Anda di halaman 1dari 36

Preplening keperawatan Gerontik – Profesi, Universitas Jember 2021

PRE PLANNING SENAM KEBUGARAN LANSIA DENGAN NYERI


SENDI DI WISMA DAHLIA UPT PSTW JEMBER TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Dengan


Dosen Pengapu : Ns. Fahruddin Kurdi, S.Kep., M.Kep

Oleh :
Kelompok 1A
Nia Nofilia Widarto, S. Kep NIM 202311101102
Dhenisa Nova Dyassari, S. Kep NIM 202311101107
Feryan Andre Darmawan, S. Kep NIM 20231110116

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 3234
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Semua manusia suatu saat pasti akan mengalami proses penuaan. Salah
satu perubahan kondisi fisik karena menua adalah pada sistem muskuloskeletal
yaitu gangguan pada persendian yang merupakan penyakit yang sering dijumpai
yang sangat erat hubungannya dengan proses menua dengan gejala utama nyeri
(Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit yang umum terjadi pada
masyarakat dari kelompok lansia. Selain faktor usia, banyak hal yang
mempengaruhi percepatannya, nyeri sendi muncul karena banyaknya lansia yang
tidak bisa mengontrol gaya hidupnya (Kurnia, 2015).

Masalah umum yang dialami oleh lansia adalah perilaku dalam


mencegah terjadinya nyeri sendi. Banyak lansia yang menganggap nyeri sendi
adalah hal yang sepele. Mereka tidak memperhatikan gaya hidupnya, seperti pola
makan, latihan fisik yang tepat atau rutin melakukan olah raga dan menjaga berat
badan agar tetap ideal, bahkan kebanyakan lansia khususnya laki-laki masih
banyak yang merokok, sehingga banyak dari mereka mengalami nyeri sendi
(Sapnudin, 2015). Penyakit ini dikatakan dapat terjadi pada siapa saja, namun
kemunculan dan keparahan masih bisa dicegah dengan beberapa langkah
perubahan pada gaya hidup, diantaranya perubahan pada gaya hidup olahraga, dan
pola makan yang tepat (Kurnia, 2015). Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO
telah mengkatagorikan nyeri sendi sebagai salah satu dari empat kondisi otot dan
tulang yang membebani 2 individu, sistem kesehatan, serta sistem perawatan
sosial dengan biaya yang cukup besar. Menurut data WHO pada 2008, nyeri sendi
telah diderita 151 juta jiwa di dunia dengan 24 juta jiwa diantaranya berada di
kawasan Asia Tenggara.

Prevalensi penyakit sendi di Indonesia mencapai 34,4 juta orang dengan


perbandingan penyakit sebesar 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.
Prevalensi data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013
menunjukkan, sebanyak 11,5% penduduk Indonesia menderita penyakit nyeri
sendi. Prevalensi penyakit sendi di Jawa Timur juga cukup tinggi hingga
mencapai 30,9%.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Pada usia lanjut telah terjadi kemunduran fisik pada organ tubuh. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut yaitu dengan
memperhatikan faktor gizi dan olahraga. Dengan semakin meningkatnya usia
maka sudah jelas kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan
semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat usia lanjut kemampuan akan
turun antara 30-50%. Oleh karena itu, bila para usia lanjut ingin beolahraga harus
memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dan kemungkinan adanya penyakit.
Olahraga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban
ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak
kompetitif/bertanding (www.bkkbn.co.id., 2006).

Dari beberapa uraian di atas maka telah dijelaskan bahwa program


pembinaan kesehatan lanjut usia sangat dibutuhkan. Posyandu atau pos pelayanan
terpadu yang merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta
masyarakat telah berupaya untuk melaksanakan program pembinaan kesehatan
lanjut usia. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa
pendidikan profesi Ners FKEP UNEJ di PSTW Jember sebagian besar lansia
mengalami penurunan kesehatan dan mudah merasa linu linu di persedian.
Sehingga di berikan senam lansia untuk melemaskan persendian pada lansia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yaitu defisit


pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai penyakit dan terapi d.d klien
mengatakan klien mengalami nyeri di persendian dan otot.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) ini bertujuan untuk
membantu meningkatkan kesehatan pada kelompok lansia yaitu dengan
senam kebugaran lansia di UPT PSTW Kabupaten Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan manfaat olahraga bagi lansia dengan benar tanpa melihat
catatan/ leaflet.
b. Menyebutkan prinsip olahraga bagi lansia dengan benar tanpa melihat
catatan/ leaflet.
c. Menyebutkan langkah-langkah olahraga bagi lansia dengan benar
tanpa melihat catatan/ leafleat
d. Mendemonstrasikan langkah-langkah olahraga bagi lansia dengan
benar tanpa melihat catatan/leaflet

2.1.2 Bagi Komunitas lansia


Manfaat yang didapat dari senam kebugaran lansia ini agar pasien di
PSTW Kabupaten Jember memahami tentang cara melakukan senam
kebugaran lansia dan manfaat berolahraga ringan untuk merenggangkan otot,
dan meningkatkan kekuatan fisik dan memperendah persentase linu pada
lansia.

2.1.4 Bagi Tenaga Kesehatan


Manfaat senam kebugaran lansia ini bagi tenaga kesehatan yaitu semakin
bertambahnya wawasan dan menjadi referensi tambahan untuk tenaga
kesehatan lainya dengan melakukan asuhan keperawatan pada kelompok lansia
dengan masalah nyeri otot.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Nyeri sendi pada lanjut usia memang sudah menjadi hal yang wajar.
Hampir semua lansia mengalami nyeri sendi. Namun, bukanlah berarti
semakin tua, semua orang akan mengalami gangguan pada sendi. Pencegahan
yang benar sejak dini, lansia tetap saja dapat melakukan aktivitas tanpa
terganggu oleh nyeri sendi. Penyebab nyeri sendi yang paling sering adalah
proses penuaan, pada keadaan ini terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi,
tulang rawan sendi akan menjadi menjadi tipis, sehingga membuat
permukaan tulang tumbuh saling berdekatan. Kartilago pada persendian
menjadi rentan terhadap gesekan. Hal ini mengakibatkan deformitas sendi
yang secara khas dan akan mengakibatkan terjadinya nyeri sendi (Stanley,
2007).
Penyebab lain dari nyeri sendi adalah obesitas. Kegemukan atau
obesitas merupakan faktor lain penyebab terjadinya nyeri sendi pada lutut.
Orang yang mengalami obesitas terjadi peningkatan beban pada persendian
khususnya tulang pinggul dan lutut. Berat badan yang melebihi normal
menyebabkan tekanan yang berlebih pada pinggul dan lutut. Hal ini
menyebabkan resiko tinggi terjadinya nyeri sendi khususnya pada daerah
lutut. Selain itu, zat lemak yang menumpuk pada penderita obesitas
menyebabkan terjadinya peradangan sendi, hal ini turut berkontribusi
terhadap tingginya kejadian nyeri sendi pada orang yang mengalami obesitas.
Nyeri sendi setidaknya telah menyebabkan 97% penderita mengalami
keterbatasan gerak, dan 7 dari 10 orang mengalami penurunan mobilitas,
bahkan sebagian tidak bisa bergerak, belum lagi dengan semakin berubahnya
gaya hidup yang ada, semakin meningkatkan pula resiko terserang nyeri sendi
dini. Selain itu, dampak yang ditimbulkan akibat nyeri sendi pada lansia dapat
berakibat fatal sehingga sendi tidak bisa digunakan, sendi menjadi kaku,
kesulitan berjalan, bahkan sampai lumpuh total. Rasa sakit yang timbul juga
dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah


nyeri sendiri selain tindakan farmakologi, yaitu latihan fisik. Menurut
Mahardika (2010), Setelah diberikan perlakuan senam lansia secara
terprogram, nyeri sendi dapat mengalami penurunan. Senam lansia dapat
merangsang penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan saraf
parasimptis yang berpengaruh pada penurunan hormone adrenalin,
norepinefrin dan katekolamin, serta vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh
darah yang mengakibatkan transport oksigen keseluruh tubuh terutama otak
menjadi lancar, sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi
normal. aktivitas olahraga yang teratur untuk membakar glukosa melalui
aktivitas otot yang yang akan menghasilkan ATP sehingga endorphin akan
muncul dan membawa rasa nyaman, senang dan bahagia. Olah raga akan
merangsang mekanisme HPA (Hypothalamus-Pituitary-Adrenal) axis untuk
merangsang kelenjar pineal untuk mensekresi serotonin dan melatonin. Dari
hipotalamus rangsangan akan diteruska ke pituitary (hipofisis) untuk
membentuk beta endorphin dan enkephalin yang akan menimbulkan rileks
dan perasaan senang.
Senam lansia merupakan serangkaian gerak nada yang teratur, terarah
dan terencana dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap aktifitas
fisik pada lansia. Senam lansia termasuk senam dengan intensitas ringan
sampai sedang, serta bersifat menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan
sebagian besar otot tubuh (Handayani, 2013). Manfaat gerakan-gerakan
dalam senam lansia dapat meningkatkan kebugaran kardio-respirasi, kekuatan
dan ketahanan otot, kelenturan dan komposisi tubuh seimbang. Senam lansia
di lakukan sampai 3-5 kali seminggu dengan waktu pelaksanaan 15-60 menit.
Gerakan senam lansia meliputi pemanasan, inti dan pendinginan.

3.2 Kerangka Penyelesaian

Melakukan pengkajian pada pasien di UPT PSTW Jember

Permasalahan yang sering muncul adalah mengenai nyeri sendi


pada lansia
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Melakukan perencanaan dan kontrak waktu untuk pelaksaan senam


kebugaran lansia

Pemateri mendemonstrasikan dan mengajarkan latihan senam kebugaran lansia

Meminta klien untuk dapat mendemontrasikan dan melakukan latihan


senam kebugaran lansia secara mandiri

Memberikan reinfrocement positif pada klien setelah selesai mempraktikkan


senam kebugaran lansia dan memotivasi klien untuk sering melakukan senam
minimal 3 kali dalam seminggu
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan mengenai senam kebugaran lansia membantu
meningkatkan gaya hidup sehat kepada lansia dan bisa meredakan rasa nyeri
sendiri pada lansia. Dalam realisasi, untuk mengatasi masalah nyeri lansia
dapat dilakukan dengan latihan fisik salah satunya senam kebugaran pada
kelompok lansia.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan mengenai senam
kebugaran lansia yaitu pada kelompok lansia di UPT PSTW Ruang dahlia
Kabupaten Jember.

4.3 Metode yang Digunakan

1. Jenis model pembelajaran :ceramah dan praktik


2. Landasan teori : diskusi dan demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan dan mengajarkan cara senam
kebugaran lansia Memantau jalannya latihan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Handayani S. 2013. Perbedaan Kebugaran Lansia Sebelum dan Sesudah di


Lakukan Senam Lansia Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CC4
QFjADahUKEwiB2_S77YTJAhWEk5QKHWtfBd4&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F34542%2F5%2FChapter
%2520I.pdf&usg=AFQjCNGLK--
6vS3d5eSCRFj6aDNS8aOh7Q&sig2=zFSYZOQFhfaqdZ_S2F4eqw&bvm
=bv.106923889,d.dGo diakses pada tanggal 15 mei 2019 pukul 09.00

Mahardika J, Joni H dan Abu B. 2010. Hubungan Keteraturan Mengikuti Senam


Lansia dan Kebutuhan Tidur Lansia Di UPT PSLU Pasuruan di Babat
Lamongan. Surabaya: Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga.

Udjianti W J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika


World Health Organization (WHO). (2010). The World Health Statistics 2010
.http://www.apps.whso.int.ghodata diakses pada tanggal 16 mei 2019 pukul
11.00
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media poster

Jember, 18 Agustus 2021


Pemateri

Kelompok 1A
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2021

BERITA ACARA

Pada hari ini, Rabu, 18 Agustus 2021, pukul 09.00-10.00 WIB bertempat di ruang
dahlia UPT PSTW Jember, Kabupaten Jember. Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai Senam kebugaran lansia
oleh Mahasiswa profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 5
orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 18 Agustus 2021

Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Gerontik
FKEP UNEJ

Ns. Fahruddin Kurdi, S.Kep., M.Kep


NIP 198806102019031019
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2021

BERITA ACARA

Pada hari ini, Rabu, 18 Agustus 2021, pukul 09.00-10.00 WIB bertempat di ruang
dahlia UPT PSTW Jember, Kabupaten Jember. Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai Senam kebugaran lansia
oleh Mahasiswa profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 5
orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 18 Agustus 2021

Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Gerontik
FKEP UNEJ

Ns. Fahruddin Kurdi, S.Kep., M.Kep


NIP 198806102019031019
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2021

DAFTAR HADIR

Kegiatan TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) P mengenai Senam kebugaran lansia


oleh Mahasiswa profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Pada hari
ini, Rabu, 18 Agustus 2021, pukul 09.00-10.00 WIB bertempat di ruang dahlia
UPT PSTW Jember, Kabupaten Jember. Propinsi Jawa Timur
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.

Jember, 18 Agustus 2021

Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Gerontik
FKEP UNEJ

Ns. Fahruddin Kurdi, S.Kep., M.Kep


NIP 198806102019031019

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Senam Kebugaran Lansia


Sasaran : Kelompok lansia
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Agustus 2021
Tempat : Ruang Dahlia UPT PSTW Jember
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang cara melakukan Senam kebugaran lansia
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 40 menit
sasaran akan mampu:
a. Menyebutkan manfaat olahraga bagi lansia dengan benar tanpa melihat
catatan/ leaflet.
b. Menyebutkan prinsip olahraga bagi lansia dengan benar tanpa melihat
catatan/ leaflet.
c. Menyebutkan langkah-langkah olahraga bagi lansia dengan benar tanpa
melihat catatan/ leafleat
d. Mendemonstrasikan langkah-langkah olahraga bagi lansia dengan benar
tanpa melihat catatan/leaflet
3. Pokok Bahasan
Senam kebugaran lansia
Subpokok Bahasan
a. Pengertian Senam kebugran lansia
b. Tujuan dan manfaat Senam kebugaran lansia
c. Langkah-langkah melakukan Senam kebugaran lansia
4. Waktu
1 x 30 menit

5. Bahan/Alat yang digunakan


a. Poster
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

b. Musik/ Laptop
6. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Pertemuan kelompok
b. Landasan pokok :
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut
7. Setting Tempat

8. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang senam kebugaran lansia
untuk para lansia di ruang dahlia kemudian membuat media pembelajaran
yaitu poster .

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Proses Tindakan Waktu
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta


Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan 3 menit
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan dan 24 menit
tentang: memberi tanggapan
a. Pengertian
Senam
kebugaran
lansia
b. Tujuan dan
manfaat senam
kebugaran
lansia
2. Langkah-langkah
melakukan senam
kebugaran lansia
3. Memberikan
kesempatan
kepada kelompok
lansia untuk
bertanya
4. Menjawab
pertanyaan
5. Mendemonstrasi
kan latihan
senam kebugaran
lansia
6. Memberikan
kesempatan
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

kepada kelompok
lansia untuk ikut
mempraktikkan /
mendemonstrasik
an senam
kebugaran lansia
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 3 menit
materi yang telah menanggapi
diberikan
b. Mengevaluasi
hasil pendidikan
kesehatan dan
demonstrasi
c. Memberikan
leaflet tentang
senam
d. Salam penutup
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SENAM kebugaran lansia

Fkep
Universitas Jember
Prosedur tetap No Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Tanggal terbit: Ditetapkan Oleh :
1. Pengertian Senam kebugaran lansia adalah program latihan dengan
kecepatan yang rendah (low velocity) dan aman bagi lansia
dengan menggabungkan latihan pernapasan, relaksasi, dan
struktur gerakan yang pelan dan lembut.
2. Tujuan a. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan darah

b. Memperbaiki gerak dengan meningkatnya fleksibilitas


dan kekuatan otot penyokong postur tubuh dan
keseimbangan

c. Meningkatkan kekuatan fisik

d. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi

e. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan tubuh

3. Indikasi Semua lansia dengan proses penuaan


4. Kontraindikasi a. Klien pasca stroke
b. Klien dengan hipertensi tidak terkontrol
5. Persiapan pasien Lansia sebaiknya menggunakan pakaian dengan kriteria :
a. Tidak menghalangi gerakan, misalnya ketat atau terlalu
longgar
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

b. Cukup ventilasi
c. Menggunakan bahan yang mudah menyerap keringat
(misal katun atau kaos)
d. Tampak rapi dalam penampilan
e. Menggunakan sepatu olahraga atau sepatu datar supaya
tidak menghalangi peregangan betis
6. Persiapan alat a. Pakaian olahraga
b. Sepatu

7. Cara kerja a. Persiapan klien dengan mengkaji tanda-tanda vital


terutama denyut jantung maksimum
b. Latihan dimulai dengan gerakan 1, gerakan pembukaan,
gerakan 2, gerakan 3, gerakan 4, gerakan 5, gerakan 6,
gerakan 7, gerakan 8, dan gerakan 9 dengan lama latihan
selama 20-60 menit
c. Latihan dilakukan 3-5 kali per minggu dengan berselang
satu hari dalam zona latihan
d. Beban latihan menggunakan 60-90 % maksimum denyut
jantung, tetapi pemula dianjurkan menggunakan 50-60%
dari V O2 maksimum
e. Pemanasan dan pendinginan 5-10 menit dan latihan ini
selama 15-30 menit
f. Urutan gerakan sampai dengan gerakan 9 adalah sebagai
berikut :

Gambar 1
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

1. Latihan kepala dan leher 


Latihan keatap kemudia menunduk sampai dagu ke
dada

2. Putar kepala dengan melihat sebahu setelah kanan


lalu kiri

3. Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu


sebelah kiri
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Latihan bahu dan lengan


1. Angkat kedua bahu keatas mendekati telinga, kemudia
turunkan kembali perlahan

2. Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan


kedepan lurus dengan bahu. Pertahankan bahu tetap
lurus dan kedua tangan bertepuk kemudian angkat
lengan keatas kepala
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

3. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher


kemudian raihlah punggung sejauhmungkin yang dapat
dicapai. Bergantian tangankanan dan kiri

4. Letakan tangan di pungung kemudian coba meraih


keatas sedapatnya
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Latihan tangan
1) Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-
jarinya dan tekan kemeja.

2) Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi


permukaan telapak tangan untuk menyentuh jari
kelingking. Kemudian tarik kembali

3) Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu


jari dan kemudian setelah menyentuh tiap jari.

4) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan


jari-jari selurus mungkin.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Latihan punggung
1) Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu
sisi kemudian kesisi yang lain.

2) Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki,


putar tubuh dengan melihat bahu kekiri dan kekanan.

Latihan pernafasan 
1) Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

relaks.

2) Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik


nafas dalam-dalam maka terasa dada mengambang.

3) Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya.


Terasa tangan akan menutup kembali

8. Hasil a. Bertambahnya kekuatan fisik


b. Mengurangi nyeri sendi
c. Meningkatnya daya tahan kardiorespirasi
d. Meningkatnya kecepatan dan kelenturan tubuh
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 5: Materi

SENAM KEBUGARAN LANSIA

A. Definisi Senam Kebugaran Lansia


Aktifitas fisik seperti senam bugar lansia dapat meningkatkan efisiensi kerja
jantung. Elastisitas pembuluh darah akan meningkat sehingga jalannya darah akan
lebih lancar , memperlancar pembuangan zat sisa metabolisme, otot rangka akan
bertambah kekuatan, kelentukan dan daya tahannya, sehingga lansia tidak mudah
jatuh. Persendian akan bertambah lentur, sehingga gerakan sendi tidak akan
terganggu. Berat badan tubuh terpelihara dan kebugaran akan bertambah sehingga
produktivitas akan meningkat. Senam bugar lansia juga dapat menyebabkan
seseorang menjadi lebih tenang, mengurangi ketegangan dan kecemasan sehingga
membuat seseorang lebih kuat menghadapi stres dan gangguan hidup sehari-hari,
lebih dapat berkonsentrasi, dan tidur lebih nyenyak sehingga lansia dapat
menikmati masa tua dengan sehat dan bahagia. Bagi lansia yang memiliki riwayat
penyakit maupun yang tidak sangat dianjurkan untuk melakukan senam bugar
lansia secara teratur yang tentunya disesuaikan dengan kondisi kesehatan lansia
tersebut. Bagi petugas kesehatan disarankan agar selalu memberikan KIE dan
motivasi pada lansia untuk melakukan senam bugar lansia secara teratur.
Pengertian Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan,
tindakan memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas
yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam adalah serangkaian gerak nada yang
teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau
berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk
mencapai tujuan tersebut (santosa, 1994). Lansia seseorang individu laki-laki
maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. Jadi senam lansia adalah
serangkaian gerak nada yang teratur dan terararah serta terencaana yang diiikuti
oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

B. Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan


1. Senam kebugaran lansia
Jenis olahraga yang bisa dilakukan pada lansia antara lain adalah senam
lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar
karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan
membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.
Dapat dikatakan bugar, atau dengan perkataan lain mempunyai kesegaran
jasmani yang baik bila jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh
seluruhnya dapat menjalankan fungsinya dalam waktu yang cukup lama
2. Senam otak
Manfaat dari senam otak antara lain : melepas otak dari ketegangan,
meningkatkan kecerdasan akademik, mengurangi stress, meningkatkan daya
ingat, meningkatkan kemampuan berbahasa, memperbaiki kondisi
emosional yang berpengaruh pada kondisi social.
3. Senam osteoporosis
Kendati osteoporosis dikenal sebagai penyakit silent killer (pembunuh
tersembunyi), tidak berarti kedatanganya tidak bisa diantisipasi.
Osteoporosis sebenarnya bisa dicegah, tetapi dengan beberapa persyaratan.
Untuk mencegah osteoporosis, maka kebiasaan merokok, minum kopi,
alcohol dan soft drink harus di kurangi. Sebaliknya harus membiasakan
mengkonsumsi makanan mengandung kalsium tinggi seperti teri, udang
rebon, kacangkacangan, tempe atau minum susu. Kenapa harus
mengkonsumsi kalsium merupakan elemen mineral yang paling banyak
dibutuhkan untuk kesehatan tulang. Tetapi, yang perlu diingat dalam
mencegah osteoporosis, gizi saja tanpa dibarengi oleh latihan fisik ternyata
fisik ternyata tidak cukup. Untuk itu ada senam osteoporosis untuk
mencegaah dan mengobati terjadinya pengeroposan tulang. Daerah yang
rawan osteoporosis adalah area tulang punggung, pangkal paha da
pergelangan tangan.
4. Senam hipertensi
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Olahraga atau senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi
berat badan dan mengelola stress-dua factor yang mempertingga resiko
hipertensi.
5. Senam diabetes militus
Variasi gerakan dalam senam diabetes cukup banyak. Senam tersebut bisa
mengelola semua organ tubuh manusia, mulai otak hingga ujung kaki.
Sebab, dampak penyakit kencing manis menyerang seluruh tubuh, dampak
paling ringan adalah kaki keseutan. Sedangkan yang terparah adalah
menderita stroke. Karena manfaatnya banyak, senam diabetes tidak hanya
diperuntukan bagi kalangan diabetes. Tapi, senam itu juga bisa dilakukan
oleh orang yang belum jadi penderita diabetes. Tujuanya, mencegah agar tak
terkena penyakit tersebut.
6. Olahraga rekreatif/jalan santai
Liburan adalah waktu yang paling banyak ditunggu setiap orang walaupun
untuk liburan bnayak hal yang bisa dilakukan dari mulai yang sederhana
sempai liburan yang memakan biaya tinggi, tetapi hal itu bukan masalah
sepanjang kita memfokuskan pada aspek positif liburan terutama untuk
kesehatan. Peneliti telah menunjukan liburan ternyata sangat dianjurkan
oleh para dokter karena memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesehatan.
C. Manfaat
1. Perbaikan dalam derajat kesehatan Senam lansia disamping memiliki
dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh
dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.
2. Kebugaran jasmani Tingkat kebugaran di evaluasi dengan mengawasi
kecepatan denyup jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi
sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung
sewaktu istirahat harus menurun.
3. Kemandirian dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia
merasa berbahagia, senantiasa bergenbira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran
tetap segar.
D. Prinsip
1. Gerakanya bersifat dinamis (berubah-ubah)
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

2. Bersifat progresif (bertahap meningkat)


3. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan
4. Lama latihan berlangsung 15-60 menit
5. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5 kali E.
E. Langkah-langkah
1. Latihan kepala dan leher
a. Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada
b. Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan dan sebelah kiri
c. Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan dan sebelah kiri
2. Latihan bahu dan lengan
a. Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan
kembali perlahan-lahan
b. Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan lurus
dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk
kemudian angkat lengan keatas kepala.
c. Satu tangan mentuntuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah
punggung sejauh mungkin yang dapat di capai. Bergantian tangan kanan
dan kiri.
d. Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatsa sesapatnya.
3. Latihan tangan
a. Letakan tangan di atas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan ke meja.
b. Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak
tangan untuk menyentuh jari keleingking. Kemudian tarik kembali.
c. Lanjutkan dengan menyentruh tiap-tiap jari dengan ibu jari dan kemudian
setelah menyentuh tiap jari.
d. Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus
mungkin.
4. Latihan punggung
a. Dengan tangan di samping bengkokan badan di satu sisi kemudian ke sisi
yang lain
b. Letakan tangan ke pinggang dan tekan kedua kaki. Putar tubuh dengan
melihat bahu ke kiri dan ke kanan.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

c. Tepuklan kedua tangan di belakang dan reganggkan kedua bahu ke


belakang.
5. Latihan paha
a. Latihan ini dapat di lakukan dengan berdiri tegak dan memegang
sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.
b. Lipat satu lutut sampai dada dimana kaki yang lain tetap lurus, dan tahan
beberapa waktu
c. Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan, tekankan kedua lutut pada
tempat tidur hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat tidur.
d. Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian tarik
telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali
e. Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut
f. Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga
permukaanya saling bertemu kemudian kembali lagi
g. Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang kursi.
Angkat tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan
6. Latihan pernafasan
a. Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaxs
b. Letakan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-
dalam maka terasa dada mengambang
c. Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya.
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 6 poster
Preplening keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 7 : Dokumentasi

Gambar 1. Kegiatan Senam Tai Chi Chuan pada warga lansia Desa
Manggisan, Tanggul Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember. Pukul 15.00-15.30
WIB, oleh Nia Nofilia Widarto Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan Senam Tai Chi Chuan pada warga lansia Desa
Manggisan, Tanggul Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember. Pukul 15.00-15.30
WIB, oleh Nia Nofilia Widarto Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai