CANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Islam Sultan Agung Semarang
Disusun Oleh :
30101407272
Pembimbing :
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Prognosis penyakit ini baik. Prognosis memburuk bila terdapat gejala radang
panggul dan akan membaik bila mempu menjaga kebersihan diri.
Pada laporan kasus kali ini, kami akan membahas mengenai candidiasis
vulvovaginalis pada perempuan berusia 30 tahun yang sudah mengeluhkan gejala
yang mengarah pada diagnosis candidiasis vulvovaginalis sejak 2 hari yang lalu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) atau kandidosis vulvovaginalis merupakan
infeksi mukosa vagina dan atau vulva (epitel tidak berkeratin) yang disebabkan oleh
jamur spesies Candida. Infeksi dapat terjadi secara akut, subakut, dan kronis, didapat
baik secara endogen maupun eksogen yang sering menimbulkan keluhan berupa duh
tubuh. Umumnya infeksi pertama timbul di vagina disebut vaginitis dan dapat meluas
sampai vulva (vulvitis).2 Kandidiasis vulvovaginal (KVV) merupakan inflamasi pada
daerah vagina dan vulva yang disebabkan oleh terutama spesies Candida albicans atau
salah satu dari spesies non Candida albicans : Candida glabrata, Candida tropicalis,
Candida parapsilosis dan Candida krusei.
2.2. Epidemiologi
KVV merupakan salah satu infeksi yang paling banyak dikeluhkan wanita.
Sekitar 70-75% wanita setidaknya sekali terinfeksi KVV selama masa hidupnya,
paling sering terjadi pada wanita usia subur, pada sekitar 40-50% cenderung
mengalami kekambuhan atau serangan infeksi kedua.3 Lima hingga delapan persen
wanita dewasa mengalami KVV berulang, yang didefinisikan sebagai empat atau
lebih episode setiap tahun yang dikenal sebagai kandidiasis vulvovaginalis rekuren
(KVVR), dan lebih dari 33% spesies penyebab KVVR adalah Candida glabrata dan
Candida parapsilosis yang lebih resisten terhadap pengobatan.
2.3. Etiologi
Lapisan vagina terbentuk dari epitel nonkeratinized stratified squamous
dengan cairan servikovaginal yang berfungsi sebagai pelumas sehingga dapat menjadi
penghalang fisik dan biokimia terhadap organisme asing yang menyerang. Pada
sebagian besar vagina wanita sehat usia reproduksi juga mengandung banyak
mikroorganisme seperti Lactobacillus spp dan anaerob lain seperti Gardnerella,
Atopobium, Mobiluncus, Prevotella, Streptococcus, Ureaplasma, Megasphaera dan
lain lain.
2.5. Patogenesis
Kulit adalah lapisan yang melindungi terhadap rangsangan fisik maupun
kimiawi dan juga terhadap invasi yang bersifat patogen lainnya. Kulit terdiri atas
lapisan terluar dan lapisan terdalam (epidermis dan dermis) yang ditempati dan
diawasi oleh sel-sel dan sistem imun.
2. Kultur
Sampel yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa
Sabouraud, dapat pula diberi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu
3◦C, koloni tumbuh setelah 2-5 hari, berupa koloni mukoid putih.
2.9 Tatalaksana
2. Pengobatan topikal
• larutan ungu gentian 0,5-1 % untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari.
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. AS
b. Umur : 30 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku : Jawa
f. Alamat : Semarang
g. No. RM : 3330xxxx
h. Ruang : Poli Kulit dan Kelamin
i. Status Pasien : BPJS
B. AAMNESIS
a) KELUHAN UTAMA
1. Subjektif : Keputihan dan gatal pada kemaluan
2. Objektif :
Keputihan dan edema eritema pada vulva
b) RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin RS
Islam Sultan Agung pada tanggal 14 September 2021 pukul 12.30. Pasien datang
dengan keluhan keputihan disertai gatal pada kemaluannya. Keluhan muncul
sejak 2 hari yang lalu. Keputihan menggumpal, berwarna kuning keputihan dan
tidak berbau. Keluhan keputihan dan gatal dirasakan terus menerus. Pasien belum
pernah diobati sebelumnya, bila membersihkan kemaluannya dengan air hangat.
Pasien juga mengeluh BAK sedikit namun sering.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. PULMO
a. Inspeksi : TIDAK DILAKUKAN
b. Palpasi : TIDAK DILAKUKAN
c. Perkusi : TIDAK DILAKUKAN
d. Auskultasi : TIDAK DILAKUKAN
2. COR
a. Inspeksi : TIDAK DILAKUKAN
b. Palpasi : TIDAK DILAKUKAN
c. Perkusi : TIDAK DILAKUKAN
d. Auskultasi : TIDAK DILAKUKAN
3. ABDOMEN
a. Inspeksi : TIDAK DILAKUKAN
b. Auskultasi : TIDAK DILAKUKAN
c. Palpasi : TIDAK DILAKUKAN
d. Perkusi : TIDAK DILAKUKAN
4. GENITALIA :
a. Inspeksi : Tampak edema dan eritema pada vulva,
tak tampak vesikel
b. Palpasi : Terasa Gatal
c. Vaginal Toucher: Fluor albus berwarna putih seperti
susu pecah
5. EXTREMITAS : TIDAK DILAKUKAN
Status Venerologis
Inspeksi :
Lokasi : Vulva dan vagina
UKK :
• Tampak edema dan eritema pada vulva terasa gatal, tak tampak
vesikel
D. DIAGNOSIS BANDING
1. Candidiasis Vulvovaginalis
2. Bakterial Vaginosis
3. Trichomoniasis
F. DIAGNOSIS KERJA
1. Candidiosis Vulvovaginalis
G. RENCANA TERAPI
H. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : Ad Bonam
- Quo ad sanationam : Dubia Ad Bonam
- Quo ad kosmetikan : Dubia Ad Bonam
I. EDUKASI
Aspek Klinis
• Menjaga kebersihan diri dan hygiene
• Tidak menggaruk
• Rutin memberi salep dan melakukan pengobatan secara teratur
• Memberi tahu pasien bahwa penyakit ini dapat beresiko berulang kembali
Aspek Islami
• Selalu berdoa memohon kesembuhan kepada Allah.
• Mengambil sisi positive dari cobaan yang telah diberikan.
• Selalu berikhtiar untuk kesembuhan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Sandra Widaty 2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7 Bagian Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Sobel JD. Vulvovaginal Candidiasis. In: Holmes KK, editor. Sexually Transmitted
Diseases. 4th ed. New York: Mc Graw Hill; 2008.p. 823 – 35.
Mitchell TG. Medical Mycology. In: Jawetz, Melnic, Adelber, eds. Microbiología
médica. México: McGrawHill Press; 2013. p. 671-713.
Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017.