Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH

KERJA DIPUSKESMAS XY MAKASSAR

OLEH
KELOMPOK C2.B

SAMSUDIN
M.S.HIDAYATULLAH
DELVI RAHMAYANTI
FATIMAH
SYUKRIANA S
SRI WAHDANIYAH S
DAHLIA
NOVI INDASARI
SRI MEYLANI MUSA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan
Komunitas. Pada keempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini ,
penulis mengharapkan laporan ini dapat menambah wawasan tentang asuhan
keperawatan komunitas.Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari semprna
oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun demi
perbaikan terhadap laporan ini.

Makassar , September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Tujuan Praktik.........................................................................................2
C. Manfaat Praktik.......................................................................................3
D. Ruang Lingkup Kegiatan........................................................................4
E. Tempat Dan Waktu..................................................................................4
F. Tahap Pelaksanaan...................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan................................................6
B. Model Asuhan Keperawatan Profesional................................................10

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan,
kelangsungan dan kemandirian pembangunan, termasuk pembangunan di
bidang kesehatan. Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan di
wujudkan antara lain dengan menjalankan cara hidup sehat, penyelenggaraan
berbagai upaya atau pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan
kesehatan.
Pembangunan kesehatan kedepan diarahkan pada peningkatan upaya
promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan
bagi masyarakat, utamanya peduduk miskin. Peningkatan kesehatan
masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak
menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan
kewaspadaan dini.
Pembangunan kesehatan harus di imbangi dengan intervensi perilaku
yang memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan
hidup sehat sebagai Prasyaratan pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development). Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup
sehat, masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan tentang cara hidup
sehat. Oleh karena itu promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara
integral dengan aktifitas pembangunan kesehatan.
Masyarakat atau komunitas sebagian dari subjek dan objek
pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu
dilibatkan lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan
mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini di mulai dari
penganalan masalah kesehatan sampai penanggulangan maslah dengan
melinatkan individu, keluargadan kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dangan
individu,keluarga,kelompok atau pun masyarakat ditatanan pelayanan
kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan
komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat
professional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai
dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Profesi Ners
Angkatan XI Universitas Muslim Indonesia melaksanakan Praktik
Keperawatan Komunitas di wilayah kerja Puskesmas Pampang Kecamatan
Panakukang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Menggunakan
pendekatan yang berbasis keluarga, kelompok dan masyarakat dengan tetap
mematuhi protocol kesehatan, dalam rangka melakukan pembinaan,
mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal secara mandiri sehingga diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi
secara aktif dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Setelah melaksanakan praktek keperawatan komunitas mahasiswa
mampu melaksanakan keperawatan komunitas melalui tahap proses
keperawatan : pengkajian, perumusan diagnosis, intervensi, implementasi
dan evaluasi keperawatan dengan focus klien individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek asuhan keperawatan komunitas di
wilayah kerja Puskesmas Pampang Kecamatan Panakukang, Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Mahasiswa mampu :
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.
b. Menentukan diagnosis kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang lebih spesifik berdasarkan epidemiologi.
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifikdan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta
peningkatan kesehatan komunitas.
d. Melaksanakan keperawatan kesehatan komunitas berdasarkan
factor resiko personal, social dan lingkungan.
e. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
f. Mendemonstrasikan karakteristik peran professional, berfikir kritis,
belajarman diri dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas
g. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan
keperawatan komunitas.
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang di alami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan masukan berupa
informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Pampang, guna membantu program kesehatan
pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pelayanan KesehatanUtama
Pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) Merupakan
pendekatan yang praktis untuk melaksanakan asuhan perawatatan kesehatan
masyarakat di tingkat individu, keluarga dan masyarakat/komunitas, dalam
bentuk yang dapat diterima dan sesuai dengan kemampuan yang di milikinya,
dengan melibatkan partisipasi sepenuhnya dari masyarakat dan
operasionalnya di Indonesia dalam bentuk pembangunan kesehatan
masyarakat desa, dengan kegiatan yang nyata yang melibatkan partisipasi
masyarakat melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
Definisi pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan
pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologis praktis, ilmiah dan
social yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga
dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya tentu dengan biaya
yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat hidup mandiri (self reliance) dan
menentukan nasib pribadi (self determination).
Pusat Kesehatan Utama pada dasarnya bertujuan untuk
mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dalam arti mampu
mengenal masalah, faktor-faktor penghambat dan factor pendukung yang
dimiliki serta mampu menentukan alternative penyelesaian masalah
kesehatan yang dihadapi.
Fungsi dari Pelayanan Kesehatan Utama adalah pemeliharaan
kesehatan, pemecahan diagnosis penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak
lanjut dan pemberian sertifikat.Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU
adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengerjakan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran Pelayanan Kesehatan Utama adalah individu,
keluarga/kelompok, dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit,
yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan dengan focus upaya
kesehatan primer, sekunder, dan tersier. Jadi keluarga atau kelompok
masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi Pelayanan Kesehatan Utama adalah memotivasi masyarakat
agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan.
Agar delapan unsure utama Pelayanan Kesehatan Utama yaitu peningkatan
pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan
gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang
mempunyaisyaratdansanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventifdan
control terhadap penyakit endemic lokal, tindakan yang tepat terhadap
penyakit yang terjadi dan pengunaan obat tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Utama berorientasi
pada distribusi pelayanan kesehatan yang merata.Melibatkan masyarakat,
menggunakan teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang
ada di dalam masyarakat itu sendriri), berfokus pada pencegahan dan
pendekatan multi sektoral.Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Utama
meliputi :penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, pencegahan penyakit
menular, pengadaan obat esensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep Pelayanan Kesehatan Utama dan komunitas
adalah untuk melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat
pelayanan kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu dan keluarga),
tingkat masyarakat (pimpinan atau tokoh),tingkat rujukan pertama ( Rumah
Sakit tipe A dan B), serta menyelengarakan kerja sama lintas sektoral dan
lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta
masyarakat diperlukan dalam hal kesehatan perorangan.Komunitas sebagai
subjek dalam Pelayanan Kesehatan Utama diharapkan mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya.Sebagai akhir tujuan
Pelayanan Kesehatan Utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia tinggal.
B. Konsep Keperawatan Komunitas
Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau
teori keperawatan dan teori yang terkat dengan kesehatan masyarakat,
diantaranya; menurut Mubarak (2014) perawatan komunitas adalah suatu
bidang perawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dankesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktit serta mengutamakan pelayanan promotive dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proseskeperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupanmanusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya
kesehatan.
Proses keperawatan komunitas merupakan metode usuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistemis, dinamis, kontinin dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan
kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, praktiknya memerlukan
acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam
kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual model keperawatan
dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari
Mubarak (2014), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk mengatasi
masalah kesehatan.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget
pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi
yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer
ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya
penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan
dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa
dini, intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan atau keseriusan penyakit
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk
mempertahankankesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem
tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk
menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu
kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem
terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infrastruktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem
pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis
pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk
melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat
mempengaruhi komunitas.
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang
yang membentuk masyarakat (Mubarak, 2014). Secara lebiih rinci sasaran ini
terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
1. Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan
(ketidakmampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal
dan sebab, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental dan sosial.
Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan
asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misal: TBC, ibu hamil, dan lain-lain) dengan
sasaran dan pusat perhatian pada masalah dan pemecahan masalah
kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga
denganmenggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga.
d. Menciptakan lingkungan yang sehat.
e. Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
3. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini
diberikan untuk kelompok berisiko atau masyarakat wilayah binaan.
Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan komunitas diberikan
dengan memandang komunitas sebagai klien.
C. Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan resiko
tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau) dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan)
dan rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat
dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan
keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan
menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan
umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas. Strategi
yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan
kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfatkan kebijaksanaan
pemerintah.
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat
menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara
berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses
keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas yaitu terdiri dari inti komunitas yang
meliputi demografi, populasi, nilal-nilai keyakinan, riwayat individu
termasuk kesehatan, faktor-faktor lingkungan adalah lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah,
pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi dan rekreasi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung. penggunaan data
statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama
dan aparat pemerintah.
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian
dianalisa untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan
seberapa berat yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya
dirumuskan masalah dan diagnosa keperawatan yang terdiri dari :
a) Masalah sehat - sakit
b) Karakteristik populasi
c) Karakteristik lingkungan
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup 3 aspek,
yaitu primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan
kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan
proseskelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam
memecahkan masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk
menumbuhkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan
pengorganisasian komunitasyang dirancang untuk membuat perubahan.
Ada tiga model pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu
pendekatan perencanaan sosial (social planning), pendekatan social
action, namun yang dominan adalah dengan pendekatan locality
development yang berarti mengembangkan masyarakat berdasarkan
sumber daya dan sumber dana yang dimiliki serta mampu mengurangi
hambatan yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)
untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat
dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi mereka
untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya
sendiri.
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus
pada tiga tingkat pencegahan:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti yang sebenarnya, dilakukan
sebelum terjadi sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan
kesehatan dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga
memperpendek masa sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat
diperbaiki lagi (irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain
bertujuan menghambat proses penyakit juga mengembalikan
individu ke Fungsi yang optimal, intervensi atau tindakan yang
dilakukan untuk pencapaian tujuan dengan cara :
1) Aktivitas atau kegiatan program
2) Pembentukan kelompok kerja kesehatan (POKJAKES)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap
program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input),
pelaksanaan (process), hasil (output), sedangkan fokus evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan
perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan
tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya: pencarian sumber dana dan penggunaannya
d. Efektivitas kerja: apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan
intervens
16

Anda mungkin juga menyukai