Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Depra Abraham

NIM : 043529859

Jawaban!

1. 4 argumentasi mengapa manusia percaya bahwa Tuhan itu ada.


Bukti 1: Prinsip pergerakan.
Bukti 2: Prinsip sebab akibat.
Bukti 3: Dari prinsip ketidakkekalan dan kekekalan.
Bukti 4: Derajat kesempurnaan.

Penjelasan:
pembuktian pertama, yaitu dari pergerakan. Prinsip ini mengatakan
bahwa semua yang bergerak atau berubah dikarenakan oleh sesuatu. Juga bisa
dikatakan bahwa sesuatu yang berubah dari potensi ke sesuatu yang nyata
digerakkan oleh sesuatu yang sudah dalam keadaan nyata. St. Thomas
mengambil contoh dari pergerakan, karena pergerakan terjadi dimana saja,
kapan saja, dan bisa diamati dalam kejadian sehari-hari. Seperti pada contoh
kita akan mengerjakan Ulangan, sebelum kita mengerjakan ulangan maka kita
akan belajar terlebih dahulu untuk mengerti apa yang dipelajari, dan saat
mempelajari pelajaran tersebut maka kita memerlukan Otak untuk memproses
dan menghafal semua matteri di Ulangan nantinya, Namun siapa yang
menggerakkan otak? Karena ada kehidupan, ada jiwa yang tinggal di dalam
tubuh manusia. Siapa yang membuat kehidupan dan jiwa tetap bertahan… dan
seterusnya, sampai ada suatu titik, kita dapat mengambil kesimpulan ada
“unmoved mover” atau penggerak yang tidak digerakkan oleh yang lain, karena
Dia adalah sumber dari pergerakan itu. Sumber pergerakan inilah yang
dinamakan “Tuhan”.

Pembuktian ke dua adalah dari “Prinsip sebab akibat.” Semua orang di


dunia ini tahu kalau sesuatu terjadi dikarenakan oleh sesuatu. Prinsip ini begitu
sederhana, sehingga bayipun dapat menerapkan prinsip ini. Bayi tahu kalau dia
lapar, maka dia akan menangis. Dia tahu bahwa tangisannya akan
menyebabkan ibunya datang dan kemudian menyusui dia. Ibu ini mau menyusui
anaknya, walaupun kadang terjadi pagi-pagi buta, karena dia menyayangi
anaknya. Dia sayang, karena anak itu lahir dari rahimnya, dan terjadi karena
buah kasih sayang dengan suaminya. Komitmen untuk membentuk rumah
tangga dikarenakan keinginan untuk mendapatkan kebahagian. Dan
kebahagiaan, kalau ditelusuri terus-menerus akan sampai pada suatu titik, yang
disebabkan oleh “uncaused cause” atau penyebab yang tidak disebabkan
oleh sesuatu yang lain. Sumber dari penyebab inilah yang disebut orang
“Tuhan“.

pembuktian yang ketiga adalah “dari mahluk yang bersifat sementara


(contingent beings) dan yang kekal (necessary beings)“. Di dunia ini, tidak
mungkin semuanya bersifat sementara, Jika ditelusuri, garis keturunan kita akan
sampai pada manusia pertama. Pertanyaannya adalah, bagaimana manusia
pertama itu bisa ada dan hidup? Tidak mungkin dia terjadi begitu saja dari
ketidak-adaan. Sebab sesuatu yang tidak ada tidak mungkin menghasilkan
sesuatu yang ada/nyata. Jadi disimpulkan bahwa kalau semua mahluk tidak
kekal, maka harus ada “Mahluk lain” yang keberadaannya kekal ((Sesuatu yang
kekal dapat dibagi menjadi dua, yaitu kekekalan yang didapat karena yang lain,
sebagai contoh: jiwa manusia, para malaikat – setelah mereka diciptakan, maka
mereka menjadi kekal. Kekekalan yang kedua adalah kekekalan yang tidak
tergantung dari yang lain, dan ini hanya ada satu, yaitu Tuhan.)) dan tidak
mungkin hilang. KekekalanNya membuat mahluk yang tidak kekal terus bertahan
dan memenuhi bumi, sehingga kehidupan tidak punah. Kekekalan yang tidak
disebabkan oleh yang lain inilah yang disebut “Tuhan, Sang Kekal.” ((Untuk
menyanggah keberadaan Tuhan sebagai “unmoved mover” dan “uncaused
cause” adalah tidak mendasar, karena itu berarti, kita harus berasumsi bahwa
sesuatu di dunia ini terjadi tanpa ada penyebabnya. Dan asumsi ini berlawan
dengan prinsip utama (self-evidence principle), yaitu prinsip sebab akibat
(causality).))

2. Argumentasi berdasarkan Alkitab yang dimaksud Allah Tritunggal

Yesus menunjukkan persatuan yang tak terpisahkan dengan Allah Bapa,


“Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30); “Barangsiapa telah melihat Aku, ia
telah melihat Bapa…” (Yoh 14:9). Di dalam doa-Nya yang terakhir untuk murid-
murid-Nya sebelum sengsara-Nya, Dia berdoa kepada Bapa, agar semua murid-
Nya menjadi satu, sama seperti Bapa di dalam Dia dan Dia di dalam Bapa (lih.
Yoh 17: 21). Dengan demikian Yesus menyatakan Diri-Nya sama dengan Allah:
Ia adalah Allah. Hal ini mengingatkan kita akan pernyataan Allah Bapa sendiri,
tentang ke-Allahan Yesus sebab Allah Bapa menyebut Yesus sebagai Anak-Nya
yang terkasih, yaitu pada waktu pembaptisan Yesus (lih. Luk 3: 22) dan pada
waktu Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor (lih. Mat 17:5).
Yesus juga menyatakan keberadaan Diri-Nya yang telah ada bersama-sama
dengan Allah Bapa sebelum penciptaan dunia (lih. Yoh 17:5). Kristus adalah
sang Sabda/ Firman, yang ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah, dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan (Yoh 1:1-3). Tidak mungkin
Yesus menjadikan segala sesuatu, jika Ia bukan Allah sendiri.

Selain menyatakan kesatuan-Nya dengan Allah Bapa, Yesus juga menyatakan


kesatuan-Nya dengan Roh Kudus, yaitu Roh yang dijanjikan-Nya kepada para
murid-Nya dan disebutNya sebagai Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, (lih.
Yoh 15:26). Roh ini juga adalah Roh Yesus sendiri, sebab Ia adalah Kebenaran
(lih. Yoh 14:6). Kesatuan ini ditegaskan kembali oleh Yesus dalam pesan
terakhir-Nya sebelum naik ke surga, “…Pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh
Kudus…”(Mat 28:18-20).

Selanjutnya, kita melihat pengajaran dari para Rasul yang menyatakan kembali
pengajaran Yesus ini, contohnya, Rasul Yohanes yang mengajarkan bahwa
Bapa, Firman (yang adalah Yesus Kristus), dan Roh Kudus adalah satu (lih 1
Yoh 5:7); demikian juga pengajaran Petrus (lih. 1 Pet:1-2; 2 Pet 1:2); dan Paulus
(lih. 1Kor 1:2-10; 1Kor 8:6; Ef 1:3-14). Rasul Paulus

3. 5 pengertian tentang Imago Dei pada diri Manusia


 Manusia memiliki kepribadian (Memiliki perasaan, pikiran dan kehendak).
 Manusia memiliki Moral (Memiliki kebebasan dan tanggung jawab). Kata
Augustinus (Bapa Gereja), kebebasan kita makin dibatasi sejak kejatuhan.
Kalau semula posse non pecarre (dapat tidak berdosa), sesudah
kejatuhan jadi non posse non peccare (tidak dapat tidak berdosa).
 Manusia memiliki kerohanian. Dengan roh maka manusia dimungkinkan
untuk bersekutu dengan Allah yang adalah Roh.
 Manusia memiliki citra Ilahi di dalam dirinya karena diciptakan segambar
dengan rupa Allah. Hal ini mengangkat harkat dan martabat manusia yang
mulia. Arti kesegambaran ini untuk melawan segala tindakan yang
merendahkan martabat manusia. Manusia harus
mempertangungjawabkan hidup untuk menghargai dan memuliakan
sesama manusia.
 Manusia yang diciptakan segambar dengan rupa Allah, diberi akal budi
dan dihembuskan nafas sehingga dia hidup. Manusia memiliki akal,
manusia memiliki budaya; membudi bhaktikan ilmu, pengetahuan dan
potensi yang ada pada dirinya untuk menjaga kelangsungan
kehidupan. Ini yang membedakan manusia dengan ciptaan lain yang
memiliki daya adaptasi karena hanya punya perasaan tetapi manusia
memiliki akal budi, daya kreasi, berbudi daya, data adaptasi dan
antisipasi.

4. 5 tindakan sebagai wujud tanggung jawab terhadap sesama


a) Rukun tetangga
b) Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
c) Mengadakan baktisosial di lingkungan masyarakat
d) Tidak membedakan suku dan ras
e) Menjaga kebersihan lingkungan

5. 3 tindakan manusia untuk memperbaiki kerusakan alam


a) Hemat Kertas
Bahan utama pembuatan kertas adalah pohon. Dibutuhkan 1
batang pohon untuk membuat 15 rim kertas ukuran A4. Padahal hampir
70% bahan baku kertas diambil dari hutan. Dengan ilustrasi tersebut saja
bisa kita bayangkan dampak bagi penyelamatan lingkungan yang bisa kita
berikan saat kita mau berhemat dalam pemakaian kertas
b) Menanam Pohon
Pohon menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen rata-
rata 1,2 kg perhari/batang. Dan manusia membutuhkan oksigen untuk
bernafas sebesar 0,5 kg perhari/orang. Pohon juga menyerap dan
menyimpan air hujan untuk menghidari banjir dan menjadikannya sebagai
air tanah, cadangan air hingga musim kemarau tiba.
c) Kurangi Pemakaian Plastik
Plastik dibuat dari bahan yang tidak ramah lingkungan. Ketika
sudah tidak terpakai dan menjadi sampah menjadi benda yang
membutuhkan hingga ratusan tahun untuk bisa terurai oleh tanah.
Sehingga plastik yang kita gunakan hari ini akan terus memberikan
dampak negatif pada lingkungan, bahkan setelah kita meninggal
sekalipun. Mengurangi pemakaian plastik berarti ikut serta dalam
penyelamatan lingkungan.

6. Hambatan penegakan Hak Asasi Manusia


 Masih rendahnya pemahaman penduduk tentang HAM sehingga mereka
tidak menyadari ketika hak-haknya telah dilanggar (Baca juga : Norma
dalam Masyarakat)
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang upaya aparat dan
pemerintah dalam melindungi kepentingan-kepentingannya
 Ketidakberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan perlindungan hukum
untuk menuntut haknya karena keterbatasan ekonomi, kondisi psikologi,
maupun terkendala faktor sosial dan politik (Baca juga : Pengertian
Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli)
 Belum banyak masyarakat yang sadar hukum dan betapa pentingnya
penegakan HAM di dalam kehidupan (Baca juga : Ciri-ciri Masyarakat
Politik)
 Masih banyak masyarakat yang enggan berpartisipasi dalam penegakan
HAM seperti membiarkan pelanggaran HAM terjadi di sekitarnya dengan
alasan tidak mau menggangu urusan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai