Anda di halaman 1dari 7

PROJEK 1

BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA

Guru Pembimbing :
SALAHUDDIN FIRMAN, S.Pd,Gr
Dibuat oleh Kelompok 1 :
 AQILLA FARAH HILALI (02)
 AULYA DEWI PUSPITASARI (05)
 FEBRISAL WAGEN (12)
 HILMI HASYIM ALYAFI (13)
 ISNAININ MAULID APRILLIA (14)
 M. ARFI ARHAM (17)
 M. ANDIKA RIZKY FABRIARTA (20)
 M. ZILDJAN ILHAM (24)
 NIKO ERA PRADIANATA (27)
 REYHAN ARDHIANATA (30)
 RIFTA NAVISHA (31)
 YUNISHA AULIA ZAHRA (36)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 PANDAAN

Jalan Dr. Sutomo, Telp (0343) 631593 Pandaan, Pasuruan


Website: https://www.smanda.sch.id e-mail: sman1pandaan@gmail.com

Sutradara : M. Zildjan Ilham


Asisten Sutradara : Isnainin Maulid
Peran :
1. Pemeran Utama : Yunisha Aulia (Dibully)
2. Pemeran Pendukung :
- Isnainin Maulid (Ibu Ninis)
- Niko Eka (Pembully)
- Rifta Navisha (Pembully)
- Aqila Farah (Pembully)
- Febrisal Wagen (Pembully)
- Aulya Dewi (Teman ninis sekaligus teman pembully)
- Arfi Arham (Teman ninis)
- M. Andika Rizky (Guru)
3. Pemeran Figuran :
- Niko Eka
- Hilmi Hasyim
4. Editing dan Videografer : Febrisal Wagen
Naskah Film Pendek
“Bayangan Di Bangku Kosong”
Sinopsis :
Di sebuah sekolah menengah, terdapat sekelompok pembully yang menindas seorang
siswa bernama Yunisa. Yunisa memutuskan untuk tidak lagi membiarkan hal ini terus berlanjut.
Dengan bantuan teman-temannya, Yunisa mencoba membalas dendam kepada pembully yang
menindasnya.
Setelah serangkaian peristiwa pumbullyan terjadi, Yunisa memutuskan untuk bunuh diri
karena yunisha menganggap tidak ada lagi yang peduli dengannya, mulai dari teman-temannya,
ibunya yang selalu menuntut dirinya agar selalu mendapat nilai bagus, serta hidupnya yang mulai
acak-acakan.
Adegan Terakhir :
Sekelompok pembully meminta maaf kepada ibu yunisha dan menyesali perbuatannya
dan tidak akan melakukan pembullyan kembali kepada murid-murid yang lain.

DIALOG
Penjelasan seorang ninis
“Ninis adalah seorang siswa pintar yang masih duduk di bangku SMA, ia adalah anak
tunggal dari keluarga sederhana, sejak kecil ia hidup bersama ibunya tanpa peran seorang ayah.”
Arfi : “SELAMAT NINIS..”
Aulya : “KEREN BANGET KAMU NINIS”
Ninis : “Terima kasih teman-teman, ini juga berkat kalian yang selalu mendukung aku”

“Febrisal dan teman gengnya melihat kesenangan ninis dan teman-temannya. Namun
ternyata febrisal malah memiliki dendam karena Febrisal telah dikalahkan oleh Ninis. Dendam
itupun dimulai pada keesokan harinya”
Keesokan Harinya
Febrisal : “Kemana ya si cupu? Tumben banget belum datang”
Farah : “Oiya ya, kemana ya dia?”
Beberapa menit kemudian, Ninis pun masuk kedalam kelas dengan wajah gembiranya
Ninis : Assalamualaikum (febrisal dkk melihatnya dengat lirikan sinis)
Setelah Ninis duduk di bangkunya. Kemudian guru pun masuk ke dalam kelas.
Guru : “Selamat pagi anak anak”
Murid : “Pagi pak”
Guru pun menjelaskan materi, lalu bertanya
Guru : “Baik anak-anak, apakah ada yang ditanyakan?’
Guru pun melihat ninis yang sedang bergurau dengan Aulya, lalu guru bertanya
Guru : “Ninis coba jelaskan materi yang bapak sampaikan tadi!”
Ninis terkejut, dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Farah ; “Pasti ngga bisa lah pak, kan daritadi bergurau”
Rifta : “Tapi kok kemarin bisa menang yaaa, atau jangan-jangan Ninis punya orang
dalam lagi, HUUUUU”
Dan murid-murid menyoraki si Ninis dengan kompak
Jam istirahat pun tiba, ninis termenung di depan kelas, lalu Aulya dan Arfi menghampiri Ninis
Aul ; “Kenapa kamu nis? Kok kelihatannya berbeda dari biasanya”
Arfi ; “Iya, Kenapa kamu nis, kok terlihat gelisah”
Ninis ; “Eh kalian, aku ngga kenapa-kenapa kok”
Aul ; “Kamu yakin nis?”
Arfi ; “Kamu bisa cerita ke kita kok nis, mungkin kita bisa berikan solusi”
Ninis ; “Tidak apa-apa teman-teman, aku hanya sedikit terbayang bayang omongan
anak kelas tadi”
Terdengar bel jam istirahat berbunyi yang menandai jam istirahat telah selesai, mereka pun
langsung masuk ke kelas dan melanjutkan pembelajaran.
Bel pulang telah berbunyi, saat Ninis enggan membereskan barang-barangnya, Farah dan
Rifta menyuruh ninis untuk menggantikan piketnya.
Farah ; “CUPU, GANTIIN KITA HARI INI PIKET DONG”
Ninis ; “loh kan jadwal piketku bukan hari ini”
Farah ; “Emang kita pikirin, kalo kamu gamau nurutin permintaan kita, lihat aja!”
Tak lama dari itu, Ninis langsung menyapu kelas dengan wajah sedih sedih dan terpaksa,
karena hari ini ia ada jadwal les pada pulang sekolah dan takut dimarahi oleh ibunya.
15 menit kemudian
Setelah menyapu kelas, ninis pulang kerumahnya dan ia tidak menghadiri les.
Sesampai dirumah ternyata ibunya mendapatkan chat dari guru les ninis karena ninis tidak
masuk les, ibunya pun marah dan bertanya kepada ninis dengan nada tinggi.
Ninis : “Assalamualaikum bu”
Ibu Ninis : “DARIMANA SAJA KAMU, NIS ?!”
Ninis : “Maaf ibu, tadi ninis ada kerja kelompok di sekolah”
Ibu Ninis : “KAMU ITU ANAK GATAU DIUNTUNG! LES TINGGAL BERANGKAT
AJA KOK BANYAK ALASAN, KAMU KALO NGGA MAU IBU
ATUR,MAU JADI APA KAMU NANTI!”
Tanpa berlama-lama ninis pun pergi tanpa mengkhiraukan perkataan ibunya. Setelah tiba di
kamarnya, Ninis pun merenungi perkataan ibunya dan menangis semalaman, setelah larut malam
Ninis pun tertidur.

KEESOKAN HARINYA
Pak Guru : “Anak-anak hari ini kita Ulangan harian ya, Bapak harap kalian bisa
mengerjakannya dengan baik dan tidak ada yang curang ya”
Seluruh murid : “Baik pak”
Ninis mengambil pulpennya yang terjatuh di bawah mejanya, dan setelah itu pak guru menuduh
Ninis
Pak Guru : “Ninis, sini kertas ulangan kamu! Baru mengerjakan sebentar aja udah
menyontek”
Ninis : “Saya ngga nyontek pak”
Pak Guru : “Sini kertas ulangan kamu! mana ada maling ngaku maling”
Tak lama dari itu pak guru pun membagi nilai ulangan tersebut.
Febrisal : “Wih! Dapat 100”
Ninis pun melihat hasil ulangannya dan ternyata ia mendapatkan 28 saja.
Febrisal : ”Halah si orang dalam dapat jelek, kaya aku dong 100”
Ninis tidak menghiraukan perkataan febrisal dan ninis pun keluar ke kamar mandi. Saat di
kamar mandi ia pun menangis dan menyesalinya.
Ninis :”gimana jika ibu memarahiku”
Setelah febrisal mengejek ninis,febrisal dan teman temannya merasa bersaah sudah membully
ninis selama ini
Ninis pun Kembali ke kelasnya dan melanjutkan pelajaran seperti biasanya. Bel pulang pun
berbunyi, ninis pun kembali pulang ke rumah dengan wajah sedih dan merenung.
Febrisal dkk: (menulis surat yang berisi permohonan maaf dan di letakkan di meja ninis saat
ninis pulang sekolah)

Sesampainya ninis di rumah


Ibu : “Gimana nis? Hasil ulangannya tadi. Dapat bagus?”
Ninis : “Maaf ibu, ninis dapat jelek”
Ibu : “Loh kok bisa si nis. Kamu ngga belajar apa?”
Ninis : “Sudah bu, tetapi tadi dituduh menyontek, jadinya ulangan ninis diambil oleh
pak Guru”
Ibu pun memarahi habis-habisan ninis karena mendapatkan nilai yang cukup buruk dan ninis
juga sangat capek dan memutuskan untuk masuk ke kamar.
Saat di dalam kamar..
Ninis : “Mengapa ibu selalu begini saja padaku, padahal kan aku sudah berusaha dalam
memenuhi keinginan ibu. Bagaimana agar ibu bisa menghargai usahaku selama ini??”
Ibu : “Halah kamu ini bisanya ngeles mulu”
Tak lama dari itu, ninis menulis surat untuk ibunya dan untuk teman temannya setelah itu dia
berfikiran untuk bunuh diri.
Keesokan Harinya
Ibu menghampiri kamar ninis untuk membangunkan anaknya yang sedang tidur, tetapi..
Ibu : “Ninis, bangunn. Dasar gadis tapi bangun aja siang sekali”
Tetapi sang ibu tidak mendapatkan balasan dari anaknya itu dan sang ibu langsung membuka
kamar anaknya
Ibu : “Yaallah Ninis, Kenapa bisa begini nak?? Maafkan Ibuu..”
Ibu memberi kabar ke teman-teman ninis, Setelah menerima kabar teman ninis merasa sedih,
pembully ninis merasa bersalah, Setelah itu meminta maaf ke orang tua ninis, Setelah itu
pembully merasa ketakutan karena telah membully ninis, Pada scene keesokan di sekolah arwah
ninis melihat surat yang ditulis oleh pembully namun sudah terlambat ninis dengan mata berkaca
kaca membiarkan surat itu hilang tertiup angin

Anda mungkin juga menyukai