Anda di halaman 1dari 15

Sub Tema : Kewirausahaan

EXPLORASI LIMBAH KAIN PERCA SEBAGAI PRODUK FASHION

Diajukan untuk mengikuti PEON 2022


(Paper Competition)

DIUSULKAN OLEH :
Dera Nur Setiaudi ; D100220316; 2022
Navisa Nurul Anzaro ; D100220310; 2022
Sarah Tria Amirna ; D100220274; 2022

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN PEON 2022
(Paper competition)

Surakarta,…….2022

Mengetahui,
Pementor Paper

Intan Wahyu Ardiana


NIM.D600210133

Penulis 1 Penulis 2 Penulis 3

Dera Nur Setiaudi Navisa Nurul Anzaro Sarah Tria Amirna


NIM.D100220316 NIM.D100220310 NIM.D100220274
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya penulisan paper competition yang berjudul “Explorasi Limbah Kain
Perca Sebagai Produk Fashion”.Atas dukungan moral dan material yang diberikan
dalam penyusunan paper competition ini, maka kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Intan Wahyu Ardiana selaku pementor dalam pembuatan karya lmiah ini.
2. Orang tua yang telah membimbing dan memberikan dukungan.
3. Teman-teman yang telah memberi dukungan.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan karya ilmiah ini.

Surakarta, 15 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN
PENGESAHAN................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
ABSTRAK........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1. Latar Belakang......................................................................................
2. Rumusan Masalah.................................................................................
3. Tujuan...................................................................................................
4. Manfaat.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan...........................................................................................
2. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
EXPLORASI LIMBAH KAIN PERCA SEBAGAI PRODUK FASHIN

Dera Nur Setiaudi, Teknik Sipil, Fakultas Teknik


Navisa Nurul Anzaro, Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Sarah Tria Amirna, Teknik Sipil, Fakultas Teknik
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK
Sampah atau limbah merupakan salah satu permasalahan yang selalu ada di tiap
daerah. Ada banyak cara untuk menganggulangi atau mengolah limbah tersebut
seperti misalnya dengan cara pemupukan dan pengomposan, serta pembakaran.
Limbah kain merupakan salah satu jenis limbah yang sulit diolah karena
merupakan limbah anorganik yang tidak mudah terurai sehingga tidak dapat
dikompos.
Meskipun bukan menjadi limbah yang terbanyak, namun perlu diperhatikan
karena masih sedikit industri yang mengolah limbah kain jika dibandingkan
dengan kertas, plastik, dan lain-lain yang pengolahannya sudah lebih canggih
dengan beragam teknologi.
Dengan proses yang baik dan benar, limbah kain perca ini memiliki potensi untuk
menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tambah dan berkesan jauh dari limbah
sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
Dengan melakukan berbagai eksplorasi dan mencari cara pengolahan limbah kain
yang potensial dan aman bagi lingkungan, penulis membuat produk fashion yang
memaksimalkan pemanfaatan limbah kain perca tersebut (Ribka Susilo, 2013)
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampah atau limbah merupakan salah satu permasalahan yang selalu ada di tiap
daerah. Limbah tersebut terbagi menjadi limbah organik yang dapat mengalami
pembusukan alami, dan limbah anorganik yang tidak mengalami pembusukan
alami. Ada banyak cara untuk menganggulangi atau mengolah limbah tersebut
seperti misalnya dengan cara pemupukan dan pengomposan untuk limbah
organik, serta pembakaran untuk limbah anorganik. Sampai saat ini pengolahan
limbah masih belum maksimal dikarenakan oleh beberapa faktor mulai dari
kurangnya teknologi untuk mengolah sampai bahaya dari efek samping
pengolahan (asap dan gas beracun seperti karbon monoksida, ammonia, HCN, dan
sebagainya).
Limbah kain merupakan salah satu jenis limbah yang sulit diolah karena
merupakan limbah anorganik yang tidak mudah terurai sehingga tidak dapat
dikompos, jika limbah kain diolah dengan cara pembakaran akan menimbulkan
asap dan gas beracun yang juga membahayakan lingkungan. Ini menjadikannya
suatu masalah karena berdasarkan data tahun 2011, limbah kain menempati urutan
ke 4 prosentase limbah terbanyak yakni 6,36% secara berat dan 5,1% secara
volume, dengan jumlah sampah harian di bandung yang mencapai kurang lebih
1000 ton per hari dengan peningkatan sekitar 3% sampai 5 % per tahunnya.
Pemanfaatan Limbah Kain Perca untuk Produk Fashion
Meskipun bukan menjadi limbah yang terbanyak, namun perlu diperhatikan
karena masih sedikit industri yang mengolah limbah kain jika dibandingkan
dengan kertas, plastik, dan lain-lain yang pengolahannya sudah lebih canggih
dengan beragam teknologi. Pengolahan limbah kain saat ini yaitu dengan cara
daur ulang. Ada beberapa industri yang mengambil limbah kain seperti perca,
benang, kancing, dan menjahitnya menjadi produk baru seperti boneka, bantal,
keset, pakaian, dan sebagainya. Varian produk yang dibuat dari industri-industri
ini masih cenderung mengarah ke craft karena limbah kain yang digunakan secara
utama menjadi elemen dekoratif pada produknya. Hal ini membuka peluang untuk
lebih mengeksplorasi limbah kain tersebut agar menjadi produk yang tidak
sekedar dekoratif namun juga memiliki fungsi yang lebih
Kain memiliki potensi untuk menjadi struktur yang kuat jika diolah dengan benar
misalnya menjadi penopang, dan sebagainya. sehingga memungkinkan banyaknya
produk yang dapat dibuat seperti produk fashion,furnitur, bangunan, pubic space,
dan sebagainya. Faktor inilah yang membuat desain produk diperlukan dalam
pengolahannya (Agus, 2013)

1.2 Perumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.Bagaimana cara mengolah limbah kain perca agar menjadi produk fashion yang
berguna?
2. Bagaimana cara mengeksplorasi limbah kain perca?
3. Bagaimana pemasaran produk fashion dari limbah kain perca?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengurangi dan menanggulangi masalah limbah kain perca dengan cara
meningkatkan value dari limbah tersebut sehingga memiliki nilai tambah.
2. Untuk memberikan edukasi tentang bahaya limbah anorganik bagi lingkungan
dan kesehatan serta memberikan pelatihan cara pengolahan limbah anorganik
berupa kain perca sehingga memiliki nila guna dan nilai ekonomi.
3.Mendeskripsikan pemanfaatan limbah kain perca sebagai produk kreatif
4.Mendeskripsikan alternative pemasaran produk kreatif limbah kain perca
menggunakan teknologi E-commerce.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran dalam
mengolah limbah kain perca.
b. Sebagai bahan lanjutan dan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian yang sama ditempat yang berbeda lokasinya.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat Indonesia dalam pemanfaatan limbah
kain perca.

BAB II
Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian
secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan yang dapat menjadi
kerangka acuan dalam melakukan penelitian. Landasan yang dimaksud ialah teori
yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti oleh penulis.
Pada bagian ini akan diuraikan kajian pustaka yang berhubungan dengan tema
penelitian yang berjudul “Explorasi Limbah Kain Perca Sebagai Produk Fashion”
Tinjauan pustaka ini dibuat untuk mengetahui sasaran penelitian, mengingat
pentingnya hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, untuk
dijadikan sebagai landasan pemikiran. Seni merupakan kebutuhan hidup yang
penting, seni memiliki fungsi yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak
langsung bagi manusia. Fungsi yang secara langsung dapat dirasakan adalah
sebagai media untuk berekspresi diri, berkomunikasi, bermain dan menyalurkan
bakat yang dimiliki. Secara tidak langsung, manusia dapat memperoleh manfaat
pendidikan melalui pengembangan berbagai kemampuan dasarnya untuk belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi literatur.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang relevan sesuai
judul yaitu Explorasi Limbah Kain Perca Sebagai Produk Fashion.
Penelitian ini didapatkan dari beberapa jurnal.

B. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang diakukan dengan
menampilkan hasil dari studi literatur. Penelitian ini berisi tentang
kumpulan data inovasi penggunaan bahan bekas yang tidak terpakai yaitu
kain perca sebagai bahan fashion.

C. Objek Penulisan
Objek tulisan ini adalah upaya pemanfaatan barang bekas dari kain perca
yang sudah tidak terpakai dijadikan suatu produk fashion bernilai jual
sehingga dapat digunakan sebagai wirausaha dan diharapkan dapat
mengedukasi masyaratkat agar bijak, kreatif, inovatif dalam berwirausaha.
D. Prosedur Penelitian
Berikut ini rincian tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai
berikut :
1. Eksperimen dan Pra Desain
- Pemilihan jenis kain, motif dan warna
- Proses pemilahan bahan untuk struktur desain
- Proses penggabungan
- Analisis hasil eksperimen
2. Proses Desain
- Pembuatan gambar desain
- Reka bahan penunjang aksesoris
- Perakitan produk
3. Implementasi Produk
- Merencanakan produk
- Pembuatan beberapa duplikasi prototip
- Analisa respon pasar

E. Kerangka Berfikir

Limbah kain Produk


perca Fashion

Pemasaran
Produk
BAB IV
PEMBAHASAN
1.Bagaimana cara mengolah limbah kain perca agar menjadi produk fashion yang
berguna?
Merujuk pada teori Victor Papanek mengenai konsep Green dalam bukunya The
Green Imperative: Ecology and Ethics in Design and Architecture, ada enam hal
yang harus diperhatikan dalam mengelola produk yaitu mengenai the choice of
materials, the manufacturing processes, packaging the product, the finish product,
transporting the product, and waste (Papanek, 1995). Dalam penelitian ini penulis
fokus pada teori Green mengenai the choice of materials, penulis memilih bahan
sisa kain perca dari industri di wilayah Yogyakarta.
Mencipta suatu karya yang Green dalam artian ramah lingkungan, sebagai bentuk
peduli pada lingkungan, perlu memperhatikan Product Life Cycle Assessment,
yaitu melihat tahapan proses produk dari awal berupa raw material (jenis material
yang digunakan maupun sumber material tersebut), proses produksi, penjualan,
penggunaan produk, hingga akhir dari produk setelah selesai digunakan (Papanek,
1995). Dengan demikian membuat karya produk dari material limbah kain perca
adalah salah satu penciptaan yang ramah lingkungan.
Ada banyak jenis produk perca yang berkembang selama ini, seperti:
a. Tas
Tas Fashion mampu memadu padankan permainan warna-warni
bermacam-macam kain perca dan membentuknya.
b. Sandal
Produk sandal dengan mengkombinasikan warna dan motif kain perca, serta
menggunakan teknik anyam, bukan jahit.
c. Selimut
Produk selimut menggunakan warna-warni kain yang bukan merupakan limbah
sisa kain perca, melainkan kain baru yang di potong-potong yang dibuat seolah
kain perca. Hal ini banyak dilakukan untuk memperoleh efek patchwork pada
suatu produk.
Berdasarkan produk-produk perca yang sudah beredar di pasaran masih ada
peluang untuk mengembangkan pengolahan material perca dari segi visual.
Teknik yang baik dapat menghasilkan produk perca dengan tingkat visual yang
baik. Selain dari aspek visual pengembangan perca juga dapat dilakukan dengan
pengembangan dari segi fungsionalnya. Seperti pemanfaatan material perca
menjadi elemen produk interior yang lebih memiliki nilai jual.
2.Bagaimana cara mengeksplorasi limbah kain perca?
Eksplorasi pada kain perca dapat dilakukan dengan pencampuran bahan lain, dan
tanpa pencampuran bahan lain. Pencampuran bahan lain dapat berupa bahan kimia
seperti resin, dempul, semen, dan sebagainya, maupun dengan bahan organik
seperti tepung sagu dan gumrosin. Proses tanpa pencampuran bahan lain bisa
dengan pemanasan (heatgun) ataupun dengan teknik anyam, penggabungan
potongan – potongan. Ketiga cara ini berpotensi mengubah kain menjadi struktur
yang kemudian dapat dibuat menjadi berbagai macam produk fashion.
3.Bagaimana pemasaran produk fashion dari limbah kain perca?
Dalam pemasaran terdapat empat variabel penting yang disebut marketing mix
(Buchari Alma, 2009), yaitu: Product (produk), Price (harga), Place (saluran
distribusi) dan Promotion (promosi). Marketing mix merupakan kombinasi empat
variabel yang merupakan inti sari dari pemasaran yang dipakai oleh perusahaan
sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan
konsumen. Salah satu komponen dari marketing mix adalah promotion.
Mengembangkan dan mempertahankan usaha dapat dilakukan dengan sistem
pemasaran usaha yang baik dan terencana.
Empat variable marketing mix (”4P”) yang bisa diterapkan dalam suatu usaha
adalah: Product, Promotion, Place dan Promotion
1.Product (Produk).
Dalam usaha busana, produk yang dijual adalah berbagai macam
produk fashion dari limbah kain perca. Untuk membuat usaha mampu bertahan
dan dapat maju, hasil kerajinan yang dijual dipastikan harus mempunyai desain
yang unik, baik dari segi kemasan, penyajian, akan menjadikan kekhasan
tersendiri yang akan menarik konsumen dan menjadikan konsumen yang loyal.
2.Price (harga).
Harga yang dipatok oleh penjual haruslah yang sesuai dengan
segmen pasar yang dituju. Strategi harga yang murah terhadap suatu produk
olahan, belum tentu akan menjadikan produk olahan akan laku terjual. Penentuan
harga terhadap suatu barang harus direncanakan secara matang dan sesuai dengan
segmen konsumen yang dituju.
3. Place (Lokasi).
Pemilihan lokasi usaha yang tepat ikut andil dalam menentukan keberhasilan
usaha. Walaupun usaha tersebut mempunyai produk pemanfaatan kain perca, dan
sistem promosi yang baik dan terencana dengan matang, tetapi jika lokasi usaha
penjualan produk tersebut sulit untuk dijangkau atau tempatnya tidak nyaman, ini
merupakan faktor yang membuat konsumen akan malas untuk datang.
4. Promotion (Promosi).
Abdelsalam (2016) menegaskan bahwa sejak tahun 2010 hingga 2015 perdangan
mulai bergeser kearah pemasaran E-commerce. Kemajuan teknologi membuka
peluang, kesempatan dan tantangan bagi pemilik usaha, baik pada pemilik usaha.
Saat ini pemasaran digital atau E-commerce merupakan jalur alternatif yang
sangat membantu bagi pelaku usaha dengan anggaran modal dana yang minimun
(Wardana. A, 2015). E- commerce selain dapat membantu tugas-tugas dari
penjualanan, dituntut mampu menagani persaingan dalam berwirausah (Achjari.
D, 2000). Selanjutnya Sarkar, dkk (2020) digital E-commerce mempunyai
serangkaian keunggulan yang ditawarkan, seperti simple, ,memudahkan
indetifikasi barang, keunikan, dan kemudahan bertransaksi.Bisnis E-commerce
pada saat ini mengalami pekembangan yang sangat pesat, dikarenakan orang lebih
memilih kemudahan dalam bertransaksi yang ditunjang dengan komunikasi yang
dilakukan konsumen dan penjuan secara langsung (Baihaqi. dkk, 2019).
Penggunaan E-commerce sebagai tempat jual beli sebuah produk memberikan
keuntungan besar pagi pemilik usaha, Salah satu jenis usaha kecil yang dapat
menghasilkan sebuah produk ramah lingkungan adalah pemanfaatan limbah kain
perca. Pada saat ini sistem penjualan banyak menggunakan fitur market place
secara digital. fitur market place tersebut antara lain adalah, Bukalapak,
Tokopedia, dan Shopee (Wicaksono, 2018). Dengan berbagai E-commerce yang
disajikan dalam bentuk market place diharapkan mampu membantu pemasaran
sistem penjualan yang lebih praktis.

BAB V
PENDAHULUAN

1.Kesimpulan
Pemanfaatan limbah kain perca sebagai produk fashion, menjadi solusi yang baik
untuk mengubah limbah menjadi barang yang dapat menghasilkan keuntungan.
Produk tersebut antara lain adalah tas, sandal, selimut dan lain-lain. Pemanfaatan
limbah kain perca tersebut menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk
meningkatkan ekonomi keluarga.Dalam alternative pemasaran produk kreatif
limbah kain perca menggunakan teknologi E-commerce, dapat digunakan sebagai
solusi untuk meningkatakan pemasaran berbasis teknologi. Pemasaran E-
commerce yang saat ini digemari masyarakat adalah market place pada situs
bukalapak, tokopedia, dan shopee. E-commerce tersebut dapat digunakan sebagai
media peningkatan pemasaran produk berbahan dasar kain perca.
Dengan demikian metode pemasaran produk berbahan dasar kain perca,
menggunakan kemajuan teknologi E-commerce, menjadi salah satu solusi
alernatif, karena pada sistem penjualan melalui market place masing-masing
terdapat sisi kekurangan. Dengan harapan produk yang diperjual belikan
mempunyai jangkauan pasar berskala nasional dan internasional.
2.Saran
Penggunaan kembali bahan yang tidak terpakai dapat mengurangi limbah kain
perca dan menjadikan kembali produk-produk yang modern. Adanya produk baru
dengan desain modern dan penggunaan limbah kain perca, dapat mengenalkan
beberapa produk fashion kepada kalangan remaja dengan cara menjadikan produk
modern.Salah satu cara lain dalam pembuatan produk beberapa fashion tas selain
menggunakan limbah kain perca dapat menggunakan bahan bekas lain, dan
mengkombinasikan dengan material lain dengan harga terjangkau. Semakin
banyak bahan bekas yang diolah menjadi produk baru maka dapat mengurangi
limbah kain sedikit demi sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai