Anda di halaman 1dari 17

 

GANGGUAN AUTISME PADA ANAK 

I. PENDAHULUAN
Anak yang terlahir dengan profil ideal, dan dapat tumbuh berkembang dengan
sempurna adalah harapan dari setiap orangtua, sehingga mereka memiliki kebanggaan serta
tuntuta
tuntutan
n yang sesuai dengan
dengan har
harapa
apannya
nnya di masa
masa depan.
depan. Nam
Namun
un pada
pada kenyata
kenyataan
an hidup,
hidup,
adakalanya harapan-harapan itu tidak terwujud. Dan setiap orang akan memiliki sikap yang
dapat mereka tampilkan bila menyadari sesuatu yang tidak diharapkan terjadi pada diri
mereka. Sehingga berbagai sikap dapat terjadi pada setiap orang tua yang menyadari bahwa
anak tercintanya menyandang “Autisme” . Banyak cara penerimaan yang ditunjukkan.
Dalam keadaan ini biasanya yang dikehendaki adalah anak akan dapat tumbuh dan kembali

normal sama
normal sama sepert
sepertii anak lainnya.
lainnya. Semakin
Semakin besar
besar penolak
penolakan
an pada
pada kondisi
kondisi yang ada,
semakin lama proses ini dapat diatasi oleh orang tua. Bagaimanapun juga peran orang tua
sangatlah penting bagi anak-anak dengan gangguan autisme.
Dalam waktu terakhir ini kasus penderita autisme tampaknya semakin meningkat
 pesat. Autisme tampak menjadi seperti epidemik ke berbagai belahan dunia. Dilaporkan
terdapat kenaikan angka kejadian penderita Autisme yang cukup tajam di beberapa Negara.
Keadaan tersebut diatas cukup mencemaskan mengingat sampai saat ini penyebab Autisme
adalah multifaktorial, dan sampai saat ini penyebab autis masih misterius dan menjadi
 bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia.
Sesuai
Sesuai Deklar
Deklarasi
asi Salaman
Salamanca
ca 1994
1994 bdan UU Sistem
Sistem Pendidik
Pendidikan
an Nasiona
Nasional,
l, anak 
 berkelainan khusus harus mendapatkan pendidikan setara dengan anak-anak lainnya.

1
 

I.A. DEFINISI
Istilah
Istilah Autisme
Autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “Isme” yang
 berartii suatu aliran. Jadi Autisme dapat diartikan
 berart diartikan sebagai suatu paham yang tertarik
tertarik hanya
 pada dunianya sendiri.
Autism
Autismee adalah
adalah penyaki
penyakitt neurop
neuropsik
sikiat
iatrik
rik atau ganggua
gangguan
n perkem
perkembang
bangan
an yang
kompleks yang ditandai oleh gangguan interaksi sosial, komunikasi, dan aktivitas imajinasi
se
sert
rtaa dise
disert
rtai
ai denga
dengan
n kete
keterba
rbata
tasa
san
n tingk
tingkah
ah la
laku
ku at
atau
au pe
pengu
ngula
langa
ngan
n ti
tingk
ngkah
ah la
laku
ku dan
dan
 perhatian.
Kelainan
Kelainan perkembangan
perkembangan yang berhubungan
berhubungan dengan autisme
autisme ini akan muncul dalam
waktu tiga tahun pertama kehidupan anak dan akan menetap pada masa dewasa. Bahkan
 pada autistic infantile gejalanya sudah ada sejak lahir.
Autisme secara tipikal ditandai sebagai bagian dari kelompok gangguan yang terdiri
dari Sindrom
Sindrom Asperg
Asperger
er (AS)
(AS) dan ganggua
gangguan
n meneta
menetap
p atau
atau Pervasi
Pervasive
ve Develo
Developme
pmental
ntal

Disorders (PDD) lainnya. AS dibedakan dari gangguan autistik oleh keterlambatan yang
 bermakna secara klinik dalam perkembangan bahasa (1 kata pada umur 2 tahun), selain
gejala-gejala kegagalan interaksi sosial dan tingkah laku atau perhatian maupun aktifitas
yang terbatas dan berulang yang menandai “autism-spectrum disorders (ASDs)”, artinya
 jenis gejala yang tampak serta berat-ringannya bisa sangat bervariasi. Tidak ada anak yang
mempunyai diagnosis yang sama menunjukkan pola dan variasi perilaku yang sama persis.
PDD digunakan untuk mengkategorikan anak-anak yang kriterianya kurang sesuai untuk 
autisme tetapi mereka sangat mendekati diagnosis autisme dengan 2-3 gejala autisme.
Autisme infantile (autisme pada masa anak-anak) adalah PDD yang awitannya muncul
sebe
sebelu
lum
m umur
umur 30
30-3
-36
6 bu
bula
lan
n da
dan
n ke
kega
gaga
gala
lan
n pa
pada
da in
inte
tera
raks
ksii so
sosi
sial
al da
dan
n ko
komu
muni
nika
kasi
si
 berhubungan dengan pola tingkah laku yang terbatas, berulang (repetisi) dan stereotipi.

I.B. Epidemiologi dan Statistik 


Ju
Juml
mlah
ah anak
anak yang
yang te
terk
rkena
ena autism
autismee makin
makin betam
betamba
bah.
h. Di Canad
Canadaa dan
dan Je
Jepa
pang
ng
  pert
pertam
ambah
bahan
an ini menca
mencapai
pai 40%
40% se
seja
jak
k tahu
tahun
n 1980
1980.. Di Cali
Califor
fornia
nia pa
pada
da ta
tahun
hun 2002
2002
disimpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya.
Badan Pusat Statistik mencatat,
mencatat, saat ini 1,5 juta anak di Indonesia
Indonesia yang mengalami
mengalami
autis. Namun, karena terbatasnya sarana pendidikan luar biasa, baru sekitar 50.000 anak 
 

yang mengenyam pendidikan.


  Diperkirakan 75-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental, sedangkan
20% dari mereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-bidang tertentu.
Estimasi prevalensi (peluang terjadinya) autisme antara 4-5 pasien/10.000 individu.
Berdasarkan
Berdasarkan penelitian
penelitian akhir-akhir ini diperk
diperkirakan
irakan prevalensi meningkat menjadi 10-
12/10.000 individu. Di AS tahun 1980-an, dari hanya 4-5 anak yang autis per 10.000
kelahiran naik menjadi 15-20 per 10.000 kelahiran pda tahun 1990-an. Pada tahun 2000-an,
sudah mencapai 60 per 10.000 kelahiran. Dari prevalensi ini sudah sangat diketahui bahwa
  jumlah penderita laki-laki 4x lebih banyak dibanding perempuan. Atau 80%nya adalah
laki-laki. Belum ada data prevalensi autisme di Indonesia. Namun, mengingat pola hidup
kurang
kurang se
sehat
hat di Nega
Negara
ra maju
maju pu
pun
n su
suda
dah
h me
mera
ramb
mbah
ah masy
masyar
araka
akatt kota-k
kota-kot
otaa besa
besarr si
Indonesia, fenomenanya diyakini mirip AS.

II. ETIOLOGI
1. Faktor Genetika
Beberapa
Beberapa teori
teori terakhi
terakhirr mengat
mengatakan
akan bahwa
bahwa factor
factor genetik
genetikaa memega
memegang
ng peranan
peranan
 penting pada terjadinya autistik. Lebih kurang 20% dari kasus-kasus autisme disebabkan
oleh faktor genetik. Penyakit genetik yang paling sering dihubungkan dengan autisme
adalah tuberous sclerosis (17-58%) dan sindrom fragile X (20-34%). Bayi kembar satu
telur
telur akan mengal
mengalami
ami ganggua
gangguan
n autist
autistik
ik yang mirip
mirip dengan
dengan saudara
saudara kembar
kembarnya.
nya. Juga
Juga
ditem
ditemuka
ukan
n beber
beberapa
apa anak
anak dala
dalam
m satu
satu kelu
keluarg
argaa at
atau
au dalam
dalam sa
satu
tu kelu
keluar
arga
ga besa
besarny
rnyaa
mengalami gangguan yang sama.

• Aberasi Kromosom
Kelaina
Kelainan
n kromos
kromosom
om sepert
sepertii delesi,
delesi, tra
transl
nslokas
okasi,
i, fragil
fragilee sit
sitee pada
pada autosom
autosom dan
kromosom
kromosom seks
seks sering
sering berkait
berkaitan
an dengan
dengan autisme
autisme infantil
infantile.
e. Hampir
Hampir semua
semua peneli
penelitian
tian
menemukan frekuensi kelainan kromosam pada autisme antara 5-12%. Yang paling sering
adalah kelainan struktur kromosom 15 (15q11-q13).
Gillbe
Gillberg
rg melapor
melaporkan
kan enam pender
penderita
ita autisme
autisme dengan
dengan inverse
inverse duplikas
duplikasii pada
pada
kromosom 15 dan empat kasus tersebut kelainannya berasal dari ibunya. Bentuk kelainan
kromosam autosom lainnya yang dilaporkan pada penderita autistic adalah fragile 16q23

3
 

(rapuh lengan panjang kromosom 16) dan kelainan struktur kromosom 17p11.
Dan akhir-akhir ini dilaporkan juga bahwa Sindrom Turner, wanita yang hanya
memunyai 1 kromosom X menunjukkan gejala-gejala autisme. Diantara penderita sindrom
Turner yang membawa pewarisan kromosom X dari ibu (maternal) ternyata mempunyai
resiko
resiko yang lebih
lebih tinggi
tinggi untuk
untuk mender
menderita
ita autism
autismee disband
disbanding
ing mereka
mereka yang mewari
mewarisi
si
krom
kromos
osom
om X da
dari
ri ba
bapa
pak
k (pat
(pater
erna
nal)
l).. Ta
Tamp
mpak
akny
nyaa kr
krpm
pmos
osom
om X be
berp
rper
eran
anan
an da
dala
lam
m
 perkembangan otak dan kecerdasan.

• Kelainan Genetik Biokimiawi


Beberapaa peneliti berpendapat bahwa pada keluarga
Beberap keluarga dengan anak yang autistik ada
ketidak
ketidak-sei
-seimba
mbangan
ngan neurotr
neurotransm
ansmitt
itter
er yang mengga
mengganggu
nggu pertum
pertumbuha
buhan
n otak
otak bayi pada
pada
masa
masa-m
-mas
asaa awal
awal ke
keha
ham
milan
ilan.. Baha
Bahan-
n-b
bah
ahan
an kimia
imiawi
wi monoamine, 5HT (5
hdroxytryptamine/serotonine) dan ca
cathe
theco
colam
lamine
ine (adr
(adren
enal
alin
in atau
atau ep
epin
ineph
ephrin
rine,
e,
dopamine,
dopam noradrenaline)) telah
ine, dan noradrenaline telah banyak
banyak diteli
diteliti
ti secara
secara luas pada autisme
autisme karena

keterlibatannya dalam menimbulkan gangguan tingkah laku dan efek dari dari antagonis
dopamine yang mengurangi gejala-gejala atau tingkah laku pada autisme.
• Kelainan Gen Tunggal
Patofisiologi penyakit akhir-akhir ini telah dibuktikan berbasis perubahan struktur 
asam nukleat (mutasi) yang diwariskan maupun akibat tekanan lingkungan seperti infeksi
virus.
2. Komplikasi Obstetrik 
Viru
Viruss se
sepe
pert
rtii Rube
Rubell
lla,
a, toxo,
toxo, herpe
herpes,
s, jamur
jamur,, nutri
nutrisi
si yang
yang buruk,
buruk, pe
perda
rdara
rahan
han,,
keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang
dp
dpat
at meny
menyeb
ebab
abka
kan
n fung
fungsi
si otak
otak ba
bayi
yi ya
yang
ng di
dika
kand
ndun
ung
g te
terg
rgan
angg
ggu
u te
teru
ruta
tama
ma fu
fung
ngsi
si
 pemahaman, komunikasi dan interaksi.
3. Gangguan Pencernaan
Akhir
Akhir-ak
-akhir
hir ini
ini dari
dari pe
penel
nelit
itia
ian
n te
teru
rungk
ngkap
ap ju
juga
ga hubung
hubungan
an antar
antaraa ga
gangg
nggua
uan
n
 p
pen
ence
cern
rnaa
aan
n da
dan
n ge
geja
jala
la auti
autist
stik
ik.. Te
Tern
rnya
yata
ta le
lebi
bih
h da
dari
ri 60%
60% pe
peny
nyan
anda
dang
ng au
auti
tist
stik
ik in
inii
mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi
(casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercerna dengan sempurna. Protein dari
kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam amino yang seharusnya dibuang

lewat urine.
 

3. Vaksinasi
Perdeba
Perdebatan
tan yang terjadi
terjadi akhir-ak
akhir-akhir
hir ini berkisa
berkisarr pada
pada kemungk
kemungkinan
inan penyeba
penyebab
b
autisme yang disebabkan oleh vaksinasi anak, terutama vaksinasi MMR ( Measles, Mumps,
Rubella).
Ju
Juga
ga Thim
Thimer
eros
osal
al ya
yang
ng digu
diguna
naka
kan
n se
seba
baga
gaii pe
peng
ngaw
awet
et va
vaks
ksin
in di
didu
duga
ga da
dapa
patt
menye
menyebab
babkan
kan auti
autism
sme.
e. Yakni
Yakni bahan
bahan yang
yang diguna
digunakan
kan pa
pada
da vaksi
vaksin
n untuk
untuk mence
mencega
gah
h
  perk
perkem
emba
bangb
ngbia
iakan
kan jamur
jamur atau
atau bakte
bakteri
ri se
sela
lama
ma pr
pros
oses
es manuf
manufact
acturi
uring
ng (p
(pem
embu
buat
atan,
an,
 pengemasan, pengiriman, penyimpanan, penggunaan). Terutama pada vaksin multidosis
yang telah
telah dibuka.
dibuka. Dan sampai
sampai sekara
sekarang
ng Thimer
Thimerosa
osall masih
masih diangga
dianggap
p paling
paling efekti
efektif 

membunuh virus, jamur atau bakteri pada vaksin.
Pernah dilaporkan kasus meningoensefalitis pada minggu ke3-4 setelah imunisasi
di Inggris dan beberapa tempat lainnya. Reaksi klinis yang pernah dilaporkan meliputi
kekakuan leher, iritabilitas hebat, kejang, gangguan kesadaran, serangan ketakutan yang

tidak beralasan dan tidak dapat dijelaskan, deficit motorik/sensorik, gangguan penglihatan,
defisit visual atau bicara yang serupa dengan gejala pada autisme.
 Namun teori ini telah dibantah oleh berbagai pihak. Dan telah disimpulkan bahwa
imunisasi MMR tidak mengakibatkan Autisme, bila anak sehat dan tidak berbakat autisme.
Tetapi teori, penelitian atau pendapat beberapa kasus yang mendukung keterkaitan autisme
dengan imnisasi,
imnisasi, tidak boleh diabaikan begitu saja. Walaupun adanya beberapa bukti yang
menyingkirkan pendapat adanya hubungan autisme dengan MMR, tetapi diduga imunisasi
dapat
dapat memi
memicu
cu memp
memper
erbe
berat
rat timb
timbul
ulnya
nya gangg
gangguan
uan pe
peri
rila
laku
ku pa
pada
da anak
anak yang
yang su
sudah
dah
mempuny
mempunyai
ai bakat
bakat autisme
autisme secara
secara genetik
genetik sejak
sejak lahir.
lahir. Sangatl
Sangatlah
ah bijaksa
bijaksana
na untuk
untuk leb
lebih
ih
waspad
waspadaa bila
bila anak sudah
sudah mulai
mulai tam
tampak
pak ditemu
ditemukan
kan penyimp
penyimpang
angan
an perkem
perkembang
bangan
an atau
atau
  peri
perila
laku
ku se
sejak
jak dini,
dini, mema
memang
ng se
seba
baikn
iknya
ya untu
untuk
k menda
mendapa
patk
tkan
an im
imuni
unisa
sasi
si MMR
MMR harus
harus
  berkons
berkonsult
ultasi
asi dahulu
dahulu dengan
dengan dokter
dokter anak.
anak. Bila
Bila anak sudah
sudah dicurig
dicurigai
ai ditemu
ditemukan
kan bakat
bakat
kelainan
kelainan Autism
Autismee sejak
sejak dini atau beresiko
beresiko untuk menjadi
menjadi autisme,
autisme, mungkin
mungkin bisa
bisa saja
menu
menund
ndaa da
dahu
hulu
lu im
imun
unis
isas
asii MMR se
sebe
belu
lum
m di
dipa
past
stik
ikan
an di
diag
agno
nosi
siss Auti
Autism
smee da
dapa
patt
disingkirkan.
disingkirkan. Meskipun sebenarnya pemicu atau faktor yang memperberat
memperberat Autisme bukan
hanya imunisasi. Kekhawatiran terhadap imunisasi tanpa didasari pemahaman yang baik 
dan pemikiran yang jernih akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang baru pada

anak. Dengan menghindari imunisasi maka akan timbul permasalahan baru yang lebih

5
 

  berbaha
berbahaya
ya dan dapat
dapat menganc
mengancam
am jiwa
jiwa terutam
terutamaa bila
bila anak terkena
terkena infeks
infeksii yang dapat
dicegah dengan imunisasi..
WHO
WHO (Wor
(World
ld Healt
Health
h Orga
Organis
nisat
atio
ion),
n), pa
pada
da bulan
bulan Ja
Janua
nuari
ri 2001
2001 me
menya
nyata
taka
kan
n
mendukung sepenuhnya penggunaan imunisasi MMR dengan didasarkan kajian tentang
keamanan dan efikasinya. Untuk Thimerosal sendiri, WHO masih mengakui sebagai zat
yang aman.

III. TEORI PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI AUTISME


Stabili
Stabilitas
tas inteleg
intelegensi
ensiaa dan emosio
emosional
nal seseora
seseorang
ng ter
tergant
gantung
ung pada
pada motif-
motif-mot
motif 
if 
internal seperti halnya informasi dari luar otak dan tubuhnya. Orang-orang yang autistik 
memp
mempuny
unyai
ai kecer
kecerda
dasan
san otak
otak yang
yang mena
menamp
mpil
ilkan
kan dunia
dunia mere
mereka
ka dan yang
yang menga
mengatu
tur 

kese
kesehat
hatan
an jasma
jasmani
ni mere
mereka,
ka, te
tetap
tapii mere
mereka
ka memp
mempuny
unyai
ai pe
perm
rmas
asal
alaha
ahan
n berat
berat deng
dengan
an
kepedulian, mempelajari dan meneliti tindakan, mereka juga megalami kesulitan dengan

 berbagai permasalahan internal, serta regulasi diri. Keterbatasan yang paling sering terlihat
adalah persepsi dan responsivitas terhadap apa yang sedang terjadi di dalam diri orang lain-
 bagaimana perasaan mereka, apa yang sedang mereka sadari dan apa yang ingin mereka
lakukan. Untuk memahami gambaran psikologis yang khas tersebut diperlukan pemahaman
mengenai teori bagaimana otak mampu memetakan tubuh dan perilaku orang lain.
Anatomi Otak 
Penelitian
Penelitian post mortem menunjukkan
menunjukkan adanya abnormalitas
abnormalitas di daerah-daerah
daerah-daerah yang
  berbeda pada otak anak-anak dan orang dewasa penyandang autisme yang bebeda-beda
 pula. Pada beberapa bagian dijumpai adanya abnormalitas, biasanya di lobus frontalis
( ya
yang
ng be
bert
rtan
angg
ggun
ung
g jawa
jawab
b un
untu
tuk
k pe
peng
ngat
atur
uran
an da
dan
n ko
kont
ntro
rol)
l),, at
atau
au di   system
system limbic
limbic
( bertanggung jawab untuk regulasi dan emosional), atau di batang otak dan ventrikel ke-IV 
(bert
(bertang
anggu
gung
ng jawab
jawab untuk
untuk koord
koordin
inasi
asi gera
gerak).
k). Pada
Pada pe
penel
nelit
itian
ian ini ti
tidak
dak di
diju
jump
mpai
ai
abnormalitas
abnormalitas tunggal, serta masih belum dapat dipastikan
dipastikan abnormalitas
abnormalitas mana yang khusus
untuk autisme.
Kimia Otak 
Kimia
Kimia otak
otak yang paling jelas
jelas dijump
dijumpai
ai abnorma
abnormall kadarny
kadarnyaa pada
pada anak autism
autismee
adalah Sero
Serotonin
tonin – hydroxy
hydroxytryp
tryptam
tamine (5-HT), yai
ine (5-HT) yaitu
tu sebaga
sebagaii neurotr
neurotransm
ansmitt
itter
er yang

 bekerja sebagai penghantar sinyal di sel-sel syaraf. Anak-anak penyandang utisme dijumpai
 

30% dan 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah.

Hubungan Antara Kelainan Otak dan Gejala Klinis


Gangguan pada srebelum atau otak kecil dapat menyebabkan reaksi atensi yang
lebi
lebih
h lamb
lambat
at,, ke
kesu
suli
lita
tan
n da
dala
lam
m pe
pemr
mros
oses
esan
an pe
pers
rsep
epsi
si at
atau
au memb
membed
edak
akan
an ta
targ
rget
et,,
overselektivitas dan kegagalan mengeksplorasi lingkungan. Derajat orientasi yang lambat
terhadap
terhadap stimulus
stimulus visual berhubungan dengan kelainan serebelum,
serebelum, bukan dengan kelainan
frontal. Kerusakan pada jaras serebelum-talamus-frontal menyebabkan kesulitan dalam hal
 belajar suatu prosedur.
Pada anak normal
normal,, serebel
serebelum
um atau
atau otak kecil mengal
mengalami
ami aktivasi
aktivasi selama
selama anak 
melakukan eksekusi motorik, belajar sensori-motor, atensi, working memmory,
memmory, dan bahasa.
Gangguan berat pada serebelum akan menyebabkan gangguan pada fungsi-fungsi tersebut.

III..
III A. Te
Teor
ori-T
i-Teo
eori
ri P
Pat
atof
ofis
isio
iolo
logi
gi Au
Auti
tism
smee
• Teori Ketidak seimbangan Neurotransmiter
Bahan-ba
Bahan-bahan
han kimiaw
kimiawii mono
monoam
amin
ine,
e, 5HT
5HT (5 hdro
hdroxy
xytry
trypta
ptami
mine
ne/se
/serot
roton
onin
ine)
e) dan
cathecolamine (adrenalin atau epinephrine, dopamine, dan noradrenaline) telah banyak diteliti
secara luas pada autisme karena keterlibatannya dalam menimbulkan gangguan tingkah laku dan
efek dari dari antagonis dopamine yang mengurangi gejala-gejala atau tingkah laku pada autisme.
  Norephineprine (NE)  dan  Epinephrine terlibat dalam mengatur perhatian dan stimulasi,
ganggua
gangguan
n pada
pada tra
transp
nspor
or neurotr
neurotransm
ansmite
iterr ini juga dikaitka
dikaitkan
n dengan
dengan autism
autisme.
e. Bahan-
Bahan-baha
bahan
n ini
 berfungsi untuk system sensoris, belajar, ingatan, nafsu makan, tidur dan fungsi motorik. Sehingga

adanya ketidak seimbangan neurotansmiter


neurotansmiter tersebut dapat mengakibatkan gangguan-gangguan
gangguan-gangguan
fungsinya.
Dan beberapa penelitian telah mendeteksi kenaikan 5HT didalam darah pada pasien-pasien
autis
autisti
tik,
k, se
sela
lain
in itu
itu juga
juga adanya
adanya pe
peni
ningg
nggia
ian
n se
sero
roto
tonin
nin pl
plat
atel
elet
et dalam
dalam darah
darah dan ur
urin.
in. Maka
Maka
 pemberian inhibitor serotonin memperbaiki gejala-gejala autisme.
Wanita hamil dalam keadaan normal mempunyai kadar Dopamine dan Serotonine serum
maternal meninggi dan diekspresikan pada jonjot plasenta. Neurotransmitter ini berfungsi pada
regula
regulasi
si pertum
pertumbuh
buhan
an dan kehidup
kehidupan
an sel saraf
saraf /otak
/otak bayi.
bayi. Aktivi
Aktivitas
tas enzim
enzim Dopami
Dopamine
ne Beta
Beta
Hydroxylase (DBH) serum menurun pada hampir semua ibu yang mempunyai 2 anak laki-laki
autistik
autistik (multipleks
(multipleks).
). Penurunan ini berhubungan dengan alel spesifik DBH yang disebut DBH-

7
 

(ada tanda minus). Karena DBH berfungsi untuk mengkonversi Dopamine ke Norepinephrine,
maka Dopamine dalam sirkulasi
sirkulasi akan meninggi
meninggi pada ibu yang mempunyai
mempunyai alel DBH- homozigot.
homozigot.
Kenaikan Dopamine level bersama-sama dengan kenaikan normal Dopamine dan 5HT selama
kehamilan akan mengganggu sistem penghantar sel-sel saraf sehingga menyebabkan gangguan
 pertumbuhan awal bayi dan diduga dapat menyebabkan autisme/PDD.

• Teori Gangguan Pencernaan ( Inflamantory Bowel Disease) dan Imunisasi


Telah diketahui bahwa penyandang Autistik mempunyai sistem pencernaan yang kurang
sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak 
tercerna dengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam
amino
amino yang seharu
seharusnya
snya dibuang
dibuang lewat
lewat urine.
urine. Ternyat
Ternyataa pada
pada penyand
penyandang
ang autisti
autistik,
k, peptid
peptidee ini
diserap
diserap kembali oleh tubuh, masuk kedalam aliran darah, masuk ke otak dan dirubah oleh reseptor 
reseptor 
opioid menjadi morphin yaitu casomorphin dan
dan gliadorphin
 gliadorphin,, yang mempunyai efek merusak sel-
sel otak dan membuat fungsi otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi
kognitif, reseptif, atensi dan perilaku.
Vaksin
Vaksin MMR
MMR yang diduga
diduga memicu
memicu reaksi
reaksi autoimu
autoimunita
nitass tubuh
tubuh ter
terhada
hadap
p myelin basic
 protein (MBP) atau protein myelin (lemak pelindung) pada otak yang terdapat pada grup anak-
anak rentan. Reaksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan dari sel-sel saraf otak. Selain itu juga
dikatakan
dikatakan bahwa vaksin MMR   juga
juga dapat memicu peradangan
peradangan dari intestinal, yang menyebabkan
menyebabkan
toksin beredar dalam sirkulasi darah. Dan toksin tersebut diduga masuk kedalam jaringan otak 
yang menyeba
menyebabkan
bkan kerusak
kerusakan
an dan dimani
dimanifes
festas
tasikan
ikan sebagai
sebagai gejala
gejala klinis
klinis dari autism
autisme.
e. Te
Teori
ori

didapat berdasarkan data patologi usus halus yang berhubungan dengan jenis virus dari vaksin
campak, dan temuan genome virus yang berasal dari vaksin dalam jaringan usus halus dan sel-sel
mononuklear di bagian tepi darah satu subkelompok anak-anak autis.
Dan Vaksin
Vaksin yang mengand
mengandung
ung Thimer
Thimerosal
osal,, atau
atau dikenal
dikenal pula
pula Sodium
Sodium 2-etil
2-etilmer
merkur
kurii
Thiosal
Thiosalisil
isilat
at atau
atau Sodium-
Sodium-2eti
2etilme
lmerkur
rkurioti
iotihiob
hiobenzo
enzoate
ate,, suatu
suatu senyawa
senyawa merkur
merkurii organik
organik yang
  bersif
bersifat
at neurotok
neurotoksik
sik jik
jikaa tid
tidak
ak dapat
dapat dim
dimeab
eaboloi
oloime
me tubuh
tubuh dan tel
telah
ah lama
lama digunak
digunakan
an sebagai
sebagai
 pengawet dan penstabil dalam vaksin. Normalnya kandungan merkuri dalm thiomerosal adalah
gugus
gugus etilme
etilmerkur
rkurii dari senyawa
senyawa organik
organik yang akan dimetab
dimetabolis
olisme
me bila masuk
masuk kedalam
kedalam tubuh
tubuh
hingga kemudian diekskresi melalui saluran cerna, tapi jika melebihi ambang batas yang tidak 
dapat ditoleransi oleh anak, dan masuk ke peredaran darah sehingga mencapai otak maka dapat
 

meningkatkan jumlah kematian saraf atau sel-sel otak yang dapat menyebakan autisme. Menurut
WHO kadar Thimerosal dalam vaksin yang diperbolehkan adalah 0,005%-0,02%.

IV..
IV KL
KLAS
ASIF
IFIK
IKAS
ASI,
I, KA
KARA
RAKT
KTER
ERIS
ISTI
TIK,
K, DAN TA
TAND
NDA-
A-TA
TAND
NDA
A AWAL

AUTISME
  Diagno
Diagnosti
sticc and Statisti
Statistical
cal Manual
Manual IV  atau  DSM-IV  mer
merupa
upakan
kan suatu
suatu system
system
diagnosi
diagnosiss yang dibuat
dibuat oleh
oleh perhim
perhimpuna
punan
n psikiat
psikiater
er Amerika
Amerika,, sed
sedang
angkan
kan  International 
Classification of Diseases-10 atau
atau ICD-10
 ICD-10 merupakan suatu sistem diagnosis yang dibuat
oleh WHO. Kedua system ini menyebutkan tentang Pervasive Developmental Disorder.
Seorang
Seorang anak dapat
dapat disebut
disebut mengal
mengalami
ami Ganggua
Gangguan
n Autist
Autistik
ik harus
harus memenuh
memenuhii kriteri
kriteriaa
dibawah ini :

IV. A. Klasifikas
Klasifikasii Autisme
DSM IV : Kriteria Diagnosis Untuk Gangguan Autistik :
A. Enam atau
atau Lebih Gejala
Gejala dari (1),(2),dan
(1),(2),dan (3) dengan
dengan paling se
sedikit
dikit 2 dari (1) dan
dan 1
dari masing-masing (2) dan (3)
1. Gangguan kualitatif interaksi sosial, yang terlihat sebagai paling sedikit 2 dari gejala
 berikut :
1.1. Gangguan yang jelas dalam perilaku non-verbal  (perilaku yang dilakukan tanpa
 bicara) misalnya kontak mata, ekspresi wajah, posisi tubuh, dan mimic untuk 
mengatur interaksi social
1.2. Tidak bermain dengan teman seumurnya, dengan cara yang sesuai

1.3. Tidak berbagi kesenangan, minat, atau kemampuan mencapai sesuatu hal dengan
orang lain, misalnya tidak memperlihatkan mainan pada orang tua, tidak menunjuk 
ke suatu benda yang menarik, tidak berbagi kesenangan dengan orang tua.
1.4. Kurangnya interaksi social timbale balik, misalnya tidak berpartisipasi aktif dalam
 bermain, lebih senang bermain sendiri
2. Gang
Ganggua
guan
n kualita
kualitatif
tif komunik
komunikasi
asi yang terliha
terlihatt sebagai
sebagai paling
paling tidak
tidak satu
satu dari gejala
gejala
 berikut :
2.1. Keterlambatan atau belum dapat mengucapkan kata-kata berbicara, tanpa disertai
usaha kompensasi dengan cara lain, misalnya mimic dan bahasa tubuh

9
 

2.2. Bila
ila dap
dapat be
berb
rbic
icar
ara,
a, te
terl
rlih
ihat
at ga
gang
nggu
guan
an ke
kesa
sang
nggu
gupa
pan
n me
mem
mul
ulai
ai at
atau
au
mempertahankan komunikasi dengan orang lain
2.3. Penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang, atau bahasa yang tidak dapat
dimengerti
2.4. Tidak adanya cara bermain yang bervariasi dan spontan, atau bermain meniru
secara sosial yang sesuai dengan umur perkembangannya
3. Pola
Pola pe
peri
rila
laku,
ku, minat
minat,, dan akti
aktivit
vitas
as yang
yang te
terb
rbata
atas,
s, beru
berula
lang,
ng, dan ti
tidak
dak berub
berubah
ah
(stereotipik), yang ditunjukkan dengan adanya 2 dari gejala berikut :
3.1. Minat yang terbatas, stereotipik dan menetap dan abnormal dalam intensitas dan
fokus
3.2. Keterikatan pada ritual yang spesifik tetapi tidak fungsional secara kaku dan tidak 
fleksibel
3.3. Gerakan motorik yang stereotipik dan berulang, misalnya flapping tangan dan jari,

gerakan tubuh yang kompleks


3.4. Preokupasi terhadap bagian dari benda
B. Keterlam
Keterlambata
batan
n atau
atau fungsi
fungsi abnorm
abnormal
al pada keteram
keterampila
pilan
n berikut,
berikut, yang muncul
muncul
sebelum umur 3 tahun
1. Inte
Intera
raks
ksii so
soci
cial
al
2. Bahasaya
Bahasayang
ng digunaka
digunakan
n sebagai
sebagai komuni
komunikasi
kasi social
social
3. bermai
bermain
n simb
simboli
olik
k atau
atau imajina
imajinatif 
tif 
C. Bukan
Bukan lebih
lebih meru
merupa
pakan
kan gejala
gejala sindro
sindrom
m Rett
Rett atau
atau Child
Childho
hood
od Disin
Disinteg
tegra
rativ
tivee
Disorder

IV. B Karakteristik Autism


Autismee
Anak autistik mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang :
1. Komunikasi
- Perkembangan bahasa lambat atau sama sekli tidak ada
- Anak tampak seperti tuli, sulit bicara, atau pernah berbicara tapi kamudien sirna
- Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya
- Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tidak dimengerti orang lain
- Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
- Senang meniru atau membeo (echolalia)
 

- Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanian tersebut tanpa mengerti artinya
- Sebagian dari anak ini tidak berbicara (non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai
usia dewasa
- Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila
ingin meminta sesuatu
2. Interaksi Sosial
- Pada masa bayi, kadang anak autisme tidak mau digendong atau terbaring berjam-jam tanpa
menangis atau membutuhkan orang tua
- Penyandang autistic lebih suka menyendiri
- Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan
- Tidak
Tidak tert
tertar
arik
ik untuk
untuk berm
bermai
ain
n bers
bersam
amaa te
teman
man atau
atau su
suli
litt untuk
untuk bert
bertem
eman,
an, dan kadan
kadang
g cara
cara
 bertemannya “aneh”
- Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh

3. Gangguan Sensoris
- Sangat sensitive terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk 
- Bila mendengar suara keras langsung menutuo telinga
- Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda
- Tidak sensitive terhadap rasa sakit dan rasa takut
4. Pola Bermain
- Tidak bermain seperti pada anak-anak pada umumnya
- Tidak suka bermain pada anak sebayanya
- Tidak kreatif dan tidak imajinatif 
- Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya diputar-putar 
- Senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angina, roda sepeda
- Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana

5. Perilaku
- Dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif)
- Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan seperti
  burung
burung,, berputa
berputar-p
r-puta
utar,
r, mendekat
mendekatkan
kan mata
mata ke pesawa
pesawatt televis
televise,
e, lar
lari,
i, berjal
berjalan
an bolak-b
bolak-balik
alik,,

melakukan gerakan yang diulang-ulang

11
 

- Tidak suka pada perubahan


- Dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong
6. Emosi
- Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alas an
- Temper tantrum (mengamuk tanpa kendali) jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya
- Kadang suka menyerang dan merusak 
- Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri
- Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain
 Namun harus diperhatikan bahwa gejala dari Gangguan Autistik sangat bervariasi dari
anak ke anak. Tidak semua anak menunjukkan gejala yang sama jenisnya, dan tidak semua anak 
menunjukkan gejala sama berat.

IV.C. Tanda-Tanda Awal Autisme Anak Usia 0-5 Tahun


• Bayi Lahir- Usia 6 Bulan
- Anak terlalu tenang/baik 
- Mudah terangsang (irritable)
- Banyak menangis terutama malam, susah ditenangkan
- Jarang menyodorkan kedua lengan untuk minta diangkat
- Jarang mengoceh
- Jarang menunjukkan senyuman social
- Jarang menunjukkan kontak mata
- Perkembangan gerakan kasar tampak normal


Usia 6 Bulan-2 Tahun
- Tidak mau dipeluk, atau menjadi tegang bila diangkat
- Cuek menghadapi kedua orang tuanya
- Tidak mau mengikuti permainan sederhana seperti “ciluk ba, bye-bye”
- Tidak berupaya menggunakan kata-kata
- Seperti tidak tertarik pada boneka atau binatang mainan untuk bayi
- Bisa sangat tertarik pada kedua tangnnya sendiri
- Mungkin menolak makanan keras atau tidak mengunyah

• Usia2-3 Tahun
- Tidak tertarik (terbatas) atau menunjukkan perhatian khusus
 

- Meganggap orang lain sebagai alat atau benda


- Menunjukkan kontak mata yang terbatas
- Mungkin mencium atau menjilati benda-benda
- Menolak untuk dipeluk dan menjadi tegang atau sebaliknya (tubuh menjadi lemas)
- Relatif cuek menghadapi kedua orang tuanya

• Usia 4-5 Tahun


- Bila anak akhirnya berbicara, tidak jarang echolalic
echolalic  
- Menunjukkan nada suara yang aneh (biasanya bernada tinggi dan monoton)
- Merasa sangat terganggu bila terjadiperubahan rutin pad kegiatan sehari-hari
- Kontak mata masih sangat terbatas, walaupun bisa terjadi perbaikan
- Tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa juga berangsur-angsur berkurang
- Melukai diri sendiri
- Merangsang diri sendiri

V. DIAGNOSIS BANDING
1. Asperger Disorder
Ditandai dengan gangguan sosial. Anak-anak dengan kelainan ini mungkin mempunyai perhatian
atau minat yang terbatas dan sering terlihat canggung. Pada umumnya mempunyai IQ yang lebih
dari 70 tanpa disertai keterlambatan perkembangan bahasa.

2. Disintegra
Disintegrative
tive Disorder

Anak dengan disintegrative Disorder dapat berkembang normal di semua bidang sampai mereka
 berumur 2-10 tahun. Pada saat itu, mereka mengalami
mengalami kemunduran komunikasi verbal, sosial dan
kemampuan kognitif yang berat dan biasanya meninggalkan kelainan yang menetap.
3. Rett Syndrom
Berhentinya perkembangan psikomotor pada umur 7-18 bulan dan diikuti kemunduran fungsi
mental, merupakan kelainan neurology yang sebagian besar ditemukan pada anak perempuan.
4. Pervasive Developmental Disorder not Otherwise Spesified (PDD-NOS)
Istilah ini digunakan untuk pasien yang tidak dapat dimasukan kedalam kategori yang telah disebut
sebelumnya.

13
 

VI. TERAPI PADA AUTISME


Manajemen pada Autistic Spectrum Disorder harus dilakukan secara komprehensif dan
terpadu, meliputi semua disiplin ilmu yang terkait meliputi tenaga medis yaitu psikiatri, dokter 
anak,, neurolo
anak neurologi,
gi, dokter
dokter rehabil
rehabilitas
itasii medik
medik dan non-med
non-medis
is yaitu
yaitu antara
antara lai
lain
n tenaga
tenaga pendid
pendidik,
ik,
 psikolog, ahli terapi wicara/okupasi/fisik, dan pekerja sosial.
Tujuan terapi pada ASD adalah untuk:
- mengurangi masalah perilaku
- meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya terutama dalam penguasaan bahasa
Manajemen disiplin ilmu dapat dibagi 2:
1. Non
Non Medi
Medika
kame
ment
ntos
osaa
2. Med
edik
ikam
ameentos
ntosaa

VI. A. Non Medikamentosa


• Terapi Edukasi
Hambata
Hambatan
n pada
pada individ
individu
u dengan
dengan ASD terutama
terutama pada interaksi
interaksi sosial
sosialnya.
nya. Hal ini akan
  berlanjut bila tidak segera ditangani pada usia sekolah, anak akan mengalami kesulitan  dalam
 berkomunikasi, bersosialisasi dengan lingkungan barunya (teman,guru). Oleh karena itu sebaiknya
anak sesegera mungkin dikenalkan dengan lingkungannya.
Meto
Metode
de pe
penga
ngaja
jara
ran
n : TEAC
TEACCH
CH (Tre
(Treat
atme
ment
nt and
and Educa
Educati
tion
on of Auti
Autist
stic
ic and Relat
Related
ed
Communication Handicappes Children). Merupakan suatu program yang sangat terstruktur yang
mengintegrasikan metode klasikal yang individual, metode pengajaran yang sistematik, terjadwal,
dan dalam ruang kelas yang ditata khusus.

• Terapi Perilaku
Gangg
Ganggua
uann pe
peri
rila
laku
ku pa
pada
da indiv
individu
idu denga
dengan
n ASD
ASD biasa
biasaya
ya meri
meripak
pakan
an sa
satu
tu gejal
gejalaa yang
yang
membuat
membuat orang
orang tua menyada
menyadari
ri bahwa
bahwa anaknya
anaknya berbeda
berbeda perkem
perkembang
bangaany
aanyaa dengan
dengan anak lai
lain
n
seusianya. Selain hiperaktivitas, impulsivitas, gerakan stereotipik, cara bermain yang tidak sama
dengan
dengan anak lain, juga
juga adanya
adanya agresi
agresivit
vitas
as dan perila
perilaku
ku yang cender
cenderung
ung melukai
melukai diri
diri sendir
sendiri.
i.
Kondisi inin sangat menguras tenaga, fisik/psikis orang-orang disekitarnya.
Metode yang banyak dipakai:
- ABA (Applied Behavioral Annalysis)
- Son Rise/Option Methode
Keberhasilan terapi ini sangat tergantung pada usia saat terapi itu dilakukan, kecerdasan
 

anak, dan intensitas dari terapi. Menurut Lovaas, usia yang terbaik adalah sekitar2-5 tahun dan
intensitas terapi sekitar 40 jam per minggu.
• Terapi Wicara
Terapi wicara yang diberikan pada individu dengan ASD berbeda dengan gangguan lain,
sehinggaa diperlukan
sehingg diperlukan pengetahuan yang baik mengenai ciri-ciri bicara dan berbahasa anak autistik.
autistik.
Terpi ini harus diberikan sejak dini dan intensif, bersama dengan terapi-terapi yang lain.

• Terapi Okupasi/Fisik 
Okupasi/Fisik 
Diperlukan
Diperlukan intervensi terapi olupasi/fisik
olupasi/fisik agar individu dengan ASD dapat melakukan
melakukan
gerakan
gerakan,, memega
memegang,
ng, menggu
mengguntin
nting,
g, menulis
menulis,, melompa
melompatt dengan
dengan terkont
terkontrol
rol dan teratur
teratur sesuai
sesuai
kebutuhan saat itu.

• Sensori Integrasi
Sensori
Sensori interg
intergras
rasii adalah
adalah pengorg
pengorganis
anisasia
asian
n informa
informasi
si melalui
melalui semua
semua sensor
sensorii yang ada
(gerakan,
(gerakan, sentuhan,
sentuhan, penciuman,
penciuman, penglihatan,
penglihatan, pendengaran,
pendengaran, body awareness
awareness dan gravitasinya)
gravitasinya)
untuk menghasilkan
menghasilkan respon yang bermakna.
bermakna. Melalui semua indera yang ada,otak menerima aliran
informasi tentang kondisi fisik dan lingkungan sekitarnya. Pad ASDterjadi disorganisasi pada
fungsi sarafnya, sehingga terjadi gangguan dalam aliran informasi ke otak. Hal ini yang sering
menimbulkan
menimbulkan pelbagai
pelbagai macam gangguan sensorik pada individu
individu dengan ASD, seperti koordinasi
koordinasi
motori
motorik
k yang buruk,
buruk, aktivit
aktivitas
as yang tidak
tidak terkont
terkontrol
rol,, hip
hipo/hi
o/hiper
persens
sensiti
itif,
f, perila
perilaku
ku melukai
melukai diri
diri
sendiri.
Dengan pendekatan sensori integrasi yang bertujuan mengintegrasikan sensorik yang ada,
diharapkan semua gangguan akan dapat diatasi.


AIT (Auditory Integration Training)
Pada intervensi AIT pada awlnya ditentukan suara yang mengganggu pendengaran dengan
 perangkat audiometer. Lalu diikuti dengan seri terapi yang memperdengarkan suara-suara yang
direkam, tapi tidak disertai dengan suara yang menyakitkan. Selanjutnya dilakukan desensitisasi
terhadap suara-suara yang menyakitkan tersebut.

• Intevensi Keluarga
Pada dasarnya anak hidup dalam keluarga, perlu bantuan keluarga baik perrlindungan,
 pengasuhan, pendidikan, maupun dorangan untuk dapat tercapainya perkembangan yang optimal
dari seorang anak, mandiri dan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.

VI. B. Medikament
Medikamentosa
osa

15
 

• Perilaku Disruptive
Perilaku  Disruptive

 Neuroleptik 
1) Neuroleptik Tipikal potensi rendah : Thioridazine (Melleril)

- Dapat menurunkan agresivitas dan agitasi


- Dosis : 0,5-3mg/kgBB?hari dibagi dalam 2-3x/hari
2) Neuroleptik Tipikal potensi tinggi haloperidol (Haldol, Serenace), Pimozide (Orap)
- Dapat menurunkan agresivitas, hiperakrivitas, iritabilitas, dan stereotipik 
- Dalam dosis kecil : 0,25-3 mg/hari
3) Neurol
Neurolept
eptik
ik Atipika
Atipikall : Risper
Risperidon
idonee (Rispe
(Risperdal
rdal,, Nopren
Noprenia)
ia),, Clozap
Clozapine
ine (Clozar
(Clozaril)
il),,
Olanzapine (Zyprexa)
- Risperidone bila dipakai dalam dosis yang direkomendasikan:
0,5-3mg/hari dibagi dalam 2-3x/hari, yang dapat dinaikkan 0,25mg setiap 3-5 hari sampai
dosis inisial tercapai 1-2mg/hari dalam 4-6 minggu, akan tampak perbaikan pada hubungan
sosial, atensi, dan gejala obsesif.
• Perilaku Repetitif 
Perilaku stereotipik seperti perilaku yang melukai diri sendiri, resisten terhadap perubahan
hal-hal rutin, ritual obsesif dengan anxietas yang tinggi dapat diatasi dengan Neuroleptik seperti
Risperidone ataupun Selective Serotonine Reuptake Inhibitors (SSRI). Kedua jenis medikamentosa
ini dapat dipakai secara efektif dalam bentuk kombinasi, masing-masing dalam dosis rendah. SSRI
yang banyak
banyak dipakai
dipakai adalah
adalah Fluoxet
Fluoxetine
ine (Prozac
(Prozac),
), Fluvoxa
Fluvoxamine
mine (Luvox)
(Luvox) dalam
dalam dosis
dosis kecil.
kecil.
Fluoxetine mulai dengan dosis 5-10mg pagi hari dan secara bertahap dinaikkan dosisnya sampai

mencapai dosis terapeutik.


 Naltrexone
 Naltrexone (Potent
(Potent Long-Acting
Long-Acting Opioid Antagonist)
Antagonist) mempunyai potensi untuk mengatasi
mengatasi
 perilaku melukai diri sendiri dan ritual pada anak dengan ASD dengan dosis 0,5-2mg/kg/hari.
• Inatensi
Stimulan
Stimulan : Methylphenidat
Methylphenidat (Ritalin,
(Ritalin, Concerta)
Concerta) dapat meningkatkan
meningkatkan atensi dan mengurangi
mengurangi
distraktibilitas. Dosis rendah 0,3mg/kgBB/hari.

• Insomnia
Intervensi farmakoterapi dapat diberikan untuk waktu yang tidak terlalu lama, sekitar 4-6
minggu dengan Diphenhydramine (Benadryl) dosis12,5-50mg setengah jam sebelum tidur.
Juga diberikan Neuroleptik yaitu Thioridazine 10-25mg menjelang waktu tidur 
 

• Gangguan Metabolisme

Pada
Pada anak
anak denga
dengan
n ASD
ASD banya
banyak
k ditem
ditemuka
ukan
n adanya
adanya gangg
gangguan
uan meta
metabol
bolis
isme
me,, se
sepe
pert
rtii
gangguan pencernaan, alergi makanan, ganguan kekebalan tubuhm ketidakmapuan anak-anak ini
untuk membuang racun dari tubuhnya sehingga banyak dari mereka yang keracunan legam berat.
Semua ganguan ini saling berkaitan dan akhirnya mengganggu fungsi otak.
Interve
Intervensi
nsi biomed
biomedis
is dapat
dapat dilakuk
dilakukan
an setela
setelah
h hasil
hasil tes laborat
laboratori
orium
um dipero
diperoleh
leh..
.. sem
semua
ua
gangguan metabolisme yang ada diperbaiki dengan obat-obatan maupun pengaturan diet antara
lain diet bebas gleten dan casein.

VI. PROGNOSIS
Pr
Prog
ognos
nosis
is umuny
umunyaa dite
ditentu
ntuka
kan
n berat
beratnya
nya gejal
gejala,
a, ti
tingg
ngginy
inyaa intel
inteleg
egens
ensii dan umur
umur saat
saat
didiagnosa. Makin berat gejala, prognosis makin buruk. Makin muda diagnosis ditegakkan , makin
  baik karena intervensi dapat segera dilakukan. Otak masih dapat dirangsang untuk membentuk 
myelin, yaitu bagian putih dari otak sampai 5 tahun.

Selain
Selain itu juga tergantung
tergantung dari
dari kecerdas
kecerdasan.
an. Makin
Makin cerdas
cerdas anak tersebut,
tersebut, makin
makin baik 
baik 
 prognosisnya, karena ia akan bisa menagkap pelajaran lebih cepat.

17

Anda mungkin juga menyukai