Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chintiya Ardyani Susanto

NIM : 5404419007
Prodi : Pendidikan Tata Boga

TUGAS TERSTRUKTUR BK 3
1. Jelaskan urgensinya pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
2. Jelaskan dengan contoh pentingnya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Bagaimanakedudukan bimbingan dan konseling dalam proses penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
4. Jelaskan tiga wilayah/bidang utama dalam proses penyelenggaraan Pendidikan formal
di sekolah.
5. Jelaskan tugas dan tanggung jawab guru BK dalam pencapaian tujuan pendidikan bagi
siswa di sekolah.
6. Jelaskan kontribusi unik dan keterkaitan layanan guru bidang studi dan konselor.
Jawab :
1.penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan terletak pada ada atau
tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih
penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli,
agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moralspiritual). Konseli sebagai seorang
individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu
berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka
masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan
bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari
masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus,
atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan konseli tidak
lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada
lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi
gaya hidup (life style) warga masyarakat.
2. BK di sekolah bertindak sebagai pengampu layanan bimbingan, salah satunya untuk
memotivasi siswa, memberikan layanan informasi pada siswa, memberikan bimbingan-
bimbingan yang bermanfaat bagi siswa seperti bimbingan kelompok.

Selain itu, BK juga sebagai bimbingan belajar teman sebaya (tutorial sebaya), memberikan
layanan konseling bagi siswa, memberikan layanan orientasi, dan masih banyak lagi yang lain,
juga sebagai dukungan sistem yang mana guru BK harus memiliki aktualisasi yang bagus dalam
bidangnya, agar pelayanan yang diberikan benar-benar menjadi bagian kerja utuh konselor
kepada siswanya.

Dengan segudang manfaat ini, seorang guru BK harus mempunyai aktualisasi yang bagus dalam
bidangnya agar pelayanan yang diberikan benar-benar menjadi bagian kerja utuh konselor
kepada siswanya. Hal ini selain agar siswa dapat mencapai kompetensinya sesuai dengan periode
perkembangannya.

Karena bimbingan konseling berperan sebagai salah satu bimbingan yang memberikan
pertolongan kepada sekumpulan individu untuk bias mengatasi masalah yang ada dalam
kehidupannya, menyikapinya dengan baik dan juga dapat mencapai rasa sejahtera dalam
hidupnya.

3. Kedudukan Bimbingan dan Konseling Dalam System Penyelenggaraan Pendidikan

Pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal telah dipetakan secara tepat
dalam kurikulum 1975, meskipun ketika itu masih dinamakan layanan bimbingan dan
penyuluhan pendidikan, dan layanan di bidang pembelajaran yang dibingkai dalam kurikulum.

Semua lembaga pendidikan sekolah berpedoman pada tujuan pendidikan nasional bangsa dan
usaha dasar pembangunan nasional. Cita-cita nasional seperti tercantum pada pembukaan
undang-undang dasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Untuk mencapai cita-cita itu, dilaksanakan
pembangunan nasioanal yang merupakan rangkaian sejumlah program kegiatan di segala bidang
yang berlangsung secara terus menerus.

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan yang memposisikan
kemampuan peserta didik untuk mengeksplorasi, memilih, berusaha meraih, dan
mempertahankan karier yang ditumbuh-kembangkan secara komplementer oleh guru bimbingan
dan konseling dan oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan. Peminatan peserta didik
yang difasilitasi oleh bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan
keputusan bidang keahlian yang dipilih peserta didik, melainkan harus diikuti layanan
pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas, dan penyiapan lingkungan
perkembangan belajar yang mendukung.
Untuk itu, bimbingan dan konseling berperan secara kolaboratif dalam hal sebagai berikut:

a.       Menguatkan pembelajaran yang mendidik

b.      Memfasilitasi advokasi dan aksesibilitas

c.       Menyelenggarakan fungsi outreach

4. Terdapat tiga wilayah dalam penyelenggaraan Pendidikan di sekolah, yaitu:

Wilayah atau Bidang Manajemen dan Kepemimpinan

Wilayah ini meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan
kebijaksanaan sereta bentuk-bentuk kegiuatan pengelolaan dan manajemen sekolah seperti
perencanaan, pengadaan dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan.

Wilayah atau Bidang Pembelajaran yang Mendidik

Wilayah ini meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran yaitu
penyampaian dn pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kemampuan
berkomunikasi peserta didik.

Bidang Bimbingan dan Konseling

Bidang ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan
secara individual agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat,
minat, potensi, dan tahap-tahap perkembangannya.

5.  tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah:

Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan


bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor.

Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/
latihan perbaikan, program pengayaan).

Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa


yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan


bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat
menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam
pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran yang dirumuskan.

6. Hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru antara lain dapat dilakukan
melalui kegiatan rujukan. Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab
memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Konselor
adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Peran wali kelas sebagai mitra konselor sangat
penting, yakni sebagai pengembang suasana atau interaksi kelompok (kelas) yang sehat, penjalin
informasi dan komunikasi dengan orang tua, deteksi dukungan dan permasalahan keluarga,
analisis kebutuhan dan permasalahan peserta didik dalam berelasi sosial dan mengaktualisasikan
potensi akademik.

Konselor wajib memiliki kompetensi akademik dan profesional sebagai sosok utuh. Rumusan
kompetensi akademik dan professional konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam
empat kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

Worldview Guru Konselor


Wilayah Gerak Khususnya Sistem Pendidikan Khususnya Sistem
Formal Pendidikan Formal
Tujuan Umum Pencapaian tujuan pendidikan Pencapaian tujuan
nasional pendidikan nasional
1. Konteks Tugas Pembelajaran yang berdampak Layanan BK yang
Mendididk melalui Mata menumbuhkan
pelajaran dengan Skenario Kemandirian dalam
Guru Pengambilan Keputusan
oleh Konseli mengenai
pendidikan dan karier
dengan fasilitasi
Konselor
 Masalah yang terkait dengan mata pelajaran masalah pribadi, sosial,
dihadapi (sebagian) belajar, karier
Peserta didik
 Hubungan kerja Alih tangan sesuai hakekat Alih tangan sesuai
masalah hakekat masalah
2. Target Intervensi
 Individual Minim Utama
 Kelompok Pilihan strategis Pilihan strategis
 Klasikal Utama Minim
3 Ekspektasi Kinerja
 Ukuran Pencapaian Standar Kemandirian Konseli
keberhasilan Kompetensi Lulusan dalam Pengambilan
Keputusan dengan
Standar Ipsatif
 Dampak Utama Minim
Langsung
tindak
intervensi
 Dampak tidak Pilihan strategis Utama
langsung
tindak
intervensi
 Pendekatan Optimasi pemanfaatan Pengenalan diri oleh
umum Instructional Effects & Konseli diperhadapkan
Nurturant Effects melalui Mata dengan pengenalan
Pelajatan, dalam Pembelajaran lingkungan dalam
yang Mendidik, Skenario rangka pengatasan
tindakan diatur oleh Guru masalah pribadi, sosial,
(Wawasan kependidikan guru) (sebagian) belajar, dan
karier, Skenario
tindakan merupakan
hasil transaksi yang
merupakan keputusan
Konseli (Worldview
konselor)
 Perencanaan Penetapan kebutuhan belajar Penetapan kebutuhan
tindak intervensi oleh guru (keputusan penataan diri diputuskan
situasional oleh guru) secara transaksional
oleh Konseli, difasilitasi
oleh Konselor
 Pelaksanaan Penyesuaian sambil jalan Penyesuaian sambil
tindak intervensi berdasarkan respons jalan berdasarkan
ideosinkratik Peserta didik transaksi makna antara
terhadap keputusan dan Konseli dengan
tindakan guru (keputusan Konselor (keputusan
transaksional oleh guru) transaksional diambil
oleh konseli)
 Penilaian proses Ketercapaian Standar Aproksimasi
dan hasil Kompetensi Kemandirian dengan
Standar Ipsatif
 Lintasan Menuju ketercapaian Tujuan Menuju Kemandirian
Perkembangan Utuh Pendidikan (holistik) dalam pengambilan
peserta didik keputusan Pendidikan
dan Karier dalam
konteks Tujuan Utuh
Pendidikan (holostik)

Anda mungkin juga menyukai