Disusun Oleh:
AFIFAH THOHIROH
NIM: P07172316041
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
2.1 Pengertian TB Paru.............................................................................. 8
2.2 Epidemiologi TB Paru........................................................................... 9
2.3 Penyebab TB Paru ............................................................................ 10
2.4 Patogonesis TB Paru.......................................................................... 11
2.5 Cara Penularan TB Paru ................................................................... 14
2.6 Klasifikasi TB Paru ............................................................................ 15
2.7 Gejala TB Paru ...................................................................................16
2.8 Diagnosis TB Paru............................................................................. 18
2.9 Masa Inkubasi TB Paru ..................................................................... 19
2.10Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka
Kejadian TB Paru .....................................................................................19
2.11Kerangka Konsep ............................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................26
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
2017). Menurut Rye (2016) bahwa ada 22 negara dengan kategori beban
tahunnya dari 9 juta kasus baru dan secara global angka insidensi
terbanyak setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari
jumlah penderita TB paru, BTA positif tahun 2008 sebesar 161.741 kasus.
iv
v
paru.
Pada tahun 2014 WHO memperkirakan terjadi 9,6 juta kasus Baru
TB secara global, yang terdiri 5,4 juta kasus pada laki-laki Dari 3,2
juta kasus pada perempuan serta 1 juta kasus TB paru pada Anak-anak,
v
vi
penderita TB Paru 1.449 kasus, tahun 2015 1.280 dan tahun 2017 1.301
terbanyak berada pada dua wilayah yaitu Batu gajah dan Batu Merah,
karena wilayahnya yang luas dan jumlah penduduk yang padat (Dinkes
vi
vii
TB paru. Hal ini ditunjukkan dengan hasil survey data awal dari
vii
viii
kejadian TB paru.
viii
ix
5.Bagi peneliti
mempengaruhinya.
ix
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882. Penyakit tuberkulosis paru
x
xi
tertentu, kuman dihembuskan oleh angin sehingga terhirup oleh orang lain
yang tidak menderita tuberkulosis paru. Penyakit ini juga dapat menular
kepada orang lain melalui orang yang pernah kontak dengan penderita
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant atau tertidur
paru, orang muda dan tua, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin
pernah memilih induk semangnya dan siapa saja, kapan saja, dan dimana
saja. Daya tahan tubuh yang rendah tidak dapat melawan kuman
xi
xii
tetapi juga dapat menyerang oran tubuh yang lain seperti kulit (TB kulit),
tulang (TB tulang), otak dan syaraf (TB otak dan syaraf), mata (TB mata).
± 0,3-0,6 dan panjang ± 1-4 μ dan bersifat tahan asam sehingga dikenal
juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Dengan bentuk batang tipis,
tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam
alkohol, sehingga disebut basil tahan asam (BTA), tahan terhadap zat
kimia dan fisik, serta tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat
menit atau pada pemanasan 60ºC selama 30 menit, dan dengan alkohol
70-95% selama 15-30 detik. Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara, di
tempat yang lembab dan gelap bisa berbulan-bulan namun tidak tahan
terhadap sinar matahari atau aliran udara. Data pada tahun 1993
xii
xiii
(Widoyono, 2008)
1995).
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
xiii
xiv
membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut
tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh
(imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat
bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif lagi. Sifat lain kuman ini
xiv
xv
penyakit, dimana dapat mencakup dua kemungkinan individu itu sakit atau
Teori Simpul
Simpul 3 Simpul 4
Simpul 1 Simpul 2
Batuk Sehat/
Agent Media
Mycobacterium Berat sakit
Transmisi
Tuberculosis badan
Dahak
Penderita Tingkat
TB Paru ekonomi
xv
xvi
xvi
17
infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TB Paru. Bakteri
banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah),
organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar
getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru
(Burhanudin, 2015).
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular
(Laily, 2015).
17
18
A. Tuberkulosis Paru
positif.
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto roentgen dada
18
19
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing alat kelamin dan lain-lain.
yaitu:
2. TB ekstra berat
19
20
a. Demam
b. Batuk
sputum.
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
Gejala ini jarang ditemukan, nyeri dada timbul bila filtrasi radang
e. Malaise
20
21
hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang
dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada beberapa hal
f. Uji tuberkulin.
21
22
lesi primer atau reaksi tes tuberkulosis positif kira-kira memakan waktu 3-8
tahun pertama dan kedua. Infeksi laten dapat berlangsung seumur hidup
(Sarwani, 2012).
Paru
Faktor agent yaitu semua unsur baik elemen hidup atau mati, apabila
22
23
beberapa faktor yang berkaitan dengan pejamu antara lain usia, jenis
(Bustan, 2002).
tetapi host yang dimaksud dalam penelitian ini adalah manusia. Beberapa
adalah :
a. Pendidikan
b. Pengetahuan
23
24
c. Pendapatan
d. Pekerjaan
e. Jenis Kelamin
daripada perempuan yaitu hampir 1,5 kali dibandingkan kasus BTA+ pada
24
25
pada laki-laki dua kali lipat dari kasus pada perempuan (Kusuma, 2014).
f. Umur
ditemukan paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar
21,40% diikuti kelompok umur 35-44 tahun sebesar 19,41% dan pada
tahun.
3.Faktor Lingkungan
penghuninya.
25
26
mempunyai daya untuk membunuh bakteri. Hal ini telah dibuktikan oleh
lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari, lisol, karbol dan panas api.
(Soedarto, 2009).
b. Kelembaban
26
27
c. Ventilasi
memenuhi syarat kesehatan adalah ≥ 10% luas lantai rumah dan luas
ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10%luas lantai
cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yang tinggi akan
udara akan selalu mengalir. Selain itu, luas ventilasi yang tidak memenuhi
udara dan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah, akibatnya kuman
27
28
tuberkulosis yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar dan ikut terhirup
d. Suhu
tidak berubah banyak dan kelembaban udara dapat dijaga jangan sampai
terlalu tinggi dan terlalu rendah. Untuk itu harus diusahakan agar
perbedaan suhu antara dinding, lantai, atap dan permukaan jendela tidak
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Z., A Bahar. 2009. Tuberkulosis Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam.
29
30
30
31
Sarwani, Dwi, Sri Nurlela. 2012. Merokok dan Tuberkulosis Paru Studi
Kasus di RS Margono Soekarjo Purwokerto. Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNSOED.
31
32
32
33
33