Anda di halaman 1dari 1

Kami bekerja sama dalam menghias memadati Sungai Mahakam untuk bersiap

perahu ini. Ada yang membuat kepala, mengelilingi Pulau Kumala yang terletak di
ekor, badan naga, dan aku mendapat tengah-tengah aliran.
bagian memasang pita-pita dan bunga-
bunga khas daerah Kalimantan. Senang Kami mendayung perahu dengan
sekali perahu naga kami menjadi sangat kuat dan bersemangat. Kami meneriakkan
indah dan elok, warnanya kuning keemasan, yel-yel untuk memotivasi diri. Keringat mulai
dihiasi garis-garis merah yang mencolok, membasahi baju-baju kami, tetapi kami
dan lukisan-lukisan Kalimantan. Tak sabar pantang menyerah.
aku ingin mendayungnya untuk meraih
juara. “Satu dua tiga … ayun …!”

••• “Satu dua tiga … dayung …!”

Sinar mentari mulai menembus sela- “Satu dua tiga … maju …!


sela pohon di depan rumah. Alhamdulilah
pagi ini sangat indah, badanku terasa segar Semua perserta berlomba-lomba
sekali. Sehabis salat subuh aku sudah tidak mendayung perahu naga dengan cepat,
sabar ingin menghadiri Festival Erau, pasti saling mendahului satu sama lain. Suara
seru dan ramai di sana. Bersama Ayah penonton riuh menyemangati. Semua
dan dua temannya, aku berangkat menuju bersemangat untuk meraih juara pertama.
tempat lomba yang tidak terlalu jauh dari Karena panitia menyediakan hadiah yang
rumah pamanku. sangat besar.

Tidak lama kami pun sampai di Waktu terus berjalan. Di luar


tempat lomba. “Wow ….” Aku sangat dugaan, pada putaran ketiga, perahu kami
tercengang, “Ramai sekali di sini.” memimpin di barisan depan. Hanya satu

Banyak perahu naga di sini. Indah


dan cantik. Luar biasa. Segera saja
kami bergabung bersama peserta
lainnya. Dalam lomba perahu
naga ini, setiap peserta
diwajibkan mengelilingi
Pulau Kumala sebanyak
lima kali sambil mengambil
bendera yang dipasang
di sekeliling turap
Pulau Kumala.

Aku mendengar
suara panitia memberi
aba-aba. Lomba pun
dimulai, sebanyak
tiga puluhan
peserta

Bukan Sekedar Juara 7

Anda mungkin juga menyukai