Anda di halaman 1dari 15

JANUARI

DI BAWAH MEKAR TABEBUYA

PENILAIAN BUKU FIKSI

Diajukan sebagai Salah Satu Tugas pada KD 3.7 Menilai


Satu Isi Buku Fiksi (Kumpulan Cerpen) Dilaporkan
Rabu, 30 Oktober 2019

Oleh

Kelompok 5

Nurul Fitri Ramdhani


Nurul Latifa Hanafi
Rabiatul Adawiah
Nurul Fadiyah
Nurhidayah
Nursaputri

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BULUKUMBA


IDENTITAS BUKU

a. Judul buku : Januari


b. Judul cerpen : Di Bawah Mekar Tabebuya
c. Penulis buku : Josephine Widya Wijaya, Dwi Putri SN
dkk
d. Penulis cerpen : Josephine Widya Wijaya
e. Penerbit buku : Kaifa Publishing
f. Tahun terbit buku : 2017
g. Jumlah halaman buku : vi + 106 halaman
h. Jumlah halaman cerpen : 10 halaman
i. Warna sampul buku : Coklat muda
SINOPSIS CERPEN

DI BAWAH MEKAR TABEBUYA

Sepasang mata bola itu memandang lekat-lekat. Tatapannya tenang, tak


berubah sejak tadi. Ia masih terus memerhatikan seorang pemuda dari kejauhan.
Diamatinya pemuda itua mengambil lidi-lidi bengkok dari sapu. Lalu lidi-lidi tadi
diempaskan menjauh, menjadi sampah.
Hanya sesekali gadis tersebut mengembuskan napas pelan. Lalu ia kembali
berpangku tangan. Tak bosan-bosannya ia memerhatikan manusia berlalu-lalang
di taman bunga itu sejak tadi. Gadis bermata indah inilah yang selalu kutemui
setiap aku berjalan pulang dari sekolah. Aku tentu mencuri pandang untuk melihat
wajahnya yang jelita. Ketika aku melewati taman bunga tersebut, ia pasti tengah
duduk dibawah sebuah pohon. Entahlah, mungkin pohon tabebuya itulah
kesenangannya.
Sama seperti hari-hari lainnya, aku mulai melirik gadis itu dari sudut
mataku. Lalu juga seperti hari-hari lainnya, ia tak pernah membalas tilikanku. Di
dalam hati aku berpikir, mungkin ia memang tak melihatku. Tapi kali ini ia
membalas tatapanku. Aku hampi saja melewatkannya.
“Hai,” kataku pelas sambil melambaikan tangan.
Dia hanya senyum,tetapi senyum itu tak bertahan lama di parasnya. Akupun
memberanikan diri untuk mendekatinya,
“Hai, selamat siang,” sapaku
“Perkenalkan, namaku Rendra,” ujarku sambil mengulurkan tangan.
Dia lagi-lagi hanya tersenyum. Dan ternyata ia tak membalas perkataanku
karena dia bisu. Aku lekas-lekas membuka tasku dan mengambil sebuah buku dari
sana. Kubiarkan tangannya menerima pena pemberianku. Lalu ia pun mulai
menuliskan namanya di buku itu.
“Nadia?” bacaku.
Dia mengangguk. Senyumannya terkembang ceria. Kami pun berbincang
walaupun hanya melalui perantara selembar kertas dan sebuah pena.
Besoknya, aku pergi untuk tes masuk universitas. Setelah tes ku selesai,
aku berlari menuju taman dimana Nadia sering berdiam diri. Sesampai di taman
kami pun kembali berbincang-bincang ringan. Tapi, tiba-tiba
“Dengan siapa kau bercengkrama?” Tanya gadis yang tadi berada di
ruangan yang sama denganku pada saat tes.
“Nadia,” kataku sambil menoleh ke samping, “Dia tidak bisa berbicara.”
Gadis yang memiliki tahi lalat didahinya itu langsung mengatakan
“Baiklah,” ujarnya sambil berlari meninggalkan aku dan Nadia.
Nadia sedikit merasa kecewa padaku, lalu ia pergi meninggalkanku dan
lenyap dikeramaian orang. Mulai saat itu aku sudah tidak pernah melihat Nadia
lagi. Bayang-bayang Nadia masih sering terpikirkan oleh otak ini. Kecuali dengan
si gadis bertahi lalat yang kini kutemui setiap hari dikampus.
Suatu hari dibulan November, tiba-tiba gadis tahi lalat memberitahukan
sesuatu yang tak masuk akal.
“Kau masih memikirkan Nadia?” Tanya, tanpa basa-basi.
“Bagaimana kau bisa tahu?” tanyaku.
Gadis bertahi lalat itu langsung saja menggeleng-geleng.
“Percuma,kau tak akan bisa bertemu dengannya lagi. Nadia bukan berasal
dari zaman yang sama dengan kita,Rendra.”
Aku terkejut. “Apa maksudmu?” tanyaku manderu.
“Dia hidup di masa lalu. Tidakkah kau sendiri pernah bercerita tentang
cara berpakaiannya yang tak lazim untuk orang-orang zaman yang sama dengan
kita.”
Hatiku terguncang. Jantungku serasa ingin copot. Karena penasaran
dengan perkataan gadis tahi lalat itu, aku mendatanngi taman tempat biasa Nadia
melamun. Setelah sampai, aku berharap Nadia muncul dihadapanku. Karena hujan
yang turun tak terasa aku ternyata tertidur. Setelah bangun aku mendapati wanita
yang berdiri tegak dihadapanku dan itu adalah Nadia.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Nadia, mengalihkan perhatianku.
Syukurlah! Syukurlah, akhirnya dia berhasil berbicara.
Tunggu kenapa lidah dan bibirku terasa kaku.Tiba-tiba ada pena dan kertas
dipangkuanku.Aku pun menuliskan semua yang terjadi selama Nadia sempat
menghilang.
“Ya. Tadi kepalaku sangat sakit dan bermimpi aneh!” tulisku diselembar
kertas.
Benar, aku bisu. Tak apalah. Aku lebih tersiksa lagi bila tetap tinggal
dimasa yang asing itu.Biarkan diriku yang bisu seperti sekarang dan bukan Nadia
yang merasakannya.
UNSUR-UNSUR INTRISIK DAN EKSTRINSIK CERPEN

A. Unsur Intrinsik
1. Tema
Kerinduan Rendra

“ Mulai saat itu aku sudah tidak pernah melihat Nadia lagi. Bayang-
bayang Nadia masih sering terpikirkan oleh otak ini.”

2. Penokohan
a. (Aku) Rendra
Berkeinginan kuat untuk lebih mengenal wanita yang sering ia
lihat ditaman saat berjalan pulang dari sekolah. Ia sangat ingin Nadia
selalu ada didekatnya karena dia berpikir bahwa Nadia yang bisa
membuatnya nyaman.
b. Nadia
Wanita bisu yang ternyata merupakan makhluk alam gaib. Jika
dibumi ia akan bisu, sebaliknya jika ia sudah dialamnya ia sudah tak
bisu lagi. Nadia sangat menyukai pohon Tabebuya.
c. Gadis tahi lalat
Seorang gadis sekelas Rendra dikampus dan kebetulan mengetahui
tentang keberadaan dan asal-usul Nadia.
d. Ibu
Ibu adalah sosok yang bekerja keras agar Rendra bisa
melanjutkan kuliahnya.

3. Alur
Alur Maju
- “Besoknya, aku pergi untuk tes masuk unversitas. Setelah tes ku
selesai, aku berlari menuju taman dimana Nadia sering berdiam diri.”
- “Suatu hari dibulan November,tiba-tiba gadis tahi lalat
memberitahukan sesuatu yang tak masuk akal.”

4. Setting
a. Latar waktu
1) Siang hari
- “Hai,selamat siang,” sapaku.
- Saat jam makan siang dikantin.
2) Pagi hari

“ Suara ibuku yang membangunkan diriku d pagi hari.”

3) Suatu hari dibulan November


“ ‘Suatu hari dibulan November,tiba-tiba gadis tahi lalat
memberitahukan sesuatu yang tak masuk akal.’ ”
4) Sore hari
“ Hari sudah senja “
b. Latar suasana
1) Bersemangat\

“ Setelah menimbang-nimbang antara gadis ini dan latihan


ujian masuk perguruan tinggi yang kukerjakan,ternyata aku lebih
memilih gadis yang belum kukenal ini. Langkah kakiku dengan
cepat membawa diriku ke hadapannya.”

2) Merinding

“Tak pernah kurasakan belaian seorang gadis selain belaian


dari ibuku. Tangannya begitu hangat.”

3) Gembira

“ Nadia!” panggilku dengan senang.

Aku lantas berlari kearahnya dengan gembira.

4) Kesepian
“Mulai saat itu aku sudah tidak pernah melihat Nadia lagi.
Bayang-bayang Nadia masih sering terpikirkan oleh otak ini.”

5) Tegang

“Dia hidup di masa lalu.Tidakkah kau sendiri pernah


bercerita tentang cara berpakaiannya yang tak lazim untuk orang-
orang zaman yang sama dengan kita.”Hatiku terguncang.
Jantungku serasa ingin copot. Karena penasaran dengan perkataan
gadis tahi lalat itu, aku mendatanngi taman tempat biasa Nadia
melamun.Setelah sampai, aku berharap Nadia muncul
dihadapanku. Karena hujan yang turun tak terasa aku ternyata
tertidur. Setelah bangun aku mendapati wanita yang berdiri tegak
dihadapanku dan itu adalah Nadia.

c) Latar Tempat
a) Ditaman

“Tak bosan-bosannya dia memandang orang yang


berlalu-lalang ditaman bunga itu.”

b) Dibawah pohon tabebuya


“Setelah pertemuan dibawah pohon tabebuya tadi,”
c) Dikantin

“Suatu hari dibulan November, tiba-tiba gadis tahi lalat


itu dating kesebelahku saat jam makan siang dikantin,”

5. Amanat

Dalam cerpen ini menggambarkan tentang perjuangan Rendra yang


tak ingin tenggelam dalam kesepiannya setelah Nadia menghilang. Ia terus
berusaha menemukan Nadia dan ingin mengetahui apa sebenarnya yang
terjadi dan dari mana sebenarnya Nadia berasal. Setelah Nadia kembali
menemui Rendra dan membawa Rendra ke alamnya ternyata Rendra lebih
memilih hidup dialam Nadia tetapi harus hidup dengan kekurangannya
yaitu bisu agar ia bisa terus bersama dengan Nadia.

6. Gaya bahasa
a. Majas personifikasi
“ Hanya ada reruntuhan bunga tabebuya kuning ditempat kami biasa
duduk yang bercakap-cakap.”
“ Awan-awan gelap juga ikut menertawaiku.”
b. Majas Hiperbola

“Hatiku terguncang. Jantungku serasa ingin copot. Karena


penasaran dengan perkataan gadis tahi lalat itu,aku mendatanngi
taman tempat biasa Nadia melamun.”

c. Majas Sinekdok (Pars Pro Toto)

“Bayang-bayang Nadia masih sering terpikirkan oleh otak ini.”

7. Sudut pandang
Sudut pandang pertama.

“Aku tentu mencuri pandang untuk melihat wajahnya yang jelita. Ketika aku
melewati taman bunga tersebut, ia pasti tengah duduk dibawah sebuah pohon.

B. Unsur Ekstrinsik
1. Nilai Moral

“Mataku membeliak beberapa saat. Lalu aku pun menghembuskan


napas dengan cepat. Kupandangi wajahnya yang masih saja ramah. Tak
ada sedikit pun kekecewaan dalam hatinya karena ia tak bisa bersekolah
seperti remaja-remaja lainnya.”

2. Nilai Sosial

“ Nanti kalau aku sudah diterima di perguruan tinggi, aku akan


mengajakmu berjalan-jalan di sana. Aku juga ingin kau melihat tempat-
tempat menyenangkan yang belum pernah kau ku.”
IDENTIFIKASI CIRI KEBAHASAAN

A. Identifikasi Frase Nomina


1. Kelompok Nomina Modifikatif
a. Pulang sekolah
Aku selalu melihatmu ketika kau pulang sekolah
b. Bawah pohon
Aku sering melihatmu di bawah pohon ini
c. Melambaikan tangan
Dia kemudian melambaikan tangan.
d. Menyipitkan mata
Gadis itu lansung menyipitkan mata saat menangkap gambaran
diriku.

2. Kelompok Nomina Koordinatif


a. Mengerling mengikuti
Tak henti-hentinya sepasang mata bola itu menggerling mengikuti
langkah setiap orang yang berlalu dari hadapannya.
b. Tertidur,terkapar
Sepertinya aku telah tertidur,terkapar di bangku taman.

3. Kelompok Nomina Apositif


a. Nadia, kataku sambil menoleh kesamping
“Nadia,” kataku sambil menoleh kesamping.

B. Nominalisasi
a. Nomina : Kelimpungan
Kata dasar : Limpung
Afiks pembentuk Nomina : Konfiks ke–an (ke-limpung-an)
“Kalau begitu,” jawabku yang mulai kelimpungan, “tuliskan saja
namamu di kertas ini.
b. Nomina : Tatapan
Kata dasar : Tatap
Afiks pembentuk Nomina : Sufiks –an (Tatap-an)
Gadis tersebut memandangku dengan tatapan heran.
c. Nomina : Seseorang
Kata dasar : Seorang
Afiks pembentuk Nomina : Prediks se- (Se-seorang)
“Seseorang akan dating menjemputku. Pulanglah lebih dahulu,
nanti kau kehujanan.”

C. Kalimat Simpleks

No. Kalimat Simpleks Kalimat dalam teks cerpen

1. Dan Setelah menimbang-nimbang antara gadis ini dan


latihan ujian ujian masuk perguruan tinggi yang harus
kukerjakan, aku memilih gadis yang tak ku kenal ini.
2. Atau Atau mungkin, aku mesti mengajaknya berkenalan
terlebih dahulu.
3. Dan “Ya, tadi kepalaku sangat sakit dan bermimpi aneh!”,
tulisku.

D. Kalimat Kompleks

No. Kalimat Kompleks Kalimat dalam teks cerpen


(setara /
bertingkat)
1. Sambil “Perkenalkan, namaku Rendra,” ujarku sambil
mengulurkan tangan.
2. Seperti Sama seperti hari-hari lainnya,aku mulai melirik
gadis itu dari suut mataku.
3. Sejak Lalu sejak hari tersebut, aku tak pernah melihat Nadia
di taman bunga lagi.
E. Kalimat Majemuk

No. Kalimat Induk Kalimat Anak Kalimat Konjungsi


Majemuk
1. Ketika aku Kulihat awan Ketika aku Ketika
menengadah, mendung mulai menengadah,
kulihat awan menggelayuti
mendung mulai langit.
menggelayuti
langit.
2. Setelah ujian Aku hendak Setelah ujian Setelah
tersebut usai, aku menemui Nadia tersebut usai,
hendak menemui lagi.
Nadia lagi.

E. Identifikasi Kata Rujukan

No. Kata Rujukan Rujukan Rujukan Kalimat dalam


Benda/Hal Tempat Personel/Orang Teks Cerpen
1. Itu Sepasang bola mata
itu memandang
lekat-lekat
2. Aku Aku mulai
melirik wanita
itu dari sudut
mataku
3. Disana Kuharap ia
masih ada di
sana,dibawah
pohon tabebuya

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

A. Kelebihan Buku
1. Sampul buku sangat menarik ,dari warnanya yang berwarna coklat
pastel juga dengan judulnya yaitu januari memberikan kesan yang
mendalam.
2. Saat ini sedang berada dalam jamannya yang berbau aesthethic dan
buku ini sangat berbau aesthethic.
3. Pendapat saya buku cukup menarik dikalangan remaja karena dari segi
penampilan sampul buku itu sudah menarik.Cerpen-cerpen yang
termuat dalam buku pun menarik untuk dibaca walaupun ada beberapa
cerpen yang tidak bisa dipahami dengan baik endingnya tapi secara
umum buku ini menarik pembaca. Buku ini juga lebih banyak
menggunakan kalimat baku tapi tidak kaku dan monoton. Penulis juga
mendesain sedemikian rupa kertas buku yang digunakan.(Nurul Latifa
Hanafi, 22 November 2019)
4. Tentang buku berjudul Januari ini sampulnya menarik dan unik, isi
ceritanya tidak terlalu untuk dipahami tetapi ada beberapa cerita yang
dapat diambil sebagai pembelajaran hidup sepeti untuk mendapatkan
sesuatu yang diinginkan harus melakukan pengorbanan terlebih
dahulu. ( Nurul Fitri Ramadhani, 22 November 2019)
5. Menurut saya buku ini lumayan menarik mulai dari sisi sampul sampai
isi ceritanya juga membuat pembaca tertarik terutama bagi peminat
romance story. Dari judulnya kita bisa melihat betapa buku ini
memiliki nilai estetik yang tinggi.(Nurhidayah, 22 November 2019)

B. Kekurangan Buku
1. Buku ini hanya menggunakan kertas sederhana
2. Hiasan hanya diberikan pada lembaran setiap judul cerpen
3. Kisah dari beberapa cerpen memiliki ending yang kurang jelas

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CERPEN

A. Kelebihan Cerpen
1. Tema
Saat membaca cerpen tersebut kita dengan mudah memahami isi
cerita. Saat ini sedang berada dalam jamannya yang berbau aesthethic
dan buku ini sangat berbau aesthethic.
2. Alur
Untuk alurnya cerpen ini menggunakan alur maju sehingga mudah
dipahami karena alur yang tersusun sesuai tahapannya yaitu dimulai
dengan pengenalan tokoh dalam cerita masalah tokoh,puncak masalah
yang dialami tokoh,masalah mereda sampai pada tahap penyelesaian
cerita yang berakhir dengan bahagia.
3. Setting
Untuk setting waktu dan setting suasana dalam cerpen ini sangat
mudah dipahami sehingga pembaca tidak bingung.
4. Amanat
Amanat yang disampaikan sangat bagus,cerpen ini mengajarkan kita
bahwa dalam hidup ini memang membutuhkan pengorbanan.
5. Penokohan
Cerpen ini juga hanya memiliki 4 tokoh dan penokohannya sangat
jelas.
6. Menurut saya ceritanya itu membuat pembaca merasa terharu, karena
menceritakan tentang seorang pria yang rela berkorban demi wanita
yang dicintainya.(Rabiatul Adawiah, 22 November 2019)
7. Menurut saya cerpen ini sangat bagus karena menggunakan alur maju
sehingga mudah dipahami karena alurnya tersusun, cerpen ini juga
memiliki cerita yang menarik karena menceritakan tentang sebuah
pengorbanan dan bukunya juga sangat menarik atau unik karena
memiliki gaya yang bagus.(Nurul Fadiyah, 22 November 2019)
8. Tentang cerpen Di Bawah Mekar Tabebuya, sampulnya menarik dan
unik, isi ceritanya walaupun tidak terlalu mudah untuk dipahami tetapi
ada beberapa cerita yang dapat diambil sebagai pembelajaran seperti
pengorbanan dalam kehidupan harus ada yang namanya pengorbanan
seperti untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, harus melakukan
pengorbanan.(Nursaputri, 22 November 2019)
B. Kekurangan Cerpen
1. Akhir atau ending dari cerpen ini masih belum jelas.
2. Tokoh gadis tahi lalat belum jelas wataknya
3. Dalam cerpen ini sepertinya penulis ingin memberikan sentuhan horror
tapi tidak begitu menonjol.

Anda mungkin juga menyukai