FILSAFAT PENDIDIKAN
(Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem Dan Substansi)
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 1
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah
Filsafat Pendidikan tentang Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem Dan Substansi ini bisa selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca. Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.
Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun bagi
penulis demi terciptanya makalah yang lebih baik.
Penulis,
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
BAB 1 .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................................................4
BAB IV..................................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................................ 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Dimana di dalam dunia
pendidikan, berfilsafat adalah suatu hal yang penting, karena dengan berfilsafat dunia
pendidikan akan mengetahui hakikat dari makna, tujuan, metode, dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan pendidikan itu sendiri. Arti penting dari berfilsafat itu sendiri
adalah agar tujuan-tujuan yang telah diketahui dan ditetapkan dapat tercapai. Dan
karena itu filsafat dan pendidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik,
berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-
persoalan pendidikan yang bersifat filosofi dan memerlukan jawaban secara filosofis
disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan sasaran yang
berbeda, yang terpisah satu sama lain.
1.3 Tujuan
1
1.4 Manfaat Penulisan
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan
3
BAB III
PEMBAHASAN
Kata filsafat yang dalam bahasa Inggris Philosophy, dan dalam bahasa Arab
Falsafah, yang keduanya berasal dari bahasa Yunani yakni, philosophia. Philosophia
terdiri atas dua suku kata yakni Philein dan Sophia; Philein berarti cinta (love) dan
Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga secara etimologi filsafat berarti
cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Kata
filsafat pertama sekali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Pada awal mula
digunakan filsafat, artinnya belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu
diperjelas para ahli berikutnya seperti oleh kaum Sophist dan oleh Socrates (470-399
SM).
Pengertian terminologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah atau
kata filsafat itu sendiri. Pengertian yang dikemukakan para ahli tidak sama sesuai
dengan pandangan para ahli tersebut. Berikut ini akan dikemukakan para ahli
(Surajiyo,2008,3-4);
Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli.
Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung
di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,logika,retorika,etika, ekonomi politik, dan
estetika (filsafat keindahan).
Langeveld
4
Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang
menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan,
Tuhan,keabadian,dan kebebasan.
5
teori-teori belajar,pengukuran pendidikan,prosedur-prosedur sistematistentang
penyusunan kurikulum, dan sebagainya yang akhirnya dapat menjadi teori
pendidikan.
Oleh sebab itu filsafat pendidikan dapat dikatakan adalah ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan
yang merupakan penerapan analisis filosofis dalam lapangan pendidikan.
6
3.4 Tujuan Filsafat Pendidikan
Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Sedangkan tujuan filsafat pendidikan adalah memberikan inspirasi
bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan
bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan
yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan
memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat,
memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan. Seorang guru perlu menguasai konsep-
konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep pada diri peserta didik. Dalam bentuknya yang
lebih terperinci kemudian, filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi
pendidikan.
7
Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir
tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh
seorang filsuf adalah yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang
ada dalam kenyataan.
Berfikir secara konseptual. Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi
dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfikir secara
kefilsafatan tidak bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-
perbuatanbebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagaimana yang
biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan bersangkutan dengan
pemikiran.
Berfikir secara sistematik artinya pendapat yang merupakan uraian
kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung
adanya maksud dan tujuan tertentu.
Berfikir secara bebas artinya sampe batas-batas yang luas. Pemikiran filsafat
boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari
prasangka-prasangka sosial, historis, bahkan religius.
Berfikir secara bertanggungjawab artinya seseorang yang berfilsafat adalah
orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya,
paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.
8
buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi
hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya
suatu proses belajar mengajar tertentu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa,
Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan atau sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang. kurikulum dan
peralatan atau fasilitas. Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan
dalam bentuk model dasar input-output. Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan
berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup
menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik,
dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan.Jadi,
pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra
sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti membangun suatu lembaga
pendidikan baru atau memperbaiki lembaga pendidikan lama tidak dapat memisahkan
diri dari supra sistem tersebut.
9
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat dengan
adanya kebenaran dalam memecahkan permasalahan atau kesulitan. Sedangkan pendidikan
adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti kematangan,
integritas atau kesempurnaan pribadi.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan yang
merupakan kumpulan dari prinsip yang membimbing tindakan profesional seseorang. Lebih jauh
lagi filsafat pendidikan berkaitan dengan penetapan hakikat dari tujuan,alat pendidikan, dan
menerjemahkan prinsip-prinsip ini dalam kebijakan-kebijakan untuk mengimplementasikannya.
Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar,
arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Maka dengan memahami ilmu filsafat pendidikan
pelaksanaan pendidikan akan lebih efektif dan efisien lebih mengarah pada sasaran yang akan
dicapai sehingga mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.
B. SARAN
Semoga makalah filsafat pendidikan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1979. Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan
Tinggi .Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kneller, G.F. (1971), Introduction to The Philosophy of Education, New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
https://bagitahuan.blogspot.com/2016/06/makalah-filsafat-pendidikan.html
http://wawanhermawan90.blogspot.com/2012/01/makalah-filsafat-pendidikan.html
https://www.coursehero.com/file/p1ph8sc1/Substansi-filsafat-pendidikan-adalah-pengkajian-
dan-pelaksanaan-bagaimana-usaha/
11