Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK PEMBUATAN KOTAK TISU

MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET

INU MAHMUDAH

5403419015
LATAR BELAKANG

Sampah atau limbah sudah menjadi permasalahan lingkungan yang tidak bias

dihindari kehadirannya. Limbah merupakan bahan buangan yang berasal dari suatu usaha

atau kegiatan manusia. Limbah dibagi menjadi limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik adalah limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang mudah terurai

secara alami tanpa proses campur tangan manusia. Limbah anorganik merupakan limbah

yang tidak dipakai lagi dan sulit terurai.

Menurut Abdurrahman (2006) berdasarkan wujudnya limbah dibagi menjadi

llimbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat merupakan limbah yang

memiliki wujud padat yang bersifat kering dan tidak dapat berpindah kecuali di

dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal dari sisa m/akanan, sayuran, potongan

kayu, ampas hasil industrI, dan lain-lain. Limbah padat ada yang masih dapat dimanfaatkan

kembali menjadi nilai ekonomis seperti limbah kayu, kertas, plastik, dan kain.

Limbah kain merupakan salah satu jenis limbah yang sulit diolah karena termasuk

ke dalam limbah anorganik yang tidak mudah terurai sehingga tidak dapat dikompos, jika

limbah kain diolah dengan cara pembakaran akan menimbulkan asap dan gas yang juga

membahayakan lingkungan. Ini menjadikan suatu masalah karena berdasarkan data tahun

2011, limbah kain menempati urutan ke 4 prosentase limbah terbanyak yakni 6,36 % secara

berat dan 5,1% secara volume, dengan jumlah sampah harian di Bandung yang mencapaoi

kurang lebih 1000 ton perhari dengan peningkatan sekitar 3% sampai 5% pertahunnya

(Drs. Agus Karya S, 2012).

Limbah kain berasal dari industri konveksi pengolahannya dapat dengan cara

didaur ulang. Limbah yang dihasilkan dari industri konveksi salah satunya adalah kain
perca. Kain perca merupakan potongan-potongan dari sisa pembuatan pakaian. Karena

kurangnya pengetahuan masyarakan akan pemanfaatan limbah, membuat limbah tersebut

dibuang begitu saja. Kain perca dapat dimanfaatkan menjadi produk baru seperti tas,

aksesoris, lenan rumah tangga, isi bantal sebagai ganti dakron, dan lain sebagainya.

Pemanfaatan kain tile menjadi produk baru dapat menggunakan berbagai teknik salah

satunya adalah teknik crochet atau kait.

Crochet dalam bahasa Indonesia disebut mengait atau merenda. Merajut atau

crochet adalah teknik mengait simpul-simpul benang panjang yang dirangkai dengan jarum

yang disebut hakken, hakpen atau hook mengikuti suatu pola dengan rumus-rumus tertentu.

Kegiatan merajut ini sudah dikenal dari jaman terdahulu. Menurut sejarah awal dari

kegiatan merajut ini hanya dilakukan oleh pedagang pria di timur tengah, Arab. Namun

perlahan, seni ini berkembang juga di masyarakat, contohnya kebiasaan merajut sweater di

pulau Aran, lalu di inggris para perempuan bangsawan diwajibkan bisa merajut pada masa

ratu Victoria. Di Indonesia sendiri seni merajut dibawa oleh Belanda pada masa

penjajahan, saat itu perempuan Indonesia diajarkan cara merajut oleh noni- noni Belanda.

Teknik kaitan (crochet) sekarang ini sedang digemari oleh generasi muda, mereka

sangat aktif dalam mengikuti perkembangan mode. Hal ini membuat produk kerajinan

dengan teknik kaitan (crochet) semakin kreatif dan inovatif.Teknik mengait ini dapat

dipakai untuk membentuk bahan baru. Saat ini rajutan sudah banyak diaplikasikan sebagai

produk wearable, mulai dari baju, pelengkap busana, berbagai macam aksesoris, sampai

lenan rumah tangga.

Pemanfaatan kain perca ini dapat membuka peluang untuk mengeksploitasi limbah

menjadi produk yang memiliki nilai fungsi yang lebih. Selain itu kegiatan ini juga akan
menambah pengetahuan dalam mengolah limbah menjadi bahan baru. Banyak produk yang

dapat dihasilkan dengan teknik crochet diantaranya tas, topi, aksesoris, lenan rumah tangga

dan produk handmade lainnya.

Limbah kain perca yang didapat dari sisa-sisa produksi busana yang kemudian

dikumpulkan dan diolah kembali menjadi handcraft. Dilihat dari penelitian yang telah

dilakukan peneliti terdahulu, kebannyakan produk rajut yang sudah diciptakan berupa tas,

topi, cape, syal, bross, dan berbagai lenan rumah tangga lainnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, penggunaan teknik crochet dengan kain perca

banyak dijumpai untuk pembuatan tas, sarung bantal, dan lenan rumah tangga. Dari

masalah diatas peneliti perlu mengembangkan produk baru berupa pembuatan kotak tisu

menggunakan kain perca dengan teknik crochet. Oleh sebab itu, peneliti menulis penelitian

yang berjudul “KAJIAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK PEMBUATAN KOTAK

TISU MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET”

DAFTAR PUSTAKA

References
Drs. Agus Karya S, M. S. (2012). PEMANFATAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK PEMBUATAN FURNITUR.
Jurnaol Tingkat Sarjana dan Desain, 1.

Anda mungkin juga menyukai