Panduan Durusul Lughah Al Arabiyyah 4
Panduan Durusul Lughah Al Arabiyyah 4
Disebarluaskan melalui:
Website:
http://www.raudhatulmuhibbin.org
e-Mail: redaksi@raduhatulmuhibbin.org
Januari, 2009
ii
Catatan Maktabah
Segala Puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ε,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikut mereka hingga hari
kemudian. Amma ba’du.
Sebagaimana pada terjemahan Panduan Jilid 3 sebelumnya, pada panduan ini kami tidak
lagi menterjemahkan kata secara menyeluruh. Misalnya kata
‘dia duduk’ tidak
lagi kami terjemahkan dengan ‘dia (lk) (telah) duduk, karena kami yakin sepenuhnya
setelah melewati dua bagian pelajaran sebelumnya, para pembaca sudah maklum bahwa
kata kerja (fi’il) tersebut di atas berbentuk lampau (madhi) yang digunakan untuk orang
ketiga tunggal laki-laki (dhamir mudzakar mufrad), dan merupakan pola dasar yang
digunakan secara umum yang darinya kata-kata bentuk lain diturunkan. Demikian pula
halnya, tidak semua kata kami tuliskan harakatnya secara lengkap, khususnya bagi kata-
kata yang telah sering kali diulang dari Buku Pertama.
Berbagai kritik maupun saran untuk perbaikan Panduan ini dapat anda layangkan kepada
kami ke redaksi@raudhatulmuhibbin.org.
Penerbit online:
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ii
Catatan Maktabah iii
Daftar Isi iv
Pelajaran 1: kalimat transitif, intransitif, dst. 1
Pelajaran 2 : Bab
dll. 9
Pelajaran 3 : Bab
14
Pelajaran 4 : Bab
18
6 : Bab 33
Pelajaran
7 : Bab 39
Pelajaran
8 : Bab 42
Pelajaran
9: 48
Pelajaran
Pelajaran 10: Jenis-Jenis Dhamir 54
Pelajaran 11: !" (obyek mutlak/absolut). 59
iv
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 1
1
Perhatikan bahwa -f R c O
Q H berarti menyukai sesuatu dan -f R 6* O
Q H berarti tidak menyukai
sesuatu.
1
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
g* U*5
Obyek dari fi’il ini disebut
h# Q ! (obyek tak langsung). Ia adalah majrur
karena adanya kata depan (harf jarr), akan tetapi ia berada dalam posisi nasb ( ij
" c
O
k 5
)
b) Bab ?af’ala (
[), contoh:
(jalasa) ’dia duduk’ :
[ (?ajlasa) ‘dia
mendudukkan(nya)’
’Saya duduk di barisan pertama
dan mendudukkan anak itu
i V
# B
[o p* o
' n
9 5
V
# B
disebelahku’
*>*q*
Beberapa fi’il tertentu dapat dirubah menjadi kedua abwab ini, contoh: ( : (
dan
( [ . Sebagian besar fi’il dapat dirubah ke dalam salah satu dari keduanya. Seseorang
harus mempelajarinya dari buku-buku dan kamus.
Jika fi’il muta’addi ditransfer kedalam salah satu dari abwab di atas, dia menjadi transitif
ganda, dan mengambil dua obyek, Contoh:
2. wH[ (?arâ) ‘Dia memperlihatkan’ adalah bab ?af’ala ( r[ J) dari w[H ‘dia
melihat;. Asalnya adalah w[H [ (?ar?â) tetapi hamzah kedua telah dihapus. Bentuk
mudhari adalah 8*N#U (yurî), dan bentuk amr adalah H* [ (?ari). Berikut bagaimana
bentuk amr di-isnad-kan kepada dhamir lain pada dhamir mukhathab (kata ganti orang
kedua).
3 !NME U J
? bD *o#H[ U J
? bD *H* [
X
# !M[ U J
? bD *.N.NU*H[ C# U" U J
? bD *.NU*H[
3. Kita baru saja melihat sebuah fi’il ditransfer menjadi bab fa’’ala (
) dan menjadi
(
dari ( . Jika fi’il tersebut pada asalnya adalah bentuk transitif
transitif, contoh
dengan satu obyek, maka dia menjadi transitif ganda dengan dua obyek, contoh: : H
s
dari :
H s .
Bab ini juga menandakan pekerjaan ekstensif atau intensif. Dalam Bahasa Arab, yang
pertama disebut h# /?
E dan yang kedua disebut = r > .
a) Perbuatan ekstensif adalah yang dilakukan dalam jumlah besar atau dilakukan
berulang-ulang. Contoh:
4. J
A
?o t
UE berarti ’Hati-hati terhadap anjing!” Ini disebut # Ubj
tahdzir
5. :
~ H9 1 "# [ +E berarti ’Saya hanyalah seorang guru’, yakni saya seorang guru dan
bukan yang lainnya. +E adalah 3 E ditambah " . " ini disebut = ? " , yakni ma
pelindung karena ia melindung 3 E dari merubah isim berikutnya menjadi manshub. Kita
katakan:
Disini N+ ' adalah marfu dan bukan manshub. Tidak seperti 3 E kata +E juga
digunakan dalam jumlatul fi’liyah. Contoh; ’Dia hanya berdusta’ J # b ? U +E
* M @* ! )o $ * 6 " u 6 " $ 1 * B" # +# U +
E*
” Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Hari kemudian,” (QS At-Taubah [9] : 19)
6.
& o ’Demi Allah’ adalah sumpah.2 Dalam Bahasa Arab disebut C# B
v , dan kalimat
yang mengikuti qasam disebut jawabul qasam (C
*B
v J
# ! ). Apabila jawabul qasam
diawali oleh madhi dan merupakan penegasan, maka ia harus mengambil kata penekanan
1 v . Contoh:
’Demi Allah, saya sangat senang’
h/2 V
# * 1 v
& o
Namun jika fi’il madhi adalah bentuk ingkar (negatif), maka ia tidak mengambil huruf
yang menunjukkan penekakan. Contoh:
7. Fi’il FNB" [ adalah saudara 3 2. Artinya ’Ia (lk) berada di waktu petang’, contoh:
2
waw yang digunakan untuk sumpah adalah huruf jarr (kata depan), itu sebabnya isim yang mengikutinya
adalah majrur. Hal ini jangan dipertukarkan dengan waw al-tf (n
o# o) yang berarti ‘dan’.
3
Lihat Pelajaran 2.
5
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Perhatikan bahwa kata yang menunjukkan penyakit adalah dalam pola (fu’âl).
Contoh 7
~ 1
# ’sakit kepala’, @~ 2G# ’demam’, H~ os# ’vertigo’, # ’batuk’.
11. wHs ’Dia (telah) mengetahui’,wHs [ ’dia membuatnya (lk) mengetahui’, yakni ’dia
memberitahukan-(kepada)-nya’.
k ] n
[ 6 "9 ~ )M H* 1 v = ) H* 1 v = ) " t Hs [ "o H* 1 v = ) # .( [
E*
” Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan.”
Ungkapan ini telah digunakan di dalam Al-Qur’an kurang lebih sebanyak tiga belas kali.
6
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
)+ q
$# N#] o "[o p~! j
# $# N<b" "[ : 4
o# 2 H[ Co
‘Aku tidak pernah melihat sesuatu seperti amal baik, rasanya seperti manisan dan
wajahnya sangat indah’4
Latihan:
Umum:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
Fi’il transitif (891 ) dan intransitif (@# G* A ):
Pisahkanlah fi’il transitif dan intrasitif dalam kalimat-kalimat berikut.
Ubahlah fi’il intransitif menjadi transitif:
1. Gunakanlah setiap fi’il berikut ini ke dalam dua kalimat: pada kalimat pertama
sebagaimana adanya, dan kalimat kedua setelah merubahnya menjadi bab ?af’ala.
2. Gunakanlah setiap fi’il berikut ke dalam kalimat: pada kalimat pertama sebagaimana
adanya, dan yang kedua setelah merubahnya menjadi bab fa’’ala.
3. Dengan proses apa fi’il yang digarisbawahi dalam kalimat berikut dirubah ke dalam
bentuk transitif?
‘Apakah kamu telah menunjukkan bukumu kepadaku?’ Dia menajwab $# ? #UH [ pC
‘Ya, Saya telah menunjukkan kepadamu’6.
4
Kata )+ seharusnya memiliki tanwin, tetapi telah dihapuskan untuk alasan metris (keserasian)
5
Siswi berkata kepada siswi lainnya ` 2 *.NUH* [. Yang lain menjawab $ N?NUH* [ d / k )< 1 $ ? UH* | .
6
Guru berkata kepada siswi: t s *.NNUH [[ (?a ?araitinî daftaraki)
7
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Tahdzir:
Bentuklah contoh-contoh tahdzir dengan bantuan kata-kata berikut.
Fi’il FB" [ .
Tulislah kembali kalimat berikut dengan menggunakan FB" [.
1
# * 3 E* :
Umum:
1. Berikanlah masdar setiap fi’il berikut.
2. Gunakanlah setiap kata berikut dalam kalimatmu sendiri.
3. Latihan pengucapan: Setiap siswa berkata kepada temannya sesuatu seperti ^# * )
1 # U1 . Dan dia menjawab dengan mengatakan 1Q ^# * U $#
[ t Hs[ "o.
8
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 2
Mudhari : Karena fi’il terdapat dalam empat huruf, =HP 4 mengambil dhamah,
Amr : Setelah menghapus =HP 4 dan harakat akhir dari *v
# kita mendapatkan
*N< (tu- qâbil-u : qâbil). Ya dihapus dari fi’il nâqis. Maka bentuk amr dari <A
#
adalah { * d .
b) Yang lain dalam pola (fi’âl-un), contoh: 1 D : s~ ]* ’berjuang’ -- : N
{~ N* ‘bersifat munafik’. Dalam fi’il naqis, ya dirubah menjadi hamzah, contoh: : ws
- 1* ’memanggil’ (nidâ’-un) untuk bentuk asal 8 ~ 1* (nidây-un).
9
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Ismul Fa’il : #U : "# (mur âsil-un) ‘orang yang mengirim surat’ – : 1~ D R"#
1# D R#U ’orang yang menyaksikan’ – <A #U : {
kA "# (mulâqi-n) ‘orang yang menemui’ –
8s%N.#U : s N.#" (munâdi-n) ‘orang yang memanggil’.
Ismul maf’ul : Ini sama seperti ismul fa’il kecuali huruf kedua berharakat fathah.
Contoh: O
# <#U : O
~ <"# (murâqib-un) ’orang yang mengawasi’ : O
~ <"# (murâqab-un)
‘orang yang diawasi’ – O
~ _ #U : O
~ _ "# (mukhâtib-un) ‘orang yang berbicara’ :
O
~ _ "# (mkhâtab-un) ‘orang yang diajak bicara’ -- t~ H* >#U ‘dia
@~ H >"# memberkahi’ :
+ [ `
2. Kita telah melihat lamul ibtida’ pada Pelajaran 17 (Buku 3), contoh: #)>
’Sungguh rumahmu lebih indah.’ Sekarang jika kita juga ingin menggunakan 3 E dalam
kalimat ini, lam harus dipindahkan pada khabar karena dua huruf penekanan tidak boleh
terletak bersama dalam satu tempat. Maka kalimat di atas menjadi: + '% `
#) 3 E
’Sungguh rumahmu lebih indah.’ Setelah dipindahkan dari tempat asalnya, lam tidak lagi
disebut lamul ibtda’. Sekarang ia disebut = v ( @# A
(lam yang digantikan).
Sebuah kalimat dengan 3 E dan lam lebih tegas daripada hanya dengan 3 E atau dengan
lam. Berikut beberapa contoh:
”Sesungguhnya rumah yang paling lemah
adalah rumah laba-laba” (QS 29 : 41)
X
!#>? . V
# )> X
!#)># 6 D o [ 3 E*
”Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.”
(QS 37: 4)
1~ ! C ? ] E* 3 E*
” Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, = ? >* 8b :
*
. ^
o# V
) o
[ 3 E*
ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah)”
(QS 3:96)
”Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai.” (QS 31:19)
h* + j
X
# ! 5
X
!
| ? [ 3 E*
10
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
3) Kepastian (
# )vj
), contoh:
” sedangkan kamu mengetahui bahwa
sesungguhnya aku adalah utusan Allah C ? )E* $ !#H 9[ 3 !#+
1 <o
kepadamu?" (QS 61:5)
4. Bentuk jamak dari oW adalah o#oW . Ia adalah mabni seperti jamak mudzakar salim,
yakni akhiran rafa-nya adalah waw dan nasb/jar-nya adalah ya. Contoh:
Rafa:
’kerabat lebih berhak mendapatkan
pertolonganmu’
`
1 B#+* [ F v o#oW
Disini o#oW adalah marfu karena ia adalah mubtada dan akhiran rafa’ adalah waw (dzawu)
Nashab:
11
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Perhatikan 3
!#+Y bukan
+ Y .
b) Ia juga dapat digunakan dengan jumlatul fi’liyah. Contoh:
’Ali absen, tetapi Ahmad hadir’
1# + [ P
6 ? o p J
Q
” tetapi mereka tidak sadar.” (QS 2”12)
3 o## R
U d 6?No
6. t dalam `
No[ p`
N
p`
NW dapat digantikan dengan t pC 2 dan 6
2 sesuai
dengan orang yang anda ajak bicara. Contoh:
3 !ME U V
# )> C# ? NW 6 + AN* U V
# )> `
W 6 +
X
# !M[ U V
# )> 6
? NW 6 + C# U " U V
# )> `
W 6 +
************************
12
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
8. Salah satu pola masdar adalah = (fi’âlat-un), contoh: s : m s ) ’membesuk’ –
[ < : m -% < ’hal membaca’.
9. P
"# ’lewat, berlalu’ adalah masdar dari FP" . Ia mengikuti pola !# dan asalnya
adalah 8~ !#P"# (mudûy-un), etapi karena ya yang terakhir, waw telah diubah menjadi ya.
dan dhammah dariz karenanya diubah menjadi kasrah, dan kata tersebut menjadi P "#
(mudiyy-un).
O
~ 2 . -- O
# )1 . ‘burung bul-bul’ : s . -- FR
B
"# ‘rumah sakit’ : 4
R" .9
11. Jamak dari = N)M adalah UM . Berikut beberapa contoh dalam pola ini: = N
U1 D
’hadiah’ : U1D
-- = )
.*" ’nasib, kematian’ : U.N" -- = Uo* G ‘sudut, pojok’ : UoG .
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
2. Tunjukkanlah fi’il yang tergolong dalam bab yang terdapat dalam pelajaran
utama.
3. Tulislah bentuk mudhari, amr dan masdar setiap fi’il berikut.
4. Berikanlah masdar setiap fi’il berikut dengan pola .
5. Berikanlah isimul fa’il setiap fi’il berikut.
6. Berikanlah ismul fa’il dan ismul maf’ul setiap fi’il berikut.
7. Tunjukkanlah dalam kalimat berikut fi’il yang termasuk dalam bab dan
turunannya.10
14. Tulislah masdar setiap fi’il berikut dalam pola = .
15. Berikanlah masdar dari 8*!] U w!D dengan tetap mengingat masdar P+ U FP" .
17. Berikanlah jamak setiap isim berikut dalam pola UM .
18. Berikanlah bentuk fi’il yang darinya kata perbadingan 6 # D o [ diturunkan, dan berikan
bentuk mudhari dan masdar-nya.
Juga berikan empat ayat dimana terdapat fi’il ini atau salah satu dari turunannya.
19. Berikan bentuk mudhari setiap fi’il berikut.
9
FR
B
"# juga memiliki jamak muanntas salim X
~ N)NNRB
"# :
10
Nomor yang dihilangkan bukan berupa pertanyaan.
14
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 3
Mudhari: Karena fi’il dibentuk dari lima huruf, maka =HP 4 mengambil fathah.
Ismul Fa’il : Dibentuk dengan mengganti =HP 4 dengan mu-. Huruf kedua
berharakat kasrah dalam ismul fa’il dan fathah dalam ismul maf’ul, contoh: C
# U C~ i "# –
15
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
L
# o
( U : L~ o9 ( "# (ya-tazawwaj-u : mutazawwij-un). Berikut contoh ismul maf’ul : C# ? U
: C~ ? "# (mutakallam) ’orang yang diajak berbicara.’
Ismul makan was-zaman : Sama dengan ismul maf’ul. Contoh: |N
! "# ’tempat
wudhu’,
~ N N.N"# ’tempat bernafas’.
Bab ini diantaranya menunjukkan mutawa’ah (= o) yang berarti bahwa obyek dari
dengan
+ yang berarti ’belum’ yang disebut = "*G;
+ .11
11
Lihat Buku 2 (Pelajaran 21)
16
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
yang semestinya
M# [ ’saya mengkhususkan, saya maksudkan’. Berikut beberapa
contoh:
’Kami orang-orang India berbicara
(dalam) beberapa bahasa.’
X
r m 1
C# ? s !#. 6# j
’Kami muslim tidak makan babi’
* U*(.
C j
2 d 6# j
+ B
’Kami siswa-siswa
menerima ijazah’
yang berprestasi
( ! F . 5
M
<!9 = > 6
’Kami ahli waris
menyetujui hal itu.’
yang meninggal
`W F # !# F! = lH o 6
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
2. Tunjukkanlah fi’il yang termasuk dalam bab
dan turunannya yang terdapat
dalam pelajaran utama.
3. Tulislah bentuk mudhari, amr, ismul fa’il dan masdar dari setiap fi’il berikut.
4. Tulislan bentuk mudhari, amr dan masdar setiap fi’il berikut.
6. Tunjukkanlah fi’il yang termasuk dlaam bab tafa’’ala dan turunannya pada kalimat-
kalimat berikut.
8. Tulislah kembali kalimat berikut dengan menggunakan bab tafa’’ala sebagaimana
yang ditunjukkan dalam contoh.
10. Isilah bagian yang kosong dalam setiap kalimat berikut menggunakan !5 yang
sesuai.
17
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 4
Mudhari: Karena fi’il dibentuk oleh lima huruf, maka =HP 4 mengambil fathah,
o N.NN
: o N.N
’ambil!’ (tatanâwal-u : tanâwal). Dalam fi’il naqis, huruf alif
terakhir (yang ditulis ya) dihilangkan, contoh: F2N>NN
: t N>N
’berpura-puralah
menangis!’ (tatabâkâ : tabâka).
Masdar: Masdar dari bab ini berada pada pola #
(tafâ’ul-ul), contoh: o N.
’dia
mengambil’ : o # .
’hal mengambil’ -- @ -% R
’dia pesimis’ @~ ¢# R
’pesimis’. Dalam fi’il
naqis, dhammah pada huruf kedua berubah menjadi kasrah, contoh: F2>
: (2>
) t >
untuk
2 >
(tabâkuy-un).
18
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Ismul fa’il dan ismul maf’ul: Ini dibentuk dengan mengganti =HP 4 dengan
mu-, Huruf kedua berharakat fathah pada ismul fa’il dan kasrah pada ismul maf’ul,
contoh o .U : o* ."# ’orang yang mengambil’ o ."# ’yang diambil’.
Ismul makan waz Zaman: Sama persis seperti ismul maf’ul, contoh: o N."# ’tempat
mengambil’, * _' 81U[ * o "# c = Uo* s '% t
# d 3 [ O
q
* U “Obat hendaknya tidak
ditinggalkan di tempat yang dapat dijangkau oleh anak-anak.”
Bab ini menunjukkan diantaranya sebagai berikut:
a) Kegiatan timbal balik (saling) (= 2
H R"# ), contoh: | ’dia bertanya’
’Orang-orang saling bertanya satu sama
lain’
:
#
. [B
’Orang-orang saling tolong-menolong
(bekerja sama) satu sama lain’
:
# . 3 o
b) Kegiatan berpura-pura (
* _ > c ) " H# ]£E), contoh: z
H +
’dia pura-pura
sakit’, @ o
.
’dia pura-pura tidur’, F"
’dia pura-pura buta’.
2, V
) adalah saudari 3 E dan digunakan untuk mengungkapkan harapan yang
terlalu banyak agar engkau mengantukr’ -% v 1 | .*Q *.) ‘Seandainya aku kaya niscaya aku akan
menolong orang-orang miskin.’
19
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
3. 81. J
2 d ’Saya tidak memiliki buku apapun’. d
ini disebut
* .q
* = )
. d
(la yang menafikan seluruh jenisnya). Dalam contoh di atas la menafikan segala sesuatu
yang termasuk buku. Isim dan khabar-nya harus berbentuk nakirah. Isim-nya adalah
mabni dan berakhiran –a, Berikut beberapa contoh:
’Tidak perlu takut’
4
!
s d
’Tidak ada paksaan dalam agama’
6* U1 c 2 E d
’Tidak ada keraguan di dalamnya’
$ ) O
UH d
’Tidak ada tuhan selain Allah’
a d E $ E d
# + R
J
# r
F
* 5
1 m A
d o p#+ R
^
F
m 1r 1 m A
d
”Tidak ada shalat setelah fajar sampai matahari terbit, dan tidak ada shalat setelah
ashar sampai matahari terbenam.”
13
Lihat Pelajaran 11 Buku 3 untuk masdar muawwal ( o
H# 1 B
)
20
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
6. Fi’il dengan waw sebagai huruf pertama memiliki dua masdar: satu dengan waw, dan
lainnya tanpa waw. Bentuk kedua mengambil m sebagai gantinya : n
o ’dia
menggambarkan’ : n
~
o dan =
’penggambaran’ --- ¤
o : ¤
o dan = Y
’peringatan’ –
lo : {
~ !lo dan = NvNl ’kepercayaan’.
7. Dalam m q
# huruf kedua memiliki sukun, tetapi dalam jamak X
~ q# # memiliki
dhammah. Hal ini berlaku pada semua isim yang berada pada pola = , seperti pm
M#
= Q .
21
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
9. Kita telah mempelajari badal ( 1 >) pada pelajaran 1 (Panduan 3). contoh: t !#M[ 6 U[
C~ D ‘Dimana saudaramu Hasyim?
Ada empat jenis badal :
1) Badal keseluruhan (
i ? 6" i ? 1 ), contoh:
’Saudaramu Muhammad telah lulus’
1~ +
j
"# t !#M[ g ¥
Disini 1~ +
j
"# adalah sama dengan t !#M[.
2) Badal sebagian ( i ? 6"
* > 1 ), contoh:
’Saya telah makan ayam, setengahnya’
]N5
* = 1
V
# 2 [
Disini n
5
* adalah sebagian dari =
1.
3) Badal umum (* +
d 1 ), contoh:
’Saya menyukai buku ini, modelnya’
$# #! [ pJ
# ? bD *.>q
[
Disini O
[ tidak sama dengan J? , dan bukan pula sebagiannya, akan tetapi ia
adalah sesuatu yang terkandung di dalamnya. Berikut contoh lainnya:
A* `
.# 6U[ kata A adalah badal dan `
.# adalah mubadal minhu.
Badal tidak perlu sejalan dengan mubadal minhu dalam bentuk ma’rifah atau nakirah.
Contoh:
’Saya menguasai dua bahasa, Prancis dan
Spanyol’
= )
*>'o = )
B
& :
* r K 4
# * [
Disini 6* )r adalah nakirah dan =)>' p =)B adalah makfirah.
Badal dan badal minhu dapat berupa:
22
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
10. @# !
."# $#
[ o1# >U ’Sepertinya ini membuat tidur’ Dalam kalimat ini masdar mu’awwal
adalah fa’il.
Anda telah mempelajari salah satu jenis masdar mu’awwal yang dibentuk dari 3 [ +
mudhari, contoh: L
# M [ 3[ 1# UkH[ ’Saya ingin keluar’. Ada jenis lain dari masdar
23
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
2. Tunjukkanlah fi’il yang termasuk dalam bab
dan turunannya yang terdapat
dalam pelajaran utama.
3. Tulislah bentuk mudhari, amr, dan masdar dari setiap fi’il berikut.
4. Tulislah ismul fa’il dari setiap fi’il berikut.
5. Tunjukkanlah fi’ili yang termasuk dalam bab
dan turunannya pada kalimat
berikut.
7. Tulislah kembali kalimat berikut dengan menggunakan V
).
8. Buatlah kalimat dengan bantuan kata-kata berikut menggunakan
* .q =). d .
9. Gantilah isim dengan masdar mu’awwal pada setiap kalimat berikut.
10. Tulislah bentuk muannatas, dan jamak mudzakar – muannats dari setiap isim berikut.
11. Berikanlah dua bentuk masdar dari setiap fi’il berikut.
12. Tulislah bentuk jamak muannats salim dari setiap isim berikut.
menyerupakan’, 6
? berarti ’saya mengoreksi’, V ) berarti ’Saya berharap
24
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Tidak seperti mubtada, isim inna dapat berupa nakirah jika khabar inna adalah jumlatul
fi’iliyah (kalimat verbal), contoh:
’Seolah-olah tidak ada yang terjadi’
1# j
U x) 3 |2
Sama seperti khabar, khabar inna dapat berbentuk mufrad, jumlah, atau syibul jumlah,
Contoh:
1) Mufrad:
b. Jumlatul Ismiyah:
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-
Nya sajalah pengetahuan tentang Hari
=
B C# # 1 . $ 3 E*
Kiamat” (QS Luqman : 34)
3) Syibul jumlah:
a. Jarr wal majrur (H# oq o ;):
’Sepertinya anda berasal dari Cina’
* 5
9 6 " `
|2
b. Zarf:
’Saya berharap guru berada bersama
kepala sekolah’
* U1 1 . :
H9 1
Apabila khabar adalah syibul jumlah, ia dapat mendahului isim, contoh:
C ]# B .) 3 E* C
l C ]# UE* .)E* 3 E*
“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban
Kami-lah menghisab mereka.” (QS Al-Ghasyiyah : 25-26)
14
?
[ berarti belenggu, bentuk jamaknya adalah ? [
15
Untuk penggunaan =U<! 3! silahkan liat Buku II pelajaran 9.
26
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Dengan 6
? p3|2 p3E* p3[ ini merupakan pilihan. Maka kita boleh mengatakan 9E atau
*.
E . Demikian juga dengan ketiga partikel lainnya =U<! 3! tidak digunakan dengan
. Maka kita katakan
’Saya khawatir saya tidak akan bertemu
denganmu untuk waktu yang lama’
=x U*!_ mx 1
"# t H[ d i
27
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 5
1. Bab (
). Dalam bab ini, 3 (-in) menjadi awalan : infa’ala. Hamzah adalah
hamzah al-washl. Kita katakan:
‘Cangkir itu jatuh dan pecah’
(wa nkasara bukan wa inkasara)
B
? o 3 q. §
v
Amr. Setelah penghilangan huruf mudhari (=HP 4) , fi’il diawali dengan huruf
sukun, karenanya dia membutuhkan hamzah al-washl. Contoh: 4 # * 5
.
4
# * 5
4
# * 5
‘kembali!’ (tansharif-u nsharif insharif).
mematahkan’; O
v : J
~ A
v ‘hal membalikkan’.
Huruf-huruf yang berasimilasi menjadi terpisah dalam mashdar, contoh:
R
: {
~ vR
“terbelah” (insyaqqa : insyiqâqun).
Pada fi’il naqis, huruf terakhir ya berubah menjaadi hamzah, contoh: Fq
E* : - A
q*
untuk 8
~A
q* .
Isim al-fa’il: Dibentuk dengan mengganti =HP 4 dengan mu- sebagaimana yang
kita baca pada abwab. Huruf kedua berharakat kasrah pada isim al-fa’il, berharakat
fathah pada isim al-maf’ul. Contoh: # B
& ? .U : # B
& ? ."# – R
. U : ~ R
." (untuk
~ v R
."# ). Fi’il
pada bab ini sebagian besar adalah intransitif, sehingga tidak dibentuk isim al-maf’ul.
Isim zaman wa makan (keterangan waktu dan tempat): Ia serupa dengan isim al-maf’ul,
contoh: n
# .U ‘dia berbelok’, n
~ . "# ‘tempat berbelok (tikungan). Kata F.j
. "#
(munhana-n) juga digunakan seperti ini.
28
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
16
Kita telah melihat 7o pada Pelajaran 3.
29
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
3. C# )DE X
" @ ! U
# + R
V
B
? ‘Gerhana matahari terjadi pada hari ketika Ibrahim
meninggal’. Disini kalimat C # )DE X " adalah mudhaf ilaihi, dan menempati kedudukan
jarr, dan @ !
U adalah mudhaf. Berikut adalah beberapa contoh lainnya:
‘Saya lahir pada hari ketika kakekku
meninggal’
891 X
" @ !U X
# 1 o#
‘Saya pergi ketika hasilnya tampak’
\# .
X
] £ @ !U X
#
4. d
! berarti ‘jika bukan karena...’, contoh:
‘Jika bukan karena matahari, bumi akan
binasa’
z
# H '% V
? ]
# + R
d !
Sebagai ganti mubtada, kita dapat juga menggunakan jumlatul ismiyyah dengan 3 [ ,
contoh:
30
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
5. bD C# )DE 6 " ‘Siapa Ibrahim ini?’ -- = )+ bD * U1 m H y) ‘mobil kepala
sekolah ini bagus’. Jika isim isyarah (kata penunjuk) seperti `W p bD pbD dll datang
setelah isim alam atau mudhaf ilaihi, dia adalah na’t.17Berikut beberapa contoh lainnya:
6. O
# )r
menggunakan bentuk mudzakar untuk merunjuk pada kelompok yang terdiri
dari isim mudzakar dan mu’annats. Contoh:
Di sini 3 B
& ? .U adalah bentuk mudzakar dan kata ganti yang ditujukannya adalah
# + R
yang berbentuk mu’annats dan # + v yang berbentuk mudzakar. Berikut contoh
yang lain: 3 >U* < = H 1 + o 1# q
*B
+
17
V
# .
(kata sifat)
18
$ v [ untuk $Nv[.
$Nv[
31
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
2. Tunjukkanlah kata yang menunjukkan bab dan keturunannya yang terdapat
dalam buku utama (Durus Lughah 4)
3. Tulislah bentuk mudhari, isim al-fa’il dan masdar dari setiap fi’il berikut.
6. Tulislah kembali kalimat berikut dengan menggunakan hamzatul istihfam.
7. Tunjukkanlah fi’il dalam kalimat berikut yang termasuk dalam bab dan
keturunannya.
9. Lengkapilah setiap contoh d! berikut dengan jawab yang sesuai.
15.Gunakanlah setiap kata berikut ke dalam kalimatmu sendiri.
32
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 6
1. Bab NNN. Dalam bab ini, (i-) ditambahkan sebelum huruf pertama, dan X
(ta) ditambahkan setelahnya, contoh: Y : Y (intazara) ‘dia telah menunggu’.
Perhatikan bahwa Y bukan termasuk bab karena 3 adalah huruf pertama dari
fi’il ini dan X adalah tambahan.
6 j
" : 6 j " (imtahanna) ‘dia telah memeriksa’.
X Tambahan berubah menjadi s atau « sebagaimana yang dijelaskan berikut ini:
a) Jika huruf pertama adalah G pW ps maka X ekstra berubah menjadi s . Contoh:
1 o 1 j
’ia bersatu’ untuk 1 j
o (iwtahada ittahada)
F<o Fv
’dia takut’, ’dia melindungi diri’ untuk Fv
o (iwtaqa ittaqa)
33
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Mudhari: =HP 4 mengambil harakat fathah, contoh: Y : # Y .U ’dia
menunggu’ – C : C# B
B & >U ’dia tersenyum’ – ^ + : ^# + B
U ’dia
mendengarkan’
H M : H#
U ’dia memilih’ untuk # )*
U .
Amr: Setelah penghapusan =HP 4, fi’il dimulai dengan huruf sukun,
maka ditambahkan hamzahtul washl di awal. Contoh: # Y
NN.N
: Y NN
(ttantazir-u : ntazir : intazir).
Ismul Fa’il dan Ismul Maf’ul: Keduanya dibentuk dengan mengganti 4
=HP dengan @# (mu). Huruf kedua mengambil harakat kasrah dalam ismul
mewakili
~ v R
"# untuk isimul fa’il dan ~ v R
"# untuk ismul maf’ul.
Dengan cara yang sama H#
U ’dia memilih’ : H~
"# yang mewakili ~ )*
"#
untuk ismul fa’il dan
~ N)NN "# untuk ismul maf’ul.
Ismul makan waz zaman: Ia sama dengan ismul maf’ul, contoh: ^~ + q
"#
’masyarakat’, secara harafiah berarti ’tempat berkumpul’ -- @# ( ’tempat
memegang’. Ini adalah nama yang diberikan untuk bagian di Ka’bah yang terletak
antara Hajar Aswad dan pintu, karena sunnahnya adalah memeluk tempat
tersebut.
34
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
3. Kita telah mempelajari WE berarti ‘jika’ atau ‘ketika’. Pada Pelajaran 14 (Buku 3) ia
juga digunakan untuk menunjukkan rasa kaget atau terkejut. Ketika mendengar suara
ketukan di pintu, anda keluar mengharapkan kedatangan seorang teman, namun ternyata
anda mendapati seorang polisi di depan pintu. Untuk menunjukkan sesuatu yang tidak
seperti yang diharapkan ini anda menggunakan = )
q WE. Contoh: _ # W} V
# M
J
* >* ‘Saya keluar dan terkejut mendapati seorang polisi di pintu’. Jika seseorang
melempar tongkatnya, tidak ada yang terjadi kecuali posisi tongkat itu berubah dari
vertikal menjadi horisontal. Namun ketika Musa u menjatuhkan tongkatnya, sesuatu di
luar dugaan terjadi, tongkat itu berubah menjadi ular. Al-Qur’an menggunakan WE
=
)q untuk menggambarkan kejadian ini.
6 U*£
. -P) D W}* # 1 U 7
( o
~ >*" 3 > l D W}* # 5 Fv|
“Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular
yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu
menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.” (QS Al-A’raaf
[7] : 107-108)
4. Kata kerja 6
£ mengambil dua obyek yang pada asalnya adalah mubtada dan khabar.
Contoh:
‘Saya kira ujian (sudah) dekat.’
O
~ U*< 3 j"0 : >U*< 3 j" 0& 6 £ [
Di sini 3
j" 0& adalah obyek pertama, dan >U*< adalah obyek kedua.
35
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
6
£ dapat diikuti oleh 3 [ atau 3 [. Contoh:
a.
‘Saya kira (bahwa) ujian tersebut mudah’
j
3 j" 0& 3 6 £ [
Di sini 3
j" 0& adalah isim inna, dan j
adalah khabar inna. Dalam al-Qur’an:
“bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak
mengetahui kebanyakan dari apa yang
+" xh/2 C# U d $ 3 [ C #..£ 6?o
kamu kerjakan.” (QS 41:22)
3 !+
b. 1# + [ O
# # U ‘Ahmad akan gagal’ : 1# [ O
# U 3 [ V
# ..£ " ‘Saya tidak berpikir
Ahmad akan gagal’. Dalam al-Qur’an:
“ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak
akan binasa selama-lamanya,” (QS 18:35)
x1[ b D 1 )*>
3[ 6 £ [ " <
$# .
M s o “Dan dia memasuki kebunnya” (QS 18:35). Akan tetapi:
“karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu.” (QS 49:14)
C ? *!< 3 ¯}* * M# 1 U
+o .
Kita mendapat penggunaan keduanya dalam:
"Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-
.
M# s o 8s> M# s
hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”
mempelajari pola
(fa’’âl-un) yang menunjukkan intensitas dalam ismul fa’il.
36
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
7. H* > d 6" 1
# d ‘harus menjalani tes’. Secara harafiah berarti ‘tidak ada jalan
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
2. Tunjukkanlah kata yang menunjukkan bab dan keturunannya yang terdapat
dalam buku utama (Durus Lughah 4)
3. Tulislah bentuk mudhari, isim al-fa’il dan masdar dari setiap fi’il berikut.
4. Ubahlah fi’il berikut ke dalam bab
.
5. Ubahlah fi’il berikut ke dalam bab
.
6. Ubahlah fi’il berikut ke dalam bab
.
7. Tulislah bentuk asal yang darinya setiap kata kerja (fi’il) berikut ini diturunkan
sebagaimana yang ditunjukkan dalam contoh, dan sebutkan bab-nya.
8. Tulislah kembali kalimat berikut dengan menggunakan bab sebagaimana yang
ditunjukkan dalam contoh.
37
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
38
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 7
2, Kata wNU wH memiliki dua arti: (a) melihat, dan (b) berpikir, mengira,
39
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
3. FB
adalah fi’il yang menunjukkan harap dan cemas seperti , contoh:
“Mudah-mudahan Allah menerima taubat
mereka.” (QS 9:102(
C ]* ) J
!#U 3[ $# FB
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu,” (QS 2:216)
C ? ~ )M ! D# o x) !#D ?
3[ FB o
4, :
# H9 1 M s " 1 ‘Setelah masuknya guru’. Di sini " bersama dengan fi’il yang
mengikutinya memiliki makna mashdar. Maka : # H9 1 M s " 1 berarti * !#Ms# 1
:
* H9 1 . Itulah sebabnya mengapa " ini disebut =
UH* 1 5 " (maa mashdariyyah). Fi’il
yang mengikuti maa mashdariyyah dapat berupa madhi atau mudhari. Berikut contoh
dalam bentuk mudhari:
‘Saya akan memperlihatkan kepadamu
majalah itu setelah keluarnya guru’
:
# H9 1 L
# #
U " 1 = q
`
U*H|
19
Lihat Pelajaran 10 Buku 3.
20
6* U1 j
U 3 [ = *.U1 j
U 3 [
40
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Di sini :
# H9 1 L
# #
U " 1 memiliki makna :
* H9 1 L
* o#M# 1 .
Berikut beberapa contoh lain:
“(bagi mereka) akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari @ ! U !#B +* 1~ U1 J
~ b C ]#
J
* Bj
perhitungan.” (QS 38:26)
C ]# “dan dikatakan kepada mereka”. Berikut adalah terjemahan makna ayat: “Adapun
orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu
kafir sesudah kamu beriman?” (QS 3:106).
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
2. Tunjukkanlah fi’il yang termasuk dalam bab dan dan turunannya yang
–pent
terdapat dalam pelajaran utama (yakni buku durus lughah 4 ).
3. Tulislah bentuk mudhari, mashdar dan ismul fa’il dari setiap fi’il berikut.
4. Tulislah bentuk mudhari, mashdar dan ismul fa’il dari setiap fi’il berikut.
5. Sebutkanlah bab setiap fi’il berikut.
6. Tunjukkanlah fi’il yang termasuk dalam bab dan dan turunannya yang
terdapat dalam kalimat berikut.
7. Tulislah kembali kalimat berikut dengan menggunakan = )
>* v w[H .
8a. Ubahlah a=5<
. FB menjadi = "
FB pada kalimat berikut.
8b. Ubahlah = "
FB menjadi =5<
. FB pada kalimat berikut.
8c. Gunakanlah FB ke dalam dua kalimatmu sendiri, harus berupa naqis pada kalimat
pertama, dan taammah pada kalimat kedua.
11. Berikanlah bentuk mudhari pada setiap fi’il berikut.
12. Apakah arti kata = .
! dan apakah bentuk jamaknya?
41
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 8
Ismul makan waz zaman : Ini sama dengan ismul maf’ul, contoh: >v B
"# ‘yang akan
datang’, n
~ ! B
"# ‘klinik’, FR
B
"# ‘rumah sakit’.
Bab ini menunjukkan, di antara hal-hal lainnya, makna mencari (meminta/memohon–pent),
contoh: Q r ‘dia memohon ampun’, C _ ‘dia makan’
‘dia mengampuni’ : :
C ‘dia meminta makanan’, w1D ‘dia menunjuki’ w1] ‘dia meminta petunjuk’
2.
* ?
3 uv C ] [ ? = )
* = r K :
# H# s ‘Saya belajar Bahasa Arab agar supaya saya
memahami Al-Qur’anul Karim’. ? adalah partikel infinitive, dan 3 uv C ] [ ?
42
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
berarti 3 uv C ] | . Ia digunakan dengan mudhari yang merubahnya menjadi manshub.
* ) @# d 21 dilekatkan di awalnya yang kadang-kadang dapat dihapus, contoh:
“supaya kami banyak bertasbih kepada
Engkau,” (QS 20:33)
xh/2 `
j
>9B
# 2
Di sini 2 adalah untuk ? .
? digabungkan dengan =). d dalam tulisan. Contoh:
‘Bersungguh-sungguhlah agar supaya
kamu tidak gagal’
O
#
A
)? 1 j
‘Tulislah nomor teleponku dalam diari
agar engkau tidak lupa’
FB.
A
)? m ?i c
D C 2 H O
#2
Berikut beberapa contoh lain dari
? :
‘Teman-temanku pergi ke pasar
untuk membeli keperluan’
\ !, #o R
U ? {
* !#B SE A
" G# O
D W
‘Maryam, bangunlah lebih awal
agar engkau ketinggalan kereta’22
H# v `
!U A)? mx ?i >"# Yv ) p#" U
3. 3
W E adalah salah satu partikel nasb. Ia mendahului mudhari dan mengubahnya menjadi
manshub. Artinya ‘kalau begitu’. Ia digunakan hanya dalam menjawab sebuah
pernyataan. Jika teman anda memberitahu anda:
‘Kepala sekolah akan kembali hari
ini dari luar negeri’
L
* H* 6" @ !) # U1 ^# * U
Anda akan menjawab dengan mengatakan:
‘Kalau begitu kita akan men-
jemputnya di bandara.
H* c $# >*v B
3 W E
Perharikan bahwa fi’il setelah partikel 3
W E adalah manshub.
3 W E merubah mudhari menjadi manshub hanya apabila tiga syarat berikut terpenuhi:
a) 3 W E harus berada di awal kalimat, dan tidak boleh didahului oleh kata lain.
21
Untuk ) @d lihat Buku 2 (Pelajaran 17)
22
Dalam Bahasa Indonesia kita katakan “Saya ketinggalan kereta”. Dalam Bahasa Arab, kita katakan:
“Kereta meninggalkanku” H# v *.N
.
43
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Dalam contoh yang dinukil di atas, ketiga syarat terpenuhi. 3 W E berada di awal kalimat,
, contoh: V
# 2 [ " ‘saya tidak makan’. Akan tetapi jika kita menafikan dua fi’il madhi
sekaligus, maka kita gunakan d , contoh: V # * do V
# 2 [ d ‘Saya tidak makan dan
tidak minum’ F
d o {
1
A
“Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur'an)
dan tidak mau mengerjakan shalat,” (S 75:31)
5. Kita telah melihat waw al hal ( oo) di awal jumlatul ismiyyah (kalimat isim).
Contoh:
‘Saya memasuki masjid ketika Imam
sedang membaca al-Fatihah’
= jN
[ v U @# "0o 1 qB V
# Ms
Ia juga dapat mengawali jumlatul fi’liyyah (kalimat verbal) dengan fi’il dalam bentuk
madhi, akan tetapi ia harus diikuti oleh 1
< , contoh:
‘Saya memasuki masjid ketika Imam
telah selesai membaca al-Fatihah’
= jN
@# "0 [ < 1 <o 1 qB V
# Ms
Berikut contoh lainnya:
‘Kami keluar kelas ketika guru telah
selesai menerangkan pelajaran’
:
H1 :
# Hy 1 I
1<o * 5 6" . M
23
Yakni ketinggalan pesawat –pent.
44
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
c. Membuat, yakni menciptakan. Dalam pengertian ini, ia hanya mengambil satu obyek,
contoh:
“Segala puji bagi Allah Yang telah
menciptakan langit dan bumi dan
X
o+B
M 8b $ 1# + j
mengadakan gelap dan terang,” (QS 6:1)
H !.o X
+YK o z
H '% o
45
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
d. Memulai. Dalam pengertian ini, ia bertindak seperti 32, dan memiliki isim dan
khabar. Khabarnya adalah jumlahtul fi’liyyah dengan fi’il dalam bentuk mudhari.
Contoh:
‘Hamid mulai memukulku’
*.#* P
U 1~ "
Di sini 1~ " adalah isimnya dan *.#* P
U adalah khabarnya.
7. Bentuk jamak dari °
k " ‘jalan setapak’ adalah mR"# . Ia berada dalam pola =
(fu’alat-un). Maka (musyât-un) asalnya adalah = )R "# (musyayat-un), di mana –aya-
berubah menjadi –â-. Berikut contoh lainnya: z k < ‘hakim’ mP< – 4 ‘telanjang
kaki’ m
# – Hk ‘telanjang’ m # – k o ‘penguasa’ m d o# .
7
* H5 * O
#
!
46
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
d. 3 W E*. Contoh:
“Saya akan mengunjungimu besok insya
Allah.”
a -% 3 E 1Q t H# o#G|
“Kalau begitu aku akan menunggumu” t Y N
% N[ 3 W E*
Partikel ini disebut k >v o O
k 5
o -f ( o J
k ! 4
# , yakni partikel jawaban yang
merubah mudhari menjadi manshub dan menunjukkan waktu yang akan datang.
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
2. Tunjukkanlah fi’il yang termasuk ke dalam bab dan turunannya yang
terdapat dalam pelajaran utama.
3. Tulislah bentuk mudhari, amr dan mashdar setiap fi’il berikut.
4. Tunjukkanlah fi’il yang termasuk ke dalam bab
dan turunannya yang terdapat
dalam kalimat-kalimat berikut.
5. Isilah bagian yang kosong dari setiap kalimat berikut dengan 2 atau A
x )? , dan
buatlah perubahan yang diperlukan.
6a. Gunakanlah 3
W E* ke dalam tiga kalimatmu sendiri.
6b. Latihan pengucapan Setiap siswa mengatakan sesuatu dan temannya menjawab
dengan menggunakan 3
W E*.
7. Buatlah bentuk ingkar dari kedua fi’il pada kalimat berikut.
8. Tulislah kembali kalimat berikut dengan merubah anak kalimat nominal (al-
jumlahtul ismiyyah) menjadi kalimat verbal (al-jumlatul fi’liyyah).
9. Sebutkanlah pengertian
dalam setiap kalimat berikut.
11. Laatihan pengucapan: Setiap siswa bertanya kepada temannya : 6 " o VY v ) F"
`
Y v U[
12. Tulislah bentuk mudhari untuk setiap kata fi’il berikut.
13. Sebutkanlah bab dari setiap fi’il yang terdapat dalam hadits Abu Dzar.
14. Tulsilah bentuk mufrad dari \ !, dan =a _R
, dan bentuk jamak dari v .
15. Tulislah bentuk asli dari !+
# Y
yang terdapat di dalam hadits.
16. Tulislah bentuk jamak dari setiap isim berikut dengan pola m # / Hk .
47
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 9
Mashdar-nya berada dalam pola = (fa’lalat-un), contoh: = +
. Ismul fa’il adalah
C~ * "# ‘penterjemah’, di mana huruf ketiga berharakat kasrah, dan ismul maf’ul
berkarakat fathah, contoh: C ~ "# J
~ 2 ‘buku yang diterjemahkan.
Ar-Ruba’i mazid memiliki tiga abwab, yaitu:
a.
, di mana ta- (X ) dilekatkan di awal huruf pertama (tafa’lala). Contoh:
7
’dia tumbuh’, T
+ P
+
’dia berkumur-kumur’.
Bentuk mudhari-nya adalah 7 # U dan mashdarnya adalah 7 ~ #
.
b. , di mana i- ( ) dilekatkan di awal huruf pertama dan huruf keempat
digadankan (diberi syaddah) (if’alalla). Contoh: 3 |+ _ ‘Dia merasa yakin’, G
|+
‘Dia membenci’.
Bentuk mudharinya adalah 6 NN+ U , dan mashdarnya adalah 3 .NN+ _ .
Dalam al-Qur’an:
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram.” (QS 13:27)
J
# !v 6 +
$ * 2 b * d [
c. . di mana i- ( ) dilekatkan di awal huruf pertama, dan –n (3) ditambahkan
setelah huruf kedua (if’anlala), contoh: ^ v . Bentuk mudhari-nya adalah ^# v U
48
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
maH)
B ‘Inilah mobil tersebut’, X
# +B
6
D# -#D ‘Ini lah para wanita Muslimah.’
Dhamir yang digunakan disebut
*5
h# +
(dhamir yang membedakan)
Kerancuan juga muncul dalam kalimat di mana mubtada adalah isim alam dan khabar-
nya adalah kata sifat atau isim yang berawalan –al, contoh; O
# A
1~ " yang dapat
berarti “Hamid si pemain’ atau ‘Hamid adalah pemain (itu). Jika kita bermaksud
(mengatakan) ‘Hamid adalah pemain (itu)’ kita katakan O
# A
!D 1~ " .
Berikut contoh-contoh lain dari * 5
h# +
.
“Dan merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS Al-Baqarah [2] : 5)
3 !#j +# C# D# `
No [o
“itu adalah keberuntungan yang
besar.” (QS At-Taubah [9] : 72)
C# )Y G# ! ! D# `
W
Namun penggunaan
*5
h# +
tidak wajib. Jika menurut anda tidak terdapat kerancuan
(antara pembicara dan pendengar –pent), anda tidak perlu menggunakannya. Kita melihat
di dalam al-Qur’an: J
# ? `
W “Kitab (Al Quraan) ini...” (QS 2 : 2), G# ! `
W
◌ُ C)Y “Itulah kemenangan yang besar.” (QS 9 : 89).
3. Jika anda ditawari sesuatu untuk dimakan dengan perintah bD 2 , anda dapat
memakan seluruhnya. Akan tetapi jika perintahnya bD 6 " 2 , maka anda hanya
mengambil sebagian darinya. Dengan cara yang sama kita katakan:
=
U(* )?0 4
# * U d 6 " J * A K 6 " “Di antara siswa ada yang tidak mengenal Inggris.”
6 " ini disebut = )
P ) >
6 " (min yang menyatakan sebagian). Beritkut beberapa contoh
lainnya:
49
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
4. Dalam # U1 -% D o “Dan apakah kepala sekolah telah datang?”. Kata sambung o
datang terlebih dahulu, dan kemudian kata tanya D. Kata tanya hamzah al-istihfam [
datang sebelum kata sambung o , contoh: # U1 -% o [ . Kita tidak dapat mengatakan
#U1 -% [o . Berikut beberapa contoh dari Al-Qur’an:
“Dan apakah mereka tidak z
* H '% o X
o+B
X
!?" o#Y .U C o[
memperhatikan kerajaan langit dan
bumi” (QS al-A’raaf [7] : 189)
“Kemudian apakah setelah terjadinya
(azab itu), kemudian itu kamu baru
$ * C#." u ^ <o " WE* C
l[
mempercayainya” (QS Yunus : 51)
5. Banyak ayat dimulai dengan kata W E, contoh: C# )D < W E*o . Dalam keadaan demikian
W E adalah obyek dari fi’il o#2 W [ ‘Ingatlah’ yang seringkali ditiadakan. Makna dari ayat
di atas adalah “Ingatlah ketika Ibrahim berkata...”.
dan tidak memiliki tanwin. Berikut beberapa contoh lainnya: ~ ) [ ‘tawanan’ : w [ ,
T
~ U* " ‘pasien’ : F " , g~ U* ‘luka’ : F .
7. Jika munada adalah isim dengan dhamir mufrad mutakallim (kata ganti orang pertama
tunggal) sebagai mudhaf ilaih, ia memiliki lima bentuk yang berbeda:
a. 9H U (yaa rabbii). Ini adalah bentuk aslinya.
50
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
b. J
9 H U (yaa rabbi); di sini ya 8 dihilangkan
c.
9H U (yaa rabbiya), ya dipertahankan namun berharokat fathah.
d. J
H U (yaa rabba), ya dihilangkan dan huruf terakhir berharokat fathah.
e.
H U (yaa rabbaa), ya dihilangkan dan huruf terakhir berharokat fathah dan
ditambahkan alif.
kemungkinan, yang pertama dengan idgham, dan yang kedua tanpa idgham. Contoh: C
51
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
\
j
# U (lam yahujju) atau \ q#j U C (lam yahjuju). Ingat bahwa p\j # U (yahujju) asalanya
adalah \ #q
#j U (yahjuj-u).
Dengan cara yang sama, \
j
#
C atau \ q
#j
C --- \
# [ C atau \ q
# [ C --- C
\
j
# atau \ q
#j
C .
Bentuk amr dari orang kedua tunggal maskulin (dhamir mukhathab mufrad mudzakar)
juga memiliki kemungkinan ini: \
# (hujja) ‘kerjakanlah haji’ atau \ q
# (uhjuj).
Bentuk amr dari kata ganti orang kedua jamak feminine (jamak mukhathab mu’annats)
tanpa idgham: 6 q
q# . Ia tidak dapat memiliki idgham karena di-isnad-kan pada
dhamir mutaharik.
Proses menghilangkan idgham disebut @Qs 0
& `
(fakk al-idghaam).
Berikut contoh dari Al-Qur’an mengenai hal tersebut:
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
2. Tunjukkanlah fi’il ruba’i dan turunannya yang terdapat dalam buku pelajaran utama
(kitab Durusul Lughah al-Arabiyah), dan sebutkanlah bab masing-masing darinya.
3. Tulislah bentuk mudhar dan amr setiap fi’il berikut.
4. Tunjukkanlah fi’il ruba’I dan turunanya dalam kalimat berikut, dan sebutkanlah bab
masing-masing kata tersebut.
52
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
53
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 10
Kita mengetahui bahwa isim menunjukkan fungsinya di dalam kalimat dengan merubah
akhirannya, contoh: 1# ! M s (al-walad-u), 1 ! V
# | (al-walad-a), 1 ! V
# < (al-
walad-i). Akan tetapi dhamir tidak berubah akhirnnya, namun berubah keseluruhannya,
contoh V
[ 6" , tetapi `
|[ . Maka V
[ adalah bentuk marfu dan t adalah bentuk
manshub.
Maka ada dua kelompok dhamir (berdasarkan fungsinya dalam kalimat –pent): pertama
adalah untuk rafa dan yang lainnya adalah untuk nashab dan jarr.
Dan setiap kelompok dhamir memiliki dua bentuk, yakni terpisah (munfashil) dan
menyatu (muttashil).
Dhamir Rafa’
Bentuk munfashil:
Dhamir ghaib (kata ganti orang ketiga): 6
D# p+D# pD pCD# p+D# p!D#
Dhamir mukhathab (kata ganti orang kedua): 6
#[ p+[ pV[ pC#[ p+#[ pV
[
Dhamir mutakallim (kata ganti orang pertama): 6 #j p3 [
54
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Dhamir Nashb
Bentuk munfashil: Anda belum diperkenalkan dengan bentuk ini sebelumnya. Bentuk
N
UE* ditambah dhamir muttashil berbentuk nashab yang telah anda
ini tersusun dari kata
ketahui. Contoh: t
N
UE* (iyyâ-ka).
D#
UE*
Orang Ketiga : 6 p+D#
UE* pD
UE* ³ C D#
UE* p+D#
UE* p#
UE
Orang Kedua: 6
2
UE* p+?
UE* pt
UE ³ C 2
UE* p+2
UE* pt
UE*
Orang Pertama:
UE* p8
UE*
Bentuk muttashil: Bentuk ini tidak dapat disebutkan secara terpisah. Mereka harus
dilekatkan kepada fi’il atau atau salah satu saudarinya.
Orang Ketiga: 6
]# | p+]# | p]| ³ C#]| p+]# | p#$N|
Orang Kedua: 6
? N| p+? N| p`N| ³ C ? N| p+? N| p`N|
55
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Dhamir Jarr
Dhamir jarr hanya memiliki bentuk muttashil, dan bentuknya sama dengan dhamir
nashab. Contoh: 6
? ." p`. " pC? ." p`."& p
6]# ." p]." pC]# ." p#$." dst.
24
Bentuk muttashil dari kata ganti orang pertama tunggal hanyalah ya ي, Nun adalah =U<! 3!# . Lihat
Buku II Pelajaran 9.
56
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
2. Tunjukkanlah semua dhamir yang terdapat dalam pelajaran utama (Buku Durus
Lughah) dan sebutkanlah termasuk kategori apa dhamir tersebut.
3. Tunjukkanlah semua dhamir nashab munfashil yang terdapat di pelajran utama, dan
sebutkanlah alasan mengapa ia berbentuk munfashil.
4. Tulislah kembali kalimat-kalimat berikut dengan menempatkan dhamir nashab pada
setiap fi’il.
5. Tulislah kembali kalimat-kalimat berikut dengan menggunakan d
E* sebagaimana yang
ditunjukkan dalam contoh.
6. Isilah bagian yang kosong dalam setiap kalimat berikut dengan jenis dhamir yang
disebutkan di dalam kurung.
7. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan menggunakan dua dhamir nashab
sebagaimana yang ditunjukkan di dalam contoh.
8. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan menggunakan dua dhamir nashab
sebagaimana yang ditunjukkan di dalam contoh.
57
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
58
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 11
25
Tamyiz ())+
adalah kata untuk menetapkan sesuatu yang samar-samar. Tamqyiz dari bilangan dapat
c) Jenis lain dari mashdar yaitu mashdar mîmî ( + ) H15 ). Ia berada dalam
pola " (maf’al-un) dan = " / " (maf’il-un / maf’ilat-un), contoh:
X
~ +" ‘kematian’, = * " ‘pengetahuan’, m r " ‘ampunan’. Dalam bab mazid, ia
sama dengan isim maf’ul, contoh: { ~ (
+ " ‘merobek’, =
"# ‘mengeluarkan’,
O
~ v . "# ‘kembali’. Dalam Al-Qur’an:
‘maka Kami jadikan mereka buah mulut dan
Kami hancurkan mereka sehancur-
2 C D# .< (
" o ·
Us[ C D# . q
hancurnya.’ (QS Saba’[34] : 19)
{
k (
+ "#
62
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
3a. Tunjukkanlah semua contoh maf’ul mutlaq yang terdapat dalam (buku) pelajaran
utama, dan tunjukkanlah tanda-tandanya masing-masing.
3b. Tunjukkanlah kata yang mewakili mashdar dalam contoh maf’ul mutlaq.
4. Sebutkanlah contoh maf’ul mutlaq yang terdapat dalam kalimat berikut, dan
sebutkanlah tanda-tandanya masing-masing.
5. Tunjukkanlah kata-kata yang mewakili mashdar dalam contoh-contoh maf’ul mutlaq
berikut.
6. Lengkapilah kalimat … X
~ 1 q
dengan tiga contoh maf’ul mutlaq. Dalam contoh
pertama harus menunjukkan jumlah, kedua jenis kegiatan dan yang ketiga harus
menandakan penekanan.
7. Sebutkanlah semua kata yang mewakili mashdar dalam maf’ul mutlaq.
8. Berikanlah tiga contoh mashdar yang berfungsi sebagai pengganti dari fi’il.
9. Bentuklah mashdar al-marrah dari setiap fi’il berikut.
10. Bentuklah mashdar al-hai;a dari setiap fi’il berikut.
63
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 12
Di sini mashdar Nx! M memberitahukan kepada kita alasan tidak pergi keluar, dan
mashdar >¸# memberitahukan kepada kita alsan menghadiri kelas (pelajaran). Mashdar
ini menunjukkan perbuatan mental seperti takut, cinta, nafsu, rasa hormat, dan
sebagainya. Ia berbentuk manshub.
Masdar maf’ul lahu kebanyakan disertai tanwin, akan tetapi juga dapat berupa mudhaf.
Contoh:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-
anakmu karena takut kemiskinan.” (17:31)
{
k A"E* = )R M C 2 s do[ !#v
d o
‘Nabi n melarang kaum Muslimin
membawa al-Qur’an ke negeri musuh
SE 3 uv B#U 3[ n >*.
F]
karena takut musuh akan membakarnya.’
o 1# $# .U 3 [ = " o9 1# z
* H [
2. A
D Partikel ini digunakan dalam jumlah ismiyyah. Digunakan dengan mudhari untuk
meminta atau mendesak seseorang melakukan sesuatu, dan dengan madhi untuk menegur
seseorang karena meninggalkan suatu perbuatan. Contoh:
3. 3 j" 0& 6 " =x >D H d p*C ¹ =x >Q H ’karena kecintaan terhadap ilmu’, bukan ’karena
takut akan ujian’. d ini adalah kata sambung. Ia dugnakan dalam kalimat yang
menegaskan atau kalimat yang mengandung amr. Contoh:
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
3. Tunjukkanlah semua contoh maf’ul lahu yang terdapat dalam perjalanan utama.
4. Tunjukkanlah semua contoh maf’ul lahu dalam kalimat-kalimat berikut.
5. Isilah bagian yang kosong dari setiap kalimat berikut dengan kata yang terdapat di
dalam kurung dan membuatnya menjadi maf’ul lahu.
7. Berikanlah bentuk mufrad dari kata-kata berikut.
8. Latihan pengucapan: Setiap siswa menggunakann *1 Uso *[s di dalam kalimat.
9. Latihan pengucapan: Setiap siswa menggunakan A
D di dalam dua kalimat, satu dalam
bentuk tahdhidh dan yang lain dalam bentuk tandim.
65
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 13
66
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
26
Terdapat beberapa pengecualian yang dapat anda pelajari nanti.
67
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
3. Tunjukkanlah semua contoh tamyiz yang terdapat di dalam pelajaran utama dan
sebutkanlah jenisnya masing-masing.
4. Tunjukkanlah tamyizi pada kalimat berikut dan sebutkanlah jenisnya.
5. Lengkapilah setiap kalimat berikut dengan tamyiz yang sesuai.
6. Ubahlah tamyiz menjadi bentuk majrur dalam kalimat berikut.
7. Tulislah mashdar setiap fi’il berikut dengan pola .
8. Latihan pengucapan: Setiap siswa mengucapkan ..... J
* A
K 6# B
[ )"G
menggunakan tamyiz yang sesuai.
9. Tulislah kembali setiap kalimat berikut dengan menggunakan kedua bentuk .
10. Gunaknlah - " dalam lima kalimat dengan pola ? # n
9 2 -% " 1# U*H[ ’Saya ingin
segenggam gula’/
68
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 14
69
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
71
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
3. Tunjukkanlah semua contoh hal yang terdapat dalam pelajaran utama.
4. Tunjukanlah hal dan sahibul hal dalam kalimat-kalimat berikut.
5. Lengkapilah setiap kalimat berikut dengan hal yang digunakan dalam contoh setelah
membuat perubahan seperlunya.
6. Tunjukkanlah jumlah hal dan rabit dalam setiap kalimat berikut.
8. Latihan pengucapan: Setiap siswa berkata: # ? [ / O
# #2 [ / [ < [ V
# B
’Saya
duduk (sambi) membaca/menulis/berpikir’.
9. Berikanlah mashdar setiap fi’il berikut dengan pola fa’il-un.
10. Tulislah bentuk mudhari setiap fi’il berikut.
11. Berikanlah bentuk jamak dari V
~ ) (dalam bentuk ’bait sya’ir) dan C~ .
12. Berikanlah bentuk mufrad dari @~ H [ dan wH?# .
72
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 15
a) ¼N/NNB : yakni hal yang dikecualikan, dan dalam contoh di atas adalah 1M
b) $# ." ¼N/NNB : yakni sesuatu dimana pengecualian dibuat, dan dalam contoh di
atas adalah J
# A K .
c) -a N.N/N 0& m s[ : yakni seusatu yang digunakan untuk membuat pengecualian,
Sangat jelas bahwa ’Tuhan Semesta Alam’ tidak sama dengan berhala.
73
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
disebutkan, maka ia adalah @
(tamm), sebagaimana dalam contoh sebelumnya. Dan jika
tidak disebutkan, maka dia adalah ½
"# (mufarragh). Contoh:
’Tidak ada yaang datang kecuali Hamid’
1~ " d E -% "
’Saya tidak melihat seorang pun kecuali
Hamid’
1" d E* V
# U[H "
Dalam istitsna mufarragh, kalimat selalu berbentuk negatif, larangan atau pertanyaan.
Kalimat yang mengandung istitsna juga terdiri dari dua jenis:
a) Kalimat yang pernyataan, disebut O
~ ! "# . Contoh:
’Bukalah jendela-jendela
paling akhir’
kecuali yang
m h M '% d E b !.
g
b) Kalimat negatif, larangan atau pertanyaan, disebut O
k !#" # )Q . Contoh:
’Para siswa tidak absen kecuali
Ibrahim’ (negatif)
C# )E / C )E* d E J
# A
J
Q "
’Tidak ada yang boleh keluar kecuali
orang-orang yang baru’ (larangan)
s# 1# ;
/ s 1# ;
d E 1~ [ L
#
U d
’Apakah semua orang gagal kecuali
yang malas?’ (pertanyaan)
3A
B ? / 3 A
B ? d E 1~ [ O
# # U D
I’rab Mustatsna
74
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Laranga (
# ] .
)
’Tidak ada yang boleh keluar kecuali
Hamid’
1~ " / 1" d E* 1~ [ L
#
U d
’Jangan bertanya kepada siapapun kecuali
Hamid’
1" / 1" d E 1 [ |B
U d
’Jangan hubungi sisapapun kecuali Hamid’
1" / 1 " d E 1 |* 5
d
d E maka akan menjadi jelas bagi anda. Contoh: jika kita menghapus d E* di atas, kita
mendapatkan kalimat A * O
H ", dan di sini A
* adalah fa’il. Ini dilakukan
hanya untuk mengetahui I’rab. Maknanya tentu saja bertentangan dengan makna
kalimat asalnya.
Dan dalam kalimat dx A
* d E* V
# U[H " ‘saya tidak melihat siapapun kecuali Bilal.
dx A
* Adalah maf’ul bihi, karena jelas terlihat pada kalimat dx A * V
# U[H " .
Tidak ada masalah dengan majrur karena didahului oleh huruf jarr. Contoh:
’Saya tidak mencari siapapun kecuali
Khalid’
1 M 6 d E V# / j
"
’Kami tidak belajar kecuali di Universitas
Islam.’
= )
+ B
= ";* d E .H s "
75
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Catatan: Kita telah melihat pada Pelajran 10 bahwa hanya dhamir munfashil yang
digunakan setelah d E . Berikut beberapa contoh mengenainya:
’Kami tidak beribadah melainkan kepada-
#
UE d E 1 ># d
Nya’ (bukan #% d E )
’Pak guru bertanya kepada semua siswa
t
UE d E C#]K2 J
A
:
# H9 1
kecuali anda’ (bukan t d E ).
Mustatsna setelah kata-kata ini berbentuk majrur karena ia merupaka mudhaf ilaihi. I’rab
aslinya ditunjukkan oleh kedua kata ini.
1 " )Q JA g q . Di sini )Q adalah manshub sebagaimana 1" juga
manshub dalam 1" d E* JA g q .
1 " )Q JA g q " . Di sini ) Q dapat berupa manshub atau marfu’ sebagaimana
dapat berberntuk manshub atau marfu’ dalam 1 ~ " / 1" d E* JA g q
" .
1 " # )Q g q " . Di sini # )Q adalah marfu’ sebagaimana 1" marfu’ dalam g q "
1~ " d E*.
1 " h Q V# | " . Di sini )Q adalah manshub sebagaimana 1" manshub dalam
1 " d E V # | ".
I’rab w! persis seperti )Q namun dia tersembunyi karena w! adalah maqsur27
Mustatsna setelah A
M " dan 1 " .
Setelah dua kata pengecualian ini maka mustasna adalah manshub. Contoh:
’Saya telah menguji para siswa kecuali tiga
(orang)’
=x lA
1 " J
A X
# >M
Penyair berkata:
27
Lihat Pelajaran 1 Panduan III.
76
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
2. d
[ adalah partikel yang digunakan untuk menarik perhatian akan sesuatu yang penting.
Contoh:
’Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan,
d 6?No 3 o#1B
& +# C# D# C ]#
E* d [
tetapi mereka tidak sadar.’ (QS 2:12)
3 o## R U
Partikel ini disebut $ )>*.
o I
k 4 yakni huruf istiftah (pembuka) dan tanbih
(peringatan).
3. Salah satu bentuk mashdar adalah (fa’l-un), contoh: I
‘dia menjelaskan’ :
I
~ ‘penjelasan’.
4. Bentuk jamak dari H~ N.Us (diinaar-un) adalah h
# *N.Us (dinaaniir-u). Perhatikan bahwa
dalam bentik mufrad hanya terdapat satu 3 , namun dalam bentuk jamak terdapat dua 3.
Terdapat beberapa kata lain seperti :
~ ¯s p«h< p3!Us yang bentuk jamaknya seperti
H~ N.Us .
5. Jika kahabar khana adalah dhamir, ia dapat berupa muttashil atau munfashil. Contoh:
’Apakah anda ingin menjadi seorang
hakim?’ – ’Tidak, saya tidak ingin menjadi
1# U*H[ " pd )
< 3 !?
3 [ 1# U*
#[
(seorang hakim).
#
UE* 3 !2[ / $# !2[ 3[
Baik $# !2[ dan #
UE* 3 !2[ , keduanya adalah benar.
Latihan:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
3. Tunjukkanlah semua contoh istitsna yang terdapat dalam buku pelajaran utama dan
sebutkanlah jenisnya dalam setiap contoh tersebut (muttasil, munqati, mufarragh).
4. Tunjukkanlah mustatsna dan mustatsna minha, dan sebutkanlah jenis istitsna-nya
dalam contoh-contoh berikut.
5. Isilah bagian yang kosong dalam setiap kalimat berikut dengan kata yang terdapat di
dalam kurung, dan buatlah perubahan seperlunya.
77
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
6. Isilah bagian yang kosong dalam setiap kalimat berikut dengan kata yang terdapat di
dalam kurung, dan buatlah perubahan seperlunya.
7. Isilah bagian yang kosong dalam setiap kalimat berikut dengan kata yang terdapat di
dalam kurung, dan buatlah perubahan seperlunya.
8. Isilah bagian yang kosong dalam setiap kalimat berikut dengan kata yang terdapat di
dalam kurung, dan buatlah perubahan seperlunya.
9. Lengkapilah setiap kalimat berikut dengan mustatsna yang sesuai.
11. Tulislah bentuk jamak dari setiap kata berikut.
12. Tulislah mashdar dari setiap fi’il berikut dengan pola fa’l-un.
13. Apakah arti = " '% [ ? Dan apa bentuk jamaknya?”
14. Tulislah bentuk jamak dari setiap isim berikut dengan pola h# *N.U%s .
78
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 16
Nun ini menunjukkan penekanan. Ia hanya digunakan dengan mudhari dan amr, dan
tidak dengan madhi.
a) Mudhari marfu’ :
(1) Dalam bentuk yang empat: O
# #? p#O#2 [ p#O#?
p#O#? U, dhammah akhir digantikan
dengan fathah. Maka O
# #? U berubah menjadi 6
>#? U (yaktub-u : yaktub-a-nna).
Proses yang sama juga berlaku untuk ketiga bentuk yang lain.
(2) Dalam ketiga bentuk berikut ini, nun akhir beserta waw atau ya ditinggalkan.
6 )>*#?
p3!>?
p3!#>#? U. Maka 3!#>#? U berubah menjadi 6
>##? U. Setelah penghapusan
-na dari yaktubuu-na dan menambahkan –nna kita mendapatkan yaktubûnna.
Karena huruf hidup panjang tidak diikuti oleh yang bukan huruf hidup dalam Bahasa
Arab, maka û yang panjang dipendekkan. Sehingga kita mendapatkan yaktubunna.
Dengan cara yang sama dari 3
!>?
dibentuk menjadi 6
>#?
(taktubûna : taktubûnna
: taktubunna). Perhatikan bahwa perbedaan antara (penggunaan nun) tunggal 6
>#? U
dan ganda 6
>##? U. adalah –a- pada yang pertama dan –u- pada yang kedua (yaktub-
a-nna, yaktub-u-nna).
Dhamir mukhathab mufrad muannats (kata ganti orang kedua feminin tunggal)
6 )>*#?
menjadi 6
>*#?
. Setelah penghapusan –na dan menambahkan –nna, kita
mendapatkan taktubînna.
(3) Dalam kedua bentuk mutsanna 3 >#?
p3>#? U nun terakhir dihapus, namun alif
dipertahankan, karena penghapusannya menyebabkan bentuk mutsanna sama dengan
79
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
bentuk mufrad-nya. Perbedan penting dengan bentuk mutsanna yaitu nun berharakat
kasrah dan bukannya fathah. Maka hasilnya adalah 3i >#?
pi3>#? U . Setelah
penghapusan –ni dari yaktubáni dan penambahan –nna kita mendapatkan
yaktubánna. Harakat akhir –a (fathah) berubah menjadi –i (kasrah) untuk proses de-
asimilasi (pemisahan).
(4) Dalam kedua bentuk jamak muannats 6 >#?
p6>#? U, nun terakhir dipertahankan dan
ditambahkan –ánni. Sebagaimana dalam bentuk mutsanna, nun tersebut berharakat
kasrah dalam bentuk jamak ini. Hasilnya adalah 3i .>#?
pi3.>#? U. Perhatikan bahwa
alif ditambahkan antara nun dhamir dan nun taukid (yaktubna : yaktubn-á-nni)
b. Mudhari Majzum
Prosesnya sama dengan mudhari marfu’kecuali nun pada fi’il yang lima telah dihapus
dalam mudhari majzum. Berikut beberapa contoh:
O
#2 [ : 6
>#2 [ Uktub : Uktuba-nna
!#>#2 [ : 6
N#>#2 [ Uktubû : Uktubu-nna
*>#2 [ : 6
N*>#2 [ Uktubî : Uktubi-nna
6 >#2 [ : 3i %N.N
¿ >#2 [ Uktubna : Uktubn-â-nni
80
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
b. Wajib : Ia wajib digunalan dalam mudhari jika dia merupakan jawab al-qasam.
Contoh:
’Demi Allah, saya akan menghafalkan Al-
Qur’an’
? 3 uv 6
Y '
& o
Di sini bentuk mudhari ¤
[ merupakan jawab al-qasam karena ia didahului oleh
qasam
& o , Perhatikan bahwa fi’il ini tidak saja ditambahkan –nun di akhirnya akan
tetapi juga diawali dengan lam (la-afhazh-anna). Lam ini disebut C *& Bv iv
@# d .
Namun demikian terdapat tiga syarat dalam penggunaannya dalam jawab al-qasam,
yaitu:
• Fi’il harus berupa penegasan sebagaimana dalam contoh di atas. Baik lam atau nun
tidak digunakan dalam kalimat ingkar. Contoh:
’Demi Allah, saya tidak keluar’
L
# # M [ d
& o
• Fi’il harus menunjukkan waktu yang akan datang. Jika dalam waktu sekarang, hanya
lam yang digunakan dan tidak nun. Contoh:
’Demi Allah, saya mencintaimu’
`
> 'a
& o
’Demi Allah, saya mengira dia dapat
dipercaya’
xvU1
$# N.N£'%
& o
Perhatikan bahwa:
’Demi Allah, saya akan menolongnya’
$# N
1 'a
& o
’Demi Allah, saya sedang menolongnya’
# 1# 'a
& o
28
Untuk thalab, lihat Pelajaran 15 Panduan 3.
81
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
• Lam harus dilekatkan dengan fi’il. Jika dilekatkan dengan selain fi’il, nun tidak dapat
digunakan. Contoh:
’Demi Allah, ke Makkah saya akan pergi’
O
# DW[ = ? " F0&
& o
Di sini lam dilekatkan dengan FE* . Akan tetapi jika dilekatkan dengan fi’il, maka
nun harus digunakan. Contoh:
’Demi Allah, saya akan pergi ke Makkah’
= ? "y FE 6
N>DW'%
& o
Berikut contoh lainnya:
’Demi Allah, saya akan mengunjungimu’
t H# o#G[ 4
!B
& o
Dalam Al-Qur’an:
‘Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu’ (QS 93:5)
`
H `
) #U 4
! B
o
Ini adalah jawab al-qasam. Dan qasam-nya adalah FjP
o.
dibentuk dari 3 E* ditambah " untuk penguatan. Nun pada 3 E* telah digabungkan dengan
82
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Latihan:
1. Buatlah fi’il berikut ini menjadi bentuk penegasan dengan menggunakan nun at-
taukid al-tsaqilah
2. (1) Tunjukkanlah semua contoh nun at-taukid yang terdapat dalam pelajaran utama.
(2) Latihan pengucapan:
a. Setiap siswa berkata kepada yang lainnya: b2
d dan yang lain
menjawab: b2 6
'%
& o .
b. Setiap siswa berkata kepada yang lainnya: b2 dan yang lain menjawab:
b2 '%
& o . Fi’il yang sebenarnya seperti g p g
d ,
p
q
d
harus digunakan.
(3) Tulislah kembali kalimat berikut dalam bentuk jawab al-qasam dan buatlah
perubahan seperlunya.
(4) Tulislah bentuk mudhari dan amr setiap fi’il berikut ini.
83
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
Pelajaran 17
-a A
" G# p#1* B" p#+ [ p=+_ p#C)D
Ia terdiri dari dua jenis:
a. Isim yang tidak dikenai tanwin karena satu alasan.
b. Isim yang tidak dikenai tanwin karena dua alasan.
bahasa Arab ditulis dengan hamzah ( - ), dan keduanya harus ditambahkan pada
huruf ketiga. Contoh:
• mH!5v" ·)| n # [ :wo pU1D pF># p)s# pF" 29. Perhatikan bahwa kata
seperti F ‘anak muda’, FH ‘batu gerinda’, 5 ‘tongkat’ bukan termasuk
45 6" 7!.+ karena alif pada kata-kata ini adalah huruf ketiga dan bukan
alif tambahan.
• m s o#1+ " ·)| n
# [ : -a v pa-<1
[ pa-+ pa-j
30. Perhatikan bahwa kata
seperti - Nj[ p-du p-Nu p-+[ bukan 45 6" 7!.+ karena mereka
seperti @~ ?[ p~sd < [ dalam pola [ dan hamzah adalah huruf ketiga, dan
o [ p~@A
bukan ekstra atau tambahan.
29
F" Adalah bentuk jamak dari T ~ U* " -- )#s ‘dunia’ -- F> ‘hamil’ -- U1 ‘hadiah’ -- wo adalah
bentuk jamak dari w! ‘fatwa’.
30
-a ¶ ‘desert (makanan penutup) -- -a ‘merah’, bentuk muannats dari # + [ -- -a <1
[ jamak dari {
~ s
--
-a v jamak dari h~ v .
84
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
b) D. ^# + ;
31 adalah jamak dengan pola " dan )". Contoh: p#1B"
s ." p#*l p#* . p#^)*[ p#g)
" p#Us. p " [ p A
p#1 p#Ho* [ ،:
# H* 1"
Kata dalam pola = " (yakni m + " ) bukan 45 6" 7!.+ . Contoh: pmb
[
m
2s pm( " A
. Kata-kata ini dikenai tanwin.
Bahkan kata mufrad dalam pola ini adalah 45 6" 7!.+ . Contoh: C# _ +_ ‘tomat’,
# _ ‘kentang’32, h# >_ ‘kapur’,
U*o ‘celana panjang’.
B. Kata yang tidak dikenai tanwin karena dua alasan
Isim alam tidak dikenai tanwin ketika ia memiliki satu dari dua sebab berikut:
(1) Jika ia adalah muanntas, contoh: m ( + D p#O.UG p=."u. Perhatikan bahwa m ( + D adalah
nama laki-laki, namun jenis katanya adalah muannats karena ia berakhiran ta’
marbutho’ (m ).
Jika isim alam muannats dibentuk dari tiga huruf yang huruf keduanya adalah sukun,
maka dapat digunakan sebagai 45 6" 7!.+ atau triptote33 kata biasa yang dapat
dimasuki tanwin, akan tetapi lebih baik bila digunakan sebagai triptote. Contoh: p1~ .D
C~ UH* p~1 s
(2) Jika bukan dari bahasa Arab ( + q
[ ), contoh: 3 B2 p#@)o* pC)D . Jika isim
alam yang bukan dari bahasa Arab adalah mudzakar, dan terdiri dari tiga huruf yang
31
D. ^# + ;
artinya adalah jamak yang paling tinggi. Beberapa bentuk jamak dapat dirubah ke dalam
bentuk ini untuk mendapatkan apa yang disebut ^* + ; ^# + . Contoh: = .? " [ adalah bentuk jamak dari 3 ?" ,
dan = .?
" [ sendiri dapat dirubah menjadi 6# 2 "[ . Akan tetapi bentuk yang terakhir ini tidak dapat dirubah
menjadi bentuk jamak lebih lanjut. Itulah sebabnya disebut jamak paling terakhir.
32
Kedua kata ini termasuk ke dalam kelas + ;
* .; C seperti O
# . p#+
dst. Kata-kata ini
diperlakukan sebagai kata tunggal (mufrad), meskipun maknanya adalah jamak.
33
Triptote adalah isim yang dapat dimasuki tanwin.
85
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
huruf keduanya adalah sukun, maka ia dapat dimasuki tanwin, contoh: p«! p~I!
3 M p~L # p·) 34
. Namun apabila dia adalah muannats, ia tetap sebagai al-
4) Jika berakhir dengan alif tambahan dan nun tambahan, contoh: p3o" p3P"H
3 +/# p3> . Kata 3
B dapat dimasuki tanwin karena ia memiliki pola
dari 6 ~B
# , maka 3 adalah huruf ketiga dan bukan nun tambahan.
5) Jika menyerupai fi’il dalam bentuknya, contoh: 1 # + [ yang mengikuti pola O # D W [
‘Saya pergi’, 1 # U*(U yang mengikuti pola ^# )*>U ‘dia menjual’.
6) Jika terdiri dari dua isim, contoh: X # !" P
p#J* ? U1 " .
Kata Sifat
34
I
~ !# dan «
! adalah nama-nama Nabi, · ) adalah nama salah satu anak Nabi Adam alaihis salam. L
~ #
adalah George, 3 M adalah nama di India dan Pakistan.
35
Nama-nama kota di Australia, Inggris, Turki, Prancis, Syria, dan Afghanistan. Perth, Bath, Mus, Nice,
Homs, Balkh
36
# + # dan # G# adalah nama-nama orang. G# adalah planet Saturnus dan >D# adalah nama berhala.
86
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
2) Jika berada dalam pola 3 A, contoh: 3 A" p3R p3> p3! .
3) Jika ia adalah o1". Kata sifat ma’dul adalah salah satu di antara yang berikut:
a. Bilangan yang memiliki pola dan " , contoh
Al ‘tiga-tiga’, 7
# H#
‘empat-empat’; F./ " ‘dua-dua’, ‘tiga-tiga’. Dalam al-Qr’an:
b. Kata # M
[ adalah jamak dari wM [. Dalam al-Qur’an:
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
o [ PU*" C ? ." 3 2 6 +
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-
hari yang lain.” (QS Al-Baqarah : 185)
M [ @k
U[ 6 " m 1
k F
Kita telah mempelajari I’rab al-mamnu’ minash sharf pada Pelajaran 6, dan di bagian
awal buku Panduan ini. Akhiran jarr dari al-mamnu’ minash sharf adalah fathah dan
bukannya kashrah. Contoh:
Perhatikan kata: 3 " adalah jamak dari F. " ‘arti/makna’, Hk ! adalah jamak dari = UH*
‘anak gadis’; s ! jamak dari s ‘klub’. Kata-kata ini adalah dalam wazan (pola) "
dan pada saat yang sama kata-kata tersebut adalah manqus karena huruf ketiganya adalah
8 yâ, yang akan terlihat jika kata tersebut mendapat ma’rifah: ،8H!; ،*
8s!
.. Ini disebut manqus dari D. ^+;, dan mereka diperlakukan sebagaiman
manqus dalam i’rab. Kata-kata tersebut mendapat tanwinn dalam bentuk rafa, dan jarr,
akan tetapi tidak dalam bentuk nashab. Contoh:
Latihan:
1. Tunjukkanlah semua contoh 45 6" 7!.+ yang terdapat dalam buku utama,
dan sebutkan alasannya mengapa ia termasuk 45 6" 7!.+.
7!.+
2. Tunjukkanlah 45 6" 7!.+ yang terdapat dalam buku utama yang berharokat
kashrah pada keadaan jarr, dan sebutkan alasannya mengapa demikian.
3. Tunjukkanlah 45 6" 7!.+ dalam kalimat berikut ini, dan sebutkan alasannya
mengapa demikian. Jika ia berharokat kashrah pada bentuk jarr, jelaskan mengapa
demikian.
4. Tulislah kembali kalimat berikut ini dengan 45 6" 7!.+ yang berharokat
kashrah.
5. Gunakanlah kata Hk ! dalam tiga kalimat dengan bentuk marfu pada kalimat
pertama, manshub pada kalimat kedua, dan majrur pada kalimat ketiga.
6. Dalam kalimat = R
= R
kata yang pertama (di kanan) tidak memiliki tanwin dan
kata kedua berharokat tanwin. Mengapa demikian?
7. Mengapa kata O
~ H [ bukan
45 6" 7!.+padahal ia a memiliki pola verbal?
8. Berikan contoh 45 6" 7!.+ yang berharokat kashrah dalam kedudukan jarr
karena memiliki الma’rifah.
9. Berikanlah contoh 45 6" 7!.+ yang berharokat kashrah pada posisi jarr
karena kata tersebut adalah mudhaf.
10. Berikanlah contoh masing-masing dari yang berikut ini:
a. Kata sifat yang berupa ma’dul.
b. Isim alam yang bukan dari Bahasa Arab.
c. Kata sifat dengan wazan (pola) 3
A.
89
http://www.raudhatulmuhibbin.org
Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah – 4
90
http://www.raudhatulmuhibbin.org