Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Infus
Infus merupakan salah satu kebutuhan teknis yang ada di dunia kesehatan. Intravena
atau infus adalah sebuah metode pemberian obat yang dilakukan secara langsung
melalui pembuluh darah. Terapi ini biasanya menjadi pilihan terbaik jika kondisi
tubuh pasien sudah tidak memungkinkan minum obat secara oral (lewat mulut) . Infus
merupakan salah satu obat yang paling berperan penting dalam rumah sakit, dan harus
dikontrol penuh oleh seorang perawat. Infus harus dikontrol setiap saat, jika tidak
maka akan mebahayakan pasien.(Akbar & Gunawan, 2020)

Infus merupakan suatu prosedur memasukkan cairan dalam jumlah tertentu melalui
jalur intravena yang diterapkan pada pasien pada kondisi tertentu untuk memberikan
cairan atau elektrolit sebagai prosedur tindakan dalam pengobatan . Peralatan infus
yang digunakan saat ini masih menggunakan secara manual oleh petugas medis atau
perawat dalam memasang dan memonitor terhadap pasien secara rutin.

Pemasangan infus adalah suatu implementasi keperawatan yang dilakukan perawat


untuk memasukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah banyak dan dalam waktu lama dengan menggunakan set infus secara bertetes.
Pemasangan infus merupakan prosedur yang paling banyak dilakukan di rumah sakit.
Pemasangan infus yang didapat anak pada saat masuk rumah sakit menimbulkan
trauma berkepanjangan(Afiatantri & Solikah, 2021)

B. Pemasangan Infus
Pemasangan infus termasuk salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan
sebagai tindakan terapeutik. Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-
bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek
pengobatan secara cepat. Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau
obat-obatan. Istilah khusus untuk infus darah adalah transfusi darah. Indikasi infus
adalah menggantikan cairan yang hilang akibat perdarahan, dehidrasi karena panas
atau akibat suatu penyakit, kehilangan plasma akibat luka bakar yang luas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus adalah: (Ariningrum
& Subandono, 2018)
a. Sterilitas : Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak
menyebabkan infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak
masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis.
b. b. Fiksasi : Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau
tercabut. Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk
dinding vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis.
c. Pemilihan cairan infus : Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan
tujuan pemberian cairan.
d. Kecepatan tetesan cairan : Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka
tekanan dari luar ditinggikan atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari
tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm di atas permukaan tubuh, agar gaya
gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat sehingga cairan masuk ke
dalam pembuluh darah.(Ariningrum & Subandono, 2018)

C. Perkembangan Teknologi Infus Dalam Dunia Kesehatan


Perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang semakin canggih , demikian
halnya perkembangan ilmu dan teknologi di bidang alat-alat kesehatan. Salah satu
peralatan yang ada dan sering digunakan di rumah sakit salah satunya adalah infus.
Alat infus ini digunakan untuk memberikan cairan ataupun obat kepada pasien
sehingga memerlukan keakuratan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan
(Muljodipo et al., 2015). Saat ini pada dunia kesehatan, infus masih dikontrol secara
manual. Karena dikontrol secara manual membutuhkan waktu jika perawat harus
bolak balik keseluruh kamar pasien. Bukan hanya menghabiskan waktu, akan tetapi
akan ada resiko jika terlambat menangani pasien yang infusnya sudah habis. (Akbar
& Gunawan, 2020)

Dalam penggunaan infus ini akan menimbulkan permasalahan jika penggunaan infus
itu tidak dimonitor dengan baik sehingga akan terjadinya kehabisan cairan infus yang
akan membahayakan bagi pasien. Secara umum biasanya setiap waktu tertentu cairan
infus dicheck oleh petugas medis yang datang ke ruangan pasien, ketika cairan infus
hampir habis seringkali mesti dilaporkan terlebih dahulu oleh keluarga pasien jika
petugas medis tidak datang ke kamar pasien. Untuk mengatasi permasalahan akibat
tidak termonitornya penggunaan infus tersebut maka diperlukan suatu alat dan
sistem yang mampu mengatasi dan memonitor cara kerja infus sehingga
penggunaanya dapat lebih terkendali dengan baik.
Penggunaan infus set konvensional yang digunakan sebenarnya tidak begitu
bermasalah bila pasien dapat dikontrol dan diawasi secara periodik dalam waktu yang
singkat oleh perawat. Namun hal ini seringkali menimbulkan masalah dikarenakan
terdapat beberapa faktor seperti kurangnya sumber daya manusia di rumah sakit,
kelalaian dari perawat, bahkan tindakan dari pasien itu sendiri. Tujuan lain dari terapi
infus adalah untuk mengatur keseimbangan asam dan basa, memperbaiki volume
komponen-komponen darah, memberi jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke
dalam tubuh (Kusuma & Mulia, 2018)

Pada saat keterlambatan penggantian botol infus yang sudah kosong bisa
menyebabkan masuknya sejumlah besar udara kedalam pembuluh darah dan dapat
menimbulkan kematian, oleh karena itu dibutuhkan alat monitoring infus sebagai
penanggulangannya

Monitoring Cairan Infus secara Realtime merupakan sebuah simulasi atau sistem
monitoring pada volume cairan infus yang akan menghasilkan data informasi secara
realtime kepada perawat ataupun petugas medis yang terdapat dalam sebuah rumah
sakit atau klinik tersebut. Dengan adanya simulasi dari alat tersebut, diharapkan alat
ini dapat direalisasikan dan diimplementasikan dikehidupan sehari hari, sehingga
dapat membantu dan memudahkan sistem kerja perawat atau petugas medis dalam
mengontrol infus pasien

Beberapa perkembangan mengenai monitoring infus sudah dikembangkan beberapa


tahun terakhir seperti:
1. Penelitian dengan judul “Prototype Sistem Monitoring Temperatur Menggunakan
Arduino Uno R3 Dengan Komunikasi Wireless” oleh (Sandra, Simbar and
Syahrin, 2016). Membahas tentang penggunaan Infrared Thermometer
MLX90614 sebagai sensor untuk mendeteksi suhu plate baja. Pengujian yang
dilakukan dengan pengecekan suhu dari lokasi yang berbeda, didapati hasil data
yang tidak linier dan acak sehingga data yang didapatkan belum akurat. Perbedaan
dengan penelitian ini menggunakan LED sebagai penanda apabila cairan didalam
infus masih dalam keadaan penuh, masih setengah dari volume mau ketika cairan
didalam infus sudah habis. Sedangkan sensor yang digunakan untuk mendeteksi
volume cairan infus dengan torch_ldr.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Ruslan, Adnan And Niswar, 2016) dengan judul
“Monitoring Cairan Infus Berdasarkan Indikator Kondisi Dan Laju Cairan Infus
Menggunakan Jaringan Wifi”. Hasil pengujian motor servo sebagai pengatur
tetesan cairan infus dengan menggunakan derajat 0 sampai 90, pada derajat 49
didapati hasil yang kurang akurat. Hal ini diakibatkan karena pada saat servo
bekerja akan menimbulkan getaran yang dapat mengubah posisi ulir, sehingga
untuk menentukan faktor tetes cairan infus, ulir tidak berada pada posisi yang
tepat. Perbedaan dengan penelitian ini menggunakan Torch LDR sebagai sensor
cahaya untuk menentukan kondisi pada volume dari cairan infus.

3. Penelitian lain dengan judul “Sistem Monitoring Infus Menggunakan Arduino


Mega 2560” oleh (Hasanuddin Muhamad, 2017). Hasil pengujian yang dilakukan
dalam proses mendeteksi infus yang terisi dan infus yang sudah hampir habis
mendapatkan hasil yang kurang akurat, karena warna dari cairan infus yang
terlihat bening menyerupai dengan warna botol infus yang digunakan. Pengujian
sensor untuk mendeteksi tetesan masih belum stabil karena terdapat delay waktu
pada saat melakukan pengiriman dari alat ke aplikasi, serta sensitif terhadap
pencahayaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya,
pengontrolan proposional-derivatif dan dapat memberikan informasi mengenai
kondisi cairan infus pasien secara aktual kepada petugas medik atau petugas jaga
secara terpusat, menggunakan kabel yang terhubung dan berfungsi sebagai sarana
komunikasi antara mikrokontroler dengan komputer. Menggunakan Buzzer
sebagai alarm penanda cairan pada infus tidak habis. Proses untuk mengukur
cairan infus menggunakan sensor cahaya yang dikonversi menjadi volume cairan
pada Atmega 32. (Hidayati & Barwaqah, 2018)
4. Penelitian monitoring infus pernah dilakukan oleh Anwar dkk tahun 2018, pada
penelitian tersebut menggunakan mikrokontroller Atmega16. Fitur penelitiannya
ditambah menggunakan infrared dan photodiode, menggunakan sensor load cell.
Hasil penelitian tersebut, alat dapat menghitung tetesan dengan error rata-rata
0,59% mendeteksi sisa cairan dengan error rata-rata 0,83% serta dapat
mengirimkan data dengan waktu paling cepat 30 detik (Akbar & Gunawan, 2020)

5. Penelitian dengan judul “PERANCANGAN SISTEM ALAT PEMANTAUAN


CAIRAN INFUS PADA KLINIK UTAMA TANJUNG BALAI BERBASIS
NODEMCU” pda tahun 2021 . pada penelitian tersebut menyebutkan bahwa
Sensor loadcell digunakan pada sistem pendektesian cairan infus dengan cara
mendektesi cairan infus pada pasien yang sedang dirawat. Sensor loadcell akan
mendektesi ketikan infus baru saja dipasang. Sensor loadcell mendektesi berat
infus yang baru saja dipasang ke pasien, jika berat infus masih mencapai 100%
maka loadcell akan mengirim data ke web dan menampilkan informasi pada web
mengetahui berapa persen cairan infus. Sistem alat ini mempunya tiga tahapan
untuk pembacaan pada cairan infus. Jika loadcell mendektesi infus 100% maka
informasi di web mengatakan infus pasien no 1 masih penuh, jika sensor
mendektesi infus 50% maka informasi di web mengatakan cairan infus sudah
berkurang sisa setengah botol, dan jika cairan infus tinggal 5% maka sensor akan
memberikan data ke web dan web akan memberikan informasi sisa cairan infus
akan segerah habis, segerah lakukan pengisian ulang untuk pasien no 1.
Selanjutnya sensor membaca cairan infus habis total 0% maka sistem akan
memberikan alarm ke pihak penjaga klinik yang berada di tempat jaga perawat,
dan web akan memberikan informasi text pasien no 1 cairan infus sudah habis
segerah lakukan pergantian infus yang baru. Sistem alat ini membutuhkan web
untuk melihat lebih jelas informasi tentang alat yang sedang beroperasi. Sistem ini
membutuhkan wifi akses point untuk menghubungkan controller nodemcu dan
komputer. Ada beberapa penggabungan antara program bahasa c dan php dimana
controller nodemcu akan melakukan pemrosesan data yang sedang dibaca oleh
sensor yang akan di tampilkan ke web menggunakan pemanggilan program
bahasa c yang sudah di tanamkan ke controller nodemcu(Sulaiman et al., 2021)
6. Penelitian mengenai sistem monitoring sisa cairan infus pernah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya. Seperti Hasanuddin Muhammad dengan judul
Sistem Monitoring Infus Menggunakan Arduino Mega 2560, dengan hasil
penelitiannya mikrokontroler yang digunakan Arduino Mega 2560 tidak sampai
menggunakan Wifi ESP8266 untuk memonitoring sisa cairan infus dengan jarak
jauh.(Kusuma & Mulia, 2018)
D. Manfaat Pemasangan Infus

Terapi infus adalah metode pengobatan dengan jarum atau kateter yang bertujuan
untuk memberikan cairan atau obat melalui pembuluh darah. Metode ini digunakan
untuk beragam kondisi, seperti kanker, dehidrasi, persiapan sebelum operasi, hingga
kesulitan menelan.

Terapi infus umumnya diberikan kepada pasien yang mengalami kekurangan cairan
tubuh dan elektrolit (dehidrasi) akibat tidak bisa makan dan minum, atau asupan
nutrisinya tidak mencukupi. Terapi yang diberikan akan menggantikan cairan tubuh
dan elektrolit yang hilang tersebut.

Ada banyak jenis cairan infus yang digunakan pada terapi infus. Namun, pada
umumnya cairan infus mengandung air, elektrolit, dan glukosa. Cairan infus ini tak
hanya bertujuan untuk memberikan nutrisi, tetapi juga berbagai jenis obat, seperti
antibiotik, antivirus, kortikosteroid, kemoterapi, dan immunoterapi. Terapi infus juga
perlu dilakukan sebelum transfusi darah.

E. Pentingnya Monitor Infus

Proses monitoring atau pemantauan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting
untuk mengamati suatu aktifitas, untuk meningkatkan dan memudahkan dalam
melakukan pemantauan kinerja. Saat ini proses monitoring, bisa menjadi alat yang
sangat berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada seseorang, dan juga
meningkatkan efektifitas setiap pekerja, terutama pada proses monitoring yang ada di
rumah sakit, khususnya proses monitoring cairan infus pasien.

Monitoring cairan infus merupakan pemantauan yang dilakukan oleh perawat untuk
mencatat hasil dari data pasien sebelum maupun setelah melakukan tindakan
perawatan infus. Monitoring akan memberikan informasi tentang status pengukuran
dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu.
Sumber :

Afiatantri, A. N. I., & Solikah, S. N. (2021). Studi Kasus Gambaran tingkat kecemasan saat
pemasangan infus pada anak di instalasi gawat darurat RSUD karanganyar. Jurnal
Ilmiah Keperawatan, 9(2), 24–34.

Akbar, T., & Gunawan, I. (2020). Prototype Sistem Monitoring Infus Berbasis IoT (Internet
of Things). Edumatic: Jurnal Pendidikan Informatika, 4(2), 155–163.
https://doi.org/10.29408/edumatic.v4i2.2686

Ariningrum, D., & Subandono, J. (2018). Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan
infus. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2018, 1–36.

Hidayati, K., & Barwaqah, R. B. (2018). Monitoring Cairan Infus Secara Realtime.
JISA(Jurnal Informatika Dan Sains), 1(2), 62–66. https://doi.org/10.31326/jisa.v1i2.344

Kusuma, T., & Mulia, M. T. (2018). Perancangan Sistem Monitoring Infus Berbasis
Mikrokontroler Wemos D1 R2. Knsi 2018, 1(4), 1422–1425.
http://jurnal.atmaluhur.ac.id/index.php/knsi2018/article/view/549

Sulaiman, R., Azhar, Z., & Christy, T. (2021). Perancangan Sistem Alat Pemantauan Cairan
Infus Pada Klinik Utama Tanjung Balai Berbasis Nodemcu. JUTSI (Jurnal Teknologi
Dan Sistem Informasi), 1(3), 211–218. https://doi.org/10.33330/jutsi.v1i3.1310

Eriyani, T. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DENGAN


KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA. Jurnal Asuhan Ibu dan Anak, 3(1), 29-35.

KHAIRANI, T., & Sabela, R. Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Sungai Pakning Kec. bukit Batu Kab.
Bengkalis (Doctoral dissertation, Riau University).

Samosir, E. (2020). Pentingnya Perilaku Caring Sebagai Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit.

Firdaus, M. Y., Al Banna, A. S., & Saputra, A. T. (2020, November). SISTEM KONTROL DAN
MONITORING INFUS BERBASIS NODEMCU. In Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset
Inovatif (SENTRINOV) (Vol. 6, No. 1, pp. 372-378).

Anda mungkin juga menyukai