Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“Irigasi Telinga dan Tetes Telinga”

Oleh :

Cintia Adinda Putri


1911312046
Kelompok B
Kelas 1A 2019

Dosen Pembimbing
Elvi Oktarina. Sp.Kep.KMB

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
IRIGASI DAN TETES TELINGA

Telinga merupakan salah satu alat indra yang penting bagi tubuh manusia yang berfungsi
sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Status kesehatan telinga manusia dipengaruhi
oleh perilaku hidup dan faktor lingkungan. Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini,
tanpa disadari penggunaan dan dampak produk teknologi di lingkungan tempat beraktifitas dapat
menjadi faktor penyebab gangguan telinga dan merusak sistem pendengaran.

A. Irigasi Telinga
a) Tujuan Praktikum
1. Dapat menjelaskan tujuan irigasi telinga
2. Dapat menejlaskan tahapan prosedur irigasi telinga
3. Dapat menerapkan irigasi telinga dengan benar dan teratur
b) Konsep teori
1. Definisi
Irigasi telinga adalah proses membersihkan telinga dari kotoran telinga ataupun
benda asing, dan serumen yang masuk ke dalam telinga, seperti makanan,
serangga, ataupun benda-benda kecil. Serumen terdiri dari sekresi dan kumpulan
sel epitel liang telinga luar yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti
telinga terasa penuh, gatal, nyeri, gangguan pendengaran, tinnitus. Irigasi telinga
adalah proses pembersihan telinga dengan aman dan tepat dengan menggunakan
air steril (saline steil).

Gambar 1. Irigasi telinga Gambar 2. Alat Irigasi Telinga

2. Tujuan
Menghilangkan kotoran dan benda asing yang masuk ke dalam telinga.
3. Persiapan sebelum menjalani irigasi telinga
 Menjalani pemeriksaan medis dengan dokter.
 Beritahukan kepada dokter bila Anda mengalami penyakit tertentu dan
obat-obatan yang rutin Anda konsumsi.
 Diskusikanlah manfaat dan risiko prosedur dengan dokter Anda.

c) Alat dan Bahan untuk Irigasi Telinga


 Bak instrument berisi alat-alat yang steril :
 Cucing berisi cairan dengan suhu 37°C (Cairan NaCl)
 Semprit Telinga
 Pinset Telinga
 Kapas (kapas lidi)
 Spekulum telinga
 Pengail telinga
 Sarung tangan
 Bak instrument berisi alat-alat yang tidak steril :
 Bengkok (nierbekken) 1 buah
 Perlak dan alas
 Lampu Kepala
 Ember Kotoran
 Baki/troli
d) Prosedur Kerja
Prosedur Dikerjakan Tidak Dikerjakan
Dikerjakan Tidak
Sempurna
Fase Pra-Interaksi dan Orientasi
1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan Alat
3. Memberi salam dan menyapa klien
4. Memperkenalkan diri
5. Membuat kontrak
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
7. Meminta persetujuan klien
8. Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
1. Menanyakan keluhan dan kaji gejala
spesifik yang ada pada klien
2. Gunakan handschoon
3. Menjaga privasi pasien
4. Bantu klien untuk miring atau posisi
duduk dengan kepala miring kea rah
telinga yang sakit
5. Tempatkan handuk dibahu klien tepat di
bawah telinga dan baskom
6. Posisikan baskom di bawah telinga (klien
dapat membantu memegang baskom)
7. Inspeksi kanal auditori terhadap adanya
akumulasi serumen
8. Bersihkan daun telinga dan saluran
telinga dengan lembut menggunakan
aplikator kapas. Jangan masukan sermen
atau drainase kedalam saluran telinga
9. Tuangkan aliran irigasi ke dalam kom
steril
10. Isi spuit pengirigasi dengan kira-kira
larutan 50 ml
11. Pegang dengan lembut daun telinga dan
luruskan kanal auditori untuk
memasukkan larutan.
12. Isi spuit dengan ujung tepat di bawah
kanal secara perlahan, irigasi dengan
perlahan dengan membuat aliran mantap
dari atas kanal. (penyemprotan yang kuat
dapat merusak timpani).
13. Lanjutkan irigasi sampai semua serumen
hilang atau semua larutan digunakan.
14. Keringkan aurikel dan beri bola kapas
pada meatus auditori
15. Posiskan klien pada sisi telinga yang
sakit selama 10 menit.
Fase Terminasi
1. Merapikan klien dan memberikan posisi
yang nyaman.
2. Mengevaluasi respon klien
3. Memberi reinforcement positif
4. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
5. Merapikan alat
6. Melepaskan sarung tangan dan mencuci
tangan.
7. Evaluasi.

e) Klien yang membutuhkan irigasi telinga


Orang yang mungkin membutuhkan prosedur irigasi liang telinga adalah orang
yang pada liang telinganya terdapat banyak serumen yang menyebabkan gejala
seperti gangguan pendengaran dan rasa nyeri serta orang yang pada liang telinganya
terdapat benda asing.Namun prosedur irigasi telinga tidak dianjurkan bagi orang yang
mengalami kondisi medis tertentu seperti:
 Kerusakan telinga akibat tertancapnya benda asing yang terbuat dari logam
pada telinga,
 Operasi gendang telinga,
 Masalah pada telinga tengah
 Menjalani terapi radiasi pada telinga.
f. Komplikasi yang timbul saat irigasi telinga
Komplikasi irigasi telinga yang mungkin terjadi antara lain:
 Infeksi telinga
 Perforasi/robekan pada gendang telinga
 Vertigo
 Ketulian sementara atau permanen
g. Yang dialami klien setelah irigasi telinga
Setelah irigasi telinga mungkin akan merasa pusing, efek tidak nyaman, dan
keluhan lainnya, efek ini biasanya hanya sementara dan akan membaik dalam
beberapa hari.Bila Anda mengalami nyeri berat pada telinga atau gejala lain yang
kian memburuk, segeralah berkonsultasi dengan dokter..
h. Edukasi yang harus diberikan kepada klien setelah irigasi telinga dilakukan
Hal lain yang perlu disampaikan adalah :
 Menjelaskan cara membersihkan telinga yang baik dan benar, sehingga
keadaan seperti impaksi serumen prop dapat dihindari
 Minta pasien untuk tidak menggunakan benda–benda seperti ujung pena,
kunci mobil, korek api, atau peniti untuk membersihkan telinga karena
berisiko melukai kulit telinga, mengakibatkan perforasi membran timpani,
dan memperburuk impaksi
 Pembersihan telinga secara reguler menggunakan korek kuping tidak
disarankan karena dapat memperburuk impaksi serumen dengan mendorong
serumen lebih dalam
 Jelaskan bahwa serumen merupakan suatu hal yang normal, dan biasanya
tidak menyebabkan masalah. Namun, jika gejala impaksi serumen prop
muncul, membersihkan telinga sebaiknya dilakukan oleh petugas kesehatan
B. Tetes Telinga
a) Tujuan Praktikum
1. Agar mampu memberikan obat tetes telinga dengan baik
b) Konsep Teori
1. Definisi
Tetes telinga adalah pemberian obat pada telinga untuk mengobati atau mencegah
infeksi, serta menghilangkan kotoran yang ada pada telinga.

2. Kondisi yang Memerlukan Obat Tetes Telinga

Berikut ini beberapa infeksi telinga yang bisa menggunakan obat tetes telinga
sebagai pengobatan.

 Radang telinga bagian luar

Gambar 1. Radang Telinga Luar

Kondisi ini disebut juga otitis eksterna. Penyebab infeksi di daerah ini sering
kali adalah jamur dan bakteri. Biasanya infeksi terjadi di bagian saluran
telinga yang terletak di antara gendang telinga dan telinga bagian luar. Pemicu
terjadinya infeksi ini adalah akibat masuknya air kotor atau rusaknya saluran
telinga akibat proses membersihkan telinga yang salah atau terlalu keras.
 Radang telinga bagian tengah akut
Kebanyakan kasus ini disebabkan oleh virus, namun bakteri juga dapat
menjadi penyebab adanya otitis media atau peradangan telinga bagian tengah.
Radang telinga bagian tengah sering dialami anak-anak yang terserang flu dan
batuk, serta tertutupnya saluran Eustachius. Saluran Eustachius adalah saluran
yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung. Adanya infeksi
di saluran pernapasan juga bisa menjadi penyebab penyakit ini.
 Radang telinga bagian tengah kronis
Radang telinga ada juga yang disertai dengan cairan di telinga bagian tengah.
Banyaknya cairan di belakang gendang telinga ini biasanya tidak mengganggu
pada anak-anak. Cairan tersebut biasanya akan hilang setelah beberapa
minggu atau beberapa bulan. Namun jika tak kunjung hilang maka sudah tentu
wajib diobati.

Gambar 2. Radang Telinga Tengah

3. Tujuan melakukan tetes telinga


 Mengurangi nyeri pada otitis mata
 Melunakkan serumen
c) Alat dan Bahan
 Plester
 Speculum telinga
 Pinset anatomi
 Bengkok
 Pengalas
 Penates
 Obat tetes
 Tissue dan kasa
 Handschoon
d) Prosedur Kerja

Prosedur Dikerjakan Tidak Dikerjakan


Dikerjakan Tidak
Sempurna
Fase Pra Interaksi dan Orientasi
1. Mempersiapkan alat
2. Mencuci tangan
3. Memberi salam dan menyapa klien
4. Memperkenalkan diri
5. Membuat kontrak
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7. Meminta persetujuan klien
8. Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
1. Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik
yang ada pada klien.
2. Gunakan handschoon
3. Menjaga privasi klien
4. Minta klien untuk mengambil posisi miring
dengan telinga yang akan di obati mengarah
ke atas
5. Jika serumen menyumbat bagian luar saluran
telinga, seka dengan lembut menggunakan lidi
kapas. Jangan mendorong serumen ke dalam
hal tersebut dapat menghambat dan
menyumbat saluran
6. Luruskan saluran telinga dengan cara menarik
daun telinga ke bawa dan ke belakang (pad
anak-anak) dan ke atas luar (pada orang
dewasa)
7. Teteskan obat pada dinding saluran untuk
mencegah terhalang oleh gelembung usara
dengan jumlah tetesan sesuai dosis.
8. Pegeg alat tetes 1 cm di atas saluran telinga
9. Minta klien mengambil posisi miring selama
2-3 menit. Beri pijatan atau tekanan lembut
pada tragus telinga dengan menggunakan jari
tangan.
10. Lakukan penempatan kapas ke bagian terluar
saluran telinga. Jangan menekan kapas ke
bagian terdalam saluran.
11. Lepaskan kapas dalam 15 menit
12. Bantu klien mengambil posisi yang nyaman
setelah diberi tetesan pada telinga
13. Evaluasi kondisi telinga luar diantara
pemasukan obat
Fase Terminasi
1. Merapikan klien
2. Mengevaluasi respon klien
3. Memberi reinforcement positif
4. Membuat kontrak selanjutnya
5. Merapikan alat
6. Melepaskan sarung tangan dan mencuci
tangan
7. Evaluasi

e) Jenis-jenis obat tetes telinga yang boleh digunakan


 Polymyxin kombinasi (Otopain)
 Chloramphenicol kombinasi (Otolin, Colme)
 Neomycin sulfat kombinasi (Otopraf, Otozambon)
 Chloramphenicol (Erlamycetin, Reco, Ramicort)
 Clotrimazole (Canesten)
f) Yang harus diperhatikan saat akan menggunakan tetes telinga
 Hangatkan obat tetes telinga dengan cara menaruhnya dalam genggaman
selama beberapa menit.
 Kocok botol obat tetes telinga perlahan-lahan.
 Jangan tempelkan langsung ujung botol dengan telinga karena dapat
menyebarkan kuman.
 Miringkan botol ke liang telinga yang akan diobati.
 Tarik dan tahan daun telinga saat hendak meneteskan obat tetes telinga.
 Tekan botol perlahan-lahan agar tetesan sesuai dengan dosis.
 Miringkan telinga untuk beberapa saat setelah obat tetes telinga masuk.
g) Apabila seseorang mengalami masalah dengan telinganya, apakah orang tersebut bisa
mengunakan obat tetes telinga yang dijual di apotek dengan sembarangan?
Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, dan dokter biasanya
mungkin akan meresepkan obat tetes telinga berdasarkan kondisi telinga yang tengah
Anda alami. Berdasarkan jenisnya, berikut beberapa obat tetes telinga yang bisa Anda
temui, yakni:
 Obat tetes telinga antibiotik untuk mengobati infeksi akibat bakteri.
 Obat tetes telinga anestesi untuk meredakan rasa nyeri di telinga.
 Obat tetes telinga dengan kandungan alkohol dan asam asetat untuk
mencegah infeksi pada telinga akibat air yang terbawa ke dalam telinga.
Biasanya terjadi setelah seseorang berenang.
h) Efek samping penggunaan obat tetes telinga bila digunakan terus-menerus
 Bila obat tetes telinga yang digunakan merupakan jenis obat keras maka
sebaiknya digunakan setelah pemeriksaan ke dokter dan digunakan sesuai
dengan resep dokter.
 Bila obat yang digunakan merupakan obat bebas atau obat bebas terbatas
(obat dengan label lingkaran hijau atau lingkaran biru) memang boleh
menggunakannya tanpa pemeriksaan ke dokter terlebih dahulu. Namun
demikian, untuk keamanan dianjurkan untuk membaca petunjuk
penggunaan obat dengan teliti pada kemasan obat. Baca juga
kemungkinan efek samping yang bisa terjadi dan juga peringatan obat.
Bila terjadi gejala-gejala yang tidak baik pada telinga maka segerakanlah
untuk memeriksakannya ke dokter.
i) Masalah yang sering timbul setelah penggunaan obat tetes telinga.
 Pendengaran terasa berdenging
 Telinga terasa gatal, panas, atau perih
 Terdapat ruam di sekitar telinga.
 Mengalami pusing.

Anda mungkin juga menyukai