Tugas DR - Diah Arimbi - Samuel Willyarto Anugerah 20030006
Tugas DR - Diah Arimbi - Samuel Willyarto Anugerah 20030006
OLEH:
NIM : 20030006
PASCASARJANA
dinamika permasalahan. Permasalahan Kesehatan di Indonesia saat ini pun juga penuh
permasalahan baik dari segi pelayanan, Sumber Daya Manusia pemberi pelayanan,
yaitu perintah dari Undang-Undang No. 40 tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan
Sosial Nasional, kemudian pada tahun 2011 terbitlah Undang-undang No. 24 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) selanjutnya yang disebut BPJS adalah
badan penyelenggara program JKN yang mengawalinya dari bulan Januari tahun
2014. Berdasarkan Permenkes RI No. 28 tahun 2014, manfaat yang diperoleh dari
BPJS yaitu layanan yang bersifat komprehensif meliputi promotif, preventif, kuratif
Menurut Pasal 36 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Kesehatan baik fasilitas milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang
memenuhi ketentuan.
Menteri Kesehatan (PMK_ No. 28 than 2011 tentang Klinik. Yang dimaksud dengan
dari itu, sebuah klinik wajib menentukan pelayanan yang akan disediakan , karena
Belakangan ini ramai diberitakan mengenai kebijakan BPJS Kesehatan yang memutus
kontrak kerjasama sejumlah faskes. BPJS Kesehatan mencatat per 1 Januari 2019
sebanyak 19 Rumah Sakit dan 3 klinik tidak diperpanjang kontraknya. Salah satu
alasan pemutusan kerjasama itu karena faskes belum memenuhi persyaratan seperti
akreditasi. Tapi pemutusan kontrak kerjasama itu bakal tertunda karena Menteri
diberikan pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau swasta yang menjalin
kerjasama dengan BPJS. Hanya dalam keadaan darurat, pelayanan kesehatan dimaksud
dapat diberikan pada fasilitas kesehatan yang tidak menjalin kerjasama dengan BPJS.
Yang dimaksud dengan fasilitas kesehatan meliputi rumah sakit, dokter praktek, klinik,
laboratorium, apotek dan fasilitas kesehatan lainnya. Jalinan kerjasama antara BPJS
tertulis antara BPJS Kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang bersangkutan. Kontrak
tersebut harus dipersiapkan dengan baik, agar saling menguntungkan para pihak. Sesuai
dengan asas hukum, perjanjian kontrak yang sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi
para pihak yang membuatnya atau dikenal dengan asas pacta sunt servanda. Salah satu
Pasal 24 ayat (3) UU BPJS dilaksanakan oleh Direksi. Direksi BPJS hendaknya sejak
dini telah mempersiapkan diri untuk melakukan perundingan dengan fasilitas kesehatan
dalam rangka penyusunan kontrak dalam rangka pemberian manfaat program jaminan
kesehatan.
1. sebagai alat bukti; Kontrak dikategorikan sebagai alat bukti surat ialah segala sesuatu
yang memuat tanda-tanda bacaan yang bisa dimengerti dan mengandung suatu pikiran
tertentu.
undangan; dan/atau dalam hal ini kontrak antara BPJS dengan fasilitas kesehatan untuk
3. Untuk menjamin kepastian hukum. Kontrak menjamin kepastian hukum tentang isi
perjanjian yang mengikat para pihak. Karena paling tidak memuat para pihak, kapan
dan dimana dibuat, kapan mulai berlaku dan kapan berakhir, hak dan kewajiban para
Menurut bentuknya, perjanjian dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu perjanjian lisan
dan perjanjian tertulis yang lazim disebut kontrak. Dalam hukum perjanjian dikenal dua
macam kontrak, yaitu kontrak di bawah tangan yang dibuat dan ditandatangani oleh
para pihak, serta kontrak tertulis dalam bentuk akta otentik yang dibuat oleh/atau
kekuatan hukum yang sempurna seperti akta otentik, jika tanda tangan yang tertera
dalam akta dibawah tangan itu diakui atau dianggap diakui oleh penanda tangan.
Sedangkan kontrak yang dibuat oleh atau dihadapan notaris mempunyai kekuatan
pembuktian yang mengikat dan sempurna. Artinya apa yang dimuat dalam kontrak
Dengan kata lain konrak notariil sudah cukup membuktikan tentang peristiwa atau
perbuatan hukum yang dimuat di dalamnya, tanpa perlu penambahan alat bukti lainnya.
Dalam kontrak paling tidak harus dirumuskan secara jelas pokok transaksi. Dalam hal
ini pelayanan apa yang diberikan oleh fasilitas kesehatan untuk peserta program
jaminan kesehatan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, tata cara untuk
wanprestasi dan klausul lain yang umum terdapat dalam suatu kontrak.
Jika dilihat dari segi hukum terkadang perjanjian Kerjasama antara faskes dan
pihak penjamin Kesehatan sering kali sepihak dalam hal ini seperti :
dilakukan tidak sesuai dan tim audit terkadang bukan dari ahli yang mengerti.
3. Pembayaran pada setiap klaimnya dibayarkan tidak sesuai dengan angka yang
4. Penuntutan fasilitas yang berlebih namun tidak disesuaikan dengan apa yang
didapat dan pemenuhan kewajiban yang dimana dari pihak pemerintah sering sekali