Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK

GEOGRAFI SOSIAL

"Fungsi Manusia Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Di Suatu Wilayah"

Dosen Pengampu:

Drs. Mbina Pinem, M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 3

Devi Anggriani Br. S

Dwi Sartika

Emia Br. S Maha

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Pertama sekali kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
mana berkat rahmat, karunia dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “
Fungsi Manusia Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Di Suatu Wilayah” ini dengan waktu
yang telah ditentukan.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tida mudah ada pihak lain atau teman-teman
kami yang telah memberikan buah pikir mereka untuk membantu kami dalam membuat makalah
ini. Untuk itu kami berterima kasih kepada teman-teman seperjuangan. Tidak hanya itu kami
juga berterima kasih kepada dosen pembimbing yang telah mengarhkan kami dalam pembuatan
makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat tidak sempurna, maka dari itu
besar harapan kami kepada para pembaca untuk mengkritisi atau memberikan saran kepada
kami, agar kami dapat lebih baik lagi dalam membuat ,makalah, layaknya seperti seorang
penulis.

Medan, 15 Maret 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

BAB III..........................................................................................................................................11

PENUTUP.....................................................................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................................................11

B. Saran...................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geografi merupakan salah satu kajian/disiplin ilmu yang mengungkapkan suatu gejala yang
muncul akibat adanya hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Menurut Bintarto dan
Hadisumarno (1984:12) dalam geografi terpadu untuk mengetahui dan menghampiri suatu
masalah maka digunakan tiga pendekatan (approach) yaitu pendekatan keruangan (spatial
approach), ekologi (ecological approach) dan kompleks wilayah (regional approach). Ketiga
pendekatan ini menekankan bahwa manusia sebagai pelaku yang dapat mengubah suatu
lingkungan hidup dengan memanfaatkan akal dan pikirannya bahkan untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya tersebut. Menurut Bintarto (1965:11), geografi sebagai ilmu
pengetahuan yang mencitrakan sifat-sifat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan
penduduk serta mempelajari cara yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi
dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Obyek kajian dari studi geografi adalah suatu
wilayah dengan segala isi dan kejadian serta proses yang menyertainya. Studi geografi meninjau
bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh gejala tersebut baik yang bersifat alami maupun
binaan. Lingkup studi geografi berupa muka bumi dan kehidupan manusia dengan segala
aktifitasnya.

Ruang lingkup geografi tidak dapat dipisahkan dari ketiga komponen yaitu komponen fisik,
manusia serta aktivitasnya. Ketiga komponen ini dijabarkan dalam suatu penyebaran, relasi dan
kronologi yang terjadi dalam lingkungan hidup. Adanya perbedaan wilayah, proses dan waktu
menjadikan suatu perkembangan yaitu perkembangan yang berupa perubahan dapat digunakan
sebagai suatu rencana pembangunan yang menghasilkan suatu manfaat bagi masyarakat luas.
Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka mencapai
kesejahteraan di masa yang akan datang. Dalam konsep pembangunan normatif, maka
pembangunan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang di ukur berdasarkan norma-
norma tertentu. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan ini, maka memerlukan suatu
keterpaduan antar berbagai aspek dalam pembangunan. Keterpaduan ini diterjemahkan sebagai
suatu hubungan yang saling mendukung antara aspek yang satu dengan yang lain, tanpa
1
menimbulkan kerugian bagi yang lain. Beberapa aspek tersebut antara lain adalah, aspek sosial,
aspek ekonomi dan juga aspek lingkungan. Aspek sosial tersebut berkaitan dengan kehidupan
manusia, sehingga dalam pembangunan terdapat dua komponen yang saling berpengaruh satu
sama lain, yaitu manusia dan lingkungan. Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
sebagai tempat hidup mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi pembangunan ?
2. Bagaimana konsep pembangunan suatu wilayah?
3. Apa hubungan manusia dengan pembangunan suatu wilayah?

C. Tujuan

1. Mengetahui defenisi pembangunan


2. Mengetahui konsep pembangunan suatu wialayah
3. Mengetahui hubungan manusia dengan pembangunan suatu wilayah

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi Pembangunan

Pembangunan sering kali dikaitkan dengan ekonomi, politik, mental dan berbagai bidang
lainnya. Selain itu, pembangunan juga sering dikaitkan dengan perubahan ke arah yang lebih
baik atau perubahan dari hal lama ke hal baru. Jadi, secara singkat pengertian pembangunan
adalah setiap kegiatan terencana guna mencapai perubahan ke arah yang lebih baik. Berbicara
tentang pembangunan, kali ini kita akan membahas tentang makna dan pengertian pembangunan
menurut para ahli, konsep pembangunan, serta teori pembangunan. Pengertian Pembangunan
Menurut Para Ahli yaitu:

 Nugroho dan Rochmin Dahuri (2004)

Menurut Nugroho dan Rochmin Dahuri, Pembangunan adalah suatu upaya terkoordinasi untuk
menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk
memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.

 Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah (2005)

Menurut Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, Pembangunan adalah proses melakukan
perubahan.

 Siagian (1994)

Menurut Siagian, Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per-
ubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building).

 Ginanjar Kartasasmita (1994)

Menurut Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih
baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

 Alexander (1994)

3
Menurut Alexander, Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup
seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan
teknologi, kelembagaan, dan budaya.

 Fakih (2001:10)

Menurut Fakih, Pembangunan adalah kata benda netral yang maksudnya adalah suatu kata yang
digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha yang meningkatkan kehidupan ekonomi, politik,
budaya, infrastruktur masyarakat dan sebagainya.

 Galtung

Menurut Glatung dalam Trijono (2007:3), Pembangunan adalah upaya untuk memenuhan
kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok dengan cara-cara yang tidak
menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan alam.

 Dissaynake

Menurut Dissaynake, Pembangunan adalah sebuah proses menuju perubahan sosial yang
mengarah ke kualitas hidup yang lebih baik dari seluruh ataupun mayoritas masyarakat tanpa
merusak lingkungan ataupun budaya/kultur lingkungan mereka dan berusaha melibatkan
sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini, serta membuat mereka menjadi penentu
untuk tujuan mereka sendiri.

 Effendi (2002:2)

Menurut Effendi, Pembangunan adalah suatu upaya meningkatkan segenap sumber daya yang
dilakukan secara berencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang merata dan
berkeadilan.

B. Konsep Pembangunan Suatu Wilayah

Konsep Pembangunan adalah konsep mengenai kemajuan pembangunan dan hasil-hasil


pembangunan suatu negara. Konsep pembangunan tersebut selalu dikembangkan dari masa ke
masa agar negara atau pemerintah dapat memberikan pelayanan pada masyarakat. Menurut
4
Imam Nazeni konsep pembangunan diibaratkan seperti proses komputer yang harus ada
perangkatnya yakni:

1. Perangkat Keras, perangkat keras dalam pembangunan terdiri atas:

 Tenaga kerja
 Dana

 Material

 Basis usaha

 Waktu

2. Perangkat Lunak, perangkat lunak dalam pembangunan terdiri atas:

 Ilmu
 Keahlian

 Peraturan

 Teknologi

 Informasi

 Moral

Akan tetapi, konsep pembangunan pada awalnya tidak akan terlepas dari berbagai teori
pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli, teori-teori pembangunan tersebut
diantaranya:

a) Teori Pembangunan Adam Smith

Teori ini juga dikenal dengan Teori Hukum Alam. Teori ini meyakini berlakunya doktrin hukum
alam dalam persoalan ekonomi maka wajar jika ia menganjurkan kebijakan pasar bebas dalam
ekonomi. Kekuatan yang tidak terlihat yakni pasar persaingan sempurna yang merupakan
5
mekanisme menuju keseimbangan secara otomatis dan cenderung memaksimumkan
kesejahteraan nasional.

b) Teori Pembangunan Ricardian

Teoripembangunan yang dibangun oleh David Richardo yaitu teori mengenai hubungan antara
tiga kelompok perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis dan buruh. Keseluruhan pendapatan
nasional dibagikan pada tiga kelompok tersebut sebagai uang sewa, keuntungan dan upah.

c) Teori Pembangunan Malthus

Dalam teori ini, Thomas Robert Malthus menganggap bahwa proses pembangunan ekonomi itu
tidak terjadi dengan sendiri, namun membutuhkan berbagai usaha yang konsisten dari pihak
rakyat. Jadi proses pembangunan adalah suatu proses naik turunnya aktivitas ekonomi lebih
daripada sekedar lancar mtidaknya aktivitas ekonomi.

d) Teori Pembangunan Mill

Dalam teori ini, John Stuart Mill menganggap pembangunan ekonomi sebagai fungsi tanah,
tenaga kerja dan modal. Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin jika tanah dan modal mampu
meningkatkan produksi lebih capat dibanding dengan angkatan kerja.

e) Teori Pembangunan Marxis

Ada 3 hal yang disumbangkan Karl Max dalam teori pembangunan nasional yaitu dalam arti luas
memberikan tafsiran sejarah dari sudut ekonomi, dalam arti sempit merinci kekuatan yang
mendorong perkembangan kapitalis dan menawarkan jalan alternatif tentang pembangunan
ekonomi terencana. Dalam penafsiran sejarah, semua peristiwa sejarah merupakan hasil
perjuangan ekonomi yang terus menerus di berbagai kelas dan kelompok masyarakat. Dalam
perkembangan kapitalis, karena produksi tunduk pada perubahan Maka kekuatan produksi
bertentangan dengan struktur kelas masyarakat akan terjadi revolusi sosial.

f) Teori Pembangunan Schumpeter

6
Joseph Alois Schumpeter menyatakan bahwa pembangunan adalah perubahan yang spontan dan
terputus-putus pada saluran sirkuler dari produksi barang, penawaran, permintaan, laba, tabungan
dan bunga.

 Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis Karakter Sumber Daya


Pengembangan wilayah sesungguhnya merupakan program yang menyeluruh dan terpadu
dari semua kegiatan, yang didasarkan atas sumber daya yang ada dan kontribusi pada
pembangunan suatu wilayah tertentu. Dengan demikian dalam mengembangkan suatu wilayah
diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik daerah yang
bersangkutan. Konsep pengembangan wilayah berbasis karakter sumber daya, memiliki berbagai
pendekatan diantaranya yaitu: (1) pengembangan wilayah berbasis sumber daya; (2)
pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan; (3) pengembangan wilayah berbasis
efisiensi; (4) pengembangan wilayah berbasis pelaku pembangunan. Pengembangan wilayah
berbasis karakteristik sumber daya menghasilkan sejumlah pilihan strategi sebagai berikut : (a)
Pengembangan wilayah berbasis input namun surplus sumber daya manusia; (b) Pengembangan
wilayah berbasis input namun surplus sumber daya alam; (c) Pengembangan wilayah berbasis
sumber daya modal dan manajemen; dan (d) Pengembangan wilayah berbasis seni budaya dan
keindahan alam. Pada pengembangan wilayah berbasis input namun surplus sumber daya
manusia, memberikan gambaran bahwa suatu memiliki SDM yang cukup banyak namun lahan
dan SDA terbatas maka labor surplus strategy cukup relevan untuk diterapkan. Tujuan utama
strategi ini adalah menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat karya dan mengupayakan
ekspor tenaga kerja ke wilayah lain. Pengembangan wilayah berbasis input namun surplus
sumber daya alam menunjukkan kondisi dimana berbagai SDA yang mengalami surplus yang
dapat diekspor ke wilayah lain baik dalam bentuk bahan mentah maupun bentuk setengah jadi.
Hasil dari ekspor SDA ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengimpor produk yang
jumlahnya sangat terbatas di wilayah tersebut, misalnya barang modal, bahan baku, bahan
penolong, barang konsumsi, dan jasa. Pengembangan wilayah berbasis sumber daya modal dan
manajemen mengarahkan pada strategi pengembangan wilayah didasarkan atas pengembangan
lembaga keuangan yang kuat dan pengembangan sistem manajemen yang baik, yang dapat
ditempuh oleh wilayah yang memiliki keterbatasan dalam hal modal dan manajemen tersebut.
Pengembangan wilayah berbasis seni budaya dan keindahan alam memberikan arah bahwa

7
wilayah dengan potensi-potensi pantai dan pemandangan yang indah, seni dan budaya yang
menarik dan unik, dapat mengembangkan wilayahnya dengan cara membangun transportasi,
perhotelan dan restoran, industri-industri kerajinan, pelayanan travel, dan lainnya yang terkait
dengan pengembangan kepariwisataan.

 Konsep Pembangunan Wilayah Berbasis Penataan Ruang

Konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang (spasial) merupakan konsep


pembangunan wilayah dengan menggunakan pendekataan penataan ruang wilayah. Di Indonesia,
pendekatan ini diimplementasikan dalam bentuk penyusunan penataan ruang nasional yang
dirinci kedalam wilayah provinsi dan kabupaten. Konsep pengembangan wilayah berbasis
penataan ruang, membagi wilayah ke dalam: (1) pusat pertumbuhan; (2) integrasi fungsional; (3)
desentralisasi. Ketiga hal ini menjadi dasar pengembangan wilayah berbasis penataan ruang.
Pusat Pertumbuhan berkembang mulai dasawarsa pertama pertengahan abad ke-20 yang diawali
muncul teori-teori yang menyatakan pentingnya peranan pusat-pusat pertumbuhan atau
pembangunan, diantaranya adalah teori kutub pertumbuhan (growth pole theory) yang
dikemukakan oleh Francois Perroux, teori kutub pertumbuhan yang terlokalisasi (localized
development pole theory) yang dikemukakan oleh Boudeville, serta teori titik pertumbuhan
(growth point theory) yang dikemukakan oleh Albert Hirschman. Menurut teori-tori tersebut,
peranan kutub pertumbuhan dalam pengembangan wilayah adalah sebagai penggerak utama atau
lokomotif pertumbuhan, yang selanjutnya menyebarkan hasil-hasil pembangunan dan dampak
pertumbuhan ke wilayah pengaruhnya. Dalam hubungan dengan penyebaran dampak
pertumbuhan ke wilayah di sekitarnya, Albert Hirschman telah memperkenalkan istilah trickling
down effect atau dampak tetesan ke bawah. Melalui konsep ini, pembangunan wilayah
dilancarkan melalui pusat-pusat pertumbuhan yang pada umumnya merupakan kota-kota besar.
Peranan investasi skala besar sebagai external force sangat dibutuhkan untuk mengembangkan
sektor industri, perbankan dan keuangan, properti, dan lainnya.

 Konsep Pengembangan Wilayah Terpadu

8
Konsep ini menekankan kerjasama antarsektor untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di daerah-daerah tertinggal. Daerah atau wilayah
yang tertinggal adalah daerah yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang
dibandingkan dengan daerah atau wilayah lain dalam skala nasional. Untuk menentukan daerah-
daerah yang tertinggal, terdapat berbagai indikator yang digunakan. Kementerian PDT
menggunakan lima indikator sebagai dasar penentuan daerah tertinggal di Indonesia antara lain
(1) Perekonomian masyarakat; (2) Sumber daya manusia; (3) kemampuan finansial; (4)
Aksesibilitas; dan (5) karakteristik geografis. Berdasarkan indikator tersebut, setidaknya terdapat
199 daerah yang tergolong kepada daerah tertinggal di Indonesia (Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal, 2004). Ketertinggalan suatu daerah dapat disebabkan oleh beberapa hal
antara lain : (a) Faktor Kondisi Geografis, karena pada umumnya daerah tertinggal sulit
dijangkau karena letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir,
dan pulau-pulau terpencil atau karena faktor geomorfologis lainnya sehingga sulit dijangkau oleh
jaringan transportasi dan media komunikasi; (b) Faktor Kondisi Sumber Daya Alam, karena
beberapa daerah tertinggal tidak memiliki potensi sumber daya alam memadai. Ada daerah yang
memiliki SDA besar namun lingkungan di sekitarnya merupakan daerah yang dilindungi atau
tidak dapat dieksploitasi. Namun ada pulau ketertinggalan yang disebabkan karena rusaknya
lingkungan hidup; (c) Faktor Sumber Daya Manusia karena pada umumnya masyarakat di daerah
tertinggal mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah; (d)
Faktor Sarana dan Prasarana karena Keterbatasan sarana dan prasarana komunikasi, transportasi,
air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya menyebabkan masyarakat di
daerah tertinggal tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial;
(e) Faktor Bencana dan Konflik Sosial karena seringnya suatu daerah mengalami bencana alam
dan konflik sosial dapat menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi;
(f) Faktor Kebijakan karena adanya ketertinggalan suatu daerah disebabkan pula oleh kebijakan
pemerintah yang tidak tepat. Pengalaman menunjukkan bahwa konsep pusat pertumbuhan yang
selama ini diterapkan telah menyebabkan terjadinya ketimpangan wilayah antara pusat
pertumbuhan dengan wilayah-wilayah pengaruhnya. Dampak tetesan ke bawah yang diharapkan
tidak terbukti bekerja dengan baik.

C. Hubungan Manusia Dengan Suatu Pembangunan Wilayah


9
Hubungan pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi serta demokrasi akan membentuk
sebuah pola atau model pembangunan. Beberapa model pembangunan dapat menjelaskan
beberapa tipe pembangunan yang memiliki beberapa macam pola dasar pembangunan
berdasarkan tujuan pembangunan masing masing negara.(UNDP, 2001). Ada 4 macam model
pembangunan menurut UNDP, yaitu :
1. Cruel Choice and Trickledown Model Pembangunan ini menitikberatkan pertumbuhan
ekonomi sebagai kunci utama menuju demokrasi sekaligus pembangunan manusia.
2. Pertumbuhan Endogenous dan DemokrasiModel pertumbuhan yang kedua menjelaskan tipe
pembangunan dengan Pembangunan manusia sebagai kunci utama untuk menuju sistem
demokrasi.
3. Virtous CircleModel virtous circlelebih menekankan pada sistem demokrasi sebagai landasan
untuk menuju pembangunan manusia yang baik
4. Virtous TriangleModel Virtous Triangle menetapkan Pembangunan manusia sebagai kunci
utama dalam pembangunan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembangunan sering kali dikaitkan dengan ekonomi, politik, mental dan berbagai bidang
lainnya. Selain itu, pembangunan juga sering dikaitkan dengan perubahan ke arah yang lebih
baik atau perubahan dari hal lama ke hal baru. Jadi, secara singkat pengertian pembangunan
adalah setiap kegiatan terencana guna mencapai perubahan ke arah yang lebih baik. Berbicara
tentang pembangunan, kali ini kita akan membahas tentang makna dan pengertian pembangunan
menurut para ahli, konsep pembangunan, serta teori pembangunan.
Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka
mencapai kesejahteraan di masa yang akan datang. Dalam konsep pembangunan normatif, maka
pembangunan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang di ukur berdasarkan norma-
norma tertentu. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan ini, maka memerlukan suatu
keterpaduan antar berbagai aspek dalam pembangunan. Keterpaduan ini diterjemahkan sebagai
suatu hubungan yang saling mendukung antara aspek yang satu dengan yang lain, tanpa
menimbulkan kerugian bagi yang lain. Beberapa aspek tersebut antara lain adalah, aspek sosial,
aspek ekonomi dan juga aspek lingkungan. Aspek sosial tersebut berkaitan dengan kehidupan
manusia, sehingga dalam pembangunan terdapat dua komponen yang saling berpengaruh satu
sama lain, yaitu manusia dan lingkungan. Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
sebagai tempat hidup mereka.

B. Saran

Sebaiknya dalam mempelajari geografi sosial, kita tidak hanya melihat dan memahami
secara sempit karena ruang lingkup didalamnya sangatlah banyak. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu ada baiknya jika tidak hanya membaca makalah ini tapi juga
mencari referensi lain.

11
DAFTAR PUSTAKA
Setiyanto, A. 2010. Konsepsi Model Pembangunan Ekonomi Wilayah Daerah Perbatasan
Perbatasan Negara.Jakarta:Lembaga Pertananan Nasional.

Banowati Eva.2013.Geografi Sosial.Yogyakarta:Ombak

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjqx5O316HoAh
WxheYKHbfNDA8QFjAAegQIBBAB&url=https%3A%2F%2Fwww.bphn.go.id%2Fdata
%2Fdocuments
%2Fna_ruu_lembaga_pembiayaan_pembangunan_indonesia.pdf&usg=AOvVaw1FHBc2JBjHv9
YyesxRvozn

12

Anda mungkin juga menyukai