Anda di halaman 1dari 1

Senangnya,” lanjut Nadia.

“Alea juga punya bros boneka yang cantik-


cantik. Ada yang bentuk Doraemon, Frozen,
Alea tak menjawab. Hanya Angry Bird, uh, banyak deh pokoknya,” ujar
tersenyum tipis. Belum banyak yang Nadia Nadia lagi sambil melirik ke arah Mama.
ketahui dari teman barunya itu. Meski
mereka dekat, Alea anak yang pendiam. “Nrimo ing pandum, Sayang,”
komentar Mama singkat.
Sore harinya, Nadia mengobrol
bersama Mama sambil duduk-duduk santai “Hah? Apa ma?”
di teras rumah. “Sepatu Alea ada banyak,
Ma. Tasnya banyak. Kotak pensil juga “Nrimo ing pandum. Selalu
gonta-ganti. Enak ya Ma, jadi Alea,” ujar bersyukur,” jawab Mama yang tidak
Nadia. dimengerti Nadia.

Mama tidak menyahut. Hanya “Itu bahasa apa?”


mengangguk-angguk.
“Bahasa Jawa. Hmm, coba Nadia
cari tahu artinya, ya,” lanjut Mama.

“Ah, Mama,” protes Nadia yang


dijawab tawa Mama.

Esoknya di sekolah. Pada jam


istirahat, Nadia membuka bekal makannya.
Nrimo ing pandum. Ada tulisan itu
pada kotak bekal milik Nadia. Mama
membuat tulisan itu dengan saus
sambal di atas nasi goreng. Duh,
Mama apa-apaan, sih?

“Nrimo ... ing ...


pandum? Apa itu, Nad?”
tanya Alea yang
melongok
ke bekal
Nadia.

14 Ingin Seperti Alea

Anda mungkin juga menyukai