Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dian Nur Utami

Nim : 0439981490120039

Kasus
Keluhan utama: Pada saat pengkajian klien mengatakan belum bisa mobilisasi karena
merasa lemah dan pusing, klien mengatakan nyeri pada luka operasi sectio caesarea,
nyeri bertambah saat daerah perut ditekan dan menggerakkan badan, nyeri seperti
disayat-sayat dan terlokalisasi pada bagian perut dengan skala 7 (1-10) yaitu nyeri
berat, nyeri dirasakan menetap, nyeri dirasakan ± 3-5 menit, upaya untuk mengurangi
nyeri dengan cara tidak banyak bergerak. Klien mengatakan ASI belum keluar.
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola nutrisi: Di rumah klien makan 3 kali sehari dengan komposisi
makanan, nasi, lauk pauk dan sayuran (jika ada). Klien minum 7-8 gelas
perhari. Sedangkan di Rumah sakit setelah post operasi sectio caesarea
beberapa jam yang lalu klien baru minum, makan yang disediakan Rumah
sakit baru dimakan sebagian karena klien belum nafsu makan karena
masih lemah dan nyeri.
2) Pola eliminasi: Di rumah klien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
keras. Klien BAK 5-6 kali perhari dengan warna urine kuning jernih dan
bau khas amoniak. Sedangkan di Rumah sakit klien terpasang kateterisasi
urine dengan warna urine kuning dan bau khas amoniak. Klien
mengatakan belum BAB setelah di operasi.
3) Personal hygiene: Di rumah klien mandi 2 kali sehari dengan
menggunakan sabun gosok gigi setiap mandi menggunakan pasta gigi dan
keramas 2 hari sekali menggunakan shampo. Sedangkan di Rumah sakit
klien mengatakan setelah post operasi hanya di lap badannya oleh
keluarga. Belum melakukan oral hygiene dan keramas.
4) Pola aktivitas: Di rumah klien sebagai ibu rumah tangga, sehari-hari klien
mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tanpa bantuan orang lain.
Sedangkan di Rumah sakit klien belum bisa mobilisasi karena lemah dan
nyeri saat bergerak. Klien tampak berbaring ditempat tidur sehingga
semua kebutuhan klien perlu dibantu oleh keluarga dan perawat.
5) Pola istirahat dan tidur: Di rumah klien tidur ± 8-9 jam per hari. Malam
dari jam 21.00-04.00 WIB dan tidur siang dari jam 13.00 – 15.00 WIB.
Klien tidur dengan nyenyak dan tidak ada kebiasaan lain sebelum tidur.
Sedangkan di Rumah sakit setelah post operasi sectio caesarea hari ke 0
klien masih dapat tidur siang karena efek anestesi masih belum hilang,
saat efek anestesi hilang pola tidur terkadang terganggu karena nyeri,
sehingga klien tidak puas tidur dan istirahat tidak cukup.
6) Pola reproduksi: Sebelum melahirkan klien tidak ada masalah dalam
berhubungan seksual. Keluhan menstruasi sebelum persalinan, klien
mengatakan mengalami nyeri pinggang saat hari pertama menstruasi.
7) Kehidupan sosial dan budaya: Klien berasal dari suku Sunda. Suku Sunda
merupakan salah satu pelaku tradisi yang kuat memegang teguh tradisi
dalam kehidupan sehariharinya, termasuk tradisi dalam persalinan. Klien
mengatakan terdapat tradisi dimana ibu setelah melahirkan tidak boleh
tidur siang karena akan menyebabkan penglihatan ibu berkurang (kurang
jelas). Tidak boleh makan makanan yang digoreng, tidak boleh makan
buah-buahan, tidak boleh mandi siang dan jika tidur tidak boleh dalam
posisi badan ditekuk.

Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,4°C
2) Kepala: Rambut bersih tidak lengket, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, bentuk kepala simetris dan kualitas rambut tipis.
3) Wajah : Tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak ada hiperpigmentasi
dan tidak ada jerawat.
4) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik, konjungtiva
ananemis, pupil isokor, fungsi penglihatan normal, dan penglihatan mata
mampu mengikuti 8 mata angin.
5) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan, fungsi
penciuman baik, dan tidak tampak pernafasan cuping hidung.
6) Mulut dan gigi: Mukosa bibir lembab, gigi dan lidah bersih, tidak ada
stomatitis, tidak pembengkakan tonsil, tidak ada caries gigi,, fungsi
mengunyah baik, fungsi pengecapan baik (dapat membedakan rasa gula
dan garam).
7) Telinga : Bentuk telinga simetris, telinga tampak bersih, tidak ada
serumen, tidak ada luka, dan fungsi pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu dengar.
8) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan tidak ada kesulitan menelan.
9) Dada
- Jantung : Irama jantung reguler, terdengar BJ I dan BJ II, tidak
terdengar bunyi jantung tambahan.
- Paru-paru : Pergerakan dinding dada simetris, irama pernafasan
reguler, tidak menggunakan otot bantu nafas, suara paru vesikuler,
perkusi paru sonor kanan dan kiri.
- Payudara: Bentuk payudara simetris, puting susu eksverted
(menonjol), terdapat hiperpigmentasi areola, tidak ada benjolan dan
ASI belum keluar.
10) Abdomen: Terdapat luka post operasi sectio caesarea, keadaan luka
bersih tertutup kassa, luka mengarah vertikal di bawah pusat, keadaan
perban bersih, terdapat linea nigra dan striae gravidarum, kontraksi uterus
kuat, tinggi fundus uterus 2 jari di bawah pusat. Diastasis rektus
abdominalis tidak dapat diukur karena klien kesakitan, bising usus 6
x/menit.
11) Genitalia : Pengeluaran lochea ± 200 cc perhari (2 pembalut penuh), jenis
lochea rubra, warna merah segar, tercium bau amis, klien terpasang
kateter urine.
12) Ekstremitas: Tangan kiri terpasang infus Ringer Laktat 20 tetes/menit,
tidak ada lesi pada tangan dan kaki, tidak ada varises, tidak ada tanda
homan. Terdapat edema pada ekstremitas bawah dengan derajat 2+. Klien
mengatakan lemas dan masih merasakan kebas, klien takut untuk
bergerak, rentang gerak (ROM) menurun, gerakan terbatas,

Pemeriksaan Laboratorium
pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin ‘ 13 11,7 – 15,5 g/dL
Eritrosit 4,35 4,10 – 5,10 x10/uL
Leukosit 22,77 4,40 – 11,30 x10/uL
Trombosit 138 150 – 400 x10/uL
Hematokrit 35,7 35,0 – 47,0 %
Basofil 0 0–1%
Eosinofil 0 2–4%
Neutrofil 90 50 – 70 %
Limfosit 6 25 – 40 %
Monosit 4 2–8%
MCV 82 80 – 100 fL
MCH 30 26 – 34 pg
MCHC 36 32 – 36 g/dL
RDW-CV 14,9 12,0 – 14,8 %
Protein urine +2 Negatif

Terapi Medis
Nama obat Sediaan Dosis Cara pemberian
Ceftriaxone 1 gr 2x1 Intravena
Ketorolac 30 mg/mL 3x1 Intravena
Asam traneksamat 500 mg/5 mL 2x1 Intravena
RL + MGSO4 25 mL 1 gr/jam Intravena
Nifedipine 10 mg 3x10mg Oral
Laktafit 1 strip (10 tablet) 3x1 Oral

Pertanyaan:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar apa yang terjadi pada pasien?
2. Tuliskanlah : Analisa data, Diagnose keperawatan (min 3) dan Intervensi
keperawatan (berdasarkan SDKI SLKI & SIKI)?
3. Pilih 1 Tindakan keperawatan (sesuai dengan intervensi keperawatan yang
sudah dituliskan), beserta alasan dan SPO

Jawaban
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar yang terganggu adalah mobilisasi
pasien karena pasien merasa belum sanggup untuk melakukan pergerakan atau
mobilisasi karena terasa nyeri pada luka post operasi sectio caesarea, sehingga
aktivitas sehariharinya harus dibantu oleh keluarganya dan perawat

2. Analisa Data
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
- Pasien mengatakan nyeri paka luka - Tekanan Darah: 140/90 mmHg
operasi sectio caesarea - Nadi: 88 x/menit
- Nyeri bertambah saat bagian perut di - Respirasi: 20 x/menit
tekan dan saat menggerakan badan - Keterolac : 30 mg/mL 3x1
- Nyeri seperti di sayat-sayat
- Skala nyeri 7 (1-10) yaitu nyeri berat
- nyeri dirasakan menetap, nyeri
dirasakan ± 3-5 menit,
- upaya untuk mengurangi nyeri
dengan cara tidak banyak bergerak.
- mengatakan belum bisa mobilisasi - Terdapat luka post operasi sectio
karena merasa lemah dan pusing caesarea
- klien belum bisa mobilisasi karena - klien tampak berbaring ditempat
lemah dan nyeri saat bergerak tidur sehingga semua kebutuhan
- Klien mengatakan lemas dan masih klien perlu dibantu oleh keluarga
merasakan kebas, dan perawat
- klien takut untuk bergerak, rentang - Terdapat edema pada ekstremitas
gerak (ROM) menurun, gerakan bawah dengan derajat 2+.
terbatas, - Protein Urin +2
- Asam traneksamat 500mg/5mL 2x1

- Terdapat luka post operasi sectio - Leukosit 22,77


caesarea - Trombosit 138
- Pengeluaran lochea ± 200 cc perhari - Neutrofil 90
(2 pembalut penuh), - Limfosit 6
- jenis lochea rubra, warna merah
segar, tercium bau amis,
Masalah Keperawatan (SDKI)
1) Gangguan Mobilitas Fisik
2) Nyeri Akut
3) Resiko Infeksi
Intervensi
Masalah Keperawatan SLKI SIKI
Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi
tindakan keperawatan Observasi
selama ...x... di harapkan -Identifikasi adanya nyeri
gangguan mobilitas fisik atau keluhan fisik lainnya
meningkat dengan kriteria -Monitor kondisi umum
hasil : selama melakukan
-Pergerakan ekstermitas mobilisasi
meningkat (5)
-Kekuatan otot meningkat Terapeutik
(5) -Libatkan keluarga untuk
-Rentang gerak/ROM membantu pasien dalam
meningkat (5) meningkatkan pergerakan

Edukasi
-Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk
ditempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan keperawatan Observasi
selama ...x... di harapkan -Identifikasi skala nyeri
nyeri akut menurun -Identifikasi faktor yang
dengan kriteria hasil : memperberat dan
-Keluhan nyeri menurun memperingan nyeri
(5)
-Meringis menurun (5) Terapeutik
-Sikap protektif menurun -Berikan teknik
(5) nonfarmakologis untuk
-Gelisah menurun (5) mengurangi rasa nyeri
-Kesulitan tidur menurun (mis. aromaterapi, kompres
(5) hangat/dingin, terapi
musik)
Edukasi
-Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
tindakan keperawatan Observasi
selama ...x... di harapkan -Monitor tanda dan gejala
resiko infeksi menurun infeksi lokal dan sistemik
dengan kriteria hasil :
-Nyeri menurun (5) Terapeutik
-Bengkak menurun (5) -Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien

Edukasi
-Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
3. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan adalah tindakan ROM, yaitu
dengan cara mengajarkan pasien untuk miring kanan, miring kiri,
menggerakan jari tangan dan jari kaki, fleksi dan ekstensi.

Anda mungkin juga menyukai