Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN I

DASAR TENTANG DESIGN PABRIK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Dasar tentang Design
Pabrik”. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan:
Mampu memberikan penjelasan tentang dasar tentang design
pabrik.

B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Dan Definisi Pabrik/Industri


Pabrik adalah setiap tempat dimana faktor-faktor manusia, mesin dan
peralatan, material, energi, modal, informasi sumber daya alam dan lain lain
dikelola secara bersama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu
produk secara efektif, efisien dan aman.
Klasifikasi industri berdasarkan aktifitas yang dilaksanakan:
Industri Penghasil Bahan Baku/The Primary Raw Material Industries
a. Aktifitas produksinya mengolah sbr daya alam guna menghasilkan bahan
baku atau bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri lain:
Industri Perminyakan.
b. Industri Manufaktur/The Manufacturing Industries
c. Aktifitas produksinya memproses bahan baku guna dijadikan suatu produk
tertentu: Industri Mobil
d. Industri Penyalur/Distribution Industries
e. Aktifitasnya melaksanakan pelayanan jasa industri untuk didistribusikan ke
konsumen lain: Distributor Obat-Obatan
f. Industri Pelayanan (Jasa)/Service Industries, Aktifitasnya dibidang pelayanan
/ jasa baik langsung ke konsumen maupun untuk mendukung industri.

2. Klasifikasi industri berdasarkan output / keluaran yang dihasilkan:


a. Producer Goods Industries
Industri yang outputnya akan digunakan untuk proses produksi di industri
yang lain: Industri Baja

1
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
b. Consumer Goods Industries
Industri yang output nya bias langusng digunakan oleh konsumen
(perorangan). Contoh Industri Minuman

2. Macam-Macam Proses Manufaktur


Klasifikasi proses industri manufaktur:
a. Continuos Process Industries/Industri yang proses produksinya berlangsung
terus menerus yaitu proses produksi berlangsung selama 24 jam terus
menerus.
b. Repetitive Process Industries/Industri yang proses produksinya berlangsung
secara berulang kembali: produk dihasilkan dalam jumlah yang banyak dan
proses berlangsung dalam langkah pengerjaan yang berulang-ulang dan
serupa. Proses ini banyak mendatangkan keuntungan untuk memproduksi
barang-barang yang distandartkan dalam jumlah yang besar dan biasanya tata
letak fasilitas produksinya berdasarkan aliran produk.
c. Intermittent Process Industries/Industri yang proses produksinya berlangsung
terputus-putus yaitu proses produksi berlangsung sesuai order yang diterima
(job lot order) dan pengaturan tata letak fasilitas produksinya berdasarkan
aliran proses.

3. Dasar-Dasar Perancangan Pabrik


Desain pabrik merupakan keseluruhan rancangan (desain) dari suatu
pabrik/perusahaan. Tata letak pabrik merupakan perencanaan atau pengaturan
fasilitas agar proses produksi berjalan secara optimal. Perancangan tata letak
pabrik adalah salah satu aktifitas yang dilakukan di dalam mendesain pabrik
secara keseluruhan. Perancangan pabrik merupakan suatu aktifitas yang dilakukan
yang meliputi perencanaan financial, penentuan lokasi, dan seluruh perencanaan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik pabrik.
Beberapa elemen dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan
perancangan pabrik:
a. Kekuatan Pemilik Modal yaitu sebagai modal awal untuk pengadaan
faslitisa produksi, modal operasi dan modal untuk kepentingan ekspansi.

2
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Biasanya diperoleh dari tabungan pribadi, pinjaman bank, penjualan saham
dan lain lain.
b. Perancangan Produk. Hal ini akan berkaitan dengan macam dan jumlah
mesin serta fasilitas penunjang produksi lainnya.
c. Perencanaan Volume Penjualan yaitu nformasi ini akan berguna untuk
menentukan jumlah dan kapasitas mesin yang harus disediakan.
d. Pemilihan Proses Produksi. Hal ini akan berfungsi untuk merencanakan
proses produksi yang paling ekonomis berdasarkan produk dan mesin yang
akan digunakan.
e. Analisa”Membuat” atau “Membeli”. Hal ini terkait dengan efisiensi dan
efektifitas proses produksi.
f. Ukuran Pabrik : Hal ini tergantung dari volume produk yang dihasilkan dan
modal yang ditanamkan.
g. Harga Jual Produk , untuk menentukan harapan keuntungan dalam
persaingan di pasar dan kualitas produk.
h. Lokasi Pabrik : Sangat dipengaruhi banyak factor dan juga modal yang ada.
i. Tata Letak Pabrik : Untuk menentukan penempatan mesin dan fasilitas
pendukung produksi.
j. Pemilihan Tipe Bangunan : Untuk melindungi segala fasilitas produksi dan
semua sumber daya yang ada di dalam pabrik.
k. Kemungkinan Perubahan Jenis Produk Yang Dibuat/Diproduksi
l. Pertumbuhan dan Perkembangan Organisasi Pabrik

4. Langkah/Prosedur Perancangan Pabrik


Tujuan dari suatu industri (organisasi usaha) adalah memuaskan kebutuhan
dari konsumennya. Cara yang ditempuh untuk tersebut adalah:
a. Riset Pasar dan Peramalan Penjualan (Market Research and Market
Demand). Untuk mengetahui dan mengidentifikasi produk yang dikehendaki
oleh pelanggan dan sekaligus dilakukan peramalan jumlah yang dibutuhkan.
b. Kebijakan Manajemen (Management Policies). Untuk memformulasikan
permasalahan yang dihadapi dan mengembangkan kebijakan yang harus
ditempuh oleh organisasi industri.

3
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
c. Perancangan Produk (Product Design). Menggambarkan macam produk yang
harus dibuat serta spesifikasi.
d. Perancangan Proses dan Kegiatan Produksi/Operasional (Process Design dan
Production Actrivities). Penetapan cara/prosedur untuk memproduksi produk
sesuai dengan yang telah ditentukan.
e. Perancangan Lokasi dan Tata Letak Fasilitas Pabrik (Plant Location & Lay
Out). Mengatur aktifitas dan fasilitas yang ada guna mendapatkan proses
produksi yang paling efisien dan efektif.
f. Analisis Perhitungan Biaya (Cost Accounting Analisys). MenganAlisa biaya
produksi secara keseluruhan untuk menentukan modal yang diperlukan agar
proyek dapat terealisasi.
g. Pengadaan Dana Finansial (Financial Funding). Mengalokasikan dana untuk
menunjang kegiatan produksi.
h. Realisasi Proyek (Project Realization). Perealisasian pengadaan-pengadaan
segala kebutuhan yang diperlukan dalam mendukung aktifitas produksi.
i. Proses Manufakturing (Manufactuirng Process). Aktifitas yang mengubah
material menjadi produk jadi yang diinginkan. Proses ini memberikan nilai
tambah thd material yang ada.
j. Distribusi Output (Distibution). Hasil dari proses manufacturing yaitu produk
jadi di distribusikan/dikirim ke pelanggan sesuai permintaan.

5. Teori Penentuan Lokasi Pabrik Menurut Beberapa Ahli


a. Teori Kimball
- Dekat dengan bahan mentah
- Dekat dengan pasar
- Terdapat penyediaan air yang lancer
- Tenaga kerja mudah
- Iklim yang baik
- Investasi
b. Teori Splenger dan Kleir
- Faktor primer: bahan mentah, pasar, transport, buruh, tenaga/power
- Faktor sekunder: fasilitas air, iklim, pajak perkreditan (invesasi)
c. Teori Alfred Weber

4
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Yaitu mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan
atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan lokasi setiap industri
tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana
penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya
transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum.
- Pembebasan tanah
- Konstruksi pabrik
- Upah buruh
- Angkutan
- Penyusutan/depresiasi
- Faktor penting: ongkos produksi, ongkos transportasi
d. Dasar pemilihan lokasi pabrik menurut Webber:
- Market Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat dengan pasar
- Raw Material Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat dengan bahan
bakunya
- Junction Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat persimpangan
antara pasar dan bahan mentahnya
- Other Oriented yaitu Industri ditempatkan dekatdengan pelabuhan,
jalan raya, ongkos buruh, dsb

6. Tujuan Perencanaan Dan Pengaturan Tata Letak Pabrik


Tata letak pabrik (plant lay out) / tata letak fasilitas (facilities lay out) adalah
tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
produksi. Fasilitas pabrik dalam hal ini adalah mesin/peralatan dan departemen
yang ada di dalam pabrik. Dari segi biaya, tujuan dalam tata letak pabrik adalah
untuk meminimalkan total biaya yang menyangkut elemen-elemen sebagai
berikut:
a. Biaya konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin maupun fasilitas
produksi lainnya.
b. Biaya pemindahan bahan. Biaya produksi, maintenance, safety dan produk
setengah jadi.

5
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
c. Tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala
fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk produksi aman dan nyaman
sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance karyawan.
Tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan dalam sistem
produksi.
i. Menaikkan Output Produksi. Tata letak yang baik akan memberikan
produktifitas yang tinggi (output lebih besar dengan biaya sama atau
lebih kecil)
ii. Mengurangi Waktu Tunggu. Pengaturan tata letak yang terkoordinir
dan terencana dengan baik akan dapat mengurangi waktu tunggu yang
berlebihan.
iii. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan. Untuk merubah bahan baku
menjadi produk jadi, sedikitnya satu dari tiga elemen dasar sistem
produksi (bahan baku, orang, mesin) akan berpindah. Dan kebanyakan
kasus adalah pemindahan bahan baku menjadi sorotan utama dalam
rangka pengaturan tata letak dimana dengan pengaturan yang baik,
maka pemborosan yang terjadi pada pemindahan bahan dapat
dikurangi secara signifikan.
iv. Penghematan penggunaan Area Untuk Produksi, Gudang dan Service.
Perencanna tata letak yang optimal akan dapat mengatasi pemborosan
pemakaian ruangan secara berlebihan.
v. Pendayagunaan Yang Lebih Besar dari Pemakaian Mesin, Tenaga
Kerja, dan fasilitas Produksi Lainnya. Tata letak yang terencana
dengan baik akan banyak membantu dalam pendayagunaan elemen-
elemen produksi secara lebih efektif dan efisien.
vi. Mengurangi Inventory In Process. Dengan perencanaan tata letak yang
baik, sehingga waktu tunggu antar proses bias berjalan dengan baik,
maka penumpukan barang setengan jadi dapat dikurangi dan sesegera
mungkin diselesaikan diproses berikutnya.
vii. Proses Manufakturing yang Lebih Singkat. Dengan memperpendek
jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya, maka proses
produksi dapat dipersingkat untuk menghasilkan produk jadi.

6
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
viii. Mengurangi Resiko Bagi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari
Karyawan. Perencanaan tata letak pabrik juga ditujukan untuk
membuat suasana kerja yang nyaman dan aman bagi karyawan yang
bekerja di dalamnya sehingga hal yang bisa dianggap
membahayakan dan ketidaknyamanan harus dihindari.
ix. Memperbaiki Moral dan Kepuasan Kerja. Segala sesuatu yang diatur
dengan baik akan mencipatkan suasana yang menyenangkan sehingga
moral dan kepuasan kerja dapat ditingkatkan.
x. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas
dari bahan baku ataupun produk jadi. Tata letak yang baik akan dapat
mengurangi kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku atau produk
jadi.

7. Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik


Berdasarkan tujuan, keuntungan dan aspek dasar dalam tata letak pabrik
yang terencana dengan baik, dapat disimpulkan prinsip dasar sebagai berikut:
a. Prinsip Integrasi Secara Total. Tata letak pabrik merupakan integrasi secara
total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang
lebih besar.
b. Prinsip Perpindahan Jarak Yang Paling Minimal. Dalam proses
pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat
dihemat dengan mengurangi jarak perpindahan tersebut.
c. Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja. Aliran kerja yang baik adalah aliran
konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan dalam
proses produksi
d. Prinsip Pemanfaatan Ruangan. Pengaturan ruangan yang akan dipakai
secara optimum dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
e. Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja. Tata letak yang baik akan dapat
membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga
dapat meningkatkan moral karyawan.
f. Prinsip Integrasi Secara Total. Tata letak pabrik merupakan integrasi
secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit
operasi yang lebih besar.

7
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
g. Prinsip Perpindahan Jarak Yang Paling Minimal. Dalam proses
pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat
dihemat dengan mengurangi jarak perpindahan tersebut.
h. Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja. Aliran kerja yang baik adalah
aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan
kemacetan dalam proses produksi
i. Prinsip Pemanfaatan Ruangan. Pengaturan ruangan yang akan dipakai
secara optimum dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
j. Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja. Tata letak yang baik akan dapat
membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga
dapat meningkatkan moral karyawan.
k. Prinsip Fleksibilitas. Dengan kemajuan IPTEK mengakibatkan dunia
industri berpacu untuk mengimbanginya. Perubahan yang mungkin terjadi
pada desain produk, peralatan produksi, delivery dsb akan dapat berakibat
pengaturan kembali (re-lay out) tata letak yang sudah ada. Untuk hal ini
bila tata letak direncanakan cukup fleksible maka penyesuaian kembali
dapat dilakukan dengan lebih cepat dan murah.

8. Langkah-Langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik


Tata Letak Pabrik berhubungan sangat erat dengan segala proses
perencanaan dan pengaturan letak dari pada mesin-mesin, peralatan, aliran bahan,
dan orang-orang yang bekerja di tiap-tiap stasiun kerja yang ada. Secara umum
pengaturan daripada semua fasilitas produksi direncanakan sehingga diperoleh:
a. Meminimumkan gerakan balik yang tidak perlu. Transportasi yang minimum
dari proses pemindahan bahan.
b. Pemakaian area yang minimum.
c. Pola aliran produksi yang terbaik.
d. Keseimbangan penggunaan luas area yang dimiliki.
e. Keseimbangan dalam lintasan area perakitan.
f. Kemungkinan dan fleksibilitas untuk menghadapi ekspansi di masa
mendatang.
g. Proses Pengaturan segala fasilitas produksi dibedakan atas:

8
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
• Pengaturan Tata Letak Mesin dan Fasilitas. Pengaturan semua mesin dan
fasilitas yang diperlukan untuk proses produksi di dalam tiap departemen
dari pabrik yang ada.
• Pengaturan Tata Letak Departemen : Pengaturan bagian atau departemen
serta hubungannya antara satu dengan lainnya di dalam pabrik.

Langkah-langkah dalam perencanaan tata letak pabrik:


a. Analisa Produk. Menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat
dengan menggunakan pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis.
b. Analisa Proses. Menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produksi
yang telah ditetapkan untuk dibuat.
c. Sigi dan Analisa Pasar. Mengidentifikasi macam dan jumlah produk yang
dibutuhkan oleh konsumen. Informasi ini digunakan untuk menentukan
kapasitas produksi yang berikutnya dapat memberi keputusan tentang
banyaknya mesin dan fasilitas produksi yang diperlukan.
Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipmen dan Luas Area yang
Dibutuhkan : Dengan memperhatikan volume produk yang akan dibuat, waktu
standard, jam kerja dan efisensi mesin maka jumlah mesin dan fasilitas yang
diperlukan (juga operator) dapat dihitung. Untuk selanjutnya luas area, stasiun
kerja, kebutuhan area, jalan lintasan dapat di tentukan agar proses berlangsung
dengan lancar.
Pengembangan Alternatif Tata Letak . Sebelum menentukan tata letak
terbaik yang harus dipilih, terlebih dahulu dilakukan pengembangan alternative
dengan mempertimbangkan:
1. Analisa ekonomi yang didasarkan macam tipe layout yang dipilih.
2. Perencanaan pola aliran material yang hrs berpindah dari satu proses ke
proses berikutnya.
3. Pertimbangan yang terkait dengan luas area, kolom bangunan, struktur
organisasi dan lain-lain.
4. Analisa aliran material dengan memperhatikan volume, frekwensi dan jarak
perpindahan material sehingga diperoleh total biaya yang paling minimum.

9
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
5. Perancangan Tata Letak Mesin dan Departemen Dalam Pabrik. Hasil analisa
terhadap layout dipakai dasar pengaturan fasilitas fisik dari pabrik dan
pengaturan departemen penunjang,

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Jelaskan yang anda ketahui tentang definisi pabrik!
2. Sebutkan dasar-dasar perencanaan pabrik!
3. Apa yang anda ketahui tentang tujuan perencanaan dan pengaturan tata
letak pabrik!
4. Sebutkan langkah-langkah perencanaan tata letak pabrik!

D. DAFTAR PUSTAKA
Fred Meyers, 2003, Plant Layout & Material Handling, Prentice Hall

J.M.Apple, 2007, Facility Layout and Material Handling, John Wiley

J.M.Apple, 2009, Material Handling System Design, The Roland Press

Jay Heizer & Barry Render, 2006, Operation Management, Sixth Edition,
Prentice Hall

Lee J. Krajewski & Larry P. Ritzman, 2006, Operation Management Process and
Value Chains, International Edition, 7th Edition

R.L.Francis & J.A.White, 2004, Facility Layout and Location, Analytical


Approach, Prentice Hall

Richard Muther, 2004, Practical Plant Layout, Mc.GrowHill

Sritomo Wignjosoebroto, 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,


Gunawidya, Surabaya

Tompkins & J.A.White, 2004, Fasilities Planning, John Wiley & Sons

10
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.

Anda mungkin juga menyukai