Anda di halaman 1dari 4

123

Cahaya Kehidupan…………………

M
atahari pagi bersinar dengan cerah ketika
mengiringi langkah Nadira menuju sekolah.
Nadira begitu menikmati perjalanannya
menuju sekolah. Hari ini adalah hari pertama Nadira mengajar
sebagai guru di madrasah ibtidaiyah atau MI Rachma Walhidayat.
Hatinya degdegan dan langkah kakinya gemetar begitu memasuki
pekarangan sekolah.
Begitu sampai di sekolah, banyak siswa yang
menghampirinya dan menyalam tangganya. Senyum tulus para
siswa tesebut mampu membuat groginya hilang. Dengan langkah
yang pasti, ia pun memasuki kantor kepala sekolah. Sesampainya
di kantor kepala sekolah, dan berbicara dengan kepala sekolah,
Nadira diberi tahu kalau ia ditugaskan di kelas I A. Wah, bukan
main! Ia langsung dipercayai memegang kelas unggulan.
“Bismillah…!” ucap Nadira ketika akan memasuki pintu
kelas.
“Assalamu’alaikum anak-anak umi!” ucap Nadira dengan
senyum yang lebar kepada anak muridnya.
“Wa’alaikumsalam Umi cantik,” jawab anak muridnya
dengan semangat.
“Anak-anak, ada yang sudah kenal umi, gak?” tanya Nadira
dengan lembut.
“Enggak Umiii…!” jawab anak muridnya dengan teriakan.
“Kalau belum kenal, yuk kita kenalan dulu! Perkenalkan,
nama umi Nadira. Mulai hari ini umi yang menjadi guru kalian,”
ucap Nadira.

Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 123


124

“Salam kenal Umi Nadira,” sahut salah satu siswa.


Selanjutnya setiap siswa memperkenalkan diri.
Hari pertama Nadira mengajar berjalan lancar. Ini
membuatnya semakin bersemangat untuk mengajar.
Keesokan harinya, ada yang berbeda dengan Kelas IA.
Ada murid pindahan dari luar kota, namanya Rudi. Rudi
merupakan siswa yang sangat aktif sampai-sampai Nadira
kewalahan mengondisikan kelas. Selepas pulang mengajar, ia
menangis di kamarnya karena ia merasa gagal menjadi seorang
guru. Ia pun memutuskan untuk menceritakan kejadian hari ini
kepada teman dekatnya sekaktu kuliah, Nurliana, melalui telepon.
“Assalamu’alaikum Nurliana, aku lagi sedih, aku merasa
gagal menjadi seorang guru huhuhu…,” kata Nadira dengan suara
terisak.
“Kamu kenapa, Nadira? Tenang dulu, jangan menangis!
Coba ceritakan padaku!” jawab Nurliana dengan lembut. “Jadi,
hari itu merupakan hari keduaku mengajar, lalu tadi ada murid
baru yang aktif banget dan aku kesulitan mengondisikan kelas.
Aku sedih, aku merasa gagal menjadi guru!” isak Nadira kepada
Nurliana.
“Hus…! Kamu gak boleh putus asa gitu! Kamu ingat gak
kata dosen kita, Pak Mardianto, ‘Guru yang baru bertugas, kadang
bisa tertawa, kadang bisa menangis, yang tertawa jangan terlena
dan bila menangis jangan dipandang sinis’. Wajar, namanya Kamu
masih guru baru, masih harus banyak belajar. Kamu baca buku
Psikologi Perkembangan Peserta Didik! Jadi, kamu mengetahui
setiap karakteristik peserta didik dan cara mengatasinya,” jawab
Nurliana dengan bijak.

Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 124


125

“Wah…betul itu Nurliana, kenapa aku gak kepikiran baca


buku Psikologi Perkembangan Peserta Didik ya. Terima kasih
Nurliana,” ucap Nadira dengan gembira.
“Ya sudah, Kamu jangan sedih lagi ya. Terima kasih
kembali,Nadira. Senang bisa membantumu,” jawab Nurliana
dengan lembut.
Malam harinya Nadira kembali membuka buku Psikologi
Perkembangan Peserta Didik dan mempelajarinya kembali. Hari
ketiga mengajar, Nadira sangat semangat, jauh lebih semangat
dari hari pertama. Ia memasuki kelas dengan penuh semangat
dan percaya diri. Ketika proses pembelajaran berlangsung ia
mengarahkan keaktifan Rudi kepada hal-hal yang positif dan
melibatkan Rudi dalam proses pembelajaran. Alhasil
pembelajaran hari ini dapat berjalan dengan lancar.
Hari terus berganti. Tidak terasa, siswa-siswanya yang dulu
kelas IA sekarang mengikuti acara perpisahan sekolah. Ya,
mereka sekarang sudah kelas VI SD dan akan melanjutkan
jenjang pendidikan ke SMP. Rudy yang dulunya anak hiperaktif,
sekarang tumbuh menjadi anak yang cerdas berkat bimbingan
Umi Nadira yang tidak pernah lelah mengajar. Rudy yang dulunya
merupakan siswa yang sulit diatur, sekarang menjadi siswa
teladan di sekolahnya. Ia kerap menjadi perwakilan sekolah untuk
mengikuti kegiatan cerdas cermat. Ia juga ditunjuk sebagai
perwakilan siswa kelas VI yang memberi pidato di acara
perpisahan.
Di dalam pidatonya, ia mengucapkan terima kasih kepada
guru-guru MI Rachma Walhidayat yang telah banyak memberikan
ilmu dan mengajarkan mereka banyak hal. Ia juga mengucapkan

Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 125


126

terima kasih kepada Umi Nadira yang tidak pernah marah dan
selalu sabar membimbing dirinya hingga ia bisa seperti sekarang
ini. Ruangan pun seketika menjadi hening. Mereka larut dalam
suasana haru. Para murid menyalami guru mereka satu persatu.
Tiada tara jasa guru untuk mendidik dan membimbing muridnya.
Terkadang penghargaan atau penghormatan yang kita berikan
kepada guru sangat kurang. Padahal, jasa guru tidak akan pernah
dapat kita balas. Semoga ilmu yang diberikan para guru kepada
muridnya akan menjadi amal jariahnya, penolong guru masuk ke
dalam surga. Aamiin ya Allah.

Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 126

Anda mungkin juga menyukai