Anda di halaman 1dari 22

KAJIAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK PEMBUATAN KOTAK TISU

MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET

INU MAHMUDAH

5403419015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah atau limbah sudah menjadi permasalahan lingkungan yang tidak bias

dihindari kehadirannya. Limbah merupakan bahan buangan yang berasal dari suatu usaha

atau kegiatan manusia. Limbah dibagi menjadi limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik adalah limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang mudah terurai

secara alami tanpa proses campur tangan manusia. Limbah anorganik merupakan limbah

yang tidak dipakai lagi dan sulit terurai.

Menurut Abdurrahman (2006) berdasarkan wujudnya limbah dibagi menjadi

llimbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat merupakan limbah yang

memiliki wujud padat yang bersifat kering dan tidak dapat berpindah kecuali di

dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal dari sisa m/akanan, sayuran, potongan

kayu, ampas hasil industry, dan lain-lain. Limbah padat ada yang masih dapat

dimanfaatkan kembali menjadi nilai ekonomis seperti limbah kayu, kertas, plastik, dan

kain.

Limbah kain merupakan salah satu jenis limbah yang sulit diolah karena termasuk

ke dalam limbah anorganik yang tidak mudah terurai sehingga tidak dapat dikompos, jika

limbah kain diolah dengan cara pembakaran akan menimbulkan asap dan gas yang juga

membahayakan lingkungan. Ini menjadikan suatu masalah karena berdasarkan data tahun

2011, limbah kain menempati urutan ke 4 prosentase limbah terbanyak yakni 6,36 % secara

berat dan 5,1% secara volume, dengan jumlah sampah harian di Bandung yang mencapaoi
kurang lebih 1000 ton perhari dengan peningkatan sekitar 3% sampai 5% pertahunnya

(Drs. Agus Karya S, 2012).

Limbah kain berasal dari industri konveksi pengolahannya dapat dengan cara

didaur ulang. Limbah yang dihasilkan dari industri konveksi salah satunya adalah kain

perca. Kain perca merupakan potongan-potongan dari sisa pembuatan pakaian. Karena

kurangnya pengetahuan masyarakan akan pemanfaatan limbah, membuat limbah tersebut

dibuang begitu saja. Kain perca dapat dimanfaatkan menjadi produk baru seperti tas,

aksesoris, lenan rumah tangga, isi bantal sebagai ganti dakron, dan lain sebagainya.

Pemanfaatan kain perca menjadi produk baru dapat menggunakan berbagai teknik salah

satunya adalah teknik crochet atau kait.

Crochet dalam bahasa Indonesia disebut mengait atau merenda. Merajut atau

crochet adalah teknik mengait simpul-simpul benang panjang yang dirangkai dengan jarum

yang disebut hakken, hakpen atau hook mengikuti suatu pola dengan rumus-rumus tertentu.

Kegiatan merajut ini sudah dikenal dari jaman terdahulu. Menurut sejarah awal dari

kegiatan merajut ini hanya dilakukan oleh pedagang pria di timur tengah, Arab. Namun

perlahan, seni ini berkembang juga di masyarakat, contohnya kebiasaan merajut sweater di

pulau Aran, lalu di inggris para perempuan bangsawan diwajibkan bisa merajut pada masa

ratu Victoria. Di Indonesia sendiri seni merajut dibawa oleh Belanda pada masa

penjajahan, saat itu perempuan Indonesia diajarkan cara merajut oleh noni- noni Belanda.

Teknik kaitan (crochet) sekarang ini sedang digemari oleh generasi muda, mereka

sangat aktif dalam mengikuti perkembangan mode. Hal ini membuat produk kerajinan

dengan teknik kaitan (crochet) semakin kreatif dan inovatif.Teknik mengait ini dapat

dipakai untuk membentuk bahan baru. Saat ini rajutan sudah banyak diaplikasikan sebagai
produk wearable, mulai dari baju, pelengkap busana, berbagai macam aksesoris, sampai

lenan rumah tangga.

Pemanfaatan kain perca ini dapat membuka peluang untuk mengeksploitasi limbah

menjadi produk yang memiliki nilai fungsi yang lebih. Selain itu kegiatan ini juga akan

menambah pengetahuan dalam mengolah limbah menjadi bahan baru. Banyak produk yang

dapat dihasilkan dengan teknik crochet diantaranya tas, topi, aksesoris, lenan rumah tangga

dan produk handmade lainnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, penggunaan teknik crochet dengan kain perca

banyak dijumpai untuk pembuatan tas, sarung bantal, dan lenan rumah tangga. Dari

masalah diatas peneliti perlu mengembangkan produk baru berupa pembuatan kotak tisu

menggunakan kain perca dengan teknik crochet. Oleh sebab itu, peneliti menulis penelitian

yang berjudul “KAJIAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK PEMBUATAN KOTAK

TISU MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terlah dibuat, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Apakah kain perca dapat digunakan untuk pembuatan sarung bantal dengan teknik

crochet?

2. Bagaimana kualitas hasil kotak tisu dengan teknik crochet menggunakan kain perca?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah kain perca dapat digunakan untuk pembuatan sarung bantal

dengan teknik crochet.

2. Mengetahui kualitas hasil jadi kotak tisu dengan teknik crochet menggunakan kain

perca.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat:

2.1.1 Mengurangi penumpukan volume limbah tekstil.

2.1.2 Mengeksplor teknik crochet dalam pembuatan kotak tisu.

2.1.3 Untuk memanfaatkan kain perca supaya lebih bermanfaat dan mempunyai fungsi

serta nilai jual.

2.1.4 Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, keterampilan, keahlian,

pengetahuan, dan pengalaman dalam mengolah limbah tekstil sehingga membawa

lingkungan kearah yang positif.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Limbah

Menurut Cahyono Budi Utomo, limbah adalah suatu zat atau benda yang timbul

sebagai hasil dari ativitas manusia yang sudah tidak digunakan lagi dan dibuang.

Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang

prosedur impor limbah, menyatakan bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas

dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah dimakan oleh manusia

dan hewan. Pengertian limbah oleh WHO yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia

dan tidak terjadi dengan sendirinya (Restu, 2021).Jenis-jenis limbah dikelompokkan

menjadi tiga kelompok, yaitu limbah berdasarkan senyawanya, limbah berdasarkan

wujudnya, limbah berdasarkan sumbernya.

2.1.1.1 Jenis Limbah Bedasarkan Senyawanya

1) Limbah organik

Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup yang mudah

diuraikan secara alami dan mudah membusuk. Contohnya, dedaunan yang

jatuh ke tanah, rumput, sisa-sisa makanan, kulit sayur dan buah-buahan,

kotoran manusia dan kotoran hewan, dan tulang-tulang hewan.

2) Limbah anorganik

Limbah anorganik adalah limbang yang berasal dari sisa-sisa aktivitas

manusia dan limbah ini sangan susah terurai secara alami. Maka dari itu,
limbah jenis ini sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Contohnya, sabun cuci baju atau piring, botol bekas minuman, kantong

plastik, kaleng-kalengan, kertas, kain, dan masih banyak lagi.

3) Limbah B3

Istilah B3 merupakan kepanjangan dari Bahan Berbahaya dan Beracun. Dari

namanya limbah ini sudah bias mengancam dan menbahayakan lingkungan

hidup. Bahkan, kesehatan manusia juga sangat terancam dengan adanya

limbah B3. Limbah B3 menjadi berbahaya karena di dalamnya terdapat

senyawa yang sulit diurai dan beracun. Senyawa-senyawa itu berupa Al, Cr,

Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn.

2.1.1.2 Jenis Limbah Bedasarkan Wujudnya

1) Limbah padat

Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan berasal dari sisa hasil

kegiatan domestic atau aktivitas industry. contoh limbah padat antara lain,

kertas, serbuk besi, kain, plastik, dan kayu-kayuan. Limbah padat dapat

diklasifikasikan menjadi enam bagian, yaitu sampah organic mudah busuk

(garbage), sampah organic dan anorganik tidak membusuk (rubbish), sampah

abu (ashes), sampah bangkai binatang (dead animal), sampah sapuan (street

sweeping), dan sampah industry (industrial waste).

2) Limbah cair

Limbah cair merupakan limbah yang bentuknya cair dan berasal dari sisa-sisa

buangan kegiatan domestic atau proses produksi. Limbah cair itu sendiri
berupa air yang sudah tercampur atau tersuspensi dengan bahan-bahan

buangan hasil dari sisa-sisa produksi.

3) Limbah gas

Limbah gas adalah limbah yang dimana uadara sebagai medianya. Semakin

banyak limbah gas yang naik ke udara, maka kualitas udara semakin menurun.

Bahkan, limbah gas yang dibiarkan di udara bias membuat kesehatan manusia

dan makhluk hidup lainnya terganggu. Contohnya, asap kendaraan bermotor,

asap kebakaran hutan, asap pabrik, dan lain-lain.

2.1.1.3 Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernya

1) Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang asalnya dari kegiatan manusia

dalam rumah atau lingkungannya. Maka dari itu, limbah rumah tangga disebut

juga dengan limbah domestic. Misalnya air cucian baju, piring, kendaraan dan

lain-lain.

2) Limbah industri

Limbah industry adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa proses produksi

pada suatu industry. seperti yang telah diketahui bahwa industry itu ada

berbagai macam. Maka dari itu, limbah industry juga sangat beraga,

tergantung dari jenis industry yang dijalankan.

3) Limbah pertanian

Limbah pertanian adalah limbah yang berasal dari aktivitas pertanian. Pada

umumnya, limbah pertanian ini dihasilkan dari pemberian pupuk dan

pembasmian hama. Hal itu dikarenakan kedua bahan tersebut mengandung


banyak zat-zat kimia yang dapat merusak ekosistem tanah sehingga kualitas

tanah menurun.

4) Limbah medis

Limbah medis adalah limmbah yang berasal dari fasilitas dan alat-alat medis.

Limbah medis ini ditemukan pada rumah sakit, klinik, dan puskermas. Limbah

jenis ini jika dibiarkan secara terus-menerus sangatlah berbahaya karena setiap

alat-alat medis yang digunakan terkandung cairan tubuh seperti darah atau

kontaminan lainnya.

2.1.2 Kain Perca

Kain perca adalah kain yang terbuat dari potongan kain besar. Bahan kain perca

dapat dibuat dari apa saja, tergantung pada kain besar dari mana ia dibuat. Karakteristik

kain perca yaitu berukuran kecil, berbentuk potongan, memiliki motif yang tidak

beraturan, dan ukurannya tidak sama (WIguna, 2020).

2.1.3 Berkarya

Berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai manghasilkan sesuatu yang

bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang

lainnya. Menghargai hasil karya orang lain berarti kita menghargai orang yang berkarya

itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela yang menciptakannya.

Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya yang untuk membina

keserasian dan kerukunan hidup antara manusia agar terwujud keghidupan yang saling

menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat kemanusiaan. Menghargai hasil

karya orang lain adalah sifat terpuji yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-

hari.
2.1.4 Kualitas

Kualitas atau atau nilai estetis merupakan nilai keindahan yang dapat diserap oleh

segenap jiwa apresiator terhadap lukisan yang diamati baik dari segi bentuk-bentuk

garis dan warna, susunan warna, proporsi, komposisi maupun hubungannya dengan ide

atau konsep penciptaan. Apa yang kita amati dari hasil karya seni rupa tidak lain adalah

perwujudan secara utuh dan total. Kita tertarik atau menggetarkan perasaan kita tetapi

kadang-kadang kita tidak sanggup menerapkan mengapa kita tertarik. Jika kita

menganalisa suatu hasil karya seni yang sedang kita nikmati maka disitu terkandung

beberapa unsur antara lain : bentuk, isi, dan medium (Wahid, 2014).

2.1.5 Merajut

Merajut menurut bahasa Inggris: knitting adalah metode membuat kain, pakaian

atau perlengkapan busana dari benang rajut. Berbeda dari menenun yang menyilangkan

dua jajaran benang yang saling tegak lurus, merajut hanya menggunakan sehelai

benang. Sebaris tusukan yang sudah selesai dipegang di salah satu jarum rajut sampai

dimulainya tusukan yang baru.

Sedangkan, merajut menurut kamus besar bahasa Indonesia: (1) menyirat jaring-

jaring, (2) membuat rajut; Kata dasar dari merajut adalah rajut (me-rajut), rajut dapat

diartikan jaring/jala-jala atau bahan pakaian yang disirat manual (menggunakan

tangan) maupun menggunakan mesin rajut.

Sedangkan Rajutan dapat diartikan bahan pakaian yang dibuat oleh tangan maupun

mesin rajut atau dapat pula diartikan hasil merajut. Orang kita biasanya mengenal dari

bahan/kain wol.Merajut dapat dilakukan dengan tangan ataupun mesin. Ada berbagai

jenis gaya dan teknik merajut. Teknik dasar dalam merajut adalah tusuk atas dan tusuk
bawah. Tusuk atas dilakukan dengan cara mengaitkan benang dari arah depan,

sementara tusuk bawah adalah mengait benang dari arah belakang. Hasil rajutan

memiliki pola seperti huruf v yang bersambungan.

2.1.5 Teknik Crochet

Teknik merajut dengan sebatang jarum rajut disebut merenda (bahasa Inggris:

crochet). Pada dasarnya, merenda dan merajut sama-sama bertujuan mengait benang

melalui lubang tusukan yang ada, namun menggunakan teknik rajutan dan jarum yang

berbeda. Jarum untuk merenda disebut jarum renda atau hakpen (dari bahasa Belanda:

haakpen) yang memiliki pengait pada ujungnya. Crochet dalam bahasa Indonesia

disebut mengait atau merenda. Crochet adalah seni kerajinan dekoratif yang diciptakan

dengan membuat sengkelit dengan menggunaan jarum/ pena pengait khusus. Dekorasi

ini sering digunakan pada shawl dan selimut (Poespo, 2009).

Crochet merupakan salah satu teknik merajut dengan jarum besar yang biasa

disebut merenda. Biasanya digunakan untuk membuat syal, sweater, mantel dan

sebagainya. Jarum crochet memiliki kait di ujungnya untuk menarik benang. Kaitan

dibuat dari benang kait, misalnya benang wol, benang akrilik, benang katun, benang

nilon maupun jerami dan lainnya (Arifah, 2005).

Perbedaan Crochet atau Knitting Merajut terbagi menjadi 2 cara yaitu Crochet atau

Knitting, keduanya sama-sama tehnik merajut.Bedanya:

- Crochet: Secara sederhana crochet menggunakan 1 jarum.

- Knitting: knitting menggunakan 2 jarum.

2.1.5.1 Alat mengait


Untuk mengait digunakan jarum kait (haakpen-Belanda, crochet needle-

Inggris) dari ukuran kecil sampai besar. Untuk jarum yang kecil/ bernomor kecil,

dipakai benang kecil (halus). Untuk benang besar, digunakan jarum kait besar/

bernomor besar. Alat pendukungnya antara lain gunting, jarum pentul, meteran, dan

pola (Lailas, 2012).

2.1.5.2 Tusukan Dasar Crochet

1) Cahin Stitch (ch)

2) Single Crochet (Sc)

3) Half Double Crochet (Hdc)


4) Double Croochet (Dc)

5) Slip Stitsch (Sl St)

6) Symbol crochet

2.2 Literatur Rivew

Beberapa penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian ini yaitu dari Isnaeni

Maesaroh tahun 2019 .Pada penelitiannya tali plastik digunakan sebagai bahan pembuatan

topi dengan teknik crochet. Kualitas produk yang diuji dari 4 aspek yaitu desain,

keistimewaan, spesifikasi, dan estetika. Teknik pengambilan sample dengan simple

random sampling, dengan menggunakan variable tunggal. Metode pengumpulan data


adalah angket. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif presentase. Hasil

persentase paling tinggi diperoleh produk topi C dengan rata-rata persentase sebesar

87,34% karena desain dan warna topi menarik.

Penelitian yang lain yaitu oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang Kusuma

Dewi pada tahun 2020 .Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui untuk

mengetahui perbedaan kualitas hasil cape teknik crochet dengan tiga benang rajut rayon

yang berbeda, yaitu benang rajut soft rayon small ply, benang rajut sweet rayon pita, dan

benang rajut soft rayon big ply. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Tata

Busana Jurusan PKK, Fakultas Teknik, UNNES angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017,

yang masih aktif sejumlah 136 mahasiswa. Teknik pengambilan sample, menggunakan

proportionate stratified random sampling sebesar 58 mahasiswa. Variable penelitian

menggunakan variable bebas dan metode pengumpulan data dengan menggunakan lembar

pengamatan produk. Hasil dari penelitian ini yaitu keseluruhan hasil cape dengan benang

soft katun rayon small ply mendapat penilaian lebih baik daripada cape yang lain.

Perbedaan penelitian ini yaitu penggunaan bahan dasar yang berbeda dalam pembuatan

produk dengan teknik crochet.

Penelitian Ribka Susilo (2012) pada Jurnal: “Pemanfaatan Limbah Kain Perca

untuk Pembuatan Furnitur”. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi masalah limbah

kain dengan cara meningkatkan value dari limbah tersebut sehingga memiliki nilai tambah/

nilai jual yang tinggi. Serta mengefisiensikan ruang dalam rumah sehingga ruang yang ada

dapat dimmanfaatkan untuk lebih banyak hal dan tidak menghalangi flow of activity di

dalam rumah. Relevansi antar penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan

yaitu memanfaatkan limbah tekstil dalam menurangi permasalahan lingkungan.


Penelitian lainnya oleh mahasiswa Universitas Negeri Cateriyne Cyntia. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriprif, dimana

pembuatannya menggunakan teknik eksperimen yang doilakukan oleh penulis sendiri.

Hasil penelitian dinilai oleh lima panelis dengan menggunakan penelitian berdasarkan teori

produk, unsur dan prinsip desain. Hasil dari penelitian menujnjukkan bahwa produk

aksesoris bros dali limbah tile jika dilihat dari penampilan sudah menarik, memberikan

kenyamanan, memiliki harga jual yang terjangkau, dan pemeliharaannya cukup mudah.

Perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan adalah bahan dan produk hasil jadi.

2.3 Kerangka Berpikir

Limbah merupakan bahan sisa yang keberadaannya mengganggu di lingkungan.

Proses pengolahan limbah kain yaitu dengan cara daur ulang atau recycle. Dengan melihat

potensi tersebut, maka limbah kain yang ada harus diinovasikan menjadi suatu produk yang

bernilai. Limbah kain perca merupakan salah satu limbah kain yang dihasilkan penjahit

pakaian terutama pakaian pesta. Karena dianggap sebagai sampah maka banyak limbah

kain perca yang langsung dibuang.

Teknik yang dapat mengolah kembali sisa kain tersebut adalah teknik crochet.

Teknik crochet identik dengan menggunakan benang rajut. Benang rajut dijual di pasaran

dengan harga yang bervariasi pergulungnya. Limbah kain dapat menggantikan keberadaan

benang rajut, jika dipotong memanjang dan dipilin maka bentuknya akan menyerupai

benang rajut.

Produk handmade yang dipilih dalam penelitian ini adalah kotak tisu yang memiliki

nilai guna dan ekonomi. Pemanfaatan kain perca ini diharapkan dapat mengurangi volume

limbah di lingkungan.
Table. Kerangka Berpikir

Kain perca

Banyak tersedia karakteristik kain perca

Teknik crochet

lenan rumah tangga

Penilaian para ahli


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari bulan September 2022 sampai bulan Januari

2023. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Tata Busana, Jurusan

Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian kualitaif tidak menggunakan istilah populasi, teteapi social

situation atau situasi social yaitu kesinambungan antara tampat (place), pelaku (actors)

dan aktivitas (activity), yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi social peneliti

dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada

pada tampat (place) tertentu.

Populasi yang akan diambil dalam penelitian kali ini adalah dosen prodi Pendidikan

Tata Busana yang ahli pada bidangnya.

2. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling.

Purposive sampling termasuk pada kelompok nono-probability. Dalam bukunya The

Research Process, edisi revisi Bouma Gary D, (1993:119) menyatakan: pada purposive

sampling, peneliti mempercayai bahwa mereka dapat menggunakan pertimbangannya

atau intuisinya untuk memilih orang-orang atau kelompok terbaik untuk dipelajari atau

dalam hal ini memberikan informasi yang akurat.


Dapat pahami bahwa purposive sampling memiliki kata kunci: kelompok yand

dipertimbangkan secara cermat (intuisi) dan kelompok terbaik (yang dinilai akan

memberikan informasi yang cukup), untuk dipilih menjadi responden penelitian.

Karena itu purposive sampling dikenal juga dengan sebutan judgemental sampling.

Perlu adanya pertimbangan yang cermat dalam memilih kelompok kunci sebagai

sampel.

3.3 Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya (Sugioyono, 2007).

Dalam penelitian ini menggunakan dua variable yaitu variable bebas dan terkait.

Variable bebas (independent variable) adalah variable yang dipandang sebagai penyebab

munculnya variable terikat yang diduga sebagai akibatnya. Sedangkan variable terikat

(dependent variable) adalah variable yang dipradugakan, yang bervariasi mengikuti

perubahan dari variable-variable bebas. Umumnya merupakan kondisi yang ingin kita

ungkapkan dan jelaskan.

1. Variable Bebas : Limbah kain

2. Variable Terikat : Kotak tisu crochet

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang

abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan:


3.4.1 Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah

responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi

dalam wawancara, yaitu pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi

wawancara (Subana, 2000 dalam Moch. Idochi Anwar, 2010). Wawancara dapat

dibedakan menjadi:

1. Wawancara terpimpin, dalam wawancara terpimpin, pertanyaan diajukan

menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.

2. Wawancara bebas, pada wawancara bebas, terjadi tanya jawab bebas antara

pewawancara dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan

penelitian sebagai pedoman. Kebaikan wawancara ini adalah responden tidak

menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai.

3. Wawancara bebas terpimpin, merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan

wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa

pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan

ditanyakan kepada responden.

Pada penelitian ini, wawancara bebas dipilih sebagai teknik pengumpulan

data. Hal ini dikarenakan pewawancara dapat mendapatkan informasi dari

responden (para ahli) dengan suasana yang tidak kaku.

3.4.2 Pengamatan (Observasi)


Observasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamati secara langsung

terhadap objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam

(kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan

responden kecil.

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis

(Arikunto, 2002 dalam Burhan, 2007).

Dalam observasi terdapat tiga metode yaitu pencatatan, pengamatan, dan

inferensi (pemaknaan). Dalam metode pencatatan terdapat dua cara dalam mencatat

hasil observasi yaitu langsung dan retrospektif. Pencatatan langsung dilakukan

ketika pengamatan sedang berlangsung. Sedangkan pencatatan retrospektif

dilakukan setelah observasi dilakukan. Inferensi atau pemaknaan adalah

mengartikan setiap gerakan tingkah laku seseorang (Nurul. H, 2010).

Pada penelitian ini menggunakan jenis observasi langsung dan observasi tidak

langsung. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan observasi langsung

yaitu menentukan dimana tempat objek akan diobservasi, menentukan cara

mengumpulkan data agar memperoleh data yang benar, dan menentukan cara

melakukan pencatatan hasil observasi.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk

teks atau non teks. Dokumentasi merupakan kegiatan penelitian yang ditujukan

untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, contohnya meliputi buku-
buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, fotofoto, dan film

dokumenter untuk mendapatkan data yang relevan. Dokumentasi dilakukan untuk

melengkapi data dari proses wawancara terhadap para ahli, yaitu berupa dokumen.

Berdasarkan proses pembuatan penelitian digunakan gambar sebagai hasil

dokumentasi.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini yang bersifat kualitatif, maka analisis datanya adalah

mempergunakan metode kualitatif, semua data yang telah terkumpul dianalisis dan

disajikan secara deskriptif melalui proses sebagai berikut:

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang berasal dari

observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi

data yang dilakukan dengan membuat rangkuman, tahap akhir dari analisis data ini adalah

mengadakan pemeriksaan data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substansi.

References
Arifah, R. (2005). Teori Busana. Bandung: Yapemdo.
Dra. Felicitas Djawa, d. (1979). Pemeliharaan Busana dan Lenan Rumah Tangga. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Drs. Agus Karya S, M. S. (2012). PEMANFATAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK
PEMBUATAN FURNITUR. Jurnaol Tingkat Sarjana dan Desain, 1.
Lailas, S. (2012). Aneka Kreasi Rajutan untuk Pemula–Mahir. Jakarta: Kawan Pustaka.
Poespo, G. (2009). A to Z Istilah Fashion. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Restu. (2021, September). Jenis Limbah: Pengertian, Karakteristik, dan Cara Mengatasinya.
Retrieved from Blog Gramedia Digital: http://www.gramedia.com
Setyosari. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Sugioyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Wahid, A. K. (2014). Apresiasi Seni. Makasar: Prince Publishing.
WIguna, R. (2020, April 3). Pengertian kain perca. Retrieved from Berpendidikan.Com:
http://berpendidikan.com

Anda mungkin juga menyukai