“Itu ibuku,” jawab Alea singkat. “Hah? Belum. Memang artinya apa,
Ma?”
“Kalau yang menjemputmu tadi
siapa?” tanya Nadia. “Nrimo itu menerima. Pandum
itu pemberian. Artinya menerima pada
“Oh itu Bu Dermawan, pemilik pemberian. Menerima apa yang Allah beri.
rumah ini. Tadi beliau sekalian lewat sekolah Bersyukur. Membeli apa yang kita perlu,
kita, jadi aku bisa pulang bareng,” jawab bukan apa yang kita mau,” jelas Mama
Alea. panjang lebar.
Nadia dan Hana tampak belum “Walaupun kita bisa membeli apa
mengerti. yang dimau, Ma?”
“Ibu kerja membantu di rumah ini. “Iya. Berlebih-lebihan itu tidak baik.
Aku ikut ibu tinggal di sini karena diminta Rasulullah mengajarkan kita untuk hidup
Bu Dermawan,” jelas Alea tanpa diminta. sederhana. Senantiasa bersyukur,” jelas
Mama lagi.
Nadia dan Hana mengangguk-
angguk mengerti. Ternyata dugaan Nadia Nadia mulai paham apa maksud
selama ini salah. Mama. Kali ini ia tidak lagi merasa ingin
seperti Alea. Mencoba untuk besyukur atas
“Bu Dermawan baik sekali. Aku apa yang Allah berikan. Nrimo ing pandum.
dibelikan macam-macam perlengkapan
sekolah. Tapi Ibu sudah bilang ke beliau, •••
tidak perlu dibelikan banyak-banyak. Aku
juga lebih suka kalau tidak merepotkan
beliau. Sederhana saja,” cerita Alea panjang
lebar.