Guru Pembimbing :
SALAHUDDIN FIRMAN, S.Pd,Gr
Dibuat oleh Kelompok 1 :
AQILLA FARAH HILALI (02)
AULYA DEWI PUSPITASARI (05)
FEBRISAL WAGEN (12)
HILMI HASYIM ALYAFI (13)
ISNAININ MAULID APRILLIA (14)
M. ARFI ARHAM (17)
M. ANDIKA RIZKY FABRIARTA (20)
M. ZILDJAN ILHAM (24)
NIKO ERA PRADIANATA (27)
REYHAN ARDHIANATA (30)
RIFTA NAVISHA (31)
YUNISHA AULIA ZAHRA (36)
DIALOG
Penjelasan seorang ninis
“Ninis adalah seorang siswa pintar yang masih duduk di bangku SMA, ia adalah anak
tunggal dari keluarga sederhana, sejak kecil ia hidup bersama ibunya tanpa peran seorang ayah.”
Arfi : “SELAMAT NINIS..”
Aulya : “KEREN BANGET KAMU NINIS”
Ninis : “Terima kasih teman-teman, ini juga berkat kalian yang selalu mendukung aku”
“Febrisal dan teman gengnya melihat kesenangan ninis dan teman-temannya. Namun
ternyata febrisal malah memiliki dendam karena Febrisal telah dikalahkan oleh Ninis. Dendam
itupun dimulai pada keesokan harinya”
Keesokan Harinya
Febrisal : “Kemana ya si cupu? Tumben banget belum datang”
Farah : “Oiya ya, kemana ya dia?”
Beberapa menit kemudian, Ninis pun masuk kedalam kelas dengan wajah gembiranya
Ninis : Assalamualaikum (febrisal dkk melihatnya dengat lirikan sinis)
Setelah Ninis duduk di bangkunya. Kemudian guru pun masuk ke dalam kelas.
Guru : “Selamat pagi anak anak”
Murid : “Pagi pak”
Guru pun menjelaskan materi, lalu bertanya
Guru : “Baik anak-anak, apakah ada yang ditanyakan?’
Guru pun melihat ninis yang sedang bergurau dengan Aulya, lalu guru bertanya
Guru : “Ninis coba jelaskan materi yang bapak sampaikan tadi!”
Ninis terkejut, dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Farah ; “Pasti ngga bisa lah pak, kan daritadi bergurau”
Rifta : “Tapi kok kemarin bisa menang yaaa, atau jangan-jangan Ninis punya orang
dalam lagi, HUUUUU”
Dan murid-murid menyoraki si Ninis dengan kompak
Jam istirahat pun tiba, ninis termenung di depan kelas, lalu Aulya dan Arfi menghampiri Ninis
Aul ; “Kenapa kamu nis? Kok kelihatannya berbeda dari biasanya”
Arfi ; “Iya, Kenapa kamu nis, kok terlihat gelisah”
Ninis ; “Eh kalian, aku ngga kenapa-kenapa kok”
Aul ; “Kamu yakin nis?”
Arfi ; “Kamu bisa cerita ke kita kok nis, mungkin kita bisa berikan solusi”
Ninis ; “Tidak apa-apa teman-teman, aku hanya sedikit terbayang bayang omongan
anak kelas tadi”
Terdengar bel jam istirahat berbunyi yang menandai jam istirahat telah selesai, mereka pun
langsung masuk ke kelas dan melanjutkan pembelajaran.
Bel pulang telah berbunyi, saat Ninis enggan membereskan barang-barangnya, Farah dan
Rifta menyuruh ninis untuk menggantikan piketnya.
Farah ; “CUPU, GANTIIN KITA HARI INI PIKET DONG”
Ninis ; “loh kan jadwal piketku bukan hari ini”
Farah ; “Emang kita pikirin, kalo kamu gamau nurutin permintaan kita, lihat aja!”
Tak lama dari itu, Ninis langsung menyapu kelas dengan wajah sedih sedih dan terpaksa,
karena hari ini ia ada jadwal les pada pulang sekolah dan takut dimarahi oleh ibunya.
15 menit kemudian
Setelah menyapu kelas, ninis pulang kerumahnya dan ia tidak menghadiri les.
Sesampai dirumah ternyata ibunya mendapatkan chat dari guru les ninis karena ninis tidak
masuk les, ibunya pun marah dan bertanya kepada ninis dengan nada tinggi.
Ninis : “Assalamualaikum bu”
Ibu Ninis : “DARIMANA SAJA KAMU, NIS ?!”
Ninis : “Maaf ibu, tadi ninis ada kerja kelompok di sekolah”
Ibu Ninis : “KAMU ITU ANAK GATAU DIUNTUNG! LES TINGGAL BERANGKAT
AJA KOK BANYAK ALASAN, KAMU KALO NGGA MAU IBU
ATUR,MAU JADI APA KAMU NANTI!”
Tanpa berlama-lama ninis pun pergi tanpa mengkhiraukan perkataan ibunya. Setelah tiba di
kamarnya, Ninis pun merenungi perkataan ibunya dan menangis semalaman, setelah larut malam
Ninis pun tertidur.
KEESOKAN HARINYA
Pak Guru : “Anak-anak hari ini kita Ulangan harian ya, Bapak harap kalian bisa
mengerjakannya dengan baik dan tidak ada yang curang ya”
Seluruh murid : “Baik pak”
Ninis mengambil pulpennya yang terjatuh di bawah mejanya, dan setelah itu pak guru menuduh
Ninis
Pak Guru : “Ninis, sini kertas ulangan kamu! Baru mengerjakan sebentar aja udah
menyontek”
Ninis : “Saya ngga nyontek pak”
Pak Guru : “Sini kertas ulangan kamu! mana ada maling ngaku maling”
Tak lama dari itu pak guru pun membagi nilai ulangan tersebut.
Febrisal : “Wih! Dapat 100”
Ninis pun melihat hasil ulangannya dan ternyata ia mendapatkan 28 saja.
Febrisal : ”Halah si orang dalam dapat jelek, kaya aku dong 100”
Ninis tidak menghiraukan perkataan febrisal dan ninis pun keluar ke kamar mandi. Saat di
kamar mandi ia pun menangis dan menyesalinya.
Ninis :”gimana jika ibu memarahiku”
Setelah febrisal mengejek ninis,febrisal dan teman temannya merasa bersaah sudah membully
ninis selama ini
Ninis pun Kembali ke kelasnya dan melanjutkan pelajaran seperti biasanya. Bel pulang pun
berbunyi, ninis pun kembali pulang ke rumah dengan wajah sedih dan merenung.
Febrisal dkk: (menulis surat yang berisi permohonan maaf dan di letakkan di meja ninis saat
ninis pulang sekolah)