Anda di halaman 1dari 2

Nama : Chintiya Ardyani Susanto

NIM : 5404419007

Prodi : Pendidikan Tata boga

MK : Analisis mutu Pangan

Standar Nasional Indonesia (SNI)

Berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional,
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional
dan berlaku secara nasional. Standar tersebut merupakan spesifikasi teknis yang dibuat
berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan (pemerintah, produsen, konsumen, dan pakar)
melalui konsensus. 

SNI bisa ditetapkan untuk produk barang, jasa maupun proses produksi. Tujuan utama dari
penerapan SNI ini adalah meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga
kerja, dan masyarakat lainnya, baik untuk keselamatan, keamanan, maupun kesehatan;
mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan dan meningkatkan mutu dan daya
saing produk dalam negeri. Khusus dalam aspek perdagangan internasional penerapan standar
(SNI) dan persyaratan mutu dapat menjaditechnical barriers to trade (TBTs) yaitu halangan
nontarif yang diberlakukan untuk mengendalikan masuknya produk-produk impor ke negeri.

Di sisi lain, produk ber-SNI juga dapat bersaing di pasar global. Salah satu contohnya adalah
negara-negara Timur Tengah yang mensyaratkan label SNI untuk produk-produk pangan dari
Indonesia yang akan masuk ke negara tersebut.

Dalam penerapan SNI, baru sedikit produk yang diwajibkan (mandatory) berlabel SNI,
selebihnya masih bersifat sukarela (voluntary). Berdasar pada Pasal 12 Ayat (2) PP 102/2000,
SNI bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. Namun, dalam hal SNI berkaitan
dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi
lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis, instansi teknis dapat memberlakukan secara
wajib sebagian atau seluruh spesifikasi teknis dan atau parameter dalam SNI (Pasal 12 Ayat [3]
PP 102/2000).
Berdasarkan sistem informasi SNI BSN, terdapat 201 SNI yang diberlakukan wajib, yang di
dalamnya terbagi dalam kelompok barang/produk, jasa maupun proses. Khusus untuk produk
pangan baru terdapat enam produk yang memiliki standar wajib, yaitu air minum dalam kemasan
(AMDK), tepung terigu, garam beryodium, kakao, gula rafinasi, dan yang terakhir ditetapkan
yaitu minyak goreng.

Untuk menghadapi berbagai kendala dalam mewujudkan produk dan jasa yang bermutu,
pemerintah harus menerapkan strategi baru dalam penerapan SNI di Indonesia. Mulai dari aspek
regulasi SNI agar lebih ramah bagi UMKM yang bermodal kecil dan memiliki teknologi
pengolahan sederhana. 

Memberdayakan kelembagaan di daerah (UPTD dan laboratorium) untuk lebih berperan dalam
sistem standar nasional (SSN) sehingga proses sertifikasi produk, monitoring, dan pengawasan
dapat berjalan lebih efektif dengan melibatkan pemerintah daerah. Kebijakan ini tentunya perlu
didukung dengan anggaran dan peningkatan SDM yang kompeten. Yang terakhir, memberikan
insentif bagi pengusaha/UMKM yang mau menerapakan SNI, terutama yang masih bersifat
sukarela (voluntary) seperti pengurangan pajak atau pemotongan biaya sertifikasi. Dengan
sinergi antara Pemerintah Pusat, daerah, produsen, dan konsumen, produk Indonesia berstandar
dapat cepat terwujud. 

Contoh produk makanan yang telah berSNI

Anda mungkin juga menyukai