TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Infus
Infus merupakan salah satu kebutuhan teknis yang ada di dunia kesehatan. Intravena
atau infus adalah sebuah metode pemberian obat yang dilakukan secara langsung
melalui pembuluh darah. Terapi ini biasanya menjadi pilihan terbaik jika kondisi
tubuh pasien sudah tidak memungkinkan minum obat secara oral (lewat mulut) . Infus
merupakan salah satu obat yang paling berperan penting dalam rumah sakit, dan harus
dikontrol penuh oleh seorang perawat. Infus harus dikontrol setiap saat, jika tidak
maka akan mebahayakan pasien.(Akbar & Gunawan, 2020)
Infus merupakan suatu prosedur memasukkan cairan dalam jumlah tertentu melalui
jalur intravena yang diterapkan pada pasien pada kondisi tertentu untuk memberikan
cairan atau elektrolit sebagai prosedur tindakan dalam pengobatan . Peralatan infus
yang digunakan saat ini masih menggunakan secara manual oleh petugas medis atau
perawat dalam memasang dan memonitor terhadap pasien secara rutin.
B. Pemasangan Infus
Pemasangan infus termasuk salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan
sebagai tindakan terapeutik. Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-
bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek
pengobatan secara cepat. Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau
obat-obatan. Istilah khusus untuk infus darah adalah transfusi darah. Indikasi infus
adalah menggantikan cairan yang hilang akibat perdarahan, dehidrasi karena panas
atau akibat suatu penyakit, kehilangan plasma akibat luka bakar yang luas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus adalah: (Ariningrum
& Subandono, 2018)
a. Sterilitas : Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak
menyebabkan infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak
masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis.
b. b. Fiksasi : Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau
tercabut. Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk
dinding vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis.
c. Pemilihan cairan infus : Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan
tujuan pemberian cairan.
d. Kecepatan tetesan cairan : Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka
tekanan dari luar ditinggikan atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari
tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm di atas permukaan tubuh, agar gaya
gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat sehingga cairan masuk ke
dalam pembuluh darah.(Ariningrum & Subandono, 2018)
Dalam penggunaan infus ini akan menimbulkan permasalahan jika penggunaan infus
itu tidak dimonitor dengan baik sehingga akan terjadinya kehabisan cairan infus yang
akan membahayakan bagi pasien. Secara umum biasanya setiap waktu tertentu cairan
infus dicheck oleh petugas medis yang datang ke ruangan pasien, ketika cairan infus
hampir habis seringkali mesti dilaporkan terlebih dahulu oleh keluarga pasien jika
petugas medis tidak datang ke kamar pasien. Untuk mengatasi permasalahan akibat
tidak termonitornya penggunaan infus tersebut maka diperlukan suatu alat dan
sistem yang mampu mengatasi dan memonitor cara kerja infus sehingga
penggunaanya dapat lebih terkendali dengan baik.
Penggunaan infus set konvensional yang digunakan sebenarnya tidak begitu
bermasalah bila pasien dapat dikontrol dan diawasi secara periodik dalam waktu yang
singkat oleh perawat. Namun hal ini seringkali menimbulkan masalah dikarenakan
terdapat beberapa faktor seperti kurangnya sumber daya manusia di rumah sakit,
kelalaian dari perawat, bahkan tindakan dari pasien itu sendiri. Tujuan lain dari terapi
infus adalah untuk mengatur keseimbangan asam dan basa, memperbaiki volume
komponen-komponen darah, memberi jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke
dalam tubuh (Kusuma & Mulia, 2018)
Pada saat keterlambatan penggantian botol infus yang sudah kosong bisa
menyebabkan masuknya sejumlah besar udara kedalam pembuluh darah dan dapat
menimbulkan kematian, oleh karena itu dibutuhkan alat monitoring infus sebagai
penanggulangannya
Monitoring Cairan Infus secara Realtime merupakan sebuah simulasi atau sistem
monitoring pada volume cairan infus yang akan menghasilkan data informasi secara
realtime kepada perawat ataupun petugas medis yang terdapat dalam sebuah rumah
sakit atau klinik tersebut. Dengan adanya simulasi dari alat tersebut, diharapkan alat
ini dapat direalisasikan dan diimplementasikan dikehidupan sehari hari, sehingga
dapat membantu dan memudahkan sistem kerja perawat atau petugas medis dalam
mengontrol infus pasien
2. Penelitian yang dilakukan oleh (Ruslan, Adnan And Niswar, 2016) dengan judul
“Monitoring Cairan Infus Berdasarkan Indikator Kondisi Dan Laju Cairan Infus
Menggunakan Jaringan Wifi”. Hasil pengujian motor servo sebagai pengatur
tetesan cairan infus dengan menggunakan derajat 0 sampai 90, pada derajat 49
didapati hasil yang kurang akurat. Hal ini diakibatkan karena pada saat servo
bekerja akan menimbulkan getaran yang dapat mengubah posisi ulir, sehingga
untuk menentukan faktor tetes cairan infus, ulir tidak berada pada posisi yang
tepat. Perbedaan dengan penelitian ini menggunakan Torch LDR sebagai sensor
cahaya untuk menentukan kondisi pada volume dari cairan infus.
Terapi infus adalah metode pengobatan dengan jarum atau kateter yang bertujuan
untuk memberikan cairan atau obat melalui pembuluh darah. Metode ini digunakan
untuk beragam kondisi, seperti kanker, dehidrasi, persiapan sebelum operasi, hingga
kesulitan menelan.
Terapi infus umumnya diberikan kepada pasien yang mengalami kekurangan cairan
tubuh dan elektrolit (dehidrasi) akibat tidak bisa makan dan minum, atau asupan
nutrisinya tidak mencukupi. Terapi yang diberikan akan menggantikan cairan tubuh
dan elektrolit yang hilang tersebut.
Ada banyak jenis cairan infus yang digunakan pada terapi infus. Namun, pada
umumnya cairan infus mengandung air, elektrolit, dan glukosa. Cairan infus ini tak
hanya bertujuan untuk memberikan nutrisi, tetapi juga berbagai jenis obat, seperti
antibiotik, antivirus, kortikosteroid, kemoterapi, dan immunoterapi. Terapi infus juga
perlu dilakukan sebelum transfusi darah.
Proses monitoring atau pemantauan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting
untuk mengamati suatu aktifitas, untuk meningkatkan dan memudahkan dalam
melakukan pemantauan kinerja. Saat ini proses monitoring, bisa menjadi alat yang
sangat berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada seseorang, dan juga
meningkatkan efektifitas setiap pekerja, terutama pada proses monitoring yang ada di
rumah sakit, khususnya proses monitoring cairan infus pasien.
Monitoring cairan infus merupakan pemantauan yang dilakukan oleh perawat untuk
mencatat hasil dari data pasien sebelum maupun setelah melakukan tindakan
perawatan infus. Monitoring akan memberikan informasi tentang status pengukuran
dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu.
Sumber :
Afiatantri, A. N. I., & Solikah, S. N. (2021). Studi Kasus Gambaran tingkat kecemasan saat
pemasangan infus pada anak di instalasi gawat darurat RSUD karanganyar. Jurnal
Ilmiah Keperawatan, 9(2), 24–34.
Akbar, T., & Gunawan, I. (2020). Prototype Sistem Monitoring Infus Berbasis IoT (Internet
of Things). Edumatic: Jurnal Pendidikan Informatika, 4(2), 155–163.
https://doi.org/10.29408/edumatic.v4i2.2686
Ariningrum, D., & Subandono, J. (2018). Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan
infus. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2018, 1–36.
Hidayati, K., & Barwaqah, R. B. (2018). Monitoring Cairan Infus Secara Realtime.
JISA(Jurnal Informatika Dan Sains), 1(2), 62–66. https://doi.org/10.31326/jisa.v1i2.344
Kusuma, T., & Mulia, M. T. (2018). Perancangan Sistem Monitoring Infus Berbasis
Mikrokontroler Wemos D1 R2. Knsi 2018, 1(4), 1422–1425.
http://jurnal.atmaluhur.ac.id/index.php/knsi2018/article/view/549
Sulaiman, R., Azhar, Z., & Christy, T. (2021). Perancangan Sistem Alat Pemantauan Cairan
Infus Pada Klinik Utama Tanjung Balai Berbasis Nodemcu. JUTSI (Jurnal Teknologi
Dan Sistem Informasi), 1(3), 211–218. https://doi.org/10.33330/jutsi.v1i3.1310
KHAIRANI, T., & Sabela, R. Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Sungai Pakning Kec. bukit Batu Kab.
Bengkalis (Doctoral dissertation, Riau University).
Samosir, E. (2020). Pentingnya Perilaku Caring Sebagai Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit.
Firdaus, M. Y., Al Banna, A. S., & Saputra, A. T. (2020, November). SISTEM KONTROL DAN
MONITORING INFUS BERBASIS NODEMCU. In Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset
Inovatif (SENTRINOV) (Vol. 6, No. 1, pp. 372-378).