Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI DOKTER MUDA

TOPIK : BST AKNE VULGARIS


TANGGAL : 19/4/2021

DM HALIM
Q : Mengapa pada AV dapat terbentuk 2 tipe komedo atau yang kita kenal dengan blac
khead(terbuka) dan whitehead (tertutup)?
A : Blackhead / komedo terbuka merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis dari A
V yang disebabkan karena sumbatan pada orifisium folikel, sumbatan yang terbentuk terdiri
dari keratin dan sebum, karena komedo tersebut terbuka pada lapisan kulit maka ketika ter
papar oksigen terjadi proses oksidasi yang menyebabkan perubahan warna menjadi kehitam
an, sementara Whitehead/Komedo tertutup terjadi akibat sumbatan sehingga menyebabka
n kolonisasi bakteri pada duktus pilosebasea, kemudian merangsang respon inflamasi (sel im
un) dan membentuk pus serta inflamasi.
DM SITI
Q : Kita sering melihat orang yang sudah berusaha maksimal untuk menghilangkan dan
mencegah jerawat atau dalam istilah orang-orang “sudah memakai skincare” tapi jerawat
masih sering timbul/kambuh. Bagaimana kita menjelaskan nya ?
A : faktor penyebab tumbuhnya jerawat ada berbagai macam, yaitu faktor interinsik da
n faktor eksterinsik. Dimana faktor interinsiknya contohnya itu genetik, ras dan hormonal, se
rta faktor eksterinsiknya yaitu stress, iklim, suhu, kelembaban, kosmetik, diet dan obat-obat
an.
Apabila jerawat sudah diberikan obat dan sudah sembuh bukan berarti jerawat tidak mungk
in muncul lagi. Jerwat dapat muncul jika faktor-faktor yang tadi disebutkan itu terganggu. Co
ntohnya pada orang yang memiliki jerawat yang sudah sembuh tetapi hiegennya buruk, jara
ng mencuci muka, terpapar polusi terus menerus dan jarang membersihkannya jerawat dap
at timbul kembali.
Dan contohnya pada wanita yang sedang datang bulan kemungkinan dapat muncul jerawat
secara rutin setiap bulannya akibatketidak seimbangan hormonalnya.
DM SITI
Q : Sering kali mendengar istilah acne prone atau wajah mudah berjerawat. Sebenarny
a apakah benar ada orang yang mudah berjerawat meskipun orang tersebut merasa sudah r
ajin perawatan kulit?
A : Acne Prone Skin adalah kulit yang memiliki kecenderungan timbul komedo dan jera
wat. Sering kali kulit tampak berminyak dan tampak berkilau. Ini karena kelenjar sebaceous
menghasilkan lebih banyak sebum dibandingkan jenis kulit lainnya. Hal ini juga dapat dipeng
aruhi oleh peningkatan hormon androgen yang menstimulus kelenjar sebasea. Hal ini juga d
apat dikaitkan dengan genetik dari orang tersebut.

DM FRISYA
Q : Bagaimana cara membedakan acne dengan diagnosis bandingnya?
A : Diagnosis acne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan eksohleasi sebum, yai
tu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraltor (sendok Unna). Sebum yang menyumba
t foikel tampak sebagai masa padat seperti lilin atau masa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kada
ng berwarna hitam. Pemeriksaan Hostopatologi, gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel ra
dang kronis di sekitar foliel pilosebasea dengan massa sebum di dalam folikel. Padakista, radang sud
ah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang tercampur dengan dar
ah, jaringan mati, dan keratin yang lepas. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin
surface lipids) dapat dilakukan. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas ( free fatty acid ) mening
kat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya

a. Erupsi akneiformis

Disebabkan oleh obat (kortikosteroid, INH, barbiturat, yodida, bromida, difenil hidantoin, dll). Berup
a erupsi papulo pustul mendadak tanpa adanya komedo dihampir seluruh tubuh, dapat disertai dem
am.

b. Rosacea Penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan gejala eritema, pustul, talengiektasi,
nodul, kista, tanpa komedo. Kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea.

c. Dermatitis perioral Terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorfi eritema, papul, pustula, d
an disekitar mulut terasa gatal.

d. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisik Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berup
a komedo atau papul, dengantempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsangan fisiknya.

e. Moluskum kontangiosum Merupakan penyakit virus, bila lesinya di daerah seborea menyerupai
komedotertutup

DM FRISYA
Q : Kenapa yang paling banyak menyebabkan acne adalah P.acne?
A : Proses kedua yang memegang peranan kunci dalam patogenesis acne vulgaris adalah prod
uksi sebum oleh kelenjar sebasea yang berlebihan. Pasien acne vulgaristerbukti mempunyai laju eksr
esi sebum yang lebih besar dibandingkan orang normal, walaupun kualitas dari sebumnya sendiri ad
alah sama. Salah satu materi penyusun sebum yaitu trigliserida yang akan mengalami konversi menja
di asam lemak bebasoleh Propionibacterium acne di dalam unit kelenjar sebasea. Asam lemak bebas
iniakan mengakibatkan peningkatan kolonisasi Propionibacterium acnes, memperberatinflamasi dan
bersifat komedogenik.

Propionibacterium acnes adalah bakteri anaerob Gram positif yang merupakan bakteri paling
dominan pada lesi jerawat. P. acnes berperan dalam patogenesis acne dengan cara memecah
komponen sebum yaitu trigliserida menjadi asam lemak bebas yang merupakan mediator pemicu
terjadinya inflamasi. Pada usia pubertas, peningkatan hormon akan berpengaruh terhadap peningka
tan produksi sebum sehingga menyebabkan peningkatan kolonisasi bakteri P. acnes. Selain itu, P. ac
nes dapat berperan sebagai immunostimulator yang mampu memproduksi berbagai molekul biologi
s dan enzim-enzim seperti lipase, protease, hyaluronidase dan faktor kemotaktik yang berperan dala
m proses inflamasi (Pothitirat et al., 2010). Peranan P. acnes dalam patogenesis acne juga terkait den
gan kemampuannya untuk bertahan intraseluler dalam makrofag untuk waktu yang lama

DM ABI
Q : Tadi dijelaskan bahwasanya diagnosis banding nya bisa berupa erupsi akneformis, yang
saya baca gejala klinisnya bisa berupa papul monomorfik. Bagaimana cara membedakan dengan
acne vulgaris?

A : Dalam hal istilah acneiform drug eruption  yang dipermasalahkan bukannya jumlah kasus y
ang terjadi tetapi terminologi dari penyakit. Berbagai penulis dalam kepustakaan menuliskan hal ber
beda mengenai hal ini. Ada yang menyebutkan dapat akibat aplikasi obat topikal dan sistemik, ada y
ang menuliskan hanya akibat intake sistemik dari obat yang menimbulkan erupsi kulit mirip akne. Da
lam forum ini diputuskan untuk memakai pola penyebab keduanya yaitu topikal dan sistemik sesuai
dengan buku teks Fitzpatrick edisi tahun 2014, dengan catatan bahwa mekanisme terjadinya harus d
ieksplorasi lebih lanjut. Mengenai gejala klinisnya biasanya papul monomorfik di seluruh badan yang
dihubungkan dengan pemakaian obat yang agak lama.

DM ABI
Q : Saya pernah membaca bahwa ada perbedaan tatalaksana acne pada wanita hamil
terutama pada obat oralnya. Apa perbedaan tatalaksana tersebut?

A : Pada manajemen akne sedang  Prinsip terapi pada akne derajat sedang adalah memberik
an terapi topikal dan terapi oral. Terapi topikal lini pertama adalah tetap asam retinoat, BPO, dan AB.
Terapi lini kedua dan lini ketiga adalah asam azelaik, asam salisilat, dan kortikosteroid (KS) intralesi.
Terapi sistemik lini pertama adalah AB oral doksisiklin. Terapi sistemik lini kedua dan ketiga adalah A
B lain. Terapi sistemik wanita hamil dan menyusui adalah eritromisin.

Pada manajemen akne berat  Terapi pada akne derajat berat adalah obat topikal dan sistemik. Ter
api lini pertama topikal adalah AB topikal. Terapi lini kedua dan ketiga topikal adalah asam azelaik, as
am salisilat, dan KS intralesi. Terapi lini pertama, kedua dan ketiga topikal pada wanita hamil atau m
enyusui adalah BPO (Benzoil Peroksida). Obat sistemik yang diberikan pada lini pertama adalah AB (d
oksisiklin, azitromisin, kuinolon) dosis tinggi ditambah dengan KS oral. Obat sistemik pada lini kedua
adalah isotretinoin oral pada pria dewasa dan hormon oral pada wanita. Obat sistemik pada lini ketig
a adalah isotretinoin oral pada wanita. Terdapat SOP penggunaan isotretinoin oral yang harus dipatu
hi. Obat sistemik pada wanita hamil adalah eritromisin.

DM HALIM
Q : Apakah terapi pada kedua tipe komedo blackhead (terbuka) dan whitehead (tertutu
p) sama keduanya dengan ektraksi komedo saja atau ada bagaiamana?
A : Dalam penatalaksanaannya bisa dilakukan ektraksi komedo saja untuk keduanya, namun p
erlu diperhatikan beberapa hal yaitu pada whitehead, seharusnya ektraksi tidak digunakan menggun
akan tangan kosong namun perlu digunakan ekstraktor komedo / jarum steril, tusuk pada 1 titik kom
edo, biarkan pus yang ada keluar tanpa ditekan kemudian bersihkan dengan sabun dan air, sementar
a pada blackhead sebelum dilakukan ektraksi perlu dilakukan penatalaksaan dengan pemberian Benz
oil peroksida topikal terlebih dahulu guna menghilangkan keratinisasi pada kulit yang menyumbat ke
lenjar sebasea, kemudian dapat dilakukan ekstraksi dengan ekstraktor.

DM DEVI
Q : Retinoid topikal dapat digunakan sebagai pilihan lini pertama untuk jerawat ringan
dan pilihan kombinasional untuk jerawat sedang, serta pilihan lini pertama dalam
pemeliharaan jerawat. Retinoid topikal dapat menghilangkan komedo, mengurangi
pembentukan mikrokomedo, dan memiliki efek anti inflamasi. Dari yang saya baca, retinoid
topikal ini kontraindikasi pada wanita hamil karena dikhawatirkan adanya efek samping
teratogenik. Bagaimana tatalaksana acne vulgaris ringan pada wanita hamil di layanan
primer?
A :

Tatalaksana acne ringan: obat topikal


Komedonal terapi lini pertama: asam retinoat
Jika disertai lesi pustular, terapi lini pertama: asam retinoat + Benzoil Peroksida
Penggunaan asam retinoid pada wanita hamil masih kontroversi karena adanya beberapa
laporan kasus yang melaporkan adanya kelainan kongenital yang berkaitan dengan
pengggunaan retinoid topikal.
Alternatif dari dari asam retinoat adalah asam azelaik (FDA kategori B, uji pada hewan coba
membuktikan tidak ada efek teratogenic, belum ada data uji coba pada wanita hamil) atau
asam salisilat (FDA kategori C, belum ada uji coba mengenai penggunaan asam salisilat
topikal pada wanita hamil, risiko penggunaan saat hamil rendah apabila durasi penggunaan
sebentar)
Benzoil peroksida (BPO) merupakan preparat akne yang aman dan efektif, mempunyai efek sebagai
antimikroba, komedolitik, mengurangi terbentuknya asam lemak bebas, meningkatkan deskuamasi
folikuler dan mengurangi terbentuknya follicular pluging. Benzoil peroksida diindikasikan untuk
pasien akne komedonal dan infiamasi, tersedia dalam konsentrasi 2,5 % -10%. Menurut rekomendasi
Global Alliance, BPO digunakan untuk akne ringan dan sedang, digunakan 1 -2 kali perhari di seluruh
area. Untuk konsentrasi rendah digunakan pada pasien akne dengan kulit sensitif dan konsentrasi
tinggi digunakan sebagai bahan tambahan pada sabun. Efek samping dari BPO adalah kering, iritasi,
eritema dan dermatitis kontak alergi.

DM DEVI
Q : Antibiotik sebagai pengobatan acne vulgaris memiliki efek menekan aktivitas P. acnes dan
efek anti-radang. Antibiotik topikal yang umum digunakan dalam pengobatan jerawat adalah
eritromisin, lincomycin, dan derivatif turunannya. Antibiotik topikal memiliki efek iritasi kulit lebih
sedikit. Namun, karena antibiotik topikal dapat menginduksi resistensi P. acnes, mereka tidak
disarankan untuk terapi jangka panjang. Apa upaya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
resistensi terhadap P. acnes?

A :

1. Mengombinasikan retinoid topikal dengan antibiotik,


2. Membatasi penggunaan antibiotik untuk jangka waktu yang singkat dan
menghentikannya apabila tidak ada atau sedikit perbaikan,
3. Memberikan produk yang mengandung benzoil peroksida
4. Antibiotik oral dan topikal sebaiknya tidak digunakan sebagai monoterapi
5. Menghindari penggunaan antibiotik oral dan topikal bersamaan, terutama jika
kandungan kimianya berbeda,
6. Jangan mengganti antibiotik tanpa pertimbangan yang cukup
7. Gunakan retinoid topikal sebagai terapi maintenance, dengan penambahan benzoil
peroksida sebagai antimikroba jika diperlukan
8. Hindari penggunaan antibiotik sebagai terapi maintenance.

Anda mungkin juga menyukai