Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Iatar belakang

ISPA adalah infeksi akut yang menyerang pernafasan yaitu organ tubuh yang dimulai dari hidung
ke alveoli beserta adneksa (Romelan,2006). Infeksi saluran pernafasan akut merupakan salah
satu penyebab kematian pada anak dinegara berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai
enam kasus diantara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA
sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani,2009)

Penyakit HIV merupakan suatu kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh retrovirus yang
menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya kekebalan tubuh maka
orang yang terinfeki mudah di serang penyakit lain yang berakibat fatal yang di kenal dengan
infeksi oportunistik. Kasus HIV pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika serikat pada
tahun 1981 dan virusnya di temukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.

Penyakit TBC adalah penyakit yang menular yang menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan
oleh mikrobakterium tuberculosis. Walaupun tidakmudah di warnai, jika telah di warnai bakteri
ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alkohol,oleh karena ini dinamakan
bakteri tahan asam atau basil tahan asam (BTA).

Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih
masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur dibawah lima
tahun akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah banyak di teliti,namun
masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya.
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian ISPA ?

2. Apa pengertian HIV ?

3. Apa pengertian TBC ?

4. Apa pengertian campak ?

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui apa pengertian ISPA

2. Untuk mengetahui apa pengertian HIV

3. Untuk mengetahui apa pengertian TBC

4. Untuk mengetahui apa pengertian campak


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi ISPA

a). ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
yang menyerang hidung, trakea (pipa pernapasan), atau paru-paru. Bisa dikatakan ISPA
merupakan infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. Bila tidak segera
ditangani, ISPA bisa menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan membuat tubuh tidak
memperoleh oksigen yang cukup, bahkan yang lebih parah bisa menyebabkan
hilangnya nyawa seseorang.ISPA menjadi penyakit yang gampang sekali menular.
Orang-orang yang mudah sekali terserang penyakit ini adalah mereka yang memiliki
kelainan sistem kekebalan tubuh, orang-orang berusia lanjut, dan anak-anak pun
rentan terhadap penyakit ini, karena sistem imun mereka belum terbentuk
sepenuhnya.

Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh pengidap ISPA lewat batuk atau ketika bersin.
Bisa juga lewat cairan yang mengandung virus atau bakteri yang melekat pada
permukaan benda saat seseorang menyentuhnya. Bagaimana seseorang bisa tertular
ISPA? Yakni bila seseorang menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Cara
menghindari penyebaran virus atau bakteri, alangkah baiknya jika sehabis melakukan
aktivitas di tempat umum segeralah mencuci tangan.

b). Penularan ISPA

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan
percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan
menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain. Selain kontak
langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui sentuhan
dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita. Walaupun
penyebarannya mudah, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan tertular ISPA,
yaitu:

1. Anak-anak dan lansia

Anak-anak dan lansia memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga rentan
terhadap berbagai infeksi. Selain itu, penyebaran virus atau bakteri ISPA di kalangan
anak-anak dapat terjadi sangat cepat karena anak-anak banyak berinteraksi secara
dekat dan melakukan kontak dengan anak-anak yang lain.

2. Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah


Sistem kekebalan tubuh sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun
bakteri. Ketika kekebalan tubuh menurun, maka risiko terinfeksi akan semakin
meningkat. Salah satunya adalah penderita AIDS atau kanker.

3. Penderita gangguan jantung dan paru-paru

ISPA lebih sering terjadi pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau
gangguan pada paru-paru sebelumnya.

4. Perokok aktif

Perokok lebih berisiko mengalami gangguan fungsi paru dan saluran pernapasan,
sehingga rentan mengalami ISPA dan cenderung lebih sulit untuk pulih.

c). Penanganan ISPA

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ISPA paling sering disebabkan oleh virus,
sehingga akan sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus. Beberapa tindakan
untuk meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu dengan:

 Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak,


sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
 Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan
batuk.
 Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit
tenggorokan.
 Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak
kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
 Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal
tambahan, untuk melancarkan pernapasan.

Jika gejala yang dialami tidak membaik, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.
Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala, antara lain:

1. Ibuprofen atau paracetamol, untuk meredakan demam dan nyeri otot.


2. Diphenhydramine dan pseudoephedrine, untuk mengatasi pilek dan hidung
tersumbat.
3. Obat batuk.
4. Antibiotik, jika dokter menemukan bahwa ISPA disebabkan oleh bakteri.
d). Pencegahan ISPA

Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

 Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.


 Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk
menghindari penularan virus dan bakteri.
 Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
 Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
 Olahraga secara teratur.
 Berhenti merokok.
 Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan
dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.

B. Definisi HIV

a). HIV

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. HIV bisa berakibat fatal jika tidak diobati dan bisa menular dalam
keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk mengetahui dengan benar cara
penularan HIV, sehingga Anda tidak tertula penyakit ini.

b). Penularan HIV

Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani,
cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun dari segala usia, ras,
maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan
HIV.

Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui:

1. Hubungan seks

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik itu
melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-
ganti pasangan seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.

2. Penggunaan jarum suntik


HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang
terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas
membuat seseorang berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.

3. Kehamilan, persalinan atau menyusui

Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi
untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan
dokter jika Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan
HIV pada bayi bisa ditekan.

4. Transfusi darah

Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah.
Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji
kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh.
Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah
untuk terinfeksi HIV.

c). Penanganan HIV

Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada
jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut
antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan
virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin,
Zidovudin, dan juga Nevirapine.Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter
akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap
pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan. Sedangkan pemeriksaan
HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama
masa pengobatan.

Agar perkembangan virus dapat dikendalikan, pengidap harus segera mengonsumsi


ARV begitu didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS
akan semakin besar jika pengobatan ditunda, karena virus akan semakin merusak
sistem kekebalan tubuh. Selain itu, penting bagi pengidap untuk mengonsumsi ARV
sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat yang terlewat hanya akan membuat virus HIV
berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pengidap.

d). Penanganan HIV

Sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mencegah dan
menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Namun bagi Anda yang menderita infeksi HIV, ada
upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu
mengonsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter.
Obat tersebut akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehingga
penderita HIV memiliki harapan untuk berumur lebih panjang, hidup lebih sehat, dan
mampu memperkecil risiko dalam menularkan HIV kepada pasangan. Selain itu, yang
tidak kalah penting adalah mencegah penularan HIV sejak awal. Bagaimana caranya?
Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:

1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks

Jika Anda tidak mengetahui status HIV pasangan Anda, gunakanlah kondom setiap
kali Anda melakukan hubungan seks vaginal, anal maupun oral. Untuk wanita, bisa
menggunakan kondom wanita.

2. Hindari perilaku seksual yang berisiko

Seks anal adalah aktivitas seks yang memiliki risiko tertinggi dalam penularan HIV.
Pelaku maupun penerima seks anal sama-sama berisiko untuk tertular HIV, hanya
saja penerima seks anal berisiko lebih tinggi. Karena itu, disarankan untuk
melakukan hubungan seks yang aman, serta gunakan kondom untuk mencegah
penularan HIV.

3. Hindari penggunaan jarum bekas

Hindari penggunaan jarum bekas saat menyuntikkan obat. Penularan HIV melalui
tato dan tindik juga berisiko terjadi jika memakai jarum tato yang tidak disterilisasi
dengan baik atau menggunakan tinta tato yang terkontaminasi. Sebelum
melakukan tato atau tindik, pastikan jarum masih steril.

C. Definisi TBC

a). TBC

Tuberkulosis atau yang biasa disebut dengan penyakit TB atau TBC disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-
paru.Namun, ada organ tubuh lain yang juga dapat terserang penyakit TBC, yaitu
tulang belakang, kelenjar getah bening, kulit, ginjal, dan selaput otak.

Penyakit TBC tidak menular melalui kontak fisik (seperti berjabat tangan) atau
menyentuh peralatan yang telah terkontaminasi bakteri TB. Selain itu, berbagi
makanan atau minuman dengan penderita tuberkulosis juga tidak menyebabkan
seseorang tertular penyakit ini.

b). Penularan TBC


Saat batuk atau bersin, penderita TBC dapat menyebarkan kuman yang terdapat
dalam dahak ke udara. Dalam sekali batuk, penderita TBC dapat mengeluarkan
sekitar 3000 percikan dahak.

Bakteri TB yang berada di udara bisa bertahan berjam-jam, terutama jika ruangan
gelap dan lembab, sebelum akhirnya terhirup oleh orang lain. Umumnya penularan
terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka yang sering
bertemu atau berdiam di tempat yang sama dengan penderita TBC, seperti keluarga,
teman sekantor, atau teman sekelas.

Meski demikian, pada dasarnya penularan TBC tidak semudah yang dibayangkan.
Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung bakteri TB akan
langsung menderita TBC.

c). Penanganan TBC

TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes
darah, atau tes kulit (Mantoux). TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh
mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini,
penderita perlu minum beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal
6 bulan). Obat itu umumnya berupa:

 Isoniazid
 Rifampicin
 Pyrazinamide
 Ethambutol
Pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang
tidak sedikit. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan bisa menjadi
pertimbangan, sehingga Anda tidak perlu dipusingkan dengan tanggungan biaya saat
berobat nanti
d). Pencegahan TBC
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin BCG yang disarankan dilakukan sebelum
bayi berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.
2. Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
3. Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

D. Definisi CAMPAK
a). Campak

Campak disebabkan oleh virus, yang menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan
penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh
hidung atau mulut, setelah memegang benda yang terpercik air liur penderita.
Seseorang lebih berisiko tertular campak bila belum mendapatkan imunisasi campak,
bepergian ke wilayah yang sedang mengalami wabah campak, atau kekurangan asupan
vitamin A.

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat lebih dari 1500
kasus campak di Indonesia, selama Januari hingga Juli 2017. Meski demikian, kasus
campak telah menurun sejak dilakukan imunisasi massal. Hingga kini, imunisasi campak
terus diperluas ke seluruh Indonesia, guna mencapai target Indonesia Bebas Campak
pada tahun 2020.

b). Penularan Campak

campak adalah virus nakal yang cenderung mudah menular. Virus campak ini ada di
dalam percikan cairan yang dikeluarkan ketika pengidapnya bersin atau batuk. Nah,
virus ini bisa menulari siapa pun yang menghirup percikan cairan tersebut.

Penularan virus campak juga bisa terjadi ketika seseorang menyentuh hidung atau
mulut, setelah memegang benda yang telah terpercik air liur pengidapnya. Tak cuma
itu saja virus campak juga bisa bertahan di permukaan benda selama beberapa jam dan
menempel pada benda-benda lain.

c). Penanganan Campak

Campak dapat sembuh sendiri secara bertahap dalam beberapa hari. Namun untuk
membantu meredakan gejala, penderita bisa banyak minum air putih dan minum obat
pereda nyeri. Asupan suplemen vitamin A juga bisa membantu meredakan gejala.

d). Pencegahan Campak

Campak bisa dicegah dengan pemberian vaksin campak dan dilanjutkan dengan vaksin
gabungan untuk campak, gondongan, dan rubella (vaksin MMR). Pemberian vaksinasi
harus sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.

Selain imunisasi, penderita campak disarankan tetap di rumah sampai gejala mereda,
guna mencegah penularan penyakit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita
(Oktaviani,2009) Penyakit HIV merupakan suatu kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh.

Dengan rusaknya kekebalan tubuh maka orang yang terinfeki mudah di serang
penyakit lain yang berakibat fatal yang di kenal dengan infeksi oportunistik.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scribd.com/doc/40161510/Makalah-
TBC&ved=2ahUKEwiy8JO64_byAhV_4nMBHRe_CCoQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw36JDUt3uhjQhLLvn6k
qcXH

https://id.scribd.com/doc/280648131/Makalah-ISPA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideshare.net/mobile/WarnetRaha/makalah-hiv-aids-
43375524&ved=2ahUKEwi7mqru4fbyAhVbWX0KHeWKDpUQFnoECCQQAQ&usg=AOvVaw03O2CLTM5ei
pUv-c16DgzI

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/125
3/pdf&ved=2ahUKEwjyvoLy5PbyAhVimeYKHVVaDJ8QFnoECDEQAQ&usg=AOvVaw0HB8AdtBWD8i12Hv3
XE6_X&cshid=1631365733106

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.alodokter.com/proses-
terjadinya-penularan-
tbc&ved=2ahUKEwjWz8uf9fbyAhWSmGoFHY3iB14QFnoECCMQAQ&sqi=2&usg=AOvVaw15HUGhXkCd6
6TrqVAXS0jq

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-
dan-aids&ved=2ahUKEwj_kPX-8fbyAhXFXisKHX2oDcUQFnoECB0QAQ&usg=AOvVaw0-
Wmw2MsNb4xkaShN3nvak&cshid=1631365807399

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.halodoc.com/artikel/inilah-
cara-penularan-hiv-yang-perlu-
diwaspadai&ved=2ahUKEwjP1eSo7_byAhUtIbcAHVSFCugQFnoECDkQAQ&usg=AOvVaw1rNzbqmuafYt2l
3gjEHkty&cshid=1631365828121

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CDS_EPR_2007_8
bahasa.pdf&ved=2ahUKEwiA15jm6fbyAhWPWX0KHds5AlwQFnoECBUQAQ&usg=AOvVaw1ThfBfZ_kSgry
tFtb4Zjq7&cshid=1631365853797

Anda mungkin juga menyukai