Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan

juni 2021 di wilayah kerja Puskesmas Kilo Dompu. Hasil penelitian ini disajikan

dalam analisis univariat dari setiap variabel independen dan dependen.

Karakteristik responden yang diuraikan terkait jenis kelamin, umur, berat badan

lahir, prematuria, panjang badan lahir, riwayat genetik, kejadian stunting dan pola

asuh. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan hasil analisis bivariat yang

bertujuan untunk mengetahui Hubungan Pola Asuh Ibu terhadap Kejadian

Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Kilo. Data yang digunakan sebagai dasar

analisis adalah data primer yang berasal dari jawaban responden pada kuesioner.

Data jawaban kuesioner dalam penelitian ini dihimpun dari 277 responden dimana

responden merupakan ibu dari balita 24-59 bulan yang berdomisili di wilayah

kerja puskesmas kilo.

4.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (Balita) di Wilayah


Kerja Puskesmas Kilo, Dompu Juni Tahun 2021 (n=277)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 142 51,3
Perempuan 135 48,7

Umur
2-3 Tahun 85 30,7
3-4 Tahun 74 26,7
4-5 Tahun 118 42,6
Berat Badan Lahir
BBLR 26 9,4
Normal 251 90,6
Berat Lebih 0 0

Prematuria
Prematur 17 6,1
Normal 260 93,9

Panjang Badan Lahir


<48 cm 61 22,0
>48 cm 216 78,0

Riwayat Genetik
Ada 55 19,9
Tidak Ada 222 80,1
Sumber: Data Primer, Juni 2021

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden balita berjenis

kelamin laki-laki yaitu 142 responden (51,3%), usia yang mendominasi adalah

antara 4-5 tahun, yaitu 118 responden (42,6%), yang paling banyak BBL

responden adalah normal yaitu 251 responden (90,6%), mayoritas responden tidak

mengalami prematur (normal) yaitu 260 responden (93,9%), panjang badan lahir

responden yang mendominasi adalah >48 cm sebanyak 216 responden (78,0%),

dan sebagian besar responden yaitu 222 responden (80,1%) tidak ada riwayat

genetik (pendek).

4.2 Gambara Pola Asuh (Ibu Balita), dan Kejadian Stunting pada Balita

4.2.1 Pola Asuh (Ibu balita)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh (Ibu Balita) di Wilayah Kerja
Puskesmas Kilo, Dompu, Juni 2021 (n=277)
Pola Asuh Frekuensi Persentase (%)
Baik 190 68,6
Kurang 87 31,4
Total 277 100,0
Sumber: Data Primer, Juni 2021

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu balita

memiliki pola asuh yang baik yaitu sebanyak 190 responden (68,6%), dan

responden yang pola asuh kurang sebanyak 87 responden (31,4%).

4.2.2 Kejadian Stunting

Tabel 4.3 Kejadian Stunting pada Balita 24-59 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kilo, Dompu Juni 2021 (n=277)
Kejadian Stunting Jumlah Persentase (%)
Stunting 43 15,5
Tidak stunting 234 84,5
Total 277 100,0
Sumber: Data Primer, Juni 2021

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 277 responden balita sebagian besar

memiliki status gizi berdasarkan panjang badan menurut umur (PB/U) normal (Z-

score ≥ -2 SD) yaitu sebanyak 234 responden (84,5%), dan responden dengan

panjang badan menurut umur (PB/U) stunting (Z-score ≥ -3,0 s/d Z-score < -2,0)

yaitu sebanyak 43 responden (15,5%).

4.3 Hasil Analisa Hubungan Pola Asuh Ibu terhadap Kejadian Stunting

pada Balita 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kilo

Tabel 4.4 Analisa Hubungan Pola Asuh Ibu terhadap Kejadian Stunting
pada Balita 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kilo,
Dompu Juni 2021 (n=277)
Pola Asuh Stunting
Kendall’s tau_b Pola Asuh Correlation Coefficient 1.000 -.633****
Sig. (2-tailed) . .000
N 277 277
Stunting Correlation Coefficient -,633** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 277 277
Sumber: Data Primer, Juni 2021
*Hasil uji statistik Kendall’s tau_b
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil uji statistik Kendall’s Tau-B pada

penelitian ini yaitu didapatkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (<0,05). Maka

hasil dari data penelitian ini adalah H1 diterima, yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara pola asuh ibu terhadap kejadian stunting pada balita 24-59 bulan

di wilayah kerja puskesmas kilo. Hubungan yang terjadi adalah hubungan

berlawanan arah dan kuat dengan hasil analisa Corellation Coefficient bernilai

negatif sebesar -0.633 yang artinya menggambarkan bila semakin tinggi pola asuh

baik maka tingkat kejadian stunting akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai