ANEMIA
Preseptor :
Dr. dr. Najirman, Sp. PD-KR, FINASIM
Oleh :
Fadila Esmeralda Ilmi
Siti Syiehan Muhdalin
01 Pendahuluan
02 Tinjaauan
Pustaka
03 Kesimpulan
01
Pendahuluan
Latar Belakang
Anemia merupakan suatu kondisi dimana
konsentrasi hemoglobin (Hb) dan/atau jumlah
sel darah merah (RBC) lebih rendah dari normal
dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis seseorang
● Hal ini dapat disebabkan oleh sintesis heme cacat (biasanya karena kekurangan zat besi,
seperti dijelaskan di atas), atau defek sintesis globin.
● Salah satu yang paling umum dari ini adalah thalassemia, suatu kondisi di mana ada
cacat produksi salah satu rantai globin dari hemoglobin protein -> defisiensi hemoglobin
secara keseluruhan -> biasanya diwariskan dalam resesif autosomal
Anemia Hemolitik
Anamnesis
riwayat penyakit sekarang
riwayat penyakit terdahulu
riwayat gizi
anamnesis mengenai lingkungan, pemaparan bahan kimia, dan
fisik serta riwayat pemakaian obat
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
warna kulit: pucat, plethora, sianosis, ikterus, limfadenopati
kulit telapak tangan kuning seperti Jerami hepatomegaly
purpura: petechie dan echlmosis splenomegali
kuku: koilonychia (kuku sendok) nyeri tulang atau nyeri srernum
mata: ikterus, konyungtiva pucat, perubahan hemarthrosis atau ankilosis sendi
fundus pembengkakan testis
mulut: ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan pembengkakan parotis
gusi, atrofi papil lidah, glossitis dan stomatitis kelainan sistem saraf
angularis
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
1. Sediaan apus darah tepi : Ukuran sel, Anisositosis, Poikilositosis, Polikromasia
2. Hitung retikulosit (1-2%)
3. Persediaan dan penyimpanan besi:
Kadar Fe serum (N: 9 -27 µmol/liter)
Total iron binding capacity (N: 54 – 64 µmol/liter)
Feritin serum (N: perempuan : 30 µmol/liter, laki –laki : 100 µmol/liter)
4. Pemeriksaan sumsum tulang
5. Pemeriksaan complete blood count (CBC ) : MCV, MCH, MCHC
Tatalaksana : Anemia Defisiensi Besi
Prinsip : mengetahui faktor penyebab dan mengatasinya serta memberikan terapi penggantian preparat besi.
● Preparat besi peroral :
○ Dosis besi elemental yang dianjurkan :
■ Bayi berat lahir normal dimulai sejak usia 6 bulan, dianjurkan 1 mg/KgBB/hari
■ Bayi 1,5 – 2,0 Kg, 2mg/KgBB/hari, diberikan sejak usia 2 minggu
■ Bayi 1,0 – 1,5 Kg, 3 mg/KgBB/hari diberikan sejak usia 2 minggu
■ Bayi < 1 Kg, 4 mg/KgBB/hari, ddiberikan sejak usia 2 minggu
○ Untuk mendapatkan respon pengobatan dosis besi yang dipakai 4 -6 mg/KgBB/hari, 2 – 3 dosis sehari.
selama 2 bulan setelah anemia pada penderita teratasi. Respon terapi dapat dilihat secara klinis dan dari
pemeriksaan laboratorium.
Preparat : ferrous sulphat ( sulfat ferosus) : preparat pilihan pertama ( murah dan efektif). Dosis 3 x 200 mg,
Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate,
Tatalaksana : Anemia Defisiensi Besi
● Preparat besi parenteral
○ dua cara yaitu secara intramuskular dalam dan intravena pelan.
○ Efek samping, yaitu reaksi anafilakksis, flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah,
nyeri perut, dan sinkop.
○ Indikasi pemberian parenteral: intoleransi oral berat, kepatuhan berobat kurang, kolitis
ulseratif, perlu peningkatan Hb secara cepat (misal preoperasi, hamil trimester akhir).
Kemampuan menaikkan kadar Hb tidak lebih baik dibanding peroral.
○ Preparat yang sering digunakan adalah dekstran besi. Larutan ini mengandung 50 mg
besi/ml.
○ Dosis berdasarkan : Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB(Kg) x 3
○ Preparat yang tersedia : iron dextran complex, iron sorbitol citric acid complex.
Tatalaksana : Anemia Penyakit Kronik
Jika penyakit dasar dapat diobati dengan baik, anemia akan sembuh dengan
sendirinya.
Anemia tidak memberi respons pada pemberian besi, asam folat, atau vitamin B 12.
Transfusi jarang diperlukan karena derajat anemia ringan.
Sekarang pemberian eritropoetin terbukti dapat menaikkan hemoglobin, tetapi harus
diberikan terus menerus.
Jika anemia akibat penyakit kronik disertai defisiensi besi pemberian preparat besi
akan meningkatkan hemoglobin, tetapi kenaikan akan berhenti setelah hemoglobin
mencapai kadar 9 – 10 g/dL.
Tatalaksana : Anemia Sideroblastik
Terapi untuk anemia sideroblastik herediter bersifat simtomatik dengan transfusi darah
Pemberian vitamin B 6 dapat dicoba karena sebagian kecil penderita responsif
terhadap peridoksin.
Untuk bentuk didapat (RARS) pengobatannya dapat dilihat pada pengobatan sindroma
mielodisplastik.
Tatalaksana : Anemia Megaloblastik
Penyebab anemia megaloblastik tersering pada anak adalah defisiensi asam folat. Terapi dapat
digunakan dengan pemberian asam folat, diberikan 5 mg/hari per oral selama 4 bulan atau parenteral
dan vitamin C 200 mg/hari.
Vitamin B12 (bila pemberian terapi asam folat gagal) 15-30 µgi, diberikan 3 -5 kali/minggu sampai Hb
normal, ppada anak besar dapat diberikan 100 µg. Bila perlu diteruskan pemberian vitamin B12 tiap
bulan.
Pengobatan penyakit kausal/penyakit primer.
Transfusi darah bila terdapat indikasi: gagal jantung yang mengancam, menghadapi tindakan operatif
darah lengkap dosis 10-20 ml/KgBB/hari, PRC pada penderita tanpa perdarahan, whole blood bila
ada kehilangan volume darah, dosis disesuaikan banyaknya darah yang hilang.
Respons terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2 -3 dengan puncak pada hari 7 – 8. Hb harus naik 2
– 3 g/dL tiap minggu.
Tatalaksana : Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik autoimun :
Glukokortikoid : prednison 40 mg/m2 luuas permukaan tubuh (LPT)/hari.
Splenektomi : pada kausa yang tidak berespon dengan pemberian glukoortikoid.
Imunosupresif : pada kasus gagal steroid dan tidak memungkinkan splenektomi. Obat
imunosupresif diberikan selama 6 bulan, kemudian tappering off, biasanya dikombinasi dengan
Prednison 40 mg/m2 . dosis prednison diturunkan bertahap dalam waktu 3 bulan.
Azatioprin : 80mg/m2/hari
Siklofosfamid : 60 – 75 mg/m2/hari
Obati penyakit dasar : SLE, infeksi, malaria, keganasan.
Stop obat-obatan yang diduga menjadi penyebab
Tatalaksana : Anemia Hemolitik
●Prognosis baik bila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja dan diketahui
penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
●Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinan:
Diagnosis salah
Dosis obat tidak adekuat
Preparat Fe yang tidak tepat dan kadaluarsa
Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak berlangsung menetap
Penyakit yang mempengaruhi absorbsi dan pemakaian besi
●Pada anemia aplastik, prognosis tergantung pada tingkatan hipoplasia, makin berat
prognosis semakin jelek, pada umumnya penderita meninggal karena infeksi,
03
Kesimpulan
Kesimpulan
● Gejala umum anemia menjadi jelas apabila kadar hemoglobin telah turun
dibawah 7 g/dL. Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada :
derajat penurunan hemoglobin, kecepartan penurunan hemoglobin, usia,
adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya.
Kesimpulan