Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KOSMOGRAFI

“Proses Terbentuknya dan Karakteristik Matahari”

Dosen Pengampu:
Ali Nurman, M. Si
M.Farouq Ghazali Matondang S.Pd,. M.Sc

Oleh:
Kelompok 4
Devi Anggriani Br. S (3193131011)
Luksiade Saragih (3192431001)
Tarisa Diba Fitriana (3191131004)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya makalah yang berjudul Faktor Terbentuknya Dan
Karakteristik Matahari dapat penulis selesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kosmografi.

Harapan kami sebagai penulis mengaharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi pembacanya. penulis sadar bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun agar makalah ini dapat diperbaiki untuk kedepannya. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, 15 Maret 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian Matahari..........................................................................................................3
B. Proses Terbentuknya Matahari.........................................................................................3
C. Dimensi Matahari...............................................................................................................4
D. Kepadatan Matahari..........................................................................................................5
E. Gravitasi Matahari.............................................................................................................5
F. Susunan Tubuh Matahari..................................................................................................5
G. Ciri Khas Matahari............................................................................................................9
H. Spektrum Matahari.........................................................................................................12
I. Noda Matahari..................................................................................................................13
J. Gerak Matahari................................................................................................................15
K. Unsur-unsur Kimia Matahari.........................................................................................18
L. Manfaat dan Peran Matahari..........................................................................................19
BAB III.........................................................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................................................21
A. Kesimpulan........................................................................................................................21
B. Saran..................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seandainya kita berada di dalam ruang angkasa beribu-ribu kilometer jauhnya dari planet kita
anda akan melihat bumi itu seperti bola kecil sekali yang bergerak sepanjang lintasan luas di
sekeliling sebuah bintang yang mungkin anda kenal sebagai Matahari. Anda juga akan melihat
bahwa pada berbagai jarak pada matahari, delapan planet berjalan kea rah yang sama sepanjang
lintasan sirkuler di sekeliling matahari.

Pada dasarnya matahari merupakan salah satu bintang yang berada di tata surya dan menjadi
pusatnya. Matahari termasuk bintang karena dapat menghasilkan energi cahaya sendiri. Cahaya
matahari dibandingkan bintang yang lain terasa lebih cemerlang. Hal itulah yang menyebabkan
pada waktu siang hari kita tidak dapat melihat bintang selain matahari.

Matahari menjadi pusat dan induk tata surya kita. Benda langit ini adalah sebuah bintang
sejati. Matahari merupakan sebuah bintang yang sebenarnya hanyabiasa-biasa saja. Matahari
berukuran sedang, banyak bintang yang lain yang lebih besar, lebih berat, lebih panas, dan
cahaya lebih cerah lagi. Matahari tampak jauh lebih besar karena letaknya jauh lebih dekat kita
dari pada bintang-bintang lainnya. Jauhnya kira-kira 149.600.000 km. bintang yang terdekat
lainnya adalah bintang Alpha Centuri, Jauhnya lebih dari 40.000.000.000.000 km.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian matahari ?
2. Bagaimana terbentuknya Matahari ?
3. Bagaimana dimensi Matahari ?
4. Bagaimana kepadatan Matahari ?
5. Bagaimana gravitasi Matahari ?
6. Bagaimana susunan tubuh matahari ?
7. Apa saja ciri khas matahari ?
8. Bagaimana spektrum matahari ?
9. Apa saja noda-noda matahari ?
10. Bagaimana gerak Matahari ?
11. Apa saja unsur-unsur kimia Matahari ?
12. Apa manfaat dan peran matahari ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian matahari
2. Mengetahui terbentuknya Matahari
3. Mengetahui dimensi Matahari
4. Mengetahui kepadatan Matahari
5. Mengetahui gravitasi Matahari
6. Mengetahui susunan tubuh matahari
7. Mengetahui apa saja ciri khas matahari
8. Mengetahui spektrum matahari
9. Mengetahui apa- apa saja noda-noda matahari
10. Mengetahui gerak Matahari
11. Mengetahui unsur-unsur kimia Matahari
12. Mengetahui manfaat dan peran matahari
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Matahari
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari
termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata
surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan
debu angkasa berputar mengelilingi Matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, Matahari
juga merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas Matahari
menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta
dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa Matahari, tidak akan ada kehidupan di
Bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung.

Matahari menjadi pusat dan induk tata surya kita. Benda langit ini adalah sebuah bintang
sejati. Matahari merupakan sebuah bintang yang sebenarnya hanyabiasa-biasa saja. Matahari
berukuran sedang, banyak bintang yang lain yang lebih besar, lebih berat, lebih panas, dan
cahaya lebih cerah lagi. Matahari tampak jauh lebih besar karena letaknya jauh lebih dekat kita
dari pada bintang-bintang lainnya. Jauhnya kira-kira 149.600.000 km. bintang yang terdekat
lainnya adalah bintang Alpha Centuri, Jauhnya lebih dari 40.000.000.000.000 km.

Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori bahwa Matahari
adalah pusat peredaran tata surya pada abad 16. Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo
Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan nama
heliosentrisme ini mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai pusat tata surya) yang
dikemukakan oleh Ptolemeus dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum masehi. Konsep fusi
nuklir yang dikemukakan oleh Subrahmanyan Chandrasekhar dan Hans Bethe pada tahun 1930
akhirnya dapat menjelaskan apa itu Matahari secara tepat.

B. Proses Terbentuknya Matahari


Seperti semua bintang, Matahari terbentuk dari awan gas dan debu yang mengerut. Partikel
gas di tepi luar awan itu, atau nebula, mulai jatuh ke pusat, dan gravitasi partikel-partikel ini
bersama-sama menarik atom lebih banyak lagi. Selama 10 juta tahun, awan gas itu bertambah
mampat dan panas. Kemudian suatu perubahan penting terjadi pada intinya. Karena tarikan
gravitasi, tekanan yang makin besar memaksa inti-inti atom berpadu dalam proses fusi nuklir,
dan mengeluarkan energi sangat besar. Begitu api intinya menyala, Matahari telah menjadi
bintang. Beberapa proses:

1. Awan Gas yang Mengerut


Kira-kira lima miliar tahun silam, debu dan gas (nebula) bercahaya mulai menggumpal
dan mengerut. Seperti adonan piza yang dilempar dan berputar di udara, nebula ini
memipih seperti cakram
2. Tarikan Gravitasi
Selagi nebula terus berputar, gravitasi menarik materi ke pusat. Atom gas yang tertarik
jatuh ke tengah menuju inti semakin banyak, sehingga kemampatan dan suhu terus
meningkat. Akibatnya, inti dalam yang panas mulai memijar.
3. Hampir Menjadi Bintang
Dengan mengerut lebih jauh lagi, inti yang cerah itu mengecil sampai kira-kira 50 kali
ukuran Matahari sekarang. Atom-atom terus jatuh ke dalam inti, dan di situ gravitasi
yang sangat kuat memampatkannya menjadi sangat padat.
4. Sebuah Bintang Lahir
Setelah mengecil terus selama 10 juta tahun, Matahari muda menjadi mantap pada ukuran
sedikit di atas ukurannya sekarang. Suhu intinya telah mencapai 10 juta° Kelvin dan
reaksi inti pun mulai.
5. Matahari sekarang
Pada umurnya sekarang 4,6 miliar tahun, Matahari telah membakar kira-kira setengah
hidrogen dalam intinya. Pembakaran ini akan terus berlangsung lima miliar tahun lagi.
C. Dimensi Matahari
Matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan Bumi, yaitu berjarak rata-rata
149.600.000 kilometer (92,96 juta mil). Jarak Matahari ke Bumi ini dikenal sebagai satuan
astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 150 juta km.

Matahari merupakan bola gas mahabesar yang menyala dan panasnya luar biasa. Diameter
matahari kira-kira 1.400.000 km lebih dari 100 kali diameter bumi. Massa matahari sama dengan
333.420 kali massa bumi. Karena berat jumlah gasnya mahabesar , tekanan pada pusat matahari
lebih dari satu juta metric ton setiap cm2..
D. Kepadatan Matahari
Meskipun massa matahari itu besar, kepadatan rata-rata berat suatu volume standar zatnya
hanya 1,4 kali berat satu volume air yang sama. Sebaliknya, bumi 5,5 kali lebih padat dari pada
air.

Keadaan matahari yang rendah ini dapat diterangkan dengan mudah. Pusat matahari, Karena
tekanan yang maha besar, lebih dari 100 kali kepadatan air. Namun, sebagian besar matahari
diluar pusatnya tersusun oleh gas yang sering kali lebih tipis dari pada atmosfer bumi. Bila
berbagai kepadatan ini diambil rata-rata secara bersama, maka kepadatan umum matahari
sangatlah rendah.
E. Gravitasi Matahari
Gaya gravitasi di Matahari sebanding dengan 28 kali gravitasi di Bumi. Secara teori hal
tersebut berarti bila seseorang memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila berjalan di permukaan
Matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg. Gravitasi Matahari memungkinkannya menarik
semua komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu bentuk bola sempurna. Gravitasi
Matahari jugalah yang menahan planet-planet yang mengelilinginya tetap berada pada orbit
masing-masing. Pengaruh dari gravitasi Matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun
cahaya.
Matahari seperti tungku yang maha besar yang pusatnya di kobarkan oleh energi nuklir atau
atom. Di pusatnya, suhunya mungkin mencapai 14.000.000 ˚C atau lebih. Namun, suhu pada
permukaan matahari menjadi jauh lebih dingin yaitu 5.000 ˚C – 6.000 ˚C. suhu ini masih cukup
panas untuk dapat menguapkan hampir semua zat yang ada di bumi, baik cair maupun gas.
F. Susunan Tubuh Matahari
Struktur umum matahari dapat di bagi dua, yaitu :

1. Atmosfer pada bagian luar


2. Interiornya
Struktur dalam atau yang disabut interior merupakan bagian yang tidak terlihat langsung
yang terdiri atas inti, lapisan radiatif dan konveksi. Penamaan kedua lapisan terluar sesuai
dengan cara energy dihantarkna keluar bumi yaitu secara radiatif dan konvektif. Sementara itu
atmosfer matahari terbagi menjadi tiga daerah utama yaitu :

1. Fotosfer
2. Kromosfer
3. Korona
Lapisan atmosfer merupakan daerah yang dapat terlihat langsung oleh mata. Meskipun
demikan, mata manusia berkerja dalam riak panjang gelombang yang terbatas, yaitu daerah kasat
mata (white-light) sehingga diperlukan berbagai alat bantu dan penapis untuk melihat aktivitas
atau kenampakan matahari diluar keterbatasan tersebut untuk menguraingi intensitasnya.

Untuk dapat melihat matahari sekaligus aktivitasnya dalam setiap lapisan atmosfer, dapat
dipakai berbagai macam jenis filter. Salah satunya ialah dengan filter yang bekerja dalam riak
panjang panjang gelombang tampak yang mengurangi intensitas atau kuat cahayanya 1/100.000
kali. Kepekatan tersebut aman untuk melihat matahari dengan mata telanjang secara langsung.
Lapisan yang terlihat ini yaitu lapisan fotosfer. Struktur matahari dibagi dalam berikut :

a) Inti atau Bagian Dalam Matahari (Core)


Inti merupakan bagian yang terbesar pada bola gas ini. Inti adalah area terdalam dari
Matahari yang memiliki suhu sekitar 20 juta derajat Fahrenheit. Berdasarkan
perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke
permukaan dan 1/64 total volume Matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3.
Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-
atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan
meninggalkan inti menuju bagian Matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas
di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan
satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir).
Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen.
Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga
sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di
Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui radiasi.
b) Permukaan (atau kulit) Matahari disebut (Fotosfer)
Dari sinilah datangnya sinar cahaya yang dapat kita saksikan setiap saat sehingga
matahari tampak bercahaya terang memutih seperti piringan perak. Di bagian pinggir
bulatan itu cahaya fotosfer tidak begitu silau. Hal ini menjelaskan bahwa fotosfer terdiri
atas gas-gas , bukan benda padat atau pun cair. Fotosfer atau permukaan Matahari
meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan tempratur 6.000 derajat Kelvin. Sebagian
besar radiasi Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut
diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari.
Pada kenyataannya, permukaan dari fotosfer bukanlah bidang yang rata, tetapi berbintik-
bintik (berbutir-butir) besar kecil yang disebut granulasi fotosfer. Penyelidikan yang lebih
teliti dengan tropong menyatakan bahwa fotosfer tidakklah rata, tetapi menunjukan
bagian-bagian yang lebih tinggi yang seakan-akan merupakan obor fotosfer (faculae).
c) Atmosfer Matahari
a. Lapisan Pembalikan
Lapisan ini merupakan lapisan gas pijar yang dingin. Terdiri atas berbagai macam
jenis logam. Sewaktu terjadi gerhana matahari maka spektrum selubung gas ini jelas
kelihatan.
b. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer, merupakan lapisan gas yang sangat panas
dan renggang yang menyelubungi matahari. Warna dari kromosfer biasanya tidak
terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun
saat terjadi gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian
kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari.
Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
Penyelidikan tentang spektrum kromosfer memberikan keterangan adanya zat cair,
helium, dan kalsium didalamnya.
c. Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun
hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat
bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat
membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari. Lapisan korona
memiliki tempratur yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan 1.000.000
derajat Fahrenheit.
d) Permukaan Matahari
Mungkin tampak aneh jika kita membicarakan permukaan sebuah bola gas seperti
matahari. Akan tetapi, memang ada suatu lapisan permukaan yang mempunyai batas
tertentu merupakan bagian matahari yang dapat kita lihat. Lapisan ini yaitu fotosfer.
Fotosfer merupakan daerah yang mempunyai kedalaman 320 km, kedalaman yang
kurang dari 1/2000 jari-jari matahari. Dahulu fotosfer dianggap sebagai sebuah bola
cahaya yang seragam dan sempurna. Akan tetapi, para pengamat pada zaman dahulu
bahkan melihat berbagai noda di fotosfer. Pada awal tahun 1600-an Galileo galilie
yaitu ilmuwan asal itali merupakan orang pertama yang melakukan penelaahan
tentang matahari dan noda-nodanya dengan bantuan teleskop. Yang disebut noda-
noda matahari ini ialah tambahan –tamabahan tak teratur dan gelap. Noda-noda itu
dianggap sangat penting, tetapi dalam beberapa hal masih merupakan cirri-ciri yang
masih penuh misteri. Disamping noda-noda matahari, permukaan matahari juga
memperlihatkan dua ciri utama yaitu :
1. Daerah-daerah yang tak teratur yang disebut fakula
2. Sebuah jaringan sel halus yang disebut granulasi fotosfer
Fakula merupakan daerah yang panas dan menyala terbentuk dari tanda tanda
kecil yang terang sekali sampai dengan corengan-corengan yang besar sekali. Fakula
ini mirip dengan plage dalam kromosfer. Fakula mempunyai susunan butir-butir
kasar. Banyak ahli astronomi menganggap bahwa fakula merupakan massa gas yang
maha besar yang lebih panas dari pada bagian lainnya permukaan matahari yang
bersifat gas. Granulasi fotosfer tampak seperti butiran-butiran yang padat dan cerah.
Butir-butiran itu dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh batas-batas yang gelap.
Diameter sebuah butiran khusus atau sel berukuran sekitar 1.600 km yang sebenarnya
hanya merupakan daerah kecil jika dibandingkan dengan daerah permukaan matahari
yang sangat luas lainya. Para ahli astronomi beranggapan bahwa granulasi fotosfer
merupakan gas fotosfer yang terkena panas bergerak secara hebat dan
berkesinambungan. Telah dibuat film tentang sel-sel itu yang tampak seperti cair
yang sedang mendidih dan menghembuskan gas dari kedalaman matahari.
G. Ciri Khas Matahari
a) Prominensa (lidah matahari)
Adalah bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat
keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran). Prominensa hanya dapat
dilihat dari bumi dengan menggunakan bantuan teleskop dan filter. Prominensa terbesar yang
pernah ditangkap oleh SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) diestimasi berukuran
panjang 350 ribu km.
b) Bintik Matahari
Adalah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan
jumlah yang tak terhitung. Bintik Matahari tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus
bagian fotosfer.  Ukuran bintik Matahari dapat lebih besar daripada Bumi. Bintik Matahari
memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang
disebut penumbra.

bintik matahari adalah spot-spot kecil berwarna hitam di permukaan matahari

c) Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian
atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki
energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada
kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna. Kecepatan angin surya terbagi
dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500
km/s. Kecepatan ini juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari Matahari. Angin
Matahari yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di
atmosfer Matahari.

d) Badai Matahari
Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal
itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari. Solar flare adalah ledakan di Matahari
akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet permukaan Matahari. Ledakan ini
melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-
x dan sinar gamma. Partikel berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika
mengarah ke Bumi, akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi
elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.
CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai letupan yang menyembur
dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona ini, sekitar 2×1011 – 4×1013
kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 – 6×1024 joule. Material ini
dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s sampai 2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan
350 km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan waktu 1-3 hari.
Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus keaktifan ini
berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari. Keaktifan Matahari ini
bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Saat keaktifan Matahari mencapai
maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam jumlah paling banyak di permukaan
Matahari. Dan pada saat keaktifan Matahari mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih
‘kencang’ dari biasanya dan partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan
peristiwa solar flare dan CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan
kata lain, saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan
partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi elektromagnetik energi
tinggi.
Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME, saat
mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini akan
menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.
Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai Matahari
memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan
terutama sistem telekomunikasi Bumi. Badai Matahari yang pertama kali tercatat dalam pustaka
astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859. Dua peneliti, Richard C. Carrington dan
Richard Hodgson yang sedang mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat
terpisah, mengamati badai Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling
Matahari. Kejadian ini disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf
transatlantik antara Amerika dan Eropa.

H. Spektrum Matahari
Tiap-tiap bagian permukaan bumi itu secara tetap memancarkan energi sebesar 3,91023
kilowatt. Kira-kira seperdua billion darinya dalam bentuk sinar matahari dapat mencapai bumi.
Sinar matahari itu adalah campuran dari warna-warna. Jika sinar itu melalui sebuah prisma gelas,
beberapa sinar ini terbias lebih dari bagian-bagian yang lain. Sinar yang meninggalkan prisma ini
terurai ke dalam beberapa berkas warna yang disebut spektrum. Warna-warna itu berturut-turut
bergeser dari warna merah melalui warna jingga, kuning, hijau, biru dan nila sampai ke warna
violet. Spektrum ini di belah-belah oleh garis-garis yang tajam-kelam. Peristiwa ini menandakan
bahwa beberapa sinar yang mempunyai gelombang-gelombang tetentu telah di absorpsi waktu
melalui lapisan gas yang “dingin” yang berada di atas permukaan matahari. Garis itu disebut
garis-garis fraunhofar, sesuai nama orang yang telah menemukannya.

I. Noda Matahari
Bintik matahari banyak terlihat dalam kelompok-kelompok yang mempunyai morfologi
sangat bervariasi dengan beerbagai tingkat ukuan dan evolusinya. Satu kelompok dapat terdiri
atas puluhan bintik dengan berbagai ukuran, umumnya memanjang dengan sedikit kemiringan
pada arah timur dan barat. Kala hidupnya beragam dari beberapa hari-untuk kelompok kecil atau
anggota berukuran kecil –sampai beberapa bulan untuk kelompok besar atau salah satu
anggotanya berukuran besar. Kelompok bintik matahari umumnya terbagi dalam dua bagian
disebelah barat dan timur. Bagian disebelah barat disebut pemimpin [‘leader’] dan bagian timur
disebut pengikut [‘follower’]. Dibintik satu matahari merentang dengan garis tengah 2.000 km
sampai 40.000 km, sedangkan panjang kelompok bintik matahari mencapai lebih dari 150.000
km.

Tempratur bintik matahari 4.000 derajat Kelvin atau lebih rendah dari sekelilingnya yang
berada pada kisaran 6000 derajat Kelvin. Perbedaan suhu tersebut menyebabkan bintik matahari
bewarna gelap. Bintik matahari mudah terlihat pada lapisan fotosfer, lapisan terendah dari pada
atmosfer matahari.

Pada suhu sebesar 4.000 derajat Kelvin noda-noda matahari tampak gelap, lebih dingin, dan
demikian, kurang cerah di bandingkan dengan bagaian lain fotosfer. Suatu noda matahari khusus
mempunyai dua bagian yang nyata, yaitu daerah pusat yang gelap yang disebut umbra (bayang-
bayang) dan daerah lingkungan yang lebih terang yang disebut penumbra (hampir bayang-
bayang). Seperti fotosfer pada umumnya, umbra memperlihatkan suatu susunan berbutir-butir
yang member kesan adanya suatu peredaran gas panas. Pada posisi tertentu di tepi matahari,
noda-noda itu tampak seperti suatu depresi atau lekuk didalam fotosfer. Lembar suatu noda
tunggal yang panjangnya mungkin puluhan ribu kilometer dan pada umumnya merupakan cirri-
ciri sementara bertahan dimana saja dari beberapa hari sampai beberapa bulan. Noda-noda
matahari sering kali berkembang berpasangan yang kemudian secara lambat cenderung
meregang. Selama suatu periode waktu, berates-ratus noda mungkin membentuk kelompok-
kelompok besar pada lain waktu lagi, mungkin sama sekali tidak ditemukan noda matahri.

Teori yang lebih baru beranggapan bahwa noda-noda matahari merupakan daerah dingin
yang dihasilkan oleh reaksi antara gas matahari yang bermuatan listrik dan medan magnet
matahari. Jadi, sebuah medan magnet local menerobos permukaan fotosfer dan meninggalkan
sebuah noda pada titik tersebut. Gangguan ini juga mempengaruhi atmosfer matahari yang
terletak diseberang noda itu. Noda matahari sebenarnya mempunyai medan magnet yang kuat.
Magnetism noda matahari mungkin di hubungkan dengan aliran kutub suatu listrik yang lewat
melalui gas matahari.

Noda-noda matahari bukan satu-satunya tampilan yang dipengaruhi oleh daur matahari. Bila
terdapat satu noda matahari maksimum, yakni bila mana timbul banyak noda, seluruh matahri
menjadi lebih aktif. Protuberans menjadi lebih besar dan lebih banyak. Nyala matahari sangat
besar, dengan suhu berjuta-juta derajat meledak-ledak.

Korona mengalami berbagai perubahan dalam bentuk dan kecermelangan selama tingkat-
tingkat daur matahari yang berbeda-beda. satelit buatan manusia juga telah memotret suatu ciri
aneh yang diketahui sebagai topi kutub matahari di dalam korona. Topi korona yang terpusat di
atas kutub utara dan kutub selatan matahari merupakan massa gas yang secara relatif dingin.
Pada panas sekitar 1.000.000 derajat celcius, panas kopi itu kira-kira hanya seperdua panas
bagian lain korona. Selama suatu noda matahari maksimum, topi kutub menjadi sangat kecil atau
absen. Selama suatu noda matahari minimum, yakni apabila hanya terjadi sedikit noda, topi-topi
itu menjadi lebih besar.

Selama noda matahari maksimum, panas bagian-bagian korona lainnya menjadi dua kali,
yaitu 4.000.000.000 derajat celcius dari panas biasanya, terutama tempat terjadinya nyala
matahari.

Jadi bintik matahari merupakan salah satu bentuk aktivitas magnetic. Sebagai magnet, bintik
matahari mempunya kutub tunggal (monopol). Oleh sebab itu, bintik matahri selalu
berkecenderungan untuk kelompok dengan anggotanya yang mempunyai kutub (polaritas)
berbeda atau sebagai dwikutub (bipolar). Bintik matahari pemimpin berlawanan Polaris
magnetiknya dengan bintik pengikutnya. Bintik matahari berukuran kecil yang berada di sekitar
bintik matahari berukuran besar umumnya mempunyai polaritas yang sama. Jika bintik tersebut
berbeda polaritasnya, disebut bintik matahari parasit.

J. Gerak Matahari
Setiap hari matahari terbit di ufuk timur, lalu bergerak makin lama makin tinggi, pada tengah
hari ia mencapai kedudukan tertinggi pada hari itu dan matahari dikatakan sedang berkulminasi.
Setelah tengah hari ia meneruskan perjalanannya bergerak semakin lama semakin rendah dan
senja hari terbenam di ufuk barat.

Perjalanan matahari menurut arah timur-barat, bukanlah gerak hakiki melainkan disebabkan
oleh rotasi bumi, dalam waktu 24 jam menurut arah barat-timur. Salah satu bidang yang tegak
lurus pada poros bumi adalah khatulistiwa bumi dan jika ditarik khayal hingga mencapai bola
langit, akan memotong bola langit pada suatu lingkaran yang dinamakan ekuator langit.

Tempuhan harian matahari dan semua benda langit termasuk bulan, planet dan bintang-
bintang yang tetap senantiasa berbentuk lingkaran yang sejajar dengan ekuator langit. Lingkaran
tempuhan harian matahari di bagi dua oleh horizon, yaitu bagian atas horizon = siang, bagian
bawah horizon = malam.
Seperti bumi, matahari berputar pada sumbunya. Matahari juga berputar atau berotasi dari
barat ke timur. Akan tetapi, matahari tidak berputar pada kecepatan yang sama dimana-mana.
Beberapa bagian berputar lebih cepat dari pada bagian-bagian. Para ahli astronomi mempunyai
beberapa cara untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.

Rotasi menjadi lebih lambat sewaktu menjauhi ekuator. Di kutub utara dan kutub selatan
periode menjadi 34 hari. Perbedaan hampir sepuluh hari dalam periode di antara ekuator dan
kutub-kutub matahari ini terjadi karena kenyataan bahwa matahari itu tidak padat.

Matahari mempunyai dua gerakan sekali “jalan” yaitu sebagai berikut :

a. Berputar mengelilingi sumbunya, lamanya 26,9 hari (di bumi) sekali putaran.
Ternyata bila, sekelompok noda-noda matahari pada suatu ketika tampak berada
di sebelah pinggir kanan bulatan matahari., kira-kira dua minggu kemudian
kelihatan lagi noda-noda matahari di sebelah kiri.
b. Selain itu matahari juga bergerak pula di antara rasi-rasi bintang dengan
kecepatan 20 km/detik. Gerakan ini menuju ke suatu langit yang disebut apex
Perputaran matahari dengan sumbunya ini ternyata arahnya sama dengan arah perputaran
bumi dan bulan mengelilingi sumbunya masing-masing, searah pula dengan arah peredaran bumi
mengelilingi bumi dan perputaran bulan mengelilingi bumi.
1. Gerakan Semu Matahari
Adanya pergantiam musim sepanjang tahun disebabkan oleh gerak semu
matahari. Gerak semu ini adalah peredaran matahari jika dilihat dari bumi sepanjang
tahun. Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di koordinat 23,5 derajat, atau sejauh
23,5 derajat arah utara dari khatulistiwa. Sebaliknya di bulan Desember tanggal 22,
matahari terbit di -23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah selatan khatulistiwa.
Karena kemiringan itu, wilayah yang diterangi matahari sepanjang tahun berbeda-
beda. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi wilayah utara ketimbang
wilayah selatan, dan setengah tahun berikutnya hal sebaliknya yang terjadi. Jika
fenomena ini diamati sepanjang tahun dari bumi, maka terlihat seolah-olah matahari itu
bergerak dari utara ke selatan selama setengah tahun, dan kemudian balik lagi bergerak
dari selatan ke utara pada setengah tahun berikutnya. Dalam bola langit, lintasan gerak
semu matahari itu disebut ekliptika.

2. Deklinasi Matahari
Lintasan semu matahari itu menggambarkan adanya perubahan deklinasi matahari
secara periodik. Deklinasi adalah jarak sudut antara sebuah benda langit dengan
“khatulistiwa langit”. Khatulistiwa langit ini sendiri merupakan proyeksi khatulistiwa
bumi terhadap bola langit – kalau diambil asumsi bahwa langit berbentuk bola. Jadi,
deklinasi itu analog dengan lintang di bumi. Deklinasi matahari selalu bertambah dan
berkurang setiap hari secara periodik. Pertambahan/pengurangannya per hari adalah kira-
kira sebesar 0.9856 derajat. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk deklinasi
matahari berubah dari +23,5 derajat ke -23,5 derajat adalah 182,6211 hari.
3. Matahari Tak Pernah Tenggelam
Di kawasan kutub utara dan selatan, ada waktu-waktu dimana siang itu
berlangsung sepanjang hari, atau malam berlangsung sepanjang hari. Maksudnya, ada
beberapa waktu dimana matahari tak pernah tenggelam (siang terus) walaupun jam
tangan dan kalender sudah menunjukkan pergantian hari. Di waktu lain, matahari malah
tak pernah terbit (malam terus). Hal ini juga merupakan efek dari gerak semu matahari
tadi. Ketika matahari beredar di belahan utara (deklinasi positif), orang eskimo di kutub
utara akan melihat matahari terus sepanjang hari, dan pinguin di kutub selatan malah tak
pernah melihat matahari. Hal sebaliknya terjadi kalau matahari beredar di belahan selatan
(deklinasi negatif).
K. Unsur-unsur Kimia Matahari
Para ahli astronomi telah memahami bahwa sebagian besar unsur-unsur kimia yang terdapat
di bumi juga ada di dalam matahari. Hydrogen merupakan unsur matahari yang paling umum,
yaitu lebih dari 80% dari massa matahari. Helium merupakan unsur kedua, sejumlah 19%. Satu
persen massa matahari selebihnya sebagian besar besar terdiri dari unsur-unsur penting berikut
dengan urutan jumlah yang menurun :

a. Oksigen
b. Magnesium
c. Nitrogen
d. Silicon
e. Karbon
f. Belerang
g. Besi
h. Natrium
i. Kalsium
j. Nikel
k. Dan beberapa unsur-unsur mikro lainnya
Matahari merupakan campuran dari atom-atom gas, inti-inti atom, dan partikel-partikel atom
yang lebih kecil lagi. Partikel-partikel atom ini ialah electron, proton bermuatan positif, neutron
tidak bermuatan, positron bermuatan positif, dan neutrino tidak bermuatan. Seluruh massa materi
matahari bergas panas ini disebut plasma. Suhu yang tinggi itu hampir tidak memungkikan
terjadinya campuran kimiawi didalam matahari.
L. Manfaat dan Peran Matahari
Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan. Matahari memiliki banyak manfaat yang sangat
penting bagi kehidupan seperti:

1. Panas Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di
Bumi. Bumi juga menerima energi Matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air
tetap berbentuk cair, yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupanSelain itu
panas Matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.
2. Cahaya Matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk
melangsungkan fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan
oksigen dan berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia. Mahluk hidup
yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu bara
sebagai sumber energi. Hal ini merupakan peran dari energi Matahari secara tidak
langsung
3. Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar Matahari dan mengubahnya
menjadi energi listrik.
4. Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah mode baru pembangkit listrik dengan sumber
energi terbarukan. Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan
menangkap cahaya Matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik. Panas yang
ditangkap kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan
dipakai untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Prinsip panel
surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk
menangkap sinar Matahari. Sel surya sudah banyak dipakai untuk kalkulator tenaga
surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah
perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.
5. Pergerakan rotasi Bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar Matahari dan ada
yang tidak. Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di Bumi.
Sedangkan pergerak Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan terjadinya musim.
Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang
bergerak atau berotasi mengelilinya. Keseluruhan sistem dapat berputar di luar angkasa karena
ditahan oleh gaya gravitasi Matahari yang sangat besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari
termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata
surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan
debu angkasa berputar mengelilingi Matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, Matahari
juga merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas Matahari
menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta
dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa Matahari, tidak akan ada kehidupan di
Bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung.

Matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan Bumi, yaitu berjarak rata-rata
149.600.000 kilometer (92,96 juta mil). Jarak Matahari ke Bumi ini dikenal sebagai satuan
astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 150 juta km.

Matahari merupakan bola gas mahabesar yang menyala dan panasnya luar biasa. Diameter
matahari kira-kira 1.400.000 km lebih dari 100 kali diameter bumi. Massa matahari sama dengan
333.420 kali massa bumi. Karena berat jumlah gasnya mahabesar , tekanan pada pusat matahari
lebih dari satu juta metric ton setiap cm2..

Beberapa proses terbentuknya matahari :

1. Awan Gas yang Mengerut


2. Tarikan Gravitasi
3. Hampir Menjadi Bintang
4. Sebuah Bintang Lahir
5. Matahari sekarang
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan para mahasiswa, khususnya bagi penulis sendiri
agar lebih muda memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang dikaji dalam mata kuliah KOSMOGRAFI.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2014. KOSMOGRAFI. Yogyakarta. Penerbit : Ombak
Jamil. 2009. Ilmu Falak. Jakarta. Penerbit : Amzah
Jasin, Maskoeri. 1998. Ilmu Alamiah Dasar Cetakan Ketujuh. Jakarta. Penerbit : PT. Raja
Grafindo Persaja
Shodiq, Mochammad. 2014. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta. Penerbit : Kencana
Tjasyono, Bayong. 2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung. Penerbit : Rosda
Yani, Ahmad. 2014. Pengantar Kosmografi. Yogyakarta. Penerbit : Ombak
https://id.wikipedia.org (Diakses pada 15 Maret 2021)
nationalgeographic.co.id (Diakses pada 15 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai