 1 Perorang
(23) Pistol : 1 Perorang
(24) Magazen Pistol/Laras panjang : 4 Perorang
(25) Senter senjata : 1 Perorang
(26) Aim point : 1 Perorang
(27) Pelindung lutut dan siku : 1 Perorang
(28) Snorkel : 1 Perorang
(29) Vin swimming : 1 Perorang
(30) Masker : 1 Perorang
(31) Wet suit + sepatu menembak : 1 Perorang
b) Peralatan Unit Lawan Teror :
(1) Kendaraan APC : 1 unit
(2) Kendaraan Escape : 1 unit
(3) Tameng Kevlar : 2 buah

(4) Tabungan …
50

(4) Tabung oksigen : 6 buah


(5) Alkom HT + Head Set : 12 buah
(6) Tangga aluminium : 2 buah
(7) Peralatan repling meliputi
(a) Tali karmantel 50 m : 1 buah
(b) Tali rooping : 1 buah
(c) Harnes : 12 buah
(d) Karabiner : 12 buah
(e) Diskender : 12 buah
(f) Leg bag : 12 buah
(g) Autostop : 12 buah
(h) Sarung tangan repling : 12 buah
(i) Sarung tangan rooping : 12 buah
(8) Lampu fosfor : 50 buah
(9) Senjata Shot Gun : 2 pucuk
(10) Peralatan Penembak Tepat meliputi
(a) Senjata penembak tepat : 2 pucuk
(b) Teropong jarak jauh : 2 buah
(c) Ring Finder : 1 buah
(d) Tas penembak tepat : 2 buah
(e) Kantong obat : 2 buah
(g) Perlengkapan kamuflase : 2 buah
(h) Sangkur survival : 2 buah
(i) Cleaning Kit Box : 2 buah
(j) Kompas/GPS : 1 buah
(k) Seragam penyamaran : 2 buah
(l) Ponco : 2 buah
(m) Tas punggung : 2 buah
(11) Alat pengintai (Avioscope) : 1 buah
(12) Kaca pengintai sudut : 2 buah
(13) Handycam : 1 buah
(14) Alat breaching handak : 1 unit
(a) Pisau breaching : 5 buah

(b) Alat …
51

(b) Alat pemicu listrik : 1 buah


(c) Meteran : 1 buah
(d) Kabel roll : 1 buah
(e) Isolasi double tip : 5 buah
(f) Gabus breaching : 10 buah
(g) Lakban : 5 buah
(h) Multi tool kit : 5 buah
(i) kantong handak : 2 buah
(j) Sumbu ledak 25,50,100 Grains : 50 m
(k) Detonator : 25 buah
(l) Lem breaching : 5 buah
(m) Pemotong kabel : 5 buah
(n) Breaching wall : 5 buah
(o) Flash bang : 25 buah
15) Alat breaching mekanik
(a) Rangsel breaching mekanik : 2 buah
(b) Tang pemotong kawat : 2 buah
(c) Pengungkit kapak : 2 buah
(d) Pendobrak halogen : 2 buah
(e) Alat las : 1 buah
(f) Gergaji mesin : 1 buah
(g) Alat pemecah kaca : 2 buah
(h) Sarung tangan breaching : 12 buah
(i) Bor listrik : 1 buah
(j) Generator : 1 unit
c) Peralatan Pendukung :
1) Helikopter / Pesawat Terbang.
2) Kapal Laut / Speed Boat.
f. Kimia Biologi dan Radioaktif (KBR)
1) Susunan Personil
a) 1 Unit KBR Gegana berjumlah 15 orang dan diorganisasikan dengan susunan sebagai berikut :
(1) Kepala Unit KBR (Kanit) : 1 orang
(2) Petugas Safety : 1 orang

(3) Spesialis …
52

(3) Spesialis Teknis : 1 orang


(4) Tim Entri dan operator : 4 orang
(5) Petugas Akses kontrol : 2 orang
(6) Tim Dekontaminasi : 4 orang
(7) Petugas Logistik : 1 orang
(8) Petugas Medis : 1 orang

b) 1 Subden KBR terdiri dari 3 unit berjumlah 48 orang dan diorganisasikan dengan sususan sebagai berikut :
(1) Kasubden : 1 orang
(2) Pamin : 1 orang
(3) Bamin : 1 orang
(4) Unit 1 : 15 orang
(5) Unit 2 : 15 orang
(6) Unit 3 : 15 orang

2) Susunan Peralatan
a) Peralatan Perorangan Unit KBR Gegana
Peralatan perorangan ini terdiri dari:
(1) Kotak Alat : 1 Buah
(2) Ikat Pinggang : 1 Buah
(3) Crimper : 1 Buah
(4) Kantong alat : 1 Buah
(5) Lampu senter : 1 Unit
(6) Pahat, Kayu, ¼", ½ “ : 1 Set
(7) Benang Nilon , Gulungan 500' : 1 Rol
(8) Mata Kail, #5/0 : 2 Set
(9) Mata Kail, #10/0 : 2 Set
(10) Pasak, 4 ukuran 1/16, 1/8, 3/32 : 2 Set
(11) Penutup Telinga, dengan kotak : 1 Unit
(12) Kotak pelindung Detonator : 1 Buah
(13) Buku catatan (memo) : 1 Buah
(14) Tali Nilon : 1 Rol
(15) Isolatif plastik hitam : 1 Rol

(16) Isolatif …
53

(16) Isolatif nilon : 1 Rol


(17) Tang diagonal 4”, 6 ” : 1 Unit
(18) Tang buaya : 1 Buah
(19) Tang potong : 1 Buah
(20) Pinset lurus dan lengkung : 1 Unit
(21) Penusuk kayu agak besar : 1 Bks
(22) Penusuk dari kayu kecil : 1 Kotak
(23) Penjepit 5” : 1 Set

b) Peralatan Unit KBR Gegana


Peralatan Unit adalah peralatan yang digunakan oleh Unit KBR dalam melaksanakan tugas penjinakkan bom KBR dan tugas-tugas lainnya yang
berhubungan dengan zat-zat berbahaya KBR. Peralatan Unit dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu Peralatan deteksi, pelindung / proteksi,
dekontaminasi, penjinakkan dan peralatan pendukung. Perincian peralatan Unit tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Peralatan Deteksi
(a) Pager Radiasi : 15 Buah
(b) Inspektor : 1 Buah
(c) Alat monitor 4 gas
(ComanderMultigas Monitor) : 2 Buah
(d) LCD : 2 Buah
(e) Kertas PH : 10 Set
(f) Tiket Pintar (Mazmat) : 15 Set
(g) Kertas M : 10 Set
(h) Kertas M8 : 10 Set
(i) M 256 A1 : 10 Set
(j) Chemical warfare agents and
toxic equipment multi IMS : 1 Unit
(k) Civil defense Simultaneos test : 2 Set
(2) Alsus Proteksi
(a) Baju level A : 30 Buah
(b) Baju level B : 30 Buah
(c) Baju level C : 30 Buah
(d) Masker CBA : 8 Buah
(e) Masker APR : 8 Buah

(f) Sepatu …
54

(f) Sepatu Boad : 20 Buah


(g) Sarung tangan : 30 Buah
(h) Breathing Apparatus TAbung CBA : 8 Buah
(i) Helm : 15 Buah
(j) Mask repair kit & Mask measurer : 2 Buah
(k) Defend air escape hood : 2 Buah
(3) Peralatan Dekontaminasi
(a) Mobile Decontamination
System on Trailer Rids : 1 Unit
(b) Decontamination Chemical : 10 Set
(c) The handy Portabel
Decontamination System : 8 Buah
(d) Ember : 4 Buah
(e) Sikat : 8 Buah
(f) Deterjen : 2 Buah
(g) Botol penyemprot : 4 Buah
(h) Terpal decon : 4 Buah
(i) Kolam decon : 4 Buah
(4) Peralatan Penjinakan
(a) Robot Penjinak : 1 Unit
(b) Disrupter Pigstik 20mm : 2 Buah
(c) Disrupter 12 mm recoilless : 2 Buah
(d) Kabel demilition : 2 Buah
(e) Blasting Machine : 2 Buah
(f) Tenda penutup bom : 2 Buah
(g) Pompa busa dekontaminasi : 2 Buah
(5) Peralatan Pendukung
(a) Mega Phone : 2 Buah
(b) Kompresor pengisi udara : 1 Buah
(c) Tandu : 4 Buah
(d) Police Line : 4 Buah
(e) Teropong : 1 Buah
(f) Tenda komando : 1 Buah

(g) Kursi …
55

(g) Kursi : 15 Buah


(h) Cone lalu lintas : 20 Buah
(i) Isolasi : 10 Buah
(j) P3K Komando : 2 Set
(k) Tempat sampah : 2 Buah
(l) Steteskop : 2 Buah
(m) Papan punggung : 4 Buah
(n) Self AID kit : 4 Buah
(o) CS Neutralising Agent : 2 Buah
(p) Injector Atropine : 10 Buah
(q) Medical Casualty Full Bag : 4 Buah
(r) Water clean 5000-Gt : 2 Buah
(s) Pillow water tank : 2 Buah
(t) Truck for container : 1 Buah
(u) Fire helmet : 15 Buah
(v) Filter escape Apparatus : 15 Buah
(w) Protection Clothing for fire Fighting : 15 Buah
g. Anti Anarkis
1) Susunan kekuatan satuan Detasemen Anti Anarkis (Dentinarkis) Brimob Polri
a) Jumlah 411 orang terdiri dari :
(1) Pok Ko Den berjumlah 6 orang terdiri dari :
(a) Kepala Detasemen : 1 orang
(b) Wakaden : 1 orang
(c) Pengemudi : 2 orang
(d) Caraka : 2 orang
b) Satuan Anti Anarkis tingkat Detasemen terdiri dari:
(1) Kelompok pengendara sepeda motor R2
62 Unit (2 pleton) : 62 orang
(2) Kelompok water Canon 10 Unit
( 1 unit 4 orang ) : 40 orang
(3) Kelompok Baracuda 4 Unit(1Unit 8orang) : 32 orang
(4) Kelompok APC 6 Unit ( 1 Unit 6 orang ) : 36 orang
(5) Kelompok EOD 4 Unit ( 1 unit 6 orang ) : 24 orang

(6) Kelompok …
56

(6) Kelompok kawat phalang massa 4 Unit : 32 orang


(7) Kelompok Pemadam Kebakaran
4 Unit (1 unit 4 orang) : 16 orang
(8) Ambulan 4 Unit ( 1 unit 2 orang ) : 8 orang
(9) Kelompok Wanteror 3 unit(1 Unit 8 orang) : 24 orang
(10) Unit Escape 2 Unit (1 Unit 4 orang) : 8 orang
(11) Kelompok Helly 5 unit (1 unit 4 orang) : 8 orang
(12) Mobil PLN 1 Unit : 2 orang
(13) Mobil Telkom : 2 orang
(14) Komob (Alkom) 1 Unit : 5 orang
(15) Unit KBR : 10 orang
(16) Unit Repeete : 5 orang
(17) Mobil Tahanan : 5 orang
(18) Mobil Public addres 1 Unit : 3 orang
Jumlah : 328 orang
2) Peralatan dan Persenjataan Satuan Detasemen Anti Anarkis ( Dentinarkis ) Brimob Polri
a) Kelompok Komando Detasemen berjumlah 6 orang terdiri :
(1) Persenjataan
(a) Kepala Detasemen (six sower pendek) : 1 pucuk
(b) Wakaden (six sower pendek) : 1 pucuk
(c) Pengemudi (senpi A.K.101) : 2 pucuk
(d) Caraka (senpi A.K.101) : 2 pucuk
(e) Kelompok K.R. R2 (senpi A.K.101) : 62 pucuk
(f) Kelompok water Canon 10 Unit
(1)) Senjata berat : 10 pucuk
(2)) A.K.101 : 40 pucuk
(g) Kelompok Baracuda : 4 Unit
(1)) Senjata berat : 4 pucuk
(2)) A.K.101 : 32 pucuk
(h) Kelompok APC : 3 Unit
(i) senpi Wanteror M.P.5, M4 & Styer : 24 pucuk
(j) Kelompok EOD
(k) Pok kawat penghalang massa A.K.101 : 32 pucuk

(l) Kelompok …
57

(l) Kelompok Komob A.K.101 : 5 pucuk


(m) Kelompok Repeeter A.K.101 : 5 pucuk
(n) Kelompok Mobil Tahanan : 5 pucuk
(o) Unit Escape M.P.4, M.P.5, Styer : 8 pucuk
3) Perlengkapan
a) Helm Tempur : 328 buah
b) Rompi anti peluru level 3 : 328 buah
c) Sarung tangan dari kulit : 328 buah
d) Kaca mata hitam : 328 buah
e) Pakaian PDL III Brimob : 328 stel
4) Kendaraan
a) Sepeda motor roda dua ( trail ) : 62 unit
b) water Canon : 10 Unit
c) Baracuda : 4 Unit
d) APC (Wanteror) : 3 Unit
e) Escape : 2 Unit
f) EOD : 4 Unit
g) Kawat penghalang massa : 4 Unit
h) Pemadam Kebakaran : 4 Unit
i) Ambulan : 4 Unit
j) Helly : 5 Unit
k) PLN : 1 Unit
l) Telkom : 1 Unit
m) Komob : 1 Unit
n) Mobil Public addres : 1 Unit
o) Mobil Tahanan : 1 Unit
p) Mobil Repeeter : 1 Unit
5) Alkom / HT
a) Kepala Detasemen : 1 Unit
b) Wakaden : 1 Unit
c) Pengemudi : 2 Unt
d) Kelompok pengendara K.R. roda dua : 8 Unit
e) Kelompok water Canon : 10 Unit

f) Kelompok …
58

f) Kelompok Baracuda : 10 Unit


g) Kelompok APC : 3 Unit
h) Kelompok EOD 5 Unit M.P.5 : 4 Unit
i) Kelompok kawat penghalang massa : 4 Unit
j) Kelompok Pemadam Kebakaran : 4 Unit
k) Ambulan : 4 Unit
l) Kelompok Wanteror : 3 unit
m) Kelompok Helly : 5 unit
n) Kelompok Escape : 2 Unit
o) Repeeter Mobile : 1 Unit
p) Mobil Public addres : 1 Unit
Jumlah : 63 Unit

VI. PENUTUP
13. Demikian naskah ini dibuat untuk mewujudkan Postur Korps Brimob Polri yang profesional, mahir, bermoral dan mandiri untuk dapat menanggulangi gangguan keamanan
dalam negeri berkadar tinggi. Disamping itu dengan kemampuan yang dimiliki baik perorangan maupun Kesatuan serta penggelaran kekuatan dan peralatan akan
meningkatkan pelayanan prima pada fungsi Brimob kepada masyarakat untuk menangani gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi.

Kelapadua, Agustus 2010

KEPALA KORPS BRIMOB POLRI

Drs. SYAFEI AKSAL


INSPEKTUR JENDERAL POLISI

Anda mungkin juga menyukai