Anda di halaman 1dari 19

Referat

Penyakit
Ginjal
Kronik
Oleh :
Siti Syiehan Muhdalin
204031008
Epidemiologi
● Menurut data epidemiologi, di Amerika Serikat diperkirakan ada 20 juta orang
mengalami penyakit ginjal

● Berdasarkan survei yang dilakukan oleh komunitas Perhimpunan Nefrologi


Indonesia (Pernefri), 8,6% penduduk Indonesia mengalami CKD. Jumlah penderita
penyakit ginjal hingga 2015 berjumlah 150.000 orang.

● Penyebab utama gagal ginjal di Indonesia diestimasi menyerupai di negara barat


seperti di Amerika yang dilaporkan karena diabetes melitus (30%), hipertensi
(26%), dan glomerulonefritis (14%)
Definisi
Dalam clinical practice guidelines on CKD seseorang dikatakan
menderita CKD bila :

1. Kerusakan ginjal ≥3 bulan  abnormalitas struktur atau fungsi ginjal


dengan atau tanpa penurunan GFR, yang bermanifestasi sebagai :
 Abnormalitas komposisi urin

 Abnormalitas pemeriksaan pencitraan

 Abnormalitas biopsi ginjal

2. GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥3 bulan dengan atau tanpa gejala


kerusakan ginjal lain yang telah disebutkan.
Stadium

Rumus Kockcroft-Gault :
(140-umur) x berat badan *)
LFG (ml/mnt/1,73m2) = —————————————
72 x kreatinin plasma (mg/dl)
*) pada perempuan dikalikan 0,85
Etiologi
Klasifikasi Penyakit Penyakit
Penyakit metabolik Diabetes mellitus, Gout, Hiperparatiroidisme,
Amiloidosis
Penyakit peradangan Glomerulonefritis

Penyakit infeksi Pielonefritis kronik atau refluks nefropati


tubulointestinal
Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas : batu,
neoplasma, fibrosis, retroperitoneal

Traktus urinarius bagian bawah : hipertrofi


prostat, striktur uretra, anomali kongenital
leher vesika urinaria dan uretra.
Etiologi (2)

Klasifikasi Penyakit Penyakit

Penyakit vaskular hipertensif Nefroskelrosis benigna, Nefrosklerosis


maligna, Stenosis arteria renalis

Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik, Nefropati


timah
Gangguan jaringan ikat Lupus eritematosus sistemik,
Poliarteritis nodosa, Sklerosis sistemik
progresif

Gangguan kongenital dan Penyakit ginjal polikistik, Asidosis


herediter tubulus ginjal
Fakt
or
Risik
o
Penurunan aliran darah renal, penyakit renal primer,
kerusakan dari penyakit lain, sumbatan aliran urin
Patofisiologi

BUN Filtrasi glomerulus Serum kreatinin

Hipertrofi nefron tersisa


Hiponatremi

Dilatasi poliuri Ketidakmampuan untuk mengkonsentrasikan urine Kehilangan Na dalam


urin

Dehidrasi Kehilangan nefron lebih lanjut


Kehilangan fungsi ekskresi renal

Kehilangan fungsi Penyembuhan luka tertunda


non ekskresi renal Gangguan fungsi imun
infeksi
Produksi lemak Aterosklerosis yg
lebih parah
Aktifitas insulin
melemah Kadar glukosa tidak teratur
Gagal memproduksi
eritropoetin Anemia Pallor
Osteodistrofi
Gagal mengubah kalsium
menjadi bentuk aktif Absorpsi kalsium Hipokalsemia
Kehilangan fungsi ekskresi renal

Ekskresi hidrogen Asidosis metabolik

Hiperfosfatemia Absorpsi kalsium Hipokalsemia


Ekskresi fosfat

Hiperparatiroidisme
Eskresi kalium HIperkalemia
Eskresi kalium
Hipertensi

Reabsorpsi Natrium Retensi Air Edema kalium


dalam tubulus
Gagal Jantung

Ekskresi sampah Uremia Perubahan syaraf perifer


nitrogen Perikarditis
Pruritus
Proteinuria
Kreatinin meningkat
Asam urat meningkat
BUN meningkat
Manifestasi
Klinis
Pemeriksaan Penunjang
● Urine test: protein urin, sel darah
merah, easts dan kristal, dan CCT

● Blood test: kreatinin, ureum, BUN,


elektrolit (K, P, Ca), asam basa,
dan Hb

● Ultrasound: untuk mengetahui


adanya pembesaran ginjal,
korteks yang menipis, kristal, batu
ginjal, dan mengkaji aliran urin
dalam ginjal

● Biopsi ginjal

● Foto polos abdomen: dapat


terlihat batu radio opak
TATALAKSANA

TERAPI
KONSERVATIF PENGGANTIAN
GINJAL

NON
FARMAKO
FARMAKO HEMODIALISIS
DIALISIS
PERITONEAL
TRANSPLANTASI
GINJAL
Terapi Nonfarmakologis (Konservatif)

Tujuan : Meredakan / memperlambat Garam (NaCl): 1-2 gram/hari


perburukan progresif gangguan fungsi Kalium: 40-80 mEq/kgBB/hari
ginjal Fosfor: 5-10 mg/kgBB/hari.  Pasien HD: 17
mg/hari
Pengaturan asupan protein :
● Pasien non dialisis 0,6-0,7 gram/kgBB Kalsium: 1400-1600 mg/hari
ideal/hari sesuai dengan CCT dan Besi: 10-18 mg/hari
toleransi pasien. Magnesium: 200-300 mg/hari
● Pasien hemodialisis 1-1,2 Asam folat pasien HD: 5 mg
gram/kgBB/hari Air: jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible
● Pasien peritoneal diaisis 1,3 water loss). 
gram/kgBB/hari
Pada CAPD Continuous Ambulatory
Pengaturan asupan kalori : 35 kal/kgBB
ideal/hari Peritoneal Dialysis) air disesuaikan
dengan jumlah dialisa yang keluar.
Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari
kalori total dan mengandung jumlah yang
sama antara asam lemak bebas jenuh dan
tidak jenuh

Pengaturan asupan karbohidrat : 50-60%


dari kalori total
Farmakologis
● Kontrol Tekanan Darah (Hipertensi) :
 ACE inhibitor (kaptopril) dosis 25-100 mg dibagi dalam 2 dosis.
 Evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin
>35% atau timbul hiperkalemia harus dihentikan.
 Calsium Channel Blocker (verapamil) dosis 240-320 mg dibagi dalam 3
dosis
● Pada pasien DM, kontrol gula darah dan hindari pemakaian Metformin atau
obat-obat Sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA1C untuk DM
tipe 1 0,2 di atas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6%.
● Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 gr/dl.
● Kontrol Hiperfosfatemia: Kalsium karbonat atau kalsium asetat
● Kontrol renal osteodistrofi: Kalsitriol.
● Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/l.
● Koreksi hiperkalemi (Kayexalate) dosis 50-100 gram per rektal dicampur 200-
300 ml air
● Kontrol dislipidemia dengan target LDL < 100 mg/dl, dengan golongan Statin.
● Tatalaksana ginjal pengganti: Transplantasi ginjal, dialisis
Terapi Penggantian Ginjal
HEMODIALISA
Prognosis
● Prognosis pasien CKD berdasarkan data epidemiologi dan
angka kematian meningkat sejalan dengan fungsi ginjal
yang memburuk.
● Penyebab kematian utama pada CKD adalah penyakit
kardiovaskular.
● Dengan adanya renal replacement therapy dapat
meningkatkan angka harapan hidup pada CKD stadium 5.
● Transplantasi ginjal dapat menimbulkan komplikasi akibat
pembedahan. CAPD meningkatkan angka harapan hidup
dan quality of life dibandingkan hemodialisis dan dialisis
peritoneal.

Anda mungkin juga menyukai