Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

FILSAFAT PENDIDIKAN
(Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem Dan Substansi)

Dosen Pengampu:

Dody Feliks P Ambarita, S.Pd, M.Hum

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Devi Anggriani BR.S


2. Erwin Hutabarat
3. Iin Hidayah
4. Putri Andiana Sari
5. Sarah Rehulina
6. William Siahaan

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah
Filsafat Pendidikan tentang Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem Dan Substansi ini bisa selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca. Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.

Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun bagi
penulis demi terciptanya makalah yang lebih baik.

Medan, 27 Agustus 2019

Penulis,

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB 1 .........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................1

BAB II ........................................................................................................................................3

KAJIAN TEORI .........................................................................................................................3

BAB III .......................................................................................................................................4

PEMBAHASAN .........................................................................................................................4

BAB IV..................................................................................................................................... 10

PENUTUP ................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Dimana di dalam dunia
pendidikan, berfilsafat adalah suatu hal yang penting, karena dengan berfilsafat dunia
pendidikan akan mengetahui hakikat dari makna, tujuan, metode, dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan pendidikan itu sendiri. Arti penting dari berfilsafat itu sendiri
adalah agar tujuan-tujuan yang telah diketahui dan ditetapkan dapat tercapai. Dan
karena itu filsafat dan pendidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik,
berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-
persoalan pendidikan yang bersifat filosofi dan memerlukan jawaban secara filosofis
disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan sasaran yang
berbeda, yang terpisah satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah

 Hakekat Filsafat Pendidikan


 Tujuan Filsafat Pendidikan
 Ciri-ciri Pikiran Kefilsafatan
 Pengertian Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem
 Substansi Filsafat Pendidikan

1.3 Tujuan

 Untuk memahami hakekat filsafat pendidikan


 Untuk mengetahui tujuan filsafat pendidikan
 Untuk mengetahui ciri-ciri filsafat pendidikan
 Untuk memahami pengertian filsafat pendidikan sebagai sistem
 Untuk mengetahui substansi filsafat pendidikan

1
1.4 Manfaat Penulisan

 Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dapat memahami secara menyeluruh


mengenai filsafat pendidikan, tujuan filsafat pendidikan, ciri-ciri kefilsafatan,filsafat
pendidikan sebagai sisitem, dan substansi filsafat pendidikan.
 Sebagai bekal mahasiswa untuk menjadi seorang pendidik agar dapat menghadapi masalah
dalam pendidikan.

2
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat


pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara,
hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisa
secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk
memikirkan permasalahan pendidikan.Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah
relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu yang sering
dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuk aspek pengalaman. Filsafat
pendidikan berusaha menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, sumber
daya manusia, teori kurikulum dan pembelajaran serta aspek-aspek pendidikan yang
lain.

2.2 Pengertian Filsafat Pendidikan Menurut Para Ahli


1. MenurutJohnDewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental baik yang menyangkut daya pikir
intelektual maupun daya perasaan emosional menuju tabiat manusia.
2. MenurutThompson, filsafat artinya melihat suatu masalah secara total dengan
tanpa ada batas atau implikasinya, ia tidak hanya melihat tujuan, metode atau
alat-alatnya tapi juga meneliti dengan seksama hal-hal yang di maksud.
Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh filosof tersebut merupakan suatu
upaya untuk menemukan hakikat masalah. Sedangkan suatu hakikat itu dapat di
bakukan melalui proses kompromi.
3. MenurutImamBarnabid, filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan. Baginnya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis
filosofis terhadap bidang pendidikan.
4. Menurut Al-Syaibany (1979 : 36), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran
yang teratur yang menjadikan filsafat menjadi sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Filsafat

A. Pengertian secara Etimologi

Kata filsafat yang dalam bahasa Inggris Philosophy, dan dalam bahasa Arab
Falsafah, yang keduanya berasal dari bahasa Yunani yakni, philosophia. Philosophia
terdiri atas dua suku kata yakni Philein dan Sophia; Philein berarti cinta (love) dan
Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga secara etimologi filsafat berarti
cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Kata
filsafat pertama sekali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Pada awal mula
digunakan filsafat, artinnya belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu
diperjelas para ahli berikutnya seperti oleh kaum Sophist dan oleh Socrates (470-399
SM).

B. Pengertian secara Terminologi

Pengertian terminologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah atau
kata filsafat itu sendiri. Pengertian yang dikemukakan para ahli tidak sama sesuai
dengan pandangan para ahli tersebut. Berikut ini akan dikemukakan para ahli
(Surajiyo,2008,3-4);

 Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli.
 Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung
di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,logika,retorika,etika, ekonomi politik, dan
estetika (filsafat keindahan).
 Langeveld

4
Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang
menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan,
Tuhan,keabadian,dan kebebasan.

Dengan memperhatikan pengertian-pengertian atau batasan-batasan yang


dijelaskan diatas, yang memang pada sebenarnya masih banyak lagi yang belum
dicantumkan, dapat diambil sebagai kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam sampe pada hakikatnya
dengan menggunakan akal atau pikiran. Jadi filsafat membahas lapisan yang terakhir dari
segala sesuatu atau membahas masalah-masalah yang paling dasar.

3.2 Pengertian Pendidikan


Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan
usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam
membimbing,memimpin,dan mengarahkan peserta didik dengan berbagi problema
atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaannya.
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai hasil, dimana pendidikan itu merupakan
wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan optimal
sesuai dengan potensi pribadinya sehinnga menjadi manusia yang sadar dan
bertanggung jawab atas tugas-tugas hidupnya sebagai manusia sesuai dengan hakiki
dan ciri-ciri kemanusiaannya. Dalam dunia pendidikan filsafat mempunyai peranan
yang sangat besar, karena filsafat yang merupakan pandangan hidup ikut menentukan
arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan
mempunyai hubungan yang sangat erat.

3.3 Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan dalam arti luas menurut Mudyahardjo (2004,5) dapat
dibedakan menjadi dua macam yakni;

1. Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang


bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan manusia.
2. Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tetang
pendidikan dan konsep-konsep psikologi pendidikan yang berkaitan dengan

5
teori-teori belajar,pengukuran pendidikan,prosedur-prosedur sistematistentang
penyusunan kurikulum, dan sebagainya yang akhirnya dapat menjadi teori
pendidikan.

Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabang-cabangnya merupakan landasan


ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan, yang terus berkembang secara dinamis.
Sedangkan filsafat pendidikan sesuai dengan perannya, merupakan landasan filosofis
yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Kedua bidang
pengetahuan ini harus menjadi pengetahuan dasar (knowledge basic) bagi setiap
pelaksanaan pendidikan.dalam banyak hal menurut Barnadib (1996,10) pendidikan
saling terkait dengan filsafat.

Menurut kneller (1971), filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam


lapangan pendidikan. Filsafat pendidikan dapat dikatakan spekulatif,preskriptif, dan
analitik.

 Filsafat pendidikan spekulatif merupakan filsafat yang membangun teori-teori


hakikat manusia,hakikat masyarakat, dan hakikat dunia yang bermanfaat
dalam menafsirkan data-data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda.
 Filsafat pendidikan preskriptif merupakan filsafat yang menentukan tujuan-
tujuan yang harus diikuti dan dicapainya untuk menentukan cara yang tepat
dan benar dalam mencapai tujuan.
 Filsafat pendidikan analitik merupakan filsafat yang menjelaskan pertanyaan-
pertanyaan spekulatif dan preskriptif. Misalnya menguji rasinalitas yang
berkaitan dengan ide-ide atau gagasan-gagasan pendidikan dan menguji
bagaimana konsistensinya dengan gagasan lain. Contohnya kita
memperkenalkan konsep “Cara Belajar Siswa Aktif” filsafat pendidikan
analitik menguji logis konsep-konsep pendidikan, seperti apa yang dimaksud
dengan: “Pendidikan Dasar 9 Tahun,Pendidikan Akademik, dan Pendidikan
Seumur Hidup” dan sebagainya.

Oleh sebab itu filsafat pendidikan dapat dikatakan adalah ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan
yang merupakan penerapan analisis filosofis dalam lapangan pendidikan.

6
3.4 Tujuan Filsafat Pendidikan

Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Sedangkan tujuan filsafat pendidikan adalah memberikan inspirasi
bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan
bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan
yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan
memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat,
memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan. Seorang guru perlu menguasai konsep-
konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep pada diri peserta didik. Dalam bentuknya yang
lebih terperinci kemudian, filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi
pendidikan.

3.5 Ciri-ciri Pikiran Kefilsafatan


Ciri-ciri pikiran kefilsafatan yaitu filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal
serta proses-proses dalam hubungan yang umum. Berikut ada beberapa ciri-ciri
berfikir secara kefilsafatan, yaitu:
 Berfikir secara radikal. Artinya berfikir sampai ke akar-akarnya. Radikal
berasal dari kata Yunani radix yang berarti akar. Maksud dari berfikir sampai
ke akar-akarnya adalah berfikir sampai pada hakikat, esensi atau sampai pada
substansi yang dipikirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha
untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang
mendasari segala pengetahuan.

7
 Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir
tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh
seorang filsuf adalah yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang
ada dalam kenyataan.
 Berfikir secara konseptual. Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi
dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfikir secara
kefilsafatan tidak bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-
perbuatanbebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagaimana yang
biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan bersangkutan dengan
pemikiran.
 Berfikir secara sistematik artinya pendapat yang merupakan uraian
kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung
adanya maksud dan tujuan tertentu.
 Berfikir secara bebas artinya sampe batas-batas yang luas. Pemikiran filsafat
boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari
prasangka-prasangka sosial, historis, bahkan religius.
 Berfikir secara bertanggungjawab artinya seseorang yang berfilsafat adalah
orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya,
paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.

3.6 Pengertian Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem


Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu systema yang berarti cara dan strategi. Dalam bahasa inggris kata sistem yaitu
system berarti susunan,jaringan, dan cara. Sistem juga diartikan suatu strategi, cara
berpikir atau model berfikir. Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan
orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut
mencapai kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur
masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga
unsur itu dapat digambarkan sebagai proses pendidikan sebagai suatu sistem. Dalam
proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik,kurikulum,gedung sekolah,

8
buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi
hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya
suatu proses belajar mengajar tertentu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa,
Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan atau sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang. kurikulum dan
peralatan atau fasilitas. Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan
dalam bentuk model dasar input-output. Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan
berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup
menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik,
dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan.Jadi,
pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra
sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti membangun suatu lembaga
pendidikan baru atau memperbaiki lembaga pendidikan lama tidak dapat memisahkan
diri dari supra sistem tersebut.

3.7 Substansi Filsafat Pendidikan


Substansi filsafat pendidikan adalah pengkajian dan pelaksanaan bagaimana usaha
yang dapat dilakukan untuk membina dan mengembangkan harkat dan martabat
manusia sebagai manusia agar hidup berbudi luhur dan berakhalk mulia serta cerdas.
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian
dari fundasi-fundasi pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Pendidikan
merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan pendidikan.

9
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat dengan
adanya kebenaran dalam memecahkan permasalahan atau kesulitan. Sedangkan pendidikan
adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti kematangan,
integritas atau kesempurnaan pribadi.

Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan yang
merupakan kumpulan dari prinsip yang membimbing tindakan profesional seseorang. Lebih jauh
lagi filsafat pendidikan berkaitan dengan penetapan hakikat dari tujuan,alat pendidikan, dan
menerjemahkan prinsip-prinsip ini dalam kebijakan-kebijakan untuk mengimplementasikannya.

Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar,
arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Maka dengan memahami ilmu filsafat pendidikan
pelaksanaan pendidikan akan lebih efektif dan efisien lebih mengarah pada sasaran yang akan
dicapai sehingga mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.

B. SARAN

Semoga makalah filsafat pendidikan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1979. Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan
Tinggi .Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kneller, G.F. (1971), Introduction to The Philosophy of Education, New York: John Wiley &
Sons, Inc.

Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Purba,Edward dan Yusnadi, 2014.Filsafat Pendidikan.Medan:Unimed Press

Surajiyo. 2008.Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara

https://bagitahuan.blogspot.com/2016/06/makalah-filsafat-pendidikan.html

http://wawanhermawan90.blogspot.com/2012/01/makalah-filsafat-pendidikan.html

https://www.coursehero.com/file/p1ph8sc1/Substansi-filsafat-pendidikan-adalah-pengkajian-
dan-pelaksanaan-bagaimana-usaha/

11

Anda mungkin juga menyukai