Anda di halaman 1dari 98

ASKEB NEONATUS, BAYI DAN

BALITA

By: Hj.Rimurdayati S.Pd M.M.Kes


A. LINGKUP ASUHAN
1. BBL Normal
2. BBL Bermasalah
3. Kelainan-kelainan Pada Bayi Baru Lahir
4. Trauma Pada BBL
5. Neonatus Beresiko Tinggi
6. Kegawatdaruratan
7. Neonatus, Bayi & Anak Balita Dg Penyakit Yg
Lazim Terjadi
A. LINGKUP ASUHAN

1. BBL NORMAL

- Pengkajian

- Adaptasi bayi

- Cara merawat bayi dan pencegahan infeksi

- Rawat Gabung

- Asuhan pada BBL Normal

- Tanda-tanda bahaya pada BBL


Perubahan & adaptasi fisiologi pd
BBL

PERKEMBANGAN PARU-PARU
Ketidakmatangan paru-paru akan
mengurangi peluang kelangsungan hidup
BBL sblm usia kehamilan 24 minggu, yg
disebabkan oleh keterbatasan pemukaan
alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler
paru-paru & tdk mencukupinya jumlah
surfaktan.
Awal Adanya Nafas
Dua faktor yg berperan pd rangsangan pertama
nafas bayi:
Hipoksia pd akhir persalinan & rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yg merangsang pusat
pernafasan di otak
Tekanan terhadap rongga dada, yg terjadi karena
kompresi paru-paru selama persalinan yg
merangsang masuknya udara ke dlm paru-paru
secara mekanis
Interaksi antara sistem
pernafasan, kardiovaskuler &
susunan saraf pusat menimbulkan
pernafasan yg teratur &
berkesinambungan, jadi sistem-
sistem hrs berfungsi secara normal
Surfaktan & Upaya Respirasi Untuk
Bernafas
Upay pernafasan pertama bayi berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dlm paru-paru & mengembangkan
alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Produksi surfaktan dimulai pd 20 minggu kehamilan 30-40
minggu kehamilan meningkat sampai paru-paru matang.
Surfaktan ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan
paru-paru & membantu menstabilkan dinding alveolus
shingga tdk kolaps pd akhir pernafasan.
Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah
akhir setiap pernafasan, yg menyebabkan sulit bernafas.
Dari Cairan Menuju Udara
Bayi cukup bln, mempunyai cairan di dlm paru-
parunya. Pada saat bayi melalui jln lahir selama
persalinan, sekitar 1/3 cairan ini akan diperas
keluar paru-paru.
Dg beberapa kali tarikan nafas pertma, udara
memenuhi ruangan trakea & bronkus BBL.
Dg sisa cairan di dlm paru-paru dikeluarkan
dari paru-paru & diserap oleh pembuluh limfe
& darah
Fungsi pernafasan Dlm Kaitannya Dg
Fungsi Kardiovaskuler
Oksigenasi sangat penting dlm mempertahankan kecukupan
pertukaran udara
Hipoksia menyebabkan pembuluh paru-paru mengalami
vasokontriksi, tdk ada pembuluh darah yg terbuka, guna
menerima oksigen yg berada dlm alveoli, sehingga
penyebab penurunan oksigenasi jaringan akan memperburuk
hipoksia
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dlm alveolus & menghilangkan cairan paru-
paru yg mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe &
mebantu menghilangkan cairan paru-paru & merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim
Perubahan Sistem Peredaran Darah
Setelah lahir darah BBL hrs melewati paru-
paru untuk mengambil oksigen & mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan
oksigen ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yg baik pd BBL
terjadi dua perubahan besar:
Penutupan Foramen Ovale pd atrium jantung
Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-
paru & aorta
Dua Peristiwa Yg Mengubah Tekanan
Dlm Sistem Pembuluh Darah, adalah:

Pd saat tali pusat dipotong, resitensi pembuluh


sistemik meningkat & tekanan atrium kanan
menurun. Tekanan atrium kanan menurun krn
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini
menyebabkan penurunan volume & tekanan atrium
tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah dg
kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
Pernafasan pertama menurunkan resistensi
pembuluh darah paru-paru & meningkatkan
tekanan atrium kanan.
Oksigen pd pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi & sedikit terbukanya
sistem pembuluh darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakiatkan peningkatan volume darah &
tekanan pada atrium kanan. Dg peningkatan
atrium kanan & penurunan tekanan pd atrium
kiri, foramen ovale scr fungsional akan menutup.
Perubahan Sistem Pengaturan Suhu
BBL blm dpt mengatur suhu tubuhnya,
sehingga akan mengalami stress dg adanya
perubahan lingkungan. Suhu dingin
menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada
lingkungan dingin, pembentukan sushu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi yg kedinginan untuk
mendapatkan kembali pans tubuhnya.
Cara Mempertahankan Suhu Tubuh
Bayi Normal

Pencegahan kehilangan panas. BBL


tdk dpt mengatur tubuhnya
scrmemedai, & dpt dg cpt kedinginan
jika kehilangan panas tdk segera
dicegah.
Mekanisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan
glukosa dlm jumlah tertentu. Dg tindakan
penjepitan tali pusat pd saat lahir, seorang
bayi hrs mulai mempertahankan kadar
glukosa darahnya sendiri. Pd setiap BBL,
glukosa darah akan turun cpt dlm waktu
1-2 jam
Perubshsn Sistem Gastrointestinal
Hubungan antara esofagus bawah & lambung
masih blm sempurna yg menyebabkan gumoh
pd BBL & neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang
dari 30 cc untuk BBL cukup bulan. Waktu
pengosongan lambung adalah 2,5- 3 jam,
itulah sebabnya bayi memerlukan ASI sesering
mungkin.
Pada saat makanan masuk ke lambung
terjadilah gerakan peristaltik cpt. Ini
berarti bahwa pemberian makanan sering
diikuti dg refleks pengosongan lambung.
Bayi yg diberi ASI dpt bertinja 8-10 kali
sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari.
Bayi yg diberi minum PASI bertinja 4-6
kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan
mengalami konstipasi.
Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi blm matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan trhadap berbagai
infeksi & alergi. Oleh krn itu, pencegahan terhadap
mikroba & deteksi dini infeksi menjadi sangat
penting. Kekebalan alami dari struktur kekebalan
tbuh yg mencegah infeksi.
Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi
bayi kekebalan pasif dlm bentuk laktobasilus
bifidus, laktoferin, lisozim & sekresi IgA.
Perubahan Sistem Ginjal
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir
hingga masukan cairan meningkat,
mungkin air kemih akan tampak keruh
termasuk berwarna merah muda. Hal ini
disebabkan oleh kadar ureum yg tdk
banyak berarti.
Perubahan Sistem Reproduksi
Anak laki-laki tidak menghasilakan sperma
sampai pubertas.
Tetapi anak perempuan mempunyai ovum atau
sel telur dlm indung telurnya.
Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan
pembesaran payudara, kadang-kadang disertai
sekresi cairan pd putting pd hari ke 4-5, krn
adanya gejal berhentinya sirkulasi hormon ibu.
Perubahan Sistem
Muskuloskeletal
Otot sudah dlm keadaan lengkap pd saat lahir,
tetapi tumbuh melalui proses hipertropi.
Tumpang tindih atau molase dpt terjadi pd
waktu lahir. Molase ini dpt menghilang
beberapa hari setelah melahirkan.
Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga
usia 18 bulan.
Perubahan Sistem Neurologi
Sistem neurologi blm matang pd
saat lahir. Refleks dpt menunjukkan
keadaan normal dari integritas sistem
saraf & sistem muskuloskeletal
Perubahan Sistem Intergumentary
Pd BBL cukup bulan kulit bewarna merah dg
sedikit verniks kaseosa.
Sedangkan pd bayi prematur kulit tembus
pandang & banyak verniks.
Pd saatlahir verniks tdk semua dihilanhkan, krn
diabsorbsi kulit bayi & hilang dlm 24 jam.
BBL tdk memerlukan pemakaian bedak atau
krim, krn zat-zat kimia dpt mempengaruhi Ph
kulit bayi.
2. BBL BERMASALAH

- Bercak Mongol
- Bisulan
- Hemangioma
- Milliariasis
- Ichterik
- Diare
- Muntah & Gumoh
- Obstipasi
-Oral Trush
- Infeksi
-Diaper Rush
- Bayi Meninggal Mendadak
-Seborrhea
3. KELAINAN-KELAINAN PADA BAYI BARU LAHIR

Labioskizis & Atresia Duodeni,


Labiopalatoskizis Oesophagus
Atresia Esophagus Meningokel,
Atresia Rekti & Anus Ensefalokel
Hischprung Hidrosefalus

Obstruksi Biliaris Fimosis

Omfalokel Hipospodia

Hernia Diafragmatika Kelainan Metabolic &


Endokrin
4. TRAUMA PADA BBL

a. Caput Suksedaneum

b. Cephal Hematoma

c. Trauma Pada Flexus Brachialis

d. Fraktur Klavikula & Fraktur Humeris


5. NEONATUS BERESIKO TINGGI
Istilah resiko tinggi dimaksudkan agar bayi tersebut terawasi dg
seksama oleh dokter atau perawat yg berpengalaman, meliputi:
 BBLR
 Asfiksia Neonatorum
 Sindrom Gangguan Pernafasan
 Ikterus
 Perdarahan Tali Pusat
 Kejang
 Hypotermi
 Hypertermi
 Hypoglikemi
 Tetanus Neonatorum
 Penyakit Yang Diderita Ibu Selama Kehamilan
6. KEGAWATDARURATAN
MENGAPA PENTING?

Mengenali neonatus yg beresiko

Deteksi dini kegawatan

Pertolongsn cepat
Menghindari kerusakan lebih lanjut
Tumbuh kembang tidak terganggu
Faktor-faktor yg mempengaruhi neonatus
SEBELUM KEHAMILAN SAAT KEHAMILAN
Diabetes maternal Hipertensi
Hipertensi kronik Isoimunisai
Riwayat kematian janin & Perdarahan TM II / III
neonatus Infeksi maternal
Ibu dg penyakit jantung, Polihidramnion
ginjal, paru, tiroid, anemia Oligohidramnion
atau kelainan neurologi KPD
Ibu pengguna obat-obat Post-term
bius, merokok Kehamilan ganda
Usia ibu <20 atau >35 Berkurangnya gerakan janin
Tanpa ANC
Faktor-faktor yg mempengaruhi neonatus
SAAT PERSALINAN FAKTOR BAYI
 Operasi sesar darurat  Prematuritas UK dan BBLR
 Kelahiran vakum / forsep  Kelainan kongenital
 Persalinan presipitatus
 Korioamnionitis
 KPD
 Partus lama (>24 jam)
 Prolong fase aktif (>2 jam)
 Gawat janin
 Penggunaan anestesi umum
 Tetani uteri
 Prolaps tali pusat
 Solusio plasenta
 Plasenta previa
 Ketuban hijau kental + mekonium
KEGAWATDARURATAN
Beberapa kegawatdaruratan pada neonatus:
Kejang
Kegawatan pada sistem pernapasan : sindrom gawat napas,
hipoksia, apnea
Kegawatan pada sistem pencernaan : perdarahan saluran
cerna, tidak BAB selama 48 jam (dari lahir), enterokolitis
nekrotikans, tidak BAK selama 48 jam
Kegawatan hematologi : HDN (hemorrhagic disease of the
newborn), polisitemia
Ikterus
Hipotermia
Neonatal sepsis
7. NEONATUS, BAYI & ANAK BALITA DG PENYAKIT YG
LAZIM TERJADI

Sepsis Neonatal TBC


Asma Defisiensi Vitamin A
Bronkitis Varicela / CacarAir
Broncho Pneumoni Defisiensi Protein Energi
DHF Marasmus
Gastroenteritis (GE) Parotitis
Morbili / campak
Pertusis
Diptheria
SEPSIS NEONATAL

KU menurun, malas minum


Napas tidak teratur, cyanosis tachipnea (> 60x /mnt)
SSP : hiperroni otot, initable, kejang, letargi
Cardiac vaskuler : takicardia > 160x / mnt renjatan
Saluran cerna : nutrisi lambung heparomegali, muntah
Hematologi : pucat, kuning, splenomegali, perdarahan
ASMA
Obstruksi jalan napas
Spasmus otot polos
Reaksi fisiologis yg menyimpang antara lain reaksi
oksigen dg antibodi homoral & sel hafoid
Gejala : batuk, whezing, sianosis, dada
mengembang, perkusi hipersonor
Tindakan : eliminasi alergen, farmakaologis adrenalin
(efedrin, salbutamol, aminofilin, prednison
BRONKITIS
Infeksi bronkus, etiologi :
Infeksi yg berulang-ulang
Alergi
Kimiawi
Gejala :
Pilek 3-4 hari
Batuk kering
Nyeri / panas
Muntah
Spuntum jernih
Pemeriksaan Fisik
Suhu /panas tubuh normal / naik sedikit
KU baik
Auskultasi : ronchi kencang jika batuk

Penatalaksanaan
Kontrol batuk
Mengeluarkan sekret : minum banyak, uap, expektoran
Antibiotik : klorampenikol, ampisilin, entromisin
BRONCHO PNEUMONI
 Merupakan macam dari pneumonia (secara anatomi)
 Peradangan paru yg mengenai bronkus
 Srapilococus, pneumococus
Gejala :
 Ispa, panas, pilek, batuk ada sekret
 Suhu tinggi 39°C - 40°C
 Kejang
 Gelisah
 Sesak
 Cyanosis (mulut & hidung)
 Muntah, diare
PENATALAKSANAAN
 Suction
 O2
 Diet TKTP
DHF
Suatu penyakit o/ infeks virus dengue tipe I, IV melaui gigitan
nyamuk aedes aegypti (betina)
Gejala 4 derajat:
Derajat I : Panas 2-4 hari, gejala umum tdk khas, uji tourniquet (-)
Derajat II : sama dg derajat I, perdarahan spontan
Derajat III : kegagalan peredaran darah, nadi lemah & cepat
(>120x / mnt), tensi menurun
Derajat IV : nadi tdk teraba, akral dingin, berkeringat, mulut
tampak biru
Pemeriksaan & diagnosa :
Trombositopenia (≤ 100.000 / mm 3)
Hb & PCU meningkat
Uji sirologis
PENATALAKSANAAN
Rehidrasi
Jika tdk mau minum :
BB < 25 kg = 100 ml/ kg BB / 24 jam
BB 26-30 kg = 75 ml/ kg BB / 24 jam
BB 31-40 kg = 60 ml/ kg BB / 24 jam
BB 41-50 kg = 50 ml/ kg BB / 24 jam
Antipiretika
Antibiotika
Tranfusi jika ada perdarahan
Anti convulsan
GASTROENTERITIS (GE)
Syndroma klinik yg terdiri :
 Diare (>3x / 24 jam)
 Muntah
 Demam
 Anoreksia
Penyebab :
 Infeksi internal
 Intoksikasi makanan
Gejala :
 Rasa haus
 BAB >3x / 24 jam
 Suhu meningkat
 Oliguria
 Turgor kulit menurun
 Mata cekung
 Kesadaran menurun
PENATALAKSANAAN
Rehidrasi
Terapi penyerta antibiotik, antipiretik
MORBILI / CAMPAK
 Diberikan imunisasi bulan ke-9
 Infeksi firus akut sangat menular, akibatnya pigmentasi gelap berangsur
hilang
 Ada 3 stadium:
1.Stadium Prodronal
4-5 peradangan selaput lendir hidung, mulut, tenggorokan, saluran cerna,
malaise, batuk, konjungtivitis, pilek, takut cahaya krn nyeri mata, bercak
koplik diare
 2. Stadium Erupsi
2-3 hari stlh stadium prodronal, diikuti suhu meningkat, ruam makulo
(belakang telinga, batas rambut, menyebar dahi, wajah, leher, tubuh)
 3. Stadium penyembuhan
gejala berkurang, ruam menghitam, menghilang / mengelupas,
hiperpigmentasi (hilang 2-3minggu)
Penularan:
Droplet nude / kontak udara
Melalui darah
Tindakan:
Perbaiki KU
Cairan & kalori
Simtomatis (antipiretika)
Jika mal nutrisi : vit A
Atasi penyulit
Cara menghindari di rumah dg:
Makan, minum stu tempat disendirikan
Masker
Isolasi
Pakaian diguyur air panas
PERTUSIS

Suatu penyakit infeksi akut saluran napas dg


karakteristik berulang
Hemophylus pertusis / borderela pertusis / bacillus
bordet gengou
Sifat batang kecil, gram negatif, tdk bergerak, tumbuh
pd media bordet, gengou pd suhu 36°C
Gejala:
 Masa tunas 7-15 hari
 Lama penyakit 6 minggu, 3 stadium
1. Stadium Catoral (1-2 minggu)
 Batuk, pilek, panas
 Lakrimasi (flu) seperti nangis
2. Stadium Sposmodik / Padoksimal (2-4 minggu)
 Akhir minggu ke-2 batuk semakin parah & khas
 Expirasi 5-10, batuk kuat diakhiri whooping yaitu inspirasi dlm & berbunyi
melengking krn melewati glotis yg sempit
 Pasien gelisah, keringat banyak, muka merah, cyanosis
 Batuk berulang, sekret keluar atasi dg suction
 Sianosis krn ada penyempitan saluran hidung
3. Stadium Konvalensesi/ Penyembuhan (2 minggu – sembuh)
 Batuk, whooping, muntah, berkurang
 Nafsu makan membaik
PENATALAKSANAAN
Bedrest
Ventilasi
Diet lunak :
Mengurangi muntah
Mengurangi rangsangan batuk
O2
Hisap lendir
Antibiotik
DIPTHERIA
Selaput putih abu-abu mudah robek, merupakan
penyakit infeksi pd saluran pernafasan bagian atas
Gejala :
Demam
Lesu
Nyeri kepala
Anoreksia
Sesak napas, stider, nyeri menelan
Penularan :
Droplet infection
Benda asing yg terkontaminasi
Pencegahan :
Imunisasi DPT efek panas berarti bereaksi

Penatalaksanaan:
Tirah baring 10-14 hari
Nutrisi & cairan kalori
Trakeosiomi: lubang trakea dimasuki kanal
Teknik isolasi
Terapi antitoxin (ADS) anti mikroba
TBC
Adalah infeksi oleh mikrobakterium tuberkulosis
melalui pernapasan (udara)

Tidak selalu terjadi penularan tetapi tergantung :


Virulensi / keganasan
Daya tahan tubuh
Banyaknya kuman
Gejala & pemeriksaan :
Sumber penularan
Asimtomatis
Anoreksia malnutrisi
BB turun
Febris
Batuk + spuntum
Hemaptoe (+) / (-)
Cari tanda TBC ekstratoraka
RO’ foto bercak-bercak
Test tuberkulin (+) / (-)
Penatalaksanaan
Istirahat
Diet TKTP
DEFISIENSI VITAMIN A
Kekurangan vitamin A & provitamin A
Peran vitamin A:
Sintesa rodopsin dlm sel batang retina
Pembentukan epitel (sel-sel tanduk paling luar)
Pertumbuhan & pembentukan protein spasing effect,
tulang enkondral, osteoblass & apontoblast (gigi)
Dampak defisiensi:
Mata: buta, yerofialmia
Metaplasia epitel
Pertumbuhan terganggu
GEJALA
MATA:
 Buta malam
 Lakrimasi berkurang
 Bercak bitot (bercak hitam di retina)
 Xeroftalmia (mata melotot keluar)
 Keratomalasia
 Perforasi kornea (tembus / lubang)
 Fundus xerotalmikus (mata semakin melotot keluar)
KELAINAN EPITEL
 Hiperkeratosis
 Keratosis mukosa
 Metaplasia epitel saluran pernapasan
 Daya tahan tubuh menurun, infeksi nberulang / menahun

0
Pemeriksaan & Diagnosis
Diet rendah vit A , karotin, lemak & protein
Infeksi & gangguan saluran cerna

PENATALAKSANAAN
Vit A
Diet tinggi vit A , karotin, lemak & protein
Terapi penyakit penyebab / memperberat
Lebih baik pencegahan: kapsul vit A 200.000 SI + vit E
40 SI tiap 6 bulan pd anak 6 bln-6 thn, gizi sumber vit A
& karotin
VARICELA / CACAR AIR
Penyakit menular akut yg disebabkan oleh varicella
zooster.
Karakteristik :
Makula, papula, vesikel pd kulit & selaput lendir
Mudah menular: droplet, kontak
Terjadi pd semua usia tapi banyak pd anak : perilaku,
daya tahan tubuh
Gejala :
Masa inkubasi 11-12 hari, biasanya 13-17 hari
Akut < 6 bln
2 stadium
1. Stadium Prodronal
24 jam sebelum kelainan kulit timbul
Gejala : panas, malaise / lemah, anoreksia, kadang
muncul kelainan morbili
2. Stadium Erupsi
Papula merah kecil, vesika dg cairan jernih
Cairan keruh dlm waktu 24 jam
3-4 hari erupsi tersebar (dada, muka, extrimitas gatal)
Bermacam-macam erupsi yg merupakan tanda khas
jika disertai infeksi sekunder limpadenopati
umum
ASKEB
1. Pengkajian
2.Pemeriksaan Fisik
Masa prodronal :
Demam > 37,5 °C
Malaise
Anoreksia
Masa erupsi :
Papula
Makula
Vesikelkulit & selaput lendir
Gatal
limpadenopatia
Riwayat penyakit :
Pernah kontak dg penderita lain, adanya penderita di
lingkungan pasien, lama sakit / kpn gejala dirasakan :
gatal, febris, sulit tidur, rewel, perilaku

Masalah:
Peningkatan suhu
Aktifitas
Pemenuhan nutrisi
Rasa nyaman
Sosialisasi
Post terjadinya komplikasi & infeksi
INTERVENSI :
Kompres dingin
Banyak minum
Pengaturan makanan
Penyuluhan : personal hygiene, penularan,
pengaturan kamar
Perawatan isolasi
Pengaturan suasana
Mengurangi gatal dg colamine talk / lotion
Perawatan vesikel dg alat streril oles betadin
DEFISIENSI PROTEIN ENERGI
Gangguan gizi karena kekurangan protein / kalori
Protein zat pembangun :
Gangguan pertumbuhan
Atrofi otot
Kadar albumin serum menurun oedema ascites
Hb turun
Aktifitas / jumlah fagosit turun daya tahan tubuh
turun
Sintesis enzim turun gangguan
Hidrat arang + lemak = sumber tenaga
Pengecilan jaringan otot & lemak pemecahan
protein

Kwashiorkor (protein)
Moonface (wajah bulat)
Sembab
Asites
Cracy pavement dermatosis
Pembesaran hati (simesoprotein terganggu)
Nyeri tekan
MARASMUS
Muka seperti orang tua
Atrofi otot
Lemak subcutan tipis
Kulit kering & berlipat

Penatalaksanaan :
Rehidrasi untuk membantu metabolisme
Diet modisco
Vit A, B, C, D
Tranfusi, infus / oral
Abiotika
PAROTITIS
Infeksi akut & menular
Etiologi : virus
Gejala : pembengkakan kelenjar ludah, kelenjar parotis
Penularan : droplet, kontak langsung, bahan muntah,
mungkin melalui urin
Gambaran klinis :
Masa inkubasi : 14-21 hari
Prodomal : demam, sakit kepala, nyeri otot, malaisa,
nyeri tenggorokan
Pembengkakan kelenjar parotitis, unilateral kemudian
bilateral disertai rasa nyeri, sulit membuka mulut,
kelenjar sub mandibularis & sub lingualis sampain 2 bln.
Gambaran klinis:
Epidemo : artetis mungkin terjadi pada orang dewasa
Gofaritis : pada wanita (nyeri perut bagian bawah)
Mastitis : pankreatitis, artritis, nefritis kelaianan mata
Enselo : ensefalitis dpt terjadi sebelum atau sesudah
tanpa pembengkaan kelenjar parotis
Pentalaksanaa :
Isolasi
Bed rest (istirahat di tempat tidur selama demam &
pembengkaan kelenjar
Diet cair
Oral hygiene
Simtomatik
Lanjutan….
Kortikosteroid : 2-4 hari sebanyak 10 mg/kg/BB sehari
2 glubolin gama untuk mencegah artritis. Jika terjadi
artritis perlu istirahat baring penyangga sampai
pembengkaan hilang
Penyangga : mengurangi nyeri, mencegah
penyebaran infeksi
B. KONSEP ASUHAN
NEONATUS BAYI DAN ANAK
BALITA
1.ADAPTASI BBL TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR
UTERUS
2.PENCEGAHAN INFEKSI
3.RAWAT GABUNG
4.PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR
5.PEMERIKSAAN FISIK BBL
6.Apsgar SKOR
7.REFLEK – REFLEK BBL
8.PENAMPILAN DAN PERILAKU BAYI BARU LAHIR
9.JADWAL KUNJUNGAN NEONATUS
1. ADAPTASI BBL TERHADAP
KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS
PERKEMBANGAN PARU-PARU
Ketidakmatangan paru-paru akan mengurangi
peluang kelangsungan hidup BBL sblm usia
kehamilan 24 minggu, yg disebabkan oleh
keterbatasan pemukaan alveolus, ketidakmatangan
sistem kapiler paru-paru & tdk mencukupinya
jumlah surfaktan.
Interaksi antara sistem
pernafasan, kardiovaskuler &
susunan saraf pusat menimbulkan
pernafasan yg teratur &
berkesinambungan, jadi sistem-
sistem hrs berfungsi secara normal
Surfaktan & Upaya Respirasi Untuk
Bernafas
Upay pernafasan pertama bayi berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dlm paru-paru & mengembangkan
alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Produksi surfaktan dimulai pd 20 minggu kehamilan 30-40
minggu kehamilan meningkat sampai paru-paru matang.
Surfaktan ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan
paru-paru & membantu menstabilkan dinding alveolus
shingga tdk kolaps pd akhir pernafasan.
Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah
akhir setiap pernafasan, yg menyebabkan sulit bernafas.
Dari Cairan Menuju Udara
Bayi cukup bln, mempunyai cairan di dlm paru-
parunya. Pada saat bayi melalui jln lahir selama
persalinan, sekitar 1/3 cairan ini akan diperas
keluar paru-paru.
Dg beberapa kali tarikan nafas pertma, udara
memenuhi ruangan trakea & bronkus BBL.
Dg sisa cairan di dlm paru-paru dikeluarkan
dari paru-paru & diserap oleh pembuluh limfe
& darah
Fungsi pernafasan Dlm Kaitannya Dg
Fungsi Kardiovaskuler
Oksigenasi sangat penting dlm mempertahankan kecukupan
pertukaran udara
Hipoksia menyebabkan pembuluh paru-paru mengalami
vasokontriksi, tdk ada pembuluh darah yg terbuka, guna
menerima oksigen yg berada dlm alveoli, sehingga
penyebab penurunan oksigenasi jaringan akan memperburuk
hipoksia
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dlm alveolus & menghilangkan cairan paru-
paru yg mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe &
mebantu menghilangkan cairan paru-paru & merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim
Perubahan Sistem Peredaran Darah
Setelah lahir darah BBL hrs melewati paru-
paru untuk mengambil oksigen & mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan
oksigen ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yg baik pd BBL
terjadi dua perubahan besar:
Penutupan Foramen Ovale pd atrium jantung
Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-
paru & aorta
Dua Peristiwa Yg Mengubah Tekanan Dlm
Sistem Pembuluh Darah, adalah:

Pd saat tali pusat dipotong, resitensi pembuluh


sistemik meningkat & tekanan atrium kanan
menurun. Tekanan atrium kanan menurun krn
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal
ini menyebabkan penurunan volume & tekanan
atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu
darah dg kandungan oksigen sedikit mengalir ke
paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi
ulang.
Pernafasan pertama menurunkan resistensi
pembuluh darah paru-paru & meningkatkan
tekanan atrium kanan.
Oksigen pd pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi & sedikit terbukanya
sistem pembuluh darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakiatkan peningkatan volume darah &
tekanan pada atrium kanan. Dg peningkatan
atrium kanan & penurunan tekanan pd atrium
kiri, foramen ovale scr fungsional akan
menutup.
Perubahan Sistem Pengaturan Suhu
BBL blm dpt mengatur suhu tubuhnya,
sehingga akan mengalami stress dg adanya
perubahan lingkungan. Suhu dingin
menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada
lingkungan dingin, pembentukan sushu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi yg kedinginan untuk
mendapatkan kembali pans tubuhnya.
Cara Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Normal

Pencegahan kehilangan panas. BBL


tdk dpt mengatur tubuhnya
scrmemedai, & dpt dg cpt kedinginan
jika kehilangan panas tdk segera
dicegah.
Mekanisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan
glukosa dlm jumlah tertentu. Dg tindakan
penjepitan tali pusat pd saat lahir, seorang
bayi hrs mulai mempertahankan kadar
glukosa darahnya sendiri. Pd setiap BBL,
glukosa darah akan turun cpt dlm waktu
1-2 jam
Perubahan Sistem
Gastrointestinal
Hubungan antara esofagus bawah & lambung
masih blm sempurna yg menyebabkan gumoh
pd BBL & neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang
dari 30 cc untuk BBL cukup bulan. Waktu
pengosongan lambung adalah 2,5- 3 jam,
itulah sebabnya bayi memerlukan ASI sesering
mungkin.
Pada saat makanan masuk ke lambung
terjadilah gerakan peristaltik cpt. Ini
berarti bahwa pemberian makanan sering
diikuti dg refleks pengosongan lambung.
Bayi yg diberi ASI dpt bertinja 8-10 kali
sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari.
Bayi yg diberi minum PASI bertinja 4-6
kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan
mengalami konstipasi.
Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi blm matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan trhadap berbagai
infeksi & alergi. Oleh krn itu, pencegahan terhadap
mikroba & deteksi dini infeksi menjadi sangat
penting. Kekebalan alami dari struktur kekebalan
tbuh yg mencegah infeksi.
Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi
bayi kekebalan pasif dlm bentuk laktobasilus
bifidus, laktoferin, lisozim & sekresi IgA.
Perubahan Sistem Ginjal
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir
hingga masukan cairan meningkat,
mungkin air kemih akan tampak keruh
termasuk berwarna merah muda. Hal ini
disebabkan oleh kadar ureum yg tdk
banyak berarti.
Perubahan Sistem Reproduksi
Anak laki-laki tidak menghasilakan sperma
sampai pubertas.
Tetapi anak perempuan mempunyai ovum atau
sel telur dlm indung telurnya.
Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan
pembesaran payudara, kadang-kadang disertai
sekresi cairan pd putting pd hari ke 4-5, krn
adanya gejal berhentinya sirkulasi hormon ibu.
Perubahan Sistem
Muskuloskeletal
Otot sudah dlm keadaan lengkap pd saat lahir,
tetapi tumbuh melalui proses hipertropi.
Tumpang tindih atau molase dpt terjadi pd
waktu lahir. Molase ini dpt menghilang
beberapa hari setelah melahirkan.
Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga
usia 18 bulan.
Perubahan Sistem Neurologi
Sistem neurologi blm matang pd
saat lahir. Refleks dpt menunjukkan
keadaan normal dari integritas sistem
saraf & sistem muskuloskeletal
Perubahan Sistem Intergumentary
Pd BBL cukup bulan kulit bewarna merah dg
sedikit verniks kaseosa.
Sedangkan pd bayi prematur kulit tembus
pandang & banyak verniks.
Pd saatlahir verniks tdk semua dihilanhkan, krn
diabsorbsi kulit bayi & hilang dlm 24 jam.
BBL tdk memerlukan pemakaian bedak atau
krim, krn zat-zat kimia dpt mempengaruhi Ph
kulit bayi.
2. PENCEGAHAN INFEKSI
Sebelum & sesudah memengang bayi harus cuci
tangan
Hangatkan BBL
Berikan injeksi vitamin K
Berikan salep mata pada BBL
Minta imunisasi Hepatitis B sebelum bayi
berumur 7 hari
Jaga agar tali pusat selalu bersih dan kering
Jangan bubuhkan ramuan atau bahan lain pada
tali pusat
3. RAWAT GABUNG
Rawat gabung: perawatan ibu & bayi tidak dipisahkan
selama 24 jam.
Tujuan:
 Menyusui sedini mungkin
 Ibu dapat melihat & memahami cara perawatan bayi
 Ibu punya pengalaman merawat bayi
 Ikatan batin ibu & bayi
Syarat:
 Lahir spontan, presentasi kepala / presentasi bokong murni
 Bayi sehat, reflek hisap baik, tidak infeksi
 Bayi AS minimal 7
 UK 37mg / lebih
 BBL 2000-2500 gr / lebih
 Tidak infeksi intrapartum
 Bayi & ibu sehat
Tidak boleh dilakukan pada:
 Bayi prematur (<36 mg)
 Bayi BBL <2000 – 2500 gram
 Bayi dengan sepsis
 Bayi asfiksia
 Bayi dengan cacat bawaan
 Ibu dengan infeksi berat
Manfaat rawat gabung:
 Aspek fisik
 Aspek fisiologis
 Aspek psikologis
 Aspek ekonomi
 Aspek medis
4. PENGKAJIAN FISIK BBL
Sambil memeriksa katakan pada ibu tentang temuan-temuan yang
didapat. Keadaan normal sebagai berikut :
1.Keadaan umum aktif bila bangun
2.Pernafasan tanpa kesakitan 40-60 / mnt
3.Suhu tubuh hangat 36,5-372°C
4.BB bayi 1-3 turun 10% dari BBL hari ke-4 dan seterusnya
mulai naik
5.UUB tak menggelembung / cekung
6.Mata bersih, tak ada kotoran
7.Mulut selaput lendir basah, periksa refleks menghisap
perhatikan ketika bayi menyusui
8.Kulit merah muda, bila ada ikterus bayi sering disusui tiap 2
jam, kalau 2 hari tetap, harap beritahu bidan
9.Tali pusat kering bersih, kalau ada tanda infeksi segera
beritahu bidan
5. PEMERIKSAAN FISIK BBL
Lakukan pemeriksaan fisik
Sambil memeriksa katakan pada ibu tentang temuan-temuan yang didapat.
Keadaan normal sebagai berikut :
1. Keadaan umum aktif bila bangun
2. Pernafasan tanpa kesakitan 40-60 / mnt
3. Suhu tubuh hangat 36,5-372°C
4. BB bayi 1-3 turun 10% dari BBL hari ke-4 dan seterusnya mulai naik
5. UUB tak menggelembung / cekung
6. Mata bersih, tak ada kotoran
7. Mulut selaput lendir basah, periksa refleks menghisap perhatikan
ketika bayi menyusui
8. Kulit merah muda, bila ada ikterus bayi sering disusui tiap 2
jam, kalau 2 hari tetap, harap beritahu bidan
9. Tali pusat kering bersih, kalau ada tanda infeksi segera beritahu
bidan
beritahu bidan

6. Apgar SKOR
 Tanda-tanda yang perlu diperhatikan
Lihat, dengar, raba

 A : Appearance atau warna tubuh bayi


P : Pulse atau denyut jantung bayi
G : Grimace of face (seringai) atau perubahan
muka bayi (meringis) jika disentuh kakinya
A : Activity atau aktifitas / tonus otot kaki dan
tangannya
R : Respirations atau pernafasan bayi

 Jumlah nilai APGAR

 bayi normal 7-10


bayi abnormal 0-6
7. REFLEK – REFLEK BBL
Periksa refleks
- Moro (refleks terkejut)
- Menggenggam
- Menghisap
- Mencari sentuhan (roating)
- Melangkah (stepping)
8. PENAMPILAN DAN
PERILAKU BAYI
 Tidur
- Sampai 2 minggu setelah lahir bayi sering tidur
- Baringkan bayi pada sisi tubuh atau punggungnya tanpa
bantal ketika tidur
- Tidak tidur di tempat banyak angin tetapi memerlukan
udara segar

 Tali pusat
-Tali pusat harus dijaga tetap bersih dan kering, tiap hari
dibersihkan
- Baju harus bersih, kalau tidak menyebabkan infeksi /
iritasi
- Tali pusat puput maka daerah pusat dibersihkan dengan air
DTT dan dikeringkan
- Ibu segera memberitahu bidan bila tali pusat ada masalah
BAK :

1-2 kali dalam 24 jam pertama


10-12 kali sehari sesudah hari pertama

 BAB : Detekasi harus sudah terjadi dalam 24


jam pertama, warna hitam (hijau gelap)
meconium
9. JADWAL KUNJUNGAN
NEONATUS
1. Kunjungan pertama - Kn 1 : 6 S/D 48 jam
 2. Kunjungan kedua – Kn 2 : 3 S/D 7 hari
 3. Kunjungan ketiga – Kn 3 : 8S/D 28 hari
 Bayi berumur 1 Bln harus mendapatkan Imunisasi
BCG & Folio 1

Anda mungkin juga menyukai