Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik (World Health Organization). Rumah
sakit mempunyai fungsi dan sarana pelayanan kesehatan yang yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, yang mencakup dalam
pelayanan rekam medis (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).
Permenkes Nomor269/MENKES/PER/III/2008 menyebutkan bahwa
yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang pasien. Pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah
fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan
pengobatan masa lalu serta saat ini tertulis oleh profesi kesehatan yang
memberikan pelayanan kepada pasien tersebut.
Unit kerja rekam medis merupakan suatu organisasi yang terdapat
beberapa orang yaitu staf dan kepala unit kepala rekam medis. Unit kerja
rekam medis di suatu sarana pelayanan kesehatan, merupakan unit yang
sangat memerlukan kinerja lebih tinggi dari pada pekerjaannya karena
mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan rumah sakit terutama
informasi yang tercatat pada rekam medis. Tujuan umum organisasi ini di
antara nya adalah menyediakan informasi kesehatan yang up to date di
sarana pelayanan kesehatan. Untuk pemanfaatan dan pemberdayaan
sumber daya manusia unit kerja rekam medis yang baik, maka di perlukan
sumber daya manusia yang profesional dan kompeten di bidangnya (Nawawi
Hadari, (2003) dalam Septia,2012).

1
2

Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam


diri manusia untuk mewujudkan peranannya sebagai makhluk sosial yang
adaptif dan transformative yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam
pengertian praktis sehari-hari, sumber daya manusia lebih di mengerti
sebagai bagian integral dan sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh
karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi sumber daya manusia
harus mengambil penjurusan industridan organisasi. Sumber daya manusia
menjadi masalah utama dalam organisasi, hal ini disebabkan karena setiap
individu saling berinteraksi dan berkomunikasi. Tinggi rendahnya kualitas
staf unit kerja rekam medis sangat perpengaruh pada peningkatan mutu
pelayanan, dikarenakan staf unit kerja rekam medis memegang peranan
penting dalam pencapaian tujuan organisasi (Nawawi, 2003)
Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Tingkat III dr. R. Soeharsono
Banjarmasin tanggal 20 April 2015 diketahui pada buku register rawat jalan
dan buku registrasi rawat inap jumlah rata-rata pasien rawat inap sebanyak
421 pasien/bulan, sedangkan jumlah rata-rata pasien rawat jalan sebanyak
323 pasien/bulan. Dengan jumlah sumber daya manusia di bagian unit kerja
rekam medis berjumlah 6 orang yaitu, 1 orang mengerjakan pencatatan, 1
orang mengerjakan masalah pelaporan, 1 orang Kepala Rekam Medis dan 1
orang rekam medis dibagian BPJS mengerjakan koding adapun di rawat
jalan ada 2 orang, 1 menerima pendaftaran dan 1 mengantar rekam medis
kepada dokter yang bersangkutan. Pekerjaan di dalam unit kerja rekam
medis mereka melakukan pekerjaan ganda. Kondisi di unit kerja rekam
medis ini belum di kelola dengan baik karena sumber daya manusia belum
sesuai. Dari jumlah sumber daya yang ada dan dari jumlah rata-rata pasien
yang diketahui, dalam hal ini membuat beban kerja petugas di unit kerja
rekam medis semakin meningkat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Pengembangan,
Pemberdayaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja Rekam
Medis di Rumah Sakit Tingkat III dr. R Soeharsono Banjarmasin Tahun
2015”.
3

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengembangan, pemberdayaan dan Perencanaan
sumber daya manusia Unit Kerja Rekam Medis di Rumah Sakit Tingkat III
Dr. R. Soeharsono Banjarmasin Tahun 2015?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengembangan, pemberdayaan dan perencanaan
sumber daya manusia Unit Kerja Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III
Dr. R. Soeharsono Banjarmasin Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengembangan sumber daya manusia Unit Kerja Rekam
Medis Rumah Sakit Tingkat III Dr. R. Soeharsono Banjarmasin.
b. Mengetahui pemberdayaan sumber daya manusia Unit Kerja Rekam
Medis Tingkat III Dr. R. Soeharsono Banjarmasin.
c. Mengetahui perencanaan sumber daya manusia Unit Kerja Rekam
Medis Tingkat III Dr. R. Soeharsono Banjarmasin.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat.
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Memberikan masukan yang bermanfaat bagi rumah sakit dan melakukan
pengembangan, pemberdayaan dan perencanaan yang baik pada unit
kerja rekam medis.
1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan refrensi
untuk penelitian dan bahan pertimbangan bagi mahasiswa D-III Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan atau bagi pihak lainnya.
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mahasiswa
rekam medis tentang pengembangan, pemberdayaan dan Perencanaan
sumber daya manusia unit kerja rekam medis.
4

1.5 Keaslian Penelitian


Penelitian tentang tinjauan pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Tingkat III dr.
R Soeharsono belum pernah dilakukan, akan tetapi sudah ada beberapa
penelitian yang hampir sama mempunyai topik, antara lain :
a. Penelitian dilakukan oleh Riezky Septia (2012) yang meneliti tentang
Perencanaan Sumber Daya Manusia Di Unit Kerja Rekam Medis pada
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Tahun 2012. Jenis
penelitian yang di lakukan adalah penelitian deskriptif di mana penulis
mendeskriptifkan kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan beban
kerja dan menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja rekam medis
menggunakan (WINS) atau kebutuhan SDM berdasarkan berdasarkan
indikator beban kerja. Persamaan dalam penelitian ini pengumpulan
data, yaitu dengan cara pengamatan/observasi dan wawancara serta
sifat penelitian. Sedangkan perbedaannya adalah menghitung
Perencanaan Sumber Daya Manusia, waktu penelitian dan tempat
penelitian .
b. Penelitian dilakukan oleh Purwanto (2013) yang meneliti tentang
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Unit Kerja Rekam
Medis RSUD H. Boejasin Pelaihari. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah deskriptif dimana penulis mendeskriptifkan keselamatan dan
kesehatan kerja unit kerja rekam medis. Persamaan dalam penelitian ini
pengumpulan data, yaitu dengan cara pengamatan/observasi dan
wawancara serta sifat penelitian. Sedangkan perbedaannya adalahn
pelaksanaan keselamatan UKRM, waktu penelitian dan tempat
penelitian.
c. Peneliti yang dilakukan oleh Dwi Cahya Ningsih (2014) yang meneliti
tentang Tinjauan Produktivitas Sumber Daya Manusia Di Unit Kerja
Rekam Medis BLUD RS DR. H. Moch Ansyari Saleh. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah deskriptif dimana produktivitas sumber daya
manusia di unit kerja rekam medis. Persamaan dalam penelitian ini
pengumpulan data, yaitu dengan cara pengamatan/observasi dan
wawancara serta sifat penelitian. Sedangkan perbedaannya adalah
5

produktivitas sumber daya manusia, waktu penelitian dan tempat


penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelelenggarakan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).
Rumah Sakit merupakam satu/bagian dari system pelayanan
kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja
secara otonom namun harus terkoordinasi dalam system tersebut
(Djojosoegito, 1995). Ketiga pilar tersebut adalah pilar pemilik, pilar
professional kesehatan dan pilar manajemen. Ketiga pilar tersebut
masing-masing mempunyai hierarki kekuasaan/kewenangan (hierarchy of
power). Yang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda.
Kerahasian atau ketidakserasian antara ketiga pilar tersebut menentukan
berhasil tidaknya misi satu rumah sakit (Hatta, 2010).

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang tugas dan fungsi Rumah Sakit dijelaskan bahwa rumah sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal
4, rumah sakit mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan kesehata rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan peroragam melalui
pelayanan kesehatan ang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.

6
7

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia


dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penafsiran
tegnologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

2.1.3 Rekam Medis


Menurut Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 yang
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah
diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau
dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien
dalam rangka palayanan kesehatan. Bentuk Rekam Medis dalam berupa
manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan dalam bentuk elektronik
sesuai ketentuan. Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien
yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut
sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena dengan data yang
lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan baik
pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya. Dokter atau
dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai aturan yang berlaku.
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan
seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan
saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam
upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
(Hatta,2010).
Sedangkan rekam medis adalah himpunan fakta tentang
kehidupan seorang pasien dan riwayat kepenyakitannya, termasuk
keadaan sakit, pengobatan saat ini dan lampau yang ditulis oleh para
praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan
kesehatan terhadap pasien (Huffman,1994).
8

2.1.4 Kegunaaan Rekam Medis


Ada banyak pendapat tentang tujuan kegunaan rekam kesehatan.
Salah satu cara untuk peningkatannya secara mudah digunakan akronim
memonik “ALFRED” yang berarti mempunyai nilai untuk kepentingan
administrative, legal, financial, riset, education, dan documentation
(Hatta,2010).
Menurut Rustiyanto (2012) kegunaan rekam medis secara umum
antara lain, sebagai berikut ;
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang
ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan pengobatan,
perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat dirumah
sakit.
d. Sebagai bahan yang untuk dianalisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelaynan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit
maupundokter maupun tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khususnya yang berguna untuk penelitian dan
pendidikan.
g. Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medik pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.

2.1.5 Tujuan Rekam Medis


Adapun tujuan di buatnya rekam medis adalah untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem
pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib administrasi di rumah
sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib
9

administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan upaya


pelayanan kesehatan di rumah sakit (Rustiyanto, 2009).

2.1.6 Kegiatan Rekam Medis


Menurut Edna K Huffman, 1984 kegiatan yang ada dalam
subsistem penyelenggaraan rekam medis meliputi :

a. Penamaan pasien setiap pasien baru dan lama yang akan berobat
harus melakukan pendaftaran di Tempat Penerimaan Pasien (TPP)
guna mendapatkan identitas pasien
b. Pencatatan kegiatan pencatatan rekam medis dilakukan oleh dokter,
tenaga medis dan medis yang melakukan pelayanan medis langsung
kepada pasien. Pencatatan rekam medis dilakukan selambat-
lambatnya 1X24 jam setelah tindakan medis dilakukan.
c. Pengolahan Rekam Medis, meliputi :
1. Perakitan (assembling) Rekam Medis
Kegiatan menyusun berkas rekam medis yang telah selesai yang
digunakan untuk pelayanan kesehatan secara berurutan sesuia
ketentuan yang berlaku.Tujuan kegiatan ini agar berkas rekam
medis rapi sehingga memudahkan untuk disimpan dan dicari
kembali saat dibutuhkan.
2. Koding
Kegiatan pemberian kode pada diagnosa penyakit dengan sesui
dengan buku ICD-10 dan WHO
3. Indeksing
Pembuatan tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
kedalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks dan
komputerisasi). Jenis indeks yang biasa dibuat antara lain indeks
penyakit, indeks pasien, indeks obat, indeks dokter, dll.
4. Pelaporan Rumah Sakit
Pelaporan rumah sakit merupakan alat organisasi yang bertujuan
untuk menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat yang
dibedakan dalam laporan interen dan eksteren rumah sakit.
10

5. Kerespondensi Rekam Medis


Merupakan kegiatan pelayanan terhadap permintaan surat
keterangan medis, asuransi, resume medis dari pasien maupun
pihak ketiga (asuransi). Dari kegiatan ini surat kuasa dari pasien
untuk mengeluarkan informasi medis sangat diperlukan mengingat
factor kerahasian dari isi rekam medis.
6. Penyimpanan dan Pengambilan kembali Rekam Medis
Kegiatan penyimpanan (filling) dan pengambilan kembali
(retrieval) berkas rekam medis dari rak penyimpanan sesuai
dengan system penyimpanan yang berlaku berdasarkan pada
nomor pasien.

2.1.7 Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia adalah faktor tepenting sekaligus unik
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang membuat SDM di
suatu organisasi atau perusahaan unik karena manusia itu sendiri
makhluk yang memiliki akal budi, punya kemampuan untuk berkembang,
dan memiliki keinginan-keinginan. Berbeda dengan alat produksi lain
yang tidak dapat berkembang kemampuannya serta tidak memiliki
keinginan-keinginan. Oleh karena tidak sama dengan alat produksi lain
maka maka pengelolaan manusia pun bersifat unik (Cahayani, 2009).
Menurut Nawawi, (2003) Sumber Daya Manusia atau bias
disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan peranannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan dan
transformative yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam
pengertian praktis sehari-hari, sumber daya manusia lebih di mengerti
sebagai bagian integral dan sistem yang membentuk suatu organisasi.
Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi sumber daya
manusia harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Dalam pengertian sumber daya manusia, dibedakan antara
pengertian secara makro dan mikro. Pengertian sumber daya manusia
secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk/warga suatu
11

negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia
angkatan kerja , baik yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan.
Sumber daya manusia secara makro berarti juga penduduk ynag berada
dalam usia produktif, meskipun karena berbagai sebab atau masalah
masih terdapat yang belum produktif karena belum memasuki lapangan
kerja yang terdapat dimasyarakatnya.
Sumber daya manusia dalam arti mikro secara sederhana adalah
manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi
yang di sebut personil, pegawagai, karyawan, pekerja, tenaga kerja , dan
lain-lain. Sedangkan secara lebih khusus, pengertian SDM dalam arti
mikro dilingkuan sebuah organisasi/perusahaan dapat dapat dilihat dari
tiga sudut, sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi
sebagai aset organisasi/perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya
(kuantitatif). Dalam pengertian fungsi SDM tidak berada dari fungsi
asset lainnya, sehingga dikelompokan dan disebut sebagai sarana
produksi, sebagaimana sebuah mesin, komputer (sumber daya
tekhnologi), investasi (sumber daya finansial), gedung, mobil, (sumber
daya material).
2. Sumber daya manusia adalah potensi yang menjadi penggerak
organisasi/perusahaan setiap sumber daya manusia berbeda-beda
potensinya, maka dalam konstribusi dalam bekerja untuk
mengkongkritikan rencana operasional bisnis menjadi kegiatan bisnis
yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Konstribusinya itu
sesuai dengan keterampilan dan keahlian masing-masing harus
dihargai antara lain dalam bentuk finansial. Dalam kenyataan semakin
tinggi keterampilan dan keahliannya maka semakin besar pula
penghargaan finansial yang harus diberikan, yang berpengaruh pula
pada biaya produksi, sehingga sumber daya manusia berfungsi juga
sebagai investasi.
3. Manusia sebagai sumber daya adalah makhluk ciptaan tuhan, sebagai
penggerak organisasi atau perusahaan berbeda dengan sumber daya
lainnya. Nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya, mengharuskan
sumber daya manusia diperlukan secara berlainan dengan sumber
12

daya lainnya. Dalam nilai-nilai kemanusian itu terdapat potensi berupa


keterampilan, keahlian, dan kepribadian termasuk harga diri, sikap,
motivasi, dan kebutuhan lain-lain yang mengharuskan dilakukan
perencanaan sumber daya manusia, agar sumber daya manusia yang
di pekerjakan sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan.

2.1.8 Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pengembangan sumber daya manusia merupakan pengeluaran
yang ditunjukan untuk memperbaiki kapasitas produktif dari manusia.
Untuk mengembangkan sumber daya manusia yang dikenal sebagai
manajemen organisasi harus fleksibel dalam menerima gagasan-gagasan
baru meskipun saat ini kurang sesuai dan dapat melakukan beberapa
reformasi secara fundamental terhadap praktik dan kebijakan konvensial
(Usmara, 2002).
Suatu pengembangan di katakanan sebagai pelatihan bila yang
diberikan adalah tentang hal yang aplikatif dalam bidang pekerjaan. Di
sebut sebagai pendidikan yang diberikan berguna untuk jangka panjang
dan tidak langsung berguna untuk melaksanakan pekerjaannya yang
sekarang, misalnya dengan menyekolahkan (Cahayani, 2009).
Menurut Cahayani (2009) ada beberapa aspek strategi
pengembangan sumber daya manusia yaitu;
1. Strategi organisasi dan pengembangan sumber daya manusia
Pendekatan berdasarkan kebutuhan menganggap bahwa strategi
pengembangan sumber daya manusia adalah untuk mengidentifikasi
dan memperbaiki kekurangan keterampilan dalm keterkaitan dengan
strategi organisasi.
2. Pendekatan oportunistik menganggap bahwa strategi pengembangan
sumber daya manusia lebih di pengaruhi oleh faktor eksternal dari
pada faktor internal.
3. Pendekatan kapabilitas menganggap bahwa strategi pengembangan
sumber daya manusia adalah kunci untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif dan bersifat proaktif.
Ketiga pendekatan tersebut di atas umumnya ditetapkan bersama.
Jadi, suatu perusahaan yang melakukan pengembangan karyawan
13

karena melihat keterampilan karyawan kini kurang memadai. Sehingga


ditakutkan tidak dapat mewujudkan yang diinginkan organisasi di masa
mendatang, dan akhirnya dilakukan pengembangan yang didasarkan
pada pendahuluan yang bersifat umum.
Adapun tahapan Michael Armstrong mengatakan bahwa
pengembangan sumber daya manusia meliputi :
a. Penggunaan pendekatan pendidikan dan pelatihan yan sistematis dan
terencana;
b. Penerapan kebijakan dari pengembangan yang berkesinambung;
c. Penciptaan dan pemeliharaan organisasi pembelajaran;
d. Pemastian bahwa seluruh kegiatan pendidikan dan pelatihan terkait
dengan kinerja;
e. Adanya perhatian khusus untuk pengembangan manajemen dan
perencanaan karir.

2.1.9 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia


Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) adalah suatu
usaha/upaya yang lebih memberdayakan daya yang dimiliki manusia itu
sendiri berupa kompetensi, wewenang, dan tanggungjawab dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi. Menyimak pemberdayaan sumber daya
manusia sangat signifikan untuk meningkatkan kinerja organisasi, maka
pemberdayaan sumber daya manusia harus terencana, terarah, dan
strategis yang pada akhirnya dapat digunakan dan diimplementasikan
pada unit-unit kerja organisasi yang bersangkutan. Pemberdayaan SDM
hanya terfokus pada daya manusianya, namun perlu disimak bahwa
unsur-unsur manajemen dalam suatu organisasi, dimana unsur yang
paling penting adalah unsur manusianya. Hal ini bukan berarti bahwa
daya dari unsur-unsur lainnya tidak perlu seperti, uang, metode,
peralatan/perlengkapan, mesin dan pasar. Akan tetapi berdayanya,
bergunanya dan bermanfaatnya unsur-unsur atau hal-hal tersebut justru
sangat ditentukan oleh daya yang ada pada manusia itu sendiri, atau
dengan perkataan lain bahwa karena manusialah maka unsur-unsur lain
tersebut menjadi ada dayanya, gunanya, dan manfaatnya dalam
manajemen.
14

Adapun komponen-komponen yang perlu mendapat perhatian


dalam rangka pemberdayaan Sumber Daya Manusia adalah sebagai
berikut:
1. Kemampuan meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau
perilaku.
2. Penempatan pegawai yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan jabatan
dalam suatu organisasi, artinya pegawai yang ditempatkan dalam
suatu jabatan senantiasa dikaitkan dengan kemampuan yang dimiliki
oleh pegawai yang bersangkutan.
3. Kewenangan yang jelas, artinya seorang pegawai yang ditempatkan
atau diserahi tugas, harus jelas kewenangannya. Karena seseorang
yang tidak jelas kewenangannya akan menimbulkan keragu-raguan
dalam melakukan setiap kegiatan. Apabila demikian, maka pegawai
tersebut kurang berdaya atau tidak efektif dalam melaksanakan tugas.
4. Tanggung jawab pegawai yang jelas, artinya seseorang pegawai
melakukan tugas atau wewenangnya, senantiasa diikuti dengan
tanggungjawab. Karena dengan demikian pegawai tersebut senantiasa
dituntut bertindak menampilkan yang terbaik dalam arti efektif dan
efisien.
5. Kepercayaan terhadap pegawai yang bersangkutan, artinya bahwa
seorang pegawai yang ditugasi atau diserahkan wewenang dengan
pertimbangan yang matang dari berbagai aspek-aspek yang pada
hakekatnya dapat disimpulkan bahwa yang bersangkutan adalah
dipercayai atau diberi kepercayaan sepenuhnya untuk mengemban
tugas, wewenang dimaksud.
6. Dukungan terhadap pegawai yang bersangkutan, artinya pegawai
tersebut kita yakini dan percayai untuk mengemban misi organisasi.
Dalam hal memerlukan dukungan dari pihak lain senantiasa dapat
memberi dukungan untuk keberhasilan misi dan peningkatan kinerja
organisasi. Dukungan dimaksud baik dari pihak pimpinan maupun
pihak-pihak lain.
7. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar
mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan kepemimpinan sebagaimana dimaksud akan
15

menggambarkan, kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan


atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok (Lembaga
Administrasi Negara, 2008).

2.1.10 Perencanaan Sumber Daya Manusia


Perencanaan sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan
atau aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan starategis yang
berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai dimasa
yang akan datang dalam siuatu organisasi (publik, bisnis) dengan
menggunakan sumber informasi yang tepat guna menyediakan tenaga
kerja dalam jumlah dan kualitas sesuai yang dibutuhkan.
Adapun dalam perencanaan tersebut memerlukan suatu strategi
yang didalamnya terdapat seperangkat proses-proses dan aktivitas yang
dilakukan bersama oleh menajer sumber daya manusia pada setiap level
manajemen untuk menyelesaikan masalah organisasi guna meningkatkan
kinerja organisasi saat ini dan masa depan serta menghasilkan
keunggulan bersaing berkelanjutan. Dengan demikian, tujuan
perencanaan sumber daya manusia adalah memastikan bahwa orang
yang tepat berada pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga hal
tersebut harus disesuaikan dengan rencana organisasi secara
menyeluruh.
Perencanaan tenaga kerja menurut Barry (1994) serta Jhon dan
paul (1988) dapat penulis sariakan yang artiny saat kurang di butuhkan
sebagai suatu cara untuk mencoba menetapkan keperluan tenaga kerja
untuk suatu periode tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas
dengan cara-cara tertentu. Perencanaan ini dimaksud agar suatu
perusahaan dapat terhindar dari kelangkaan sumber daya manusia pada
saat dibutuhkan mapun kelebihan sumber daya manusi pada saat kurang
dibutuhkan.
Keperluan tenaga kerja dapat ditentukan melalui suatau proses
perencanaan yang terdiri atas 3 macam model, yaitu :
1. Perencanaan dari atas ke bawah yaitu bahwa jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan telah disesuaikan dengan rencana yang menyeluruh.
16

2. Perencanaan dari bawah ke atas yaitu kelompok kerja yang terkecil


yang menghasilkan taksiran kebutuhan pegawai untuk berikutnya.
3. Ramalan yaitu dengan meningkatkan pendayagunaan orang-orang
yang sekarang ada (Umar, 2004).

2.2 Landasan Teori


Suatu pengembangan sebagai pelatihan bila yang diberikan adalah
tentang hal yang aplikatif dalam bidang pekerjaan. Di sebut sebagai
pendidikan yang diberikan berguna untuk jangka panjang dan tidak langsung
berguna untuk melaksanakan pekerjaannya yang sekarang, misalnya
dengan menyekolahkan (Cahayani, 2009).
Pemberdayaan sumber daya manusia sangat penting dan strategis
untuk memperbaiki, memperbaharui, dan meningkatkan kinerja organisasi.
Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan proses kegiatan usaha
untuk lebih memberdayakan daya manusia itu sendiri berupa kemampuan,
kepercayaan, wewenang, dan tanggungjawab dalam rangka pelaksanaan
kegiatan-kegiatan organisasi untuk meningkatkan kinerja sebagaimana
diharapkan (Lembaga Administrasi Negara, 2008).
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses estimasi
terhadap jumlah SDM berdasarkan potensi, keterampilan, perilaku yang di
butuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan kata lain,
memperkirakan siapa yang mengerjakan apa, dengan keahlian apa, dan
berapa jumlahnya (Nawawi Hadari, (2003) dalam Septia, 2012).

2.3 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dari visualisasi
hubungan atau kaitan antara konsep atau variabel yang lain dari masalah
yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).
17

Tabel 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Input Proses Output


- Mengidentifikasi Terlaksananya
- Uraian tugas pengembangan sumber Pengembangan,
- Sumber daya daya manusia di UKRM pemberdayaan
manusia - Mengidentifikasi dan perencanaan
- Kualifikasi pemberdayaan sumber SDM di UKRM
pendidikan daya manusia di UKRM sesuai dengan
- Mengidentifikasi kompetensinya
perencanaan sumber
daya manusia di UKRM

Kegiatan Pengumpulan data dimulai dari input yaitu uraian tugas


,sumber daya manusia dan kualifikasi pendidikan akan diproses
mengeidentifikasii pengembangan sumber daya manusia, mengeidentifikasii
pemberdayaan sumber daya manusia dan mengidentifikasi perencanaan
sumber daya manusia selanjutnya menghasilkan output terlaksananya
pengembangan, pemberdayaan dan perencanaan SDM di UKRM sesuai
dengan kompetensinya.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo,
2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Unit Kerja Rekam Medis Rumah Sakit
Tingkat III Dr.R. Soeharsono Banjarmasin Tahun 2015.

3.2.2 Waktu penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Agustus 2015.

3.3 Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang diamati adalah seluruh
karyawan di Unit Kerja Rekam Medis di Rumah Sakit Tingkat III dr. R.
Soeharsono Banjarmasin Tahun 2015 berjumlah 6 orang.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan orang
yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili populasi yang ada.
Pengambilan sampel dalam penelatian ini menggunakan total Sampling
yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada
seluruh anggota populasi yang ada untuk menjadi sampel (Sugiyono,

18
19

2005). Sampel yang di teliti adalah karyawan Rekam Medis Di Rumah


Sakit Tingkat III dr. R Soeharsono Banjarmasin tahun 2015 yang
berjumlah 6 orang.

3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional


3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). variabel
yang akan di teliti oleh peneliti adalah Pengembangan, Pemberdayaan
dan Perencnaan Sumber Daya Manusia dengan sub Variabel meliputi :
a. Pengembangan
b. Pemberdayaan
c. Perencanaan
d. SDM
e. UKRM

3.4.2 Definisi Operasional


Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel -variabel
yang diteliti/diamati, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan
atau definisi operasional (Notoatmodjo, 2010).
Table 3.1 Definisi operasional
No SubVariabel Definisi Operasional
1 Pengembangan pengeluaran yang ditunjukan untuk memperbaiki
kapisitas produktif dari manusia

2 Pemberdayaan Suatu usaha/upaya yang lebih memberdayakan


daya yang di miliki manusia itu sendiri berupa
kompetensi, wewenang, dan tanggung jawab dalam
rangka meningkatkan kinerja organisasai
3 Perencanaan Fungsi atau unsure manajemen salah satu kegiatan
dalam administrasi atu kepemimpinan.

4 SDM proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan


20

pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut


tereaselsaikan secara efisien dan efektif dengan
dan melalui orang lain.

5 UKRM Unit yang terdapat di rekam medis sebagai sistem


pengelolaan yang dilakukan untuk mengdiagnosis
atau merekam medis seseorang pasien.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih
mudah diolah (Notoatmodjo, 2010). Untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain
sebagai berikut :
a. Pedoman Wawancara
b. Pedoman Observasi

3.6 Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Pengamatan (Observasi)
Observasi atau pengamatan adalah suatu prosedur yang
berencana yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan
taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pengamatan (Observasi) yang akan
dilakukan dalam penelitian ini yaitu kepada seluruh karyawan Unit Kerja
Rekam Medis Di Rumah Sakit Tingkat III dr. R Soeharsono Banjarmasin
tahun 2015 yang berjumlah 6 orang.

3.6.2 Wawancara (interview)


Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau
perincian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (responden) atau
bercakap-cakap secara face to face (Notoatmodjo, 2010). Peneliti
mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dengan seluruh
21

petugas Unit Kerja Rekam Medis yang berjumlah 6 orang, sehingga


memperoleh data riel/rinci mengenai masalah yang terdapat pada
pengembangan, pemberdayaan dan perencanaan sumber daya manusia
unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Tingkat III dr.R. Soeharsono
Banjarmasin.

3.7 Teknik Analisa Data


Data dalam Penelitian ini di analisa secara diskriptif, yaitu dengan
memaparkan hasil penelitian apa adanya dan membandingkan dengan teori
yang kemudian diambil kesimpulan (Notoadmodjo, 2010). Adapun cara
teknik analisa dalam penelitian ini adalah penyajian dalam bentuk teks dan
tabel.

3.8 Prosedur Penelitian


3.8.1 Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan, penelitian ini dimulai dengan peneliti
minta surat ijin penelitian dari akademik sebagai persyaratan dan
mempersiapkan judul penelitian serta mengajukan kepada Rumah
Sakit. Setelah pihak rumah sakit membalas surat ijin dan
menyetujui judul peneliti. Selanjutnya peneliti melakukan studi
pendahuluan pada bulan Maret 2015 dengan melakukan pengamatan
(observasi) di ruangan unit kerja rekam medis dan melakukan wawancara
langsung dengan petugas unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Tingkat
III dr.R. Soeharsono Banjarmasin.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian


Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti mulai melakukan
pengumpulan data. Kegiatan - kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu
berupa studi pendahuluan, wawancara, pengamatan (observasi).

3.8.3 Tahap Akhir Penelitian


22

Pada tahap ini peneliti mengolah yang telah didapat untuk


kemudian disusun dan disajikan menjadi sebuah laporan penelitian.

3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian


3.9.1 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dimana peneliti hanya
meneliti tentang Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia di unit kerja rekam medis rumah sakit tingkat III dr. r. soeharsono
banjarmasin.
3.9.2 kelemahan penelitian
Adapun yang menjadi kelemahan dalam penelitian ini adalah
kurangnya referensi yang mengarah ke unit kerja rekam medis, sehingga
peneliti tidak dapat menghasilkan teori yang mencukupi dalam penelitian
ini.

Anda mungkin juga menyukai