Anda di halaman 1dari 1

Permasalahan pendidikan vokasi sejak dulu masih berputar pada lingkaran yang sama, yaitu lulusannya

kurang kompetitif dan sulit mencari pekerjaan. Baik pada level sekolah (SMK) maupun kampus vokasi,
seperti universitas, politeknik, institut, sekolah tinggi, dan akademi. Sistem yang berjalan saat ini perlu
direformasi. Link and match dengan dunia industri perlu dikonkretkan. Sekolah dan kampus vokasi tidak
sekadar fokus menciptakan lulusan dengan mengantongi selembar ijazah, lebih dari itu lulusannya harus
memiliki kompetensi yang mumpuni sehingga berkelindan dengan kebutuhan industri.

Dirjen Pendidikan Vokasi menyebutkan tiga arahan Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo terkait
pengembangan pendidikan vokasi yaikni pembelajaran dari pelaku industri, praktisi industri sangat
penting untuk difasilitasi, magang di industri di dalam kampus harus ditambah, serta mengajak
organisasi praktisi, dan mengajak industri untuk mendidik dengan kurikulum industri.

Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto ST MSc PhD juga menyampaikan pendampingan SMK Pusat
Keunggulan perlu dilakukan oleh Perguruan Tinggi, karena Perguruan tinggi memiliki pengalaman dan
rekam jejak baik bekerja sama dengan industri diharapkan, pengembangan kepakaran/kompetensi
keahlian dan berjejaring, dan Mewujudkan praktik baik kemitraan industri dan pendidikan vokasi dalam
mendorong pertumbuhan ekosistem vokasi.

Solusi

Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur
dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa, demi keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai